Anda di halaman 1dari 3

Cara Menggunakan Tanda Petik, Petik Tunggal &

Apostrof Sesuai PUEBI

23/09/2021 Trian Rivaldi Fayyidh

Secara umum, tanda petik terbagi menjadi dua jenis, yaitu tanda petik
(ganda) dan tanda petik tunggal. Di sisi lain, ada juga tanda lain yang mirip
bentuknya dengan tanda petik tunggal, yaitu tanda penyingkat atau apostrof.
Kendati mirip, ketiganya memiliki fungsi berbeda-beda. Penggunaan tanda baca
dan kaidah berbahasa Indonesia ini seharusnya menjadi perhatian banyak pihak.
Sukmawati dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Informasi Layanan Umum
dan Layanan Niaga (2011) yang dilakukan di kota Kendari menyebutkan,
seringkali ditemukan banyak kesalahan berbahasa di informasi layanan publik.
Karena itulah, kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar penting untuk
digaungkan.

Salah satu tanda baca yang perlu menjadi perhatian adalah penggunaan
tanda petik, tanda petik tunggal, dan tanda apostrof. Berikut perbedaan dan
fungsinya sebagaimana dikutip dari buku Pedoman Umum Ejaan Berbahasa
Indonesia (2016):
 Fungsi Tanda Petik ("...")

Tanda petik umumnya digunakan dalam dua hal, yaitu sebagai petikan
langsung dan penulisan judul suatu karya di dalam kalimat. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:

1. Pengutipan Langsung Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan


langsung seperti obrolan, naskah, atau tulisan lainnya. Contohnya:
"Penderita Covid-19 harus melakukan karantina," ujar dokter Ali
Mustofa. Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan.”

2. Pengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku
Jika ingin menulis judul sajak, lagu, film, sinetron, tajuk artikel, naskah,
atau bab buku dalam suatu kalimat, maka diberi tanda petik ganda.
Contohnya: Puisi "Aku Mencintaimu dengan Sederhana" terdapat dalam
kumpulan sajak Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Film
"Ayat-ayat Cinta" adalah kisah yang diangkat dari novel karya
Habiburrahman El-Shirazy. Dia sedang membaca uraian “Pemakaian
Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

3. Pengapitan istilah ilmiah yang kurang dikenal atau arti khusus tertentu
Contohnya: Wartawan dilarang menerima "amplop" dari narasumber.
Bagi Sunardi, dosen bahasa Indonesia itu "kamus berjalan" yang bisa
diandalkan.

 Fungsi Tanda Petik Tunggal ('...')


Jika sudah ada petikan, kemudian bermaksud memberi petikan lain, maka tidak
lagi menggunakan petik ganda, melainkan digantikan dengan petikan tunggal.
Fungsi tanda petik tunggal ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Petikan dalam Petikan Lain Petikan tunggal digunakan untuk mengapit


petikan dalam petikan lainnya. Contohnya: "Aku mendengar anak itu
mengucapkan 'Assalamualaikum' saat mengetuk pintu rumah kita," ujar Ferdy
kepada istrinya. “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ dinyanyikan di
SEA Games," ujar Ketua RT.
2. Mengapit makna tertentu, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Contohnya: tergugat ‘yang digugat’ hemisfer ‘dua sisi simetris yang membagi
otak besar’ sape ‘gitar khas Dayak'

 Fungsi Tanda Apostrof atau Tanda Penyingkat (')

Tanda apostrof digunakan untuk kata yang dihilangkan bagian lainnya atau bagian
angka tahun dalam konteks tertentu. Contohnya:

"Kemarin sudah aku bilang, 'kan?" ('kan = bukan) 3-6-'15 ('15 = 2015)

Anda mungkin juga menyukai