Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rafly Rizqi Darmawansyah

Kelas : XII MIPA 3


Presensi: 22

Tugas Merangkum Cerpen Sungai/Membuat Sinopsis


Sebuah cerpen berjudul "Sungai" yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto
mengkisahkan seorang pejuang kemerdekaan berpangkat Sersan yang bernama Kasim.
Sersan Kasim adalah Kepala Regu 3, Peleton 2 dari kompi TNI terakhir yang akan kembali
ke daerah operasinya di Jawa Barat dari Jawa Tengah. Dalam perjalanannya, Sersan Kasim
bersama dengan prajuritnya berjalan kaki menempuh jarak lebih dari 300 kilometer,
menuruni lembah, menaiki gunung, serta menyeberangi sungai kecil dan besar untuk
menghindari tentara Belanda. Hingga mereka tiba kembali di tepian Sungai Serayu. Dalam
perjalanan itulah Sersan Kasim menggendong seorang bayi, anak satu-satunya yakni Acep.
Istrinya telah meninggal dunia saat melahirkan anaknya tersebut.
Sebelumnya komandan peletonnya sudah menyarankan agar bayi itu dititipkan
kepada penduduk desa. Jika keadaan sudah aman, para penduduk desa akan diseberangkan
sedikit demi sedikit. Namun dia tetap bertekad membawa bayi itu. Sebenarnya komandannya
keberatan, setelah berunding beberapa saat, akhirnya memutuskan untuk menyeberangi
sungai. Sersan Kasim sadar, ia membawa resiko yang berat dengan bayinya itu. Seluruh
prajurit akan mati jika anaknya tiba-tiba menangis. Akhirnya semua prajurit sudah berada di
sungai dan Sersan Kasim dengan bayinya tepat berada di tengah sungai. Pada saat itu, terjadi
peristiwa diluar dugaan, kaki Sersan Kasim terperosok di lubang dasar sungai. Seketika ia
terkejut. Air menyentuh bayinya yang sedang tidur nyenyak dan bayi itu mulai mengeluarkan
suara tangisnya. Sersan Kasim bingung, semua orang menuding kepadanya, bergantung nasib
terhadapnya. Sersan Kasim mengorbankan putranya dan tangisan Acep seketika hilang.
Akhirnya rombongan prajurit itu selamat menyeberangi sungai. Di sebuah desa seberang
sungai, Acep diturunkan ke liang kubur. Kemudian semua mata tertuju kepada sosok Sersan
Kasim yang sedang meratapi kepergian anaknya dan semua prajurit menahan haru. Mereka
sadar, keselamatan menyebrang sungai karena pengorbanan Sersan Kasim. Harta satu-
satunya yang paling berharga yang menjadi miliknya, telah dikorbankan untuk keselamatan
semuanya.

Anda mungkin juga menyukai