Silabus Kurikulum Bedah Unhas 2015
Silabus Kurikulum Bedah Unhas 2015
BE
I DA
s
:)
o t^ ?o
: o
o z
SU o
Igel
JANUARI 2015
PENDAHULUAN
Pendidikan Dokler Spesialis Bedah di Indonesia dimulai sejak tahun 19.12 dengan
konsep magang (bersifal instructional. institllttonal basedl. Sesuai korsep ini.
seseorang dinilai layak sebagai seorang ahli bedah setelah mengikuti senior da.lam
suatu kurun waktu tertentu dan memperoleh brevet.Pendidikan seperti ini
berlurgsung hingga dibentuli suatu lfiibaga yang mengalur penhal mengenai
pendidikar bedah pada tahun 1967, yaitu Majelis Nasional Penilai Ahli Bedah
(MNPAB):bersamaan denganberdirinya organisasi profesi ahli bedah (lkatan Ahli
Bedah Indonesi4 disingkat IKABI).Pada tahun 1977, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudal aan bersama Departernen
Kesehalan, Majelis Ahli. Ikalan Dokter Indonesia dan Perhrmpunan Dokter Ahli
merumuskan Sistem Pendidikan Tinggr Bidang Kedokteran (scientific
curriculum) yang diterapkan pada Katalog Program Studi Ilmu Bedah l978.Pada
perkembangan selanjutnl a- MNPAB disebut Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
(KIBI) Mular pada tahun 1980, pendidikan doLter spesialis bedah lebih mengarah
pada suatu potdidikan formalbemuansa akademik (universirybase{ yang
diuamai nuansa akademik yang lidak lama kemudian mengacu ke suatu bentuk
pendidikan vang berorientasi pada masalah (problem based learning). Oleh
karena itu. KIBI menvusun Katalog Pendidikan Bedah Tahun 1992, kemudian
direvisi pada tahun 1997, dan penyelenggaraan pendidikan doher spesialis bedah
dilakukan oleh universitas melalui lakultas kedokteran dan rumah salit
pendidikan. Oleh karena itu disusunlah silabus dan kurikulum pendidikan dokter
spesialis bedah oleh KIBI dan program studi Pendidikan Dokter Spesialis Bedah
dr berbagai unir ersitas di lndonesia.
Selain itu terdapat pula perubahan pesat di dalam pendidikan spesialis dari
berbagai cabang keilmuan di dalam ilmu bedah, yailu ilmu bedah ortopedi,
urologr. ilmu bedah plastik, ilmu bedah kardiotoraks, serta ilmu bedal anak dan
pendidikan subspesialis, 1'aitu bedah digesti-l bedah onkologi. kepala dan leher-
serta bedah vaskular. Perkembangan ini telah mendorong peran dokler spesialis
bedah umum memiliki kompetensi utama pada bedah emergensi. baik lrauma
maupun non trauma dan berbagai kompetorsi bedah elektif pada kasus-kasus
Buku silabus dan kurikulum nasronal ini disusun sebagai panduan bagr semua
pemangku kepentingan di dalam penyelenggaran pendidikan dokter spesialis
bedah (umum) di berbagai program studi di Indonesia selungga kurikulum di
berbagai pusat pendidikan memiliki kurikulum inti yang sama (90%) dengan
penambahan kurikulum lokal tidak lebih dari l0 % dari kunkulum nasional dan
diselesaikan dalam 8 semester t'ang secara total mrnimal mempunyai beban 72
SKS. Oleh karena itu. buku panduan pendidikan dokter spesialis bedah (petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis) perlu diterbitkan oleh K?S sebagar pen.vesuaian
terhadap situasi dan kondisi dari masing-masing pusat pendidikan.
I.2 BATASAN
Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Bedah Indonesia adalah
institusi pendidikan dokler Spesialis yang mengemban tugas Kementerian Risel-
3
Kolcgiun trnu Bedrh Indonosi.
Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia (KIBI)
untuk menghasilkan dokter spesialis bedah yang profesional berstandar global
sehingga mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan program pemerintah dalam
rangka memberikan pelayanan bedah paripuma yang merata di seluruh wilayah
Indonesia dan sejajar dengan dokter spesialis bedah lulusan institusi pendidikan
dari luar negeri.
.+
Kolesium Ilmu Bcd.h Indoncria
BAB II
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
(KURIKULUM NASIONAL)
Sesuai dengan peraturan tersebut di alas maka dasar penghitungan SKS ditetapkan
sebagai berikut:
1. Satu semester : setara dengan 16 minggu kerja
2. Salu SKS kegiaan tatap muka untuk peserta didik adalah:
a" 50 meniVminggu :perkuliahani responsi /tutonal
b. 50 menit /minggu : kegiatan tugas terstruklur dan tidak te{adwal
c. 60 meruVminggu : kegiatan akademik pese(a didik secara mandiri
3. Satu SKS kegiaan praktikum di laboratorium : 3 jan/minggu di
laboratorium
4. Satu SKS ke{a lapangan (Dedsite teaching dan operasi) : 4 jam tugas di
lapangan atau sejenisnya
5. Satu SKS penlusunan tesis : 4 jam /lnri selama 25 hari ke4 a-
Durasi Matcri
,1
bulan Balasan:
Tahap Pra Bedah Dasar adalah suatu kegiatan
pendidikan ilmu dan ketrampilan dasar bedah 1'ang
menjadi kompetensi dasar para peserta didik pemula
(lunior) di dalam melaksanakan praktek profesi bedah
yang baik di rumah saliit pendidikan.
Tuiuan pembelaiaran
Setelah mengrkuti kursus pra bedah dasar para peserta
didik dapal:
1. Menjelaskan ilmu-ilmu dasar bedah dan ilmu bedah
dasar, serta melakukan ketrampilan klinik dasar
bedah den benar
5
Kolcgium Ilmu Bedah lndonesia
2. Men jelaskanberbagai aspek etik, hukurn, dan
profesionalisme vang relevan dengan praktik ilmu
bedah yang baik.
3. Menlusun proposal penehtian dalam bidang ilmu
bedah
Tpprk I
Topik{opik yang dibahas mencakup 8 modul, yaitu :
l. Ilmu Dasar Bedah:
a- Infroduksi dan sejarah Ilmu Bedah
b. Analomi, Fisiologi, Patologi, Mikobiologi
panyakit dan kelainan bedah
c.
Farmakologi
d. Radioanatomi
2. Ilmu Bedah Dasar, Anestesiologi dan Radiologi
3. Ketrampilan Klinik Dasar Bedah
4. llmu Dasar Umum dan Humamora :
Metode Pembelaiaran:
Kuliah Mini,Tutorial, Diskusi Kelompok, Pralitikum,
Pelatihan Ketrampilan, dan Kursus.
6
Kolcgium nnu Bedah lndonesi!
b. Tahap Beda} Dasar ( 42 SKS)
Durasi Materi
l4 bulan Batasan:
Tahap bedah dasar adalah pendidikan dan pelarihan ilmu
dan ketrampilan prosedur bedah dasar berbagai cabang
disiplin ilmu dan profesi bedah di rumah sakit
pendidikan utama beserta jejaringry-a.
Tqiuau peobelajaran:
Setelah menyelesaikan tahap rotasi bedah dasar, peserta
didik akan
mampu menerapkan ilmu dan ketrampilan bedah dasar
berbagai cabang disiplin prolesi bedah pada perau,atan
pasien bedah.
Topik:
Rotasi bedah dasar dilaksanakan pada divisi-divisi
cabang ilrnu bedah sebagai berilut :
1. Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi. Kepala dan Leher (2 bulan)
3. Orthopaedi (1 bulan)
4. Urologi (l bulan)
5. Bedah Plastik (1 bulan)
6. Bedah Anak (l bulan)
7- Bedah Kardiothoraks (l bulan)
8. Bedah Saraf (l bulan)
9. Bedah Vaskular (l bulan)
10. Bedah emergensi (2 bulan- di IGD)
I l. Perawalan intensif bedah (l bulan, di ICLD
Melode pembelararan:
I Tutorial (Referal)
? Diskusi dan refleksi kasus
Bedsite Teaching
4 Telaah kitis jumal
5 Seminar
6
7 Manajemen penoperatif pada pasien
8 Pelarihan ketrampilan dan prosedur bdah di
laboratorium llinik dan di kamar operasi.
9 Jaga Malam on sire di IGD
7
Kolesium Imu Bedah Indonesia
Metode Uiian:
l.Ujian tulis pilihan berganda
2. Mini CEX
3. OSCE (Objective Structured Clinical
Examilwlion)
4. DOPS (Direct Observation of Procedure)
5. PBA (Procedure Based Assessment)
Keqialan aliademik:
L Sidang Proposal Penelitian Tesis
2. Presentasi/publikasi I kary,a ilmiah
Durasi Materi
l2 bulan Balasan:
Tahap bedah dasar lanjut I adalah pendidikan ilmu bedah
dan pelaiihan prosedur bedah lanjut berbagai cabang
disiplin ilmu dan profesi bedah di rumah sakit pendidikan
utama beserta jejaringny'q sehingga mampu menetapkan
manajemen bedah di bawah supervisi konsullan.
Tuiuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan tahap rotasi bedah laryut I, peserta
didik akan mampu menetapkan manajemen bedah pada
berbagai jenis penl,aliit atau kelainan bedah di barvah
supen isi konsultan.
Tooik:
Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi
1. Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (2 bulan)
3. Orthopaedi (2 bulan)
,1. Bedah Plastik (l bulan)
5 Bedah Saraf(l bulan)
6. Urologi (1 bulan)
7. Kardiothoraks (l bulan)
8. Bedah Anak (l bulan)
9. Bedah Vaskuler (1 bulan)
Metode pembelaiaran
1. Tutorial (Referal)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bed Side Teaching
IJ
Kolcsium Ilmu Bedah Indoncsia
4. Telaah kitis jumal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di
laboratorium klinik dan di kamar operasi.
8. Jaga Malam oz sila di IGD
9. Kursus-kursus di Semester IV:
a. Kursus DSTC (Defnitive Surgical
Trauma Care)
b. Basic Laparoscopic Surgery Course
(BSS ID
c. Gastrointestinal Endoscoplt Course
Metode Uiian:
l. Ujian tulis pilihan berganda
2. PBA (Procedure Based Assessment)
3 Mini CEX
Kega!34 :\ka{qmi\-
1. Ujian Nasional I (Bedah Dasar ) di scmester lV
2. Prescntasi/publikasi hasil penelitian di Semester V
Durasi Materi
I tl bulan Batasan:
Tahap bedah dasar lanjut II adalah pendidikan ilmu
bedah dan pelatihan prosedur bedah lanjut berbagai
cabarg disiplin ilmu dan profesi bedah di rumah sakit
pendidikan utama besetu jejaringnya, sehingga mampu
menelapkan manajemen bedah secara mandiri.
Too_rk:
Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi
I Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (2 bulan)
3 Orthopaedi (2 bulan)
4 Bedah Saraf (1 bulan)
5 Urologi (l bulan)
9
Kolegium trmu Bed.h lndonesia
6. Kardiothoraks (l bulan)
7. Bedah Anak (l bulan)
8. Bedah Vaskuler (l bulan)
9. Bedah Plastik (l bulan )
10. Manajemen Bedah Mandiri di RS Jejaring ( 5
bulan)
11. Presentasi / publikasi tesis (l bulan)
Metode pembelajaran:
l. Tutorial (Referat)
2. DisLusi dan refleksi kasus
3. Bedsite Teachrng
4. Telaah kitis jumal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di
laboratonum Uinik dan di kamar operasi.
8. Jaga Malam on srle di tGD
Melode Ujian:
.1. Ujian tulis pilihan berganda
-5. PBA (Procedure Based Assessment)
Keeiatan Akademik
l.Ujian Nasional II (Bedah Lanjut ) di semester
VIII
2. Presenlasi/publikasi hasil penelitian di Semester
VIII
l0
Kolegium lnu B€d.h Indonesia
BAB III
SILABUS PENDIDIKAN
1.1. Batasan
IImu dasar bedah yang mempunyai dasar dan relevan di dalam ilmu dan
prosedur bedah yang meliputi prinsip anatomi, fisiologi, patologi.
mikrobiologi, farmaliologi, serta radioanalomi.
13. Materi:
1.3.4. Fisiologi
ll
Kolesjum trmu Bedah Indonesia
1.3.4.6. Keseimbangan cairan dan elektrolit, dan terapi cairan
perioperatif
1.3.4.7. Keseimbangan asam basa
1.3.4.8. Hemostasis: PerdaraharL Koagulasi, dan Transfusi Darah
1.3.4.9. Nutrisi perioperatif
1.3.5. Parologr
t2
Kolegium nmu Bedah Indonesia
L3.6. Mikobiologi
1..1. Farmaliologi
1.4.2. Radioanatomi:
14Zl Radioanatomi organ pada foto sinar X dengan d ut lanpa zat
kontras
1.4.2.2. Radioanatomi organ pada pemeriksaan ultrasonografi
1.4.2.3. Radioanatomi organ pada pemeriksaan CT Scan
1.4.2.4. Radioanatomi organ pada pemeriksaan MRI
l3
Kolegiur mu Bcdah Indonosi!
2. MODUL PENDIDIKAN II: Ilmu Bedah Dasar
2.1. Batasan
Ilmu bedah dasar adalah meliputi ilmu dan ketrampilan dasar klinik yang
diperlukan di dalam melakukan penatalaksanaan pasien bedd baik tahap
perioperatif maupun intra operalif
23. Materi
2.3.1.t Patolog dan masalah klinik berbagai pen-v-aliit dan kelainan
bedah pada bedah digestif, onkologi. orthopaedi, urologi,
bedah saraf, bedah anali, bedah plastik, bedah
kardiothoraks, bedah vaskular, dan bedah kepala leher.
2.3.1 .2 Prinsip pengelolaan trauma dan kondisi kritis:
l.+
Kolesium Imu Bedah Indonesia
2.3.1.7 . Kamar bedah dan tatacara kerja kamar bedah
2.3. t.8. tnfeksi bedah
2.3.1.9. Infeksinosokomial
2.3.1.10. Asepsis dan antisepsis
2.3.1 .11 . Malisud dan tujuarl cara pengambilan dan pemeriksaan
PA"/FNAB
2.3.1.12. Transplantasi organ
3.1. Batasan
33. Materi
3.3.1. Bantuan hidup dasar pada trauma
3.3.2. Ventilasi Mekanik
3.3.3. Persetujuan pasien berdasarkan informasi (I4formed Consent)
3.3.4. Pemerikaan klinik (anamnesis dan fisik diagnostik):
3 .3 .4 .1 . Bedah Digestif:
3.3.4.1.1. Abdomenakut
3.3.4.1.2. Iklerusobstruktiva
3.3.4.1.3. Perdarahan saluran cema atas dan bawah
3.3.4.1.4. Massaintraabdomen
3.3.4.1.5.Obstrukiintestinal
3.3.4.1.6.Benjolan di lipat paln
3.3.4.2. Bedah Onkologt, Kepala dan Leher:
! 3.3.4.2.1. Benjolan di palu dara
l5
Kolegim Ilmu Bedah Indonesia
3.3.4.2.2. Benjolan di leher
3.3.4.2.3. Tukak atau lesi di kulit
3.3.4.2.4. Benjolan di jaringan lunak
3.3.4.2.5. Trauma maksilofasial dan leher
3.3.4.3. Orthopaedi:
3.3.4.3.1 . Fraktur arlang dan disklokasi
3.3.4.3.2. Sindromakompartemenakut
3 .3 .4 .3 .3 . Tumor tulang
3.3.4.4. Urologi:
3.3.4.4.1. Lower Urinary Tract Symptoms
3.3.4.4.2. Obstruksi saluran kemih alas
3.3.4.4.3. Hematuria dan inkontinensia urin
3 .3 .4 .5 . Kardiothoraks :
3.3.4.5.1. Trauma thorals: pneumothoraks, hematothoraks,
dan tamponade jantung
3.3-4.6. BedahVaskular:
3.3.4.6.1. Oklusi arteri perifer
3.3.4.6.2. Varisestungkai
3.3.4.7. Bedatr Anak
3.3.4.7.L. Obstruksi usus pada neonatus dan anak
3.3.4.1 .2. Malformasi anorektal
3.3.4.7 .3. Hernia dan borjolan pada skotum
3.3.4.8. BedahPlastik:
3.3.4.8.1. Sumbing bibir dan langitan
3.3.4.8.2. Luka Bakar
3-3.4.8.3. KontraLtur
3.3.4.9. Bedah Saraf:
3 .3 .4 .9 .l . Trauma Kepala
3.3.4.9.2. Glasgow Coma Scale
3.3.5. Prosedur bedah:
3.3.5.1. Ketrarnpilan bedah dasar (Bas ic Surgical Skilk)
3.3.5.2. Trakeostomi
3.3 .5.3.Insersi chest tube
3.3.5.4. Pemasangan jalur intravena: konvensional maupun melalui
prosedur pembedahan
3.3.5.5. Pemasangan jalur vena sentral
3.3.5.6. Pembalutan
3.3.5.7. Pembidaian
3.3.5.8. Traksi kulit dan tulang
I6
t olegium Ilmu Ilodah Indonesja
4. MODUL PENDIDIKAN IV: Ilmu dasar umum dan humaniora
4.1. Batasan
Ilmu dasar umum adalah ilmu-ilmu dasar yang menjadi komponen area
kompetensi dolter spesialis bedah sehingga dapat menj alankan profesinl a
dengan praktek bedah terbark dan mampu mengembangkan ilmu bedah
melalui penelitian ilmu bedah. Ilmu-ilmu dasar umum tersebut melipuli
Filsafat Ilmu, Epidemiologi Klinilg Metodologi Penelitian Bedall
Biostatistilq Ilmu Bedah Berbasis Bukti serta humaniora 1'ang meliputi Etik,
Bioelik. Huhum llmu Bedah. Profesionalisme Bedah. Keselamatan pasien.
dolcer dan personel kesehatan. Hubungan inter personal. dan Komumkasi.
4.3. Materi
t7
Kolcgium Ilf,u Bed.h Iidonesia
4.3.2.5. Penelitian eksperimenta.l
1.3.2.6 Proses panelitian (identifi kasi, perumusan masalah, tujuan.
kerangka korsep, perpustakaan)
Sampling
1.3.2.8. Pengumpulan data (instrumen pengukuran wawancara)
4.3.2.9. Uji coba instrumen, validitas, rehabilitas instrumen
4.3.2.t0 Pengolahan dan analisis data
4.3.2.11 Etika Penelitian
4.3.2.t2 Formulasi usulan penelitian
4.3.2.13 Rancangan laporan penelitian
4.3 2.14 Seminar proposal penelitian
4.3.3. Biostatistik
4.3.4. Itmu bedah berbasis bulti dan telaah kritis penelitian bedah
4.3 5 Humaniora:
4.3.5.1 . Etika profesi
4.3.5.2. Hubungan interpersonal dokler-klien
4 .3 .5 .3 . Hulum kedokteran
4.3.5.4. Aplikasi hukum kedokteran dalam praltek
4.3 .5 .5 . Etik keperawatan
4 .3 .5 .6 . Etik rumah sakit
4.3.5.7. Etika pada mati balang otak
4.3.5.8. Dasar-dasarbioetik
4 .3 .5 .9 . End o.f Life Care
4.3.5.10. Komunikasi interpersonal
4.3.5.1 I . Profesionalisme dan prakek bedah yang baik
4.3.5.12. Keselamalan pasien
4.3.5.13. Keselamalan dokter dan personel kesehatan
l8
Kolegium Ilmu B€drh Indonesi,
5. MODUL PENDIDIKAN V: Metode Pendidikan Bedah (Belaiar dan
Mengajar)
5.1. Batasan
Metode pendidikan bedah adalah ilmu dan ketrampilan di dalam proses belajar
dan mengajar ilmu bedal di berbagai sarana dan prasarana pendidikan.
Setelah menyelesaikan modul im, para peserta didik akan mampu menerapkan
berbagar metode betajar dan mengajar di dalam pendidikan ilmu bedah.
5.3. Materi
6. 1.1. Diskusi: Kegiatan diskusi dilakukan dalam beberapa car4 yaitu sebagar
berikut:
l9
Kolcg'uft Il,nu B.dah I onesii
6.1.2. Tutodal:
Penyaj ian suatu subtopik dari suatu modul oleh peserta didik di barvah
panduan oleh seorang fasilitator/lulor, i-ang terdiri dari makimum 30
menil presentasi dan 25 menit diskusi.
Kegiatan ini
bertujuan memberikan pengalaman belajar pada suatu
subtopik sehingga tercapai peningkatan pemahamar. Kegiatan
praklikum dilakukan untuk berbagar subtopik patologi melalui
demonstrasi berbagai gambaran parologi malroskopik maupun
mikoskopik.
Tahap I : Slandarisasi
2{l
Lolegium IImu l].dah Ldonesi,
zl. Latihan mandiri.
5. Evaluasi.
6.1.6. Kursus:
12.00-13,00
Pendalaman Ketrampilan Seminar
materi ilmu
dasar
t 4.00- t 5.00 Diskusi Seminor
kelompok kelomook
Keterangan
2t
Kolesium trmu Benah Indonesia
ID- Ilmu Dasar Bedah
IB: IB Ilmu Bedah Dmar
KK: Ketrampilan Klinik
MKDU = Ilmu Kuliah Dasar Umum dan Metode Belajar mengajar
l. Nara sumber : adalah staf purgampu bidang ilmu tertentu yang terdapat
sebagai topik atau subtopik pada sualu modul belajar dan bertugas
menyusun modul dm membuat ' BLUE PRINT" dan soal-soal ujian
kursus.
2. Tutor atau fasilitator: adalah staf yang bertugas untuk memberikan
fasilitasi pada kegialan presentasi atau diskusi kelompok.
3. lnstrxktur klinik atau praktikum: adalah staf yang memberikan pelatihan
karampilan klinik atau praf,tikum patologi
III.2 TAHAPBEDAHDASAR
Kompetensi lang harus dicapai pada tahap ini adalah kompetensi pada ranah
kognitif pada berbagar masalah dan penl akit bedah dan prosedur bedah esersial
bagi dokter spesialis bedah umum pada berbagai cabang ilmu bedah.
l. Bedah Digestif
a- Pemberian makan dini pada penderita pasca bedah (Early Reco'very After
Surgery)
b. Patofisiologi nyeri pada kelarnan biliodigestif
c. Fungsikeseimbangan flora nornul pada traktus gastrointestinal
d. Kolestasis
e. Mekanisme pertahanan mukosa
f. Respon hepar dan raltus gastrointestinal pada trauma
g. Faktor penyebab dan patogenesis dari karsinoma usus besar
h. Hematochesia
i. Sepsis enterobalterial
j. Infeksi intraabdominal
k. Obstrutsiintestinal
l. Surgical approacft bedah digestif
zz
Kolegi[n Ilnu Bedrh Indonesia
e. Obstruksi jalan nalas bagian atas
I Faktor penyebab dan patogenesis kanker rongga mulut
g. Kalker kepala dan leher
h. Maloklusi dan koreksi
i. Surgical approach bedah /r eatl & neck
3. Onkologi Bedah
a- Karsinogenesis
b. Skrining kanker
c. Pencegahan kanker
d. Deteksi dini kanker
e. Penentuan stadium kar ier
f Prinsip Onli.ologi Bedah
g. Pemilihan modalitas terapi untuk pendenta kanker
h. Dulimgan nutrisi untuk penderita kanker
i. Terapi palialildan penanganan nyeri kanker
j. Surgical approach bedah paludara
7. Bedah Plastik
a. Penanganan luka abrasi. terbuka, laserasi
b. Trauma *'ajah
c. Patofisiologi luka balar
d. Resusitasi dan terapi awal pada luka bakar
23
Kolegium lmu Bedah Indoncsia
e. Patofisiologt dan pencegahan jadngan parut
I Smoke inhalation
g. Prinsip dasar dan macam tandur kulit
h. Prinsip dasar dan macam Z-plasty
i. Prinsip dasar dan macam rotation flap
j. Prinsip dasar dan macam pedicle flap
k. Prinsip dasar dan macam free flap
l. Prinsip dasar dan macam graft
m. Prinsip penanganan dan perawatan celah bibir dan celah langit
8 Bedah Saraf
9 Urologi
a. Urodinamik
b. Persiapan pemeriksaarg pembacaan IVP,sistografi dan uretrografi
c. Infeksi faltus urinarius
d. Obstruksi traltus urinarius bagian das dan bagian bawah
e. Batu urinarius, patofisiologi dan pencegahan
f Patofisiologi gagal grnjat altut
g. Keganasan pada traltus unnarius
l<elarnan kongenital tral(us urinanus)+
i.
I
lnkontinensia
j. Acute scrohrm
k. Dasar diagnosis dan penanganan varikokel dan hidrokel
l. Kateterisasi, perawatan dan komplikasi
m. Surgical approach bedah urologi
10. Orthopaedi
2-l
Kolesium Ilmu Bcdah lndonosia
b Biomekanik fraktur
c. Penyembuhan tulang
d Prinsip umum penanganan fiaktur
e. Komplikasi fraktur dan p enanganannya
f. Cederajanngan lunak (otot, tendon dan ligamentum)
g. Penyembuhan jaringan hmak (otot, tendon dan ligamentum)
h. Rehabilitasi pada trauma musculoskeletal
Osteomielitis akut dan kronis
J Tumor muskuloskeletal
k Pengenalan kelainan kongenital orthopaedi
l pengenalan penyakit degeneratif orthopaedi
m. Surgical approach ekstrenutas supenor
n. Surgical approach ekstremitas inferior
d Bedah DigesriJ:
25
(olesiurn Imu U.dah lndonesia
18.1. Apendektomi
18.2. Hemronhapy inguinal dan umbilikal
18.3. Hemoroidektomi
18.4. Fisurehomi dan FistuleLlomi Anal
18.5. Insisi dan Drenase Abses Perireltal
t9. Bertanggung j awab terhadap perawatan:
b. Bedah Anak
26
Kolegium Imu B€d,h Indonesia
5. Manajemen perioperatifatresi ileum
6. Manajemen perioperalifatresia esofagus
7. Manajemen perioperatifomlalokel
8. Evaluasi meliputi hetero anamnesa- pemerilsaan fisik penderita dengan
kelainan bedah pada anak
9. Meminta dan intepretasi pemeriksaan penunjang diag'nostik (laboratoriurn
imaging) pandeita dangan kelainan bedah pada anali
10. Melalt:ukan tindakan bedah sederhana:
.
10.1 insisi abses
10.2. vena seksi
10.3. kolostomi(dibawahbimbinganXlcAsP3)
10.4. apendektonu
10.5. hemiotomi
10.6. sirkumsisi
I l. Mampu mengklasifikasi kelainan kongenital bayi, mengetahui asalny4 dan
kebutuhan tindakan pembedahan:
l1.l. Stenosis pilorus, malrotasi, atresia intestinal, entero kolitis, nekrotisan,
ileus mekonium, penyakit Hirschpnmg, anus imperforalus
11.2. Hernia di afrakmatika
I 1.3. Hernia umbilikalis dan inguinalis, omfalokel
11.4. Gastroskissis
11.5. Eltropi buli, Undesceruled tesfti, hlpospadi
I 1.6. Hidrokel
27
Xolesium Imu Bedah Indonesia
18. Merencanakan secara komprehensi penanganan penderita dengan
kelainan tiroid dan paratiroid
19. Evaluasi penderita trauma wajah termasuli fraktur maksilofasial dan
laserasi
2l) Mampu morangani problem jalan nafas secara darural
20.1 . Intubasi
20.2. Krikotirotomi
20.3. Trakeostomi
2t Melakukan terapi sialadenitis
22 Merawat luka kontaminasi daerah kepala leher termasuk gigitan
binatang
23 Melakukan biopsi terbuka kelenjar getah bening, tumor kepala dan
leher termasuk rongga mulut
24 Melakukan evaluasi benjolan dikepala leher dan merencakan terapi
r"ang tepal
25 Meminta dan interpretasi pemerik,aan imaging (X-ray, USG. CT-Scan,
MRI) pada kelainan kepala dan leher
26 Evaluasi dan terapi abses/ infiltrat daerah kepala leher
27 Menegalikan diagnosis fraktur ma.lisilofaksial
28 Penanganan perioperatif fialdur maksilofalisial
29 Asistensi operasi daerah kepala leher
29.1. operasi kelenjar liur
29.2. diseksi leher radikal
29.3. fralturmaksilofasial
29.4. eksisi kanker rongga mulut
30 Melakukan FNA
3l Melakukan anamnesa untuk evaluasi penderita dengan kelainan
paludara :
2L
Kolegium nmu Bcdah Indorcsia
40 Mampu melakukan anamnesa dan pemerikaan hsik penderita dengan
tumor kulit
4l Mampu membedalian secara klinis antara tumor kulit jinak dan ganas
42 Mampu melakukan anamnesa dan pemerikaan fisik penderita dengan
tumor jaringan lunak
:13 Mampu membedalian secara klinis antara tumor janngan lunak jinak
dengan ganas
14 Mampu melal:ukan biopsi pada lumor ganas k-ulil dan jaringan lunali
.15 Mampu melaliukan eksisi tumor jinak kulit dan jaringan h.mali
sederhana.
e. Redah Vaskular
29
Kolegium trmu Bcdah Indonesir
10. Mampu melakukan kontrol pembuluh darah menggunakan:
10.1 .1. klem arteri
l0.l.2. ballone kataer
11. Asistensi operasi t hromboenda rt erectomy dut t hrombeclomt'
12. Asislensi operusi AV-shunt
I 3. Asistensi operasi simpatektomi
14. Melakukan assessment prabdah dan perawatan pasca bedah porderita yang
drlaliukan prosedur bedah vaskular
g. Bedah SaraJ
30
Kolegium lnu B€dah Indonesia
9. Melakukan anamnesa dan pemenksaan penderita dengan berbagai
tingkat gangguan kesadaran
10. Meminta pemenksaan penunjang diagnosis serta interpretasi pada
pendenta cedera kepala
1 i. Asistensi prosedur bedah saraf terbalas:Kraniotomi, laminektomi,
eksisi tumor abses. hemalom4 diskus. Sftzn ting pada hrdroselalus
12. Melakukan pembedahan (dibawah bimbingan) (K3A3P3) :Reparasi
laserasi kulit kepala
h. (/rologi
3l
Kolecium lrnu Bedah Indoncsia
20 Melakukan sistostomi (troikar dan terbuka) (dibawah bimbingan)
(K3A3P3)
a. Orthopaedi
32
Kolesium Ilmu B€dah lndonesia
III.3 TAHAP BEDAH LANJUT
2. Melakukan operasi :
33
Kolcsiurn lmu B€dah Indonesia
IIl.3.2 Bedah Onkologi, Kepala dan t eher:(K3A3P5)
3.1
Kologium lrnu Bcdat lndonesia
8. I 8. Fralitur mandibula
14.1 . Ismolobeklomi
14.2. Tiroidektomi total
14.3. Parotidektomi
t4.4. Maksilekromi
14.5. Hemiglosektomi
t4.6. Reseksi mandibula
).4.7. Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana
14.8. Asislenllddical Neck Di s section ('Rl'lD)
14.9. Eksisi parsial + marsupialisasi ranula
i4.10. Eksisi tumor jaringan lunali.
14.1 I . Eksisi tumor jinak rongga mulut
14.12. Ekskokleasi kista odontogenik
14.13. Eksisi higrom4 hsta branlii ogenik
14.14. Prosedur Sislrunli (kista duktus tiroglosus)
14.15. Reposisi dan osteosintes is fraktur makilofasial
t4.t6. Repair trauma j aringan lunak wajah
35
Kolegium Imu B€dah Indonesia
1.12. Meconium ileus
L 13. Malformasi anoreklal
1.14. Poyakit Hischprung
1.15. Kriptor kismus
1.16. Hipospadia
1.17 . Omfolakel, gastroskisis
1.18. Patentomphalomesentericduct
1.19. Malrotasi usus halus
2. Menegakkan diagnosis penderita dengan cara:
2.1. Melakukan anamnesa dan bemeriksaan fisik yang terarah
2.2. Meminta dan menginterpretasi pemerilsaan penunjang (laboratoris,
imaging, dan biopsi )
3. Memberikan terpi, termasuk merencanakan terapi penunjang
4. Melakukan perawatan pre-operatif dan post-operatif
5. Mendeteksi komplikasi post-operatif dan menanganinya
6. Melakukan follow-up pendenta
7. Melakukan operasi :
7.1. Kolostomi penutupan stoma pada neonatus
7.2. Operasi invaginasi laparotonu
7.3. Operasi atresia ani letak rendah
7.4. Operasi omfalokel kecil
7.5. Piloromiotomi
7.6. Reseksi dan anastomosis usus
7.7. Gastroschizis (pemasangan gastroschizis bag)
7.8. Orkidopeksi
7.9. Kordektomi
7.l0.Hidrokel
7. I l.Heniotomi
7.12.Apendektomi
7. 13. Atresia ileum (Santuti)
7. 14. Gastrostomi
III.3.4Kardiothor aks
36
Kolesiun Imu Bed.h Irdonesia
2.2. Meminta dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang (laboratoris,
imaging, dan biopsi )
3. Membenkan terapi, termasuk merencalan toapi parunjang
4. Melakukan perawatan pre-operalif dan post-operatif
5. Mendeteksi komplikasi post-operatif dan menanganinya
6. Melakukan follow-up pendenta (rehabilitasi)
7. Melakukan operasi :
1.5. Varises
1.6. Gangren diabetik
2. Melakukan operasi:
2.1 . Stripping varises
2.2. A-V shunt
2.3. Embolektomi
2.4. Anastomosis pembuluh darah
1. L Keloid
1.2. Kontraklur
1.3. Sumbing bibir
1..1.Celah langt-langit
1.5. Luka bakar
1.6. Hipospadia
L7. Fralilur ma-lisilofasial
37
Kolesium Ilmu Benah Ldonesia
4. Melakukan perawalan pre-operatif dan posloperatrf
5. Mendeteksi komplikasi post-operatif dan menanganin.va
6. Melakukan follou.up penderita
7. Melakukan operasi :
7.1. Labioplasi
7.2. Osteosintesis lraktur malisi lofasial
7.3. Penanganan konservatrfdan operatif pada luka balia.r
7.4. Release kontraktur
1. l. Karsinoma penis
1.2. Tumor teslis
1.., Tumor ginjal
1.4. Varikokel
t.5. Pionefrosis
1.6. bburnier gangrene
1.7. Vasektomi
2. Melakukan operasi
2.1. Nefrostomi
2.2. Prostatektomi terbuka
z-J- Nefrektomi
2.4. Orkhidektomi
2.5. Orkidopeksi
2.6. Repair uretra anterior, buli-buli, ueter, ginjal
a1 Ligasi tinggi pada varikokel
2.8. Vesikolitotomi, ureterolitotomi, pielolitotomi
2.9. Amputasi panis
2.t0 Vasektomi
39
Kolegiutn [mu Bedah Indoncsia
t.t2 Fraktur (b/1cs
I .13 Fraktur lcmur
l.t4 Fraktur palella
l15 Fraktur kruris
l.l6 Ruptur tendon aLhiles
,10
Kolegiom Ilmu Bcdah Indonesia
BAB III
EVALUASI DA]\[ UJIAN
1 Pendahuluan
.li
t ole,sium llmu B€dih lndonesia
dan ujian lokal, serta ujian nasional vang terdiri dari dua tahap yartu ujian nasional
tahap I (Bedah Dasar) dan ujian nasional tahap II ( Bedah Lanjut).
lvslrrasl dan ujian lokal dilakukan dalam bentuk berbagai ujian formalif secara
periodik selama para peserta didik menjalani rolasi di berbagar divisi di rumah
sakit pendidikan utama dan jejaringn a yang terdiri dari rumah sakit satelit atau
afiliasi. Evaluasi dan ujian lokal be(ujuan unluk menilai pencapaian berbagai
modul kompetensi standar, bark dari aspek kognitii psikomolor atau ketrampilan,
serta sikap dan prilali.u profesional.
Penila.ran dilaksanakan dalam 2 (dua) bentul. )'aitu evaluasi dan ujian. Evaluasi
pencapaian kompetensi dilakukan dalam bentuk buku log. portofolio. dan evaluasi
360". Sedangkan ujian dilahukan dalam bentuk ujian kogaitif dalam bentuli ujian
tulis dan ujian lisan. dan ketrampilan psiko motor, baik dalam bentuk kelrampilan
klinik dasar perioperatif maupun ketrampilan prosedur operatii
Uj ian tulis lokal dilakanakan dalarn format ujian pilihan ganda (multiple choice
questions) dengan satu jawaban benar (single best answer) dan/atau pilihan
menjodohkan (Extended Matching Questions).Ujian esai tidak lagi menjadi
format ujian karena terdapal berbagai kelemahan di dalam aspek validitas.
reliabilitas dan praklis.
Ujian lisan dilakukan dalam bentuk penilain kemampuan analisis dan pemecahan
masalah pasien dalam bentuk cn.re based discussion (diskusi berbasis kasus).
12
Kolegium trmu Bedah lndonesi,
Evaluasi Tahap I
Pada penjelasan yang dimuat da.lam kalalog ilmu bedah sebelumnya (1997),
evaluasi ini disebut Evaluasi Anlara. Evaluasi ini bertujuan menilai apakah tujuan
paket pendidikan pada lahap pertama (bedah dasar) telah tercapai. Penilaian
dilaksanakan melalui sualu uj ian yang diselenggarakan secara nasional oleh
Kolegium Ilmu Bedah tndonesia.
Evaluasi Tahap II
Evaluasi tahap ini merupakan tahap akhir dan bertujuar menentukan apaliah
peserta program telah mencapai tujuan pendidikan dokter spesialis bedah secara
komprehensif meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional dokter
spesialis Bedah Umum. Perulaian dilaksanakan melalui suatu ujian l ang
diselenggaralian secara nasional oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.
a. Tujuan:
Melal-ukan penilaian arval tentang kemampuan peserta didik di dalam
menlelesaikan masalah bedah dasar dan pemecahannya 1'ang didasari oleh
pemahaman dan penerapan ilmu-ilmu kedokteran dasar y.ang erat kaitannva
dengan ilmu bedah dasar.
b. Persyaratan:
Peserta telah menyelesaikan tahapan pendidikan semester III sesual
kurikulum Program Studi Ilmu Bedah
c Bentuk Ujian:
Ujian tulis dengan bentut pilihan ganda (multiple choice questions) dengarl
satu jawaban benar,
d. Soal Ujian
l. Ujian terdiri dari ltX) soal dengan waktu ujian l()0 menit.
2. Jenis soalpro6lem solving, soal pilihan gand a. fignette
3. Referensi
I ) R, Puta R Pabsl, Arma N. Taylor (Editor). Sobotta - Atlas of Human
Anatomy. l4h edition. Williams & Wilkins.
2) Frank H. Netter. Nfier atlas of human anatomy 5m edition. Saunders
Elsevier.
3) Agur, fuure MR; Dalley, Arthur F. Grant's Atlas of Anatomy, 126
Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
4) Kim E. Barrett, PhD, Susan M. Barman, PhD, Scott Boitano, PhD,
Heddwen L. Brooks, PhD. Ganong's Review of Medical Physiology.
23d Edition. McGrawHill Medical,
5) Vinay Kumar, Abdul K Abbas, Nelson Fausto. Robbins and Cotran
Pathologic Basis of Disease. 76 edition. Library of Congress
Cataloging-irrPublication Data.
6) Norman S. Williams, Christopher J. K Bulstrode. P. Ronan O'Connell
(Editor). Bailey & Love's Short Practice of Surgery.24h edition.
Hodder Amold UK.
7) Jeffrey Nortoq Philip S. Barie, Ralph R. Bollinger. Alfred E. Chang,
Stephen Lowry, Sean J. Mulvihill, Harvey l. Pass, Robert W.
Thompson @ditor). Surgery: Basic Science and Clinical Evidence. 2"d
edition. Springer.
.++
Kolegium llmu Bedah Indoncsi!
8) F. Brunicardi, Dana Andersen, Timolhy Billiar, David tlunn, John
Hunter, Jeffrey Matthews, Raphael E. Pollock (Author). Schwartz's
Principles of Surgery, Ninth Edition. McGraw-Hill.
9) Hugh Dudle,"-, David C. Carter. R.C.G. Russell (Editor). Atlas of
General Surgery. Butterworth-Heinemann ELBS.
l0) Robert M. Zollinger. Jr. and E. Christopher Ellison. Zollinger's Atlas
of Surgical Operations. gir edition. McGraw-Hill Education.
1l) De Jong, Sjamsuhidajat. Buku ajar Ilmu Bedah Indonesia 2nd ed.
12) Sabiston DC (editor). Tertbook of surgery. 156 ed. Philadelphia: WB
Saunders Company
e Penyelenggaraan ujian
- Potyelengaraan ujian dilalsanakan seciua nasional berdasarkan
pembagian wilayah (lihat lampiran)
- Tempat ujian ditetapkan berdasarkan pembagian wilavah (lihat lampiran)
f Pengawas Ujian
Ujian diawasi oleh seorang Penga$,as Ujian yang ditunjuk oleh Kolegium
Ilmu Bedah Indonesia
Krileria Pengawas:
- Anggota Komisi Ujian KIBI
g. Penilaian
- Penilaian dilaksanakan oleh Komisi Ujian Nasional.
- Hasil Ujian diumumkan selambatnya dalam waktu 14 harike pusat
pendidikan melalui Ketua Program Studi.
- Peserta yang tidak lulus dapat mengulang selama dalam masa studi
prodinya
a. Tujuan
Melakukan evaluasi peserta didik dalam hal keterampilan untuk pemenkaan
klinik dan prosedur tindalian bedah lang sesuai dengan lahapan pendidikan
bedah dasar.
b. Persyaratan
l. Peserta telah menl.elesaikan tahapan pendidikan semester III sesuai
kurikulum Program Studi llmu Bedah
.t5
Kolegium Ilmu Bednh Indonesia
2. Peserta telah mengikuti kursus wajib yang ditetapkan oleh Kolegium llmu
Bedah Indonesia:
1) Basic Surgiul.9f,// (BSS)
2) Wound and Stoma Care
3) Perioperatif Bedah Emergensi
4) Delinitive Surgiml Treatment Care (DSTC)
5) Long l-tfe Learning of Perioperative Nutrition by ESPEN
6) Initial Manogement of Burn Course
7) USG T.AST
c Bentuk ujian
Ujian stasi keterampilan melakukan penilaian penge{ahuan, pemahaman
dan keterampilan seorang peserta didik mengenai sualu prosedw
talalaksana (s,til/) yang dilaksanakan sehari-hari dalam praktik di klinik.
Ujian datam bentuk slasi dangan waktu 8 (delapan) murit.
d. Soal ujian
Ujian stasi keterampilan mengenai suatu prosedur dalam tatalaksana kasus
bedah dengan rincian sebagai berikut:
1) Distribusi soal
- Bedah Digestif I stasi
- Bedah Onkologi / HNB I stasi
- Bedah Ortopedi 1 stasi
- BedahVaskular I stasi
- Bedah Emergensi 2 stasi
- Jumlah l0 stasi
2) Komposisi soal
- Keterampilan klinik
- Keterampilan kommikasi
- Ketrampilan prosedur
3) Referensi
Soal-soal OSCE morgacu pada:
- Modul Ilmu Bedah yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia
- Buku Pegalgan wajib yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia
- Buku Pegangan Kursus Kolegium llmu Bedah lndonesia
46
Kolegium lmu B./ah Irdonesia
e Penyelenggaraan ujian
l) Penyelengaraan ujian dilaksanakan sec.ua nasional berdasarkan
pembagian wilavah (lihar lampiran)
2) Tempat ujian ditetapkan berdasarkan pembagian *ilayah llihat lampiran)
f. Penilaian
l) Pada setiap soa.l keterampilan tercantum nilai (bobot) dari masing-
masing langkah tindakan yang diujikan.
2) Nilai batas lulus adalah 70
3) Nrlar suatu stasi yang merupakan modul wajib tidak dapat diwakili oleh
stasi lain (bulian nilai kumulatil); artinya gagal di satu stasi berakibat
kegagalan seluruh ujian
4) Penilaian dilaksanalian oleh asesor (sllez t assessor) yang ditetapkan oleh
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
Krileria asesor:
- Instruktur Kursus Kolegium Ilmu Bedah Indonesia (BSS, Wound
arul Storna Care, P erioperail TNT dan atau DSTC)
5) Hasil Ujian diumumkan selambatnya dalam waltu 14 harike pusat
pendidikan melalui Ketua Progam Studi
6) Peserta yang tidak lulus dapat mengikuti ujian selanjutnya sebanyak 3
(tiga) kali, namun tidali diharuskan mengambil kesempatan pada
penyelenggaraan periode berikutnya
h. Tuiuan:
Melalukan penilaianakhir tentmg rerah kogrritif mulai dari pemahamal
pealerapan dan pemecahan masalah para peserta didik di dalam
manyelesaikan masalah ilmu bedah lanjut yang telah ditetapkan oleh
kurikulum-
Persyaratan:
Peserta telah menyelesaikan tahapan pandidikan semester Vlll sesuai
kurikulum Program Studi Ilmu Bedah
j. Bentuk Ujian:
Ujian tulis dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice questions) dengan
satu jawaban benar.
k Soal Ujian
17
xolegiun lmu B€dah Irdonesi.
l. Ujian terdiri dari 100 soal dengan waltu ujian 100 menit.
2. Jenis soal problem soh,lrg. soal pilihan ganda^ vignctte
3. Referensi
l. Norman S Williams, Christopher J. K Bulstrode, P. Ronan O'Connell
(Editor). Ba.iley & Loves Short Practice of Surgery. 24th edition.
Hodder Amold LIK
2. Jeffrey Norton, Philip S. Barie, Ralph R Bollinger, Alfied E. Chang,
Stephen Lowry, Sean J. Mulvihill, Harvey I. Pass. Robert W.
Thompson (Editor). Surgery: Basic Science and Clinical Evidence. 2nd
edition. Springer.
3. F. Bmnicardi, Dana Andersen, Timothy Billiar, David Dunn, John
Hunter, Jeffie!' Matthews, Raphael E. Pollock (Author). Schrvartz's
Pnnciples of Surgery. Ninth Edition- Mccraw-Hill.
4. Hugh Dudley, David C. Carter, RC.G. Russell (Editor). Atlas ot
General Surgery. Butler{.orth-Heinemann ELBS.
5. Robert M. Zollinger, Jr. and E. Christopher Ellison. Zollinger's Atlas
of Surgical Operations. 9ft edition. McGraw-Hill Education.
6. De Jong, SjamsuhidEat. Buku qiar Ilmu Bedah Indonesia 2'd ed.
7. Sabiston DC (editor). Textbook of surgery. 15s ed. Philadelphia: WB
Saunders Company
Penyelenggaraan ujian
- Penyelengaraan uj ian dilaksanakan secara nasional berdasarkan
pembagian wilayah (lihat lampiran)
- Tempat ujian ditetapkan berdasarkan pembagian wilayah (lihat lampiran.l
m. Pengas as Ujian
Ujian diarvasi oleh seorang Pencar,\ as L.ijian 1'ang ditunluk oleh Kolegium
Ilmu Bedah Indonesia
Kriteria Penga*as:
Anggota Komisi Ujian KIBI
n. Penilaian
- Penilaian dilaksanakan oleh Komisi Ujian Nasional.
- Hasil Ujian diumumkan selambatnya dalam waltu 14 harike pusat
pendidikan melalui Ketua Progam Studi.
- Peserta yang tidak lulus dapat mengulang selama dalam masa studi
prodinya.
llt
Koleeium Ilmu B€dah Indoncsia
3) Ujian Profesi Bedah
a. Tujuan
Menilai daya nalar ilmiah peserta didik di dalam mengidentifikasi dan
mengatasi masalah penyaliit atau kelainan pasien bedah. Karenanya, pada
kesempatan ini ujian bulian merupakan pertany.un yang bersifat recall.
namun menanyakan hal-hal )'ang berkartan dengan pemahaman dan
penerapan ilmu dan ketrampilan bedall serta analisis dan pemecahan masalah
pasien untuk menegakkan diagnosis dan menetapkan talalaksana bedah
pasien. Pada keempatan ini akan dapat dinilai pola pikir, alasan rasional
manghadapi suatu masalah danjalan keluar yang mencerminkan jalan pikiran
seorang peserta didik menangani suatu kasus:.vang menunjukkan kelal alan
seorang dokter spesialis bedah umum.
b. Persyaratan:
l) Pesena telah lulus Ujian Tulis Ilmu Bedah Dasar dan Uiian
Kelerampilan (OSCE).
2) Peserta telah mengikuti semua kursus yang diwqjibkan dan memiliki
sertifikasi dari Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
3) Peserta telah menjalami semua tahapan pendidikan sesuai Katalog
Program Studi Ilmu Bedah. Hal ini dinyatakan dan ditandatangani oleh
Ketua Program Studi.
4) Menyerahkan daftar modul yang sudah dilaksanakan (beserta penilaian)
yang ditandarangani oleh Ketua Program Studi.
5) Menyerahkan karya akhir dalam bentuk raskah asli yang telah
diseminarkan.
6) Dihadiri oleh Ketua Program Studi dari pusat pendidikan dimana
peserta didik menjalankan proglam
C Bentuk Ujian:
Uj ian klinik (kasus)
d. Soal Ujian
Soal ditentukan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia- terdiri dari 4 (empat)
kasus. masing-masing:
l) Kasus ma1'or (/ong case) 2 soal, masing-masing I soal bedah digestif
dan I soal onkologi
2) Iksus ninor (shortcdse) 4 soal. Dua dari beberapa cabang keilmuan
antara lain: bedah anak bedah plastik bedah kardiotoralis. bedah
vaskular, bedah ortopedi, bedah saraf. dan urologi.
19
Kolesium Ilmu Bcdah Indonclia
Penyelenggaraan ujian
1) Penyelengaraan ujian dilaksanakan secara nasional berdasarkan
pembagian wilayah (lihat lampiran)
2) Tempal ujian ditetapkan berdasarkan pembagan wilayah (lihat lampiran)
f. Penilaian
I ) Penilaian dilakukan oleh Tim Penguji yang memenuhi persyaratan sebagai
berik'ut:
a) 6 penguji nasional yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia-
b) Syarat penguji nasional ditetapkan dalam keputusan Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia sebagaimana terlihat pada butir b) di bawah ini.
c) Kriteria Penguji Nasional:
i) Guru besar
it) Doklor
iiD Lekor Kepala
iv) Ketua Program Studi
v) Tdak berasal dari pusat pendidikan dimana peserta didik
melaksanakan program
vi) Sebagai penguji dan pendidik bedah umum paling kurang 5
tahun.
vii) Pemah mengikuti dan lulus dalan pelatihan yang dilaksanakan
Kolegium.
viii) Diusulkan oleh KPS
i*) Ditetapkan oleh Censor in chief dan dikuk-uhkfi oleh SK kerua
kolegium.
50
Koledum flmu I]cdah Indonesi.
ditandalangan oleh penguji nasional dan Kelua Program Studi setempat.
Hasil ujian:
a) Peserta yang lulus dalam ujian. Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan
dan digunakan sebagai dasar mengeluarkan ljazah tanda kelulusan
Program Studi Ilmu Bedah.
b) Peserta 1'ang tidak lulus ujian. Hasil ujian dilaporkan kepada Kolegium
Ilmu Bedah lndonesia.
Pada setiap bentuk ujian, terdapat beberapa syaral yang harus dipenuhi sebelum
seorang paserta didik dapat diajukan untuk mengi kuktiny a.
Syaral umum:
- Terdaliar sebagai peserta didik di suatu Program Studi Ilmu Bedah pada suatu
Fakultas Kedoktera4 ditunjukkan dangan nomor registrasi CHS
- Telah menyelesaikan tahapan pendidikan teatentu, sebagaimana dijabarkan
pada setiap bentuk ujian
- Untuk ujian profesi, peserta didik melampirkan:
l) Portofolio
2) Dua karya ilmiah (asli)
3) Mengisi formulir peserta ujian profesi
Ketentuan
- Untuk dapat mengikuti ujian nasional, Peserta didik didaftarkan oleh Ketua
Prograrn Sludi
- Menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan, termasuk iuran
perhimpunan profesi
- Peserta didik dad satu wilayah dapat mengikuti ujian di luar wilayah tempat
PS asal berada sejauh alokasi tempat tersedia.
5t
Kolegium nmu B€dah Indonesia
Jadwal dan Tempat Ujian Nasional
I Wilayah I
a- Ujian nasional dilaf,rrkan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi
persayaratan ujian nasional.
b. Diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari:
l) Program Studi Ilmu Bedah Falultas Kedokterar Universitas Syah
Kual4 Aceh
2) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utar4 Medan
3) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
Padang
4) Program Studi Ilmu Bedah Falllltas Kedol:teran Universitas
Sriwidjay4 Palembang
2. Wilayah II
a. Ujia"n nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi
persayaratan ujian nasional.
b. Diperuntukkan bag peserta didik yang berasal dari:
1) Program Shrdi Ilmu Bedah Fak-ultas Kedolleran Universitas
Padjqiaraq Bandung
2) Program Sludi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesi4 Jakarta
3) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas KedoLleran Universitas
Diponegoro, Semarang
4) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedol:teran Universitas Gajah
Madq Yogyakarta
52
Kolegium tlmu Bcnrh hdonesia
3. Wilayah III
a. Ujian nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi
p ersayaratan ujian nasional.
b. Diperuntukkan bagi untuk peserta didik yang berasal dari:
I ) Program Studi Ilmu Bedah Falnltas Kedokteran Universitas
Airlangga, Surabaya
2) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Brawidjaya, Malang
3) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokleran Uruversitas Sebelas
Maret, Solo
4) Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Umversitas Udayang
Bali
4. Wilayah IV
a. Ujian nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi
p ersayaratan ujian nasional.
53
Kolegium Inu I]edah Indonesia
5.1 .3.2 Kompetensi Dasar llmu Bedah