Anda di halaman 1dari 9

Analisis Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran

Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 01 Klepu

Fikri Mardiansah, Luruh Anggraita

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam Raden Rahmat
Malang
email : fikrimardiansah@gmail.com, luruhanggraita10@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Discovery. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian
adalah guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN 01 Klepu yang berjumlah 27 siswa. Subjek
pelaksanaan tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru kelas. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas
data menggunakan triangulasi data (sumber). Teknik analisis data menggunakan teknik
analisis data dekriptif kualitatif yang melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan motivasi belajar pada pembelajaran IPA hal ini dapat dilihat dari pra siklus,
aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya
sebanyak 9 siswa (33,33%) , keberanian menjawab sebanyak 8 siswa (29,62%). siklus I
pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%),
keberanian bertanya sebanyak 11 siswa (40,74%) , keberanian menjawab sebanyak 13
siswa (48,14%). Siklus I pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak
19 siswa (70,37%), keberanian bertanya sebanyak 16 siswa (59,25%) , keberanian
menjawab sebanyak 17 siswa (62,96%). Siklus II pertemuan I aspek Antusias siswa
mengerjakan soal sebanyak 22 siswa (81,84%), keberanian bertanya sebanyak 21 siswa
(77,78%) , keberanian menjawab sebanyak 20 siswa (74,07%).Pertemuan II aspek
Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak 25 siswa (92,59%), keberanian bertanya
sebanyak 23 siswa (85,18%) , keberanian menjawab sebanyak 24 siswa
(88,89%).Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode discovery dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa SDN 01 Klepu.

Kata kunci : Motivasi Belajar, Metode Pembelajaran Discovery


Abstract : This study aims to increase student motivation in science learning using the
Discovery method. This research is a Classroom Action Research (CAR) which was
carried out in 2 cycles. The research subjects were fourth grade teachers and fourth grade
students at SDN 01 Klepu, totaling 27 students. The subject of the implementation of the
action is the researcher acting as the class teacher. Methods of data collection using
interviews, observation, tests, and documentation. The data validity used data
triangulation (source). The data analysis technique uses descriptive qualitative data
analysis techniques that go through the stages of data reduction, data presentation, and
data verification or drawing conclusions. The results showed that there was an increase in
learning motivation in science learning, this can be seen from the pre-cycle, 12 students
(44.44%) of students 'enthusiasm to work on questions (44.44%), 9 students (33.33%)
have the courage to ask questions, 8 students' courage to answer. (29.62%). Cycle I
meeting I aspect Enthusiasm of students working on questions as many as 12 students
(44.44%), the courage to ask as many as 11 students (40.74%), the courage to answer as
many as 13 students (48.14%). The first cycle of meeting II aspects. The students'
enthusiasm to work on the questions was 19 students (70.37%), the courage to ask
questions was 16 students (59.25%), the courage to answer was 17 students (62.96%). The
second cycle of meeting I aspects The students' enthusiasm to work on the questions was
as many as 22 students (81.84%), the courage to ask questions was as many as 21 students
(77.78%), the courage to answer as many as 20 students (74.07%). as many as 25 students
(92.59%), the courage to ask as many as 23 students (85.18%), the courage to answer as
many as 24 students (88.89%). The conclusion of this study is that using the discovery
method can increase student motivation at SDN 01 Klepu .

Keywords : Learning Motivation, Discovery Learning Method


PENDAHULUAN
Pada umumnya pembelajaran di Sekolah Dasar masih dianggap kurang maksimal
jika dilihat dari cara guru mengajar,karena pada umumnya seorang guru masih
menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak sepenuhnya materi yang
dapat dipahami oleh siswa.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara
langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam
menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya pelajaran IPA.
Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf
intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang
diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat
menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus
memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik
dapat keluar dari kesulitan belajar. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam
kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan
belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang
disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan
menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga
siswa itu akan meyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting
guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3).
Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat
menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan
anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu
metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk
mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode pembelajaran ini untuk
mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang
berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan
(discovery) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan
sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di SDN 01 Klepu, Kecamatan Sumbermanjing
Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian dimulai dari tahap perencanaan sampai
tahap pelaporan hasil penelitian. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan subjek siswa kelas IV SDN 01 Klepu yang berjumlah 26 siswa dan guru
kelas IV.
Pada penelitian ini, jenis data ada dua yaitu 1) data kuantitatif berupa nilai hasil
belajar siswa dengan prosentase ketuntasan siswa mencapai KKM, 2) data kualitatif
berupa daftar nama siswa, pedoman observasi, proses pembelajaran, dan hasil wawancara
dengan guru dan siswa kelas IV. Peneliti menggunakan prosedur penelitian melalui tahap
permasalahan, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kusumah
Wijaya dkk (2012 : 9) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan (2) melaksanakan dan (3)
merefleksikan tindakaan, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. PTK atau
classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilaksanakan oleh guru dalam kelas. Dan untuk masalah PTK harus berawal dari guru itu
sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan
dokumentasi. Menurut Rubino (2011:67) wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan
responden menjawab secara lisan pula.
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui teknik pembelajaran yang digunakan guru
pada saat proses pembelajaran IPA dan mengetahui kesulitan siswa pada saat
pembelajaran IPA. Selain itu juga peneliti menggunakan teknik observasi, Menurut
Wijaya Kusumah dkk (2012: 66) observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat
sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi interaksi belajar
mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.
Observasi ini digunakan untuk mengamati tindak mengajar guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery dan tindak belajar siswa pada saat
proses pembelajaran IPA.
Menurut Arikunto (2010: 201) dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang
artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
penyelelidiki benda- benda tertulis seperti buku- buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Tes digunakan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Untuk menjamin kevalidan dan kebenaran data
yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Menurut Oemar Hamalik (2008: 158) Motivasi belajar adalah dipandang sebagai
suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini kan membantu kita menjelaskan kelakuan
yang kita amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang.
Menurut Suciati (2002: 3.10) mengatakan bahwa:“Motivasi belajar merupakan unsur yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri
siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda
ini akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula”.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, Metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88)
menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya
untuk mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan teknik dictogloss yang
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas IV. Sebagaimana penelitian Rika Nanda Puspitasari (2009)
yang menerapkan metode discovery untuk meningkatkan motivasi belajar IPA.
Peneliti melakukan wawancara dan observasi sebelum melaksanakan tindakan
kelas untuk memperoleh data motivasi belajar IPA. Setelah itu, peneliti melaksanakan
tindakan yang terdiri dari 2 siklus. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru
yang mengajar mata pelajaran IPA sedangkan guru kelas IV sebagai observer yang
mengamati proses pembelajaran selama tindakan.
Pada tindakan siklus I ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran dengan
menggunakan metode discovery, menyusun RPP, mempersiapkan media pembelajaran
dan sumber belajar, menyusun lembar observasi, dan menyusun alat evaluasi
pembelajaran. Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode discovery. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang dilakukan
untuk mengamati proses pembelajaran selama tindakan. Setelah didapatkan hasil
pengamatan lalu peneliti melakukan refleksi terhadap siklus I. Dari hasil refleksi diketahui
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Kemudian peneliti
merencanakan tindakan siklus II yang tahapannya sama dengan siklus I.

Adapun tingkat keberhasilan sebelum tindakan (prasiklus) sampai siklus II dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel Motivasi Belajar Siswa dan Prosentase

Indikator Motivasi Belajar

Antusias Keberanian Keberanian


No Tindakan mengerjakan Bertanya Menjawab
soal
1 Pra Siklus 12 siswa 9 siswa 8 siswa
(44,44%) (33,33%) (29,62%)
2 Siklus I pertemuan I 12 siswa 11 siswa 13 siswa
(44,44%) (40,74%) (48,14%)
3 Siklus I pertemuan II 19 siswa 16 siswa 17 siswa
(70,37%) (59,25%) (62,96%)
4 Siklus II pertemuan I 22 siswa 21 siswa 20 siswa
(81,84%) (77,78%) (74,07%)
5 Siklus II pertemuan II 25 siswa 23 siswa 24 siswa
(92,59%) (85,18%) (88,89%)

Berdasarkan table diatas dapat diketahui peningkatan motivasi belajar siswa dari pra
siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: pra siklus, aspek Antusias siswa
mengerjakan soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya sebanyak 9 siswa
(33,33%) , keberanian menjawab sebanyak 8 siswa (29,62%). siklus I; siklus I diadakan
dalam dua kali pertemuan, pada siklus I pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan
soal sebanyak 12 siswa (44,44%), keberanian bertanya sebanyak 11 siswa (40,74%) ,
keberanian menjawab sebanyak 13 siswa (48,14%). Siklus I pertemuan II aspek Antusias
siswa mengerjakan soal sebanyak 19 siswa (70,37%), keberanian bertanya sebanyak 16
siswa (59,25%) , keberanian menjawab sebanyak 17 siswa (62,96%). Siklus II juga
dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal
sebanyak 22 siswa (81,84%), keberanian bertanya sebanyak 21 siswa (77,78%) ,
keberanian menjawab sebanyak 20 siswa (74,07%). pertemuan II aspek Antusias siswa
mengerjakan soal sebanyak 25 siswa (92,59%), keberanian bertanya sebanyak 23 siswa
(85,18%) , keberanian menjawab sebanyak 24 siswa (88,89%). Berdasarkan hasil
pembahasan tersebut maka hipotesis penelitian ini yaitu dengan penerapan metode
discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SDN 01 Klepu,
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Malang, Jawa Timur diterima.

KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam 2 siklus dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata IPA kelas IV SDN 01 Klepu. Peningkatan motivasi
belajar siswa terlihat dari ketercapaiannya aspek antisisas siswa 85%, keberanian bertanya
80%, keberanian menjawab 75%. Sebelum tindakan kelas (prasiklus) aspek Antusias
siswa mengerjakan soal sebanyak (44,44%), keberanian bertanya sebanyak (33,33%) ,
keberanian menjawab sebanyak (29,62%).
Siklus I pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (44,44%),
keberanian bertanya sebanyak (40,74%) , keberanian menjawab sebanyak (48,14%).
Siklus I pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (70,37%),
keberanian bertanya sebanyak (59,25%) , keberanian menjawab sebanyak (62,96%).
Siklus II, pertemuan I aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (81,84%),
keberanian bertanya sebanyak (77,78%) , keberanian menjawab sebanyak (74,07%).
Siklus II pertemuan II aspek Antusias siswa mengerjakan soal sebanyak (92,59%),
keberanian bertanya sebanyak (85,18%) , keberanian menjawab sebanyak (88,89%). Hal
ini menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan terbukti kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar.
2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Grafika
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, dedi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: University Press. Universitas
Negeri Surabaya.
Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan . Surakarta: FKIP UMS. Siadari,
Eben Ezer. 2001. 8 Etos Kerja Bisnisdan 8 Etos Keguruan. Jakarta: Darma Mahardika
Suciati dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka Sudjana, Nana.
2005. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algentindo

Anda mungkin juga menyukai