Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rholy Fitriyani

Npm : 2081405004
Tugas : Wawasan Pendidikan
DosenPengampu : Dr. Hilyati Milla, M.Pd

4. Kurikulum
A. PengertianKurikulum
Dalam dunia pendidikan kurikulum ditafsirkan secara berbeda-beda. Namun, tafsiran yang
berbeda-beda itu memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut adalah bahwa kurikulum berhubungan
erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan
tantangan masyarakat. Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari
kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari
bahasa latin currere yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha
untuk. Banyak defenisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli. Defenisi-defenisi
tersebut bersifat operasioanl dan sangat membantu proses pengembangan kurikulum tetapi
pengertian yang diajukan tidak pernah lengkap. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa
kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan, ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum
adalah suatu rencana tertulis.
Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan. Kurikulum
sebagai jembatan untuk mendapatkan ijazah. Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat
pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Pengertian
kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya kurikulum dalam
suatu proses pendidikan.
Kurikulum memiliki tiga dimensi yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum
sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran.
 Kurikulum sebagai mata pelajaran biasanya erat hubungannya dengan usaha memperoleh
ijazah. Kurikulum sebagai mata pelajaran memiliki ketentuan sebagai berikut:
o Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgment ahli  bidang studi.
o Mempertimbangkan tingkat kesulitan peserta didik, minat, dan urutan bahan
o Menekankan pada penggunaan metode dan strategi pembelajaran.
 Kurikulum sebagai pengalaman belajar adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa
baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung
jawab guru (sekolah). 
 Kurikulum sebagai suatu rencana adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan belajar mengajar.
Dari ketiga pengertian di atas konsep kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi, materi, dan pengalaman belajar
yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen
yang dirancang dalam bentuk nyata.
1. Pengertian KurukulumMenurut Para Ahli
Dalam dunia pendidikan kurikulum ditafsirkan secara berbeda-beda. Namun,
tafsiran yang berbeda-beda itu memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut adalah bahwa
kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum adalah  Jantungnya Pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang di kutip dari beberapa sumber
dan dari beberapa para ahli:
a. Menurut Kerr J. F. (1968)
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara
individu atau pun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luarsekolah.
b. MenurutInlow (1966)
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk
membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
c. MenurutNeagley dan Evans (1967)
Kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak
sekolah.
d. Menurut Beauchamp (1968)
Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar
kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
e. Menurut Good V. Carter (1973)
Kurikulum adalah kumpulan kursus atau pun urutan pelajaran yang sistematik.
f. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller
Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara
mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan
dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu,
jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.
g. Menurut Grayson (1978)
Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang
diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur
untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk
mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus
diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
h. Menurut Harsono (2005)
Kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam
bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum
semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan
pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari
suatu institusi pendidikan.
i. Menurut E. Mulyasa
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
j. MenurutWina Sanjaya
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di luar maupun di
dalam sekolah, asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab guru (sekolah).
k. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Peran dan Fungsi Kurikulum


Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dan
menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Apabila dirinci secara lebih mendetal terdapat tiga
peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranan servatif, peranan kreatif dan peranan
kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).
1. Peran konservatif, melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu.
2. Peran Kreatif, mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk
dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif 
dalam kehidupan sosial yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
3. Peran kritis dan evaluatif,  menyeleksinilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan dan nilai budaya mana yang harus diubah anak didik.

Fungsi Kurikulum

Ketiga peranan kurikulum diatas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis
agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang
menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga
peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses
pendidikan, diantaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat.
Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait idealnya dapat memahami tujuan dan isi dari
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi
sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing
anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri,
kurikulumberfungsisebagaisuatupedomanbelajar.
Dilihat dari cakupan, tujuan, dan isi,  kurikulum  mempunyai 4 fungsi yaitu:
1. Fungsi pendidikan umum, untuk mempersiapkan anak didik agar menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab
2. Fungsi suplementasi, memberikan pelayanan terhadap semua perbedaan kemampuan,
minat, dan bakat siswa.
3. Fungsi eksplorasi, menemukan dan mengembangakan minat dan bakat siswa
4. Fungsi keahlian, mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahlian yang
didasarkan pada minat dan bakat siswa.

Di samping fungsi di atas terdapat pula fungsi untuk guru, siswa, Kepala Sekolah,
pengawas, orang tua, dan masyarakat. Bagi guru, berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Bagi siswa, berfungsi sebagai pedoman belajar. Bagi Kepala Sekolah,
berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program sekolah. Bagi pengawas, kurikulum
berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan  bagi penyelenggaran program sekolah, maupun
membantu putra-putri mereka belajar di rumah sesuai dengan program sekolah.

C. Komponen Kurikulum
Ada empat unsure komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi
pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi).
a. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan
yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah dapat diukur dari
seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran
makroskopik, selanjutnya dijabarkan kedalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan
yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan
tertentu.
DalamPermendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan
umum pendidikan berikut.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
4)     Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi kedalam tujuan
kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang
dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.

b. Komponen Isi/Materi
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan
isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:
1) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
3) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
4) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
1) Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan
disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik
topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
b) Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran. 
c) Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

c. Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal
itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan mengatur
kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam
pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang
maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik.
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan
dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
d. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Evaluasi dimaksudkan
untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada
efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Salah satu
komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan
hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan
pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu
sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan
pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan
para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan
peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran,
cara penilaian sertafasilitas pendidikan lainnya

D. TujuanKurikulum
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang
diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka
kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.
Di Indonesia ada empat tujuan utama yang secara hirarki sebagai berikut:
 Tujuan Nasional
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan
tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiriserta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

 TujuanIntitusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan,
umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus
dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh,
kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan
tersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat
MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan
penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus memiliki kesinambungan antara satu
jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang lainnya (MI, MTs, dan MA sampai ke IAIN/
perguruan tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter
dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan
sebagainya.

 Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran
sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara operasional
adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah
mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.

 Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang
langsung dihadapkan kepada anak didik sebab harus dicapai oIeh mereka setelah
menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional dirumuskan
sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah
mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan institusional, yaitu
tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan
kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak
didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan
harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian
TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai