Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Indonesia
e-mail: anzaralfat@student.uns.ac.id / 087733466600
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh resiko Beban Operasional (BOPO), risiko
permodalan (CAR), risiko likuiditas (LDR), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL) terhadap
Return On Assets (ROA). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
berjumlah 44 perusahaan perbankan. Pemilihan sampel dengan metode Purposive Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti yaitu yang
melaporkan annual report selama periode pengamatan 2015-2019 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berjumah 32 bank. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data sekunder dari
laporan keuangan perbankan pada periode 2015 hingga 2019. Hasil penelitian menunjukkan
resiko biaya operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, resiko
permodalan (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, resiko likuiditas (LDR)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, resiko pasar (NIM) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA, resiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA.
Kata kunci: ROA, BOPO, CAR, LDR, NIM, dan NPL
Statistika Deskriptif
Tabel
Uji Deskriptif Statistika
Variable Mean Std. Dev. Min Max Observations
chi2(5) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)
= 13.77
Prob>chi2 = 0.0172
F(5,123) = 190.06
corr(u_i, Xb) = 0.2268 Prob > F = 0.0000
sigma_u .34986736
sigma_e .28572493
rho .59990016 (fraction of variance due to u_i)
F test that all u_i=0: F(31, 123) = 3.50 Prob > F = 0.0000
Test: Var(u) = 0
chibar2(01) = 17.60
Prob > chibar2 = 0.0000
F(5,31) = 235.82
corr(u_i, Xb) = 0.2268 Prob > F = 0.0000
Robust
roa Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]
sigma_u .34986736
sigma_e .28572493
rho .59990016 (fraction of variance due to u_i)
Hasil output Tabel Uji Regresi di atas yang diperoleh dari estimasi regresi pada
variabel dependen Return On Assets (ROA) dengan Fixed Effect Model dapat dilihat
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh diketahui bahwa nilai koefesien
variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar -0,0997946
memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini menjelaskan
bahwa apabila nilai BOPO mengalami peningkatan 1 persen maka nilai ROA (Return
On Assets) mengalami penurunan sebesar 0,0997946 satuan, dengan asumsi variabel
bebas lain bernilai tetap (ceteris paribus). Hasil pengujian Biaya Operasional dan
pendapatan Operasional (BOPO) terhadap ROA (Return On Assets) yang dimiki oleh
bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 dalam penelitian ini menunjukan korelasi negatif dan signifikan.
BOPO merupakan rasio yang menunjukan tingkat efesiensi bank dalam mengelola
operasionalnnya. Perbandingan dari biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
menjalankan aktivitas utamanya terhadap pendapatan diperoleh dari aktivitas tersebut.
Biaya Operasionalnya seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan
biaya operasional lainnya. Sedangkan pendapatan operasional bank berasal dari bunga
yang diperoleh dari pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya.
Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa rasio BOPO mempengaruhi
rasio ROA (Return On Assets) yang dimiliki oleh Bank Umum Konvesional secara
negatif dan signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai BOPO yang
dimiliki bank akan mendorong penurunan laba pada bank dan sebaliknya. Rendahnya
rasio BOPO menggambarkan bank mampu mengelola kegiatan operasionalnya secara
efesien dan dapat mendorong pertumbuhan laba yang akan diterima oleh bank.
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh diketahui bahwa nilai koefesien
variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,0123634 memiliki pengaruh negatif
terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini menjelaskan bahwa apabila nilai Capital
Adequacy Ratio (CAR) mengalami peningkatan 1 persen maka nilai ROA (Return On
Asset) mengalami penurunan sebesar 0,0123634 satuan, dengan asumsi variabel bebas
lain bernilai tetap (ceteris paribus). Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh
negatif terhadap Return On Assets (ROA) secara signifikan. Capital Adequacy Ratio
(CAR) menunjukkan tingkat kecukupan modal yang dimiliki oleh bank untuk
menunjang terjadinya risiko bank bermasalah. Hal ini menunjukan semakin tinggi
Capital Adequacy Ratio (CAR) maka akan dapat menurunkan profitabilitas. Hal ini
disebabkan karena modal yang dimiliki oleh bank tidak dikelola secara efektif karena
nilai aktiva berisiko (ATMR) pada perusahaan yang menjadi sampel lebih besar dari
pada modal yang digunakan untuk mendanai ATMR tersebut sehingga besarnya rasio
CAR mengurangi profitabilitas perbankan. Besarnya nilai ATMR menunjukan
ekspansi yang dilakukan perusahaan pada aktiva bernilai besar sehingga risiko yang
dimiliki juga besar, hal tersebut akan dapat mengurangi profitabilitas. Oleh karena itu,
pada penelitian ini Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki arah yang negatif terhadap
Return On Assets (ROA) perbankan.
CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan salah satu faktor penentu besarnya
volume kredit yang disalurkan kepada masyarakat dan dunia usaha. Semakin besar laba
yang diperoleh maka semakin besar pula volume kredit yang disalurkan maka akan
semakin besar pula CAR (Capital Adequacy Ratio) pada bank yang bersangkutan.
Namun demikian, apabila laba setiap tahun tidak segera dibagikan kepada pemegang
saham, maka akan terjadi penumpukan laba yang ditahan yang semakin besar
jumlahnya dari satu periode ke periode berikutnya, sehingga pertumbuhan modal tidak
dapat mengimbangi aktiva produktifnya. Hal ini berdampak pada kemampuan bank
untuk melakukan ekspansi penyaluran dana.
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh diketahui bahwa nilai koefesien
variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 0,0039227 memiliki pengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menjelaskan bahwa
apabila nilai LDR mengalami peningkatan 1 persen maka nilai ROA (Return On
Asset) mengalami peningkatan sebesar 0,0039227 satuan, dengan asumsi variabel
bebas lain bernilai tetap (ceteris paribus). Hasil Pengujian pengaruh Loan to Deposit
Ratio (LDR) terhadap ROA (Return On Asset) yang dimiliki oleh Bank Umum
Konvensional pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dalam penelitian ini
menunjukan korelasi positif dan tidak signifikan. Secara teori LDR (Loan to Deposit
Ratio) dicari dengan menggunakan rumus total kredit yang diberikan terhadap total
dana pihak ketiga yang mampu dikumpulkan oleh masing-masing bank secara individu.
Hasil dari yang diperoleh menunjukan hubungan antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap ROA (Return On Assets) berhubungan positif dan tidak signifikan. Hal ini
menunjukan semakin tinggi rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) akan menyebabkan
ROA (Return On Assets) semakin meningkat.
LDR merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
suatu bank. Artinya, dengan tingkat LDR yang tinggi bank lebih memilih untuk
menggunakan dananya dalam kegiatan kredit sebagai upaya untuk memperoleh profit
yang tinggi. Dengan kata lain asset likuid lainnya yang dapat digunakan untuk
memenuhi panarikan sewaktu – waktu atas kewajiban jangka pendek bank memiliki
nilai yang rendah, hal tersebut dapat mengurangi profit guna menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan bank dalam pemenuhan kewajiban atas dana yang
disetorkan pada bank.
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh diketahui bahwa nilai koefesien
variabel Net Interest Margin (NIM) sebesar -0.0304351 memiliki pengaruh negatif
terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini menjelaskan bahwa apabila nilai NIM
mengalami peningkatan 1 persen maka nilai ROA (Return On Assets) mengalami
penurunan sebesar 0.0304351 satuan, dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap
(ceteris paribus). Hasil pengujian pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap
Return On Assets (ROA) menunjukan korelasi yang negatif dan tidak signifikan. NIM
(Net Interest Margin) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam mengelola aktiva produktifnya menghasilkan pendapatan bunga bersih,
pendapatan bunga bersih berasal dari bunga yang diperoleh oleh bank. Semakin besar
rasio ini maka semakin besar pula pendapatan bunga yang diperoleh bank atas aktiva
produktif yang dikelola oleh bank.
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh diketahui bahwa nilai koefesien
variabel Non Performing Loan (NPL) sebesar -0,007071 memiliki pengaruh negatif
terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini menjelaskan bahwa apabila nilai NPL
mengalami peningkatan 1 persen maka nilai ROA (Return On Asset) mengalami
penurunan sebesar 0,007071 satuan, dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap
(ceteris paribus).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko
kredit (yang diproksi dengan NPL) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
yang di ukur dengan ROA. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPL
mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet (NPL), maka akan menurunkan
tingkat pendapatan dan laba bank sehingga ROA ikut menurun. Oleh karena besarnya
pengaruh tingkat pengembalian kredit terhadap kinerja perbankan maka diperlukan
adanya pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi dalam hal pemisahan tugas
antara fungsi penganalisa permohonan kredit, pemberi persetujuan kredit dan yang
mereview kredit.
NPL (Non Performing Loan) merupakan perbandingan dari kredit bermasalah
dengan jumlah kredit yang disalurkan. NPL (Non Performing Loan) digunakan oleh
perbankan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko pengembalian
kredit oleh debitur (Dermawan,2004). Hasil penelitian parsial NPL (Non Performing
Loan) menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada NPL (Non Performing Loan)
akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan laba yang di miliki oleh Bank. Hal ini
menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai NPL (Non Performing Loan) yang dimiliki
bank akan mendorong terjadinya penurunan laba bank dan sebaliknya.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Dari hasil analisis estimasi regresi data panel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan resiko biaya operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA, resiko permodalan (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA,
resiko likuiditas (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, resiko pasar
(NIM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, resiko kredit (NPL) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
REKOMENDASI
Hasil dari analisis data dalam artikel ini dapat memberikan rekomendasi bagi bagi
Industri perbankan dalam hal ini Bank Umum Konvensional agar memperhatikan faktor-faktor
yang terbukti berpengaruh dalam kenaikan dan penurunan profitabilitas yang dicerminkan dari
ROA (Return On Assets). Penelitian ini menunjukan Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) dan Non
Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Sebaiknya bank lebih
berhati-hati menjaga modal yang dimilikinya dalam menyalurkan kredit kepada calon penerima
kredit agar risiko kredit yang akan ditanggung oleh bank rendah. Bank juga sebaiknya dapat
mengedalikan Biaya Operasional dikarenakan apabila biaya operasional yang terlalu besar akan
menurunkan pendapatan yang diterima oleh bank.
Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan, diantara masih banyak faktor internal dan
eksternal yang tidak diikut sertakan sebagai variabel bebas, sehingga diharapkan penelitian
selanjutnya untuk mampu melengkapi keterbatasan yang ada pada penelitian ini. Bagi peneliti
yang ingin mengembangkan penelitian ini dapat menambah jenis variabel, periode waktu
penelitian agar sampel semakin besar dan memperluas obyek penelitian untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih baik dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA