Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

A. Gout
2.1 Pengertian
Artritis gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia.
Artritis gout atau dikenal juga sebagai artritis pirai, merupakan kelompok penyakit
heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat
supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Gang guan meta bolisme
yang mendasarkan artritis gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai
peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita
(Tehupeiory,2006).
Sedangkan definisi lain, artritis gout merupakan penyakit metabolik yang sering
menyerang pria dewasa dan wanita posmenopause. Hal ini diakibatkan oleh
meningkatnya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan mempunyai ciri khas
berupa episode artritis gout akut dan kronis (Schumacher dan Chen, 2008).
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit gout/
penyakit pirai (arthritis pirai) adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses
katabolisme (pemecahan) purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen
(asam deoksiribonukleat DNA). Asam urat sebagian besar dieksresi melalu ginjal dan
hanya sebagian kecil melalui saluran cerna (Syukri, 2007).
Purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi
sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang
diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai
100%, tubuh manusia hanya memerlukan asupan purin dari luar tubuh (makanan)
sebesar 15%. Ketika asupan purin masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi
penumpukan zat purin. Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini
menimbulka risiko penyakit asam urat (Noviyanti, 2015).
Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai antioksidan

dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, kita membutuhkan asam

urat. Jika tubuh kekurangan asam urat sebagai antioksidan maka akan banyak

oksidasi atau
radikal bebas yang bisa membunuh sel-sel kita. Metabolisme tubuh secara alami
menghasilkan asam urat. Makanan yang dikonsumsi juga menghasilkan asam urat.
Asam urat menjadi masalah ketika
kadar di dalam tubuh melewati batas normal.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hiperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat)
disebabkan karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Artritis pirai adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat (Arya,2013).

2.2 Etiologi
Etiologi dari artritis Gout meliputi.
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat medikasi
4. Obesitas
5. Konsumsi purin
6. Konsumsi alcohol
7. Penggunaan obat diuretic
8. Diet kaya daging
9. Makanan laut

2.3 Klasifikasi
1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari.
Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau
kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan
pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan
dapat hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat
sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Faktor pencetus serangan
akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres,
tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam
urat.
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu
tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun.
Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah
menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu
tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi
sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap
berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka
keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi
bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur
yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini
kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang
menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras
dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa
terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar
sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan
massa kristal yang menyerupai kapur.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1) Gout Primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan,
penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2) Gout Sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan:
a) Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat
parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b) Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim
hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan
meningkat sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada
faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati
karena keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat diamati
bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.

2.4 Manifestasi Klinis


1. Demam
2. Menggigil
3. Perasaan tidak enak badan
4. Denyut jantung cepat
5. Sendi bengkak, kemerahan
6. Nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
mendadak.
7. Timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat( biasanya sendi pangkal ibu
jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi panas, merah,
bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat sangat
hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

2.5 Fatofisiologi
Penyakit pirai (gout) atau athritis pirai adalah penyakit yang disebabkan oleh

tumpukkan asam/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Pirai

berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan

kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Hiperurisemia adalah keadaan dimana

terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah diatas normal. Secara biokimia akan

terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang
batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu kadar asam urat diatas 2 standar

deviasi hasil laboratorium pada populasi normal (Hidayat,2009). Biasanya kadar

asam urat serum pada penderita gout lebih dari 6.5-7,0 mg/dl (Bennion, 1979).

Kadar normal asam urat dalam darah adalah 2-5,6 mg/dL untuk perempuan dan 3-7,2

mg/dL untuk laki-laki.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

1. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %

normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.


2. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan

berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

3. Pemeriksaan darah lengkap

4. Pemeriksaan ureua dan kratinin

a. kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl

b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

5. Foto Sinar X: tampak pembengkakan dan nyeri pada sendi asimetris dan kista

subkortikal tanpa erosi, dan kultur bakteri cairan sendi negative.

2.7 Pemeriksaan Fisik

a) B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat
suara ronki atau mengi.
b) B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat

dingin,dan pusing karena nyeri.

c) B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias


kepala dan wajah : ada sianosis
mata : sclera biasanya tidak ikterik
leher : biasanya JVP dalam batas normal
d) B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan
pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke
ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka
perubahan fungsi pada sistem ini
e) B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi
perlu dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji
frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya
mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang
memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia.
f) B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
Look : keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah
bentuknya). Nyeri biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang
lebih dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus)
terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
Feel : ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
Move : hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat.

2.8 Penatalaksaan Medis


1) Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk mengurangi rasa
nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya kelumpuhan. Terapi
yang diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan berat ringannya artrtitis gout
(Neogi, 2011).
2) Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi edukasi pasien tentang
diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi obyektif penderita, dan
perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2012).
3) Menurunkan berat badan, mengkonsumsi makanan sehat, olahraga, menghindari
merokok, dan konsumsi air yang cukup. Modifikasi diet
4) Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut, yaitu NSAID, kolkisin,
kortikosteroid.
5) Dilakukan pembedahan : Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan
sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu besar.
6) Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti:
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari
dapat menurunkan kadar asam urat
serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka
dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan
demikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum
berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
2.9 Pentalaksanaan Keperawatan
a) Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
b) Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
c) Latihan Fisik
Mengajak klien melakukan latihan ROM, gerak aktif pada ekstremitas yang
tidak sakit dan melakukan perawatan diri.

2.10 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
 Pendidikan kesehatan
Usaha pencegahan serangan gout pada umumnya adalah dengan menghindari

segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, sehingga kita harus

mengetahui makanan yang dapat memperbesar terjadinya risiko asam urat

misalnya latihan fisik berlebihan, stress dan makanan yang mengandung

purin berlebih seperti daging, jeroan (ginjal, hati), bahkan ikan asin. Meskipun

penderita asam urat yang telah sakit berulang dapat di cegah dengan pemberian

obat tetapi penderita harus mengurangi makanan berlemak, dan alkohol dapat

memperkecil serangan gout.

Adapun klasifikasi makanan berdasarkan kadar purinnya yaitu :

a. Makanan kadar purin tinggi (150-180 mg/100 gram), misal: jeroan (hati,

ginjal, jantung, limpa ,paru, otak dan saripati daging).

b. Makanan kadar purin sedang (50 – 150 mg/100 gram), misal: daging sapi,

udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, bayam, kembang kol,

kangkung, asparagus dan jamur.

c. Makanan kadar purin rendah (di bawah 50 mg/ 100 gram),misal: gula, telor
dan susu.

 Spesifik Proteksi
a) Minum yang cukup untuk membantu memperlancar pembuangan asam urat

oleh tubuh.

b) Mengurangi berat badan bagi yang kegemukan dengan melakukan olah raga

yang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan sendi.

c) Mengurangi keletihan atau aktifitas berlebihan.

d) Menghindari stress yang dapat memicu kemarahan

e) Menghindari minuman yang mengandung alcohol

f) Menggunakan air hangat untuk mandi karena air hangat dapat

memperlancar pergerakan sendi.

g) Istirahat yang cukup di malam hari 8 hingga 9 jam per hari.

2. Pencegahan Sekunder
 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium darah di gunakan untuk diagnosis hiperurisemia,
sedangkan pemeriksaan urin untuk melihat ekskresi urat dan mendeteksi batu ginjal.
 Terapi Obat
Pada kasus hiperurisemia tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi dapat di
cegah dengan terapi diet saja yang menjadi masalah adalah jika sendi yang rusak sudah
mengandung kristal-kristal urat, sehingga sistem imunitas tubuh akan menyerang
benda asing tersebut.
 Tumbuhan Sidaguri
Tumbuhan Sudaguri ( sida rhombifolia) mempunyai potensi flavonoid yang sanggat
bagus untuk gout. Dimana aktivitas antihiperusemia dari flavonoid yang berasal dari
tanaman herbal yang memiliki efek farmakologis seperti antioksidan, antikanker, anti-
malaria, antibakteri,anti-viral, hepatoprotektif, anti inflamasi dan analgesic. Flavonoid
tergantung dari ekstrak daun sidaguri secra memiliki efek inhibitor xanthine oksidase
sehingga dapat mengurangi produksi asam urat yang berlebih dan efek diuretic sehingga
dapat membatu dalam sekresi asam urat melalui urin.
3. Pencegahan Tersier
 Pembatasan Purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih
dari 10mg/dl, penderita harus diberikan diet bebas purin.
 Kalori sesuai dengan kebutuhan
Jumlah konsumsi kalori harus sesuai dengan kebutuhan tubuh yang didasarkan
pada tinggi dan berat badan individu.
 Tinggi karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Karbohidrat kompleks,
seperti nasi, singkong, roti, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout
karena dapat meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
 Rendah Protein
Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein dapat meningkatkan
produksi asam urta, terutama protein yang berasal dari bahan makanan
hewani.
 Rendah lemak
Lemak dapat menghambat eksresi asam urat melalui urin. Oleh karena itu,
penderita gout sebaiknya diberi diet rendah lemak.
 Tinggi Cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu
pengeluaran asam urat melalui urin.

2.11 Komplikasi
 severe degenerative arthritis
 infeksi sekunder
 batu ginjal dan fraktur pada sendi
 Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi
akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis
kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang
 Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi.
 Hipertensi dan albuminuria.
 Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

Anda mungkin juga menyukai