Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAAN

Stratifikasi Sosial Petani Padi di Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba


Melintang Kabupaten Rokan Hilir

Disusun oleh :
Andrian Wardana/D31200767
Ahmad Rizky Fauzi/D31200851
Muhammad Candra Saputra/D31201144

PROGRAM STUDI D-III MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
KEMENTERIAN PEDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN PELAJRAN 2021
Daftar Isi

Daftar isi ................................................................................................ ii

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................1

Bab 2 Tinjauan Pustaka ....................................................................5

2.1 Pengertian Stratifikasi.............................................................6

Bab 3 Metode Pelaksanaan Penyusunan Paper ..............................7

3.1 Waktu Penyusunan Paper .......................................................7

3.2 Metode Pengumpulan Materi .................................................7

3.3 Prosedur Penyusunan ..............................................................7

3.4 Mengembangkan Kerangka Paper ..........................................7

3.5 Format Penulisan Paper ..........................................................7

3.6 Pembagian Tugas Personil Penyusunan Paper .......................8

Bab 4 Pembahasan.............................................................................9

4.1 Kelebihan dan Kekurangan Artikel ........................................9

Bab 5 Penutup..........................................................................10

Daftar Pustaka.............................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sejak mengenal kehidupan maka ketika itu juga stratifikasi


tercipta. Setiap masyarakat selalu mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-
hal tertentu dalam masyarakatnya. Penghargaan yang paling tinggi terhadap hal-hal
tertentu tersebut, akan menempatkan pihak-pihak itu pada kedudukannya yang
lebih tinggi daripada hal-hal lainnya. Gejala tersebut menimbulkan lapisan sosial
masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu sekelompok
dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Sekitar 65% jumlah penduduk
hidup didaerah pedesaan, sisanya lebih kurang 35% jumlah penduduk menetap di
daerah perkotaan. Jumlah desa di Indonesia lebih kurang sekitar 65.000buah dan
jumlah kabupaten dan kota sebanyak kurang lebih 375 buah.daerah pedesaan sangat
luas wilayahnya, yang sebagian besar penduduknya dalam sektr pertanian dalam
arti luas
Di pedesaan tanah menjadi hal yang paling berharga karena sebagian besar
penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Sehingga tanah memiliki nilai
tertinggi dari hal apapun di pedesaan seperrti yang dikatakan Soerjono Soekanto2
mengatakan bahwa di lingkungan masyarakat pedesaan, tanah sewa dan hewan
ternak sering kali dianggap jauh lebih berharga dari pada gelar akademis,
Data yang di peroleh dari UPTD Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rimba
Melintang penduduk di Kecamatan Rimba Melintang pada tahun 2012 terdiri dari
5.500 kepala keluarga tani, 3.800 petani pemilik penggarap, 900 pemilik non
penggarap, 3.400 penggarap dan buruh tani sebanyak 1.300. Tahun 2013 tepatnya
pada Nopember lalu, Badan Penyuluhan Pertanian Rimba Melintang (BPP Rimba
Melintang) melakukan survei luas lahan pertanian dan dari jumlah luas garapan
kelompok tani di Desa Pematang Sikek yang berjumlah 10 kelompok kini luas
lahannya menurun menjadi 255,05 hektar dari
380 hadi tahun 2012. Akibatnya kelangkaan tanah sehingga lahan pertanian di
Pematang Sikek memicu tingginya nilai tanah, apalagi awal mula munculnya
stratifikasi sosial menurut oleh teori kelangkaan di mana tanah yang semakin
langka akan mengakibatkan orang-orang semakin memeperhatikan kepemilikan
lahan dan orang akan semakin ingin memiliki tanah lebih luas dari orang lain.
Akibatnya, adanya orang-orang yang memiliki luas tanah dari mereka yang
memiliki sedikit ataupun tidak memiliki tanah. Kepemilikan lahan oleh petani
padi di Desa Pematang Sikek akan mempengaruhi tingkat pendapatan dari hasil
petanian. Sehingga adanya golongan petani pemilik dan juga menggarap lahan
dan petani yang menyewa lahan untuk digarap atau petani penggarap.
Simbol status menentukan status seseorang dilingkungan masyarakatnya.
Peter L. Berger3 dalam konsepnya “Simbolisme Status” bahwa by the use of
farious symbols one keep on showing the world where one has arrived, yaitu
orang senantiasa memperlihatkan kepada orang lain apa yang telah diraihnya
dengan memakai simbol status yang berfungsi untuk memberitahu status yang
diduduki seseorang. Di masyarakat petani pedesaan simbol status yang dimiliki
petani akan menentukan berada lapisan namakah mereka, bentuk rumah misalnya.
Dari judul “Stratifikasi Sosial Petani Di Desa Pematang Sikek Kecamatan
Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir”. Sehingga identifikasi masalah dari
penelitian ini adalah siapa saja yang berada pada lapisan atas dan di lapisan
bawah di lihat dari kriteria objektif dan subjektif pada petani padi, Apa hal paling
yang di hargai pada masyarakat petani padi (selain tanah), dan bagaimana
hubungan sosial antar lapisan pada masyarakat petani padi di Desa Pematang
Sikek? Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Jumlah petani padi terbanyak yaitu 298 orang
dari 10 kelompok tani yang terdapat di Desa Pematang Sikek dengan jumlah total
luas lahan pertanian yang tercatat di wilayah Desa Pematang Sikek adalah
255,05 hektar. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah petani padi yang ada di
Desa Pematang Sikek yaitu jumlahnya sebanyak 298 orang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stratifikasi
Dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol-simbol tersebut
misalnya, kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan
pekerjaan. Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada
sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama itu pula akan ada
stratifikasi sosial dalam kelompok sosial (komunitas) tersebut. Secara sosiologis
jika dilacak ke belakang konsep stratifikasi sosial memang kalah populer dengan
istilah kelas sosial, dimana istilah kelas sosial pada awalnya menurut
diperkenalkan pertama kali oleh penguasa Romawi Kuno. Pada waktu itu, istilah
kelas sosial digunakan dalam konteks penggolongan masyarakat terhadap para
pembayar pajak. Ketika itu ada dua masyarakat, yaitu masyarakat golongan kaya
dan miskin menurut Ralf Dahrendorf ,1986.

Stratifikasi sosial atau pelapisan social merupakan suatu konsep dalam


sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan
status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau
lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorokin mendefinisikan
stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara hierarkis.
Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan
setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-
lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. Ukuran atau
kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial
adalah kekayaan (materi atau kebendaan), ukuran kekuasaan dan wewenang,
ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.

BAB III
METODE PELAKSANAAN PAPER
3.1 Waktu Penyusunan Paper

Penggunaan paper tentang stratifikasi sosial masyarakat Desa Pematang


Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir, Dilaksanakan mulai
Hari Rabu 10 November 2021 dan berlangsung dua hari untuk persiapan dan
penyusunan data.

3.2 Metode Pengumpulan Materi

Untuk pengumpulan data tentang stratifikasi sosial masyarakat Desa


Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir ini
menggunakan metode perbandingan antara artikel lainnya dan membaca referensi
yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian.
Pengumpulan data ini didukung dengan adanya data sekunder. Data sekunder
adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu dan didapatkan dari sumber lain
seperti jurnal,dan situs lainnya.

3.3 Prosedur Penyusunan

Adapun prosedur penyusunan yang akan kami gunakan untuk membuat


paper adalah sebagai berikut.

1. Menentukan topik permasalahan

Permasalahan yang kita bahas pada paper ini adalah mengenai


stratifikasi sosial masyarakat di Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir.

2. Mencari bahan referensi

Kami menggunakan artikel dan refrensi di internet dan beberapa


sumber buku yang membahas tentang stratifikasi sosial dalam pembuatan
paper.

3. Membuat kerangka Paper

Adapun kerangka paperyang kami gunakan dalam membuat paper


meliputi Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penyusunan Paper,
Kesimpulan dan Daftar Pustaka.

3.4 Mengembangkan kerangka paper

Setelah mendapatkan refrensi dan informasi yang ada di internet


maka kami menyusun dan mengembangkan paper ini sehingga menjadi
paper yang informatif, mengedukasi dan dari sumber yang jelas dan
benar.

3.5 Format penulisan paper

Dalam penyusunan paper kami menggunakn format

• Menggunakan font Times Now Roman


• Jarak spasi 1,5
• Memakai huruf yang miring utuk kata penting
• Memakai blok berwarna untuk istilah yang penting

3.6 Pembagian tugas personil penyusun paper


Adapun personil dalam pembuatan paper
1. Andrian Wardana/D31200767
Pembahasan
2. Ahmad Rizky Fauzi/D31200851
Daftar pustaka
Kesimpulan
3. Muhammad Candra Saputra/D31201144
Cover
Pendahuluan
Tinjauan pustaka
Metode Pelaksanaan penyusunan paper

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Kelebihan dan Kekurangan Artikel
4.1.1 Kelebihan
Jurnal = J u r n a l i n i a d a l a h b e r d a s a r k a n i d e d a n
g a g a s a n n y a p e n u l i s menggunakan dasar teori yang beragam dan
relevan sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam Stratifikasi sosial
atau pelapisan social merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang
melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang
dimilikinya.

Aplikasi = penelitian ini. Selain itu penulis menggunakan


sumber-sumber dan literatur yang banyak sekali, tersusun secara
sistematis, dan bahasa yang digunakan mudah
dipahami.berdasarkan beberapa kelebihan ini dapat disimpulkan jurnal
ini layak dijadikan referensi dan sambutan yang baik dari pembaca,

4.1.2 kekurangan
Jurnal = Tidak memberitahukan deskripsi secara lengkap yang di sertai
gambar. bahkan sumber yang di peroleh tidak objektif karena data data
yang di peroleh bukan hasil penilitian di lapangan tapi beberapa dapat
dari beberapa sumber yanng berbeda.
Aplikasi = ? Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pematang Sikek
Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Jumlah petani padi
terbanyak yaitu 298 orang dari 10 kelompok tani yang terdapat di Desa
Pematang Sikek dengan jumlah total luas lahan pertanian yang tercatat
di wilayah Desa Pematang Sikek adalah 255,05 hektar. Populasi pada
penelitian ini adalah jumlah petani padi yang ada di Desa Pematang
Sikek yaitu jumlahnya sebanyak 298 orang.

BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Pematang Sikek adalah tingkat pendapatan yang diperoleh seorang
indvidu. Berdasarkan kriteria objektik maka telah diketahui siapa saja responden
yang berada di lapisan sosial atas sekitas 37,8% yaitu mereka yang rata-rata
memiliki tanah sendiri dengan luas ≤ 1 ha, memiliki pendapatan dari hasil padi ≤
Rp. 1.000.000/bulan atau rata-rata memiliki hasil padi pertahunnya 8,6 ton.
Responden yang berada di lapisan sosial bawah sekitar 62,2% yaitu responden
yang rata-rata memiliki tanah ≤ 1 ha dengan tingkat pendapatan ≤ Rp.
1.000.000/bulan atau memiliki hasil padi pertahunnya 3,3 ton, dan dominan
memiliki rumah semi sederhana. Selain tanah, hal yang paling dihargai pada
masyarakat petani padi di Desa Pematang Sikek adalah tingkat pendapatan yang
diperoleh oleh serang individu.
Teori Horton dan Hunt mengnai kelas sosial dan partisipasi sosial
responden lapisan bawah di kegiatan gotong royong. Namun pada kegiatan
kelompok tani, partisipasi responden tidak menetukan responden ke dalam kelas-
kelas tertentu sebab partisipasi sosial baik itu pada responden lapisan atas
maupun lapisan bawah sama-sama rendah. Kerjasam langsung ditunjukan pada
kegiatan gotong royong untuk lingkunga sekitar yang dihadiri oleh laki-laki dan
kerjasama tradisional yang ditunjukan pada organisasi kelompok tani. Namun,
masih rendahnya partisipasi responden terlihat pada kegiatan gotong royong dan
kegiatan kelompok tani.
B. Saran
• Diharapkan kepada masyarakat lebih meningkatkan lagi etos kerja mereka
guna meningkatkan kesejahteraan serta menaikkan status sosialnya
sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan pada petani padi
khususnya.
• Penelitian ini telah diketahui siapa saja yang berada dalam kategori
tersebut sehingga dapat memberikan acuan bagi pemerintah desa maupun
daerah dalam mengambil kebijakan di bidang pertanian dan lebih
memprioritaskan orang-orang yang tergolong miskin dalam menyalurkan
bantuan.
• Masyarakat petani padi di Desa Pematang Sikek hendaknyan
meningkatkan partisipasi mereka dalam kegiatan intensitas yang ada di
lingkungan sosioalnya guna memperkokoh hubungan sosila dengan
meningkatkan intensitas kehadiran mereka dalam kegiatan gotong royong
sehingga kerjasama dalam kegiatan tersebut terlaksanakan secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

• Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.


Yogyakarta: Graha Ilmu
• Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Erlangga
• Haryanto, Dany dan G. Edwi Nugrohadi. 2011. Pengantar Sosiologi
Dasar. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
• Haryanta, Agung Tri dan Eko Sujatmiko. 2012. Kamus Sosilogi.
Surakarta: Aksara Sinergi Media.
• Leibo, Jefta. 1990. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.
• Horton, Paul B. Dan Hunt, Chester L. 1984. Sosiologi Jilid II Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
• Niel, Robert van. 2003. Sisitem Tanam Paksa. Jakarta: Penerbit PT.
Pustaka LP3ES Indonesia, Anggota IKAPI.
• Tumin, Melvin M. 1978. Stratifikasi Sosial Bentuk dan Fungsi
Ketimpangan. New Dehli: Prentice Hall.
• Tjondronegoro, Soediono M. 1999. Keping-keping Sosiologi dari
Pedesaan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Dapartemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
• Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metode Penelitian
Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika Offset
• http://www/tempo.co/read/news/2013/09/07/0925/BPS-Jumlah-
Petani-Berkurang
• Rogers, Everett M. 1960. Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
Pedesaan. New York: Apleton-Crosft, INC.
• Scott, Jhon. 2011. Soiologi: The Key Concepts. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
• Schaefer, Richard T. 2005. Sociology Ninth Edition. New York:
McGrew-Hill..

Anda mungkin juga menyukai