Anda di halaman 1dari 9
Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat mu vm ‘DoNE® SURAT KEPUTUSAN Nomor: 22 Tahun 2016 Tentang PERATURAN TENTANG MUTASI ATLET DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) KETUA UMUM KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA Menimbang : a. Bahwa untuk dapat terlaksananya kegiatan organisasi dengan tertib, lancar dan terarah serta guna mencapai hasil yang oprimal, dipandangperlu untuk menyempurnakan Peraturan Mutasi Atlet dalam rangka PON yang disesuaikan dengan kondisi saat ini; b, Bahwa sesuai dengan Keputusan Musyawarah Olahraga Nasional Xil KONI — Tahun 2015 — Nomor O5/MUSORNAS/2015 tentang Hasil Sidang Komisi | Bidang Organisasi Musyawarah Olahraga Nasional XII KONI Tahun 2015 menyetujui Penyempumaan Mutasi Atlet dalam rangka PON; ©. Bahwa sehubungan dengan butir “a” dan "b’ tersebut di atas, guna terlib administrasi, organisasi dan kepastian hukum dipandang perlu menerbitkan surat keputusan. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005; PP No. 16, No. 17 dan No. 18 Tahun 2007; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI; Keputusan-keputusan Musornas Xil Tahun 2015; Memperhatikan — : Keputusan Musyawarah Olahraga Nasional XI! KONI Tahun 2015 Nomor O5/MUSORNAS/2015, Mengingat BONS MEMUTUSKAN Menetapkan f Pertama : Mensyahkan Peraturan tentang Mutasi Atlet sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini dan lampiran tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini Kedua : Surat Keputusan ini disampaikan kepada _seluruh Pengurus KONI Pusat dan seluruh Anggota KONI Pusat Pusat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Iketiga Gedung Direksi Gelora Bung Karno, Jalan Pintu | Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 5737494 Fax. (021) 5732416 E-mail : konipusat@yahoo.com, Hi Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat M™nones™ Ketiga : Dengan berlakunya Surat Keputusan ini, maka Surat Keputusan Ketua Umum KONI Nomor 56 Tahun 2010 dinyatakan tidak beriaku lagi Keompat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari temnyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Dikeluarkan di: Jakarta Pada tanggal_;_ 29 Januari 2016 KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA PUSAT KETUA UMUM, frase TONO SURATMAN Mayjen TNI (Purn) Tembusan disampaikan kepada Yth. 1. Presiden Republik Indonesia; 2. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI 3. Menteri Pemuda dan Olahraga RI; 4, Seluruh Anggota KONI Pusat 5. Pengurus KONI Pusat Gedung Direksi Gelora Bung Karo, Jalan Pintu | Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 5737494 Fax. (021) 5732416 E-mail : konipusat@yahoo.com, Homepage : http:/www.koni.or.id PENYEMPURNAAN PERATURAN MUTASI ATLET DALAM RANGKA PON PENDAHULUAN Bahwa Pembinaan olahraga nasional dalam upaya menuju prestasi puncak, merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dinamika pembangunan olahraga nasional selalu akan menghadapi berbagai masalah. Dalam menghadapi masalah tersebut maka penyelesaian hendaknya diatasi dan dipecahkan secara menyeluruh dan terpadu. Mutasi merupakan hak setiap atlet, baik dengan alasan perpindahan lokasi pendidikan, Pekerjaan, mengikuti suami, istri, orangtua. Namun dalam pelaksanaannya sering menimbulkan masalah. maka demi ketertiban dan kelancaran penyelenggaraan PON, khususnya menyangkut kepastian Atlet sebagai peserta yang mewakili salah satu Provinsi, periu dibuat peraturan tentang mutasi Atlet dalam rangka PON. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Tentang Mutasi Atlet Dalam Rangka PON yang dimaksud dengan: a. Komite Olahraga Nasional indonesia Pusat adalah organisasi keolahragaan Nasional yang beranggotakan Induk Organisasi Cabang Olahraga dan badan keolahragaan fungsional serta KONI Provinsi, selanjutnya disingkat KONI Pusat. b. Induk Organisasi Cabang Olahraga adalah Organisasi Cabang Olahraga Nasional yang beranggotakan Pengurus Provinsi cabang olahraga selanjutnya disebut Pengurus Pusat/ Pengurus Besar (PP/PB). c. Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi adalah organisasi Keolahragaan yang beranggotakan Pengurus Provinsi Cabang Olahraga dan Badan Keolahragaan Fungsional Provinsi serta KONI Kabupaten/Kota selanjutnya disingkat KONI Prov. 4. Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten/Kota adalah _organisasi Keolahragaan yang beranggotakan Pengurus Kabupaten/Kota Cabang Olahraga dan Badan Fungsional tingkat kabupater/kota selanjutnya disingkat KON! Kab/Kota. Organisasi Cabang Olahraga tingkat Provinsi adalah organisasi cabang olahraga yang berkedudukan di Provinsi selanjutnya disebut Pengurus Provinsi (Pengprov). f, Organisasi Cabang Olahraga Kabupaten/Kota adalah organisasi dari suatu cabang olahraga yang berkedudukan di tingkat Kabupaten’ Kota —selanjutnya —disebut Pengurus Kabupaten/Kota (Pengkab/Kota). Organisasi Cabang Olahraga adalah organisasi olahraga yang mengurusi satu atau lebih cabang olahraga tertentu yang terdiri dari Klub/Pengkab/Kota/ Pengprov/PP/PB. Badan Arbitrase adalah suatu badan yang dibentuk oleh KONI Pusat secara permanen untuk menangani masalah sengketa keolahragaan selanjutnya disebut Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) Pekan Olahraga Nasional adalah kejuaraan olahraga multi event yang dilaksanakan oleh KONI Pusat dalam jangka waktu tertentu yang selanjutnya disingkat PON Mutasi adalah perpindahan Atlet dari satu provinsi ke provinsi yang lain. . Atlet adalah olahragawan yang tergabung dalam _suatu Organisasi Cabang Olahraga. Domisili Atlet adalah tempat tinggal seorang atlet disuatu provinsi yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Surat Permohonan Mutasi (SPM) adalah surat permohonan mutasi atlet ke provinsi lain yang diajukan oleh attet Surat Rekomendasi Prinsip Mutasi (SRPM) adalah surat persetujuan dan/atau penolakan atas mutasi atlet yang dikeluarkan oleh Klub/Pengkab/ Pengkot. Surat Rekomendasi Mutasi (SRM) adalah surat persetujuan dan/atau penolakan atas mutasi atlet yang dikeluarkan oleh Pengprov cabang olahraga ‘Surat Keputusan Mutasi (SKM) adalah surat keputusan persetujuan dan/atau penolakan atas permohonan mutasi atlet ke provinsi lain yang dikeluarkan oleh KONI Provinsi dan ditetapkan oleh KONI Pusat ‘Surat Keputusan Banding (SKB) adalah Keputusan Banding yang dikeluarkan oleh BAORI yang menetapkan ditolak dan atau diterimanya permohonan mutasi atlet. ‘Stratifikasi urutan pengurusan surat rekomendasi mutasi BABII MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud peraturan ini adalah : Untuk mengatur setiap mutasi Atlet yang berkaitan dengan penyelenggaraan PON melalui proses dan prosedur yang benar . Tujuan peraturan ini adalah : Agar Atlet yang melakukan mutasi, dilakukan melalui proses dan prosedur yang benar serta sah sehingga Atlet dapat mewakili suatu provinsi mengikuti PON BAB Ill AZAS MUTAS! Pasal 3 Mutasi Atlet menganut azas domisili BABIV HAK DAN KEWAJIBAN Hak Atlet Pasal 4 Setiap Atlet berhak untuk melakukan mutasi sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan ini Hak Organisasi Cabang Olahraga Pasal 5 Organisasi cabang olahraga berhak untuk memberikan persetujuan dan/atau penolakan setiap permohonan mutasi Atlet sesuai dengan ketentuan yang ada dalam peraturan ini Hak KONI Provinsi Pasal 6 KONI Prov berhak menerbitkan surat keputusan yang berisi persetujuan dan/atau penolakan atas permohonan mutasi Atlet yang diajukan melalui surat rekomendasi dari Organisasi cabang olahraga provinsi sesuai dengan ketentuan yang ada dalam peraturan ini, Kewajiban Atlet Pasal 7 Atlet yang melakukan mutasi wajib mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam peraturan ini Kewajiban Organisasi Cabang Olahraga Pasal 8 Organisasi cabang olahraga dalam menerima berkas permohonan mutasi Atlet wajib memberikan surat rekomendasi yang berisi persetujuan dan/atau penolakan mutasi Atlet tersebut Kewajiban KONI Provinsi Pasal 9 KONI Prov berkewajiban mengeluarkan surat keputusan mutasi yang berisi persetujuan dan/atau penolakan permohonan mutasi. BABV PROSEDUR PELAKSANAAN Pasal 10 1. Seorang Atlet yang akan melakukan mutasi wajib mengajukan surat permohonan mutasi kepada Klub / Pengkab / Kota / Pengprov yang bersangkutan dengan tembusan kepada PB/PP, KONI Kab/Kota /KONI Prov. 2. Surat permohonan mutasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini wajib dilengkapi dengan : a. Surat keterangan pindah domisili b. Foto copy Surat bukti alasan mutasi Alasan Mutasi Pasal 11 1. Alasan Atlet untuk pindah domisili ke Provinsi lain adalah sebagai berikut : a.Mengikuti kepindahan orang tua b.Mengikuti Suami/isteri c.Pindah tugas/mutasi kepegawaian d.Mendapat pekerjaan di Provinsi tujuan e.Diterima di Sekolah/Perguruan Tinggi di Provinsi tujuan £. Meningkatkan prestasi 2. Selain dari alasan pada ayat (1) pasal ini maka mutasi tidak diperkenankan. Batas waktu Perpindahan Pasal 12 Atlet dapat melakukan mutasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebanyak 1 (satu) kali dan selanjutnya menjadi atlet binaan KONI Provinsi yang bersangkutan Waktu Permohonan Pasal 13 Pengajuan mutasi secara tertulis oleh Atlet diajukan selambatlambatnya 2 (dua) Tahun sebelum pelaksanaan PON. Stratifikasi Rekomendasi Pasal 14 Atlet mengajukan Surat Permohonan Mutasi (SPM) Klub/Pengkab/Kota mengeluarkan Surat Rekomendasi Prinsip Mutasi (SRPM) yang diketahui oleh KONI Kab/Kota. Pengprov mengeluarkan Surat Rekomendasi Mutasi (SRM) KONI Prov menerbitkan Surat Keputusan Mutasi (SKM) KONI menerbitkan Surat Keputusan Banding (SKB) op pao BAB VI PENYELESAIAN ADMINSTRASI Batas waktu Penyelesaian Permohonan Tingkat Klub/Pengkab/kota Pasal 15, Klub/Pengkab/Kota setelah menerima surat permohonan mutasi Atlet wajib ‘menyelesaikan permohonan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya SPM; Klub/Pengkab/kot setelah memproses sesuai dengan ayat (1) dalam pasal ini wajib mengeluarkan SRPM yang diketahui oleh KONI Kab/kot dan tembusannya ditujukan kepada KONI Prov dan atlet yang bersangkutan; ‘SRPM sesuai dengan ayat (2) pasal ini berisi persetujuan dan/atau penolakan atas permohonan mutasi dari Atlet yang bersangkutan dengan menyebut persetujuan dan/atau penolakan mutasi Bilamana dalam tenggang waktu sesuai ayat (1) belum dikeluarkan SRPM seperti yang dimaksud pada ayat (2) dalam pasal ini, maka Atlet yang bersangkutan dianggap telah mendapat SRPM yang isinya menerima mutasi tersebut. Batas waktu Penyelesaian Permohonan Tingkat Pengprov Pasal 16 . Pengprov setelah menerima SRPM dari Klub/Pengkab/Kota wajib menyelesaikan Permohonan mutasi tersebut selambatambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya SRPM; Pengprov setelah memproses sesuai dengan ayat (1) dalam pasal ini waiib mengeluarkan SRM yang tembusannya ditujukan kepada PB/PP, KONI Provinsi, KONI Kab/Kot, Klub/Kab/Kota dan Atlet yang bersangkutan. SRM sesuai dengan ayat (2) pasal ini berisi persetujuan dan/atau penolakan Permohonan mutasi dari Atlet yang bersangkutan dengan menyebutkan alasan Persetujuan dan/atau penolakan mutasi Bilamana dalam tenggang waktu sesuai ayat (1) belum dikeluarkan SRPM seperti yang dimaksud pada ayat (2) dalam pasal ini, maka Atlet yang bersangkutan dianggap telah mendapat SRM yang isinya menerima mutasi tersebut. Batas waktu Penyelesaian Permohonan Tingkat KONI Provinsi Pasal 17 KONI Prov setelah menerima SRPM dan SRM wajib menyelesaikan permohonan mutasi tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya SRPM dan ‘SRM tersebut. . KONI Prov setelah memproses sesuai dengan ayat (1) dalam pasal ini wajib mengeluarkan SKM berisi persetujuan dan/atau penolakan permohonan mutasi yang tembusannya ditujukan kepada KONI Pusat/PP/PB/PengProv/ KONIKab/Kota /Pengkab/Kota/Klub dan kepada Atlet yang bersangkutan Bilamana dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari sejak SRPM dan SRM KONI Provinsi tidak menerbitkan SKM, maka atlet berhak mengajukan banding ke BAORI Keberatan atas penolakan Pasal 18 Atlet yang bersangkutan dapat mengajukan banding ke BAORI atas penolakan permohonan mutasi yang telah diajukan; Permohonan banding sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dalam pasal ini diajukan ke BAOR! dengan tembusan ke KONI Pusat, KONI Prov, PP/PB. Badan Arbitrase Pasal 19 . Permohonan banding dari Atiet tersebut diselesaikan melalui BAORI berdasarkan mekanisme dan prosedur BAORI. BAORI wajib memeriksa dan memutus permohonan banding mutasi atlet selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan setelah permohonan teregristrasi BAB Vil KOMPENSASI Pasal 20 Penyelesaian kompensasi dapat dibicarakan antara KON! Prov asal dan KONI Prov yang dituju Standard minimal kompensasi atas mutasi atlet_dan biaya pembinaan oleh KONI Provinsi selama kurun waktu 2 (dua) tahun sebelum pelaksanaan mutasi adalah ‘sebagai berikut : a.atiet yang pemah meraih medali emas baik single maupun multi event tingkat intemasional sebesar Rp. 500.000,000,- (lima ratus juta rupiah) b.atlet yang pernah meraih medali perak baik single maupun multi event tingkat intemasional sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) . atlet yang pernah meraih medali perunggu baik single maupun multi event tingkat intemasional sebesar Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah) Uang kompensasi yang diterima digunakan untuk pembinaan prestasi atlet dengan pembagian sebagai berikut: a. KONI Provinsi sebesar 25 % (dua puluh lima prosen) b. KONI Kabupaten/Kota 15 % (lima belas prosen) c. Pengprov Cabang Olahraga 15% (lima belas prosen) 4d. Pengkab/Kota Cabor 15% (lima belas prosen) e. Klub/Perkumpulan 30% (tiga puluh prosen) 4. Bilamana tidak tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak, maka penyelesaian kompensasi diputuskan oleh BAORI BAB VII PENGAWASAN Pasal 21 KONI Pusat berkewajiban melakukan pengawasan terhadap setiap pelaksanaan mutasi Atlet. BAB IX SANKSI ‘Sanksi Atlet Pasal 22 1. Seorang Atlet yang melakukan mutasi tanpa melalui prosedur sebagaimana yang diatur dalam peraturan ini dikenakan sanksi tidak boleh bertanding/berlomba dalam PON. 2. Seorang Atlet yang melakukan mutasi terbukti memberikan keterangan palsu terhadap alasan perpindahan —domisilinya_ akan dikenakan sanksi_ tidak boleh bertanding/beriomba dalam PON. 3. Seorang atlet yang memaisukan data mutasi berdasarkan peraturan ini, akan dikenakan sanksi pencabutan gelar dan penarikan medaii yang telah diperolehnya Sanksi Bagi KONI Prov Yang Dituju Pasal 23 KONI Prov penerima Atlet mutasi yang dikenakan sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 21 dikenakan sanksi tidak diperbolehkan untuk mendaftarkan Atlet yang bersangkutan sebagai anggota kontingen PON BABX PENUTUP Pasal 24 Dengan berlakunya Peraturan ini maka segala peraturan yang berlaku menyangkut mutasi Atlet dinyatakan tidak berlaku. KKOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA PUSAT KETUA UMUM, LOAN, TONO SURATMAN ‘Mayjen TNI (Purn)

Anda mungkin juga menyukai