Tugas Kelompok 1
Tugas Kelompok 1
Disusun Oleh:
Tugas Kelompok I
Noorhanifah Kharismatunnisaa 3062056253
Musthofa Allannur 3062056159
Milda Yanti 3062056258
Yetri Almayanti Yedida 3062056187
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunianyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Selawat dan salam juga kami panjatkan kepada junjungan kami nabi Muhammad
SAW. Makalah ini berjudul Makalah Materi Ajar Tentang Fungsi Bahasa, Laras
dan Ragam Bahasa, EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) unuk memenuhi tugas
mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD I.
Kami juga menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi isi maupun bahasa. untuk itu kami meminta kritik serta saran dari dosen
pembimbing kami dan teman-teman sekalian agar makalah ini menjadi sempurna.
dan kami juga berharap bahwa makalah ini dapat berguna.
Penyusun
iii
Bab I
Pendahuluan
1
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan
menganalisis fungsi bahasa, laras dan ragam bahasa, ejaan yang disempurnakan
serta menerapkan dalam setiap pembuatan karya ilmiah ataupun karya tulis lain.
Bab II
Pembahasan
2
tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini
respons pendengar atau lawan bicara yang menjadi perhatian utama kita.
Bahasa sebagai alat komunikasi juga berpotensi sebagai sarana untuk
mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai
insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa
yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan.
Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan
respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.
2) Bahasa dapat mengontrol emosi yang ada pada diri pribadi maupun
kelompok. Artinya bahasa digunakan sebagai alat untuk peredam emosi
seseorang. Seperti menggunakan bahasa yang menenangkan orang
3
tersebut, dimana jika seseorang mendengarnya maka akan reda
emosinya.
3) Bahasa dapat menjadi tanda seseorang yang santun atau tidak. Artinya
kita bisa melihat seseorang santun atau tidak melalui bahasa yang
digunakannya. Biasanya orang yang santun bahasanya lebih tertata dan
lebih baik dalam pengucapan berbahasanya.
4) Bahasa menjadi tanda bagi seseorang yang bersikap brutal atau pun
kalem. Artinya orang yang biasa melakukan kekerasan sering kali
bahasa yang digunakan cenderung buruk karena orang tersebut dalam
keseharianya banyak menemukan bahasa yang kurang baik akibat
pergaulan yang tidak baik sehingga orang tersebut sangat mudah
menerima bahasa-bahasa tersebut.
5) Bahasa menjadi tanda suatu penyampaian yang tegas dan tidak. Artinya
dari bahasa kita dapat mengetahui seseorang saat menyampaikan
sesuatu dengan tegas ataupun tidak. Sehingga dari bahasa kita juga
dapat mengetahui apakah seseorang tersebut sedang marah atau tidak.
6) Bahasa dapat mengontrol jenis orasi yang baik sopan dan santun.
Bahasa dapat digunakan untuk mengontrol saat seseorang sedang
melakukan orasi baik itu dimuka umum maupun diacara tertentu yang
menuntut seseorang tersebut untuk berpendapat. Bahasa digunakan
untuk mengontrol seseorang dalam berbicara, mengontrol agar saat
berargumentasi dengan bahasa yang sopan dan santun.
4
II.II Laras dan Ragam Bahasa
5
lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya suara.
Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai
berikut:
a. Dapat disesuaikan dengan situasi.
b. Faktor efisiensi.
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain
berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar
mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-
gerak pembicara.
B. Laras Ilmiah
Laras ilmiah adalah penggunaan bahasa dalam kegiatan ilmiah,
contohnya adalah penulisan karya tulis ilmiah, namun selama ini penulisan
karya tulis ilmiah terkadang tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, misalnya penggunaan tanda titik dua,
seharusnya tanda titik dua diletakkan tepat setelah huruf akhir dari
kalimat, namun kebanyakan dari kita ingin memperindah tulisan dengan
meletakan tanda titik dua diratakan letaknya, tidak peduli di mana
seharusnya meletakkan tanda titik dua tersebut. Penulisan karya tulis
ilmiah seharusnya tidak perlu menggunakan rata kiri kanan, namun
kembali lagi pada kebiasaan kita yang ingin memperindah tampilan tulisan
untuk dilihat
C. Laras Iklan
Laras Iklan, adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan,
yang dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai
barang atau jasa yang ditawarkan.,Yang mempunyai ciri-ciri yaitu,
mempunyai bahasa yang tersendiri, Objektif dan menekan prasangka
pribadi, dan tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.
D. Laras Hukum
Laras Hukum, adalah laras yang yang corak penggunaan bahasanya
dengan dunia hukum. Yang mempunyai ciri-ciri yaitu, mempunyai bahasa
6
yang tersendiri, Objektif dan menekan prasangka pribadi, dan tidak
beremosi dan menjauhi tafsiran
E. Laras Sastra
Laras sastra merupakan tulisan yang menggambarkan sesuatu hal yang
telah dialami, diamati, didengar, maupun yang hanya di dalam imajinasi
A. Pengertian Ejaan
Terdapat banyak pengertian mengenai ejaan yang dapat kami temui. Beberapa
pengertian tersebut salah satunya merupakan pengertian dari (Mustakim dan Laila,
2011:4) dapat diuraikan sebagai berikut.
Pendapat lain mengenai ejaan disampaikan oleh ( Prihantini, 2015:2) Seperti dibawah
ini.
7
Ejaan keseluruhan peraturan mengenai bagaimana menggambarkan lambing-
lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu
(misalnya, mengenai pemisahan atau penggabungannya) dalam suatu bahasa
disebut ejaan.
Ragam
Sarana Kebahasaan
Lisan
Bunyi bahasa, intonasi → lafal
8
Selain itu , menurut Mustakim (1996:1) ejaan dapat
dipahami sebagai keseluruhan ketentuan yang mengatur
pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan
penggabungan kata yang dilengkapi pula dengan penggunaan
tanda baca. Secara khusus, ejaan dimaknai sebagai pelambangan
bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf,
maupun huruf yang telah disusun mejadi kata, kelompok kata,
atau kalimat.
Ejaan mempunyai fungsi pentingbagi bangsa Indonesia,
yaitu sebagai (a) landasan bagi standardisasi tata bahasa dan
peristilahan dan (b) alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa
lain kedalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan meliputi hal-hal berikut ini.
i. Pemakaian Huruf
Ini berkaitan dengan pembahasan (a) Vokal, (b)
Konsonan, (c) Diftong, (d) Huruf Kapital, dan (e) Huruf
Miring.
ii. Penulisan Kata
Ini berkaitan dengan pembahasan (a) Kata
Dasar, (b) Kata Turunan, (c) Bentuk Ulang,
Gabungan Kata, (d) Kata Depan, (e) Partikel, (f)
Singkatan dan Akronim, dan (g) Angka dan
Lambang Bilangan.
(1) Penulisan Unsur Serapan.
(2) Pemakaian Tanda Baca
9
Ejaan Soewandi/Ejaan Republik 1947, Ejaan Pembaharuan, Ejaan
Melindo, Ejaan Baru, dan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
1975.
10
f. Jika yang disingkat itu hanya terdiri atas dua kata atau lebih,
huruf pertama ditulis kapital dan huruf yang lain ditulis kecil
disertai tanda titik.
jalan → Jln.
nomor → No.
saudara → Sdr.
g. Jika yang disingkat itu terdiri atas dua kata atau lebih,
singkatannya ditulis dengan huruf kapital tanpa disertai tanda
titik.
sekolah dasar → SD
rukun tetangga → RT
hari ulang tahun → HUT
h. Jika yang disingkat itu terdiri atas dua kata atau lebih, tetapi
yang disingkat berupa gelar, singkatannya ditulis dengan
huruf kapital disertai tanda titik.
raden mas → R.M.
bendara raden mas → B.R.M.
raden ngabehi → R.Ng.
i. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti tanda titik.
Prof. Dr. G.B.P.H. Poeger, M.H.
Mohammad M.A.,M.A.
j. Singkatan nama resmi lembaga, badan atau organisasi, serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
DPR MPR DPD
BPK ABRI PBB
11
Kata babu terasa lebih kasar daripada
pramuwisma.
c. Dipakai untuk menuliskan kata atau istilah asing atau daerah
yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kata ambles tidak dapat diganti dengan amblas.
Kata monitoring telah diindonesiakan menjadi
pemantauan.
Penulisan Kata
Akronim
Tanda baca
12
f. Tanda Pisah (--)
g. Tanda Kurung (…)
h. Tanda Petik (“…”)
i. Tanda Petik Tunggal (…)
j. Tanda Garis Miring (/)
Dalam penjabaran diatas dapat kami ketahui bahwa dalam Ejaan terdapat
banyak jenis dan aturan-aturan yang berlaku. Penggunaan tanda baca menjadi
salah satu hal penting dalam menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
dengan baik dan benar.
B. Fungsi Bahasa
b.i. Pendahuluan
13
c. Gunakan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
pukul 7.15.30 (pukul 7 lewat 15 menit 30 detik)
d. Gunakan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
2.10.10 jam (2 jam, 10 menit, 10 detik)
0.10.40 jam (10 menit, 40 detik)
0.0.40 jam (40 detik)
14
2 Agustus 2010 (tanpa titik)
15
e. Gunakan tanda koma untuk memisahkan kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat didalam
kalimat.
Misalnya:
Kasihan, kamu tidak apa-apa?
Wah, sayang sekali!
Awas, ya, licin.
f. Gunakan tanda koma untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Adi berkata,”Saya sangat sedih.”
“Saya sangat sedih,” kata Adi,”karena kamu tidak
lulus ujian”.
g. Jangan menggunakan tanda koma untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda Tanya atau
tanda seru.
Misalnya:
“Kapan Anda akan kembali?” tanya Adi.
“Selesaikan pekerjaan ini!” perintah Ana kepada
Ani.
h. Gunakan tanda koma di antara nama dan alamat, bagian-bagian
alamat, tempat dan tanggal, dan namatempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Ibu Malinda, SMAN 6, Jalan Basuki Rahmat 7,
Semarang.
Malang,12 Agustus 2011
Jakarta, Indonesia
i. Gunakan tanda koma untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Rahman, Muhammad.2009. Ruang dan Gerak. Jakarta: Wacana
Ilmu.
j. Gunakan tanda koma di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya.
Misalnya:
R. Harjo Wibisono, M.Pd.
Tn. Raharja, S.Pd.
k. Gunakan tanda koma di muka angka persepuluhan.
Misalnya:
1,5 km
20,67
16
l. Gunakan tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan
yang bersifat tidak membatasi.
Misalnya:
Adik saya, Mahmud, suka makan sayur.
Di desa kami, misalnya, masih banyak anak yang tidak
bersekolah.
Semua muslim, baik laki-laki maupun perempuan,
wajib bepuasa di bulan Ramadhan.
Sekarang perhatikan keterangan pembatas yang pemakaiannya
tidak diapit tanda berikut ini:
Semua peserta yang dinyatakan lulus wajib hadir besok
pukul 8 pagi.
m. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca.
Misalnya:
Di dalam rumah, kami menonton TV.
Atas saran Adi, Candra dipilih sebagai pembawa
bendera.
Apabila tanda koma tidak dipakai, dua kalimat di atas akan
lebih sulit untuk dibaca:
Di dalam rumah kami menonton TV.
Atas saran Adi Candra dipilih sebagai pembawa
bendera.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Gunakan tanda titik koma untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Udara semakin dingin; punggungku terasa semakin sakit.
b. Gunakan tanda titik koma sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat
majemuk.
Misalnya:
Ketika aku masuk rumah, aku lihat ayah sedang membaca
koran; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik mengerjakan PR-nya.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Gunakan tanda titik dua pada akhir suatu pernyataan lengkap
jika pernyataan tersebut diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Dia membawa dua benda: buku dan pena.
Terdapat lima macam buah-buahan di atas meja: jeruk,
apel, salak, anggur, dan mangga.
17
Jangan menggunakan tanda titik dua jika rangkaian atau
pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Misalnya:
Dia membawa buku dan pena.
Saya membeli buah apel, jeruk, dan mangga.
b. Gunakan tanda titk dua sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
1. Pembina : Muhammad Toha
Ketua : Ahmad Alim
Sekretaris : Mansur S.
c. Gunakan tanda titk dua di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
Misalnya:
Surah Al-Baqarah:180
d. Gunakan tanda titik dua di antara nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan.
Misalnya:
..., Yogyakarta: Diglossia, 2008.
5. Tanda Hubung (-)
a. Gunakan tanda hubung untuk menyambung suku-suku kata
dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:
Kata berniaga sebenarnya bukan kata yang
mengandung prefiks ber-.
b. Gunakan tanda hubung untuk menyambung awalan dengan
bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata
didepannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Dalam kelompok kedua kita tidak dapat membuat
perumpamaan baru.
Terdapat beberapa kata yang dapat menimbulkan
keraguan.
Jangan memenggal akhiran —i supaya tidak satu huruf
saja pada pangkal baris.
c. Gunakan tanda hubung untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang.
Misalnya:
bapak-bapak, bermacam-macam, kemerah-merahan.
d. Gunakan tanda hubung untuk menyambung huruf kata yang
dieja satu-satu.
Misalnya:
k-e-t-u-a
18
e. Gunakan tanda hubung untuk menyambung bagian-bagian
tanggal.
Misalnya:
17-8-1945
f. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya:
Se-Jawa
Se-Indonesia
g. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan ke- dengan angka.
Misalnya:
ke-2
ke-5
h. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan angka dengan —
an.
Misalnya:
tahun 80-an
tahun 90-an
i. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan singkatan berhuruf
capital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
mem-PHK
sinar-X
j. Gunakan tanda hubung untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-tackle, mem-booking
6. Tanda Pisah (- )
Tanda pisah (-) lebih panjang dari pada tanda hubung (-)
a. Gunakan tanda pisah untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang sifatnya memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.
Misalnya:
Kesebelasan Italia- menurut keyakinan saya- akan menjadi
juara dunia tahun depan.
b. Gunakan tanda pisah untuk memberikan keterangan aposisi
atau keterangan tambahan yang membuat kalimat menjadi
lebih jelas.
Misalnya:
Mars- planet keempat dalam tata surya- adalah planet yang
memungkinkan untuk ditinggali oleh manusia.
19
c. Gunakan tanda pisah di antara dua bilangan atau tanggal
dengan arti sampai ke atau sampai dengan.
Misalnya:
1725- 1730
Tanggal 1- 5 Mei 2011
Reli Paris- Dakkar
7. Tanda Elipsis (…)
a. Gunakan tanda ellipsis dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Jika memang demikian...mari kita akhiri saja pertemuan ini.
20
b. Gunakan tanda kurung untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Responden yang menyukai warna merah (lihat tabel 4) lebih
banyak dari pada responden yang menyukai warna putih.
c. Gunakan tanda kurung untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Buku ini diterbitkan di (kota) Boston.
d. Gunakan tanda kurung untuk mengapit angka atau huruf yang
merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Adverbia adalah kata-kata yang memberi keterangan tentang
(a) kata kerja, (b) kata sifat, (c) kata keterangan, (d) kata
bilangan, dan (e) seluruh kalimat.
11. Tanda Kurung Siku ([…])
Gunakan tanda kurung siku untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik (“…”)
a. Gunakan tanda petik untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Ibu masih di dalam”, kata Mira.
b. Gunakan tanda petik untuk mengapit judul syair, artikel, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Puisi “Pesanku” karya Asmara Hadi adalah contoh dari puisi
jenis kuatren.
c. Gunakan tanda petik untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Sinetron ini dikerjakan secara “kejar tayang”.
d. Gunakan tanda petik untuk mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Misalnya:
Anton sering dipanggil “Si Botak” dikarenakan
rambutnya yang jarang.
13. Tanda Petik Tunggal (…)
21
a. Gunakan tanda petik tunggal untuk mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
“Apakah kamu ingin disebut sebagai pahlawan?”
tanya Adi penuh selidik.
b. Gunakan tanda petik tunggal untuk mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
environment lingkungan
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Gunakan tanda garis miring untuk memisahkan nomor surat,
kode dan tahun dalam penomoran surat.
Misalnya:
No.2/RM/2011
b. Gunakan tanda garis miring pada alamat untuk memisahkan
gang dengan nomor rumah.
Misalnya:
Jalan Kramat III/10
c. Gunakan tanda garis miring untuk menandai masa satu tahun
yang terbagi dalam dua tahun takwim
Misalnya:
Tahun anggaran 1985/1986
d. Gunakan tanda garis miring sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Pelabuhan ini biasanya untuk bongkar/muat barang (pelabuhan
ini biasanya untuk bongkar atau muat barang)
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)()
Gunakan tanda penyingkat untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Aku kan selalu menantimu. (kan= akan)
Angkatan 45 (45 = 1945)
22
II.IV Analisis
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa penggunaan tanda baca
merupakan kebutuhan dalam menyampaikan informasi dan agar tercapai
sistematis sehingga penulisan dapat dimengerti dan benar. Seperti penggunaan
tanda titik dan koma yang sering disalah artikan. Dengan mempelajari jenis dan
bentuk tanda baca, memudahkan kita dalam memahami penerapan penulisan
menurut Ejaan Yang Disempurnakan dengan benar.
23
Bab III
Penutup
III.I Kesimpulan
Bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Bahasa seakan-
akan seperti kebutuhan primer karena keterikatannya dalam hubungan antara
manusia dengan yang lainnya.
III.II Saran
24
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari kata sempurna.masih banyak kesalahan dari penulisan
kelompok kami, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Kami
juga membutuhkan saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi kami agar menjadi
lebih baik untuk kedepannya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen
pengempu mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD I Bapak H. Siswoyo, M.pd
Yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan
untuk negara dan bangsa.
Daftar Pustaka
Putra, Bagus. (2018, 31 Juli). Bahasa Sebagai Media Utama dalam Komunikasi.
Kompasiana. Diakses pada 2 Oktober 2020, dari
https://www.kompasiana.com/bagusputra7578/5b60368cd1962e46d25d07
86/bahasa-sebagai-media-utama-dalam-komunikasi
Sartika, Ita. (2011, 26 April). Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa
Tulis
Blogspot. Diakses pada 2 Oktober 2020, dari
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/perbedaan-ragam-bahasa-lisan-
dan-ragam.html?m=1
25
Fanani, Achmad dan Khusnul Khotimah.2020.EYD Panduan Cerdas dan
Lengkap Berbahasa Indonesia.Temanggung: Desa Pustaka Indonesia.
26
27