Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap
zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas anti bakteri. Metode uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang
berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode
untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa
murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji
sensitivitas bakteri adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan
mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak
ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas
bakteri terhadap bahan anti bakteri (Gaman. dkk, 2002).
Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis yang memiliki
kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi didalam suatu organisme,
khususnya proses infeksi bakteri. Definisi lain tentang antibiotik adalah substansi yang mampu
menghambat pertumbuhan serta reproduksi bakteri dan fungi. Penggunaan antibiotik dikhususkan
untuk mengobati penyakit infeksi atau sebagai aat seleksi terhadap bakteri yang sudah berubah bentuk
dan sifat dalam ilmu genetika (Prapti, 2012).
Menurut pratiwi (2008), antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel yaitu:
1. Bacitracin adalah suatu polipeptida yang diperoleh dari suatu strain Bacillus subtilis. Bacitracin
stabil dan tidak dapat diabsorpsi dari saluran cerna. Kegunaan basitrasin hanya untuk pemakaian topikal
ke kulit, luka, atau selaput lendir.
2. Streptomycin adalah antibiotik yang khas dibanding dengan aminoglycoside lain, sebagaimana
mekanisme resistennya. Resistensi muncul pada banyak spesies, secara buruk membatasi kegunaan
streptomycin saat ini, dengan pengecualian yang disebut di bawah ini.
3. Tetracycline adalah golongan obat yang berbeda dalam ciri khas fisik dan farmakologi tetapi
sebenarnya mempunyai sifat antimikroba yang identik dan memberikan resistansi silang lengkap
4. Gentamicin merupakan aminoglikosida yang banyak dipilih dan digunakan secara luas untuk terapi
infeksi serius. Gentamicin memiliki spektrum antibakteri yang luas, tapi tidak efektif terhadap kuman
anaerob.
5. Erhytromycin merupakan antibiotik sebagai alternatif untuk pasien yang alergi terhadap penisilin
untuk pengobatan enteritis kompilobakter, pneumonia, penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non
gonokokus, prostatitis kronik, anke vukgaris dan profilaksis difetri dan pertusis.
6. Oxacillin (OX) adalah antibiotik dalam kelompok obat penicillin. Oxacillin melawan bakteri dalam
tubuh, yang bekerja dengan cara menghalangi dinding sel bakteri sehingga mematikan bakteri tersebut.
Untuk mengobati berbagai jenis infeksi berbeda yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi
Staphylococcal yang juga disebut infeksi staph.
7. Sefalosporin adalah Aztreonam, yang merupakan antibiotik yang mencegah efek penisilinase.
Antibiotik jenis ini merupakan antibiotik yang sintesis dengan 1 cincin seginggaa disebut monobaktam.
Antibiotik ini berefek pada bakteri graam positif termasuk Escherichia coli dan Pseudomonas.
8. Sefalosporin memiliki inti serupa dengan Penisilin dan resisten terhadap penisilinase. Sefalosporin
lebih efektif terhadap bakteri gram negatif.
9. Karbapenem merupakan antibiotik berspektrum luas. Contohnya adalah Primaxin yang merupakan
antibiotik kombinasi imipenem dan Silastasin natrium. Silastasin natrium mencegaah degradasi
imipenem pada ginjal.
10. Vankomisin memiliki spektrum sempit, digunakan bagi Staphylococcus aureus yang resisten
terhadap Penisilin termasuk Metisilin.
Menurut Pratiwi (2008), antibiotik yang merusak permeabilitas membran membran sel yaitu :
1. Polimiksin merupakan suatu peptida yang didalamnya terdapat satu ujung molekul larut lipid dan
ujung molekul yang lain larut dalam air. Masuknya Polimiksin dalam membran plasma fungi akan
menyebabkan gangguan antara lapisan-lapisan membran plasma. Polimiksin akan tertinggal diluar
membran, sedangkan lemak larut akan berada didalam membran dan menyebabkan gangguan antaraa
lapisan-lapisan membran yang memungkinkan lalu lintas substansi bebas keluar masuk sel.
2. Nistatin dan Amfoterisin memiliki struktur lingkar yang besar disebabkan adanya sejumlah ikatan
ganda dan sering disebut sebagai antibiotik polien. Antibiotik ini bergabung dengan ergosterol yang
terdapat pada membran sel fungi dengan menimbulkan gangguan dan kebocoran kebocoran sitoplasma
1. Rifampin merupakan turunan Rifamisin. Rifampin menghambat sintesis mRNA dengan cara
mengikat b-RNA polimerase bakteri sehingga menghambat transkripsi mRNA. Antibiotik ini digunakan
untuk melawan Mycobacteria pada TBC dan lepra. Rifampin dapat mempenetrasi jaringan.
2. Kuinilon misalnya asam nalidiksat yang bersifat bakterisidal, bekerja dengan cara menghambat
enzim DNAgirase pada replikasi DNA, sehingga akan menghambat proses replikasi DNA dan transkipsi
mRNA. Antibiotik ini hanya digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kencing.
1. Pefloxacin (PEF) umumnya dikenal sebagai obat antibakteri kelompok fluoroquinolone. Pefloxacin
adalah agen kemoterapetik sintetik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang serius dan
mengancam nyawa. Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri
2. Tetracyccline (TE) merupakan antibiotik berspektrum luas yang menghambat sintesis protein.
Agen-agen ini bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram positif dan gram negatif, termasuk
anaerob, ricketsiae, chlamydiae, mycoplasma, dan bentuk-bentuk L, serta aktif pula terhadap protozoa,
contohnya amoeba.
3. Aminoglikosa merupakan kelompok antibiotik yang gula aminonya tergabung dalam ikatan
glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan bersifat bakterisidal dengan mekanisme dengan
mekanisme penghambatan pada sintesis protein.
4. Tetrasiklin merupakan antibiotik berspektrum luas yang diproduksi oleh Streptomycin. Antibiotik
ini dapat mempenetrasi jaringan tubuh sehingga dapat melawan Rickttsia dan Chlamya intraseluler.
5. Kloramfenikol merupakan antibiotik dengan struktur sederhana sehingga mudah dibuat ecaara
sintetik dibandibgkan dengan mengisolasinya dari Strepmyces.
6. Makrolida merupakan kelompok antibiotik yang memiliki cincin lakton makrosiklik. Contohnya
adalah eritromisin. Antibiotik ini tidak dapat mempenetrasi dinding sel sebagian besar bakteri gram
negatif Bacillus dan merupakan obat alternatif Penisilin.
Mekanisme kerja ini terdapat pada obat-obat seperti metronidasol, kinolon, novobiosin. Obat-obat ini
menghambat asamdeoksiribonukleat (DNA) girase sehingga mengahambat sintesis DNA. DNA girase
adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang menyebabkan terbukanya dan terbentuknya superheliks
pada DNA sehingga menghambat replikasi DNA.
Cara melakukan uji suspecibility pada bakteri
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum uji sensitivitas, yaitu:
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
3. Handsprayer
4. Mistar
5. Pipet tetes
6. Cawan petri
7. Enkas
8. Erlenmeyer
9. Pinset
11. Inkubator
3.2.2 Bahan
28. Masker
29. Label
31. Handskun
32. Kertas
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum uji sensitivitas, yaitu:
4. Mengambil koloni bakteri dari tabung reaksi yang berisi bakteri dan memindahkannya ke dalam
medium BHIB.
5. Mengaduk jarum ose loop tersebut sampai bakterinya tercampur dengan larutan BHIB.
6. Mengambil cairan BHIB yang berisi koloni bakteri tersebut dengan menggunakan lidi kapas yang
telah disterilkan. Pengambilan dilakukan dengan cara memasukkan lidi kapas ke dalam medium BHIB,
mendiamkan selama 2-3 menit, kemudian mengangkat lidi kapas dengan menekan pada dinding tabung
bagian dalam sambil diputar-putar.
2.3.2 Penanaman
7. Mengoleskan lidi kapas yang telah berisi bakteri pada medium MHA dengan meratakan seluruh
permukaan medium.
9. Menanamkan disc antibiotik tersebut pada medium MHA dengan memperhatikan posisi
antibiotik satu dengan yang lainnya.
10. Menutup dan memberi label pada cawan petri tersebut sesuai dengan bakteri dan kelompok.
11. Membungkus cawan petri menggunakan kertas, kemudian menuliskan nama kelompok.
12. Menginkubasi cawan petri tersebut dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam dengan
posisi terbalik.
2.3.3 Pengukuran
13. Mengukur zona hambat yang terbentuk menggunakan mistar dengan cara mengukur jari-jari zona
hambat dan hasilnya dikalikan dua untuk mendapatkan diameter zona hambat.