Tias Erna,+Journal+Manager,+3+Raisah
Tias Erna,+Journal+Manager,+3+Raisah
Tias Erna,+Journal+Manager,+3+Raisah
2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
ABSTRACT
This study descriptively aims to determine the tendency of science learning achievement and the
critical thinking skill of students who were thought using concept maps and direct instruction
models. Comparatively to know the difference of science learning VII grade students of SMP
Negeri 12 Yogyakarta were learned using concept map and direct instruction achievement model
viewed from critical thinking skill. The research is a quasi experiment. The data were collected by
documentation, test, and questionnaire. Comparatively, there is a significant difference of science
learning achievement between learning using concept maps and direct instruction model. The
average score of science learning achievement and critical thinking skills using concept maps is
higher than the direct instruction model, so there is an effect of using concept maps on science
learning achievement based on students critical thinking skills VII grade students of SMP Negeri
12 Yogyakarta.
Keywords: concept map, direct instruction, learning achievements, critical thinking skill.
19
p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
20
p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Data dalam penelitian ini diperoleh dari
Negeri 12 Yogyakarta pada bulan Maret sampai data yang berupa hasil belajar IPA siswa kelas
bulan Juli 2017. Jenis penelitian ini termasuk VII di SMP Negeri 12 Yogyakarta tahun
jenis penelitian deskriptif komparatif yang pelajaran 2016/2017. Dari hasil analisis butir
bersifat quasi eksperimen. Teknik soal dengan ketentuan rxy dengan p ≤ 0,05 maka
pengumpulan data yang dilakukan pada butir soal valid. Berdasarkan hasil uji validitas
penelitian ini adalah Teknik Dokumentasi, 30 butir soal tes hasil belajar IPA, diperoleh 26
Angket, dan Tes. sedangkan Instrumen dalam soal valid/sahih dan 4 soal gugur. Dari hasil
penelitian ini yaitu: dokumentasi, angket, dan analisis uji reliabilitas instrumen didapatkan
tes. Uji coba instrumen yang digunakan dalam koefisien reliabilitas instrumen hasil belajar r11
penelitian ini adalah uji validitas dan uji = 0,829 dengan p = 0,000 pada taraf signifikan
reliabilitas. 5%. Maka dapat disimpulkan soal tes tersebut
Untuk menguji hipotesis digunakan uji reliabel dengan kriteria sangat tinggi dan
Anakova. Sebelum data diperoleh dan koefisien reliabilitas instrumen angket
dianalisis,maka perlu dilakukan uji prasyarat kemampuan berpikir kritis siswa r11 = 0,921
analisis yaitu uji normalitas sebaran, uji dengan p = 0,000 pada taraf signifikan 5%.
homogenitas varian dan uji linieritas hubungan. Maka dapat disimpulkan angket tersebut
Uji normalitas dilakukan untuk menghitung 𝜒 2 reliabel.
(Chi-Kuadrat) dengan rumus sebagai berikut
(Arikunto, 2013: 360). Untuk mengetahui hasil belajar IPA yang
(𝑓0 −𝑓ℎ )2 menggunakan peta konsep dan model
𝜒2 = ∑ 𝑓ℎ
(1) pembelajaran langsung dilakukan tes hasil
2 belajar IPA dan diperoleh maksimal ideal 26 x
Dengan kriteria jika 𝜒 hitung dengan p ≥
0,05 maka data berdistribusi normal. Uji 1 = 26 dan skor minimal 26 x 0 = 0. Perolehan
homogenitas varian menggunakan uji Fisher skor maksimal dan minimal ditunjukkan pada
(Sugiyono, 2010: 276) dengan rumus sebagai Tabel 1.
berikut. Tabel 1. Kriteria kurva normal
varian besar Kategori
F = varian kecil (2) Kriteria Kurva Normal
Dengan kriteria jika F hitung dengan p ≥ 19,51 ≤ 𝑋̅ ≤ 26,00 Sangat Tinggi
0,05 berarti varians kedua kelompok homogen.
Pada uji linieritas yang diharapkan adalah harga 15,17 ≤ 𝑋̅ < 19,5 Tinggi
F empirik yang lebih kecil daripada F teoritik,
yaitu yang berarti bahwa dalam distribusi data 10,83 ≤ 𝑋̅ < 15,17 Sedang
yang diteliti memiliki bentuk yang linier, dan
6,49 ≤ 𝑋̅ < 10,83 Rendah
apabila F empirik lebih besar daripada F
teoritiknya maka berarti distribusi data yang 0,00 ≤ 𝑋̅ < 6,49 Sangat Rendah
diteliti tidak linier.
RJKT Kelompok siswa dengan pembelajaran
F = RJK C (3)
E menggunakan peta konsep diperoleh data tes
Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi hasil belajar IPA disajikan pada Tabel 2.
maka uji hipotesis yang digunakan adalah Uji Tabel 2. Data hasil belajar kelas eksperimen
Anakova, dengan Melakukan uji signifikan jika
F hitung dengan p ≤ 0,05 atau p ≤ 0,01 maka Kelas Eksperimen Nilai
hipotesis diterima. Asumsi yang harus dipenuhi Skor Tertinggi 26
dalam anakova adalah 1) data berdistribusi
normal; 2) varians dalam kelompok homogen; Skor Terendah 16
3) bentuk regresi linier; 4) koefisien arah regresi Rerata 22,88
tidak sama dengan nol; dan 5) koefisien arah
regresi homogen. Simpangan Baku 3,09
21
p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
disimpulkan bahwa hasil belajarnya termasuk yang ditinjau dari kemampuan berpikir kritis
dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan siswa diperoleh data sebagai berikut:
kelompok siswa yang pembelajarannya Tabel 6. Data kemampuan berpikir kritis kelas
menggunakan model pembelajaran langsung kontrol
diperoleh data tes hasil belajar IPA disajikan Kelas Kontrol Nilai
pada Tabel 3.
Tabel 3. Data hasil belajar kelas kontrol Skor Tertinggi 84,00
Skor Terendah 43,00
Kelas Kontrol Nilai Rerata 58,48
Skor Tertinggi 25 Simpangan Baku 9,51
Skor Terendah 11 Pada tabel di atas kelompok ini berada
pada interval 56,23 ≤ 𝑋 ̅ < 68,76 sehingga
Rerata 18,10
Simpangan Baku 3,83 dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya
Pada tabel di atas kelompok ini berada termasuk dalam kategori sedang. Maka dapat
pada interval 15,17 ≤ 𝑋̅ < 19,51 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan hasil
disimpulkan bahwa hasil belajarnya termasuk belajar IPA siswa ditinjau dari kemampuan
dalam kategori tinggi. berpikir kritis termasuk kriteria tinggi.
Untuk mengetahui kemampuan berpikir Sebelum data dianalisis, data dari hasil
kritis siswa data diperoleh dengan posttest kelompok eksperimen dan kontrol yang
menggunakan skala yang berisi 25 butir angket. ditinjau dari kemampuan berpikir kritis
Dari 25 butir angket terdapat 25 butir angket dilakukan uji prasyarat analisis. Hal ini
yang sahih sehingga didapat hasil perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
skor maksimal ideal 25 x 4 = 100 dan skor yang terkumpul memenuhi syarat untuk
minimal ideal 25 x 1 = 25. Berdasarkan skor dianalisis atau tidak. Uji prasyarat analisis yaitu
maksimal dan minimal diperoleh hasil sebagaoi uji normalitas sebaran dengan 𝜒 2 (Chi-
berikut. Kuadrat). Hasil perhitungan uji normalitas
Tabel 4. Kriteria kurva normal sebaran disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rangkuman hasil uji normalitas
Kriteria Angket Ketera
Kategori Kelompok db 2
𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 P
80,87 ≤ 𝑋̅ ≤ 100,00 Sangat Tinggi ngan
68,76 ≤ 𝑋̅ < 80,87 Tinggi Penggunaan 5 9,473 0,09 Normal
Peta Konsep 2
56,23 ≤ 𝑋̅ < 68,76 Sedang
Model 9 2,590 0,97 Normal
43,71 ≤ 𝑋̅ < 56,23 Rendah
Pembelajaran 8
25,00 ≤ 𝑋̅ < 43,71 Sangat Rendah
Langsung
Kelompok siswa yang pembelajarannya Kemampuan 9 8,220 0,51 Normal
menggunakan peta konsep yang ditinjau dari Berpikir Kritis 2
kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh data Siswa
sebagai berikut. menggunakan
Tabel 5. Data kemampuan berpikir kritis siswa Peta Konsep
kelas eksperimen Kemampuan 9 7,380 0,59 Normal
Berpikir Kritis 8
Kelas Eksperimen Nilai Siswa
Skor Tertinggi 100,00 menggunakan
Skor Terendah 58,00 Model
Rerata 71,71 Pembelajaran
Simpangan Baku 8,66 Langsung
Pada tabel di atas kelompok ini berada Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan
pada interval 68,76 ≤ 𝑥 ̅ < 80,87 sehingga bahwa p ≥ 0,05 maka sebaran berdistribusi
dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya normal. Analisis homogenitas varian
termasuk dalam kategori tinggi. menggunakan uji-F untuk mengetahui apakah
Sedangkan kelompok siswa yang kedua kelompok memiliki varian yang sama
menggunakan model pembelajaran langsung atau tidak. Hasil dari uji-F diperoleh data
seperti pada Tabel 8.
22
p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
23
p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
Pada proses pembelajaran langsung, guru disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat
mengendalikan isi materi secara bertahap. signifikan hasil belajar IPA antara
Pemahaman materi yang diserap oleh siswa pembelajarannya yang menggunakan peta
sangat bergantung pada gaya komunikasi guru konsep dengan model pembelajaran langsung
dalam menyampaikan informasi. Pada model (direct instruction) ditinjau dari kemampuan
pembelajaran langsung kurang mendorong berpikir kritis siswa. Dengan adanya perbedaan
siswa menemukan konsep dan fakta secara yang sangat signifikan ini disebabkan karena
mandiri sehingga siswa hanya memahami pembelajaran yang menggunakan peta konsep
informasi yang disampaikan oleh guru sehingga memiliki kelebihan antara lain: (1) Pemetaan
siswa memperoleh hasil belajar yang kurang konsep merupakan cara belajar yang
maksimal. mengembangkan proses belajar bermakna,
Kemampuan berpikir kritis siswa yang yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan
pembelajarannya menggunakan peta konsep daya ingat belajarnya; (2) Dapat meningkatkan
diperoleh rerata dengan kategori tinggi. Hal ini keaktifan dan kreatifitas kemampuan berpikir
disebabkan karena pada pembelajaran yang berpikir siswa, hal ini menimbulkan sikap
menggunakan peta konsep menekankan pada kemandirian belajar yang lebih pada siswa
pembelajaran lebih bermakna sehingga sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
membiasakan otak berpikir secara terkonsep. siswa; (3) Mengembangkan struktur kognitif
Siswa tidak hanya menerima materi dari guru yang terintegrasi dengan baik, yang akan
secara terpusat tetapi siswa selalu aktif memudahkan belajar; dan (4) Dapat membantu
bertanya, berani menyampaikan gagasan, siswa melihat makna materi pelajaran secara
berpikir kritis dalam menghubungkan antara lebih komprehensif dalam setiap komponen
suatu konsep dalam materi, dan berani konsep-konsep dan mengenali hubungan antara
mempresentasikan hasil kerjanya. Penggunaan konsep-konsep. Sedangkan pembelajaran yang
peta konsep ini dapat memberikan kesempatan menggunakan model pembelajaran langsung
pada siswa untuk saling berdiskusi, kerjasama, (direct instruction) menurut Yamin dan Ansari
sehingga aktivitasnya mampu meningkatkan (2009: 67) mempunyai beberapa kekurangan
kemampuan berpikir kritis siswa. sebagai berikut: a) Model pembelajaran
Kemampuan berpikir kritis siswa yang langsung sangat bergantung pada gaya
pembelajarannya menggunakan model komunikasi guru, b) Siswa kurang diberi
pembelajaran langsung (direct instruction) kesempatan untuk mengembangkan
diperoleh rerata kategori sedang. Hal tersebut kemampuan berpikir, c) Pembelajarannya
menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis masih didominasi oleh guru sehingga
siswa belum berkembang dengan baik, karena keterlibatan siswa secara aktif dalam
kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran kurang.
pembelajaran langsung (direct instruction) Hasil belajar IPA yang pembelajarannya
lebih didominasi oleh guru. Siswa kurang menggunakan Peta Konsep memperoleh rerata
terlibat dalam proses pembelajaran sehingga skor sebesar 22,88. Hasil belajar IPA yang
kemampuan siswa dalam bertanya, pembelajarannya menggunakan model
menyampaikan pendapat, maupun berpikir pembelajaran langsung (direct instruction)
secara kritis masih rendah. Model pembelajaran memperoleh rerata skor sebesar 18,10.
langsung (direct instruction) bersifat transfer Perbedaan rerata skor hasil belajar IPA yang
ilmu atau satu arah dengan menyampaikan pembelajarannya dengan menggunakan peta
materi secara ceramah. Sehingga konsep lebih tinggi daripada menggunakan
pembelajarannya kurang mendorong model pembelajaran langsung (direct
keterampilan berpikir kritis siswa. instruction). Berarti ada pengaruh perbedaan
Hasil Penelitian secara komparatif yaitu yang sangat signifikan dengan hasil belajar IPA
berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan antara pembelajarannya yang menggunakan
anakova, diperoleh hasil hipotesis dapat peta konsep dengan model pembelajaran
diterima dan sangat signifikan. Dari langsung (direct instruction) ditinjau dari
perhitungan dengan uji anakova diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis siswa.
probabiliti sebesar 0,002. Hal ini dapat
24
p-ISSN. 2355-0813
e-ISSN. 2579-4078
25