Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 3

EKSISTENSI PANCASILA DALAM REFORMASI

OLEH:

IHSAN ARRIZAL

NIM 042711045

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin dan rahmat–
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas 3 Penulisan Makalah ini. Ucapan Terimakasih
sebesar besarnya kepada Bapak/Ibu Dosen, karena melalui tugas ini mengingatkan Kembali
pada saya mengenai nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam pancasila

Page | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
Kajian Pustaka....................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pancasila............................................................................................................3
2.2 Pengertian Era Reformasi....................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
3.1 Eksistensi Pancasila di Era Reformasi..........................................................................................5
3.2 Peran Pancasila Pasca Era Reformasi..........................................................................................6
BAB IV.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
4.2 Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

Page | ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami
kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya
manusia bangsa kita. Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia
seharusnya manusia itu memiliki pedoman dan pegangan dalam bersikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Indonesia
sebagai negara yang menempatkan Pancasila sebagai filsafat bangsa, artinya
ia merupakan akar kebenaran untuk memahami eksistensi bangsa Indonesia.
Pancasila bukan hanya sebagai produk ideologi, tetapi juga sebagai
pandangan hidup yang lengkap dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Karenanya, menempatkan Pancasila sebagai basis
pembelajaran mutlak dibutuhkan demi merajut masa depan bangsa yang
cemerlang. Namun, semenjak reformasi, nilai-nilai Pancasila yang dijunjung
tinggi pada masa orde baru, perlahan mulai memudar dan banyak dilupakan
orang. Dalam perjalanan sejarah eksistensi pancasila sebagai dasar filsafat
Negara Republik Indonesia mengalami berbagai interprestasi dan manipulasi
politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya
kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara pancasila.
Dengan kata lain maka pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat
serta pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia, melainkan direduksi,
dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa saat itu.
Dampak yang cukup seruis  atas manipulasi pancasila oleh para
penguasa pada masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta
sebagian masyarakat beranggapan bahwa pancasila merupakan label politik
orde baru. Sehingga berkembangnya anggapan bahwa pancasila akan

Page | 1
mengembalikan kewibawaan orde baru. Berdasarkan hal tersebut maka era
reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi pancasila
yaitu sebagai dasar Negara republik Indonesia. Tetapi sampai di era
globalisasi saat ini belum menampakkan hasil yang dapat dinikmati oleh
rakyat, nesionalisme bangsa rapuh, sehingga martabat bangsa dipandang
rendah di dunia internasional. Maka dari itu tugas kita sebagai rakyat
Indonesia untuk mengembangkan serta mengkaji pancasila sebagai suatu
hasil karya besar bangsa kita yang setingkat dengan paham dunia lainnya.
Selain itu di era globalisasi tantangan tentang nilai-nilai kepribadian
dan kebudayaan suatu bangsa akan rusak bahkan luntur karena mengikuti
perkembangan globalisasi yang semakin bebas tanpa ikatan ini. Untuk itu,
kita perlu menjadikan pancasila sebagai landasan hidup bangsa dan rakyat
Indonesia untuk dapat mampu menyaring globalisasi tersebut dan agar nilai-
nilai kebudayaan bangsa kita tetap terjaga dengan baik dan sesuai dengan
kepribadian bangsa dan pandangan atau pondasi kita dalam kehidupan
dewasa ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Eksistensi Pancasila di Era Reformasi?
b. Bagaimana Peran Pancasila Pasca Reformasi

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui Eksistensi
Pancasila di Era Reformasi dan Bagaimana Perannya

1.4 Manfaat
a. Bagi Masyarakat dapat dijadikan bahan bacaan agar memahami dan
mengerti eksistensi Pancasila setelah masa reformasi
b. Bagi bidang akademik, dapat memberikan kontribusi pada perkembangan
Pendidikan karakter berbasis Pancasila dimasa yang akan datang

Page | 2
BAB II
Kajian Pustaka

2.1 Pengertian Pancasila


Menurut Kaelan (2007: 13) “Pancasila memiliki susunan yang hierarkis
piramida berarti juga Pancasila susunan bersatu membentuk satu kesatuan dan
urutannya sudah diatur sedemikian rupa sehingga Pancasila saling menjiwai
dan dijiwai diantara sila-silanya”. Sila ketuhanan merupakan tingakatan yang
tertinggi diantara sila dibawahnya. Karena sila pertama ini merupakan nilai
yang bersifat mutlak, kemudian diikuti dengan sila kedua. Sedangkan untuk
sila Persatuan, sila Kerakyatan, dan sila Keadilan berkaitan dengan kehidupan
kenegaraan. Nilai persatuan dipandang memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada nilai kerakyatan merupakan syarat terwujudnya keadilan, sedangkan
keadilan merupakan tujuan dari keempat sila lainnya. Kahlberg (1995: 62)
memaknai Moral Pancasila dalam arti kata normatif yakni faktor yang
mengharuskan manusia dalam tingkah laku kita sehari-hari, baik sebagai
pemegang kekuasaan, maupun sebagai rakyat biasa. Dengan moral Pancasila
manusia selalu bersedia mempertanggungjawabkan tingkah laku dan sikap
tindakan tersebut kepada Tuhan Yang MahaEsa; selalu menempuh cara-cara
perikemausiaan dan mengutamakan jalan musyawarah dan mufakat; dan selalu
memusatkan daya-upaya kepada terlaksananya kebahagiaan dan keadilan di
bidang rohani dan jasmani, untuk kebesaran dan kejayaan jiwa Bangsa
Indonesia.

2.2 Pengertian Era Reformasi


Reformasi adalah suatu perubahan tatanan kehidupan lama dengan tatanan
kehidupan yang baru yang bertujuan ke arah perbaikan kehidupan di masa
depan. Orang yang mendukung reformasi disebut dengan reformis. 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Reformasi berarti perubahan
secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu
masyarakat atau negara.

Page | 3
Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada 1998 merupakan suatu
gerakan untuk mengadakan perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi,
dan hukum. Gerakan ini muncul karena keadaan keadaan masyarakat Indonesia
sejak terjadinya krisis moneter dan ekonomi sangat terpuruk. 
Masalah yang dihadapi Pemerintah Indonesia saat itu ialah sulitnya kebutuhan
sembilan bahan pokok (sembako) karena harganya yang sangat tinggi, sampai-
sampai masyarakat pun harus antre untuk membelinya.
Peristiwa ini ini diperparah dengan kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang
semakin tidak terkendali. Oleh karena itu, kemunculan gerakan reformasi
bertujuan untuk memperbaharui tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara agar kesejahteraan rakyat tercapai. 
Beberapa agenda reformasi yang disuarakan para mahasiswa antara lain
sebagai berikut:
1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya. 
2. Amandemen UUD 1945. 
3. Penghapusan Dwi fungsi ABRI. 
4. Otonomi daerah yang seluas-luasnya. 
5. Supremasi hukum. 
6. Pemerintahan yang bersih dari KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Page | 4
BAB III
PEMBAHASAN

Budaya atau kebudayaan


berasal dari bahasa
sanskerta yaitu buddhayah
yang
merupakan bentuk jamak
dari buddi(budi atau akal
di artikan sebagai hal-hal
yang
berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Budaya
merupakan cara manusia
menjawab
baik secara pribadi atau
masyarakat terhadap

Page | 5
masalah-masalah yang
mendasar
didalam hidupnya.suatu
system yang didalamnya
terdiri dari konsepsi-
konsepsi yang
hidup dalam alam pikiran
sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-
hal yang
harus mereka anggap amat
luhur dan penting dalam
hidup (Koentjaraningrat,
1974:
32).

Page | 6
Kebudayaan Indonesia
ialah kebudayaan yang
berdasarkan pancasila. Ada
dua
hal yang dikandung dalam
pancasila, yaitu pluralisme
dan teosentrisme.
Demokrasi
terletak dalam partisipasi
sekuruh warga negara
dalam kebudayaan
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa
sanskerta yaitu buddhayah
yang

Page | 7
merupakan bentuk jamak
dari buddi(budi atau akal
di artikan sebagai hal-hal
yang
berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Budaya
merupakan cara manusia
menjawab
baik secara pribadi atau
masyarakat terhadap
masalah-masalah yang
mendasar
didalam hidupnya.suatu
system yang didalamnya
terdiri dari konsepsi-
konsepsi yang

Page | 8
hidup dalam alam pikiran
sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-
hal yang
harus mereka anggap amat
luhur dan penting dalam
hidup (Koentjaraningrat,
1974:
32).
Kebudayaan Indonesia
ialah kebudayaan yang
berdasarkan pancasila. Ada
dua
hal yang dikandung dalam
pancasila, yaitu pluralisme

Page | 9
dan teosentrisme.
Demokrasi
terletak dalam partisipasi
sekuruh warga negara
dalam kebudayaan
3.1 Eksistensi Pancasila di Era Reformasi
Reformasi berasal dari kata dasar “reform” yang memiliki arti perbaikan, atau
pembaharuan (Setijo, 2009:100). Secara umum reformasi di Indonesia adalah
suatu gerakan untuk menformat ulang atau menata ulang hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan ke format semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang dicita-citakan rakyat (Kaelan, 2010:239). Arah dan tujuan reformasi yang
utama adalah untuk menanggulangi dan menghilangkan dengan cara mengurangi
secara bertahap atas krisis yang terjadi disegenap bidang kehidupan, serta menata
kembali kearah yang lebih baik atas tata kenegaraan indonesia yang telah hancur
menuju Indonesia baru. Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) suatu reformasi dilakukan karena andanya suatu penyimpangan.
2) suatu reformasi dilakukan harus dengan suatu cita-cita yang jelas (landasan
ideologis), dalam hal ini pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara
indonesia.
3) suatu reformasi dilakukan berdasar pada suatu kerangka struktural tertentu
(UUD) sebagai kerangka acuan reformasi.
4) reformasi dilakukan kearah perubahan ke kondisi serta kearah yang lebih baik.
5) reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang
berketuhanan yang maha esa, serta terjaminnya kesatuan dan persatuan.

Awal dari reformasi yaitu tumbangnya rezim orde baru pada tanggal 21 mei
1998, maka bangsa Indonesia bertekad meninggalkan era kehidupan yang penuh
dengan nuansa KKN serta suasana pseudo demokrasi (demokrasi palsu). Dari
kegagalan masa orde baru yang misinya dulu hendak melaksanakan pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen, maka dalam era reformasi diperlukan
sikap yang tegas dan nyata untuk mewujudkan pancasila sebagai filsafat hidup
dan menjadi dasar kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Memahami eksistensi
Pancasila di era reformasi yaitu berwujud dalam konteks sebagai dasar negara dan
ideologi nasional, yang merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara
Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan

Page | 10
sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai paradigma
reformasi adalah sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai dasar cita-cita reformasi yaitu reformasi dalam prespektif
pancasila harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Pancasila sebagai paradigma reformasi politik yaitu pancasila sebagai kerangka
acuan, proses dan kerangka arah tujuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam rangka melakukan pembangunan poitik (Setijo, 2009:105). 
Dasar politik ini terkandung dalam UUD 1945 yang menunjukkan kepada kita
bahwa bentuk dan bangunan kehidupan mayarakat yang bersatu, demokrasi
berkeadilan dan berkemakmuran serta Negara yang memiliki dasar moral
ketuhanan dan kemanusiaan.
3) Pancasila sebagai paradigma reformasi ekonomi dijelaskan oleh Setijo
(2009:106) yaitu “pemerintah harus mengarah pada kepentingan rakyat, karena
sifat perekonomian harus sesuai dengan ekonomi kerakyatan yang bersumber
kepada sifat kekeluargaan dan kerakyatan”.  
4) Pancasila sebagai paradigma kebudayaan.

Mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan,


dimana pembangunan kebudayaan sebagai sarana pengikat persatuan dalam
masyarakat majemuk. Oleh karena itu smeboyan Bhinneka Tunggal Ika dan
pelaksanaan UUD 1945 yang menyangkut pembangunan kebudayaan bangsa
hendaknya menjadi prioritas, karena kebudayaan nasional sangat diperlukan
sebagai landasan media sosial yang memperkuat persatuan. Dalam hal ini bahasa
Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan.
3.2 Peran Pancasila Pasca Era Reformasi
Peran Pancasila pasca era reformasi adalah sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan
Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi
kerangka berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai
dasar negara ia sebagai landasa kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini
berarti, bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus
selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai
negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat maupun dari
pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum, baik yang

Page | 11
tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam kaitannya dalam pengembangan
hukum, Pancasila harus menjadi landasannya. Artinya hukum yang akan
dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila
Pancasila. Sekurang-kurangnya, substansi produk hukumnya tidak
bertentangan dengan sila-sila Pancasila.
2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang sosial politik
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik
mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita
Indonesia merdeka di implementasikan sbb :
a) Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,
budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan seharihari.
b) Mementingkan kepentingan rakyat / demokrasi dalam pemgambilan
keputusan ;
c) Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan ;
d) Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang ekonomi
Pancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi mengandung
pengertian bagaimana suatu falsafah itu diimplementasikan secara riil
dan sistematis dalam kehidupan nyata.
e) Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan
mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan,
dimana pembangunan kebudayaan sebagai sarana pengikat persatuan
dalam masyarakat majemuk. Oleh karena itu semboyan Bhinneka
Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 1945 yang menyangkut
pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi prioritas, karena
kebudayaan nasional sangat diperlukan sebagai landasan media sosial
yang memperkuat persatuan. Dalam hal ini bahasa Indonesia adalah
sebagai bahasa persatuan. 5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
nasional bidang hankam Dengan berakhirnya peran sosial politik, maka
paradigma baru TNI terus diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa
TNI telah meninggalkan peran sosial politiknya atau mengakhiri

Page | 12
dwifungsinya dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari sistem
nasional.
f) Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan Dengan memasuki
kawasan filsafat ilmu pengetahuan yang diletakkan diatas pancasila
sebagai paradigmanya perlu dipahami dasar dan arah penerapannya, yaitu
pada aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologis. Ontologis, yaitu
bahwa hakikat ilmu pengetahuan aktivitas manusia yang tidak mengenal
titik henti dalam upaya untuk mencari dan menemukan kebenaran dan
kenyataan. Epistimologi, yaitu bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya dijadikan metode berpikir, dalam arti dijadikan
dasar dan arah didalam pengembangan ilmu pengetahuan ; yang
parameter kebenaran serta kemanfaatan hasil-hasil yang dicapainya
adalah nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Aksiologi
yaitu bahwa dengan menggunakan epistemologi tersebut diatas,
pemanfaatan dan efek pengemabangan ilmu pengetahuan secara negatif
tidak bertentangan dengan Pancasila dan secara positif mendukung atau
mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila. Lebih dari itu, dengan
penggunaan Pancasila sebagai paradigma, merupakan keharusan bahwa
Pancasila harus dipahami secara benar.

Page | 13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Reformasi adalah suatu gerakan untuk menformat ulang atau menata ulang
hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan ke format semula sesuai dengan
nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat bangsa Indonesia Dalam pelaksanaan
reformasi diperlukan pancasila sebagai dasar cita-cita reformasi yaitu reformasi
harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Proses perkembangan umat manusia dalam berbagai aspek yang
mendunia, menerobos batas-batas etnik, batas-batas yuridis kenegaraan, dan batas
ideologis. Globalsasi memiliki dampak bagi perkembangan Negara Indonesia.
Arus globalisasi yang melanda negara ini akan memudarkan nilai-nilai pancasila
yang seharusnya dapat diaktualisasikan oleh seluruh bangsa Indonesia dalam
berbagai bidang. Maka peran Pancasila sangat penting dalam menghadapi arus
globalisasi karena Pancasila merupakan sebuah kekuatan ide yang berakar dari
bumi Indonesia untuk menghadapi nilai-nilai dari luar, sebagai sistem syaraf atau
filter terhadap berbagai pengaruh luar, nilai-nilai dalam Pancasila dapat
membangun sistem dalam masyarakat kita terhadap kekuatan-kekuatan dari luar
sekaligus menyeleksi hal-hal baik untuk diserap, dan sebagai sistem dan
pandangan hidup yang merupakan konsensus dasar dari berbagai komponen
bangsa yang plural ini.
.

Page | 14
4.2 Saran
Penulisan ini sejatinya dijadikan sebagai acuan untuk menerapkan Kembali nilai
nilai Pancasila dalam kehidupan kita dan tidak lupa untuk selalu hidup
bermasyarakat dengan damai dan tenteram sesuai pancasila

Budaya atau kebudayaan


berasal dari bahasa
sanskerta yaitu buddhayah
yang
merupakan bentuk jamak
dari buddi(budi atau akal
di artikan sebagai hal-hal
yang
berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Budaya
merupakan cara manusia
menjawab

Page | 15
baik secara pribadi atau
masyarakat terhadap
masalah-masalah yang
mendasar
didalam hidupnya.suatu
system yang didalamnya
terdiri dari konsepsi-
konsepsi yang
hidup dalam alam pikiran
sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-
hal yang
harus mereka anggap amat
luhur dan penting dalam
hidup (Koentjaraningrat,
1974:

Page | 16
32).
Kebudayaan Indonesia
ialah kebudayaan yang
berdasarkan pancasila. Ada
dua
hal yang dikandung dalam
pancasila, yaitu pluralisme
dan teosentrisme.
Demokrasi
terletak dalam partisipasi
sekuruh warga negara
dalam kebudayaan

Page | 17
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM.


Azra, A. (2006). “Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia: Perspektif Multikulturalisme”.
Dalam Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Bogor:
Brighten Press.
Cholisin. (2011). Pengembangan Karakter Dalam Materi Pembelajaran PKn. Makalah
disampaikan pada kegiatan MGMP PKn SMP Kota Yogjakarta, 18 januari
2011
Cogan, J.J. (1999). Developing the Civic Society: The Role of Civic Education, Bandung:
CICED
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Lickona, Thomas. (1992). Educating for Character. How our scholl can teach respect and
responsibility. New York: Bantam Books
Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta:
Bumi Aksara. 2011, h. 1.
Ratna Megawangi.(2004). Pendidikan Karakter.Jakarta : IHF
Rauf, M dkk. (2008). Refleksi Karkater Bangsa.Jakarta : UI.
Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik
Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS.
Disertasi pada PPS UPI, tidak diterbitkan.

Page | 18
Page | 19

Anda mungkin juga menyukai