Anda di halaman 1dari 30

Makalah Materi Ajar Tentang Fungsi Bahasa, Laras dan Ragam

Bahasa, EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

Disajikan Pada Materi Ajar


Kajian Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu
H. Siswoyo, M.pd

Disusun Oleh:
Tugas Kelompok I
Noorhanifah Kharismatunnisaa 3062056253
Musthofa Allannur 3062056159
Milda Yanti 3062056258
Yetri Almayanti Yedida 3062056187

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP) PGRI BANJARMASIN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1

I.I Latar Belakang..................................................................................................1


I.II Identifikasi Masalah.........................................................................................1
I.II Perumusan Masalah........................................................................................1
I.III Tujuan Pembahasan.......................................................................................1
I.IV Manfaat Penelitian.........................................................................................1
Bab II Pembahasan...................................................................................................2
II.I Fungsi Bahasa..................................................................................................2
A. Fungsi Bahasa Sebagai Ekspresi Diri..........................................................2
B. Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi....................................................2
C. Fungsi Bahasa Sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Diri............................3
D. Fungsi Bahasa Sebagai Kontrol Sosial........................................................3
II.II Laras dan Ragam Bahasa................................................................................5
A. Ragam Tulis dan lisan................................................................................5
B. Laras Ilmiah................................................................................................5
C. Laras Iklan..................................................................................................6
D. Laras Hukum..............................................................................................6
E. Laras Sastra................................................................................................6
II.III EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).................................................................7
A. Jenis Tanda Baca......................................................................................12
B. Fungsi Tanda Baca...................................................................................12
II.IV Analisis.........................................................................................................21
Bab III Penutup......................................................................................................22
III.I Kesimpulan...................................................................................................22
III.II Saran............................................................................................................22
Daftar Pustaka........................................................................................................23

ii
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunianyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Selawat dan salam juga kami panjatkan kepada junjungan kami nabi Muhammad
SAW. Makalah ini berjudul Makalah Materi Ajar Tentang Fungsi Bahasa, Laras
dan Ragam Bahasa, EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) unuk memenuhi tugas
mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD I.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata


kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD I Bapak H. Siswoyo, M.Pd. yang telah
memberi materi ini, semoga makalah yang kami buat dapat membantu proses
perkuliahan.

Kami juga menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi isi maupun bahasa. untuk itu kami meminta kritik serta saran dari dosen
pembimbing kami dan teman-teman sekalian agar makalah ini menjadi sempurna.
dan kami juga berharap bahwa makalah ini dapat berguna.

Tanjung, 4 Oktober 2020

Penyusun

iii
Bab I

Pendahuluan

I.I Latar Belakang


Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
bahasa indonesia keilmuan.

I.II Identifikasi Masalah


Masalah yang akan diidentifikasi dalam makalah ini adalah:

1. Fungsi bahasa sebagai ekspresi diri sendiri


2. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
3. Fungsi bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi diri.
4. Fungsi bahasa sebagai kontrol sosial
5. Ragam tulisan dan lisan
6. Laras ilmiah, laras iklan, laras hukum, dan laras sastra
7. Ejaan
8. Fungsi dan bentuk tanda baca

I.II Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu fungsi bahasa, laras
dan ragam bahasa, ejaan yang disempurnakan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan fungsi bahasa sebagai ekspresi diri


sendiri?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi bahasa sebagai alat integrasi dan
adaptasi diri?
4. Apa yang dimaksud dengan fungsi bahasa sebagai kontrol sosial?
5. Bagaimana membedakan ragam tulisan dan lisan?
6. Bagaimana membedakan laras ilmiah, laras iklan, laras hukum, dan
laras sastra?
7. Apa yang dimaksud dengan ejaan?
8. Bagaimana mengenali fungsi dan bentuk tanda baca?

I.III Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu agar dapat memahami berbagai
macam fungsi bahasa dan penekanannya, dapat membedakan bermacam-macam
ragam dan laras bahasa yang hidup di masyarakat serta cara penggunaan-nya dan
dapat menulis menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar.

I.IV Manfaat Pembahasan

1
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan
menganalisis fungsi bahasa, laras dan ragam bahasa, ejaan yang disempurnakan
serta menerapkan dalam setiap pembuatan karya ilmiah ataupun karya tulis lain.

Bab II
Pembahasan

II.I Fungsi Bahasa

A. Fungsi Bahasa Sebagai Ekspresi Diri


Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu
yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan,
dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan
dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam
berbagai tempat dan situasi.
Sebagai contoh nya pada awalnya, seorang anak menggunakan
bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada
sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang
anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan
kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk
mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis
mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya
ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk
menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi,
kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan
secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain :
—   agar menarik perhatian orang  lain terhadap kita,
—   keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi

B. Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi


Manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam
sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial adalah salah
satu bukti bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa menjadi
jembatan penghubung antara satu dengan yang lainnya baik dalam bentuk
lisan atau tulisan.
Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama  bahasa
bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang
kepada orang lain. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki

2
tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini
respons pendengar atau lawan bicara yang menjadi perhatian utama kita.
Bahasa sebagai alat komunikasi juga berpotensi sebagai sarana untuk
mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai
insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa
yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan.
Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan
respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.

C. Fungsi Bahasa Sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Diri


Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi
sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui
bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas
suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat
kita. Bahasa menjadi cermin dari diri kita, baik sebagai bangsa maupun
sebagai diri sendiri. Cara berbahasa berfungsi pula sebagai alat integrasi
dan adaptasi sosial. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga memiliki
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan demikian, berbagai
budaya, bahasa, adat istiadat yang tersebar di wilayah Nusantara terikat
oleh bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa sebagai alat integrasi
sekaligus berfungsi sebagai alat adaptasi diri. Pada saat kita beradaptasi
kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan
kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita
akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang tidak formal di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa formal pada orang tua atau orang yang kita hormati.

D. Fungsi Bahasa Sebagai Kontrol Sosial


Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini
dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Adapun fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial bisa dijabarkan menjadi beberapa hal yakni:
1) Bahasa dapat mengontrol suatu kejadian yang ada dalam masyarakat.
Artinya bahasa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan didalam
masyarakat. Seperti melakukan musyawarah untuk mengambil
keputusan dalam suatu permasalahan.

2) Bahasa dapat mengontrol emosi yang ada pada diri pribadi maupun
kelompok. Artinya bahasa digunakan sebagai alat untuk peredam emosi
seseorang. Seperti menggunakan bahasa yang menenangkan orang

3
tersebut, dimana jika seseorang mendengarnya maka akan reda
emosinya.

3) Bahasa dapat menjadi tanda seseorang yang santun atau tidak. Artinya
kita bisa melihat seseorang santun atau tidak melalui bahasa yang
digunakannya. Biasanya orang yang santun bahasanya lebih tertata dan
lebih baik dalam pengucapan berbahasanya.
4) Bahasa menjadi tanda bagi seseorang yang bersikap brutal atau pun
kalem. Artinya orang yang biasa melakukan kekerasan sering kali
bahasa yang digunakan cenderung buruk karena orang tersebut dalam
keseharianya banyak menemukan bahasa yang kurang baik akibat
pergaulan yang tidak baik sehingga orang tersebut sangat mudah
menerima bahasa-bahasa tersebut.
5) Bahasa menjadi tanda suatu penyampaian yang tegas dan tidak. Artinya
dari bahasa kita dapat mengetahui seseorang saat menyampaikan
sesuatu dengan tegas ataupun tidak. Sehingga dari bahasa kita juga
dapat mengetahui apakah seseorang tersebut sedang marah atau tidak.
6) Bahasa dapat mengontrol jenis orasi yang baik sopan dan santun.
Bahasa dapat digunakan untuk mengontrol saat seseorang sedang
melakukan orasi baik itu dimuka umum maupun diacara tertentu yang
menuntut seseorang tersebut untuk berpendapat. Bahasa digunakan
untuk mengontrol seseorang dalam berbicara, mengontrol agar saat
berargumentasi dengan bahasa yang sopan dan santun.

4
II.II Laras dan Ragam Bahasa

Ragam bahasa dapat didefinisikan sebagai kevariasian bahasa


dalam pemakaiannya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini
terjadi karena beberapa hal, seperti: media yang digunakan, hubungan
pembicara, dan topik yang dibicarakan.

A. Ragam Tulis dan lisan


 Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan
melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga
diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual
atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam bahasa
tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
 Ragam Lisan
Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang
diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu
sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya Memerlukan
kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara

5
lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya suara.
Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai
berikut:
a. Dapat disesuaikan dengan situasi.
b. Faktor efisiensi.
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain
berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar
mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-
gerak pembicara.

d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar


terhadap apa yang dilakukannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas
pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan
penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.

B. Laras Ilmiah
Laras ilmiah adalah penggunaan bahasa dalam kegiatan ilmiah,
contohnya adalah penulisan karya tulis ilmiah, namun selama ini penulisan
karya tulis ilmiah terkadang tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, misalnya penggunaan tanda titik dua,
seharusnya tanda titik dua diletakkan tepat setelah huruf akhir dari
kalimat, namun kebanyakan dari kita ingin memperindah tulisan dengan
meletakan tanda titik dua diratakan letaknya, tidak peduli di mana
seharusnya meletakkan tanda titik dua tersebut. Penulisan karya tulis
ilmiah seharusnya tidak perlu menggunakan rata kiri kanan, namun
kembali lagi pada kebiasaan kita yang ingin memperindah tampilan tulisan
untuk dilihat

C. Laras Iklan
Laras Iklan, adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan,
yang dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai
barang atau jasa yang ditawarkan.,Yang mempunyai ciri-ciri yaitu,
mempunyai bahasa yang tersendiri, Objektif dan menekan prasangka
pribadi, dan tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.

D. Laras Hukum
Laras Hukum, adalah laras yang yang corak penggunaan bahasanya
dengan dunia hukum. Yang mempunyai ciri-ciri yaitu, mempunyai bahasa

6
yang tersendiri, Objektif dan menekan prasangka pribadi, dan tidak
beremosi dan menjauhi tafsiran

E. Laras Sastra
Laras sastra merupakan tulisan yang menggambarkan sesuatu hal yang
telah dialami, diamati, didengar, maupun yang hanya di dalam imajinasi

II.III EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

A. Pengertian Ejaan
Terdapat banyak pengertian mengenai ejaan yang dapat kami temui. Beberapa
pengertian tersebut salah satunya merupakan pengertian dari (Mustakim dan Laila,
2011:4) dapat diuraikan sebagai berikut.

Ejaan Yang Disempurnakan diciptakan untuk meluruskan penggunaan bahasa


yang mudah dimengerti, baik dan benar.

Pendapat lain mengenai ejaan disampaikan oleh ( Prihantini, 2015:2) Seperti dibawah
ini.

7
Ejaan keseluruhan peraturan mengenai bagaimana menggambarkan lambing-
lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu
(misalnya, mengenai pemisahan atau penggabungannya) dalam suatu bahasa
disebut ejaan.

Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat kami simpulkan tentang pengertian


ejaan. Ejaan dapat diartikan sebagai sekumpulan aturan yang sudah diatur dan
distandardisasikan dan diguunakan dalam penyampaian informasi, baik secara lisan
maupun tulisan.

Dalam pembahasan tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) menurut


buku Pembinaan Bahasa Indonesia (Juanda, 2017: 17-22) mencakup sebagai
berikut.

1. Ejaan dan Lafal


Di dalam bahasa dikenal adanya dua jenis ragam, yakni ragam
lisan dan ragam tulis perbedaan ragam lisan dan ragam tulis dapat
dilihat melalui bagan berikut ini.

Ragam
Sarana Kebahasaan

Lisan
Bunyi bahasa, intonasi → lafal

Tulis Huruf, tanda baca → ejan

Bagan tersebut memperlihatkan bahwa lafal berhubungan


dengan ragam lisan melalui sarana bunyi bahasa dan intonasi,
sedangkan ejaan berhubungan dengan ragam tulis melalui sarana
huruf dan tanda baca.
Agar dapat berkembang secara taat asas, setiap bahasa
memerlukan aturan sebagai rambu-rambu yang harus dipatuhi
dalam kegiatan berbahasa. Salah satu rujukan yang sangat penting
bagi pengguna bahasa dalam melakukan kegiatan tulis-menulis
adalah pedoman ejaan.
Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata,kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan(huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca (KBBI,2000:285). Ejaan
bahasa sebenarnya hanya bersangkut-paut dengan ragam tulis.
Segala aturan yang harus digunakan dalam penulisan bahasa
merupakan persoalan ejaan.

8
Selain itu , menurut Mustakim (1996:1) ejaan dapat
dipahami sebagai keseluruhan ketentuan yang mengatur
pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan
penggabungan kata yang dilengkapi pula dengan penggunaan
tanda baca. Secara khusus, ejaan dimaknai sebagai pelambangan
bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf,
maupun huruf yang telah disusun mejadi kata, kelompok kata,
atau kalimat.
Ejaan mempunyai fungsi pentingbagi bangsa Indonesia,
yaitu sebagai (a) landasan bagi standardisasi tata bahasa dan
peristilahan dan (b) alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa
lain kedalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan meliputi hal-hal berikut ini.

i. Pemakaian Huruf
Ini berkaitan dengan pembahasan (a) Vokal, (b)
Konsonan, (c) Diftong, (d) Huruf Kapital, dan (e) Huruf
Miring.
ii. Penulisan Kata
Ini berkaitan dengan pembahasan (a) Kata
Dasar, (b) Kata Turunan, (c) Bentuk Ulang,
Gabungan Kata, (d) Kata Depan, (e) Partikel, (f)
Singkatan dan Akronim, dan (g) Angka dan
Lambang Bilangan.
(1) Penulisan Unsur Serapan.
(2) Pemakaian Tanda Baca

Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Seiring sejarah perkembangannya, bahasa Indonesia


beberapa tahap perkembangan ejaan dengan berbagai perubahan
dan penyempurnaan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia pernah
mengenal beberapa ejaan, yakni Ejaan Van Ophuijsen 1905,

9
Ejaan Soewandi/Ejaan Republik 1947, Ejaan Pembaharuan, Ejaan
Melindo, Ejaan Baru, dan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
1975.

Perkembangan ejaan yang terakhir, Ejaan yang


Disempurnakan inilah yang kini digunakan dalam hal penandaan
tata tulis bahasa Indonesia. Ejaan yang Disempurnakan
dinyatakan berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 26 Agustus
1972. Peresmian pemakaian EYD yang diperkuat dengan
keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972 bersamaan dengan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Kemudian, Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31
Agustus 1975 dan dinyatakan dengan resmi berlaku di seluruh
Indonesia.

Aplikasi Ejaan Bahasa Indonesia

Penulisan huruf kapital

a. Huruf kapital digunakan untuk menuliskan nama jabatan yang


diikuti nama diri.
Kolonel Simbolon
Kopral Didin
Kepala Balai Bahasa Bandung
Gubernur Semarang
Wali Kota Cirebon
Presiden Habibie
Menteri Pendidikan Nasional
b. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
penuh yang terdapat pada nama badan, lembaga, dan
dokumen resmi.
Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual
c. Diguakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Mau ke mana, Nenek?
Tolong ambilkan kue itu, Dik.
d. Kata epan tidak ditulis dengan huruf kapital kecuali pada
posisi awal dalam judul karangan, buku, majalah, atau surat
kabar.
e. Huruf kapital digunakan untuk menuliskan singkatan.

10
f. Jika yang disingkat itu hanya terdiri atas dua kata atau lebih,
huruf pertama ditulis kapital dan huruf yang lain ditulis kecil
disertai tanda titik.
jalan → Jln.
nomor → No.
saudara → Sdr.
g. Jika yang disingkat itu terdiri atas dua kata atau lebih,
singkatannya ditulis dengan huruf kapital tanpa disertai tanda
titik.
sekolah dasar → SD
rukun tetangga → RT
hari ulang tahun → HUT
h. Jika yang disingkat itu terdiri atas dua kata atau lebih, tetapi
yang disingkat berupa gelar, singkatannya ditulis dengan
huruf kapital disertai tanda titik.
raden mas → R.M.
bendara raden mas → B.R.M.
raden ngabehi → R.Ng.
i. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti tanda titik.
Prof. Dr. G.B.P.H. Poeger, M.H.
Mohammad M.A.,M.A.
j. Singkatan nama resmi lembaga, badan atau organisasi, serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
DPR MPR DPD
BPK ABRI PBB

Pemakaian Huruf Miring

a. Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, atau surat


kabar yang dikutip dalam tulisan.
Dikutip dari Kompas, 2 Juli 2007
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa…
b. Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Yang dimaksud dengan hak milik dalam
ketentuan ini adalah …

11
Kata babu terasa lebih kasar daripada
pramuwisma.
c. Dipakai untuk menuliskan kata atau istilah asing atau daerah
yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kata ambles tidak dapat diganti dengan amblas.
Kata monitoring telah diindonesiakan menjadi
pemantauan.

Penulisan Kata

a. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran


ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai.
c. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
d. Istilah khusus dan gabungan kata atau kata majemuk ditulis
terpisah.

Akronim

a. Akronim merupakan singkatan yang diperlakukan sebagai


kata.
b. Akronim nama diri yang berupan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (IKIP,SIM,LAN).
c. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata tulis dengan
huruf awal kapital (Iwapi, Kowani, Bappenas)
d. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (pemilu, rapim,
rudal).

Tanda baca

Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan mengatur


pemakaian tanda-tanda baca berikut ini.

a. Tanda Titik (.)


b. Tanda Koma (,)
c. Tanda Titik Koma (;)
d. Tanda Titik Dua (:)
e. Tanda Hubung (-)

12
f. Tanda Pisah (--)
g. Tanda Kurung (…)
h. Tanda Petik (“…”)
i. Tanda Petik Tunggal (…)
j. Tanda Garis Miring (/)

Dalam penjabaran diatas dapat kami ketahui bahwa dalam Ejaan terdapat
banyak jenis dan aturan-aturan yang berlaku. Penggunaan tanda baca menjadi
salah satu hal penting dalam menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
dengan baik dan benar.

B. Jenis dan Fungsi Tanda Baca

Pembahasan tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) untuk


memperdalam tentang jenis dan fungsi tanda baca menurut buku Pembinaan
Bahasa Indonesia (Fanani dan Khusnul, 2020: 71-92) mencakup sebagai
berikut.

Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda Titik (.)


a. Gunakan tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Misalnya:
 Temanku sedang tidur di kamarnya.
 Biarkan buku itu berada di atas meja.
 Ibu menanyakan apa yang akan aku beli.
 Kemarin tanggal 9 Oktober 2010.
 Marilah kita sukseskan acara ini.
b. Gunakan tanda titik di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar. Tetapi jangan gunakan tanda titik
di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar
apabila angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam
deretan angka atau huruf (1.2 bukan 1.2.).
Misalnya:
a.i. Bahasa
A. Bentuk dan Makna

B. Fungsi Bahasa

b.i. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 1.2 Fokus Penelitian

13
c. Gunakan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
pukul 7.15.30 (pukul 7 lewat 15 menit 30 detik)
d. Gunakan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
2.10.10 jam (2 jam, 10 menit, 10 detik)
0.10.40 jam (10 menit, 40 detik)
0.0.40 jam (40 detik)

e. Gunakan tanda titik di antara nama penulis, judul tulisan yang


tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, S. Takdir. 1957. Dari Perjuangan dan
Pertumbuhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.

f. Gunakan tanda titik untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya.
Misalnya:
Ayah memiliki 1.200 ekor domba.
Bencana Tsunami di Aceh merenggut 200.000 nyawa.
Tetapi jangan menggunakan tanda titik untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan
jumlah.
Misalnya:
Tahun 1998 adalah awal munculnya gerakan reformasi di
Indonesia.
Nomor telepon saya adalah 6754265.
g. Jangan menggunakan tanda titik pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, table, dan
sebagainya.
Misalnya:
Jahiliyah Abad Dua Puluh
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD45)
Kerubuti Wasit, Chelsea Didenda
h. Jangan menggunakan tanda titik di belakang alamat pengirim
dan tanggal surat nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Ahmad Yani 14
Surabaya (tanpa titik)

14
2 Agustus 2010 (tanpa titik)

Yth. Bpk. H. Yunus Mahmud (tanpa titik)


Jalan Sulawesi 21 (tanpa titik)
Jakarta Selatan (tanpa titik)
2. Tanda Koma
a. Gunakan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
Misalnya:
 Ibu memberi adikku buku, tas, dan pena.
 Koran, tabloid, ataupun majalah dapat dibeli di toko itu.
 Satu,dua, ...tiga!

b. Gunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara yang


satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
 Saya ingin beli laptop, tetapi saya tidak punya cuku.
 Dia bukan adikku, melainkan adik temanku.
c. Gunakan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk
kalimatnya.
Misalnya:
 Kalau kamu tidak punya uang, jangan pergi kesana.
 Karena sangat mengantuk, ia tertidur di kelas.
Jangan menggunakan tanda koma untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi
induk kalimatnya.
Misalnya:
 Jangan pergi ke sana kamu tidak punya uang.
 Ia tertidur di kelas karena sangat mengantuk.
d. Gunakan tanda koma di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat .
termasuk di dalamnya akan tetapi, jadi, lagi pula, oleh karena
itu, meskipun begitu.
Misalnya:
 ...Meskipun begitu, dia tetap membeli produk itu.
 ... Oleh karena itu, dia membuat soal yang lebih
mudah.

15
e. Gunakan tanda koma untuk memisahkan kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat didalam
kalimat.
Misalnya:
 Kasihan, kamu tidak apa-apa?
 Wah, sayang sekali!
 Awas, ya, licin.
f. Gunakan tanda koma untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
 Adi berkata,”Saya sangat sedih.”
 “Saya sangat sedih,” kata Adi,”karena kamu tidak
lulus ujian”.
g. Jangan menggunakan tanda koma untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda Tanya atau
tanda seru.
Misalnya:
 “Kapan Anda akan kembali?” tanya Adi.
 “Selesaikan pekerjaan ini!” perintah Ana kepada
Ani.
h. Gunakan tanda koma di antara nama dan alamat, bagian-bagian
alamat, tempat dan tanggal, dan namatempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
 Ibu Malinda, SMAN 6, Jalan Basuki Rahmat 7,
Semarang.
 Malang,12 Agustus 2011
 Jakarta, Indonesia
i. Gunakan tanda koma untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Rahman, Muhammad.2009. Ruang dan Gerak. Jakarta: Wacana
Ilmu.
j. Gunakan tanda koma di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya.
Misalnya:
 R. Harjo Wibisono, M.Pd.
 Tn. Raharja, S.Pd.
k. Gunakan tanda koma di muka angka persepuluhan.
Misalnya:
 1,5 km
 20,67

16
l. Gunakan tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan
yang bersifat tidak membatasi.
Misalnya:
 Adik saya, Mahmud, suka makan sayur.
 Di desa kami, misalnya, masih banyak anak yang tidak
bersekolah.
 Semua muslim, baik laki-laki maupun perempuan,
wajib bepuasa di bulan Ramadhan.
Sekarang perhatikan keterangan pembatas yang pemakaiannya
tidak diapit tanda berikut ini:
 Semua peserta yang dinyatakan lulus wajib hadir besok
pukul 8 pagi.
m. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca.
Misalnya:
 Di dalam rumah, kami menonton TV.
 Atas saran Adi, Candra dipilih sebagai pembawa
bendera.
Apabila tanda koma tidak dipakai, dua kalimat di atas akan
lebih sulit untuk dibaca:
 Di dalam rumah kami menonton TV.
 Atas saran Adi Candra dipilih sebagai pembawa
bendera.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Gunakan tanda titik koma untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Udara semakin dingin; punggungku terasa semakin sakit.
b. Gunakan tanda titik koma sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat
majemuk.
Misalnya:
Ketika aku masuk rumah, aku lihat ayah sedang membaca
koran; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik mengerjakan PR-nya.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Gunakan tanda titik dua pada akhir suatu pernyataan lengkap
jika pernyataan tersebut diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
 Dia membawa dua benda: buku dan pena.
 Terdapat lima macam buah-buahan di atas meja: jeruk,
apel, salak, anggur, dan mangga.

17
Jangan menggunakan tanda titik dua jika rangkaian atau
pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Misalnya:
 Dia membawa buku dan pena.
 Saya membeli buah apel, jeruk, dan mangga.
b. Gunakan tanda titk dua sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
1. Pembina : Muhammad Toha
Ketua : Ahmad Alim
Sekretaris : Mansur S.
c. Gunakan tanda titk dua di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
Misalnya:
Surah Al-Baqarah:180
d. Gunakan tanda titik dua di antara nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan.
Misalnya:
..., Yogyakarta: Diglossia, 2008.
5. Tanda Hubung (-)
a. Gunakan tanda hubung untuk menyambung suku-suku kata
dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:
 Kata berniaga sebenarnya bukan kata yang
mengandung prefiks ber-.
b. Gunakan tanda hubung untuk menyambung awalan dengan
bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata
didepannya pada pergantian baris.
Misalnya:
 Dalam kelompok kedua kita tidak dapat membuat
perumpamaan baru.
 Terdapat beberapa kata yang dapat menimbulkan
keraguan.
Jangan memenggal akhiran —i supaya tidak satu huruf
saja pada pangkal baris.
c. Gunakan tanda hubung untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang.
Misalnya:
bapak-bapak, bermacam-macam, kemerah-merahan.
d. Gunakan tanda hubung untuk menyambung huruf kata yang
dieja satu-satu.
Misalnya:
k-e-t-u-a

18
e. Gunakan tanda hubung untuk menyambung bagian-bagian
tanggal.
Misalnya:
17-8-1945
f. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya:
Se-Jawa
Se-Indonesia
g. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan ke- dengan angka.
Misalnya:
ke-2
ke-5
h. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan angka dengan —
an.
Misalnya:
tahun 80-an
tahun 90-an
i. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan singkatan berhuruf
capital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
mem-PHK
sinar-X
j. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-tackle, mem-booking
6. Tanda Pisah (- )
Tanda pisah (-) lebih panjang dari pada tanda hubung (-)
a. Gunakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang sifatnya memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.
Misalnya:
Kesebelasan Italia- menurut keyakinan saya- akan menjadi
juara dunia tahun depan.
b. Gunakan tanda pisah untuk memberikan keterangan aposisi
atau keterangan tambahan yang membuat kalimat menjadi
lebih jelas.
Misalnya:
Mars- planet keempat dalam tata surya- adalah planet yang
memungkinkan untuk ditinggali oleh manusia.

19
c. Gunakan tanda pisah di antara dua bilangan atau tanggal
dengan arti sampai ke atau sampai dengan.
Misalnya:
1725- 1730
Tanggal 1- 5 Mei 2011
Reli Paris- Dakkar
7. Tanda Elipsis (…)
a. Gunakan tanda ellipsis dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Jika memang demikian...mari kita akhiri saja pertemuan ini.

b. Gunakan tanda ellipsis untuk menunjukkan bahwa dalam suatu


kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Bila kita memperhatikan ... tampaklah bahwa ada kekacauan
dalam penggolongan jenis kata itu.
c. Gunakan empat buah titik jika bagian yang dihilangkan
mengakhiri sebuah kalimat; tiga buah untuk menandai
penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Apa yang disebut kata seru itu sudah sebulat-bulatnya
merupakan kalimat...
8. Tanda Tanya (?)
Gunakan tanda tanya pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
 Kapan dia akan menikah?
 Dia cantik, bukan?
9. Tanda Seru (!)
Gunakan tanda seru sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidak percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
 Alangkah sulitnya tugas ini!
 Tutup pintu rapat-rapat!
 Merdeka!
10. Tanda Kurung ((…))
a. Gunakan tanda kurung untuk mengapit keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
Pemerintah membuat langkah-langkah strategis untuk
mengatasi OPM (Organisasi Papua Merdeka).

20
b. Gunakan tanda kurung untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Responden yang menyukai warna merah (lihat tabel 4) lebih
banyak dari pada responden yang menyukai warna putih.
c. Gunakan tanda kurung untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Buku ini diterbitkan di (kota) Boston.
d. Gunakan tanda kurung untuk mengapit angka atau huruf yang
merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Adverbia adalah kata-kata yang memberi keterangan tentang
(a) kata kerja, (b) kata sifat, (c) kata keterangan, (d) kata
bilangan, dan (e) seluruh kalimat.
11. Tanda Kurung Siku ([…])
Gunakan tanda kurung siku untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik (“…”)
a. Gunakan tanda petik untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
 “Ibu masih di dalam”, kata Mira.
b. Gunakan tanda petik untuk mengapit judul syair, artikel, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Puisi “Pesanku” karya Asmara Hadi adalah contoh dari puisi
jenis kuatren.
c. Gunakan tanda petik untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
 Sinetron ini dikerjakan secara “kejar tayang”.
d. Gunakan tanda petik untuk mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Misalnya:
 Anton sering dipanggil “Si Botak” dikarenakan
rambutnya yang jarang.
13. Tanda Petik Tunggal (…)

21
a. Gunakan tanda petik tunggal untuk mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
 “Apakah kamu ingin disebut sebagai pahlawan?”
tanya Adi penuh selidik.
b. Gunakan tanda petik tunggal untuk mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
 environment lingkungan
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Gunakan tanda garis miring untuk memisahkan nomor surat,
kode dan tahun dalam penomoran surat.
Misalnya:
No.2/RM/2011
b. Gunakan tanda garis miring pada alamat untuk memisahkan
gang dengan nomor rumah.
Misalnya:
Jalan Kramat III/10
c. Gunakan tanda garis miring untuk menandai masa satu tahun
yang terbagi dalam dua tahun takwim
Misalnya:
Tahun anggaran 1985/1986
d. Gunakan tanda garis miring sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Pelabuhan ini biasanya untuk bongkar/muat barang (pelabuhan
ini biasanya untuk bongkar atau muat barang)
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)()
Gunakan tanda penyingkat untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Aku kan selalu menantimu. (kan= akan)
Angkatan 45 (45 = 1945)

22
II.IV Analisis
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa penggunaan tanda baca
merupakan kebutuhan dalam menyampaikan informasi dan agar tercapai
sistematis sehingga penulisan dapat dimengerti dan benar. Seperti penggunaan
tanda titik dan koma yang sering disalah artikan. Dengan mempelajari jenis dan
bentuk tanda baca, memudahkan kita dalam memahami penerapan penulisan
menurut Ejaan Yang Disempurnakan dengan benar.

23
Bab III

Penutup

III.I Kesimpulan

Bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Bahasa seakan-
akan seperti kebutuhan primer karena keterikatannya dalam hubungan antara
manusia dengan yang lainnya.

Bahasa sendiri telah mempermudah kita dalam hal penyampaian maksud


yang ada dalam benak kita dengan beberapa variasi atau ragam bentuk
penyampaian sesuai dengan kebutuhan dan kehendak kita.

Ketika menyampaikan apa yang kita kehendaki perlu adanya keteraturan


agar bahasa kita mudah dipahami oleh lawan bicara kita atau orang yang kita
ingin mereka paham apa maksud kita. Maka perlu bagi kita belajar kaidah-kaidah
bahasa agar dapat merangkai kata menjadi kalimat yang baik dan benar.Salah
satunya adalah kita perlu mengenal apa itu EyD.

Dalam mempelajari dan pengenalan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan),


kita harus bisa memahami fungsi dan bentuk tanda baca dalam penggunaan
sebuah kalimat.

Dengan adanya EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), sebuah karya tulis


akan semakin beraturan dan memperjelas makna kalimat dalam suatu tulisan
maupun lisan.

Semoga dengan mengetahui cara membedakan jenis dan bentuk tanda


baca dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dapat menambah wawasan kami
dalam membuat karya tulis dan mampu menerapkannya dengan benar.

III.II Saran

24
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari kata sempurna.masih banyak kesalahan dari penulisan
kelompok kami, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Kami
juga membutuhkan saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi kami agar menjadi
lebih baik untuk kedepannya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen
pengempu mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD I Bapak H. Siswoyo, M.pd
Yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan
untuk negara dan bangsa.

Daftar Pustaka

“___”.(2015, 12 Oktober). Fungsi Bahasa


Wordpress. Diakses pada 2 Oktober 2020, dari
https://ajengdwi309.wordpress.com/2015/10/12/fungsi-bahasa/

Putra, Bagus. (2018, 31 Juli). Bahasa Sebagai Media Utama dalam Komunikasi.
Kompasiana. Diakses pada 2 Oktober 2020, dari
https://www.kompasiana.com/bagusputra7578/5b60368cd1962e46d25d07
86/bahasa-sebagai-media-utama-dalam-komunikasi

Sartika, Ita. (2011, 26 April). Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa
Tulis
Blogspot. Diakses pada 2 Oktober 2020, dari
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/perbedaan-ragam-bahasa-lisan-
dan-ragam.html?m=1

Andreansyah, Andi. (2015). Macam-macam Laras dan Contohnya


Blogspot. Diakses pada 3 Oktober 2020, dari
http://ukhybelajar.blogspot.com/2015/02/macam-macam-laras-dan-
contohnya.html?m=1

Mustakim dan Laila Febrina.2011.Cerdas Berbahasa Indonesia Sesuai EYD.


Jakarta: Penebar Plus.

Prihantini, Ainia.2015. EYD Bahasa Indonesia Terbaru & Terlengkap.


Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Juanda, Cece Sobarna, dan Nani Darheni.2017.Pembinaan Bahasa


Indonesia.Daerah Istimewa Yogyakarta: PT Kanisius.

25
Fanani, Achmad dan Khusnul Khotimah.2020.EYD Panduan Cerdas dan
Lengkap Berbahasa Indonesia.Temanggung: Desa Pustaka Indonesia.

26
27

Anda mungkin juga menyukai