FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
HEPATITIS B
A. Definisi Penyakit
Hepatitis B adalah penyebab utama hepatitis kronik, sirosis, dan karsinoma sel
hati.
Virus Hepadnavirus (HBV) memiliki HBcAg, HbsAg, HbeAg
Konsentrasi HBV tinggi di dalam plasma, darah, serum
Virus dapat terdeteksi pada urin, feses, keringat, air mata, ASI
Transmisi pada HBV banyak terjadi lewat kontak dengan darah yang terinfeksi
atau sekret tubuh (saliva, cairan vagina, dan semen) atau penggunaan jarum
suntik secara bersama.
Ada tiga fase infeksi HBV. Masa inkubasi HBV adalah 4 sampai 10
minggu selama pasien sangat infektif. Hal ini diikuti oleh gejala
fase dengan flare intermiten hepatitis dan ditandai meningkatnya level serum
aminotransferase. Tahap terakhir adalah serokonversi terhadap antigen B core
anti-hepatitis (Anti-HbcAg). Pasien yang selanjutnya terdeteksi memiliki antigen
surface B hepatitis (HbsAg) dan HBcAg dan serum titer DNA HBV tinggi selama
lebih dari 6 bulan memiliki HBV kronis.
Manifestasi Klinik Hepatitis B kronik
Gejala dan tanda:
1. Mudah lelah, cemas, anoreksia dan malaise
2. Asites, jaundice, perdarahan varises, ensepalopati hati dapat muncul dengan
dekompensasi hati
3. Ensepalopati hati dikaitkan dengan hipereksitabilitas, penurunan sensasi nyeri
dan raba, kemunduran aktivitas mental, bingung, kadang koma
4. Muntah dan serangan kejang
Pemeriksaan fisik:
B. DOC
1. Pasien Biasa
Agen yang memediasi sistem imun
First line: Interferon (IFN)-alfa-2b dan Pegylated (peg) IFN-alfa-2a
Agen Antiviral
First line: lamivudin, telbivudin, adefovir, entecafir, tenofovir
2. Pasien Ibu Hamil
Tenofovir direkomendasikan untuk pasien yang sedang hamil.
C. Terapi farmakologi
1. Interferon (IFN) Alfa-2b
Golongan Obat
Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat pertumbuhan sel, mengubah keadaan
diferensiasi selular, mengganggu ekspresi onkogen,
mengubah permukaan sel ekspresi antigen,
meningkatkan aktivitas fagosit dari makrofag, dan
menambah sitotoksisitas limfosit untuk sel target.
Interaksi Hipersensitif terhadap Interferon (IFN) Alfa-2b
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap interferon alfa atau
komponen lain dalam formulasi; hepatitis autoimun;
dekompensasi hati.
Efek Samping Dalam sebagian besar pasien, sindrom seperti flu
(demam, menggigil, takikardia, malaise, mialgia, sakit
kepala) terjadi dalam waktu 1-2 jam dari pemberian;
dapat berlangsung hingga 24 jam
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Anak-anak 1-17 tahun: 3 juta unit/m2 3 kali/minggu
selama 1 minggu; kemudian 6 juta unit/m2 3
kali/minggu; maksimum: 10 juta unit 3 kali/minggu;
Total durasi terapi 16-24 minggu dengan injeksi
subkutan.
Dewasa: 5 juta unit / hari atau 10 juta unit 3 kali /
minggu selama 16 minggu dengan injeksi IM atau
subkutan
Golongan Obat
Indikasi Hepatitis B kronik
Mekanisme Kerja Menghambat pertumbuhan sel, mengubah keadaan
diferensiasi selular, mengganggu ekspresi onkogen,
mengubah permukaan sel ekspresi antigen,
meningkatkan aktivitas fagosit dari makrofag, dan
menambah sitotoksisitas limfosit untuk sel target.
Interaksi Hipersensitif terhadap Pegylated (peg) IFN-alfa-2a
Kontra Indikasi Hipersensitifitas untuk polietilen glikol (PEG),
interferon alfa, atau komponen lain dalam formulasi;
hepatitis autoimun; penyakit hati dekompensasi
pada pasien sirosis ; penyakit hati dekompensasi di
CHC koinfeksi dengan HIV; neonatus dan bayi
©Copyright Mapro 32 UAD
PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
3. Lamivudin
4. Telbivudin
ginjal.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap telbivudin.
Efek Samping Pusing, sakit kepala, meningkatkan amilase dan
lipase serum, diare, mual, kenaikan ALT, ruam,
meningkatkan kreatinin fosfokinase darah, kelelahan
Monitoring Efek Samping
Monitoring Efek Terapi
Dosis Penggunaan Dewasa: 600 mg 1xsehari
Pasien dengan gangguan ginjal dengan Crcl 30-49
ml/mnt 600 mg 1xsehari setiap 48 jam, <30 ml/mnt
600 mg 1xsehari setiap 72 jam.
5. Entecavir
6. Adefovir
7. Tenofovir