Anda di halaman 1dari 8

Volume 25, Nomor 1, 2020 (36-43) online: https://journal.uny.ac.id/index.

php/saintek
DOI: https://doi.org/10.21831/jps.v25i1.27357

RESPONS FISIOLOGIS DAN ANATOMI AKAR TANAMAN BAYAM


(Amaranthus tricolor L.) TERHADAP CEKAMAN NaCl

(PHYSIOLOGICAL ResponsE AND ANATOMY OF ROOTY PLANT [ Amaranthus


tricolor L.] AGAINST NaCl)

Ian Prabowo dan Diah Rachmawati


Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur Caturtunggal Depok Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
email: prabowoiaaan@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh cekaman NaCl terhadap pertumbuhan
dan anatomi akar tanaman bayam serta mengetahui konsentrasi NaCl yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman bayam. Penelitian ini digunakan perlakuan NaCl sebanyak 0, 200,
400, 600 dan 800 mM pada tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.), Media tanam berupa
campuran tanah dan pupuk kandang dan alkohol, safranin, aseton. Alat yang digunakan adalah
med line, cawan poerslen, spektrofotometer dan mikroskop. Parameter yang diukur meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, panjang akar, jumlah akar, berat basah, berat kering,
kadar klorofil, tebal epidermis akar, tebal korteks akar dan diameter stele akar. Data dianalisis
dengan uji ANOVA dilanjutkan dengan DMRT taraf kepercayaan 95% menggunakan program
SPSS 15. Hasil yang diperoleh menunjukkan penambahan NaCl menyebabkan penurunan
pertumbuhan tanaman bayam meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil, rasio tajuk
dibanding akar dan menurunkan diameter stele akar. Pertumbuhan tanaman menurun seiring
peningkatan konsentrasi NaCl karena NaCl menyebabkan cekaman osmotik yang menghambat
penyerapan air dan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk proses metabolisme.
Kata kunci: Amaranthus tricolor, NaCl, pertumbuhan, akar

Abstract
The study was aimed at determining the effect of NaCl stress on the growth and anatomy of
spinach roots and the concentration of NaCl which can inhibit the growth of spinach plants. This
study used 0, 200, 400, 600 and 800 mM NaCl treatments on spinach (Amaranthus tricolor L.),
planting media in the form of a mixture of soil and manure and alcohol, safranin, acetone. Med
line, poerslen cup, spectrophotometer, and microscope were used in this study. The parameters
measured plant height, number of leaves, leaf color, root length, number of roots, wet weight,
dry weight, chlorophyll content, root epidermis thickness, root cortex thickness, and root stele
diameter. The collected data then were analyzed by ANOVA test followed by DMRT 95%
confidence level using the SPSS 15 program. The results obtained showed that the addition of
NaCl caused a decrease in spinach plant growth including plant height, the number of leaves,
chlorophyll content, the ratio of the crown to root and decreased diameter of root stele. Plant
growth decreases with increasing NaCl concentration since NaCl causes osmotic stress. This
stress inhibits the absorption of water and nutrients needed by plants for metabolic processes.
Keywords: Amaranthus tricolor, NaCl, growth, roots

36
Respons Fisiologis dan Anatomi Akar Tanaman Bayam (Prabowo, I. & Rachmawati, D.)

PENDAHULUAN optimum guna meningkatkan produktivitas


Adanya cekaman garam menjadi salah tanaman.
satu kendala dalam pengelolaan lahan Cekaman salinitas dapat mempengaruhi
marginal. Cekaman garam merupakan berbagai proses fisiologis dan biokimia
kondisi dimana garam dapat larut dalam diantaranya menyebabkan toksisitas ion dan
jumlah yang berlebih dan berakibat buruk cekaman air. Adanya garam terlarut dalam
bagi pertubuhan tanaman (Syakir, Nur, & tanah seperti NaCl, Na2SO4, MgSO4, CaSO4,
Januwati, 2008). Pengolahan irigasi dan KCl, MgCl2, Na2CO3 dapat menyebabkan
drainase yang buruk pada lahan marginal terjadinya cekaman salinitas (Tavakkoli,
dalam jangka waktu yang panjang dapat Rengasamy, & McDonald, 2010). Di antara
mengakibatkan hilangnya kesuburan tanah garam tersebut, NaCl merupakan enis garam
secara permanen (Staples & Toenniessen, yang paling mudah larut di dalam tanah. Tanah
1984). diklasifikasikan salin apabila memiliki Ece
Pada umumnya, petani jarang mem- minimal 4 dS/m atau setara dengan 40 mM
perhatikan adanya cekaman salinitas di NaCl (Munns & Tester, 2008). Berbagai jenis
lingkungan pertanian mereka. Selain itu, garam memberikan tingkat salinitas yang
dampak dari cekaman tersebut juga kurang berbeda- beda, diantaranya adalah garam
diperhatikan sehingga secara tidak sadar klorida, garam sulfat dan garam bikarbonat
terjadi penurunan produktivitas pertanian. dari natrium, kalsium dan magnesium.
Dalam bidang pertanian, cekaman garam Natrium klorida (NaCl) merupakan jenis
menjadi hal yang perlu diperhatikan guna garam yang dominan di daerah pantai (Syakir
meningkatkan produktivitas tanaman. dkk., 2008). Kandungan natrium dalam
Akumulasi garam di tanah dapat menyebab- NaCl berperan sebagai unsur hara fungsional
kan gangguan fisiologis tanaman. Adanya bagi tumbuhan yang fungsinya menjaga
penurunan pertumbuhan dapat disebabkan keseimbangan turgor (Marschner, Kandeler,
oleh efek salinitas terhadap satu atau beberapa & Marschner 2003).
faktor fisiologis (Omami, 2005, p. 188). Adanya cekaman salinitas dapat
Penelitian pengaruh cekaman NaCl terhadap menurunkan laju fotosintesis tanaman. Penu-
tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) runan laju fotosintesis disebabkan karena
dilakukan untuk mengetahui seberapa rendahnya konsentrasi CO2 dalam kloroplas
jauh dampak dari cekaman NaCl terhadap sehingga terjadi penurunan fiksasi CO2 yang
pertumbuhan tanaman bayam sehingga di menyebabkan penurunan reduksi karbon
masa depan dapat dilakukan upaya perawatan pada siklus calvin dan oksidasi NADP+

37
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 25, Nomor 1, 2020

yang berfungsi sebagai penerima elektron dengan perbandingan 3:1. Campuran media
terakhir pada proses fotosintesis. Adanya tanam yang digunakan sebanyak 2 kg.
cekaman salinitas dapat menyebabkan Alkohol 70% digunakan untuk sterilisasi,
penurunan tinggi tanaman, jumlah daun, dan safranin 1% digunakan untuk mewarnai
luas per-mukaan daun tanaman Vicia faba preparat, dan aseton 80% digunakan sebagai
(Qados, 2011). Selain itu, peningkatan NaCl pelarut.
juga dapat menmicu penutupan stomata, Alat yang digunakan adalah med
menurunkan kadar klorofil total pada daun, line untuk mengukur tinggi tanaman
menurunkan laju fotosintesis dan biomassa dan panjang akar, oven digunakan untuk
pada tanaman jagung (Turan, Elkarim, mengeringkan tanaman, timbangan digital
Taban, & Taban, 2009). untuk menimbang serbuk NaCl, berat kering
Permasalahan dari penelitian ini dan berat basah tanaman. Cawan poerslen
adalah bagaimana pengaruh cekaman NaCl digunakan untuk menghaluskan daun, kertas
terhadap pertumbuhan, kadar klorofil serta saring digunakan untuk menyaring filtrat dan
anatomi akar tanaman bayam (Amaranthus spektrofotometer digunakan untuk mengukur
tricolor L.) serta pada konsentrasi berapa absorbansi. Silet digunakan untuk memotong
NaCl memberikan dampak negatif terhadap akar tanaman, gelas benda dan gelas penutup
pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus digunakan sebagai media untuk pengamatan
tricolor L.). Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan mikoskop. Gelas ukur untuk
untuk mengetahui pengaruh cekaman NaCl membuat larutan, botol flakon sebagai
terhadap pertumbuhan, kadar klorofil dan tempat untuk pengawetan. Mikroskop dan
anatomi akar tanaman bayam (Amaranthus optilab digunakan untuk mengamati preparat
tricolor L.) serta mengetahui konsentrasi yang telah dibuat.
NaCl yang paling memberikan dampak Benih banyak yang berumur 14 hari
buruk bagi pertumbuhan tanaman bayam dipindah tanam ke dalam polybag ukuran
(Amaranthus tricolor L.). 25x25 cm yang telah diisi campuran media
tanam sebanyak 2 kg dan diaklimatisasi
METODE PENELITIAN selama 2 hari. Perlakuan NaCl diberikan tiap
Bahan yang digunakan dalam penelitian 2 hari sekali selama 8 kali sebanyak 150 ml
ini meliputi tanaman bayam (Amaranthus untuk sekali perlakuan. Pengukuran tinggi
tricolor L.) dan NaCl berbagai konsentrasi tanaman dan jumlah daun dilakukan setiap 2
(200, 400, 600, dan 800 mM). Media tanam hari sekali. Pengukuran jumlah akar, panjang
berupa campuran tanah dan pupuk kandang akar, kadar klorofil, berat basah dan berat

38
Respons Fisiologis dan Anatomi Akar Tanaman Bayam (Prabowo, I. & Rachmawati, D.)

kering tanaman dilakukan setelah tanaman dengan menggunakan mikroskop. Irisan


berumur 32 hari. Pengukuran kadar klorofil organ akar yang telah diseleksi kemudian
dilakukan dengan spektrofotometer. Daun diwarnai dengan pewarna safranin 1% dalam
ketiga dari ujung batang dipetik kemudian alkohol 70%. Irisan yang telah terwarnai
ditimbang seberat 1 gr kemudian digerus diletakkan di atas gelas benda kemudian
dengan cawan porselin dan ditambahkan diberi gliserin murni dan ditutup dengan
pelarut aseton 80% sebanyak 10 ml. gelas penutup kemudian diamati dengan
selanjutnya larutan disaring dengan kertas mikroskop yang telah terhubung dengan
saring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan optilab. Setelah dilakukan pengamatan, irisan
ke dalam kuvet kemudian diukur nilai disimpan di dalam botol flakon yang berisi
absorbansinya dengan spektrofotometer campuran alkohol 70% dan safranin untuk
panjang gelombang 646nm dan 663nm. pengawetan. Parameter yang diukur adalah
Setelah diperoleh nilai absorbansi, kandungan tebal epidermis, tebal korteks dan diameter
klorofil dihitung dengan rumus: stele. Data yang diperoleh dianalisis dengan
Klorofil a = (12,21 x A.663) – uji ANOVA, jika hasil analisis menunjukkan
(2,81 x A.646) berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan
Klorofil b = (20,13 x A.646) – uji DMRT pada taraf kepercayaan 95% de-
(5,03 x A.663) ngan menggunakan program SPSS versi 15.
Klorofil Total (mg/L) = (17,3 x A.646) +
(7,18 x A.663) HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar klorofil yang terukur selanjutnya Penelitian ini mempelajari pengaruh
dikonversi ke dalam satuan mg/ml dengan cekaman NaCl dengan berbagai konsentrasi
rumus (Harborne, 1978) berikut. (0, 200, 400, 600, dan 800 mM) terhadap
10
1000 x kadar klorofil pertumbuhan dan anatomi akar tanaman
0,1
bayam (Amaranthus tricolor L.). Pengamatan
Pengamatan anatomi akar dilakukan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman dan
dengan membuat preparat semi permanen jumlah daun dilakukan setiap dua hari sekali
dengan metode free hand section. Akar selama delapan kali. Sedangkan parameter
dipotong sepanjang 1 cm mulai dari jumlah akar, panjang akar, berat basah, berat
ujung akar. Organ akar diiris melintang kering, dan kadar klorofil dilakukan pada
menggunakan silet. Hasil irisan ditampung saat tanaman berumur 32 hari.
pada wadah yang berisi alkohol 70%. Tingginya konsentrasi NaCl dan ren-
Penyortiran irisan organ akar dilakukan dahnya potensial air dapat menyebabkan

39
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 25, Nomor 1, 2020

stres osmotik pada tanaman, selain itu me- ROS. Senyawa enzim yang dihasilkan di
ningkatnya akumulasi ion Na dan Cl dapat antaranya superoxide dismutase, ascorbate
menyebabkan toksisitas pada tanaman. peroxidase, glutathione reductase, catalase,
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya dan peroxidase. Senyawa nonenzim yang
penurunan tinggi tanaman seiring dengan dihasilkan di antaranya glutathione, asam
peningkatan konsentrasi NaCl dan pada Tabel askorbat, karotenoid, dan flavonoid yang
1, konsentrasi NaCl 800 mM menunjukkan mampu menjaga keseimbangan ROS di dalam
hasil penurunan tinggi tanaman yang sel (Chutipajit, Cha-Um, & Sompornpailin,
signifikan yaitu 20,70 cm dibandingkan 2009).
dengan kontrol dengan tinggi 32,02 cm. pada Tanaman berusaha bertahan hidup
parameter jumlah daun terjadi penurunan dengan memaksimalkan pertumbuhan
seiring dengan meningkatnya konsentrasi akar untuk meningkatkan penyerapan air
NaCl. Pada konsentrasi 600 dan 800 mM guna menyeimbangkan tekanan turgor.
menunjukkan hasil yang signifikan. Tanaman Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2
dapat mengatasi cekaman salinitas salah bahwa pada konsentrasi 200 hingga 800
satunya dengan meminimalisir penggunaan mM terjadi kenaikan jumlah akar, untuk
air dan menjaga tekanan turgor dengan tujuan hasil panjang akar tidak menunjukkan nilai
untuk mencegah berbagai kerusakan akibat yang berbeda jauh. Adanya cekaman NaCl
munculnya ROS. Produksi ROS dapat dipicu dapat menyebabkan tanaman lebih banyak
dengan tingginya konsentrasi ion Na. Selain mendistribusikan fotosintat ke dalam akar
itu tanaman juga dapat mensintesis beberapa guna memaksimalkan penyerapan hara dan
enzim dan senyawa non enzim yang berperan air. Penurunan laju fotosintesis berdampak
dalam mencegah terjadinya efek sitotoksisitas pada penurunan biomasa tanaman, semakin

Tabel 1
Pengaruh NaCl terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor
L.) Umur 32 Hari
Tinggi Tanaman Jumlah Daun Berat Basah Berat Kering
Perlakuan
(cm) (helai) Total (g) Total (g)
NaCl 0 mM 32,02ᵃ 9,00ᵃ 5,44ᵃ 0,36ᵃ
NaCl 200 mM 30,36ᵃ 8,00ᵃᵇ 4,91ᵃᵇ 0,29ᵃ
NaCl 400 mM 29,12ᵃ 7,00ᵃᵇᶜ 4,77ᵃᵇ 0,29ᵃ
NaCl 600 mM 25,14ᵃᵇ 6,00ᵇᶜ 3,34ᵃᵇ 0,22ᵃ
NaCl 800 mM 20,70ᵇ 5,00ᶜ 2,50ᵇ 0,21ᵃ
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak
berbeda nyata dengan uji DMRT taraf kepercayaan 95%.

40
Respons Fisiologis dan Anatomi Akar Tanaman Bayam (Prabowo, I. & Rachmawati, D.)

Tabel 2
Pengaruh NaCl terhadap Panjang dan Jumlah Akar
Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) Umur 32
Hari
Panjang Akar Jumlah Akar
Perlakuan
(cm) (buah)
NaCl 0 mM 18,04ᵃ 19,60ᵃ
NaCl 200 mM 16,66ᵃ 12,60ᵃ
NaCl 400 mM 18,08ᵃ 15,00ᵃ
NaCl 600 mM 16,24ᵃ 17,00ᵃ
NaCl 800 mM 17,26ᵃ 19,20ᵃ
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama
pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda nyata
dengan uji DMRT taraf kepercayaan 95%.

rendah laju fotosintesis maka semakin rendah kadar klorofil total, konsentrasi 600 dan 800
biomasa tanaman yang dibuktikan dengan mM menunjukkan hasil yang berbeda nyata
menurunnya berat basah dan kering tanaman. yaitu sebesar 0.742 mg/ml dan 0,718 mg/
Penurunan biomasa tanaman juga dapat ml dibandingkan konsentrasi 0 mM yaitu
disebabkan karena tanaman menyintesis sebesar 1,111 mg/ml. Hasil perhitungan
hormon ABA sebagai mekanisme per- klorofil a dan klorofil b juga menunjukkan
tahanan diri terhadap cekaman. Hormon hasil yang sama bahwa konsentrasi NaCl 600
ABA disintesisi di akar dan di-transport ke dan 800 mM memberikan nilai yang berbeda
daun sehingga stomata menutup dan difusi nyata dengan perlakuan kontrol berdasarkan
CO2 terhambat sehingga berdampak pada uji statistik. Penurunan kadar klorofil
laju fotosintesis dan distribusi fotosintat dapat terjadi karena kerusakan membran
mengalami penurunan. (Djanaguiraman, Sheeba, Shanker, Devi, &
Cekaman garam tinggi menyebabkan Bangarusamy, 2006). Selain itu, penurunan
penurunan jumlah air dan unsur hara pada kadar klorofil dapat terjadi karena gangguan
tanaman yang akan menghambat proses fungsi seluler dan kerusakan rantai transport
fotosintesis. Penurunan unsur hara dan elektron pada fotosintesis akibat akumulasi
fotosintat akan berdampak pada kadar klorofil. ion (Croser, Renault, Franklin, & Zwiazek,
Tabel 3 menunjukkan bahwa kenaikan 2001).
konsentrasi NaCl dapat menurunkan kadar Pada parameter diameter stele me-
klorofil baik klorofil a, klorofil b maupun nunjukkan adanya penurunan nilai seiring
klorofil total tanaman bayam. Pada parameter dengan peningkatan konsentrasi NaCl.

41
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 25, Nomor 1, 2020

Tabel 3
Pengaruh NaCl terhadap Kadar Klorofil Tanaman Bayam (Amaranthus
tricolor L.) Umur 32 Hari
Klorofil a Klorofil b Klorofil Total
Perlakuan
(mg/ml) (mg/ml) (mg/ml)
NaCl 0 mM 0 710ᵃ 0 402ᵃ 1 111ᵃ
NaCl 200 mM 0 632ᵃᵇ 0 364ᵃᵇ 0 994ᵃᵇ
NaCl 400 mM 0 604ᵃᵇ 0 348ᵃᵇ 0 950ᵃᵇ
NaCl 600 mM 0 486ᵇ 0 262ᵇᶜ 0 742ᵇ
NaCl 800 mM 0 482ᵇ 0 234ᶜ 0 718ᵇ

Tabel 4
Pengaruh NaCl terhadap Tebal Epidermis, Kotrels dan Diameter Stele
Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) Umur 32 Hari
Tebal Epidermis Tebal Korteks Diameter Stele
Perlakuan
(µm) (µm) (µm)
NaCl 0 mM 42 91ᵇ 219 34ᵃ 2633 43ᵃ
NaCl 200 mM 45 40ᵇ 201 28ᵃ 2663 08ᵃ
NaCl 400 mM 55 56ᵃ 239 49ᵃ 2439 79ᵃ
NaCl 600 mM 43 75ᵇ 212 51ᵃ 2138 56ᵃ
NaCl 800 mM 42 56ᵇ 195 72ᵃ 1734 01ᵃ
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjuk-
kan tidak berbeda nyata dengan uji DMRT taraf kepercayaan 95%.

Berdasarkan Tabel 4, konsentrasi NaCl dibawa ke daun untuk metabolismenya.


200 mM memberikan hasil yang paling Peningkatan diameter stele diikuti dengan
tinggi yaitu 2.663,08 µm, nilai tersebut penambahan jumlah xilem akar, diameter
tidak berbeda jauh dengan konsentrasi xilem, dan konduktivitas akar.
0 mM yaitu 2.633,43 µm. Sedangkan
mulai konsentrasi 400 hingga 800 mM SIMPULAN
menunjukkan penurunan yang cukup Berdasarkan hasil dan pembahasan
tinggi walaupun berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa pertama, adanya
tidak menunjukkan hasil yang berbeda cekaman NaCl dapat menyebabkan pe-
nyata. Sinaga (2007) menjelaskan adanya nurunan pertumbuhan tanaman bayam
peningkatan diameter stele berarti me- (Amaranthus tricolor L.). Kedua, adanya
ningkatkan kemampuan tanaman untuk cekaman NaCl dapat menurunkan kadar
mengabsorbsi air dan zat hara yang klorofil dan rasio tajuk banding akar

42
Respons Fisiologis dan Anatomi Akar Tanaman Bayam (Prabowo, I. & Rachmawati, D.)

tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.). Omami, E. N. (2005). Response of amaranth


Ketiga, konsentrasi NaCl 600 dan 800 mM to salinity stress (Dissertation unpublish
report). Department of Plant Production
memberikan nilai penurunan yang signifikan and Soil Science, Faculty of Natural
terhadap pertumbuhan dan diameter stele and Agricultural Sciences, University
akar tanaman bayam (Amaranthus tricolor of Pretoria.
Qados, A. M. A. (2011). Effect of salt stress
L.).
on plant growth and metabolism of bean
plant Vicia faba (L.). Journal of the
DAFTAR PUSTAKA Saudi Society of Agricultural Sciences,
Chutipaijit, S., Cha-Um, S., & Sompornpailin, 10(1), 7-15.
K. (2009). Differential accumulations Sinaga, R. (2007). Analisis metode
of proline and flavonoids in indica rice ketahanan rumput gajah dan raja akibat
varieties against salinity. Pak. J. Bot, cekaman kekeringan berdasarkan
41(5), 2497-2506. respons anatomi akar dan daun. Jurnal
Croser, C., Renault, S., Franklin, J., & Biologi Sumatre, 2(1), 17-20.
Zwiazek, J. (2001). The effect of Staples, R. C., & Toenniessen, G. H (1984).
salinity on the emergence and seedling Salinity tolerance in plants. New York:
growth of Picea mariana, Picea glauca, John Wiley & Sons.
and Pinus banksiana. Environmental Syakir, M., Nur, M., & Januwati, M.
Pollution, 115(1), 9-16. (2008). Pengaruh salinasi terhadap
Djanaguiraman, M., Sheeba, J. A., Shanker, pertumbuhan, produksi dan mutu
A. K., Devi, D. D., & Bangarusamy, sambiloto (Andrographis paniculate
U. (2006). Rice can acclimate to lethal nees). Buletin Littro, 19(2), 129-137.
level of salinity by pretreatment with Tavakkoli, E., Rengasamy, P., & McDonald,
sublethal level of salinity through G. K. (2010). High concentrations
osmotic adjustment. Plant Soil, 284, of Na+ and Cl- ions in soil solution
363-373. have simultaneous detrimental effects
Marschner, P., Kandeler, E., & Marschner, on growth of faba bean under salinity
B. (2003) Structure and function of the stress. Journal of Experimental Botany,
soil microbial community in a long- 61(15), 4449-4459.
term fertilizer experiment. Soil Biology Turan, M. A., Elkarim, A. H. A., Taban, N., &
and Biochemistry, 35, 453-461. Taban, S. (2009). Effect os salt stress on
Munns, R., & Tester, M. (2008). Mechanisms growth, stomatal resistance, proline and
of salinity tolerance. Annual Review of chlorophyll concentrations on maize
Plant Biology, 59, 651-681. plant. African Journal of Agricultural
Research, 4(9), 893-897.

43

Anda mungkin juga menyukai