Anda di halaman 1dari 5

Pengayaan NAPZA(Narkotika, Psikotropika, dan zat aditif)

Bonaventura Rangga Amadeus/X MIPA 4/11


1. Yang dimaksud NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan
zat aditif lainnya. Napza juga dapat diartikan sebagai narkoba yang berarti narkotika
dan obat atau bahan berbahaya. Zat napza tersebut dapat menguntungkan bagi
manusia jika ada dosis yang tepat dari dokter. Sebenarnya kandungan obat-obatan
yang kita konsumsi untuk meredakan rasa nyeri itu mengandung narkotika tetapi
dalam dosis yang tepat dan benar tidak terlalu berlebihan. Zat napza juga tidak
berbahaya ketika sesuai takaran atau dosisnya yang biasa digunakan dokter untuk
menjadi obat bius bagi pasien yang ingin di operasi karena itu hanya membuat
seorang pasien tidak sadarkan diri dan tidak membahayakan. Berbeda halnya kita
mengonsumsi napza secara liar dan tidak sesuai dengan dosis akan berdampak buruk
pada tubuh kita. Kejadian ini menjadi hal serius bagi bangsa Indonesia contohnya
seperti kasus penggunaan narkoba pada remaja bahkan artis juga dicatat
mengonsumsi narkoba terbanyak dikarenakan untuk mengatasi stress. Perlu
diketahui, jika narkotika dikonsumsi secara berlebihan akan berdampak buruk bagi
Kesehatan seperti gampang letih, lesu, dan system imun bahkan bisa menurun.
Jenis-jenis narkotika yang dapat membahayakan bagi tubuh seperti Morfin, Heroin,
Ganja, Kokain, LSD, dan Opium. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa NAPZA jika
dikonsumsi secara sembarangan dengan berupa obat-obatan terlarang, jarum suntik,
jenis jenis narkotika akan berdampak buruk juga membahayakan bagi tubuh
manusia. Namun jika kita mengonsumsi lewat dosis atau takaran dokter akan
menguntungkan bagi tubuh manusia

2. A. Golongan atau jenis


- Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu golongan 1 Narkotika yang hanya
dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja. Lalu, golongan 2 Narkotika yang
berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin,
Petidin. Dan terakhir yaitu golongan 3 Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Codein.
- Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu golongan 1 Psikotropika yang
hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Ekstasi. Lalu, golongan 2 Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine. Golongan 3 Psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. Dan terakhir, Golongan 4
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam,
Nitrazepam ( BK, DUM ).
- Zat aditif merupakan napza tetapi tidak masuk dalam hukum perundang-
undangan. Untuk golongan-golongannya terbagi menjadi 4 yaitu golongan 1 yaitu
alcohol yang sering terdapat pada minuman beralkohol seperti pada minuman
anggur, bir bintang, dan lain sebagainya. Lalu, pada golongan 2 adalah Inhalasi
dan solven yang merupakan zat pelarut mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor,
dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner,
Penghapus Cat Kuku, Bensin. Kemudian, golongan 3 adalah Nikotin yang terdapat
tembakau yang sering ditemukan pada rokok. Dan terakhir adalah golongan 4
yaitu kafein yang terdapat pada kopi.
B. Aturan atau tujuan
Tujuan seseorang mengkonsumsi napza antara lain:
1. Cenderung mencari sensasi.
2. Kondisi kehidupan keluarga.
3. Temperamen sulit.
4. Mengalami gangguan perilaku
5. Mengikuti tren dan ingin terlihat gaya
6. Solidaritas dari teman-teman si pemakai narkoba
7. Mendapatkan efek senang
8. Meningkatkan semangat dan tidak kenal lelah
9. Memuaskan rasa ingin tahu atau coba-coba Ikut-ikutan teman Solidaritas
teman Mengikuti tren dan ingin terlihat gaya Menunjukkan kehebatan
Merasa sudah dewasa
C. Resiko dan bahaya
Resiko dan bahaya dari mengonsumsi narkoba antara lain:
1. Mengganggu kondisi otak dan tubuh secara umum
Narkoba dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani
hidup sehat dan mengambil keputusan yang benar. Pengaruh obat-
obatan tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang.
2. Perubahan sel saraf pada otak
Konsumsi narkoba secara berulang dalam jangka panjang akan memicu
perubahan pada sel saraf dalam otak, yang kemudian mengganggu
komunikasi antar sel saraf. Bahkan setelah konsumsi dihentikan, efek
tersebut akan memakan waktu yang tidak sebentar, untuk dapat benar-
benar hilang.
3. Dehidrasi
Bahaya narkoba jenis ekstasi, efeknya dapat menyebabkan dehidrasi,
serta ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini kemudian yang menyebabkan
penggunanya mengalami kejang-kejang, serangan panik, halusinasi, sakit
pada dada dan perilaku agresif. Jika digunakan dalam jangka panjang
dapat merusak otak.
4. Menjadi orang yang bingung dan hilang ingatan
Golongan obat-obatan asam gamma-hidroksibutirat dan rohypnol dapat
mengakibatkan efek sedatif, kebingungan, kehilangan ingatan, perubahan
perilaku, koordinasi tubuh terganggu dan menurunnya tingkat kesadaran.
5. Halusinasi
Penggunaan mariyuana atau ganja dapat menyebabkan efek samping
halusinasi, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi,
gangguan kecemasan, kebingungan serta paranoia. Efek jangka panjang
mariyuana adalah gangguan mental seperti depresi dan gangguan
kecemasan.
6. Kejang hingga kematian akibat overdosis
Bahaya narkoba berupa penyalahgunaan metamfetamin atau lebih
dikenal sebagai sabu-sabu, opium, dan kokain, dapat menyebabkan
berbagai efek buruk, termasuk perilaku psikotik, kejang-kejang, dan
bahkan kematian akibat overdosis.

3. Hubungan Doping dengan NAPZA adalah bahwa doping merupakan obat peningkat
performa para atlet karena efek dari obat tersebut yang dapat menambah energi si atlet
sehingga berpotenssi untuk menang menjadi tinggi. Maka dari itu, organisasi olahraga
diseluruh dunia melarang menggunakan doping karena selain membahayakan juga dapat
menimbulkan kecurangan. Doping termasuk Napza atau Narkoba karena Doping bisa
membuat ketergantungan kepada penggunanya dan doping jugaa memberi pengaruh
kepada Tubuh dan kerja otak seperti menghilangkan stress akibat kelelahan, tekanan mental
meningkatkan daya ingat terhadap oksigen namun memiliki dampak negative seperti atlet
mudah terkena serangan jantung, stroke, juga koordinasi, dan keseimbangan tubuhnya
terganggu bahkan jiwanya ikut terganggu sama seperti efek samping dari napza atau
narkoba. atlit yang menggunakan amfetamin karena tuntutan performa yang baik. Demi
mendapat kondisi fisik yang maksimal, beberapa atlit salah memilih jalan dengan melakukan
doping. Meskipun amfetamin dapat membuat atlit yang mengkonsumsinya dapat menjadi
lebih energik dan performasnya menjadi lebih baik. Amfetamin juga memberikan efek
samping bagi para penggunanya. Karena,doping menimbulkan busting energi bagi para
penggunanya, maka efek sampingnya adalah penggunanya menjadi kelelahan dan merasa
kurang istirahat. Penggunaan doping secara terus-menerus dapat menyebabkan kecanduan
sehingga membuat penggunanya menjadi ketergantungan pada amfetamin tersebut untuk
menghindari sakau. Para atlit yang menggunakan doping akan menjadi rentan sakit karena
kondisi kesehatannya terus memburuk. Bahkan, beresiko dan mengancam nyawa para atlit
tersebut. Oleh karena itulah, penggunaan amfetamin sebagai doping merupakan tindakan
yang salah. Dilihat dari alasan etisnya, doping adalah tindakan yang tidak sportif dan alasan
medisnya adalah berbahaya bagi atlit yang menggunakannya. Amfetamin hanya boleh
digunakan apabila dalam pengawasan dokter. Agar tidak menyebabkan kecanduan yang
berdampak buruk bagi para penggunanya.

4. Bahaya atau resiko dari penggunaan berdasarkan aspek:


A. Fisik (Kesehatan)
- Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
- Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi,gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
- Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
- Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan,kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
- Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati, dan sulit tidur
- Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron,testosteron), serta gangguan fungsi seksual
- Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid)
- Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntiksecara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
-Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.

B. Psikis (mental)
- Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
- Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
- Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
- Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
- Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
- Bersikap labil
- Cepat memberontak
- Tertutup (introvert) dan penuh rahasia
- Sering berbohong dan suka mencuri
- Menjadi sensitif, kasar dan tidak sopan
- Memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap semua orang
- Menjadi malas dan prestasi belajar menurun
- Akal sehat tidak berperan, berpikir irasional

C. Sosial (kemasyarakatan)
- Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
- Merepotkan dan menjadi beban keluarga
- Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
- Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat.
5. Saya setuju karena Narkoba memberi pengaruh yang sangat buruk bagi pengguna dan
lingkungan yang ada disekitarnya. Karena biasanya pengguna narkoba juga mempengaruhi
orang lain untuk juga menggunakannya dan orang yang sudah kecanduan akan sangat susah
untuk mengurangi bahkan berhenti mengonsumsi narkoba sehingga untuk di rehabilitasi
akan menjadi susah. Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dengan kondisi Indonesia yang
warganya masih sangat banyak yang terkena kasus narkoba dari berbagai wilayah karena
pemikiran orang Indonesia kebanyakan masih labil tidak berpikir ke depan. Maka dari itu
pemerintah berhak memberikan hukuman mati kepada pengguna narkoba itu agar dapat
memberikan efek jera kepada si pengonsumsi tersebut. Dan dengan hukuman mati tersebut
dapat membuat orang lain yang belom mengonsumsi narkoba menjadi takut dan tidak ingin
mengonsumsi narkoba karena tidak ingin dihukum mati sehingga kasus narkoba yang ada di
Indonesia pun menurun. Dan dengan hukuman tersebut juga dapat meningkatkan nilai
spiritualitas seseorang untuk tidak hanya mengejar nilai-nilai duniawi yang hanya bersifat
sementara dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan yang dimana nanti saya sendiri akan
mengurungkan niat untuk mengonsumsi narkoba.

Anda mungkin juga menyukai