Anda di halaman 1dari 9

Tema Kejujuran di Segala Bidang

Assalamualaikum wr.wb.

Yang saya hormati,

Yang saya hormati,

Serta teman-teman yang saya banggakan

Marilah kita bersama sama memanjatkan rasa puji syukur kita ke hadirat Allah SWT karena berkah dan
karunia-Nya kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat di hari yang cerah ini.

Dan tidak lupa kita aturkan salam kepada Rosulullah SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah
menjadi teladan yang terbaik untuk umat islam.

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk hadir
dalam pertemuan ini.

Teman-teman yang berbahagia, Berbicara mengenai kejujuran. Apakah kejujuran itu? Kejujuran
merupakan tanda bukti yang menentukan kadar keimanan dalam diri seseorang. Kejujuran pula yang
menjadi nilai dari harga diri kita. Seseorang akan menghargai dan menghormati kita ketika kita
melakukan sebuah kejujuran, dan sebaliknya seseorang akan merendahkan bahkan menghina kita ketika
kita mencoreng nilai-nilai kejujuran.

Teman-teman yang berbahagia, orang yang mengaku-ngaku dirinya mukmin ialah orang yang pasti
memiliki perilaku jujur. Jikalau tidak jujur, berarti keimanannya perlu disangsikan. Orang semacam itu
adalah orang yang rasa keimananya sedang dihinggapi sebuah penyakit yang dinamakan munafik.

Teman-teman yang berbahagia, sebagaimana kita ketahui bahwa orang munfik itu adalh orang yang
bermuka dua, yang berbicara ya diluar namun didalam berbicara tidak. Teringat sebuah kisah atu lebih
tepatnya hadist yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa, yang menceritakan
seorang sahabat yang tengah mengajukan berbagai pertanyaan kepada Rosulullah SAW. “apakah
mungkin orang mukmin itu pelit?”tanya sahabat, kemudian Rosul menjawab ”mungkin saja”, kemudian
ia bertanya lagi “apakah mungkin orang mukmin itu pengecut?” dan rosul menjawab “mungkin saja”.
Dan yang terkhir sahabat tersebut bertanya “apakah mungkin seorang mukmin itu berbohong?”dan
dengan tegas Rosul menjawab “tidak”.

Teman-teaman yang berbahagia, pelajaran apa yang bisa kita bersama petik dari hadist tersebut?.
Sangatlah jelas bahwa hadist tersebut secara langsung ataupun tidak langsung telah mengajarkan kita
untuk tidak berbohong dalam semua bidang. Maksudnya di semua lini kehidupan kita haruslah
ditanamkan benih-benih kejujuran. Mulai dari hal kecil seperti saat kita lagi makan di kantin sekolah, kita
harus jujur, kita ambil ini-itu dan membayar sesuai dengan harga yang telah ditentukan jangan
berbohong. Jika kita tidak jujur dalam hal yang sepele seperti demikian dapat dipastikan kita ketika kita
memegang sebuah kekuasaan yang menyilaukan mata, kita akan menggunakan kekuasaan tersebut
dengan semau kita, dan itulah yang terjadi dengan negara kita ini yang tak habis-habisnya masalah
korupsi yang diakibatkan oleh ketidak jujuran oknum-oknum tertentu dalam mengendalikan
kekuasaanya.
Teman-teman yang berbahagia, kejujuran merupakan pangkal semua dari perbuatan baik seseorang.
Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuran. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan
kepada semua orang mukmin untuk berkata jujur. Dalam QS Al Ahzab: 70 Allah SWT berfirman yang
artinya “hai orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan jujur dan
benar”

Teman- teman yang berbahagia kejujuran merupakan tiang agama, sendi akhlak, dan poko rasa
kemanusiaan manusia.tanpa kejujuran, agama akan roboh, akhlak tidak akan pernah sempurna,dan
seorang manusiatidak akan menjadi manusia sempurna tanpa kejujuran. Disinilah pentingnya sebuah
nilai kejujuran di berbagai bidang kehidupan.

Teman- teman yang berbahagia, sebagai penutup, Rosulullah SAW telah bersabda:”tetap berpegang
eratlah dalam kejujuran. Walau kamu seakan-akan melihat kehancurandalam berpegang teguh pada
kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan” (HR Abu Dunya)

Sekian pidato dari saya, jika ada perkataan yang menyinggung hati teman-teman saya minta maaf.

Akhiru kalam fasta bikhul khairat………………

Wasalamualaikum wr.wb.
“KEJUJURAN ADALAH SEGALANYA”

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Bissmillah alhamdulillah wasyukurillah ‘ala ni’matillah

Wassolatuwassalamu’ala Rosulillah amma ba’du.

Bapak Ibu dewan juri yang saya hormati, dan rekan-rekan yang
saya cintai, saya peserta dari SDN 2 PURWOSARI akan berpidato
dengan mengambil tema “kejujuran adalah segalanya”

Hadirin yang berbahagia, Kata jujur adalah kata yang mudah


diucapkan oleh siapapun dan kapanpun. Namun sulit untuk
dilaksanakan dan dibuktikan dan hanya bisa dilakukan oleh sebagian
kecil manusia. Jujur adalah merupakan sifat yang terpuji yang harus
dimiliki oleh setiap insani. Mengapa demikian? Karena sifat jujur adalah
merupakan modal utama dalam kehidupan kita sehari-hari dan juga
merupakan kunci keberhasilan dan kebahagiaan kita baik didunia
maupun diakhirat.

Nabi bersabda yang artinya “jujur adalah menunjukkan pada


kebaikan dan kebaikan adalah menunjukkan jalan kesurga”.Hadirin
yang di Rahmati Allah,Walau Nabi mengatakan demikian, tapi banyak
umatnya yang belum melaksanakan kejujuran bahkan tidak mau untuk
melakukan kejujuran. Jangan jauh-jauh, contohnya kita-kita ini kalau
ditanya sama bapak dan ibu guru “anak-anak, tadi malam belajar
ngga?” kita jawab dengan suaralantang “belajaaaarrr......” padahal tadi
malam pada nonton YKS. Contoh yang lain, kalau ada PR pas suruh
dikumpulkan, jawab kita “Pa..maaf, bukunya ketinggalan” padahal PR
itu sama sekali tidak dikerjakan. Dan banyak contoh-contoh lain juga
yang bukan dilaksanakan oleh kita saja tapi oleh bapak ibu kita, bahkan
para pejabat pun melakukan ketidakjujuran atau kebohongan dengan
menjual atas nama rakyat. Bila hal kebohongan ini dilaksanakan terus
menerus maka akan terjadi kegagalan dan kehancuran disegala bidang.
Dan lebih fatal lagi kata Nabi bahwa kebohongan itu adalah
menunjukkan keburukan dan keburukan menuju ke jalan Neraka.

Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengajak kepada


semuanya, mari kita berbuat jujur. Jujur pada orang lain, jujur pada diri
kita sendiri, terlebih lagi jujur kepada Allah S.W.T. Sebab kita tahu
bahwa semua apa yang kita lakukan di dunia ini akan ada balasannya di
hadapan Allah S.W.T., dan bila kita melakukan kejujuran dan
keterbukaan, insyaalloh yang namanya perselisihan, kegagalan,
ataupun bencana dari Allah akan dijauhkan dari kehidupan kita oleh
Allah S.W.T.Rupanya dari saya cukup sekian, jika ada jarum yang patah
jangan disimpan di dalam laci, jika ada kata-kata yang salah jangan
disimpan di dalam hati.Terimakasih atas perhatiannya, dan saya akhiri
dengan ucapan billahitaufik wal hidayah, waridhowal inayah, wal afwa
minkum.

Wassalamu’alaikum warrohmatulloh wabarokaaaaaaatuh.

Assalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh


Yang terhormat bapak kepala sekolah SMPN 6 Tuban, Yang terhormat
bapak/ibu guru, Serta teman-teman yang saya sayangi

Marilah kita panjatkan puji syukur atas ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya pada hari yang berbahagia ini kita dapat
berkumpul di aula SMPN 6 Tuban dalam rangka peringatan Bulan
Bahasa yang bertepatan dengan hari sumpah pemuda 28 Oktober
2012.

Pada awalnya, banyak orang orang mengatakan bahwa membaca


merupakan hal yang membosankan. Namun pada kenyataannya
membaca memiliki banyak sekali manfaat.

Informasi yang bisa kita dapatkan sangat banyak mulai dari sejarah,
ilmu pengetahuan, berbahasa, berita, dan masih banyak lagi manfaat
dari kegiatan membaca. Jadi membaca sangatlah penting untuk semua
orang, akibat yang timbul jika seseorang tidak suka membaca ialah di
akan menjadi bodoh, tidak tahu kemajuan zaman, dan tidak memiliki
cukup banyak wawasan.

Hadirin yang saya hormati......, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
meningkatkan minat membaca, saya mempunyai 4 tips untu
meningkatkan minat baca kita semua. Pertama, mendisiplinkan diri,
yaitu jadikan membaca sebagai kebiasaan. Sebagaimana halnya
kebiasaan lain, membaca perlu keadaan yang berlangsung secara rutin
dan terus menerus. Kedua, membawa buku bersama kita saat
bepergian, pada waktu senggang kita dapat menisinya dengan
membaca buku. Ketiga, membiasakan diri untuk menetapkan target,
dan yang kelima, jangan membaca hanya semata karena kewajiban
atau suatu keterpaksaan.

Dari kita membaca, banyak manfaat yang kita dapat antara lain :

1. Terhindar dari kebodohan

2. Terhidar dari sifat malas


3. Dapat mengenbangkan kefasihan bertutur kata

4. Dapat mengungkapkan sesuatusecara lisan dengan mudah

5. Dapat mengeksplorasi dan mengembangkan informasi yang ada

Membaca merupakan hal yang sangat penting, karena dengan


membaca kita dapat memperoleh banyak manfaat. Apabila hal tersebut
menjadi rutinitas dan menyebabkan membaca menjadi sebuah
kebiaasaan atau bahkan kebutuhan. Kita akan merasakan manfaat yang
sangat besar. Saya berharap siswa-siswi SMPN 6 Tuban dapat
meningkatkan kegemaran membaca mulai dari sekarang. Marilah kita
tumbuhkan minat nenbaca, untuk menambah wawasan kita mengenai
dunia maupun lingkungan sekitar.

Hadirin yang saya hormati, terima kasih atas segala perhatian yang
telah diberikan untuk mendengarkan pidato saya. Mohon maaf bila ada
perkataan saya yang salah dan tidak berkenan di hati hadirin semua.

Wassalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Bissmillah alhamdulillah wasyukurillah ‘ala ni’matillah

Wassolatuwassalamu’ala Rosulillah amma ba’du.

Bapak Ibu dewan juri yang saya hormati, dan rekan-rekan yang saya
cintai, saya peserta dari SDN 2 PURWOSARI akan berpidato dengan
mengambil tema “Buku Sumber Ilmu”

Hadirin yang berbahagia


Pepatah “Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya” kerap
kita dengar. Hampir semua orang yang pernah mengenyam pendidikan formal
mengenal pepatah ini. Tapi yang menyadari dan melakukannya masih sedikit.
Minat baca penduduk negeri ini masih rendah. Aktivitas membaca belum
begitu membudaya. Bahkan melihat seseorang yang tekun membaca buku
saja dianggap aneh. Julukan sok pintar, sok profesor, kebarat-baratan dan
lain semacamnya segera saja ditempelkan kepada si kutu buku.

Bagi penggemar membaca buku, membaca di sembarang tempat butuh


mental kuat. Harus kebal cemoohan dan sindiran yang kadangkala
menyakitkan telinga. Padahal membaca buku adalah kegiatan yang positif
dan tidak melanggar sebiji pun peraturan perundang-undangan di negeri ini.
Pun begitu, membaca tidak melanggar HAM. Tapi mengapa ada saja yang
merasa ‘terganggu’ oleh seseorang yang membaca buku di sekitarnya?

Tradisi lisan yang lebih membudaya daripada tradisi membaca, mungkin bisa
dituding sebagai biang penyebabnya. Terlibat dalam obrolan lebih asyik
dibanding ‘berdialog’ dengan sebuah buku. Lebih parah lagi obrolan lebih
mengarah kepada ngegosip alih-alih berdiskusi tentang sesuatu hal.

Saya sendiri lahir dan besar bukan di keluarga yang gemar membaca. Di
masa SD dulu, saya sering membaca KUNCUP1), sebuah majalah anak-anak
yang beredar di Jawa Timur. Saya tidak tahu apakah majalah itu beredar
hanya untuk kalangan guru SD ataukah beredar untuk umum. Setiap awal
bulan saya selalu menunggu terbitannya di rumah tetangga yang seorang
guru SD asal Tulungagung2). Tak sampai seminggu majalah itu saya baca
tuntas. Setelahnya selama 3 minggu saya harus kesepian menunggu edisi
bulan berikutnya.

Sejak saat itu kegemaran membaca terus bergelora. Tapi berhubung masih
imut, kesukaan Hamzet kecil masih bacaan-bacaan ringan semacam 4
sekawan dan komik-komik Superman hadiah membeli 3 sabun mandi.
Kadang juga majalah Bobo terbitan beberapa bulan silam. Maklum mau beli
majalah baru, selain susah dapatnya, harganya selangit.

Kini kegemaran membaca makin menjadi-jadi. Ke mana-mana membawa


buku meski kadang tak sempat membaca –tak sempat atau malas?. Saya
merasakan ada kenikmatan tersendiri bila mengisi waktu terutama saat
suntuk dalam antrean di ruangcustomer service dengan membaca buku.
Daripada melamun, tentu membaca buku lebih baik. Bahkan saat di
kantin pun saya cangking sebuah buku. Membaca buku ditemani secangkir
kopi racik. Ah, nikmatnya. Tapi membaca buku di kantin tidak lahmudah.
Mesti berusaha cuek bebek terhadap pandangan aneh orang-orang sekeliling.
Harus tahan dicap sebagai pribadi yang asosial karena memilih membaca
buku daripada bergabung ngobrol ngalor ngidul ngibul bersama mereka.
Saya yang merasa bodoh ini tidak membatasi diri terhadap topik yang hendak
dibaca. Agama, politik, antropologi, teknik, sejarah, fiksi atau pidato presiden
pun dapat saya nikmati, asal lagi mood. Barangkali ini dilatar-belakangi oleh
pendidikan formal saya yang beraneka warna. Pernah mengenyam
pendidikan di madrasah, Sekolah Teknologi Menengah dan FISIP
Administrasi Negara. Gado-gado dan zig-zag, bukan?

Meski menggemari membaca buku, meminjam bacaan di perpustakaan paling


saya hindari. Bukan karena buku yang tersedia tidak sesuai selera. Buka pula
karena petugasnya galak. Saya tak enak hati saja bila meminjam karena
jarang sekali bisa mengembalikan buku tepat waktu. Juga karena durasi
waktu pinjam tak cukup bagi saya untuk melahap semua isi buku. Solusinya?
Beli!!! Bukan sok-sok punya duit sih…Kalau punya sendiri amat leluasa mau
dibaca kapan dan di mana pun.

Saya paling senang bila ada bazar buku. Asal ada duit segera saja meluncur
ke TKP. Seperti 3 bulan terakhir, ada bursa buku di beberapa tempat dalam
rentang waktu tidak begitu lama. Sebuah toko buku terkenal yang membuka
gerai baru dan mengadakan bulan promosi agaknya memancing toko buku
terkenal lainnya untuk melakukan hal yang sama, memanjakan konsumen.
Juga sebuah mall yang menyediakan lapak khusus diskon buku-buku
Gramedia. Belum lagi even tahunan Seminggu di Probolinggo (SEMIPRO
2011) yang juga menggelar GEBRAK atau Gebyar Buku Rakyat yang
mengumpulkan berbagai penerbit dalam sebuah lapangan tenis indoor dan
menjual berbagai buku bagus dengan harga lumayan miring. Dalam
kesempatan ini saya memborong 4 buah buku.

Namun sayang, ada beberapa buku idaman saya yang tidak terpajang di
sana. Saya lirik cara lain. Berbekal nekad saya mencoba dekat-dekat dengan
toko buku onlineyang masih keluarga Kompasiana juga. Beberapa judul buku
saya masukkan kewishlist sambil menunggu duit tersedia untuk dimasukkan
ke keranjang belanja.

Soal kelak di mana dan bagaimana buku-buku yang sudah saya beli dan
pesan itu akan dibaca, tak penting untuk dipikirkan. Membaca buku tak bakal
mengganggu orang lain. Membaca buku kapan pun dan di mana pun. Tak
peduli orang sekeliling mau bilang apa. EGP!!! Anjing menggonggong,
kafilah berlalu.

Buku adalah gudang ilmu, katanya. Kata siapa? Ah, tidak penting. Kita pun
bisa mengatakan itu. Sekarang jika gudangnya sudah ada, tinggal kuncinya.
Kuncinya gratis segratis-gratisnya, yakni membaca. Tekad, niat dan cinta
yang akan membuat kita mau membaca. Tekad untuk mengetahui lebih
banyak, niat untuk memperbaiki kulaitas diri dan cinta kepada pengetahuan
akan ‘memaksa’ diri untuk MEMBACA! Mari kita buka gudang ilmu, kapan pun
dan di mana pun.
Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai