PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akan tertinggal dan bahkan akan terkucil dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Bangsa Indonesia harus membangun diri untuk bisa bersaing dalam banyak hal,
karena itu peningkatan sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama.
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan
pengamatan dan analisis, sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu
1
masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini
digunakan belum bisa membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Guru masih
berharap sodoran dari guru. Demikian halnya di beberapa sekolah dimana kegiatan
kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide dan kurang terjadi interaksi di antara siswa.
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Guru juga dituntut agar dalam
komunikasi antara para siswa dan tenaga pengajar tetapi juga dalam bentuk kontak
antara siswa yang lain. Melalui komunikasi ini siswa menghubungkan apa yang
Mengajarkan sesuatu bukan selalu guru secara langsung melainkan dapat juga sesama
Dengan demikian siswa tidak sekedar mendapatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
baru, tetapi dalam komunikasi dengan pihak lain siswa mengembangkan dan
2
menciptakan sendiri hal-hal yang baru itu. Bekerja dalam kelompok kecil adalah
kerja para siswa dalam suatu organisasi kelompok. Setiap siswa aktif mengerjakan
kooperatif yang cukup menarik untuk diteliti salah satunya adalah model pendekatan
kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif ini merupakan strategi belajar dimana
siswa atau peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda. Model pembelajaran ini menciptakan situasi yang mana
saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah atau penghargaan
Kabupaten Bone yang selama ini dalam melakukan proses belajar mengajar masih
secara konvensional, siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima,
mencatat, dan menghafal materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru lebih
banyak aktif dibandingkan siswa sehingga para siswa merasa jenuh dan bosan dengan
metode yang diberikan. Dari data hasil observasi yang penulis peroleh khusus untuk
mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring, hasil belajar
3
tidak terlalu besar. Adapun data rata-rata hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VI
Data tersebut di atas bisa dikatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA
siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring selama 2 tahun terakhir berada dalam
kategori sedang, sehingga masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, diperlukan suatu
sistem pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan materi yang nantinya
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa. Karena
metode ini menjadikan kebiasaan guru bersifat otoriter menjadi fasilitator, mengubah
lebih efektif serta dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan
mengajar untuk meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa dalam suatu penelitian
Kabupaten Bone”.
4
B. Permasalahan
adalah rendahnya hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VI SD Negeri 219
C. Pemecahan Masalah
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar IPA Terpadu siswa kelas VI SD Negeri 219
1. Tujuan Penelitian
Bone.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa: Agar siswa dapat lebih mudah dalam pemahaman materi dengan
adanya variasi metode pembelajaran dan dapat berperan aktif dalam proses
5
belajar mengajar . Melatih siswa untuk bertanggung jawab dan peduli kepada
teman.
c. Bagi guru: Sebagai alternatif metode pembelajaran yang lain bagi guru
d. Bagi sekolah: Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dan
6
BAB II
A. Tinjauan Pustaka.
dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja sama dan membantu
memahami suatu bahan pelajaran, artinya siswa belum selesai jika salah satu teman
Budiastuti, 2001).
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-
tugas terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau
sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja
secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau
dan keteramplan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan
sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
Kooperatif atau kerja sama lawan dari persaingan dalam kehidupan sehari-
hari, kerja sama dan persaingan sering terjadi dalam kelas. Jean D Garms (dalam
bukan bertujuan untuk memperoleh hadiah atau kenaikan tingkat, tetapi untuk
mencapai hasil yang lebih baik atau pemecahan masalah yang dihadapi kelompok.
8
Berdasarkan hasil penelitian Thomson (Lundgren dalam Ibrahim, 2000)
pencurahan waktu dan tugas, meningkatkan harga diri, memperbaiki sikap terhadap
sebagai berikut: 1). Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
sesuatu di dalam kelompoknya yang seperti milik mereka sendiri, 3). Siswa haruslah
melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4).
Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya, 5). Siswa akan dikenakan evaluasi untuk semua anggota kelompok, 6).
Menurut Isjoni (2007), beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah: 1).
Setiap anggota memiliki peran, 2). Terjadi hubungan interaksi langsung diantara
siswa, 3). Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga
9
teman-teman kelompoknya, 4). Guru mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok, dan 5). Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan.
Prestasi”. Dalam STAD ini siswa ditempatkan dalam tim beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
suku. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis mengenai materi itu, dan mereka bekerja
secara individual.
individual. TAI dan STAD sama-sama menggunakan tim belajar dengan empat
beranggotakan 4-6 orang yang mempelajari materi akademik yang telah dibagi-
bagi menjadi beberapa sub-bab yang ditugaskan, kemudian anggota dari tim yang
10
membaca sub-bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikan sub-bab mereka dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk
belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks
bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan dalam tim-tim belajar. Tahap ini
diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama menyelesaikan tugas mereka.
Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok
dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap unsur-
11
Fase 5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6. Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik
Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks dan
yang diberikan itu. Anggota dari setiap kelompok yang mendapat tugas topik yang
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa beranggotakan siswa
dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok
siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk
asal. Hubungan antara kelompok asal dengan kelompok ahli dapat terlihat pada
ilustrasi berikut:
12
Kelompok Asal (5 anggota yang heterogen dikelompokkan)
x x x x x x x x x x x x x x x
x X x X x X x X x X
Kelompok Ahli
X X X
X X
sebagai berikut:
1). Guru membuka pelajaran dengan menghubungkan pelajaran dengan hal-hal yang
4). Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari, kemudian setiap
kelompok diberi tugas mengkaji satu sub pokok bahasan dari pokok bahasan yang
telah ditetapkan. Jumlah sub pokok bahasan disesuaikan dengan jumlah anggota
13
a. Semua siswa yang mendapat tugas mempelajari sub pokok bahasan yang
group inguiry) yang akan mengkaji bersama sub pokok bahasan tersebut.
tuntas tentang sub pokok bahasan yang telah dikaji dalam kelompok ahli.
10). Memberi penghargaan atau pengakuan kepada kelompok yang memperoleh skor
guru supaya para pelajar percaya bahwa mereka sukses dan gagal bersama,
membantu satu sama lain untuk menuju kesuksesan dalam pembelajaran, dinilai
interpersonal dalam kumpulan kecil untuk menjadi ahli kumpulan yang efektif
(Anonim, 2005).
Hasil belajar pada dasarnya terdiri dari dua kata yakni hasil dan belajar. Hasil
merupakan sesuatu yang diperoleh setelah suatu aktivitas atau kegiatan, sedangkan
14
belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku pada
individu. Dengan adanya perubahan tingkah laku yang merupakan pedoman untuk
menyatakan bahwa hasil belajar ialah perubahan tingkah laku setelah terjadi
pembelajaran. Sagala (2003) memberikan batasan bahwa hasil belajar adalah hasil
Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh murid dalam bidang studi
belajar seseorang. Menurut Djamarah (1996), hasil belajar merupakan prestasi dan
sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar di
atas maka kegiatan belajar mengajar dapat digunakan sebagai ukuran tingkat
Dengan demikian hasil belajar berarti hasil optimal yang diperoleh melalui
proses belajar mengajar. Olehnya itu dapat dilakukan sebagai alat ukur tes hasil
belajar. Dari pengertian hasil belajar yang telah diuraikan di atas maka dapat
dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
waktu tertentu atau hasil perubahan tingkah laku dalam waktu tertentu dalam
mempelajari matematika.
15
4. Tinjauan Aktivitas Belajar
keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal
tersebut, system pembelajaran dewasa ini sangat memerlukan keaktifan siswa dalam
Aktivitas belajar dapat dilihat dari dua segi, yakni dari segi siswa yang berarti
aktivitas belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka
belajar. Aktivitas itu dapat berupa aktivitas fisik, mental maupun keduanya. Ada juga
lebih menekankan pada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini
dari segi guru merupakan suatu strategi yang dipilih guru agar keaktifan siswa dalam
yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu selalu
terkait. Sebagai contoh siswa sedang belajar dengan membaca, siswa itu berpikir
sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti siswa itu tidak berpikir. Pernyataan ini
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidikan memberikan bimbingan
dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Segala
penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani
16
maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa
tidak selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode dan pendekatan
belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidaksamaan aktivitas siswa itu melahirkan
kadar aktivitas belajar yang tergerak dari aktivitas belajar yang tinggi.
oleh siswa:
17
B. Kerangka Pikir
yang cocok untuk materi yang diajarkan dalam kelas agar dapat menunjang
tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa mempunyai jiwa
Salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling
jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan rasa tanggung jawab
Rasa tanggung jawab setiap anggota yang akan bergabung dengan anggota
jigsaw tidak hanya berorientasi pada peningkatan hasil belajar akademik tetapi juga
berpengaruh pada aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh
karena itu, peneliti mencoba mengujikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pada
hasil dan aktivitas belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring
Kabupaten Bone.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Research) yang melibatkan refleksi berulang dan terdiri dari empat tahapan yaitu
2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri atas dua yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas yaitu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
B. Definisi Operasional
Secara operasional, variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat
dimana siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 orang anggota kelompok yang
mempelajari bagian tertentu dari materi pelajaran dan materi tersebut akan
penguasaan pada materi pelajaran matematika yang diperoleh dari pemberian tes
20
hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika sesuai
3. Aktivitas siswa adalah proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka
guru, membaca materi ajar, LKS, dan menulis hal penting, mengerjakan LKS
1. Faktor siswa: yaitu dengan melihat aktivitas siswa, sikap, kerajinan, keaktifan,
baik ketika berada di kelompok asal maupun kelompok ahli pada saat proses
2. Faktor guru: yaitu dengan melihat aktivitas guru pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
3. Faktor hasil belajar: yaitu dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring
Kabupaten Bone yang mengikuti pelajaran IPA Terpadu konsep sistem peredaran
21
darah manusia semester II (genap) dengan jumlah siswa 20 orang, 10 orang laki-laki
Bone. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Juni sampai September 2021.
F. Prosedur Penelitian
siklus I dan siklus II. Prosedur penelitian tindakan yang dilakukan terdiri atas 4
komponen yaitu (i) perencanaan tindakan; (ii) pelaksanaan tindakan; (iii) observasi
dan evaluasi, dan (iv) refleksi. Hubungan antara komponen pada siklus I dengan
Refleksi Awal
masalah yang dialami oleh pendidik di dalam proses belajar mengajar. Adapun
berikut: pada saat guru mengajar di kelas, perhatian siswa tidak tertuju pada
penjelasan yang diberikan oleh guru, ada yang bercerita, mengantuk, keluar masuk
ruangan, dan ada yang malah menganggu teman-temannya belajar. Hal ini terjadi
karena materi yang dibawakan oleh guru mungkin terasa sulit untuk dipahami oleh
siswa, begitupula metode mengajar yang digunakan oleh guru masih bersifat
konvensional sehingga siswa merasa bosan dan jemu terhadap pelajaran yang
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
23
2. Menelaah kurikulum IPA Terpadu SD kelas VI.
setiap pertemuan.
6. Mendisain alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar siswa meningkat
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa tiap
kelompok ahli.
9. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi siswa pada saat
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Penyajian materi
Pada saat ini siswa berada pada kelompok asal yang beranggotakan 5 orang
siswa yang heterogen, kemudian guru membagi tugas kepada tiap siswa dalam
24
tiap-tiap kelompok asal. Anggota kelompok yang urutan namanya nomor 1
Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berkumpul
mengerjakan soal no. 1 pada LKS bergabung membentuk kelompok ahli no.
1, demikian juga kelompok ahli yang lainnya. Guru pada saat ini harus benar-
diperoleh dalam diskusi kelompok ahli. Guru memantau untuk melihat hasil
5. Tes/kuis
Seluruh siswa melakukan tes/kuis, jika nilai kuis didapat maka diperhitungkan
Sebagai penutup guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa baik
yang meliputi:
f. Kerajinan siswa.
yang telah dilakukan maka pada akhir siklus ini siswa akan dimintai
tanggapannya.
3. Hasil dari pelaksanaan tindakan akan dievaluasi dengan memberikan tes di akhir
siklus.
d. Refleksi
begitu pula untuk hasil evaluasi. Dari hasil yang didapatkan guru akan dapat
26
merefleksikan diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang telah
pendekatan kooperatif Jigsaw. Hal-hal yang dipandang masih kurang akan ditindak
lanjuti pada siklus kedua dengan suatu model tindakan kearah yang lebih
2. Siklus II
yang ada pada siklus pertama dengan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai
1. Data mengenai aktivitas siswa diambil dengan teknik observasi selama pelajaran
berlangsung.
2. Data hasil belajar IPA Terpadu siswa diambil dari tes hasil belajar.
tentang kualitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif jigsaw dibahas secara
kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif dan data tentang hasil observasi
kategori tertentu sesuai dengan keadaan yang mereka alami selama mengikuti
rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian ini mengacu pada kriteria penilaian acuan
I. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah digunakan skor ketercapaian dari
nilai rata-rata kelas dengan syarat ketuntasan belajar secara individu adalah 65% dan
ketuntasan belajar secara klasikal adalah 75%, maka penelitian ini dikatakan berhasil
28
BAB IV
A. Hasil Penelitian
hasil belajar biologi siswa yang diperoleh dari nilai hasil ujian yang dilaksanakan
Tabel 3. Nilai hasil belajar biologi siswa pada siklus I dan siklus II
Nilai
Uraian
Siklus I Siklus II
Nilai ideal 10,0 10,0
Nilai tertinggi 7,50 9,50
Nilai terendah 4,00 6,50
Nilai rata-rata 5,53 7,55
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa kelas VI
SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten Bone yang menjadi subjek penelitian, nilai
tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 7,50; nilai terendah 4,00; dan nilai rata-
rata sebesar 5,53. Sedangkan pada siklus II nilai tertinggi yang diperoleh adalah 9,50;
dalam lima kategori, maka distribusi frekuensi, persentase dan kategori hasil belajar
29
siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II melalui pembelajaran
Tabel 4. Distribusi frekuensi, persentase dan kategori hasil belajar biologi siswa
kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring pada siklus I dan II
Siklus I Siklus II
Interval nilai Kategori
F P(%) F P(%)
9,0-10 Tinggi sekali 0 0 4 13,33
7,5-8,9 Tinggi 3 10 6 40
5,5-7,4 Sedang 7 33,33 10 46,67
4,0-5,4 Rendah 10 56,67 0 0
0-3,9 Sangat rendah 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara umum penguasaan siswa terhadap materi
yang disajikan pada siklus I belum maksimal. Hal ini terlihat bahwa siswa yang
memperoleh nilai yang berada pada kategori tinggi hanya 3 orang atau persentasenya
10% sedangkan yang dalam kategori rendah yaitu 10 orang yang persentasenya
56,67%. Data hasil belajar ini menjadi salah satu bahan refleksi untuk pelaksanaan
siklus II.
adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari siswa yang berada dalam
kategori tinggi sekali berjumlah 4 orang yang persentasenya 13,33%, yang berada
30
dalam kategori tinggi 6 orang dengan persentase 40%, sedangkan yang berada dalam
oleh 2 orang observator. Hasil aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
materi ajar, LKS, dan menulis hal penting serta mengerjakan LKS. Akan tetapi, pada
siklus I belum menunjukkan keseriusan dalam mengikuti pelajaran. Hal ini ditandai
31
dengan masih adanya siswa yang tidak mendengarkan atau memperhatikan guru, dan
lebih baik dari siklus I. Hal ini terlihat dengan aktivitas siswa yang semuanya
Hasil refleksi pada siklus I terlihat bahwa pada permulaan diskusi, siswa agak
kaku dan bingung. Semua kelompok belum menunjukkan kerjasama yang baik dalam
menyelesaikan soal pada LKS yang dibagikan oleh guru, hanya sebagian siswa yang
terlihat aktif pada saat diskusi. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dalam
kerja kelompok dan masih terdapat siswa yang minder untuk berbicara dan sebagian
Hal lain yang juga tercatat oleh observator dan guru yaitu siswa hanya aktif
dalam menulis jawaban dari LKS yang dibagikan oleh guru sehingga proses diskusi
menjadi tidak efektif, karena informasi tidak menyebar pada anggota kelompok yang
lain. Nilai hasil belajar siswa setelah pemberian tes pada siklus I terlihat bahwa secara
umum dikategorikan sedang dengan nilai rata-rata 5,53. Rendahnya hasil belajar
siswa ini disebabkan karena keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih
kurang. Hal ini menjadi bahan refleksi untuk melanjutkan tindakan pada siklus II
32
b. Hasil Refleksi pada Siklus II
Hasil refleksi pada siklus II, sudah terlihat menunjukkan adanya kerjasama
yang baik antara sesama anggota kelompok. Mereka tidak lagi merasa kaku dan
bingung, bahkan mereka sudah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
temannya yang kurang mampu dan cepat untuk memahami materi yang didiskusikan
materi yang dipresentasikan sehingga tidak hanya membacakan hasil diskusi di depan
kerjanya dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa kerjasama yang baik di antara
sesama anggota kelompok dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Nilai hasil
belajar siswa pada pelaksanaan siklus II pun terlihat menunjukkan peningkatan yaitu
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan di atas, maka secara kuantitatif
hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang cukup
33
Hasil penelitian pada pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa baik berdasarkan kategori maupun nilai rata-ratanya.
Berdasarkan kategori hasil belajar IPA Terpadu siswa pada table 3 menunjukkan
bahwa pada siklus I hasil belajar siswa berada pada kategori sedang dengan
persentase 33,33% dan nilai rata-rata kelas 5,53. Pada siklus II hasil belajar IPA
Terpadu siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 40% dan nilai rata-rata
7,55.
Rendahnya rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh
kurangnya informasi yang diberikan oleh guru sebelum memulai pelajaran serta siswa
oleh peneliti, dimana siswa pada saat presentase hasil diskusi di depan kelas
cenderung membaca buku dan tidak memahami maksud dari materi yang
akan menghasilkan nilai yang berbeda bagi siswa. Adanya perbaikan kekurangan
selama pelaksanaan tindakan siklus II, menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya antusias siswa dalam belajar dan siswa sudah
bias mengikuti alur dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Pada mulanya siswa hanya terampil membaca buku di depan kelas saat
berlalu dari ingatan dan hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.
Berbeda halnya pada siklus II, selain membaca buku, siswa juga berusaha memahami
dari materi yang dipelajarinya sehingga konsep tersebut diingat oleh siswa dalam
34
jangka waktu yang lama. Nasution (1996) mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan menemukan jawaban sendiri (inquiri), diperoleh hasil belajar yang lebih
permanent karena dicari sendiri dengan susah payah khususnya nilai-nilai dan norma-
Peningkatan hasil belajar tersebut juga disebabkan karena siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran yang didiskusikan bersama dengan temannya dan tidak
lagi ada perasaan malu untuk bertanya atau meminta bantuan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Ibrahim dkk (2000) bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan
pada suatu interaksi dalam arti saling membantu, berdiskusi, memberi tugas,
terpenting adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Lebih lanjut
siswa, memupuk minat siswa sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya. Selain
itu, dapat pula mengaktifkan siswa mempelajari sendiri masalah dengan jalan
bandingkan, melatih anak berhadapan dengan persoalan, tidak hanya hapalan dan
berlangsung. Hal ini terlihat pada tabel 4 bahwa masih ada siswa yang tidak
35
mendengarkan atau memperhatikan guru dan masih kurangnya siswa yang
karena siswa belum bias beradaptasi dengan suasana kelas yang baru dan juga metode
yang digunakan belum terlalu dipahami. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa
disampaikan kepada anggota kelompok yang lain, bukan hanya dibacakan pada teman
kelompok.
Penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Lundgren
amat positif untuk siswa yang berkemampuan belajar rendah. Dalam setting di kelas
kooperatif, siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman lain yang diantara
sesama siswa daripada guru. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya membangun
memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya.
Mengapa siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif belajar lebih banyak
bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan
kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa yakin bahwa tujuan mereka
tercapai jika siswa lain juga akan mencapai tujuan tersebut (Nur, 1998).
36
Dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan
kontribusi nyata dalam meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa. Dengan
meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten
Bone.
37
BAB V
A. Kesimpulan
kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus I hasil belajar Biologi siswa berada dalam
kategori sedang, sedangkan pada siklus II hasil belajar Biologi siswa berada
B. Saran
berikut:
1. Diharapkan kepada guru bidang studi khususnya guru mata pelajaran IPA
dalam meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu sesuai dengan materi yang akan
lanjut tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi yang
lain.
38
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar mengajar. Pustaka Setia.
Jakarta.
Ali, M. 1983. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.
Anis Rahim. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA Melalui
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di MAN Lappariaja
Kabupaten Bulukumba. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Makassar. Makassar.
Djamarah, BS. & A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
39
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
40
41
Lampiran 1
( SIKLUS I )
PERTEMUAN : 01
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 4 JP (4 X 40 MENIT)
STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian sistem transportasi.
2. Menjelaskan komponen/susunan dari darah.
3. Menjelaskan proses pembekuan darah.
4. Menjelaskan fungsi darah.
5. Menjelaskan penggolongan darah menurut sistem ABO.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian sistem transportasi.
2. Menjelaskan komponen/susunan dari darah.
3. Menjelaskan proses pembekuan darah.
4. Menjelaskan fungsi darah.
5. Menjelaskan penggolongan darah menurut sistem ABO
II. Materi Ajar
A. Pengertian Sistem Transportasi
Transportasi adalah pengangkutan zat-zat yang diperlukan untuk oksidasi dan
respirasi untuk zat-zat hasil proses tersebut. Alat-alat transportasi terdiri dari alat-alat
peredaran darah meliputi darah, jantung, pembuluh darah dan getah bening.
B. Darah
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah merupakan bagian yang cair, terdiri atas serum dan fibrinogen. Sel-sel
42
darah merupakan bagian yang padat terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan
keping-keping darah.
1. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas 90% air, 8% protein yang terdiri dari albumin,
hormon, globulin, protrombin dan fibrinogen; 0,9% mineral yang terdiri dari NaCl,
natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi; 0,1% berupa
sejumlah bagian organik yaitu glukosa, lemak, asam urat, asam amino, enzim, dan
antigen.
2. Sel-sel darah
Butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit atau sel
darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit atau sel darah putih
berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Trombosit atau keeping darah berfungsi
untuk membekukan darah.
3. Keping-keping darah
Keping-keping darah atau trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur
seperti pecahan keramik, tak berwarna, dan tidak berinti. Keping-keping darah ini
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
D. Fungsi darah
Fungsi darah secara umum adalah sebagai: (a) alat pengangkut, (b) alat
pertahanan, dan (c) pengatur suhu tubuh.
E. Golongan darah
Darah manusia dibedakan atas empat macam golongan darah yaitu A, AB, B,
dan O. Penggolongan darah dikemukakan pertama kali oleh Karl Landsteiner pada
tahun 1900. Penggolongan darah pada manusia itu berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen. Aglutinogen adalah sejenis protein yang dapat digumpalkan. Apabila
dalam darah terdapat aglutinogen A, orang tersebut dinyatakan bergolongan darah A.
Apabila terdapat aglutinogen B dalam darahnya, dinyatakan bergolongan darah B.
Apabila dalam darahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinogen B, dinyatakan
bergolongan darah AB. Apabila dalam darahnya tidak ditemukan kedua macam
aglutinogen (A dan B), dinyatakan bergolongan darah O.
III. Metode Pembelajaran : Metode Pembelajaran Jigsaw
43
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Fase Waktu
A. Kegiatan Awal
1. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di depan papan Fase 1 5 Menit
tulis.
B. Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai tata cara melakukan
kegiatan pembelajaran serta informasi yang berhubungan dengan Fase 2 5 Menit
materi pelajaran.
Fase 3 5 Menit
2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan
kelompok ahli berdasarkan topik pembelajaran kemudian
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok. Fase 4 5 Menit
44
C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan Fase 5 15 Menit
pertanyaan secara lisan seputar indicator pembelajaran
yang ingin dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk aplaus atau
kata-kata kepada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus.
V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. 2006. IPA Terpadu Kelas VI.
Sunda Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung
Lampiran 2
PERTEMUAN : 02
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 4 JP (4 X 40 MENIT)
STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
INDIKATOR
1. Menjelaskan struktur jantung manusia.
2. Menjelaskan proses kerja jantung dalam memompa darah.
3. Menjelaskan pembagian pembuluh darah.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
. Menjelaskan struktur jantung manusia.
. Menjelaskan proses kerja jantung dalam memompa darah.
. Menjelaskan pembagian pembuluh darah.
2. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh paling halus yang terdiri atas satu
lapis sel. Pembuluh ini menghubungkan pembuluh nadi dan pembuluh balik.
Pembuluh ini yang berhubungan dengan sel-sel tubuh, untuk mentranspor zat
makanan dan oksigen.
A. Kegiatan Awal
1. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di Fase 1 5 Menit
depan papan tulis.
B. Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai tata cara melakukan
kegiatan pembelajaran serta informasi yang berhubungan Fase 2 5 Menit
dengan materi pelajaran.
Fase 3 5 Menit
47
2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan
kelompok ahli berdasarkan topic pembelajaran kemudian Fase 4 5 Menit
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.
Fase 4 30 Menit
3. Membimbing siswa dalam kelompok asal untuk membagi
materi atau soal yang ada di dalam LKS kepada masing-
masing anggota kelompok.
Fase 4 30 Menit
4. Tiap anggota kelompok yang mendapat materi atau soal
yang sama berkumpul dalam sebuah kelompok untuk
membahas materi tersebut yang dinamakan kelompok ahli.
Membimbing siswa dalam kelompok ahli untuk membahas Fase 5 15 Menit
materi dan belajar secara kooperatif.
C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan Fase 5 15 Menit
pertanyaan secara lisan seputar indicator pembelajaran
yang ingin dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk aplaus atau
kata-kata kepada siswa/kelompok yang kinerjanya
bagus.
V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
48
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. IPA Terpadu Kelas VI Sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi Untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung.
Lampiran 3
49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(SIKLUS II)
PERTEMUAN : 01
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 3 JP (3 X 40 MENIT)
STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
INDIKATOR
1. Menjelaskan peredaran darah tertutup.
2. Menjelaskan peredaran darah ganda dan pembagiannya.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan peredaran darah tertutup.
2. Menjelaskan peredaran darah ganda dan pembagiannya.
50
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Fase Waktu
A. Kegiatan Awal
2. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di Fase 1 5 Menit
depan papan tulis.
. Kegiatan Inti
C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan Fase 5 15 Menit
pertanyaan secara lisan seputar indicator pembelajaran
51
yang ingin dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk
aplaus atau kata-kata kepada siswa/kelompok yang
kinerjanya bagus.
V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. IPA Terpadu Kelas VI. Sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung.
52
Lampiran 4
(SIKLUS II)
PERTEMUAN : 02
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 3 JP (3 X 40 MENIT)
STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
INDIKATOR
1. Menjelaskan sistem peredaran getah bening dan fungsinya.
2. Menjelaskan struktur tonsil dan fungsinya.
3. Menjelaskan struktur kura (limpa) dan fungsinya.
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit pada system peredaran darah manusia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan sistem peredaran getah bening dan fungsinya.
2. Menjelaskan struktur tonsil dan fungsinya.
3. Menjelaskan struktur kura (limpa) dan fungsinya.
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit pada sistem peredaran darah manusia.
B. Tonsil
Tonsil merupakan satu dari pengumpulan jaringan limfa. Dua buah tonsil
terdapat di sebelah kanan dan kiri batang tenggorok yang biasa disebut amandel.
Sebuah tonsil yang disebut polip terdapat di dalam rongga hidung. Tonsil bertugas
mencegah infeksi lebih lanjut ke bagian tubuh lain karena memliki kemampuan
membentuk sel-sel darah putih.
54
III. Metode pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
IV. Langkah-langkah Kegiatan
Jenis Kegiatan Fase Waktu
A. Kegiatan Awal
. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di depan papan Fase 1 5 Menit
tulis.
. Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai tata cara melakukan
kegiatan pembelajaran serta informasi yang berhubungan Fase 2 5 Menit
dengan materi pelajaran.
Fase 3 5 Menit
2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan
kelompok ahli berdasarkan topic pembelajaran kemudian
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok. Fase 4 5 Menit
C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan pertanyaan Fase 5 15 Menit
secara lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin
55
dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk aplaus atau kata-kata
kepada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus.
V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. IPA Terpadu Kelas VI. Sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi Untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung.
Lampiran 5
57
5. a. Jelaskan pengertian istilah di bawah ini !
1. Aglutinogen
2. Aglutinin
3. Aglutinasi
4. Transfusi darah
5. Donor universal
6. Resipien universal
b. Buatlah skema transfusi darah kemudian jelaskan skema tersebut !
Indikator :
1. Menjelaskan struktur jantung manusia.
2. Menjelaskan proses kerja jantung dalam memompa darah.
3. Menjelaskan pembagian pembuluh darah beserta fungsi masing-masing.
Kegiatan 2
Diskusikanlah soal di bawah ini bersama dengan teman anda kemudian presentasikan
di depan kelas pada akhir kegiatan !
Soal
1. a. Jelaskan pembagian alat peredaran drah manusia !
b. Jelaskan struktur jantung manusia beserta fungsinya!
2. a. Mengapa dinding jantung bagian bilik ototnya lebih tebal dibandingkan
dengan serambi ?
b. Jelaskan perbedaan katup bikuspidalis dan katup trikuspidalas !
3. a. Jelaskan cara kerja jantung dalam memompa darah !
b. Apa yang dimaksud dengan :
1. kontraksi jantung
2. relaksasi jantung
3. sistol
4. diastol
4. a. Sebutkan pembagian pembuluh darah !
b. Lengkapilah tabel perbedaan antara arteri dan vena di bawah ini !
No. Faktor pembeda Arteri Vena
1. Dinding pembuluh
2. Letak
3. Jika terluka
4. Katup
5. Darah di dalamnya kaya akan
6. Arah aliran
7. Denyut
8. Tekanan darah
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Aorta
b. Arteri
c. Arteriola
d. Arteri pulmonalis
e. Arteri koronaria
f. Vena cava superior
59
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator:
1. Menjelaskan peredaran darah tertutup.
2. Menjelaskan peredaran darah ganda dan pembagiannya.
Kegiatan III
Diskusikanlah soal di bawah ini bersama dengan teman anda kemudian presentasikan
di depan kelas pada akhir kegiatan !
Soal
1. Jelaskan pengertian peredaran darah tertutup !
2. Jelaskan pengertian peredaran darah ganda dan pembagiannya!
3. Gambarkan dan jelaskan skema peredaran darah kecil !
4. Gambarkan dan jelaskan skema peredaran darah besar!
5. Jelaskan perbandingan peredaran darah kecil dan peredaran darah besar !
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
61
PTK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Kelompok : ………
1. Aktivitas siswa
Lampiran 7
Nama siswa :
62
NIS :
No. urut :
Lampiran 8
Jumlah
Pertemuan Indikator Nomor soal
soal
I 1. Menjelaskan pengertian sistem 1 1
transportasi dan pembagiannya
2. Menjelaskan komposisi/susunan 2, 3, 4, 5 4
63
darah beserta fungsinya
3. Menjelaskan proses pembekuan darah 6, 7 2
4. Menjelaskan penggolongan darah 8, 9, 10 4
menurut sistem ABO
1. Menjelaskan struktur jantung manusia 11,12,14 3
2. Menjelaskan proses kerja jantung 13, 15 2
II dalam memompa darah
3. Menjelaskan pembagian pembuluh 16, 17, 18, 5
darah 19, 20
Jumlah 20 soal
Jumlah
Pertemuan Indikator Nomor soal
soal
1. Menjelaskan pengertian peredaran 1 1
darah tertutup
I
2. Menjelaskan pengertian peredaran 2, 3, 4, 5 4
darah ganda dan pembagiannya
1. Menjelaskan pengertian peredaran 6, 7, 8, 9, 6
getah bening dan fungsinya 10, 11
2. Menjelaskan struktur tonsil dan 13, 14 2
fungsinya
II 3. Menjelaskan struktur kura (limpa) 12 1
dan fungsinya
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit 15, 16, 17, 6
yang terjadi pada system peredaran 18, 19, 20
darah dan upaya mengatasinya
Jumlah 20 soal
Lampiran 9
64
Petunjuk soal :
a. Tuliskan nama, NIS, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
b. Periksa dan bacalah soal sebelum anda menjawabnya.
c. Soal berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir.
d. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap benar.
e. Periksalah kembali jawaban anda sebelum dikumpul pada pengawas.
Soal
13. Pada manusia, darah dari bilik kanan jantung akan mengalir ke ….
A. paru-paru
B. serambi kanan
C. serambi kiri
D. aorta
14. Katup antara serambi dan bilik jantung manusia yang berada di sebelah kanan
disebut …, terdiri atas … kelopak.
A. bikuspidalis, 1
B. bikuspidalis, 2
C. trikuspidalis, 3
D. trikuspidalis, 4
Lampiran 10
SIKLUS II
Jumlah soal : 20 butir
Waktu : 20 menit
Petunjuk soal :
a. Tuliskan nama, NIS, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
b. Periksa dan bacalah soal sebelum anda menjawabnya.
68
c. Soal berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20
butir .
d. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang
dianggap benar.
e. Periksalah kembali jawaban anda sebelum dikumpul pada
pengawas.
Soal
KUNCI JAWABAN
SIKLUS I SIKLUS II
SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH
71
1. C 1. D
2. A 2. B
3. C 3. C
4. A 4. D
5. B 5. B
6. D 6. A
7. D 7. B
8. C 8. A
9. D 9. C
10. A 10. B
11. C 11. C
12. B 12. A
13. A 13. B
14. C 14. A
15. A 15. C
16. B 16. A
17. D 17. D
18. B 18. D
19. B 19. B
20. A 20. C
Lampiran 11
Hasil tes belajar siswa pada siklus I dan siklus II
Siklus I Siklus II
72
No. No.
Skor Nilai Skor Nilai
Urut Urut
1. 15 7,50 1. 19 9,50
2. 10 5,00 2. 14 7,00
3. 10 5,00 3. 13 6,50
4. 8 4,00 4. 14 7,00
5. 10 5,00 5. 14 7,00
6. 10 5,00 6. 14 7,00
7. 10 5,00 7. 14 7,00
8. 11 5,50 9. 14 7,00
9. 14 7,00 10. 16 8,00
10. 9 4,50 15. 16 8,00
11. 13 6,50 16. 18 9,00
12. 11 5,50 17. 16 8,00
13. 9 4,50 18. 14 7,00
14. 12 6,00 19. 15 7,50
15. 8 4,00 20. 14 7,00
16. 14 7,00 21. 16 8,00
17. 13 6,50 27. 16 8.00
18. 12 6,00 28. 15 7,50
19. 11 5,50 29. 15 7,50
20. 15 7,50 30. 18 9,00
Jumlah 113,50 Jumlah 152,50
Rata-rata kelas 5,53 Rata-rata kelas 7,55
Lampiran 12
74
Lampiran 13
75
Respon Pertemuan I Pertemuan II Jumlah
P
Den 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
1.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
2.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
3.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
4.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
5.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
6.
P2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
8.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
9.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
10.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
12.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
13.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
14.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
15.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
16.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
17.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
18.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
19.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
20.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
Jumlah P1 20 20 20 20 9 20 20 20 20 8
76
P2 20 20 20 20 9 20 20 20 20 8
Lampiran 14
77
1. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
2. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
3. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
4. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
5. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
6. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
7. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1
8. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
9. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
10. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
11. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
12. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
13. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
14. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
15. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
16. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
17. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
18. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
19. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
20. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
Jumlah 20 0 20 0 20 0 0 20 20 0 19 1 19 1
78
2. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
3. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
4. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
5. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
6. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
7. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
8. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
9. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
10. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
11. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
12. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
13. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
14. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
15. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
16. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
17. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
18. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
19. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
20. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
Jumlah 20 0 20 0 0 20 0 20 20 0 20 0 20 0
79