Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam peraturan global, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Indonesia sebagai bagian kehidupan bangsa di dunia harus senantiasa

berupaya mengimbangi kemajuan tersebut. Bila tidak demikian bangsa Indonesia

akan tertinggal dan bahkan akan terkucil dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

Bangsa Indonesia harus membangun diri untuk bisa bersaing dalam banyak hal,

karena itu peningkatan sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama.

Pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan pendidikan yang terencana dan

berorientasi kepada kebutuhan generasi muda di masa depan.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara

konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan

bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan

Nasional juga mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” Berbagai

pengamatan dan analisis, sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu

pendidikan tidak mengalami perubahan secara merata yaitu kebijakan dan

penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education

production function yang tidak dilaksanakan secara konsekuen, penyelenggaran

pendidikan nasional dilaksanakan secara birokratik-sentralistik, dan peran serta

1
masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini

minim (Depdiknas, 2001).

Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan dikarenakan strategi yang

digunakan belum bisa membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Guru masih

mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dan hanya

berharap sodoran dari guru. Demikian halnya di beberapa sekolah dimana kegiatan

pembelajaran masih didominasi oleh guru menyebabkan siswa kurang mendapat

kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide dan kurang terjadi interaksi di antara siswa.

Sehubungan dengan itu, guru mata pelajaran matematika dalam menyampaikan

konsep-konsep matematika diharapkan mampu menggunakan dan mengembangkan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Guru juga dituntut agar dalam

mengajarkan konsep-konsep matematika selalu memperhatikan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi tujuan pembelajaran secara optimal.

Proses belajar di kelas tidak hanya berlangsung dalam interaksi dan

komunikasi antara para siswa dan tenaga pengajar tetapi juga dalam bentuk kontak

antara siswa yang lain. Melalui komunikasi ini siswa menghubungkan apa yang

sudah dipahaminya dan dilakukannya dengan apa yang diajarkan kepadanya.

Mengajarkan sesuatu bukan selalu guru secara langsung melainkan dapat juga sesama

siswa meskipun mendapat pendamping dan pengawasan dari tenaga pengajar.

Dengan demikian siswa tidak sekedar mendapatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku

baru, tetapi dalam komunikasi dengan pihak lain siswa mengembangkan dan

2
menciptakan sendiri hal-hal yang baru itu. Bekerja dalam kelompok kecil adalah

salah satu sarana instruksional untuk menopang pengembangan itu.

Dewasa ini mulai diperkenalkan beberapa pendekatan dalam pembelajaran

kooperatif. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan

kerja para siswa dalam suatu organisasi kelompok. Setiap siswa aktif mengerjakan

atau memecahkan masalah mereka dalam organisasi tersebut. Model pembelajaran

kooperatif yang cukup menarik untuk diteliti salah satunya adalah model pendekatan

kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif ini merupakan strategi belajar dimana

siswa atau peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat

kemampuan yang berbeda. Model pembelajaran ini menciptakan situasi yang mana

keberhasilan individu masing-masing siswa dipacu oleh kelompok. Kerjasama dan

saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah atau penghargaan

merupakan tuntutan dalam model pembelajaran ini (Isjoni, 2007).

SD Negeri 219 Mabbiring merupakan salah satu sekolah yang ada di

Kabupaten Bone yang selama ini dalam melakukan proses belajar mengajar masih

secara konvensional, siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima,

mencatat, dan menghafal materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru lebih

banyak aktif dibandingkan siswa sehingga para siswa merasa jenuh dan bosan dengan

metode yang diberikan. Dari data hasil observasi yang penulis peroleh khusus untuk

mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring, hasil belajar

siswa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, meskipun peningkatan tersebut

3
tidak terlalu besar. Adapun data rata-rata hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VI

yang diperoleh selama 2 tahun terakhir yaitu 60,00

Data tersebut di atas bisa dikatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA

siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring selama 2 tahun terakhir berada dalam

kategori sedang, sehingga masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, diperlukan suatu

sistem pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan materi yang nantinya

diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu metode yang

dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa. Karena

metode ini menjadikan kebiasaan guru bersifat otoriter menjadi fasilitator, mengubah

belajar berpusat pada penyelesaian tugas, sehingga proses pembelajaran menjadi

lebih efektif serta dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan

sendiri, bekerjasama dan mengkomunikasikan hasil belajarnya. Olehnya itu, penulis

bermaksud untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam proses

mengajar untuk meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa dalam suatu penelitian

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Siswa Kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring

Kabupaten Bone”.

4
B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang akan diteliti berdasarkan latar belakang di atas

adalah rendahnya hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VI SD Negeri 219

Mabbiring Kabupaten Bone.

C. Pemecahan Masalah

Langkah untuk memberikan solusi dari permasalahan di atas adalah dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil dan aktivitas belajar IPA Terpadu siswa kelas VI SD Negeri 219

Mabbiring Kabupaten Bone.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu melalui penerapan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten

Bone.

b. Meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa melalui penerapan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa: Agar siswa dapat lebih mudah dalam pemahaman materi dengan

adanya variasi metode pembelajaran dan dapat berperan aktif dalam proses

5
belajar mengajar . Melatih siswa untuk bertanggung jawab dan peduli kepada

teman.

b. Bagi penulis: Sebagai bahan masukan dan memperoleh gambaran langsung

dalam penerapan pembelajaran kooperatif, sekaligus sebagai bahan informasi

bagi penulis selanjutnya yang mempunyai kajian yang sama.

c. Bagi guru: Sebagai alternatif metode pembelajaran yang lain bagi guru

matematika untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

d. Bagi sekolah: Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dan

memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan atau

penyempurnaan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka.

1. Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar

dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja sama dan membantu

memahami suatu bahan pelajaran, artinya siswa belum selesai jika salah satu teman

dalam kelompoknya belum menguasai bahan pembelajaran, Lundren (1994 dalam

Budiastuti, 2001).

Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-

tugas terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau

sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja

secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang (Lie, 2000).

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam

orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau

suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.


7
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu

menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota

kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah

yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok

dan keteramplan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan

saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok,

sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan

kontribusi demi keberhasilan kelompok (Sanjaya, 2006).

Kooperatif atau kerja sama lawan dari persaingan dalam kehidupan sehari-

hari, kerja sama dan persaingan sering terjadi dalam kelas. Jean D Garms (dalam

Rohani, 1991) menjelaskan bahwa dalam pengajaran di sekolah yang demokratis,

baik kerjasama maupun persaingan sama pentingnya. Persaingan yang dimaksud

bukan bertujuan untuk memperoleh hadiah atau kenaikan tingkat, tetapi untuk

mencapai hasil yang lebih baik atau pemecahan masalah yang dihadapi kelompok.

b. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar

Tujuan dari model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi

dimana keberhasilan individu dipacu oleh kelompoknya, Lundgren (1994 dalam

Budiastuti, 2001). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tugas pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, 2000).

8
Berdasarkan hasil penelitian Thomson (Lundgren dalam Ibrahim, 2000)

model pembelajaran kooperatif mempunyai manfaat sebagai berikut : meningkatkan

pencurahan waktu dan tugas, meningkatkan harga diri, memperbaiki sikap terhadap

materi, guru dan sekolah, memperbaiki kehadiran, saling memahami adanya

perbedaan individu, mengurangi konflik antar individu, mengurangi sifat apatis,

memperdalam pemahaman, meningkatkan motivasi, meningkatkan hasil belajar,

memperbesar retensi dan meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000) adalah

sebagai berikut: 1). Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka

“sehidup sepenanggungan bersama”, 2). Siswa bertanggung jawab atas segala

sesuatu di dalam kelompoknya yang seperti milik mereka sendiri, 3). Siswa haruslah

melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4).

Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota

kelompoknya, 5). Siswa akan dikenakan evaluasi untuk semua anggota kelompok, 6).

Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar

bersama selama proses belajarnya, 7). Siswa akan diminta mempertanggung

jawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

d. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2007), beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah: 1).

Setiap anggota memiliki peran, 2). Terjadi hubungan interaksi langsung diantara

siswa, 3). Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga
9
teman-teman kelompoknya, 4). Guru mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok, dan 5). Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan.

e. Bentuk Pembelajaran Kooperatif

Nur, M (2000 dalam Anis Rahim, 2007) mengemukakan beberapa bentuk

pembelajaran kooperatif, antara lain :

1). “Student Teams-achievement Divisions” (STAD) atau ”Tim Siswa Kelompok

Prestasi”. Dalam STAD ini siswa ditempatkan dalam tim beranggotakan empat

orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan

suku. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka

untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis mengenai materi itu, dan mereka bekerja

secara individual.

2). “Tim-Assisted Individualization” (TAI) atau “Pengajaran Individual Dibantu

Tim” yaitu bentuk pembelajaran kooperatif yang digabung dengan pembelajaran

individual. TAI dan STAD sama-sama menggunakan tim belajar dengan empat

orang anggota dengan kemampuan bervariasi. Perbedaannya adalah STAD hanya

menggunakan pembelajaran kooperatif di dalam kelas, sedangkan TAI

menggabungkan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual.

3). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa dikelompokkan ke dalam tim

beranggotakan 4-6 orang yang mempelajari materi akademik yang telah dibagi-

bagi menjadi beberapa sub-bab yang ditugaskan, kemudian anggota dari tim yang
10
membaca sub-bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

mendiskusikan sub-bab mereka dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

tentang sub-bab mereka.

. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif

dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk

belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks

bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan dalam tim-tim belajar. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama menyelesaikan tugas mereka.

Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok

dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap unsur-

unsur kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran kooperatif dirangkum

pada tabel berikut ini (Ibrahim, 2000).

Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif.

Fase Tingkah Laku Guru


Fase 1. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
Menyampaikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut, dan
memotivasi siswa memotivasi siswa
Fase 2. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
Menyajikan informasi jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan siswa ke dalam caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompok-kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efesien
Fase 4. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok bekerja pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
dan belajar

11
Fase 5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6. Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik
Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot

Aronson beserta teman-temannya sebagai metode cooperative learning. Dalam

penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan 4 - 6 anggota kelompok belajar

heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks dan

masing-masing anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan

yang diberikan itu. Anggota dari setiap kelompok yang mendapat tugas topik yang

sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa beranggotakan siswa

dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal

merupakan gabungan dari beberapa ahli. Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok

siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk

mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok

asal. Hubungan antara kelompok asal dengan kelompok ahli dapat terlihat pada

ilustrasi berikut:

12
Kelompok Asal (5 anggota yang heterogen dikelompokkan)

x x x x x x x x x x x x x x x
x X x X x X x X x X

Kelompok Ahli

X X X
X X

( Tiap Kelompok Ahli memiliki satu anggota dari tim asal )

Menurut Nurhayati (2004), langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw,

sebagai berikut:

1). Guru membuka pelajaran dengan menghubungkan pelajaran dengan hal-hal yang

telah diketahui siswa.

2). Guru menyampaikan indikator pencapaan hasil belajar.

3). Guru menyampaikan cara kerja para siswa dalam kelompok.

4). Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari, kemudian setiap

kelompok diberi tugas mengkaji satu sub pokok bahasan dari pokok bahasan yang

telah ditetapkan. Jumlah sub pokok bahasan disesuaikan dengan jumlah anggota

kelompok, sehingga setiap anggota kelompok mendapat tugas yang berbeda.

5). Tiap kelompok diberi kesempatan mengatur aktivitas setiap anggotanya.

6). Kegiatan inti, meliputi :

13
a. Semua siswa yang mendapat tugas mempelajari sub pokok bahasan yang

sama keluar dari kelompoknya untuk membentuk kelompok ahli (eksperit

group inguiry) yang akan mengkaji bersama sub pokok bahasan tersebut.

b. Setelah selesai kelompok ahli menyelesaikan tugasnya, siswa kembali ke

kelompok asalnya untuk mengajar teman-temannya (tutor sebaya) sampai

tuntas tentang sub pokok bahasan yang telah dikaji dalam kelompok ahli.

7). Guru mempertegas atau merangkum materi pelajaran.

8). Guru memberi ujian tertulis kepada siswa.

9). Skor hasil tes tiap kelompok diumumkan secara terbuka.

10). Memberi penghargaan atau pengakuan kepada kelompok yang memperoleh skor

tertinggi dan melebihi standar minimal.

Tujuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah untuk menjadikan setiap

ahli kumpulan menguasai pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran

ini berbeda dengan pembelajaran tradisional, ia distrukturkan atau dikonstruk oleh

guru supaya para pelajar percaya bahwa mereka sukses dan gagal bersama,

membantu satu sama lain untuk menuju kesuksesan dalam pembelajaran, dinilai

secara individu apabila melakukan tugas yang ditetapkan, menguasai keterampilan

interpersonal dalam kumpulan kecil untuk menjadi ahli kumpulan yang efektif

(Anonim, 2005).

3. Tinjauan Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya terdiri dari dua kata yakni hasil dan belajar. Hasil

merupakan sesuatu yang diperoleh setelah suatu aktivitas atau kegiatan, sedangkan
14
belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku pada

individu. Dengan adanya perubahan tingkah laku yang merupakan pedoman untuk

mengetahui kemajuan individu yang telah diperoleh di sekolah.

Menurut Sudjana (1989), mengemukakan pengertian hasil belajar yang

menyatakan bahwa hasil belajar ialah perubahan tingkah laku setelah terjadi

pembelajaran. Sagala (2003) memberikan batasan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang diperoleh atau dicapai oleh siswa.

Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh murid dalam bidang studi

tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukuran keberhasilan

belajar seseorang. Menurut Djamarah (1996), hasil belajar merupakan prestasi dan

kesan-kesan yang diperoleh sehingga mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar di

atas maka kegiatan belajar mengajar dapat digunakan sebagai ukuran tingkat

penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar

dalam bidang tertentu.

Dengan demikian hasil belajar berarti hasil optimal yang diperoleh melalui

proses belajar mengajar. Olehnya itu dapat dilakukan sebagai alat ukur tes hasil

belajar. Dari pengertian hasil belajar yang telah diuraikan di atas maka dapat

dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai seseorang dalam

waktu tertentu atau hasil perubahan tingkah laku dalam waktu tertentu dalam

mempelajari matematika.

15
4. Tinjauan Aktivitas Belajar

Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas, dimana siswa belajar

sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pengalaman dan

keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal

tersebut, system pembelajaran dewasa ini sangat memerlukan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Aktivitas belajar dapat dilihat dari dua segi, yakni dari segi siswa yang berarti

aktivitas belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka

belajar. Aktivitas itu dapat berupa aktivitas fisik, mental maupun keduanya. Ada juga

lebih menekankan pada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini

dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai keadaan fisik. Aktivitas dilihat

dari segi guru merupakan suatu strategi yang dipilih guru agar keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar berlangsung secara optimal (Abu Ahmadi, 1997).

Sardiman (2000) mengemukakan bahwa aktivitas belajar itu adalah aktivitas

yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu selalu

terkait. Sebagai contoh siswa sedang belajar dengan membaca, siswa itu berpikir

sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti siswa itu tidak berpikir. Pernyataan ini

memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas dalam

pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidikan memberikan bimbingan

dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Segala

pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,

penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani
16
maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa

ada aktivitas, maka proses belajar itu tidak mungkin terjadi.

Syaiful Bahri Djamarah (1997) mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa

tidak selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode dan pendekatan

belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidaksamaan aktivitas siswa itu melahirkan

kadar aktivitas belajar yang tergerak dari aktivitas belajar yang tinggi.

Sardiman (2000) menggolongkan jenis aktivitas belajar yang dapat dilakukan

oleh siswa:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya membaca, bertanya, memperhatikan

gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,

musik, dan pidato.

d. Writing activities, seperti menulis laporan, angket, dan menyalin.

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

f. Motor activities, misalnya melakukan percobaan.

g. Mental activities, misalnya memecahkan masalah, menganalisa dan melihat

hubungan dari masing-masing soal.

h. Emotional activities, seperti manaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang dan gugup.

17
B. Kerangka Pikir

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses belajar

mengajar diantaranya metode pembelajaran. Guru dapat memilih metode mengajar

yang cocok untuk materi yang diajarkan dalam kelas agar dapat menunjang

keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Hendaknya diperhatikan bahwa metode

tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa mempunyai jiwa

kemandirian dalam belajar dan kebermaknaan belajar.

Salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran adalah pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan rasa tanggung jawab

individu (setiap anggota kelompok) untuk mempelajari dan mengajarkan bagian

materi tertentu kepada semua anggota kelompoknya. Keberhasilan setiap anggota

kelompok merupakan keberhasilan kelompok, demikian pula sebaliknya.

Rasa tanggung jawab setiap anggota yang akan bergabung dengan anggota

kelompoknya menimbulkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw tidak hanya berorientasi pada peningkatan hasil belajar akademik tetapi juga

berpengaruh pada aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh

karena itu, peneliti mencoba mengujikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pada

siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten Bone.


18
C. Hipotesis Tindakan

Jika diterapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka dapat meningkatkan

hasil dan aktivitas belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring

Kabupaten Bone.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Variabel Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) yang melibatkan refleksi berulang dan terdiri dari empat tahapan yaitu

Perencanaan tindakan ,Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan/Observasi, dan Refleksi.

2. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri atas dua yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas yaitu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

variabel terikat yaitu hasil dan aktivitas belajar siswa.

B. Definisi Operasional

Secara operasional, variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model pembelajaran

dimana siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 orang anggota kelompok yang

mempelajari bagian tertentu dari materi pelajaran dan materi tersebut akan

dipertanggungjawabkan pada seluruh anggota kelompok.

2. Hasil belajar matematika didefinisikan sebagai nilai yang menunjukkan tingkat

penguasaan pada materi pelajaran matematika yang diperoleh dari pemberian tes

20
hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

3. Aktivitas siswa adalah proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka

belajar. Aktivitas siswa yang diamati yaitu mendengarkan atau memperhatikan

guru, membaca materi ajar, LKS, dan menulis hal penting, mengerjakan LKS

dalam kelompok, berlatih melakukan keterampilan kooperatif, serta

mempresentasikan hasil kerja kelompok..

C. Faktor Yang Diselidiki

Untuk mampu menjawab permasalahan tersebut di atas, ada beberapa faktor

yang ingin diselidiki. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor siswa: yaitu dengan melihat aktivitas siswa, sikap, kerajinan, keaktifan,

danketerampilan siswa dalam melakukan kerjasama dengan anggota kelompok,

baik ketika berada di kelompok asal maupun kelompok ahli pada saat proses

belajar mengajar berlangsung.

2. Faktor guru: yaitu dengan melihat aktivitas guru pada saat proses belajar

mengajar berlangsung.

3. Faktor hasil belajar: yaitu dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah

dilakukan tes hasil belajar.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring

Kabupaten Bone yang mengikuti pelajaran IPA Terpadu konsep sistem peredaran

21
darah manusia semester II (genap) dengan jumlah siswa 20 orang, 10 orang laki-laki

dan 10 orang perempuan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten

Bone. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Juni sampai September 2021.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini akan direncanakan dalam 2 siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Prosedur penelitian tindakan yang dilakukan terdiri atas 4

komponen yaitu (i) perencanaan tindakan; (ii) pelaksanaan tindakan; (iii) observasi

dan evaluasi, dan (iv) refleksi. Hubungan antara komponen pada siklus I dengan

komponen pada siklus II dapat digambarkan sebagai berikut :.

Refleksi Awal

Perencanaan Pelaksanaan Observasi, Refleksi


Tindakan I Tindakan I dan Evaluasi

Revisi Tindakan Pelaksanaan Observasi, Refleksi,


(Perencanaan Tindakan II Dan Evaluasi
Tindakan II)

Revisi Tindakan II Dan seterusnya SOLUSI telah direvisi


(Perencacanan sehingga kondisinya dalam
Tindakan III) diperoleh Implementasi dan
Dampaknya
Gambar 2. Disain Penelitian Tindakan Kelas (Anonim, 2007)
22
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan pada perencanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu

mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas dengan melakukan observasi.

Observasi dilakukan sebelum melakukan penelitian sehingga kita dapat mengetahui

masalah yang dialami oleh pendidik di dalam proses belajar mengajar. Adapun

masalah-masalah yang ditemukan pada saat melakukan observasi adalah sebagai

berikut: pada saat guru mengajar di kelas, perhatian siswa tidak tertuju pada

penjelasan yang diberikan oleh guru, ada yang bercerita, mengantuk, keluar masuk

ruangan, dan ada yang malah menganggu teman-temannya belajar. Hal ini terjadi

karena materi yang dibawakan oleh guru mungkin terasa sulit untuk dipahami oleh

siswa, begitupula metode mengajar yang digunakan oleh guru masih bersifat

konvensional sehingga siswa merasa bosan dan jemu terhadap pelajaran yang

diberikan. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu dilakukan perubahan metode

mengajar dengan melakukan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Secara lebih rinci langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan

penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1. Penulis bersama dengan guru bidang studi mendiskusikan masalah

berdasarkan hasil observasi yang dijumpai pada proses belajar mengajar.

23
2. Menelaah kurikulum IPA Terpadu SD kelas VI.

3. Mempelajari bahan yang akan diajarkan dari berbagai sumber belajar.

4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan.

5. Mempersiapkan LKS yang akan dibagikan kepada setiap kelompok untuk

setiap pertemuan.

6. Mendisain alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar siswa meningkat

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw.

7. Menyusun kelompok belajar siswa yang heterogen, artinya mempunyai

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa tiap

kelompok asal dan kelompok ahli.

8. Merencanakan pengaturan tempat duduk untuk tiap kelompok asal dan

kelompok ahli.

9. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi siswa pada saat

proses belajar mengajar di kelas berlangsung yang meliputi motivasi,

keaktifan, kerjasama, dan kerajinan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Rincian tindakannya sebagai berikut:

1. Penyajian materi

Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

memotivasi siswa untuk belajar sekaligus menyajikan informasi (materi).

Pada saat ini siswa berada pada kelompok asal yang beranggotakan 5 orang

siswa yang heterogen, kemudian guru membagi tugas kepada tiap siswa dalam

24
tiap-tiap kelompok asal. Anggota kelompok yang urutan namanya nomor 1

mengerjakan nomor 1 pada LKS, demikian seterusnya

2. Diskusi kelompok ahli

Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berkumpul

dalam suatu kelompok untuk berdiskusi saling memberi pertanyaan dan

jawaban untuk tugas tersebut. Masing-masing anggota kelompok yang

mengerjakan soal no. 1 pada LKS bergabung membentuk kelompok ahli no.

1, demikian juga kelompok ahli yang lainnya. Guru pada saat ini harus benar-

benar memantau untuk melihat hasil kedua kelompok..

3. Laporan kelompok asal

Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan untuk

menyampaikan hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya. Guru harus

menekankan bahwa siswa harus bertanggung jawab kepada rekan

kelompoknya. Secara bergiliran siswa menyampaikan apa yang telah

diperoleh dalam diskusi kelompok ahli. Guru memantau untuk melihat hasil

diskusi kelompok asal.

4. Evaluasi tentang hasil kerja kelompok

Masing-masing kelompok ditunjuk wakilnya untuk mempresentasikan hasil

diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan.

5. Tes/kuis

Seluruh siswa melakukan tes/kuis, jika nilai kuis didapat maka diperhitungkan

dalam skor perkembangan.


25
6. Penghargaan tim

Sebagai penutup guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa baik

secara individu maupun kelompok.

c. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi.

1. Selama proses pembelajaran, akan diadakan pengamatan tentang aktivitas siswa

yang meliputi:

a. Mendengarkan atau memperhatikan guru.

b. Membaca materi ajar, LKS dan menulis hal penting.

c. Mengerjakan LKS dalam kelompok.

d. Berlatih melakukan keterampilan kooperatif.

e. Mempresentasikan hasil kerja kelompok.

f. Kerajinan siswa.

2. Untuk mendapatkan informasi dari siswa tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan maka pada akhir siklus ini siswa akan dimintai

tanggapannya.

3. Hasil dari pelaksanaan tindakan akan dievaluasi dengan memberikan tes di akhir

siklus.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan kemudian dianalisis,

begitu pula untuk hasil evaluasi. Dari hasil yang didapatkan guru akan dapat

26
merefleksikan diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang telah

dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan

pendekatan kooperatif Jigsaw. Hal-hal yang dipandang masih kurang akan ditindak

lanjuti pada siklus kedua dengan suatu model tindakan kearah yang lebih

memperbaiki dengan tetap mempertahankan apa yang sudah baik.

2. Siklus II

Pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II ini setelah

memperoleh refleksi, selanjutnya dikembangkan dan dimodifikasi tahapan-tahapan

yang ada pada siklus pertama dengan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai

dengan kenyataan yang ditemukan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun jenis dan cara mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Data mengenai aktivitas siswa diambil dengan teknik observasi selama pelajaran

berlangsung.

2. Data hasil belajar IPA Terpadu siswa diambil dari tes hasil belajar.

H. Teknik Analisis data


Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan kualitatif. Data

tentang kualitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif jigsaw dibahas secara

kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif dan data tentang hasil observasi

aktivitas siswa dianalisis secara kualitatif. Subjek penelitian ditempatkan pada

kategori tertentu sesuai dengan keadaan yang mereka alami selama mengikuti

pelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw.


27
Penentuan hasil belajar didasarkan pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian ini mengacu pada kriteria penilaian acuan

patokan (PAP) yang tercantum dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Pedoman Pengkategorian hasil belajar IPA Terpadu (Sudjana, 1996)

No. Tingkat penguasaan Kategori

1. 9,0 – 10 Tinggi sekali

2. 7,5 – 8,9 Tinggi

3. 5,5 – 7,4 Sedang

4. 4,0 – 5,4 Rendah

5. 0 – 3,9 Rendah sekali

I. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah digunakan skor ketercapaian dari

nilai rata-rata kelas dengan syarat ketuntasan belajar secara individu adalah 65% dan

ketuntasan belajar secara klasikal adalah 75%, maka penelitian ini dikatakan berhasil

terjadi peningkatan hasil belajar IPA Terpadu.

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Biologi Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif diperoleh hasil yang menunjukkan

hasil belajar biologi siswa yang diperoleh dari nilai hasil ujian yang dilaksanakan

setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw seperti yang ditampilkan pada tabel 3.

Tabel 3. Nilai hasil belajar biologi siswa pada siklus I dan siklus II

Nilai
Uraian
Siklus I Siklus II
Nilai ideal 10,0 10,0
Nilai tertinggi 7,50 9,50
Nilai terendah 4,00 6,50
Nilai rata-rata 5,53 7,55

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa kelas VI

SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten Bone yang menjadi subjek penelitian, nilai

tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 7,50; nilai terendah 4,00; dan nilai rata-

rata sebesar 5,53. Sedangkan pada siklus II nilai tertinggi yang diperoleh adalah 9,50;

nilai terendah 6,50; dan nilai rata-ratanya sebesar 7,55.

Berdasarkan keseluruhan nilai yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan

dalam lima kategori, maka distribusi frekuensi, persentase dan kategori hasil belajar

29
siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II melalui pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat lihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi, persentase dan kategori hasil belajar biologi siswa
kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring pada siklus I dan II

Siklus I Siklus II
Interval nilai Kategori
F P(%) F P(%)
9,0-10 Tinggi sekali 0 0 4 13,33
7,5-8,9 Tinggi 3 10 6 40
5,5-7,4 Sedang 7 33,33 10 46,67
4,0-5,4 Rendah 10 56,67 0 0
0-3,9 Sangat rendah 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100

Data pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas VI SD

Negeri 219 Mabbiring Kabupaten Bone yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara umum penguasaan siswa terhadap materi

yang disajikan pada siklus I belum maksimal. Hal ini terlihat bahwa siswa yang

memperoleh nilai yang berada pada kategori tinggi hanya 3 orang atau persentasenya

10% sedangkan yang dalam kategori rendah yaitu 10 orang yang persentasenya

56,67%. Data hasil belajar ini menjadi salah satu bahan refleksi untuk pelaksanaan

siklus II.

Hasil belajar siswa pada siklus II berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari siswa yang berada dalam

kategori tinggi sekali berjumlah 4 orang yang persentasenya 13,33%, yang berada

30
dalam kategori tinggi 6 orang dengan persentase 40%, sedangkan yang berada dalam

kategori sedang berjumlah 10 orang yang persentasenya 46,67%.

2. Hasil Observasi pada Siklus I dan Siklus II

Aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi siswa yang

mencatat kejadian-kejadian selama proses belajar mengajar. Lembar observasi diisi

oleh 2 orang observator. Hasil aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II

Frekuensi Persentase pertemuan


No Aktivitas siswa pertemuan (%)
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
I II III IV I II III IV
1. Mendengarkan atau
17 19 20 20 90 96,66 100 100
memperhatikan guru
2. Membaca materi ajar,
LKS, dan menulis hal 20 20 20 20 100 100 100 100
penting
3. Mengerjakan LKS
20 20 20 20 100 100 100 100
dalam kelompok
4. Berlatih melakukan
keterampilan 15 20 20 20 83,33 100 100 100
kooperatif
5. Mempresentasikan
5 7 11 12 16,67 23,33 36,67 40
hasil kerja kelompok

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 5 aktivitas siswa, beberapa

diantaranya menunjukkan hasil yang baik. Diantaranya siswa antusias membaca

materi ajar, LKS, dan menulis hal penting serta mengerjakan LKS. Akan tetapi, pada

siklus I belum menunjukkan keseriusan dalam mengikuti pelajaran. Hal ini ditandai

31
dengan masih adanya siswa yang tidak mendengarkan atau memperhatikan guru, dan

masih kurangnya siswa yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Aktivitas siswa pada siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan yang

lebih baik dari siklus I. Hal ini terlihat dengan aktivitas siswa yang semuanya

mendengarkan atau memperhatikan guru. Begitu pula dengan meningkatkan jumlah

siswa yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

3. Hasil Refleksi Siswa

a. Hasil Refleksi pada Siklus I

Hasil refleksi pada siklus I terlihat bahwa pada permulaan diskusi, siswa agak

kaku dan bingung. Semua kelompok belum menunjukkan kerjasama yang baik dalam

menyelesaikan soal pada LKS yang dibagikan oleh guru, hanya sebagian siswa yang

terlihat aktif pada saat diskusi. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dalam

kerja kelompok dan masih terdapat siswa yang minder untuk berbicara dan sebagian

yang lain ingin menonjolkan diri.

Hal lain yang juga tercatat oleh observator dan guru yaitu siswa hanya aktif

dalam menulis jawaban dari LKS yang dibagikan oleh guru sehingga proses diskusi

menjadi tidak efektif, karena informasi tidak menyebar pada anggota kelompok yang

lain. Nilai hasil belajar siswa setelah pemberian tes pada siklus I terlihat bahwa secara

umum dikategorikan sedang dengan nilai rata-rata 5,53. Rendahnya hasil belajar

siswa ini disebabkan karena keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih

kurang. Hal ini menjadi bahan refleksi untuk melanjutkan tindakan pada siklus II

32
b. Hasil Refleksi pada Siklus II

Hasil refleksi pada siklus II, sudah terlihat menunjukkan adanya kerjasama

yang baik antara sesama anggota kelompok. Mereka tidak lagi merasa kaku dan

bingung, bahkan mereka sudah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Siswa yang mempunyai kemampuan lebih memberi penjelasan kepada teman-

temannya yang kurang mampu dan cepat untuk memahami materi yang didiskusikan

sehingga proses diskusi menjadi lebih aktif.

Pada saat presentasi hasil diskusi kelompok ditekankan agar memahami

materi yang dipresentasikan sehingga tidak hanya membacakan hasil diskusi di depan

kelas. Pada saat presentasi terlihat sebagian kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa kerjasama yang baik di antara

sesama anggota kelompok dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Nilai hasil

belajar siswa pada pelaksanaan siklus II pun terlihat menunjukkan peningkatan yaitu

berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 7,55.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan di atas, maka secara kuantitatif

hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang cukup

signifikan antara siklus I dan siklus II dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VI SD Negeri

219 Mabbiring Kabupaten Bone.

33
Hasil penelitian pada pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar siswa baik berdasarkan kategori maupun nilai rata-ratanya.

Berdasarkan kategori hasil belajar IPA Terpadu siswa pada table 3 menunjukkan

bahwa pada siklus I hasil belajar siswa berada pada kategori sedang dengan

persentase 33,33% dan nilai rata-rata kelas 5,53. Pada siklus II hasil belajar IPA

Terpadu siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 40% dan nilai rata-rata

7,55.

Rendahnya rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh

kurangnya informasi yang diberikan oleh guru sebelum memulai pelajaran serta siswa

masih bingung dengan petunjuk penggunaan model pembelajaran yang diperkenalkan

oleh peneliti, dimana siswa pada saat presentase hasil diskusi di depan kelas

cenderung membaca buku dan tidak memahami maksud dari materi yang

didiskusikan. Aktivitas membaca buku dengan mempelajari serta memahami konsep,

akan menghasilkan nilai yang berbeda bagi siswa. Adanya perbaikan kekurangan

selama pelaksanaan tindakan siklus II, menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya antusias siswa dalam belajar dan siswa sudah

bias mengikuti alur dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Pada mulanya siswa hanya terampil membaca buku di depan kelas saat

mempresentasikan hasil diskusinya, sehingga konsep-konsep yang dipelajari hanya

berlalu dari ingatan dan hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.

Berbeda halnya pada siklus II, selain membaca buku, siswa juga berusaha memahami

dari materi yang dipelajarinya sehingga konsep tersebut diingat oleh siswa dalam
34
jangka waktu yang lama. Nasution (1996) mengemukakan bahwa pembelajaran

dengan menemukan jawaban sendiri (inquiri), diperoleh hasil belajar yang lebih

permanent karena dicari sendiri dengan susah payah khususnya nilai-nilai dan norma-

norma tidak akan dimiliki hanya dengan mendengarkan melainkan dengan

pengalaman dan penemuan sendiri.

Peningkatan hasil belajar tersebut juga disebabkan karena siswa lebih mudah

memahami materi pelajaran yang didiskusikan bersama dengan temannya dan tidak

lagi ada perasaan malu untuk bertanya atau meminta bantuan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Ibrahim dkk (2000) bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan

pada suatu interaksi dalam arti saling membantu, berdiskusi, memberi tugas,

menerima tanggung jawab, mempertanggungjawabkan tugas tersebut, serta

mengembangkan sikap saling menghargai di antara sesama kelompok, dan yang

terpenting adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Lebih lanjut

Slameto (1995) mengemukakan bahwa pemberian tugas dapat mendorong inisiatif

siswa, memupuk minat siswa sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya. Selain

itu, dapat pula mengaktifkan siswa mempelajari sendiri masalah dengan jalan

mencoba menyelesaikan sendiri, membiasakan anak berfikir dengan membanding-

bandingkan, melatih anak berhadapan dengan persoalan, tidak hanya hapalan dan

mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab dari diri siswa.

Hasil analisis deskriptif kualitatif penelitian ini mengungkapkan bahwa pada

pelaksanaan siklus I, aktivitas siswa masih kurang selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hal ini terlihat pada tabel 4 bahwa masih ada siswa yang tidak
35
mendengarkan atau memperhatikan guru dan masih kurangnya siswa yang

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Penurunan aktivitas siswa disebabkan

karena siswa belum bias beradaptasi dengan suasana kelas yang baru dan juga metode

yang digunakan belum terlalu dipahami. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa

meningkat karena guru menekankan pada pentingnya memahami materi sebelum

disampaikan kepada anggota kelompok yang lain, bukan hanya dibacakan pada teman

kelompok.

Penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Lundgren

(dalam Ibrahim,dkk. 2000) bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang

amat positif untuk siswa yang berkemampuan belajar rendah. Dalam setting di kelas

kooperatif, siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman lain yang diantara

sesama siswa daripada guru. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya membangun

komunikasi yang efektif di kalangan siswa.

Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya.

Mengapa siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif belajar lebih banyak

dibandingkan dengan kelas yang diorganisasikan secara tradisional? Menurut teori

motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif terutama terletak pada

bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan

kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa yakin bahwa tujuan mereka

tercapai jika siswa lain juga akan mencapai tujuan tersebut (Nur, 1998).

36
Dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan

kontribusi nyata dalam meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten

Bone.

37
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring

Kabupaten Bone mengalami peningkatan melalui penerapan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus I hasil belajar Biologi siswa berada dalam

kategori sedang, sedangkan pada siklus II hasil belajar Biologi siswa berada

dalam kategori tinggi.

2. Aktivitas siswa kelas VI SD Negeri 219 Mabbiring Kabupaten Bone engalami

peningkatan melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan sebagai

berikut:

1. Diharapkan kepada guru bidang studi khususnya guru mata pelajaran IPA

Terpadu biologi agar dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu sesuai dengan materi yang akan

diajarkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Diharapkan kepada peneliti di bidang pendidikan agar melakukan penelitian lebih

lanjut tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi yang

lain.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar mengajar. Pustaka Setia.
Jakarta.

Ali, M. 1983. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

Anis Rahim. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA Melalui
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di MAN Lappariaja
Kabupaten Bulukumba. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Makassar. Makassar.

Anonim. 2005. Model-Model Pengajaran Dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan


Alam. DEPDIKNAS. Jakarta.

----------. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung.

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Budiastuti, W. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.


Surabaya.

Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dirjen Pendidikan Dasar dan


Menengah. Jakarta.

Djamarah, BS. & A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hudoyo, Herman, 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. IKIP Malang.


Malang.

Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA University Press. Surabaya.

Isjoni, 2007. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Isjoni, 2007. Pembelajaran Visioner. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Lie, A. 2000. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta.

39
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sahabuddin. 1994. Mengajar dan Belajar. FIP IKIP. Ujung Pandang.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press.
Yogyakarta.

Soedjadi, R, 1999. Kiat Pendidikan Matemtika di Indonesia, Konstatasi Keadaan


Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Dirjen Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Soleh, Mohammad, 1998. Pokok-Pokok Pengajaran Matematika Sekolah.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sudjana, 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

Sudjana. 1996. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.


Jakarta.

40
41
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

( SIKLUS I )

PERTEMUAN : 01
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 4 JP (4 X 40 MENIT)

STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.

INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian sistem transportasi.
2. Menjelaskan komponen/susunan dari darah.
3. Menjelaskan proses pembekuan darah.
4. Menjelaskan fungsi darah.
5. Menjelaskan penggolongan darah menurut sistem ABO.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian sistem transportasi.
2. Menjelaskan komponen/susunan dari darah.
3. Menjelaskan proses pembekuan darah.
4. Menjelaskan fungsi darah.
5. Menjelaskan penggolongan darah menurut sistem ABO
II. Materi Ajar
A. Pengertian Sistem Transportasi
Transportasi adalah pengangkutan zat-zat yang diperlukan untuk oksidasi dan
respirasi untuk zat-zat hasil proses tersebut. Alat-alat transportasi terdiri dari alat-alat
peredaran darah meliputi darah, jantung, pembuluh darah dan getah bening.
B. Darah
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah merupakan bagian yang cair, terdiri atas serum dan fibrinogen. Sel-sel
42
darah merupakan bagian yang padat terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan
keping-keping darah.
1. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas 90% air, 8% protein yang terdiri dari albumin,
hormon, globulin, protrombin dan fibrinogen; 0,9% mineral yang terdiri dari NaCl,
natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi; 0,1% berupa
sejumlah bagian organik yaitu glukosa, lemak, asam urat, asam amino, enzim, dan
antigen.

2. Sel-sel darah
Butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit atau sel
darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit atau sel darah putih
berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Trombosit atau keeping darah berfungsi
untuk membekukan darah.
3. Keping-keping darah
Keping-keping darah atau trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur
seperti pecahan keramik, tak berwarna, dan tidak berinti. Keping-keping darah ini
berfungsi dalam proses pembekuan darah.

C. Proses Pembekuan Darah


Apabila darah keluar karena terluka, maka trombosit akan pecah karena
bersentuhan dengan permukaan kasar dari pembuluh darah yang luka. Di dalam
trombosit terdapat enzim yang disebut trombokinase yang akan mengubah
protrombin menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dalam darah. Trombin
akan mengubah protein darah (fibrinogen) menjadi benang-benang fibrin. Benang-
benang fibrin akan menjaring sel-sel darah sehingga luka tertutup dan tidak
mengeluarkan darah.

D. Fungsi darah
Fungsi darah secara umum adalah sebagai: (a) alat pengangkut, (b) alat
pertahanan, dan (c) pengatur suhu tubuh.

E. Golongan darah
Darah manusia dibedakan atas empat macam golongan darah yaitu A, AB, B,
dan O. Penggolongan darah dikemukakan pertama kali oleh Karl Landsteiner pada
tahun 1900. Penggolongan darah pada manusia itu berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen. Aglutinogen adalah sejenis protein yang dapat digumpalkan. Apabila
dalam darah terdapat aglutinogen A, orang tersebut dinyatakan bergolongan darah A.
Apabila terdapat aglutinogen B dalam darahnya, dinyatakan bergolongan darah B.
Apabila dalam darahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinogen B, dinyatakan
bergolongan darah AB. Apabila dalam darahnya tidak ditemukan kedua macam
aglutinogen (A dan B), dinyatakan bergolongan darah O.
III. Metode Pembelajaran : Metode Pembelajaran Jigsaw

43
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Fase Waktu

A. Kegiatan Awal
1. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di depan papan Fase 1 5 Menit
tulis.

2. Guru memotivasi siswa dengan mengingatkan fenomena Fase 1 5 Menit


arus lalu lintas di jalan raya dan kemudian membandingkannya
dengan apa yang terjadi di dalam tubuh kita yang berhubungan
dengan sistem transportasi.

B. Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai tata cara melakukan
kegiatan pembelajaran serta informasi yang berhubungan dengan Fase 2 5 Menit
materi pelajaran.
Fase 3 5 Menit
2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan
kelompok ahli berdasarkan topik pembelajaran kemudian
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok. Fase 4 5 Menit

3. Membimbing siswa dalam kelompok asal untuk


membagi materi atau soal yang ada di dalam LKS kepada Fase 4 30 Menit
masing-masing anggota kelompok.

4. Tiap anggota kelompok yang mendapat materi atau soal


yang sama berkumpul dalam sebuah kelompok untuk membahas Fase 4 30 Menit
materi tersebut yang dinamakan kelompok ahli. Membimbing
siswa dalam kelompok ahli untuk membahas materi dan belajar
secara kooperatif.
Fase 5 15 Menit
5. Masing-masing kelompok ahli kembali ke kelompok
asal bergabung dengan teman-temannya untuk membahas materi
yang didapatkan dari kelompok ahli. Membimbing siswa untuk
belajar bekerjasama dalam menjawab soal-soal yang ada di dalam
LKS dari pembahasan di kelompok ahli.

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


kerjanya di depan kelas untuk mengetahui kelompok yang
terbaik.

44
C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan Fase 5 15 Menit
pertanyaan secara lisan seputar indicator pembelajaran
yang ingin dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk aplaus atau
kata-kata kepada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus.

3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk


mempelajari materi selanjutnya

V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. 2006. IPA Terpadu Kelas VI.
Sunda Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


45
(SIKLUS I)

PERTEMUAN : 02
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 4 JP (4 X 40 MENIT)

STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.

INDIKATOR
1. Menjelaskan struktur jantung manusia.
2. Menjelaskan proses kerja jantung dalam memompa darah.
3. Menjelaskan pembagian pembuluh darah.

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
. Menjelaskan struktur jantung manusia.
. Menjelaskan proses kerja jantung dalam memompa darah.
. Menjelaskan pembagian pembuluh darah.

II. Materi Ajar


A. Jantung
Jantung merupakan pusat sistem peredaran darah yang berfungsi sebagai alat
pemompa darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak di rongga dada agak ke kiri.
Besarnya lebih kurang satu kepalan tangan. Jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu
serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Di antara serambi kiri dan
bilik kiri terdapat dua katup daun (valvula bikuspidalis). Katup ini menjaga agar
darah dari bilik tidak kembali ke serambi ketika bilik berkontraksi untuk memompa
darah keluar jantung. Pada perbatasan jantung dan pembuluh nadi terdapat katup
dengan tiga daun berbentuk bulan sabit (valvula semilunaris). Katup ini berfungsi
menjaga agar darah di dalam pembuluh nadi tidak kembali ke jantung. Di antara
serambi kanan dan bilik kanan terdapat katup tiga daun (valvula trikuspidalis).
Otot jantung bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi. Pada saat
kontraksi keadaaan jantung (bilik) mengerut sehingga menimbulkan tekanan tinggi
yang disebut sistol. Pada saat relaksasi keadaan jantung mengembang sehingga terjadi
pengisian darah ke jantung dan mengakibatkan tekanan darah yang disebut diastole.
46
B. Pembuluh Darah
Pembuluh darah dibedakan menjadi tiga sebagai berikut :
1. Pembuluh nadi (arteri)
Pembuluh nadi yaitu pembuluh yang mengalirkan darah keluar jantung.
Dinding pembuluh ini kuat, tebal, dan elastis. Berdasarkan ukurannya, pembuluh nadi
dibedakan sebagai berikut :
a. Aorta, merupakan pembuluh nadi yang berukuran paling besar.
b. Arteri, merupakan pembuluh nadi yang berukuran lebih kecil dari aorta.
c. Arteriol, merupakan pembuluh nadi yang berukuran paling kecil.

2. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh paling halus yang terdiri atas satu
lapis sel. Pembuluh ini menghubungkan pembuluh nadi dan pembuluh balik.
Pembuluh ini yang berhubungan dengan sel-sel tubuh, untuk mentranspor zat
makanan dan oksigen.

3. Pembuluh balik (vena)


Pembuluh balik yaitu pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung.
Pembuluh balik terletak di dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.
Pembuluh ini berdinding tipis dan tidak elastis, serta memiliki katup di sepanjang
pembuluhnya. Pembuluh balik bercabang membentuk pembuluh yang lebih kecil
yang disebut venula. Pembuluh balik terdiri atas pembuluh balik tubuh dan pembuluh
balik paru-paru.
III. Metode pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

IV. Langkah-langkah Kegiatan


Jenis Kegiatan Fase Waktu

A. Kegiatan Awal
1. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di Fase 1 5 Menit
depan papan tulis.

2. Guru memotivasi siswa dengan melakukan Fase 1 5 Menit


eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui fungsi
jantung. Alat/bahan yang digunakan adalah botol plastik,
air, dan baskom.

B. Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai tata cara melakukan
kegiatan pembelajaran serta informasi yang berhubungan Fase 2 5 Menit
dengan materi pelajaran.
Fase 3 5 Menit
47
2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan
kelompok ahli berdasarkan topic pembelajaran kemudian Fase 4 5 Menit
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

Fase 4 30 Menit
3. Membimbing siswa dalam kelompok asal untuk membagi
materi atau soal yang ada di dalam LKS kepada masing-
masing anggota kelompok.
Fase 4 30 Menit
4. Tiap anggota kelompok yang mendapat materi atau soal
yang sama berkumpul dalam sebuah kelompok untuk
membahas materi tersebut yang dinamakan kelompok ahli.
Membimbing siswa dalam kelompok ahli untuk membahas Fase 5 15 Menit
materi dan belajar secara kooperatif.

5. Masing-masing kelompok ahli kembali ke kelompok asal


bergabung dengan teman-temannya untuk membahas
materi yang didapatkan dari kelompok ahli. Membimbing
siswa untuk belajar bekerjasama dalam menjawab soal-soal
yang ada di dalam LKS dari pembahasan di kelompok ahli.

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


kerjanya di depan kelas untuk mengetahui kelompok yang
terbaik.

C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan Fase 5 15 Menit
pertanyaan secara lisan seputar indicator pembelajaran
yang ingin dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk aplaus atau
kata-kata kepada siswa/kelompok yang kinerjanya
bagus.

3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk


mempelajari (mereview kembali) materi yang telah
dipelajari untuk persiapan tes siklus I.

V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.

48
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. IPA Terpadu Kelas VI Sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi Untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung.

Lampiran 3

49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(SIKLUS II)

PERTEMUAN : 01
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 3 JP (3 X 40 MENIT)

STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.

INDIKATOR
1. Menjelaskan peredaran darah tertutup.
2. Menjelaskan peredaran darah ganda dan pembagiannya.

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan peredaran darah tertutup.
2. Menjelaskan peredaran darah ganda dan pembagiannya.

II. Materi Ajar


A. Peredaran darah Tertutup
Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup karena darah
mengalir ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah. Dalam sistem peredaran darah
tertutup, darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.

B. Peradaran Darah Ganda


Peredaran darah manusia juga disebut peredaran darah ganda atau rangkap
karena darah melewati jantung sebanyak dua kali setiap kali beredar. Peredaran darah
ganda meliputi peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah
kecil adalah peredaran darah dari bilik kanan menuju paru-paru dan masuk ke
serambi kiri. Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari bilik kiri menuju ke
seluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung/masuk ke serambi kanan.
III. Metode pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

50
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Fase Waktu

A. Kegiatan Awal
2. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di Fase 1 5 Menit
depan papan tulis.

3. Guru memotivasi siswa dengan menanyakan Fase 1 5 Menit


bagaimana darah beredar di dalam tubuh kita ?

. Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai tata cara Fase 2 5 Menit


melakukan kegiatan pembelajaran serta informasi yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Fase 3 5 Menit

2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan


kelompok ahli berdasarkan topic pembelajaran kemudian Fase 4 5 Menit
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok.

3. Membimbing siswa dalam kelompok asal untuk Fase 4 30 Menit


membagi materi atau soal yang ada di dalam LKS kepada
masing-masing anggota kelompok.

4. Tiap anggota kelompok yang mendapat materi Fase 4 30 Menit


atau soal yang sama berkumpul dalam sebuah kelompok
untuk membahas materi tersebut yang dinamakan
kelompok ahli. Membimbing siswa dalam kelompok ahli Fase 5 15 Menit
untuk membahas materi dan belajar secara kooperatif.

5. Masing-masing kelompok ahli kembali ke


kelompok asal bergabung dengan teman-temannya untuk
membahas materi yang didapatkan dari kelompok ahli.
Membimbing siswa untuk belajar bekerjasama dalam
menjawab soal-soal yang ada di dalam LKS dari
pembahasan di kelompok ahli.

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


kerjanya di depan kelas untuk mengetahui kelompok yang
terbaik.

C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan Fase 5 15 Menit
pertanyaan secara lisan seputar indicator pembelajaran

51
yang ingin dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk
aplaus atau kata-kata kepada siswa/kelompok yang
kinerjanya bagus.

3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk


mempelajari (mereview kembali) materi yang telah
dipelajari untuk persiapan tes siklus I.

V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. IPA Terpadu Kelas VI. Sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung.

52
Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(SIKLUS II)

PERTEMUAN : 02
SEKOLAH : SD Negeri 219 Mabbiring
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS : VI
ALOKASI WAKTU : 3 JP (3 X 40 MENIT)

STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

KOMPETENSI DASAR
Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.

INDIKATOR
1. Menjelaskan sistem peredaran getah bening dan fungsinya.
2. Menjelaskan struktur tonsil dan fungsinya.
3. Menjelaskan struktur kura (limpa) dan fungsinya.
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit pada system peredaran darah manusia.

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan sistem peredaran getah bening dan fungsinya.
2. Menjelaskan struktur tonsil dan fungsinya.
3. Menjelaskan struktur kura (limpa) dan fungsinya.
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit pada sistem peredaran darah manusia.

II. Materi Ajar


A. Peredaran getah bening
Sistem peredaran getah bening atau limfa terdiri dari cairan limfa, pembuluh
limfa, dan kelenjar limfa. Sistem peredaran limfa berperan dalam pengangkutan
lemak dan pemberantasan penyakit. Getah bening (limfa) adalah cairan tubuh yang
susunannya mirip dengan darah. Limfa terdiri atas sel-sel darah putih, fibrinogen, dan
keping-keping darah, tetapi tidak mengandung sel-sel darah merah.
Tubuh memliki 2 daerah pembagian limfa, yaitu pembuluh limfa kiri atau
dada (duktus torasikus) dan pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster).
Pembuluh limfa kiri merupakan kumpulan dari pembuluh limfa bagian kiri, yaitu
kepala dan leher bagian kiri, tangan kiri, dada kiri, perut dan kaki. Pembuluh limfa
kanan merupakan kumpulan dari pembuluh limfa bagian kanan, yaitu kepala dan
53
leher bagian kanan, dada bagian kanan termasuk paru-paru dan jantung, dan tangan
kanan.

B. Tonsil
Tonsil merupakan satu dari pengumpulan jaringan limfa. Dua buah tonsil
terdapat di sebelah kanan dan kiri batang tenggorok yang biasa disebut amandel.
Sebuah tonsil yang disebut polip terdapat di dalam rongga hidung. Tonsil bertugas
mencegah infeksi lebih lanjut ke bagian tubuh lain karena memliki kemampuan
membentuk sel-sel darah putih.

C. Kura atau limpa


Limpa adalah sebuah kelenjar yang berwarna ungu tua yang terletak di
sebelah belakang lambung. Fungsi limpa adalah sebagai tempat pembentukan sel-sel
darah putih dan antibodi, tempat membinasakan kuman, tempat penimbunan darah,
dan tempat pembongkaran sel-sel darah merah yang telah mati atau rusak.

D. Gangguan dan penyakit pada sistem peredaran darah


Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kelainan atau penyakit pada sistem
peredaran darah manusia dapat terjadi pada darah, jantung, dan pembuluh darah.
Kelainan pada darah , antara lain hemofilia, talasemia, anemia, dan leukemia.
Hemofilia adalah suatu penyakit keturunan pada manusia yang ditandai dengan tidak
dapatnya darah membeku ketika mengalami pendarahan. Talasemia adalah penyakit
yang ditandai adanya gangguan pembentukan sel darah merah. Leukimia adalah suatu
penyakit pada manusia karena jumlah sel-sel darah putih (leukosit) meningkat tidak
terkendali. Anemia adalah penyakit dimana jumlah sel darah merah dalam tubuh
manusia mengalami penurunan.
Serangan jantung terjadi karena terhambatnya aliran darah yang membawa
makanan dan oksigen ke jaringan otot jantung. Apabila gumpalan ini menghambat
aliran darah di otak akan terjadi stroke.
Kelainan atau gangguan yang terjadi pada pembuluh darah antara lain varises,
bawasir, dan hilangnya sifat elastis dinding pembuluh darah. Varises adalah
pelebaran pembuluh balik atau vena. Hal-hal yang menyebabkan varises adalah
kehamilan dan terlalu gemuk. Bawasir atau ambeien adalah pelebaran pembuluh
darah di sekitar anus.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan kelainan pada sistem peredaran
darah karena diastole darah lebih tinggi dari 90 mmHg dan tekanan sistol lebih tinggi
dari 150 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan atherosclerosis (penimbunan lemak
pada dinding pembuluh nadi) dan arteriosclerosis (penimbunan zat kapur pada
dinding arteri).

54
III. Metode pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
IV. Langkah-langkah Kegiatan
Jenis Kegiatan Fase Waktu

A. Kegiatan Awal
. Guru Menuliskan KD dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh siswa setelah pembelajaran di depan papan Fase 1 5 Menit
tulis.

. Guru memotivasi siswa dengan menanyakan apakah Fase 1 5 Menit


mereka pernah melihat orang yang tiba-tiba tida bias
menggerakkan kaki atau tangannya dan apakah mereka
tahu apa nama penyakit itu?

. Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai tata cara melakukan
kegiatan pembelajaran serta informasi yang berhubungan Fase 2 5 Menit
dengan materi pelajaran.
Fase 3 5 Menit
2. Mengelompokkan siswa dalam kelompok asal dan
kelompok ahli berdasarkan topic pembelajaran kemudian
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok. Fase 4 5 Menit

3. Membimbing siswa dalam kelompok asal untuk membagi


materi atau soal yang ada di dalam LKS kepada masing- Fase 4 30 Menit
masing anggota kelompok.

4. Tiap anggota kelompok yang mendapat materi atau soal


yang sama berkumpul dalam sebuah kelompok untuk Fase 4 30 Menit
membahas materi tersebut yang dinamakan kelompok ahli.
Membimbing siswa dalam kelompok ahli untuk membahas
materi dan belajar secara kooperatif.
Fase 5 15 Menit
5. Masing-masing kelompok ahli kembali ke kelompok asal
bergabung dengan teman-temannya untuk membahas
materi yang didapatkan dari kelompok ahli. Membimbing
siswa untuk belajar bekerjasama dalam menjawab soal-soal
yang ada di dalam LKS dari pembahasan di kelompok ahli.

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


kerjanya di depan kelas untuk mengetahui kelompok yang
terbaik.

C. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi siswa dengan memberikan pertanyaan Fase 5 15 Menit
secara lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin

55
dicapai.
Fase 6 5 Menit
2. Memberi penghargaan dalam bentuk aplaus atau kata-kata
kepada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus.

3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari


(mereview kembali) materi yang telah dipelajari untuk
persiapan tes siklus I.

V. Sumber Belajar
Daroji, Haryati. 2007. Sains Biologi 2. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sriyono, Sri Lestari, Rohana, W. H. Omegawati. IPA Terpadu Kelas VI. Sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Syamsuri, I. 2003. IPA Terpadu untuk Kelas 2. Erlangga, Jakarta.
Wahyu, A. 1999. Biologi Untuk SD Kelas II. Lubuk Agung. Bandung.

Lampiran 5

LKS (LEMBAR KEGIATAN SISWA) I


56
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendekskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian sistem transportasi dan pembagiannya.
2. Menjelaskan komposisi/susunan dari darah.
3. Menjelaskan proses pembekuan darah.
4. Menjelaskan fungsi darah.
5. Menjelaskan penggolongan darah menurut sistem ABO.
Kegiatan 1.
Diskusikanlah soal di bawah ini bersama dengan teman anda kemuduan presentasikan
di depan kelas pada akhir kegiatan !
Soal
1. a. Jelaskan pengertian sistem transportasi dan pembagiannya!
b. Sebutkan zat-zat yang diangkut oleh darah!
c. Jelaskan komposisi/susunan dari darah!
2. a. Jelaskan pengertian plasma darah beserta fungsinya !
b. Jelaskan fungsi fibrinogen dan serum !
3. a. Lengkapilah tabel perbandingan antara eritrosit, leukosit, dan trombosit di
bawah ini !
Sel darah Sel darah
No Keping darah
Perbandingan merah putih
. (trombosit)
(eritrosit) (leukosit)
1. Tempat produksi
2. Jumlah
3. Ukuran
4. Bentuk
5. Struktur
6. Fungsi

b. Jelaskan proses pembekuan darah !


4. a. Jelaskan fungsi darah !
b. Sebutkan penggolongan darah manusia yang ditemukan oleh Karl Landsteiner !
c. Lengkapilah tabel golongan darah di bawah ini !
Golongan Antigen Antibodi Dapat Dapat
darah memberi menerima
ke dari
A
B
AB
O

57
5. a. Jelaskan pengertian istilah di bawah ini !
1. Aglutinogen
2. Aglutinin
3. Aglutinasi
4. Transfusi darah
5. Donor universal
6. Resipien universal
b. Buatlah skema transfusi darah kemudian jelaskan skema tersebut !

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan sehari-hari


58
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeksripsikan sistem pernapasan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan

Indikator :
1. Menjelaskan struktur jantung manusia.
2. Menjelaskan proses kerja jantung dalam memompa darah.
3. Menjelaskan pembagian pembuluh darah beserta fungsi masing-masing.
Kegiatan 2
Diskusikanlah soal di bawah ini bersama dengan teman anda kemudian presentasikan
di depan kelas pada akhir kegiatan !
Soal
1. a. Jelaskan pembagian alat peredaran drah manusia !
b. Jelaskan struktur jantung manusia beserta fungsinya!
2. a. Mengapa dinding jantung bagian bilik ototnya lebih tebal dibandingkan
dengan serambi ?
b. Jelaskan perbedaan katup bikuspidalis dan katup trikuspidalas !
3. a. Jelaskan cara kerja jantung dalam memompa darah !
b. Apa yang dimaksud dengan :
1. kontraksi jantung
2. relaksasi jantung
3. sistol
4. diastol
4. a. Sebutkan pembagian pembuluh darah !
b. Lengkapilah tabel perbedaan antara arteri dan vena di bawah ini !
No. Faktor pembeda Arteri Vena
1. Dinding pembuluh
2. Letak
3. Jika terluka
4. Katup
5. Darah di dalamnya kaya akan
6. Arah aliran
7. Denyut
8. Tekanan darah
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Aorta
b. Arteri
c. Arteriola
d. Arteri pulmonalis
e. Arteri koronaria
f. Vena cava superior

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) III

59
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator:
1. Menjelaskan peredaran darah tertutup.
2. Menjelaskan peredaran darah ganda dan pembagiannya.
Kegiatan III
Diskusikanlah soal di bawah ini bersama dengan teman anda kemudian presentasikan
di depan kelas pada akhir kegiatan !
Soal
1. Jelaskan pengertian peredaran darah tertutup !
2. Jelaskan pengertian peredaran darah ganda dan pembagiannya!
3. Gambarkan dan jelaskan skema peredaran darah kecil !
4. Gambarkan dan jelaskan skema peredaran darah besar!
5. Jelaskan perbandingan peredaran darah kecil dan peredaran darah besar !

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IV

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.


60
Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator:
1. Menjelaskan sistem peredaran getah bening dan fungsinya.
2. Menjelaskan struktur tonsil dan fungsinya.
3. Menjelaskan struktur kura (limpa) dan fungsinya.
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit pada sistem peredaran darah dan upaya
untuk mengatasinya. .
Kegiatan IV
Diskusikanlah soal di bawah ini bersama dengan teman anda kemudian presentasikan
di depan kelas pada akhir kegiatan !
Soal
1. Jelaskan pengertian sistem peredaran getah bening, pembagiannya beserta
fungsinya !
2. Jelaskan struktur tonsil dan fungsinya !
3. Jelaskan struktur kura (limpa) dan fungsinya !
4. Jelaskan penyakit pada sistem peredaran yang terjadi pada:
a. darah
b. pembuluh darah
c. jantung
5. Jelaskan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit yang
terjadi pada sistem peredaran darah !

Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI
61
PTK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Kelompok : ………

1. Aktivitas siswa

No. Aktivitas siswa Jumlah siswa aktif


1. Mendengarkan atau memperhatikan guru
2. Membaca materi ajar, LKS, dan menulis hal penting
3. Mengerjakan LKS dalam kelompok
4. Berlatih melakukan keterampilan kooperatif
5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Lampiran 7

Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Nama siswa :
62
NIS :

No. urut :

1). Senang/tidak senang terhadap kegiatan belajar mengajar (S/TS)

2). Baru/tidak baru terhadap kegiatan belajar mengajar (B/TB)

3). Minat selanjutnya (Ya/Tidak)

4). Bahasa guru mudah dimengerti (Ya/Tidak)

5). Penampilan guru menarik (Ya/Tidak)

Lampiran 8

Kisi-kisi soal siklus I

Jumlah
Pertemuan Indikator Nomor soal
soal
I 1. Menjelaskan pengertian sistem 1 1
transportasi dan pembagiannya
2. Menjelaskan komposisi/susunan 2, 3, 4, 5 4

63
darah beserta fungsinya
3. Menjelaskan proses pembekuan darah 6, 7 2
4. Menjelaskan penggolongan darah 8, 9, 10 4
menurut sistem ABO
1. Menjelaskan struktur jantung manusia 11,12,14 3
2. Menjelaskan proses kerja jantung 13, 15 2
II dalam memompa darah
3. Menjelaskan pembagian pembuluh 16, 17, 18, 5
darah 19, 20
Jumlah 20 soal

Kisi-kisi soal siklus II

Jumlah
Pertemuan Indikator Nomor soal
soal
1. Menjelaskan pengertian peredaran 1 1
darah tertutup
I
2. Menjelaskan pengertian peredaran 2, 3, 4, 5 4
darah ganda dan pembagiannya
1. Menjelaskan pengertian peredaran 6, 7, 8, 9, 6
getah bening dan fungsinya 10, 11
2. Menjelaskan struktur tonsil dan 13, 14 2
fungsinya
II 3. Menjelaskan struktur kura (limpa) 12 1
dan fungsinya
4. Menjelaskan gangguan dan penyakit 15, 16, 17, 6
yang terjadi pada system peredaran 18, 19, 20
darah dan upaya mengatasinya
Jumlah 20 soal

Lampiran 9

TES HASIL BELAJAR


SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
SIKLUS I

Jumlah soal : 20 butir


Waktu : 20 menit

64
Petunjuk soal :
a. Tuliskan nama, NIS, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
b. Periksa dan bacalah soal sebelum anda menjawabnya.
c. Soal berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir.
d. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap benar.
e. Periksalah kembali jawaban anda sebelum dikumpul pada pengawas.

Soal

1. Sistem transportasi pada manusia terdiri atas alat-alat berikut ini ….


A. jantung – ginjal - hati
B. jantung - paru-paru
C. jantung – pembuluh darah- darah
D. jantung – ginjal – paru-paru
2. Bagian cair dari darah manusia adalah ….
A. plasma darah
B. sel darah merah
C. sel darah putih
D. trombosit
3. Bagian dari darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat
membunuh kuman penyakit yang masuk adalah ….
A. plasma darah
B. sel darah merah
C. sel darah putih
D. trombosit
4. Fungsi hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah adalah ….
A. mengikat oksigen
B. mengangkut sari makanan
C. membentuk benang-benang fibrin
D. membunuh kuman
5. Perbedaan sel darah merah dan sel darah putih adalah ….
A. sel darah merah bentuknya tidak tetap dan berinti sel, sedangkan sel darah
putih bentuknya bulat pipih dan bikonkaf
B. sel darah merah bentuknya bulat pipih dan tidak berinti, sedangkan sel darah
putih bentuknya tidak tetap dan mempunyai inti
C. sel darah merah bentuknya tidak teratur dan lebih kecil dari sel darah putih,
sedangkan sel darah putih bentuk bulat dan permukaan cembung
D. sel darah merah bentuknya pipih, cekung tidak berinti, sedangkan sel darah
putih bentuk bulat, tidak berinti dan bisa menembus dinding sel

6. Bahan-bahan berikut berperanan dalam proses pembekuan darah, kecuali ….


A. keping darah
65
B. fibrinogen
C. ion Ca
D. ion Na
7. Dalam proses pembekuan darah ion Ca2+ dan vitamin K berfungsi ….
A. mengubah trombin menjadi tromboplastin
B. memecah trombosit menjadi trombokinase
C. membentuk trombokinase dari trombin
D. mengubah protrombin menjadi trombin
8. Golongan darah A hanya dapat didonorkan pada orang yang bergolongan darah
….
A. A, AB, dan O
B. A, AB, dan B
C. A dan AB
D. A dan O
9. Dari hasil pemeriksaan di Puskesmas, dalam darah Andi tidak ditemukan adanya
aglutinogen. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Andi bergolongan darah ….
A. A
B. AB
C. B
D. O
10. Perhatikan tabel berikut.
No. Nama orang Golongan darah
1. Amat O
2. Budi A
3. Cica A
4. Cecep B
5. Dedi B
6. Endang AB
Jika Budi memerlukan transfuse darah, donor yang dapat diterima adalah dari ….
A. Cica dan Amat
B. Amat dan Dedi
C. Endang dan Cica
D. Cecep dan Endang
11. Perhatikan gambar jantung berikut ini.

Bilik kiri dan serambi kanan ditunjukkan oleh nomor ….


A. 1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 1 dan 3
66
D. 2 dan 4
12. Dinding penyekat pada jantung berfungsi mencegah ….
A. kembalinya darah dari serambi kiri ke serambi kanan
B. kembalinya darah dari bilik ke serambi
C. bercampurnya darah bersih dari bilik dengan darah kotor dari serambi
D. bercampurnya darah bersih dari ruang jantung bagian kanan dengan darah
bersih dari ruang jantung bagian kiri.

13. Pada manusia, darah dari bilik kanan jantung akan mengalir ke ….
A. paru-paru
B. serambi kanan
C. serambi kiri
D. aorta
14. Katup antara serambi dan bilik jantung manusia yang berada di sebelah kanan
disebut …, terdiri atas … kelopak.
A. bikuspidalis, 1
B. bikuspidalis, 2
C. trikuspidalis, 3
D. trikuspidalis, 4

15. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gerakan jantung yang tampak seperti gambar akan menyebabkan ….


A. darah mengalir dari bilik kanan menuju paru-paru
B. darah dari paru-paru kembali ke jantung
C. darah dari serambi menuju ke bilik
D. darah dari bilik mengalir ke serambi
16. Perhatikan ciri pembuluh darah berikut .
1) Letaknya dekat kulit dan warnanya kebiru-biruan.
2) Letaknya tersembunyi.
3) Arah aliran menuju jantung.
4) Jika terjadi luka darah memancar kuat.
5) Dinding tipis dan tidak elastis.
Pembuluh darah balik memiliki ciri-ciri yang ditunjukkan oleh ….
A. 1), 3), dan 4)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
17. Pembuluh nadi yang ukurannya paling kecil adalah ….
A. vena
B. aorta
C. arteri
67
D. arteriol
18. Pembuluh yang menghubungkan pembuluh nadi dan pembuluh balik adalah ….
A. vena
B. kapiler
C. arteri
D. aorta
19. Di antara pembuluh darah berikut yang darahnya kaya oksigen adalah ….
A. vena hati
B. vena paru-paru
C. vena dari ginjal
D. vena dari usus
20. Pembuluh balik yang menerima darah dari kepala dan lengan adalah ….
A. vena cava superior
B. vena cava inferior
C. vena pulmonalis
D. vena cava iliakus

Lampiran 10

TES HASIL BELAJAR


SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SIKLUS II
Jumlah soal : 20 butir
Waktu : 20 menit
Petunjuk soal :
a. Tuliskan nama, NIS, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
b. Periksa dan bacalah soal sebelum anda menjawabnya.
68
c. Soal berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20
butir .
d. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang
dianggap benar.
e. Periksalah kembali jawaban anda sebelum dikumpul pada
pengawas.

Soal

1. Darah mengalir ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah disebut peredaran


darah ….
A. tunggal
B. ganda
C. terbuka
D. tertutup
2. Darah melewati jantung sebanyak dua kali setiap kali beredar disebut peredaran
darah ….
A. tunggal
B. ganda
C. terbuka
D. tertutup
3. Peredaran darah dari bilik kanan menuju paru-paru dan masuk ke serambi kiri
disebut peredaran darah ….
A. terbuka
B. tertutup
C. kecil
D. besar
4. Peredaran darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh dan kembali masuk ke
serambi kanan disebut peredaran darah ….
A. terbuka
B. tertutup
C. kecil
D. besar
5. Aliran darah yang khusus menuju ke jaringan jantung disebut ….
A. sirkulasi sistematik
B. sirkulasi koronaria
C. sirkulasi pulmonalis
D. sirkulasi vena

6. Peredaran getah bening (limfa) disebut peredaran ….


A. terbuka
B. tertutup
C. tunggal
69
D. ganda
7. Susunan limfa terdiri atas, kecuali ….
A. sel-sel darah putih
B. sel-sel darah merah
C. fibrinogen
D. keping-keping darah
8. Pembuluh limfa yang berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari daerah
kepala dan leher bagian kanan adalah ….
A. pembuluh limfa kanan
B. pembuluh limfa kiri
C. pembuluh limfa bawah
D. pembuluh limfa atas
9. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat katup yang menyebabkan aliran limfa
hanya menuju ke satu arah yaitu ….
A. paru-paru
B. hati
C. jantung
D. ginjal
10. Bagian yang membesar pada tempat bertemunya percabangan pembuluh limfa
disebut ….
A. tonsil
B. kelenjar limfa
C. amandel
D. polip
11. Fungsi kelenjar limfa adalah ….
A. menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala dan leher kiri
B. menampung getah bening dari dada kanan
C. menghasilkan sel darah putih
D. tempat tersimpannya cadangan sel darah
12. Kelenjar yang berwarna ungu yang terletak di sebelah belakang lambung disebut
….
A. limpa
B. tonsil
C. amandel
D. polip
13. Tonsil yang terdapat di sebelah kanan dan kiri batang tenggorok disebut ….
A. polip
B. amandel
C. limpa
D. limfa
14. Tonsil yang terdapat di dalam rongga hidung disebut ….
A. polip
B. amandel
70
C. limpa
D. limfa
15. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat
membeku disebut ….
A. leukemia
B. talasemia
C. hemofilia
D. anemia
16. Anak-anak yang menderita anemia berat yang disebabkan karena jumlah sel darah
putihnya meningkat drastis sehingga memakan sel darah merah, penyakitnya
disebut ….
A. leukemia
B. talasemia
C. hemofilia
D. anemia
17. Gumpalan materi yang menghambat aliran darah di otak dapat menyebabkan ….
A. ambeien
B. varises
C. bawasir
D. stroke
18. Kelainan yang terjadi pada pembuluh darah, kecuali ….
A. ambeien
B. varises
C. bawasir
D. stroke
19. Penimbunan lemak pada dinding pembuluh nadi disebut ….
A. arteriosclerosis
B. atherosclerosis
C. ambeien
D. varises
20. Mengkomsumsi makanan yang kandungan natrium klorida (garam) yang rendah
adalah salah satu cara untuk mengatasi ….
A. anemia
B. ambeien
C. hipertensi
D. varises

KUNCI JAWABAN

SIKLUS I SIKLUS II
SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH

71
1. C 1. D
2. A 2. B
3. C 3. C
4. A 4. D
5. B 5. B
6. D 6. A
7. D 7. B
8. C 8. A
9. D 9. C
10. A 10. B
11. C 11. C
12. B 12. A
13. A 13. B
14. C 14. A
15. A 15. C
16. B 16. A
17. D 17. D
18. B 18. D
19. B 19. B
20. A 20. C

Lampiran 11
Hasil tes belajar siswa pada siklus I dan siklus II

Siklus I Siklus II

72
No. No.
Skor Nilai Skor Nilai
Urut Urut
1. 15 7,50 1. 19 9,50
2. 10 5,00 2. 14 7,00
3. 10 5,00 3. 13 6,50
4. 8 4,00 4. 14 7,00
5. 10 5,00 5. 14 7,00
6. 10 5,00 6. 14 7,00
7. 10 5,00 7. 14 7,00
8. 11 5,50 9. 14 7,00
9. 14 7,00 10. 16 8,00
10. 9 4,50 15. 16 8,00
11. 13 6,50 16. 18 9,00
12. 11 5,50 17. 16 8,00
13. 9 4,50 18. 14 7,00
14. 12 6,00 19. 15 7,50
15. 8 4,00 20. 14 7,00
16. 14 7,00 21. 16 8,00
17. 13 6,50 27. 16 8.00
18. 12 6,00 28. 15 7,50
19. 11 5,50 29. 15 7,50
20. 15 7,50 30. 18 9,00
Jumlah 113,50 Jumlah 152,50
Rata-rata kelas 5,53 Rata-rata kelas 7,55

Lampiran 12

Frekuensi aktivitas siswa selama pembelaran kooperatif tipe jigsaw siklus I

Respon P Pertemuan I Pertemuan II Jumlah


73
Dent 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
1.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
2.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
3.
P2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
4.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6
5.
P2 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6
P1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5
6.
P2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
7.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
8.
P2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
9.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
P1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
11.
P2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
12.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
13.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
14.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
15.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
16.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
P1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
18.
P2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
19.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
20.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 17 20 20 15 5 19 20 20 20 5
Jumlah
P2 17 20 20 15 5 19 20 20 20 5

74
Lampiran 13

Frekuensi Aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siklus II

75
Respon Pertemuan I Pertemuan II Jumlah
P
Den 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
1.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
2.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
3.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
4.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
5.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
6.
P2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
8.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
9.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
10.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
12.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
13.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
14.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
15.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
16.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
17.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
P1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
18.
P2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
19.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
20.
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
Jumlah P1 20 20 20 20 9 20 20 20 20 8

76
P2 20 20 20 20 9 20 20 20 20 8

Lampiran 14

Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siklus I

Senang/tidak senang Baru/tidak baru Minat Bahasa guru Penampi


No. terhadap KBM terhadap KBM selanjut mudah lan guru
Respon
1 2 1 2 nya dimengerti menarik
den
S TS S TS B TB B TB Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

77
1. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
2. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
3. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
4. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
5. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
6. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
7. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1
8. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
9. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
10. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
11. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
12. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
13. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
14. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
15. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
16. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
17. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
18. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
19. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
20. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
Jumlah 20 0 20 0 20 0 0 20 20 0 19 1 19 1

Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siklus II

Minat Bahasa guru Penampi


Senang/tidak senang Baru/tidak baru
No. selanjut mudah lan guru
terhadap KBM terhadap KBM
respon nya dimengerti menarik
den 1 2 1 2
S TS S TS B TB B TB Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0

78
2. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
3. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
4. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
5. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
6. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
7. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
8. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
9. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
10. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
11. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
12. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
13. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
14. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
15. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
16. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
17. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
18. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
19. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
20. 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
Jumlah 20 0 20 0 0 20 0 20 20 0 20 0 20 0

79

Anda mungkin juga menyukai