Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam membina dan mengembangkan harkat dan
martabat manusia secara utuh dan menyeluruh dengan menarik, menyenangkan dan
menggembirakan. Itu mengacu kepada terpadunya perkembangan fisik, mental spiritual atau
perkembangan aspek- aspek psikologis dan aspek fisiologis pada tiap individu, sehingga pada
akhirnya terbentuk dan terbina pribadi matang pada individu yang bersangkutan. Adapun
kata terbentuk mengacu kepada perkembangan semua aspek kognitif, afektif, psikomotorik
maupun fisik, bukan salah satu atau beberapa aspek saja.

Pendidikan harus tetap diupayakan dan terus dilakukan perbaikan setiap hari . Salah satu
cara untuk mencapai tujuan dari pendidikan adalah menciptakan suasana belajar yang mudah
dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Pada masa Covid-19 Proses pembelajaran akan lebih mudah ketika menggunakan media
yang sesuai. Penggunaan media berupa media daring (online) seperti WhatsApp akan
memudahkan dalam pembelajaran biologi saat ini (Arifin, 2012).

Pembelajaran tentang jamur , merupakan salah satu materi yang terdapat dan dibahas pada
mahasiswa / mahasiswi biologi yang mempelajari makhluk hidup dari skala terkecil hingga
ke yang besar.

Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan yaitu, saat ini Indonesia mengalami
masalah yang serius dengan mewabahnya penyakit yang dapat menular dengan cepat yaitu
virus corona (Covid-19), virus corona sudah ada sekitar 1 tahun lebih di Indonesia sehingga
menyebabkan semua aktifitas yang ada sangat dibatasi khususnya pada kegiatan pendidikan
yaitu proses belajar mengajar secara langsung, sama halnya dengan Sumatera utara yang
termasuk zona merah sehingga perkuliahan di anjurkan untuk terus melakukan pembelajaran
dengan menggunakan media daring agar proses belajar dapat terus berlanjut pada tahun
ajaran baru 2021/2022.

Selain hal tersebut Mahasiswa/ Mahasiswi pada era modern ini telah menggunakan teknologi
berupa smartphone dan laptop yang dapat tersambung ke internet, hal tersebut dapat
dimanfaatkan Dosen sebagai fasilitas pendukung proses pembelajaran pada masa pandemi
virus corona yang menyerang Indonesia. Virus corona juga sampai saat ini belum diketahui
sampai kapan dapat diatasi karena semakin meningkat yang terjangkit sehingga pembelajaran
daring menjadi solusi yang dapat digunakan satu-satunya agar aktifitas pendidikan dapat
terus berlanjut.

Karena kondisi proses belajar mengajar secara tatap muka tidak dapat dilakukan, maka dari
itu untuk terus melanjutkan proses belajar mengajar di Universitas Negeri Medan harus
dilakukan secara daring sehingga pembelajaran terus berlanjut terkhususnya pada
pembelajaran biologi pada materi fungi dan Mahasiswa dapat memahami pembelajaran
yang diajarkan oleh Dosen walaupun menggunakan media daring di masa pandemi Covid-19,
selain itu Universitas Negeri Medan Pertama kali menggunakan media pembelajaran daring
untuk digunakan Mahasiswa Pada Kelas Pendidikan Biologi dengan materi Fungi .
Pembelajaran online dalam proses belajar merupakan salah satu solusi dari berbagai masalah
yang terkait dengan hasil belajar Mahasiswa dan pada masa pandemi virus corona.
Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian Mahasiswa pada topik yang
akan dipelajari, sehingga pengetahuan Mahasiswa dapat ditingkatkan pada pandemi ini,
Mahasiswa akan lebih konsentrasi dan diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik
sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan walaupun masa pandemi
berlangsung lama. Kemudian untuk mendukung proses pembelajaran dengan Pembelajaran
online dalam proses belajar biologi merupakan salah satu solusi dari berbagai masalah yang
terkait hasil belajar siswa dan pada masa pandemi virus corona.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Efektivitas
Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Fungi Di Kelas Biologi ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Pemahaman materi Mahasiswa yang diajar dengan pembelajaran daring


(online) Pada Konsep Fungi Di Kelas Biologi ?
2. Bagaimana hasil belajar Mahasiswa yang diajar dengan pembelajaran daring (online)
Pada Konsep Fungi Di Kelas Biologi

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Bagaimana pemahaman Mahasiswa yang diajar dengan


pembelajaran daring (online ) pada konsep Fungi Di Kelas Biologi
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan
pembelajaran daring (online) Pada Konsep Fungi Di Kelas Biologi

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam menggunakan media daring
(online).

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Mahasiswa , diharapkan s dapat belajar bervariasi, menarik, serta


memberikan gambaran secara nyata mengenai materi pembelajaran yang
diajarkan. Selain itu diharapkan Mahasiswa dapat dengan mudah memahami
materi pembelajaran khususnya materi yang bersifat abstrak.
b. Untuk Dosen , memudahkan dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan
menjadikan dosen dapat berinteraksi dengan mahasiswa secara maksimal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Daring

a. Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran merupakan strategi yang berdasar pada teori – teori


penelitian yang terdiri dari rasional , langkah dan tindakan dosen dan mahasiswa,
sistem pendukung pembelajaran dan metode evaluasi atau sistem penilaian
perkembangan belajar mahasiswa. Model pembelajaran hakikatnya
menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam pembelajaran dari mulai awal,
pada saat, maupun akhir pembelajaran tidak hanya dosen namun juga mahasiswa
model pembelajaran merupakan seperangkat strategi yang berdasarkan landasan
teori dan penelitian tertentu yang meliputi latar belakang, prosedur pembelajaran,
sistem pendukung dan evaluasi pembelajaran yang ditujukan bagi dosen dan
mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang dapat diukur.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Menurut Sundari (2015: 109) ada lima ciri-ciri model pembelajaran yaitu:

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah- langkah
pembelajaran (syntax), (b) prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d)
sistem pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, meliputi:
dampak pembelajaran berupa hasil belajar yang terukur dan dampak pengiring
berupa hasil belajar jangka panjang.
6. Adanya desain intrulsional atau persiapan mengajar dengan berpedoman pada
model pembelajaran .

2. Pembelajaran Daring (online)

a. Pengertian Pembelajaran Daring (online)


Menurut Ariani, dkk. (2018: 176 ) pembelajaran daring (online) adalah hasil
pengembangan dari revolusi industri yang disampaikan secara elektronik dengan
media yang berbasis komputer atau smartphone. Materi dalam sistem
pembelajaran daring (online) bisa diakses melalui jaringan website, internet, CD
Rom dan DVD. Sistem tersebut tidak hanya mengakses informasi saja, namun
dapat membimbing peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang spesifik juga.
Berkat sistem pembelajaran online siswa dapat mengakses materi pelajaran dari
luar sekolah. Guru dan siswa bisa memperoleh informasi yang banyak dan tidak
terbatas dari beberapa perpustakaan di seluruh dunia.

Pembelajaran daring (online) dalam proses belajar biologi merupakan salah satu
solusi dari berbagai masalah yang terkait dengan hasil belajar mahasiswa.
Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian mahasiswa pada topik
yang akan dipelajari, dengan bantuan media daring maka hasil belajar mahasiswa
dapat ditingkatkan, mahasiswa akan lebih konsentrasi dan diharapkan proses
pembelajaran menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya hasil belajar mahasiswa
dapat ditingkatkan, salah satu pembelajaran daring yang dapat dilakukan pada
masa Covid-19 ini yaitu belajar dengan menggunakan media grup WhatsApp.

b. Whatsapp Group (WAG)


WhatsApp Messenger merupakan bagian dari sosial media. Sosial media
merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap penggunanya
dapat saling berbagi macam konten sesuai dengan fitur pendukungnya. WhatsApp
Messenger merupakan teknologi populer yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran. survei menunjukkan 90% pelajar,
mahasiswa maupun dosen menggunakan aplikasi WhatsApp dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam kegiatan pembelajaran.

keunggulan aplikasi WhatsApp antara lain yaitu:

 Banyak digunakan terutama kalangan mahasiswa dan pelajar (pengguna


WhatsApp di seluruh dunia yaitu lebih dari 1 miliar orang).
 Mudah di instal dalam program smartphone (hanya butuh beberapa tahap
dalam penginstalanya).
 Data instalasi sangat ringan (bila menggunakan play store kurang lebih 18
megabytes saja untuk mengunduh aplikasi WhatsApp).
 Dapat dibuat grup untuk komunitas tertentu (user WhatsApp banyak yang
membuat grup dengan latar belakang tertentu misalkan grup alumni
sekolah dan yang lainya).
 Dapat digunakan untuk mengirim file , picture , pesan suara , video , GPS ,
kiriman web /link emoji dll.

3. Hasil belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan salah satu tujuan pendidikan yang meliputi kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi pengetahuan salah satunya
adalah kemampuan mengingat. Meskipun kemampuan mengingat atau menghafal
merupakan kegiatan yang menciptakan suasana yang membosankan bagi peserta
didik, namun kemampuan ini termasuk kemampuan dasar yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Oleh karena itu, Dosen harus mengelola pembelajaran secara
kreatif, inovatif dan motivatif agar pembelajaran yang dilakukan tidak terasa
membosankan dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan
sehingga peserta didik akan lebih aktif dalam mencari pengetahuannya (Rahayu,
2019: 279).
Hasil belajar dikelompokkan dalam 3 aspek yaitu :
 Hasil belajar kognitif, aspek yang berkaitan dengan kemampuan berfikir yang terdiri
dari enam jenjang yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
 Hasil belajar afektif, berkaitan dengan internalisasi sikap dan nilai yang terdiri dari
lima jenjang yaitu menerima, menanggapi, menghargai, mengatur, dan karakterisasi
dengan satu nilai atau nilai kompleks.
 Hasil belajar Psikomotor, berkaitan dengan keterampilan motorik dan kemampuan
bertindak individu. Psikomotor juga memiliki enam tingkatan yaitu gerak refleks,
gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan kemampuan fisik, gerakan terampil
dan gerakan indah dan kreatif.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal .
faktor internal berasal dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain kesehatan jasmani rohani,
sikap, intelegensi dan bakat, minat, motivasi dan kebiasaan belajar sedangkan faktor
eksternal yang berasal dari luar diri siswa antara lain lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, guru, masyarakat serta lingkungan sekitar. Jika pelaksanaan pembelajaran baik,
maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik. Sebaliknya, jika pelaksanaan
pembelajaran tidak baik, maka tujuan pembelajaran tidak akan berhasil. Oleh karena itu guru
memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Selain faktor eksternal, terdapat
juga faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu kebiasaan belajar. Kebiasaan
belajar yang baik akan mendukung terciptanya hasil belajar yang optimal.

4. Pokok bahasan fungi

a. Pengertian Fungi
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi secara
aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan
cara seksual pada zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) hidup di
tempat-tempat yang lembap, air laut, air tawar, tempat yang asam dan bersimbosis
dengan ganggang hingga kemudian membentuk lumut (lichenes). Menurut
Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin,
bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan
enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi
secara seksual dan aseksual. Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah
eukariota, dan sebagian besarnya merupakan eukariota multiseluler. Meskipun
fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari
caranya memperoleh makanan, organisasi struktural, pertumbuhan dan cara
bereproduksi.
b. Struktur tubuh fungi

Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiiliki pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan inti sel yang mengalir dari sel ke
sel. Namun demikian  adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak
diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat prasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan
konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat :

 Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
 Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
 Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang
telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.

Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat
pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
c. Reproduksi jamur
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative
(seksual) dan vegetative (aseksual) :

 Reproduksi generatif ( seksual )


Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan
yang berubah atau pada kondisi darurat lainnya. Keturunan yang
dihasilkan sendiri memiliki genetik yang beragam dan lebih adaptif
terhadap perubahan lingkungan. Reproduksi secara generative didahului
dengan pembentukan spora seksual yang memiliki jenis hifa berbeda.  Hifa
(+) dan hifa (-) yang berkromosom haploid mendekat dan membentuk
gametangium (organ yang menghasilkan gamet). Gametangium
berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan nucleus
haploid yang belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki dinding sel
yang tebal dan kasar yang memungkinkan untuk bertahan pada kondisi
lingkungan yang buruk dan kering.

Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi


kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang
berkromosom diploid (2n). Zigosporangium yang berinti haploid (2n) akan
mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan zigospora
haploid didalam zigosporangium. Zigospora haploid akan berkecambah
membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid.
Sporangium haploid akan menghasilkan spora-spora yang haploid yang
memiliki keanekaragaman genetik. Bila spora-spora haploid jatuh di
tempat yang sesuai, spora akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa
jamur yang haploid. Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium
yang semuanya haploid.

 Reproduksi vegetatif (Aseksual )

Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan


pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur
yang multiseluler dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan
pembentukan spora vegetative. Fragmentasi hifa (pemutusan hifa),
potongan hifa yang putus tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan
spora vegetative yang berupa sporangiospora dan konidiospora. Jamur
yang telah dewasa menghasilkan spongiofor (tangkai kotak spora). Pada
ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak
spora pembelahan sel dilakukan secara  mitosis dan menghasilkan banyak
sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n). Adapun jamur jenis
lain menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor
terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium terjadi
pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak konidiospora
dengan kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun
konidiospora, bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa
baru yang haploid (n).

d. Klasifikasi fungi

 Divisi Zygomycota

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur
yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread
mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir
semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit.
Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan
tidak menghasilkan spora yang berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi
secara aseksual dan seksual.

Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan


reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora
tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang,
sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila
spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi
hifa baru. Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur


tersebut antara lain:

 Rhizophus stolonifera: Jamur ini tampak sebagai benang-benang


berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang
hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.

 Rhizophus nigricans: Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

 Mucor mucedo: Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada
roti, sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini
berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi
oleh sporangiofor.
 Divisi Ascomycota

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang
reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac
atau kantung atau pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium yang
menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan
berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma.
Askomata dapat berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon).
Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki
inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus
merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina.
Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup
sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga
bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau
bersel satu membentuk lumut kerak.
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi
benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel
pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih
lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk
Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan
memiliki sejumlah inti yang haploid.

Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina:


 Saccharomyces cerevisiae: Merupakan jamur mikroskopis, bersel
tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi,
khamir, atau yeast. Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae
dimanfaatkan dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur,
bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut
adalah fermentasi.
 Penicillium spp: Sebagai saprofit pada substrat yang banyak
mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada
substrat gula tersebut, jamur ini tampak seperti noda biru atau
kehijauan. Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti
cita rasa atau mengharumkan keju.

 Divisi Basidiomycota
Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini
mudah dikenal karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung.
Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat dikonsumsi, beberapa jamur
dapat pula mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota lainnya juga dapat
membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada
tanaman ladang. Contoh Basidiomycotina :
 Volvariella Volvacea
 Auricularia Polytricha
 Puccinia Graminis
 Amanita Phalloides
 Agaricus Campertis
 Lycoperdon
 Lentinus Edodes
 Ezobasidium Vexans

 Divisi Deuteomycota
Siklus hidup deuteomycota, pada cara reproduksi aseksual dengan menghasilkan
konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Jamur ini bersifat
saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi
dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan
penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan
pelapukan pada kayu. Contoh jamur ini adalah monilia sitophila yaitu jamur
oncom. Sering digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia
juga dapat tumbuh dari roti, sisa- sisa makanan.
Contoh jamur Divisi Deuteromycota:
 Aspergillus: Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derajat
keasaman dan kandungan gula tinggi.
 Epidermophyton dan Mycosporium: Kedua jenis jamur ini merupakan
parasit pada manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada
atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.
 Fusarium, Verticellium, dan Cercos: Ketiga jenis jamur ini merupakan
parasit pada tumbuhan. Jamur ini jika tidak dibasmi dengan fungisida
dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya.
 

e. Manfaat fungi

Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan


keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Studi tentang dampak
menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai
ethnomycology. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk rekayasa
genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai
contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat
yang cepat dalam fermentasi besar.

Berikut ini beberapa manfaat lain dari beragam jenis jamur:


 Spesies Zygomycetes berguna dalam pembuatan makanan misalnya
Rhizopus. Beberapa spesies anggota Zygomycetes antara lain Rhizopus sp,
Pliobolus sp dan Muncor sp. Peran Ascomycotina dalam Kehidupan.

 Berperan dalam Fermentasi: Misal pada Proses pembuatan tape, yaitu


jamur Aspergillus oryzae, Proses pembuatan roti, yaitu jamur
Saccharomyces cereviceae, Proses pembuatan kecap, yaitu jamur
Aspergillus wentii, Proses pembuatan oncom, yaitu Neurospora sithophila,
Proses pembuatan keju oleh Penicellium camemberti dan Penicellium
requoforti, terakhir Proses pembuatan alcohol oleh Saccharomyces ovale
 Bidang Medis: Alexander Flemming adalah orang pertama yang
mengetahui khasiat penisilin, yaitu zat antibiotik yang dihasilkan oleh
jamur jenis Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Namun
demikian obat (antibiotik) tersebut baru dikembangkan secara besar-
besaran setelah Perang Dunia II. Jamur ini dapat tumbuh dimana-mana,
terutama pada buah yang telah ranum dan tampak sebagai noda hijau atau
biru.
 Bidang Pertanian: Tidak disangsikan lagi, bahwa jamur sebagai organisme
saprofit sangat penting dalam membantu mengembalikan kesuburan tanah.
Jamur-jamur saprofit menghancurkan kayu daun-daunan sehingga menjadi
mineral kembali.

f. Dampak negatif fungi


 Aspergillus nidulans dan Aspergillus niger adalah jenis jamur yang sering
hidup pada saluran telinga tengah dan menimbulkan penyakit yang dikenal
dengan otomikos. Di samping itu jamur golongan Deuteromycetes sering
menimbulkan penyakit kulit yang disebut dermatomikos.
 Jamur parasit pada hewan contohnya adalah Aspergillus fumigatus. Jamur
ini hidup dan menimbulkan penyakit paru-paru burung. Secara umum,
penyakit infeksi karena Aspergillus dikenal dengan aspergilosis.
 Jamur parasit pada tanaman budidaya, misalnya Phytophthora infestans,
dikenal juga sebagai jamur lanas sebagai parasit pada tanaman kentang.
Jamur ini menyebabkan busuknya pucuk atau daun-daun tanaman kentang.
Jenis jamur lanas lainnya adalah Phytophthora nicotianae, parasit pada
daun tembakau. Sedang Phytophthora palmifora parasit pada tanaman
kelapa.
 Jamur yang menghasilkan racun, walau banyak jamur yang enak dimakan,
namun tidak sedikit pula yang mengandung racun penyebab kematian baik
pada ternak maupun pada manusia. Contoh: Aspergillus flavus, yang
menghasilkan racun aflatoksin, Amanita phaloides menghasilkan racun
falin, yang dapat merusak sel-sel darah merah.
B. Kerangka berpikir

Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran biologi adalah mahasiswa memahami
materi dalam pembelajaran yang diberikan . pemahaman terhadap suatu materi dapat
mempermudah mahasiswa untuk memahami materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Sehingga mahasiswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Pembelajaran online dalam proses belajar biologi merupakan salah satu solusi dari
berbagai masalah yang terkait dengan hasil belajar mahasiswa dan pada masa
pandemi virus corona. Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian
siswa pada topik yang akan dipelajari, sehingga mahasiswa dapat ditingkatkan pada
pandemi, siswa akan lebih konsentrasi dan diharapkan proses pembelajaran menjadi
lebih baik sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan walaupun
masa pandemi berlangsung lama.

Selain itu untuk mendukung proses pembelajaran dengan Pembelajaran online dalam
proses belajar biologi merupakan salah satu solusi dari berbagai masalah yang terkait
hasil belajar mahasiswa dan pada masa pandemi virus corona.

C. Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diungkapkan , maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis dalam penelitian ini . untuk memudahkan dalam analisis data ,
perumusan hipotesis dinyatakan sebagai berikut .

H0 = Penerapan model Pembelajaran Daring (online ) tisak efektif Terhadap Hasil


Belajar Biologi Pada Konsep Fungi Di Kelas Biologi .

HI = Penerapan model Pembelajaran Daring (online ) efektif Terhadap Hasil Belajar


Biologi Pada Konsep Fungi Di Kelas Biologi .

Anda mungkin juga menyukai