Anda di halaman 1dari 9

PSPA XXXII

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

HEPATITIS B
A. Definisi Penyakit
 Hepatitis B adalah penyebab utama hepatitis kronik, sirosis, dan karsinoma sel
hati.
 Virus Hepadnavirus (HBV) memiliki HBcAg, HbsAg, HbeAg
 Konsentrasi HBV tinggi di dalam plasma, darah, serum
 Virus dapat terdeteksi pada urin, feses, keringat, air mata, ASI
 Transmisi pada HBV banyak terjadi lewat kontak dengan darah yang terinfeksi
atau sekret tubuh (saliva, cairan vagina, dan semen) atau penggunaan jarum
suntik secara bersama.
 Ada tiga fase infeksi HBV. Masa inkubasi HBV adalah 4 sampai 10
minggu selama pasien sangat infektif. Hal ini diikuti oleh gejala
fase dengan flare intermiten hepatitis dan ditandai meningkatnya level serum
aminotransferase. Tahap terakhir adalah serokonversi terhadap antigen B core
anti-hepatitis (Anti-HbcAg). Pasien yang selanjutnya terdeteksi memiliki antigen
surface B hepatitis (HbsAg) dan HBcAg dan serum titer DNA HBV tinggi selama
lebih dari 6 bulan memiliki HBV kronis.
 Manifestasi Klinik Hepatitis B kronik
Gejala dan tanda:
1. Mudah lelah, cemas, anoreksia dan malaise
2. Asites, jaundice, perdarahan varises, ensepalopati hati dapat muncul dengan
dekompensasi hati
3. Ensepalopati hati dikaitkan dengan hipereksitabilitas, penurunan sensasi nyeri
dan raba, kemunduran aktivitas mental, bingung, kadang koma
4. Muntah dan serangan kejang

Pemeriksaan fisik:

1. Sklera, kulit dan sekret kuning


2. Penurunan bunyi lambung, peningkatan lingkar perut, terdeteksi gelombang
cairan
3. Asteriksis (tremor/bergetar, jelas terlihat pada tangan yang diregang)
4. Spider angiomata (pelebaran pembuluh-pembuluh darah dengan pola seperti
laba-laba)

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

 Interpretasi Tes serologi pada virus Hepatitis B

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

B. DOC
1. Pasien Biasa
 Agen yang memediasi sistem imun
First line: Interferon (IFN)-alfa-2b dan Pegylated (peg) IFN-alfa-2a
 Agen Antiviral
First line: lamivudin, telbivudin, adefovir, entecafir, tenofovir
2. Pasien Ibu Hamil
Tenofovir direkomendasikan untuk pasien yang sedang hamil.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

C. Terapi farmakologi
1. Interferon (IFN) Alfa-2b

Golongan Obat
Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat pertumbuhan sel, mengubah keadaan
diferensiasi selular, mengganggu ekspresi onkogen,
mengubah permukaan sel ekspresi antigen,
meningkatkan aktivitas fagosit dari makrofag, dan
menambah sitotoksisitas limfosit untuk sel target.
Interaksi Hipersensitif terhadap Interferon (IFN) Alfa-2b
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap interferon alfa atau
komponen lain dalam formulasi; hepatitis autoimun;
dekompensasi hati.
Efek Samping Dalam sebagian besar pasien, sindrom seperti flu
(demam, menggigil, takikardia, malaise, mialgia, sakit
kepala) terjadi dalam waktu 1-2 jam dari pemberian;
dapat berlangsung hingga 24 jam
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Anak-anak 1-17 tahun: 3 juta unit/m2 3 kali/minggu
selama 1 minggu; kemudian 6 juta unit/m2 3
kali/minggu; maksimum: 10 juta unit 3 kali/minggu;
Total durasi terapi 16-24 minggu dengan injeksi
subkutan.
Dewasa: 5 juta unit / hari atau 10 juta unit 3 kali /
minggu selama 16 minggu dengan injeksi IM atau
subkutan

2. Pegylated (peg) IFN-alfa-2a

Golongan Obat
Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat pertumbuhan sel, mengubah keadaan
diferensiasi selular, mengganggu ekspresi onkogen,
mengubah permukaan sel ekspresi antigen,
meningkatkan aktivitas fagosit dari makrofag, dan
menambah sitotoksisitas limfosit untuk sel target.
Interaksi Hipersensitif terhadap Pegylated (peg) IFN-alfa-2a
Kontra Indikasi Hipersensitifitas untuk polietilen glikol (PEG),
interferon alfa, atau komponen lain dalam formulasi;
hepatitis autoimun; penyakit hati dekompensasi
pada pasien sirosis ; penyakit hati dekompensasi di
CHC koinfeksi dengan HIV; neonatus dan bayi
©Copyright Mapro 32 UAD
PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Efek Samping demam, sakit kepala, mual, anorexia, myalgia,


insomnia, depresi, ansietas, alopesia, nyeri
muskuloskeletal
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan 180 mcg sekali seminggu selama 48 minggu dengan
injeksi subkutan

3. Lamivudin

Golongan Obat Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)


Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA dengan menghambat reverse transkiptase
Interaksi  Hipersensitivitas terhadap lamivudin
 Lamivudin meningkatkan efek emtricitabine.
 Trimetoprim, ribavirin menurunkan efek
lamivudin
Kontra Indikasi wanita menyusui; hipersensitif terhadap lamivudin
Efek Samping infeksi saluran nafas bagian atas, mual, muntah,
diare, nyeri perut; batuk; sakit kepala, insomnia;
malaise, nyeri muskuloskelatal; gejala nasal;
dilaporkan adanya neuropati periferal; pankreatitis
(jarang, bila terjadi hentikan pengobatan);
neutropenia dan anemia (dalam kombinasi dengan
zidovudin); trombositopenia; dilaporkan terjadinya
peningkatan enzim hati dan amilase serum.
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Anak-anak 2-17 thn: 3 mg/KgBB satu kali sehari (max
100 mg/hari)
Dewasa: 100 mg 1xsehari

4. Telbivudin

Golongan Obat Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)


Indikasi Hepatitis B
Mekanisme Kerja Menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA dengan menghambat reverse transkiptase
Interaksi pemberian telbivudin dengan zat yang
mempengaruhi fungsi ginjal akan mempengaruhi
kadar plasma telbivudin dan/ atau sebaliknya karena
telbivudin dieliminasi terutama melalui ekskresi
©Copyright Mapro 32 UAD
PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

ginjal.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap telbivudin.
Efek Samping Pusing, sakit kepala, meningkatkan amilase dan
lipase serum, diare, mual, kenaikan ALT, ruam,
meningkatkan kreatinin fosfokinase darah, kelelahan
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Dewasa: 600 mg 1xsehari
Pasien dengan gangguan ginjal dengan Crcl 30-49
ml/mnt 600 mg 1xsehari setiap 48 jam, <30 ml/mnt
600 mg 1xsehari setiap 72 jam.

5. Entecavir

Golongan Obat Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)


Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA dengan menghambat reverse transkiptase
Interaksi Obat yang menurunkan fungsi ginjal atau
mengganggu sekresi aktif tubulus ginjal dapat
meningkatkan kadar entecavir ataupun obat yang
diberikan bersama dengan entecavir dalam serum.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap entecavir
Efek Samping sakit kepala, lelah, pusing, nausea.
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Remaja > 16 thn dan dewasa: 0,5 mg 1xsehari
dikonsumsi pada saat perut kosong atau dengan
makanan.

6. Adefovir

Golongan Obat Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)


Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA dengan menghambat reverse transkiptase
Interaksi Obat yang dieliminasi melalui sekresi tubular atau
mengubah sekresi tubular
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap adefovir , wanita
menyusui
Efek Samping mual, muntah, dispepsia, nyeri abdomen, flatulen,
diare; astenia, sakit kepala; gagal ginjal,
hipofosfatemia; kulit kemerahan dan pruritus.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Monitoring Efek Samping


Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Anak > 12 tahun dan dewasa: 10 mg 1xsehari

7. Tenofovir

Golongan Obat Nucleotide Reverse Transciptase Inhibitro (NtRTI)


Indikasi Hepatitis B infeksi
Mekanisme Kerja Menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA dengan menghambat reverse transkiptase
Interaksi  Makanan tinggi lemak dapat meningkatkan
bioavailbilitas
 Obat yang menyebabkan nefropati dapat
menurunkan eliminasi tenofovir. Tenofovir
mungkin menurun konsentrasi atazanavir, dan
protease inhibitor lainnya, mengakibatkan
hilangnya respon virologi.
Kontra Indikasi Penggunaan bersamaan dengan didanosin,
dilaporkan dapat meningkatkan konsentrasi
didanosin dan metabolitnya, serta meningkatkan
risiko toksisitas didanosin.
Efek Samping diare, mual Neuromuskuler, skeletal, sakit kepala ,
depresi , insomnia , demam , pusing, muntah, nyeri
abdominal, dispepsia, flatulens, anoreksia, berat
badan turun, neutropenia Hepatik.
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Dewasa: 300 mg 1xsehari

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

D. DOC untuk penyakit penyerta akibat efek samping


E. Terapi non farmakologi
 Diet seimbang
 Hindari alkohol
 Segera istirahat jika merasa lelah

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

©Copyright Mapro 32 UAD

Anda mungkin juga menyukai