Kampar
(Studi Kasus: Masyarakat yang Tinggal di Dekat Sungai Kampar)
Community Etiquette in the Management of Kampar River Water Pollution
Nursyah Shabrina (2101135486)
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau
E- mail Addres : nursyah.shabrina5486@student.unri.ac.id
Abstrak
Sungai merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Kebutuhan akan air sangat kompleks, netral untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan demikian untuk kelansungan hidup, air harus
tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkualitas yang memadai. Air yang tersedia tidak terlepas
dari pengaruh pencemaran karena fenomena yang diakibatkan oleh ulah manusia. Beberapa
bahan percemaran seperti bahan mikrobiologi (bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida,
deterjen), dan beberapa anorganik (garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia lainnya
sudah banyak ditemukan dalam air yang kitta pergunakan. Air yang sudah tercemar tersebut
disampingkan terasa tidak enak kalau diminum juga dapat menyebabkan ganggguan kesehatan
terhadap orang yang meminumnya.
Abstract
Rivers are one of the natural resources that have a versatile function for human life and
livelihood. The need for water is very complex, neutral for drinking, cooking, bathing, washing and
so on. Thus, for survival, water must be available in sufficient quantities and of adequate quality.
The available water cannot be separated from the influence of pollution due to phenomena caused
by human activities. Some contaminants such as microbiological materials (bacteria, viruses,
parasites), organic materials (pesticides, detergents), and some inorganic (salts, acids, metals), as
well as several other chemicals have been found in the water we use. The water that has been
polluted, aside from feeling bad when drunk, can also cause health problems for people who drink
it.
Keywords: River, Pollution, Water, Society
I. PENDAHULUAN
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih
besar. Secara alami, sungai mengalir sambil melakukan aktivitas tersebut, antara lain erosi
(pengikisan), pengangkutan (tranportasi), dan pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktivitas
tersebut tergantung pada faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan
aliran. Menurut Masduqi, dkk (2009) ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan
air dan mengangkat sedimen erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurnya (Self Purification). Dan
Sungai merupakan tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju
tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan
daerah tangkapan air atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga
dipengaruhi aktivitas dan perilaku penghuninya (Wardhana, 2001).
Pada umumnya masyarakat adalah struktur sosial yang mana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Struktur Sosial Statis yang masyarakatnya terbentuk dengan cara vertikal dan
horizontal. Vertikal berupa kepemilikan tanah, kepemilikan hewan ternak, kesalehan
beragama dan barang.
2) Sedangkan Struktur Sosial Dinamis yaitu pola hubungannya yang terorganisasi
(pattern).
Jumlah penduduk di Kecamatan Kampar pada tahun 2013 adalah sebesar 358 jiwa/Km2,
diikuti oleh Kecamatan Rumbio Jaya 216 jiwa/Km2. Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang
penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu 9 jiwa/Km 2. Sungai Kampar merupakan dua buah
sungai yang bertemu dan hampir sama besar, yang sering disebut dengan Kampar Kanan dan
Kampar Kiri. Pertemuan ini berada pada kawasan Langgam (Kabupaten Pelalawan), dan setelah
pertemuan tersebut sungai ini disebut dengan Sungai Kampar sampai ke muaranya di Selat
Malaka. Sementara sekitar kawasan hulu air sungai ini dimanfaatkan untuk PLTA Koto
Panjang yang mempunyai kapasitas 114 MW. Sementara di hilir menjelang muara, sungai ini
terkenal dengan ombak besarnya yang bernama Ombak Bono. Sungai sebagai sumber air, sangat
penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, sebagai sarana penunjang utama
dalam meningkatkan pembangunan nasional dan sebagai sarana transportasi yang relatif aman
untuk menghubungkan wilayah satu dengan lainnya Sungai Kampar Kanan memiliki luas perairan
5.231km2, sedangkan Sungai Kampar Kiri memiliki luas perairan 7.053km2 sungai tersebut
bernama Batang Sibayang dan Batang Singingi.
Lebih ke hilir, badan sungai dan volume cairannya lebih membesar karena ditambah
dengan bermacam anak sungai lainnya. Sungai ini diketahui dengan gelombang Bono-nya, yaitu
gelombang tinggi yang diakibatkan pertemuan cairan sungai dengan cairan laut. Bono biasanya
terjadi pada saat pasang, sehingga cairan yang berasal dari sungai, tertekan oleh cairan laut.
Ditambah lagi dengan dangkalnya muara mengakibatkan gelombang yang tercipta lebih tinggi.
Sungai Kampar merupakan salah satu dari empat sungai terbesar di Provinsi Riau. Potensi yang
dimiliki sungai kampar pada dasarnya sangatlah menunjang kehidupan masyarakat disekitar
sungai, namun seiring perkembangan zaman masyarakat disekitar sungai kampar mulai menurun.
II. METODOLOGI
Tujuan dari penulis meneliti ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya
pencemaran sungai Kampar ini dengan menggunakan teknik pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif, metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode penelitian sosial yang
akan memberikan hasil yang cukup rinci dari setiap dampak dan dengan menggunakan teknik
wawancara maka dapat mengumpulkan penyebab-penyebab tercemarnya air Sungai Kampar ini.
Menurut Sidiq & Achmad, (2020) Pendekatan kualitatif untuk penelitian sosial akan memberikan
hasil yang cukup rinci dari setiap dampaknya, hal ini sejalan menurut Creswell (2016) “bahwa
penelitian kualitatif ialah jenis penelitian yang berasal dari masalah sosial”. Teknik pengumpulan
data melalui pendekatan dengan wawancara dan metode desktiptif.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Air merupakan kebutuhan setiap makluk hidup yang harus tersedia dalam jumlah besar
dan memadai kebersihannya. Sedangkan sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang
mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Oleh karena itu kepada
masyrakat sekitar Sungai Kampar diharapkan agar membuang sampah pada tempatnya untuk
mengurangi limbah yang nanti akan mengakibatkan kerusakan lingkungan terutama sungai.
Jika air sungai tercemar oleh sampah dan limbah rumah tangga maka akan menyebabkan
masalah kedepannya. Secara umum, sumber-sumber pencemaran itu adalah sebagai berikut:
1) Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan
minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam tanah)
2) Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan.
3) Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida).
4) Limbah pengolahan kayu.
5) Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut.
6) Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik,
gelas, kaleng, batu baterai, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti
sisa-sisa makanan dan sayuran).
1) Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air
laut dan air fosil.
2) Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan
muara.
3) Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air
yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiahnya.
4) Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai
dengan baku mutu air.
5) Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-
parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
6) Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi
peruntukan tertentu.
7) Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air 8. Rencana
pendayagunaan air adalah rencana yang memuat potensi pemanfaatan atau penggunaan
air, pencadangan air berdasarkan ketersediaannya, baik kualitas maupun kuantitas-nya,
dan atau fungsi ekologis
8) Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di
dalam air.
9) Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau
kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan
baku mutu air yang ditetapkan
10) Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
11) Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau
air limbah.
12) Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air, untuk
menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar.
13) Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
14) Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang
atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
15) Pemerintah adalah Presiden beserta para menteri dan Ketua/ Kepala Lembaga
Pemerintah Nondepartemen.
16) Orang adalah orang perseorangan, dan atau kelompok orang, dan atau badan hukum.
17) Menteri adalah menteri yang ditugasi untuk mengelola lingkungan hidup dan
pengendalian dampak lingkungan.
Akibat pencemaran air yang terjadi di aliran sungai Kampar dapat disimpulkan
ada beberapa dampak yang merugikan bagi orang disekitarnya, diantaranya:
Adam, M. A., Maftuch, M., Kilawati, Y., & Risjani, Y. (2018). Environment of Quality Analysis of
Wangi-Beji River, Pasuruan Its Allegedly Contaminated By Industrial Wastes, Households
and Agriculture. Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan, 9(1), 01–05.
https://doi.org/10.35316/jsapi.v9i1.217
Arum Sutrisni Putri. (2020). Pencemaran Air: Pengertian, Penyebab, Pencegahan.
das Graças Rua, M. (2020). Profil Kabupaten Kampar. 1–3.
Dr. Adon Nasrullah Jamaludin, M.Ag. & Dr. Beni Ahmad Saebadi, M. S. (2015). Sosiologi
Perdesaan.
Fiantis, D. (1967). Analisis Lingkungan Abiotik dan Kualitas Air Bagi Ikan. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Hasibuan, M. (2019). Pengelolaan kualitas air anak Sungai Kampar sekitar penambangan galian C
( sirtu ) di Desa Palung Raya Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. 4(2), 71–82.
Intan Permata Sari, Erna Juita, W. P. K. (2010). Studi Kualitas Air Sungai Kampar Untuk Konsumsi
Masyarakat di Kec. Pangkalan Kerinci Kab. Pelalawan Prov. Riau. E-Jurnal Mahasiswa Prodi
Pendidikan GeografiJurnal Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi, 1, 2–6.
Ninla Elmawati Falabiba. (2019). Pengaturan Sumber Daya Air Pasca Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 85/Puu-Xi/2013 Di Kbupaten Kampar Provinsi Riau. 57–89.
Novita, S., Fauzi, M., & Suprayogi, I. (2020). Analisis Kebutuhan Air Kabupaten Kampar. Selodang
Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir ,
6(3), 209–220. https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v6i3.189
Prayogo, T. B. (2012). Analisis Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai
Blukar Kabupaten Kendal. Jurnal Presipitasi, 9(2), 64-71–71.
https://doi.org/10.14710/presipitasi.v9i2.64-71
Putri, R. E. K. A. (2013). Eksternalitas negatif pencemaran sungai kampar akibat kegiatan
penambangan emas tanpa izin (peti).
Radityo Gautama, K., & El Fajri, N. (2017). Water Quality of the Kampar River, Kampar Regency
based on Periphyton community structure and WQI-NSF Index.
RIAU, U. S. (1384). Penanggulangan Kerusakan daerah aliran sungai Kampar. 1–10.
Susilawati, N., Pedesaan, S., & Pengantar, K. (n.d.). Sosiologi pedesaan.
Tabrani Siswanto dan Imam Suprayogi. (2017). Strategi Pengendalian Pencemaran Sungai
Kampar Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 4, 1–11.
Yunus, M. (2021). Permasalahan Hidrologi di Daerah Aliran Sungai Kampar : Suatu Telaah Multi
Perspektif. ECOTAS Jurnal Ekologi, Masyarakat & Sains, 2(1), 3–11.
Zanatia, K. F. (2019). Pencemaran Air di Daerah Aliran Sungai Cimencrang Jawa Barat : Sains
Dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1(2), 105–117.
DOKUMENTASI
Gambar 2. Masyarakat
Sumber : dokumentasi pribadi