Anda di halaman 1dari 12

13

UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI SOSIAL GURU PPKN DI SMP


NEGERI 2 BARAKA KABUPATEN ENREKANG

Oleh :
SAHARA
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MUSTARI
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
IMAM SUYITNO
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data: (1) upaya yang dilakukan
dalam peningkatan kompetensi sosial guru PPKn di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten
Enrekang. (2) Kendala-kendala yang dihadapi guru PPKn dalam peningkatan
kompetensi sosial di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini
yaitu deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu guru PPKn di SMP Negeri 2
Baraka yang berjumlah satu orang Sedangkan data sekundernya berupa dokumen.
Teknik pengumpulan data meliputi: Wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) upaya peningkatan kompetensi sosial guru PPKn di SMP Negeri 2 Baraka
Kabupaten Enrekang, yaitu Mengikuti pelatihan berkomunikasi yang dilakukan dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); Melakukan kursus komputer yang
dilakukan sendiri; Berinteraksi secara efektif dengan sesama pendidik, orang tua/wali
peserta didik dan peserta didik, melalui kegiatan rapat dengan sesama pendidik;
Mengikuti pertemuan dengan orang tua/wali siswa disekolah; Melakukan diskusi
dengan siswa; Melakukan kunjungan ke rumah siswa (home visit); bergaul secara
santun dengan masyarakat sekitar, namun belum maksimal. (2) Kendala yang dihadapi
guru PPKn dalam peningkatan kompetensi sosial di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten
Enrekang yaitu guru merangkap sebagai petani kebun sehingga minimnya waktu untuk
berbaur dengan masyarakat sekitar; Guru berperan sebagai sekertaris pembangunan
masjid Madata sehingga kurangnya waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat;
Kurangnya pemahaman guru terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(ITC) guna melancarkan pembelajaran dan memperluas komunikasi dalam hal ini leptop
dan LCD.

Kata Kunci : Upaya, Peningkatan, Kompetensi Sosial


14

ABSTRACT: This study aims to obtain data: (1) efforts made in improving the social
competence of PPKn teachers in Baraka 2 Public Middle School in Enrekang Regency.
(2) The constraints faced by PPKn teachers in improving social competence in Baraka 2
State Middle School in Enrekang Regency. This type of research is descriptive and uses
a qualitative approach. Data sources used are primary data and secondary data. Primary
data is the PPKn teacher in Baraka State Junior High School 2, amounting to one
person, while the secondary data is in the form of documents. Data collection
techniques include: Interviews, observation and documentation. Data analysis
techniques used in this qualitative research are data reduction, data presentation and
conclusion drawing. Based on the results of the study showed that: (1) efforts to
improve the social competence of PPKn teachers in Baraka Middle School 2, Enrekang
Regency, were following the communication training conducted in the Subject Teachers
Meeting (MGMP); Conduct computer courses that are done alone; Interact effectively
with fellow educators, parents / guardians of students and students, through meetings
with fellow educators; Join meetings with parents / guardians of students at school;
Conduct discussions with students; Make a visit to the student's home (home visit); get
along politely with the surrounding community, but not maximal yet. (2) Constraints
faced by PPKn teachers in improving social competence in Baraka State 2 Junior High
School, Enrekang Regency, namely teachers concurrently as garden farmers so that
there is little time to mingle with the surrounding community; The teacher acts as the
secretary for the construction of the Madata mosque so that there is a lack of time to
interact with the community; Lack of teacher understanding of the use of information
and communication technology (ITC) to expedite learning and expand communication
in this case leptop and LCD.

Keywords: Efforts, Improvement, Social Competence


15

PENDAHULUAN berhasil.2 Berdasarkan Undang-Undang


Pendidikan adalah investasi sumber daya Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
manusia jangka panjang yang 2005 pasal 8 tentang Guru dan Dosen
mempunyai nilai strategis bagi ditegaskan Bahwa “Guru wajib memiliki
kelangsungan peradaban manusia di kualifikasi akademik, kompetensi,
dunia. Oleh sebab itu, hampir semua sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
negara menempatkan variable rohani, serta memiliki kemampuan untuk
pendidikan sebagai suatu yang penting mewujudkan tujuan pendidikan
dan utama dalam konteks pembangunan nasioanal”.3 Ditegaskan dalam pasal 10
bangsa dan negara. Begitu juga ayat 1 Undang-undang Republik
Indonesia menempatkan pendidikan Indonesia No. 14 Tahun 2005 bahwa
sebagai suatu yang penting dan utama. “kompetensi guru sebagaimana
Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan dimaksud dalam pasal 8 meliputi
UUD 1945 alinea IV yang menegaskan kompetensi pedagogik, kompetensi
bahwa salah satu tujuan nasional bangsa kepribadian, kompetensi sosial, dan
Indonesia dalah mencerdaskan kompetensi professional”.4 Dunia
1
kehidupan bangsa. Pendidikan sebagai pendidikan saat ini sedang diguncang
salah satu upaya untuk mencerdaskan oleh berbagai perubahan. Di Indonesia
kehidupan bangsa, merupakan penentu permasalahan-permasalahan dalam
kemajuan suatu bangsa. Perkembangan dunia pendidikan sangatlah bervariasi.
suatu bangsa tergantung pada Sebagai contoh guru kesenian di SMA
pengetahuan dan keterampilan warga Negeri 1 Torjun Kabupaten Sampang
negaranya, oleh karena itu mutu Jawa Timur (Jatim), Ahmad Budi
pendidikan perlu di tingkatkan terus Cahyono yang meninggal setelah
menerus. Maju mundurnya pendidikan dianiaya oleh siswanya sendiri. Hal ini
sangat ditentukan oleh tenaga-tenaga merupakan ketidak berhasilan dari
pendidik dalam hal ini guru yang sebuah proses pendidikan sehingga apa
memiliki kemampuan kompetensi dan yang menjadi tujuan pendidikan pun
keahlian di bidangnya. Peran guru sulit untuk dicapai.5 Pada dasarnya guru
sangat penting dalam mengajar dan merupakan salah satu faktor penentu
mendidik siswa, serta memajukan dunia keberhasilan dari sebuah proses
pendidikan. Mutu siswa dan pendidikan pendidikan, serta pendamping dari siswa
bergantung pada mutu guru, karena itu dalam rangka mengembangkan
guru harus memiliki kompetensi yang potensinya dan mencapai tujuan
sesuai dengan standar nasional pendidikan yang diinginkan. Proses
pendidikan agar dapat menjalankan
2
tugas dan perannya dengan baik dan Musfah jejen. Peningkatan Kompetensi Guru.
Jakarta: Prenadamedia Group, Cet-3, 2015
3
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8
1 4
Kunandar. 2007. Guru Proesional; Implementasi Ibid.
5
Kurikulum Tingka Satuan Pendidikan (KTSP) https://m.detik.com/news/berita/d-3845912/cerita-
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja siswa-aniaya-guru-di-sampang-hingga-meninggal-
Grafindo Persada, hal.V dunia.
16

pendidikan atau pembelajaran tidak akan Kompetensi Sosial Guru PPKn di


berjalan dengan baik apabila guru tidak SMP NEGERI 2 BARAKA
mampu berkomunikasi baik saat proses Kabupaten Enrekang”
pembelajaran maupun saat berada di luar TINJAUAN PUSTAKA
kelas. Oleh karena itu, guru haruslah A. Pengertian Kompetensi
memiliki sebuah kemampuan Kompetensi dalam bahasa Indonesia
berkomunikasi dengan baik kepada merupakan serapan dari bahasa
siswa dan guru pendidik dengan kata Inggris, competence yang berarti
lain guru dapat menguasai kompetensi kecakapan dan kemampuan.
sosial. Jika guru mampu menguasai Kompetensi adalah kumpulan
kompetensi sosial maka komunikasi pengetahuan, perilaku, dan
guru dengan siswa akan baik dan tidak keterampilan yang harus dimiliki
ada jarak antara guru dengan siswa, oleh guru untuk mencapai tujuan
begitu pula guru dengan guru jika pembelajaran dan pendidikan.
kompetensi sosial baik maka akan Kompetensi diperoleh melalui
tercipta komunikasi yang baik pula. pendidikan, pelatihan dan belajar
Komunikasi merupakan mata rantai mandiri dengan memanfaatkan
yang paling penting dalam sumber belajar.6 Dalam Undang-
mempersatukan sebuah komunitas undang Republik Indonesia Nomor
sekolah, karena melalui komunikasi 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dapat diperoleh informasi secara vertikal dosen, dijelaskan bahwa kompetensi
maupun horizontal antara komunikator adalah seperangkat pengetahun,
(pemberi pesan) dan komunikan keterampilan, dan perilaku yang
(penerima pesan). Dengan adanya harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
komunikasi antar personil sekolah akan oleh guru atau dosen dalam
membentuk hubungan yang lebih baik melaksanakan tugas
diantara guru dengan siswa, guru dengan keprofesionalan.7 Dalam pasal 10
guru. Berdasarkan hasil observasi yang ditegaskan bahwa kompetensi guru
dilakukan di SMP Negeri 2 Baraka Desa itu mencakup kompetensi pedagogik,
Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten kompetensi kepribadian, kompetensi
Enrekang. Kompetensi sosial para guru sosial, kompetensi profesional.
di dalam lingkungan sekolah belum Selanjutnya dalam rancangan
sepenuhnya berjalan baik yaitu ada peraturan pemerintah No 74 Tahun
beberapa guru yang kurang melakukan 2008 pasal 3 tentang Guru setiap
interaksi dengan siswa, guru kurang kompetensi dijelaskan seperti
memperhatikan kendala siswa dalam dibawah ini:8
belajar, adanya sikap kurang peduli
6
ketika siswa ribut disaat jam pelajaran Musfah Jejen. 2015. Peningkatan Kompetensi Guru,
sehingga suasana ruang kelas menjadi Cetakan ke-3. Jakarta: Prenadamedia Group,
ribut. Berdasarkan uraian diatas maka hal. 27
7
E.mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi
penulis berkeinginan untuk melakukan Guru. Bandung: Rosdakarya, hal 25.
penelitian dan penulisan proposal 8
Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang
dengan judul “Upaya Peningkatan Guru pasal 3.
17

1. Kompetensi pedagogik adalah yang menaungi/koheren


kemampuan dalam pengelolan dengan materi ajar;
peserta didik yang meliputi: b. Materi ajar yang ada dalam
a. Pemahaman wawasan atau kurikulum sekolah;
landasan kependidikan. c. Hubungan konsep keilmuan
b. Pemahaman tentang peserta dalam kehidupan sehari-
didik; hari; dan
c. Pengembangan kurikulum d. Kompetisi secara
atau silabus; professional dalam konteks
d. Perancangan pembelajaran; global dengan tetap
e. Pelaksanaan pembelajaran melestarikan nilai dan
yang mendidik dan dialogis; budaya nasional.
f. Evaluasi hasil belajar; dan 4. Kompetensi sosial merupakan
g. Pengembangan peserta didik kemampuan pendidik sebagai
untuk mengaktualisasikan bagian dari masyarakat untuk:12
bebagai potensi yang a. Berkomunikasi lisan dan
9
dimilikinya tulisan;
2. Kompetensi kepribadian b. Menggunakan teknologi
sekurang-kurangnya mencakup komunikasi dan informasi
kepribadian yang:10 secara fungsional;
a. Berakhlak mulia; c. Berinteraksi secara efektif
b. Mantap, stabil, dan dewasa; dengan peserta didik; dan
c. Arif dan bijaksana; d. Bergaul secara santun
d. Menjadi teladan bagi peserta dengan masyarakat sekitar.
didik dan masyarakat; Jadi, disimpulkan bahwa kompetensi
e. Mengevaluasi kinerja merupakan satu kesatuan yang utuh
sendiri; menggambarkan potensi,
f. Mengembangkan diri secara pengetahuan, keterampilan dan sikap
mandiri dan berkelanjutan; sosial yang dinilai terkait dengan
dan profesi tertentu, berkenaan dengan
g. Religius. bagian-bagian yang dapat
3. Kompetensi profesional adalah diaktualisasikan dan diwujudkan
kemampuan penguasaan materi dalam bentuk tindakan atau kinerja
pembelajaran secara luas dan untuk menjalankan profesi tertentu.
mendalam yang meliputi:11 Kompetensi guru yaitu perpaduan
a. Konsep struktur dan metode antara kemampuan personal,
keilmuan/teknologi/seni keilmuan, teknologi dan sosial
membentuk kompetensi standar
9
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran profesi guru yang mencakup
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. penguasaan materi, pemahaman
Cetakan ke-1. Jakarta: Prenadamedia Group, hal
19.
terhadap peserta didik, pembelajaran
10
Ibid., hal. 20
11 12
Ibid., hal. 54 Ibid., hal. 52
18

yang mendidik, pengembangan kurangnya memiliki kompetensi


pribadi dan profesionalisme.13 untuk:
Kompetensi guru merupakan a. Berkomunkasi secara lisan dan
kemampuan dalam melaksanakan tulisan.
kewajiban-kewajibannya secara b. Menggunakan teknologi
bertanggung jawab dan layak. komunikasi dan informasi secara
Kompetensi guru adalah seperagkat fungsional
penguasaan kemampuan yang harus c. Berinteraksi secara efektif
ada dalam diri seorang guru agar dengan sesama pendidik, orang
dapat mewujudkan kinerjanya secara tua/wali peserta didik; dan
tepat dan efektif14 peserta didik.
Dari pendapat diatas dapat dipahami d. Bergaul secara santun dengan
bahwa kompetensi guru adalah masyarakat sekitar.16
seperangkat pengetahuan, Kompetensi sosial bagi
keterampilan dan perilaku yang seorang guru juga meliputi: (1)
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai memiliki empati kepada orang lain;
oleh guru atau dosen dalam (2) memiliki toleransi kepada orang
melaksanakan tugas keprofesionalan lain; (3) memiliki sikap dan
dengan tugas utama mendidik, kepribadian yang positif serta
mengajar, membimbing, melekat pada setiap kompetensi yang
mengarahkan, melatih, menilai, dan lain; dan (4) mampu bekerja sama
mengevaluasi peserta didik. dengan orang lain.17
B. Pengertian Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah
Dalam Standar Nasional Pendidikan, kemampuan guru yang berhubungan
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir (d) dengan partisipasi sosialnya dalam
dikemukakan bahwa yang dimaksud kehidupan sehari-hari di masyarakat,
kompetensi sosial adalah baik di tempat kerja maupun di
kemampuan guru sebagai bagian dari tempat tinggalnya. Misalnya
masyarakat untuk berkomunikasi dan kemampuan berkomunikasi dengan
bergaul secara efektif dengan peserta siswanya, sesama teman guru, kepala
didik, sesama pendidik, tenaga sekolah, orang tua siswa, pegawai
kependidikan, orang tua atau wali tata usaha, dan lain-lain, baik secara
peserta didik, dan masyarakat formal maupun informal.
sekitar.15 Hal tersebut diuraikan lebih Kompetensi sosial termasuk juga
lanjut dalam RPP tentang guru kemampuan berkomuniasi dan
bahwa kompetensi sosial merupakan berperan serta dalam kegiatan
kemampuan guru sebagai bagian dari kemasyarakatan di lingkungan
masyarakat yang sekurang- sekitarnya.

13 16
Ibid., hal. 26 Ibid., E.mulyasa, hal. 173
14 17
Ibid., hal. 55 Irsyad Syamsuhadi, Tim Nasional Dosen
15
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 Tentang Kependidikan. 2015. Guru yang Profesional.
Standar Nasional Pendidikan Bandung: Alfabeta, hal. 81
19

Kompetensi sosial merupakan Sebagai pribadi yang hidup


kemampuan seorang guru untuk di tengah-tengah masyarakat, guru
memahami bahwa dirinya adalah perlu memiliki kemampuan untuk
bagian yang tidak dapat dipisahkan berbaur dengan masyarakat misalnya
dari masyarakat serta punya melalui kegiatan olahraga,
kemampuan untuk mengembangkan keagamaan, dan kepemudaan. Ketika
tugas sebagai anggota masyarakat guru tidak memiliki kemampuan
dan warga negara. Lebih dalam lagi bergaul, maka pergaulannya akan
kemampuan sosial ini meliputi menjadi kaku dan kurang bisa
kemampuan dalam menyesuaikan diterima oleh masyarakat. Untuk
diri terhadap tuntutan kerja dan memiliki kemampuan pergaulan,
lingkungan pada waktu bertugas hal-hal harus dimiliki guru adalah:20
sebagai guru. Sesuai yang diatur a. Pengetahuan tentang hubungan
dalam undang-undang dimana salah antar manusia
satu kewajiban guru adalah memberi b. Memiliki keterampilan membina
teladan serta menjaga nama baik kelompok
profesi, lembaga dan kedudukan c. Keterampilan bekerjasama dalam
yang diterima.18 kelompok
C. Peningkatan Kompetensi Sosial d. Menyelesaikan tugas bersama
Guru kelompok
Menurut Peraturan Pemerintah No Upaya lain yang dapat dilakukan
74 tahun 2008 pasal 3 ayat (6) guru dalam meningkatkan
kompetensi sosial merupakan kompetensi sosial yaitu:
kemampuan guru sebagai bagian dari Mengembangkan kecerdasan sosial
masyarakat yang sekurang- merupakan suatu keharusan bagi
kurangnya harus memiliki guru, hal tersebut bertujuan agar
kompetensi untuk:19 hubungan guru dan siswa berjalan
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan dengan baik; Mengikuti pelatihan
secara santun; berkaitan dengan kompetensi sosial
b. Menggunakan teknologi yaitu: kerja tim, melihat peluang,
komunikasi dan informasi secara peran dalam kegiatan kelompok,
fungsional tanggung jawab sebagai warga,
c. Bergaul secara efektif dengan kepemimpinan, relawan sosial,
peserta didik, sesama pendidik, kedewasaan dalam berelasi, berbagi,
tenaga kependidikan, pimpinan berempati, kepedulian kepada
satuan pendidikan, orang sesama, toleransi, solusi konflik,
tua/wali peserta didik. menerima perbedaan, kerjasama, dan
d. Bergaul secara santun dengan komunikasi; Beradaptasi di tempat
masyarakat sekitar bertugas, guru dapat bekerja secara
optimal di tempat tugas, guru betah
18
Asmara Husna. 2015. Profesi Kependidikan.
20
Bandung: Alfabeta. hal. 29 http:/.iyamiracle.blogspot.co.id/2013/04/bab-13-
19
Ibid., hal. 7 kompetensi-sosial-berdasarkan.html?m=I
20

bekerja di tempat tugas, guru kompetensi profesional.23 Guru PPKn


menunjukkan kesehatan kerja di memiliki tugas dan peran yang lebih
tempat tugas. dari guru mata pelajaran lain. Hal ini
D. Hakikat Guru berkaitan dengan tanggung jawab guru
1. Pengertian Guru untuk membentuk perilaku siswa dalam
Dalam Undang-undang Republik kehidupan sehari-hari sebagai warga
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 negara yang baik. Tugas guru PPKn
tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 bukan hanya mentransfer pengetahuan
dikemukakan bahwa Guru adalah kepada siswa tetapi juga mentransfer
pendidik profesional dengan tugas nilai-nilai yang diharapkan dapat
utama mendidik, mengajar, dipahami, disadari, dan diwujudkan
membimbing, mengarahkan, melatih, dalam prilaku siswa sehari-hari.
menilai, dan mengevaluasi peserta didik 3. Kode Etik Guru
pada pendidikan anak usia dini jalur Istilah etika berasa dari bahasa
pendidikan formal, pendidikan dasar, Yunani, “ethos” yang berarti watak,
dan pendidikan menengah.21 Guru adab atau cara hidup. Dapat diartikan
adalah semua orang yang berwenang bahwa etik itu menunjukkan cara
dan bertanggung jawab terhadap berbuat yang menjadi adat karena
pendidikan siswa, baik secara persetujuan dari kelompok manusia.
individual ataupun klasikal, baik di Etika mencakup analisis dan penerapan
sekolah maupun diluar sekolah. Guru konsep seperti benar, salah, baik, buruk,
dalam melaksanakan pendidikan baik di dan tanggungjawab. Etika adalah ilmu
lingkungan formal dan non formal yang membahas perbuatan baik dan
dituntut untuk mendidik dan mengajar. perbuatan buruk manusia sejauh yang
Karena keduanya mempunyai peranan dapat dipahami oleh pikiran manusia.24
yang penting dalam proses belajar Kode etik merupakan
mengajar untuk mencapai tujuan ideal sekumpulan etika yang telah disusun
pendidikan.22 dalam bentuk peraturan berdasarkan
2. Guru PPKn prinsip moral pada umumnya yang
Guru PKn termasuk guru mata disesuaikan dan diterima sesuai jiwa
pelajaran yaitu guru yang mengampu profesi guna mendukung ketentuan
bidang atau mata pelajaran Pendidikan hukum yang berlaku demi kepentingan
Kewarganegaraan. Kompetensi guru profesi, pengguna jasa profesi,
PKn berkaitan dengan kompetensi mata masyarakat/publik, bangsa dan negara.
pelajaran. Guru mata pelajaran perlu Menurut Sonny Keraf, kode etik
memiliki semua standar kompetensi merupakan kaidah moral yang berlaku
sebagai guru yang profesional yaitu khusus untuk orang-orang profesional di
kompetensi pedagogik, kompetensi bidang tersebut.25
kepribadian, kompetensi sosial, dan

21 23
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Ibid., hal. 47
24
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 Ibid., hal. 83
22 25
Ibid., hal. 9 Ibid., hal. 93
21

Setiap profesi memiliki kode kode etik; (2) kode etik sebagaimana
etik; demikian halnya guru, seperti dimaksud pada ayat 1 berisi norma
jabatan dokter, notaris, dan arsitek, dan etika yang mengikat perilaku
sebagai bidang pekerjaan profesi, guru guru dalam pelaksanaan tugas
juga memiliki kode etik, yakni kode etik keprofesionalan.
guru.berikut beberapa pengertian kode 4. Menurut Sonny Keraf, kode etik
etik. merupakan kaidah moral yang
1. UU No 8 Tahun 1974 Tentang berlaku khusus untuk orang-orang
Pokok-pokok Kepegawaian, pasal 28 professional di bidang tersebut.
menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Kode etik dapat dikatakan
Sipil mempunyai kode etik sebagai sebagai sekumpulan etika yang telah
pedoman sikap, tingkah laku tersusun dalam bentuk peraturan
perbuatan di dalam dan di luar berdasarkan prinsip moral pada
kedinasan”. Dalam penjelasan umumnya yang disesuaikan dan diterima
tersebut dinyatakan bahwa dengan sesuai jiwa profesi guna mendukung
adanya kode etik ini pegawai negeri ketentuan hukum berlaku demi
sipil sebagai aparatur negara, abdi kepentingan profesi, pengguna jasa
negara dan abdi masyarakat profesi, masyarakat atau publik, bangsa
mempunyai pedoman sikap, tingkah dan negara. Kode etik profesi adalah
laku, dan perbuatan di dalam pedoman sikap, tingkah laku dan
melaksanakan tugas dan dalam perbuatan dalam melaksanakan tugas
kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik
2. Dalam pidato pembukaan Kongres profesi sebetulnya bukan merupakan hal
PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua baru, sudah lama diusahakan untuk
Umum PGRI menyatakan bahwa mengatur tingkah laku moral suatu
Kode Etik Guru Indonesia merupakan kelompok khusus dalam masyarakat
landasan moral dan pedoman tingkah melalui ketentuan-ketentuan tertulis
laku guru warga PGRI dalam yang dihadapkan akan dipegang teguh
melaksanakan panggilan pengabdian oleh seluruh kelompok tersebut.26
bekerja sebagai guru. Dari pendapat Tujuan adanya kode etik adalah
ini dapat ditarik kesimpuan bahwa untuk menjunjung tinggi martabat
Kode Etik Guru Indonesia terdapat profesi; untuk menjaga dan memelihara
dua unsur pokok yakni: (1) sebagai kesejahteraan para anggotanya; untuk
landasan moral, dan (2) sebagai meningkatkan pengabdian para anggota
pedoman tingkah laku. profesi; untuk meningkatkan mutu
3. Dalam Undang-undang Republik profesi; dan untuk meningkatkan mutu
Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang organisasi profesi.27
Guru dan Dosen Pasal 43 Dalam undang-undang Republik
dikemukakan sebagai berikut: (1) Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
untuk menjaga dan meningkatkan
kehormatan, dan martabat guru dalam 26
Saondi Ondi. 2015. Etika Profesi Keguruan. Cet
pelaksanaan tugas keprofesional, ke-3. Bandung: PT Refika Adimata. Hal. 87
27
organisasi profesi guru membentuk Ibid.,hal. 97
22

tentang Guru dan Dosen dijelaskan peserta didik, dan peserta didik,
sanksi terhadap guru dan dosen yang yaitu:
tidak menjalankan tugas dan 1. Mengikuti rapat dengan sesama
kewajibannya pada pasal 77 dan 78 pendidik
secara bertahap berupa: teguran, 2. Mengikuti pertemuan dengan
peringatan tertulis penundaan orang tua/wali siswa
pemberian hak guru dan dosen, 3. Melakukan diskusi dengan
penurunan pangkat, pemberhentian siswa
dengan hormat, pemberhentian tidak 4. Melakukan Kunjungan ke
dengan hormat. Rumah Siswa (Home Visit)
METODE PENELITIAN 5. Bergaul secara santun dengan
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif masyarakat sekitar
dengan menggunakan pendekatan 2. Kendala Yang dihadapi Guru PPKn
kualitatif dengan mengambil lokasi di dalam meningkatkan Kompetensi
SMP Negeri 2 BarakaKabupaten Sosial
Enrekang. Data diperoleh melalui 1. Guru Merangkap Sebagai Petani
observasi, wawancara dan dokumentasi Kebun
untuk memperoleh informasi tentang 2. Guru berperan sebagai sekertaris
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru pembangunan mesjid madata
PPKn di SMP Negeri 2 Baraka 3. Guru kurang mampu
Kabupaten Erekang. Dalam sumber data memanfaatkan teknologi informasi
primer yaitu guru PPKn di SMP Negeri dan komunikasi dalam proses
2 Baraka yang berjumlah satu orang. pembelajaran (Leptop dan LCD).
Sedangkan data sekunder yaitu cara Berdasarkan analisis data yang
menelaah dokumen dan kepustakaan terkumpul dari hasil wawancara,
yang dikumpulkan dari berbagai observasi dan dokumentasi, maka
dokumen seperti catatan, arsip, laporan diperoleh data upaya dan kendala dalam
dan dokumen. Data yang diperoleh peningkatan kompetensi sosial guru
selanjutnya dianalisis dengan teknik PPKn di SMP Negeri 2 Baraka
analisis data yaitu reduksi data, Kabupaten Enrekang. Dimana upaya
penyajian data dan penarikan yang dilakukan dalam peningkatan
kesimpulan dan verifikasi. kompetensi sosial yaitu Mengikuti
HASIL PENELITIAN pelatihan berkomunikasi yang dilakukan
1. Upaya Peningkatan Kompetensi dalam MGMP; Mengikuti kursus
Sosial Guru PPKn di SMP Negeri 2 komputer yang dilakukan sendiri;
Baraka Berinteraksi secara efektif dengan
a. Mengikuti pelatihan berkomunikasi sesama pendidik, orang tua/wali peserta
yang dilakukan dalam MGMP didik, dan peserta didik, yaitu:
b. Mengikuti kursus komputer yang Mengikuti rapat dengan sesama
dilakukan sendiri pendidik, Mengikuti pertemuan dengan
c. Berinteraksi secara efektif dengan orang tua/wali siswa, Melakukan diskusi
sesama pendidik, orang tua/wali dengan siswa, Melakukan Kunjungan ke
Rumah Siswa (Home Visit); Bergaul
23

secara santun dengan masyarakat sekitar. sekertaris pembangunan Masjid


Namun upaya tersebut belum maksimal Madata sehinggan kurangnya waktu
dalam peningkatan kompetensi sosial untuk berinteraksi dengan
guru. Adapun kendala dalam masyarakat; Kurangnya pemahaman
peningkatan kompetensi sosil guru yaitu guru terhadap pemanfaatan teknologi
Guru Merangkap Sebagai Petani Kebun; informasi dan komunikasi (ITC)
Guru berperan sebagai sekertaris guna melancarkan pembelajaran dan
pembangunan mesjid madata; dan Guru memperluas komunikasi dalam hal
kurang mampu memanfaatkan teknologi ini leptop dan LCD.
informasi dan komunikasi dalam proses DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran (Leptop dan LCD). A. Buku
PENUTUP Asmara, Husna. 2015. Profesi
Dari hasil penelitian kompetensi sosial Kependidikan. Bandung: Alfabeta
guru PPKn di SMP Negeri 2 Baraka Damin, Sudarwan. 2011. Pengembangan
Kabupaten Enrekang, maka dapat Profesi Guru: dari Pra-jabatan,
dipahami dan disimpulkan sebagai Induksi, ke Profesional. Jakarta:
berikut: Prenadamedia Group.
1. Upaya yang dilakukan dalam Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru
meningkatkan kompetensi sosial Pendidikan Agama Islam. Cetakan
guru PPKn yaitu: mengikuti ke-1. Jakarta: PT Rajagrafindo
pelatihan berkomunikasi yang Persada.
dilakukan dalam Musyawarah Guru Kunandar. 2009. Guru Profesional:
Mata Pelajaran (MGMP); melakukan Implementasi Kurikulum Tingkat
kursus komputer yang dilakukan Satuan Pendidikan (KTSP) dan
sendiri; berinteraksi secara efektif Sukses dalam Sertifikasi Guru.
dengan sesama pendidik, orang Jakarta: Rajawali Pers.
tua/wali peserta didik dan peserta Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan
didik, melalui kegiatan rapat dengan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
sesama pendidik; mengikuti Remaja Rosdakarya.
pertemuan dengan orang tua/wali Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan
siswa disekolah; melakukan diskusi Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan
dengan siswa; melakukan kunjungan dan Sumber Belajar, Teori dan
ke rumah siswa; bergaul secara Praktek. Cetakan ke-1. Jakarta:
santun dengan masyarakat sekitar. Kencana Prenadamedia Group.
Namun upaya-upaya tersebut belum Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan
maksimal dalam peningkatan Profesional Guru dan Tenaga
kompetensi sosial guru. Kependidikan. Bandung: PT
2. Kendala yang di hadapi dalam Alfabeta.
peningkatan kompetensi sosial yaitu Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam
guru merangkap sebagai petani Implementasi Kurikulum Berbasis
kebun sehingga minimnya waktu Kompetensi. Cetakan ke-1. Bandung:
untuk berbaur dengan masyarakat Prenadamedia Group.
sekitar; Guru berperan sebagai
24

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran


Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Cetakan ke-2. Bandung:
Prenadamedia Group.
Saondi, Ondi. 2015. Etika Profesi
Keguruan. Cetakan ke-3. Bandung:
PT Refika Adimata.
Tim Nasional Dosen Kependidikan. Irsyad,
Syamsuhadi. 2015. Guru yang
Profesional. Bandung: PT Alfabeta.
Winarmo. 2012. Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan: Isi, Strategi dan
Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
A. Buku Panduan
Fakultas Ilmu Sosial. 2015. Pedoman
Penulisan Skripsi. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
B. Peraturan perundang-undangan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013
Tentang Standar Nasional Pendidikan
C. Internet
Detik News. Februari 2018. Cerita Siswa
Aniaya Guru di Sampang Hingga
Meninggal Dunia.
http://m.detik.com/new/berita/d-
3845912/cerita-siswa-aniaya-guru-
di-sampang-hingga-meninggal-dunia
diakses pada tanggal 20 Februari
2018
Iyam. 2013. Kompetensi sosial.
http://iyamiracle.blogspot.co.id/2013/
04/bab-13-kompetensi-sosial-
berdasarkan.html?m=l diakses
tanggal 21 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai