Anda di halaman 1dari 92
4.1 Takrif dan Jenis Adat Melayu 4.11 Takrif Adat Masyarakat Melayu Riau Adat adalah kebiasaan yang sudah menjadi identitas komunitas suatu. suku dalam menuruti aturan dari hasil kesepakatan Penganugerahan Gelar. LAMR Memberikan Gelar Kehormatan bersama suatu komunitas untuk Sigua dilembepe Ade Maye Raw oteeat kaa)" mengatur aktivitas anggotanya dalam —hubungan dengan pencipta, sesama manusia, dan lingkungan. Adat harus dipatuhi, mengandung sanksi atas pelanggaran, dan diwariskan secara turun-temurun, Secara umum, adat mengandung beberapa arti yaitu: 1) kebiasaan dalam arti luas, 2) aturan-aturan di dalam masyarakat yang menentukan kepatutan dan ketidakpatutan, 3) pemberlakuan aturan-aturan alamiah, 4) aturan-aturan yang ‘mengatur permainan atau olahraga, 5) aturan dalam perang, 6) denda yang ditetapkan oleh Kebiasaan, 7) hukum secara umum, 8) hukum kesultanan aristokratik. Kedatangan Islam di alam Melayu membawa konsep adat ke dalam makna yang lebih luas dan mendalam. Mencakup keseluruban cara hidup, yang sckarang ditakrif sebagai “kebudayaan’, yakni yang berhubungan dengan undang-undang; sistem masyarakat, upacara, dan segala bentuk kebiasaan masyarakat. Adat sebagai kelakuan dan kebiasaan yang dianggap benar, misalnya menghormati orang yang lebih tua. Adat Adat terconteng di lawang sebagai prinsip asal-usul alam, misalnya ‘adat Adat tak lekang oleh panas api membakar, ‘adat air membasah dan ‘hidup 4A! tak lapuk oleh jae Adat dianjak layu diumbut mati dikandung adat, mati dikandung tanakl Adat sebagai hukum dan undang- undang dalam negara dan masyarakat umum, misalaya hukuman yang Kalau tinggi dipanjatnya dikenakan terhadap kesalahan dalam masyarakat, ita rendah dijalarnya atau undang-undang adat dalam masyarakat Riaknyx sampai ke tebing adat perpatih, serta berbagai hukum kanon lama Umbuinya sampai ke pangkal dari zaman Melaka hingga sekarang. Adat dalam —esdmmya sampai ke laut luas arti upacara seringkali disebut adat-istiadat. Dalam bentuk ini, adat berada dalam lingkup kepercayaan, agama, dan magis. Adat ditanam tumbuh dikubur hidup Sampai ke pula karam-karaman Sampai ke tebing lembak-lembakan pai ke arus yang berdengung 4.1.2 Jonis-Jenis Adat SS) Didalam adat istiadat Melayu Riauy Kala tali boleh diseret masing wilayah budaya mempunyai konsep beragam, Namun, secara umum konsep dikenal dengan empat, yaitu adat yang seb adat, adat yang diadatkan, adat yang terada dan adat istiada lpia turn-temuran www.lamriau.id a, Adat yang Sebenar Adat Warisan yang tak putus oleh cencang ‘Adat yang sebenar adat adalah adat yang ans menjadi galang lembaga asli dalam bentuk hukum-hukum alam, tidak Y's mew co dengan pakaian Yang digenggam di peselimut dapat diubah oleh akal pikiran dan hawa nafsu manus, dan tidak dapat diganggu gugat,schingga dar yang keras tidak tertaik dikatakan tidak akan layu dianjak tidak akan mati Adat lanak tidak tersudu diinjak. Adat yang Sebenar Adat bersumber dari hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya dalam wujud Dibuntal singkat, diremtang panjang syarak. Kalan kendur berdenting-denting . Kalau tegang berjela-jela Di dalam ungkapan dinyatakan: ie eee Adat berwaris kepada Nabi Adat berkhalifah kepada Adam Ungkapan di atas menggambarkan ‘Adat berinduk ke wlama Adat bersurat dalam kertas Adat tersirat dalam sunah Adat dikungkung kitabullah Itulah adat yang tahan banding Itulah adat yang tahan asak 202 persebatian adat Melayu dengan ajaran_ Islam. Dasar adat Melayu menghendaki Sunnah Nabi dan al-Quran sebagai pedomannya. Prinsip itu tidak dapat diubah, tidak dapat dibuang, apalagi dihilangkan. b. Adat yang Diadatkan Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budays Melays Riss LAME Siak Sri Indrapura, [Fot: LAN] if Adat yang diadatkan adalah hi norma atau adat buah pikiran leluhur maj yang piawai, yang kemudian berperanan lintas pergaulan keh mengatur lala ‘dat yang diadatkan termaktub di dalam epatahpetitih, adat, S{etapan lainnya yang disepakati secara bersama. ontohvadat yang diadatkan misalnya dinukilkan undang-undang dan manusia. Adat yang diadatkan bisa mengalami_di“dalam nyanyian panjang dan bilang undang perubahan dan perkembangan sesuai slengan|q tentang syfrat dan sifat manusia yang baik dalam kemajuan zaman. Bisa ditambah dan dikurangi agar tetap dapat menjawab tantangan kehidupan masyarakatnya, dan mempunyai perbedaan antar wilayah budaya Di dalam ungkapan, adat yang diadatkan disebutkan: Adat yang diadatkan ‘Adat yang turun dari raja Adat yang datang dari datuk Adat yang cucur dari penghulu Adat yang dibuat kemudian Putus mfakat adat berubah Bulat kata adat berganti Sepanjang hari ia lekang Beralih musim ia layu Bertuhan angin ia melayang Bersalin baju ia tercampak Adat yang dapat dibuat-buat Adat dan Adab Melays Ria memilih raja, yang menyebutkan, sekurang- kurangnya di dalam memenuhi empat perkara, pertama tua hati betul, kedua bermuka manis, ketiga berlidah fasih, dan keempat bertangan murah. Penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban para kawula menurut tingkat sosial mereka. Hak- hak istimewa raja dan para pembesar diatur dan diwujudkan dalam bentuk rumah, bentuk dan warna pakaian, kedudukan dalam upacara- upacara, dan larangan bagi rakyat biasa untuk memakai atau mempergunakan jenis yang sama. Dengan demikian tercipta ketentuan-ketentuan yang berisi suruhan dan pantangan. Di samping itu juga tercipta kelas-kelas dalam masyarakat yang pada umumnya terdiri dari raja dan anak baik, dan orang kebanyakan. Melayu itu telah _menciptakan hak dan kewajiban yang raj raja, orang bail Stratifikasi sosial dalam masyarakat 203 berbeda bagi tiap-tiap tingkatan, sebagaimana kutipan berikut: Pasal_menyatakan, adat Raja-raja Melayu yang tidak boleh dipakai oleh orang luar yaitu rumah yang bersayap layang atau jamban dan pagar kampung yang di atasnya tertutup; rumah beranak keluang dan rumah yang tengahnya berpintu sama; geta yang bersulur bayung lima, tilam berulas kuning, dan memakai bantal yang bersibar kuning; tikar berhuma kuning dan baju pkpun, yaitu baju lepas kuning; tilam pk dan tudunghidangan kuning; sapu tangan tualakuning; ‘memakai kain yang tipis berbayang-bayangs tidak boleh memakai payung di depan ja dan, tidak boleh berhasut pada majelis balai raja tiad: boleh membuang sapu tangan kepala di raja; tidak boleh dudukbertelekan di hadapan, tiada bolch melintangkan keris ketika meng] raja; tidak boleh memakai hulu keris panjan; tutupnya berkunam: tidak boleh membawa s yang tidak bersarung ke hadapan raja bes hadapan raja jangan banyak tertawa-tawaydani berkipas-kipas; jangan menyangkutkan kain, baju, atau sapu tangan di atas bahu di hadapan raja; tatkala duduk pada majelis, jangan_menentang kepada raja; jika raja menyorongkan sesuatu (makanan atau piala minuman), hendaknya segera disambut dan diletakkan ke bawah, kemudian disembah kewah duli seraya duduk undur pada tempat kita sambil memberi hormat. Baru kita ‘minum atau makan. Sebenarnya tidak seperti itu adabnya, melainkan makanlah dengan laku yang sederhana. Jika menerima pakaian dari baginda sendiri atau dibawa olch pegawainya, hendaknya pakailah pakaian itu di hadapan majelis baginda, serta memberi hormat kepada raja, Jika tidak kita pakai pun boleh, akan tetapi menurut Melayu disebut kurang adab. Contoh lain adat yang diadatkan misalnya di dalam kitab “Babul Qawaa‘id” (1901) Kerajaan Siak Sri Indrapura, yaitu: 204 Buku Sumber Pegan; Pasal empat Kuasa melarang orang yang hendak menghadap Sri Paduka Sultan jikalau orang itu naik sahaja tidak mem- beri tahu kepada Penghulu Balai wakta Sri Paduka Sul- tan bersemayam, Pasal ima Kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang besar- besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, jurutulis jurutulis yang bekerja datang ke balai tiada memakai baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah, Pasal tujih jikalau hamba rakyat atau siapa juga tiada dikecualikan ‘orangnya hendak menghadap atau datang ke balaitia- da boleh berkain gumbang seperti yang tersebut dalam “Ingat Jabatan’ bahagian yang kesebelas pada pasal Jima, maka jika berkain gumbang kuasa Penghulu Balai menghalaunya dikecuali jikalau orang terkejut di ten- ‘gah jalan karena hendak meminta pertolongan kepada polisi apa-apa kesusahannya, jan . Adat yang Teradatkan Adat yang teradat_merupakan aturan_budi pekerti schingga membuat penampilan manusia yang berbudi bahasa, Dipelihara dari muriat_(generasi) kepada zuriat berikutnya, sehingga menjadi resam (tradisi) budi pekerti orang Melayu, Adatini merupakan konsensus bersama yang dirasakan baik, sebagai pedoman dalam menentuhan sikap dan tindakan dalam menghadapt setiap peristiwa dan_masalah- masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Konsensus dijadikan pegangan bersama, sehingga_merupakan kebiasaan turun-temurun, Oleh arena itu, “adat yang teradat” dapat berubah sesuai dengan i yang berkembang. ila baru Adat yang teradat misalnya aturan_ panggilan dalam Keluarga, masyarakat dan kerajaan, seperti misalnya panggilan ayzh, bapak, absh, ibu, emak, abang, kakak, puan, tuan, encik, tuan guru, engku, paduka, datuk, nenek, dan nenek moyang, n Guru Pendidikan Budays Melaya Rist ‘Adat di dalam hubungan komunikasi merangkup 4 panduan, yaitu: 4) Kata mendaki, yakni adab bertutur terhadap orang tua-tua yang harus dihormati dan disegani. Orang tua-tua dalam hal ini tidak saja terbatas tua dalam artian umus, tetapi juga kepada guru, pimpinan, ataupun rasi yang lebih tinggi, yaitu saudara yang secara umur lebih mudah tetapi_secara_garis keturunan lebih tinggi, misalnya adik ibu yang usianya lebih muda. Di dalam interaksi schari-hari, penggunaan kata pada kata mendaki hendaklah terkesan_-meninggikan ‘martabat atau dengan gaya mengh b) 5 z § a % z 5 z z g perasaan dalam rangka menghormati ‘Adat berkelindan tidak bersimpul Adat berjarum tidak berbenang Yang terbawa burung lal Yang tumbuh tidak ditanam Yang kembang tidak berkuntum Yang bertunas tidak berpucuk Adat yang datang kemudian Yang diseret jalan panjang Yang betenggek di sampan tal Yang berlabuh tidak bersauh Yang berakar berurat tungeang rat kedua tingkat adat yang disebutkan a terjadi pelanggaran, maka orang yang hanya ditegur atau dinasihati_ oleh adat atau orang-orang yang dituakan semenda tersebut www ladalimy mdsyarakat. Namun, si pelanggar tetap ©) Kata mendatar, yakni cara berkomunikasi terhadap teman sebaya. Dalam keadaan ini kita boleh bebas memakai kata-kata dan gaya. Mulai dari gaya terus terang, jenaka, kiasan bahkan juga saran dan sindiran atau kritik, sesuai dengan ruang, waktu, dan ‘medan berkomunikasi. 4) Kata menurun, yakni cara berkomunikasi dengan kanak-kanak atau pada orang yang usianya lebih muda. dibawah oarang yang usianya kepada seseroang yang seseterhadap Di dalam ungkapan, adat yang teradatkan disebutkan: ‘Adat yang teradat Datang tidak bercerita Pergi tidak berkabar Adat disarung tidak berjahit clays Riau dianggap sebagai orang yang kurangadabatautidak tahuadat. Ketentuan adat seperti ini biasanya tidak tertulis, schingga pengukuhannya_dilestarikan dalam ungkapan yang disebut “pepatah adat” atau “undang adat’, Apabila terjadi suatu kasus, maka diadakan musyawarah yang menggunakan “ungkapan adat” yang disebut “bilang undang’” Hal ini dijelaskan dalam ungkapan berikut: Rumah ada adatnya ‘Tepian ada bahasanya Tebing ditingkat dengan undang [Negeri dihuni dengan lembaga Kampung dikungkung dengan adat Kayu besar berkayu kecil Kayu kecil beranak laras Laut seperintah raja Rantaue seperintah datuk Luhak seperintah penghul Ulayat seperintah hatin Anak rumah tangga rumah Berselaras tangga turun Bertelaga tangga naik Pusaka banyak pusaka Pusaka di atas tumbuh Hilang adat karena dibuat Hilang lembaga karena ditkat Selanjutnya “bilang undang” mempunyai sifat petunjuk, seperti yang tersirat dalam ungkapan berikut: sifat Hukum sipat pal wlar Ular dipatu tidak mati Kayu pemalu tidak patah Rumput dipalu tidak lay Tanah terpalu tidak lembang Hlukum jatwh benar terleiak Gelak berderai timbal balik Undang menarik rambut dalam tepung Rambut ditarik tidak putus Tepung tertarik tidak berserak Minta wasiat kepada yang tua Minta petuah kepada yang alim Minta akal kepada yang cerdik Minta daulat kepada raja Minta suara kepada enggang Minta kuat kepada gajah Yang hesat diampelas Yang berbongkol ditarah Yang kerub dijernihkan Yang kusut divraikan d. Adat istiadat Adat istiadat adalah adat tradisi dengan Buku Sumber Pegan; segalaragam —kerenah_pelaksanaan peralatannya. Adatistiadat ini lebih kepada tradisi yang ada dalam persukuan dan pelaksanaannya serta diserahkan kepada suku-suku_masing-masing, sedangkan bagi raja dilaksanakan oleh anggota kerapatan adat di bawah Sutan Mahmud dan Datuk Bondoaro, Pengertian lain yang dikenal misalnya adat-adat, yaitu adat baru yang dimasukkan ke dalam adat asli, yaitu adat baru yang ditambah- tambahkan bisa berupa adat istiadat orang lain atau yang ada di tempat lain kemudian dibawa dalam adat asli dengan bentuk yang asa, misal; jamuan makan ala Prancis, yyorongkan tepak dengan bentuk tepak bulat ketika beradat, memakai pakaian adat daerah lain wowyy laryangiberldku dan asli tempatan. sosial masyarakat Melayu yang dipegang kuat serta dipertahankan, Tata aturan yang sudah menjadi pegang pakai, selalu dilakukan dan dipraktekkan dalam kehidupan schari-hari dan telah menjadi ‘Tata aturan dalam kehidupan kebiasaan mentradisi, tersebutlah di dalam pepatahnya ‘hidup dikandung adat, mati dikandung bumi} bermakna bahwasanya manusia yang hidup dalam suatu. kelompok masyarakat haruslah ia memakai dan menggunakan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut, keharusan itu diibaratkan sebagaimana manusia mati haruslah serta, dikebumikan, ‘Biar mati anak asal jangan_mati ada’ bermakna betapa pentingnya kedudukan dan peranan adat dalam kehidupan orang Melayu. Karenanya, sebutan “tak beradat ” atau “tak tahu adat” amatlah_memalukan, menjadi aib dan dipantangkan dalam pergaulan ‘Adat_sepanjang jalan, cupak sepanjang n Guru Pendidikan Budays Melaya Rist betung’; pepatah; menyebutkan bahwasanya adat yang disusun dan dipakai telah menjadi sendi-sendi kehidupan schari-hari yang selalu dilaksanakan diperlukan setiap saat, sedangkan hukum serta tata aturan yang berlaku tidak bolch dilanggar sebagaimana dikiaskan sebagai cupak (alat penyukat biji-bijian dari bambu) yang telah ditetapkan dimensi ukurannya dengan kesepakatan dan tidak bisa diubah-ubah sesuka hati untuk mengambil keuntungan dan merugikan orang lain. Adat yang dipakai, adat dlitinggalkan’) sindiran bagi orang-orang tua yang masih bersifat dan berperilaku kurangshaik dan tidak menyadari bahwa dirinya harus sifat yang lebih terhormat, bagi orang Melayt tua tersebut harus penuh diisi dengan kebaj dan kebijaksanaan, menghindari__pekey pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh muda-muda, dan muda tua ‘Adat_ sama diisi, lembaga sama ditt Ketika mendapat kebahagiaan suka cita, upacara- upacara, dan memecahkan masalah, Cikal bakal adat tersebut terbentuk dikarenakan adanya sistem kepemimpinan dalam suatu_kelompok masyarakat yang menginginkan keteraturan dalam kelompoknya, pada awalnya tata aturan yang masih dalam tataran kelompok kecil sebenarnya belumlah bisa sepenuhnya disebut dengan adat, setelah_kelompok tersebutberkembang maka permasalahan di dalamnya menjadi berkembang dan sang pemimpin membuat tata aturan untuk kemaslahatan kelompoknya, kemudian mpok yang menyentuh langsung dengan “urusan mereka haruslah dibuat sedemikian rupa, dalam tingkatan ini adat sudah mulai kan antar kelompok menjadi berkembang ketika suatu is masyarakat_mempunyai_kedaulatan mempunyaimakna bahwa peraturan dawyadat| tas qwilayah dan mempunyai tata aturan dalam istiadat yang ada dan telah disepakati bersama hendaklah dipatuhiataudilaksanakan sepenuhnya, bisa juga diartikan sebagai segala persyaratan yang telah disepakati bersama antara niniek mamak kedua belah pihak dalam acara pernikahan maka hendaklah sama-sama dipenuhi dan dilaksanakan. ‘“Menurut sepanjang dat? istilah adat; menyebutkan bahwa hal tersebut telah menjadi tradist yang terus-menerus dilakukan, sehingga apabila ditinggalkan atau tidak dibuat_ maka akan terasa timpang atau tidak lengkap, bisa juga bermakna bahwa hal tersebut (perihal adat) merupakan syarat-syarat_yang harus dipenuhi menurut (ata cara dan aturan adat yang telah disepakati bersama, Pertama kali orang mulai_menggunakan adat adalah ketika mereka telah mengenal pentingnya tata aturan, penghormatan, pemujaan pada sang penguasa alam, perayaan-perayaan Adat dan Adab Melays Ria Kepemimpinannya, maka adat disusun alu dijadikanperaturan baku untuk mendukung pemerintahan serta wilayah kekuasaan mereka, adat berkembang pula sehingga menjadi sangat kompleks dalam tataran pemerintahan kerajaan Adat barulah akan bisa terbentuk dengan baik bila komunitas dalam suatu kelompok masyarakat sudah mapan dan telah sanggup mengusahakan penyusunan tata aturan hukum serta mengatur tatanan hierarkissosial masyarakatnya. Bila sebuah Komunitas tidak memiliki aspek kepemimpinan maka tata aturan dan sistim sosial yang dipakai dalam kelompok tersebut tidak bisa disebut dengan adat_ mungkin hanya disebut sebagai sebuah tradisi atau kebiasaan saja. Adat yang dipegang dan dipakai oleh bangsa Melayu dianggap sebagai sebuah pusaka turun- temurun yang sudah tidak diketahui dengan pasti kapan adat tersebut bermula, namun demikian 207 tetap terjadi perubahan-perubahan yang memang dilakukan sesuai dengan perkembang yang terjadi pada zamannya masing-masing, Adat tumbuh dari kebutuhan dasar manusia akan keteraturan, namun yang memberikan pengaruh besar dan ruh dalam adat tersebut adalah agama dan kepercayaan yang dianut dalam masyarakat. Manusia Melayu sejati senantiasa telah diadatkan semenjak ia lahir sebagai bayi hingga ia meninggal dunia, adat dimulai dalam hubungan antar manusia, salah satu contoh adalah di Rokan ketika adat cakap- cakap di ayie (percakapan di sungai) pembicaraan antara ibu-ibu di sungai tentang hubungan anak Jelaki dan anak perempuannya, ap sesuai atau patut untuk dijodohkan, dilakukan_pekerjaan_ morisiek (meris mencati tahu perihal keberadaan si pereny kepada siap saja yang di "4.2.1 Kekerabatan Matrilineal dan Patrilineal membangun negeri tersebut, dan_menghormati adat istiadat yang berlaku di daerah itu, sehingga tidak seperti yang disebutkan dalam pepatah ‘Hidup bagai bayam bertabur’ Maksudnya hidup sesuka hati saja tanpa menghormati orang lain, dan menjadi pantangan pada suatu negeri untuk ‘membuat rumah dalam rumah? Maksudnya adalah mendirikan adat yang dibawa dari luar ke dalam adat yang berlaku di suatu daerah atau tempat, sehingga berkesan berbangga dii terhadap kebesaran adatnya dan bersaing dengan adat masyarakat setempat. 42 spelbagaian Entitas Masyarakat Adat ayu Di Riau iki hubungan darah atau hubungan an, Anggota kekerabatan terdiriatasayah, ak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bi hubungan perjodohan anak mereka, ysetelah|aikakekynehek dan seterusnya. Dalam kajian ilmu- itu ada adat méminang (melamar), dilanjutkan dengan adat nikah kawin (pernikahan). ‘Tidak hanya sampai di situ adatpun masih diteruskan dalam kehidupan rumah tangga. Ada adat antara suami istri, adat ketika mengandung (hamil), begitu pula ketika menjemput bidan, adat ketika akan melahirkan, adat membesarkan anak, adat ketika mengebumikan, adat mendoa, adat ta’ziah pada abli warisnya. Adat menjadi tata aturan yang harus dipakai di sepanjang kehidupan manusia. Mengatur seluruh lapisan masyarakat yang ada di suatu kampung, negeri atau daerah, termasuk orang- orang pendatang mestilah menyesuaikan diti dengan adat setempat sebagaiman bunyi pepatah ‘Di mana ranting dipatah, di situ air diciduk, di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung’ Maksudnya bila seseorang mencari penghidupan dan bekerja di negeri orang hendaklah ia ikut 208 sosiologi-antropologi, terdapat beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, Klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di dalam masyarakat Melayu Riau, dikenal kelompok kekerabatan yang dikenal dengan sebutan keluarga inti, keluarga Juas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral. Setiap keluarga inti berdiam di rumah sendirikecuali pasangan baruyangbiasanyatinggal di rumah pihak perempuan sampai mempunyai anak pertama, atau telah memiliki rumah senditi. Keluarga inti umumnya mendirikan rumah di lingkungan tempat tinggal pihak isteri, Prinsip garis keturunan atau kekerabatan lebih cenderung parental atau bilateral. Sebagian Melayu Riau terutama pada masyarakat adat yang umumnya bermukim di Riau Daratan menganut sistem kekerabatan matrilineal, sedangkan pada _bekas-bekas Bake Sataber Pepuigan Gira Pandidthes Be deyn Melayn Raw Sisto LAM N kerajaan yang sebagian besar berada di daeraly pesisir menganut patrilineal. Wilayah matril meliputi Rantau Kuantan dan Singingi, Kampat, sebagian Rokan, Petalangan, Talang Mamak, Sakal, ‘edangkan patrilineal meliputi bekaS-BeRas: Kerajaan Siak Sri Indrapura, Pelalawan, Indragiri, Bengkalis, dan lainnya, weal Bons a. Pola Residensi Pola residensi (pindah rumah. setelah menikah) pada sistem kekerabatan matrilineal maupun patrilineal, menempatkan _laki-laki mengikuti istri dan tinggal di rumah orang tua istri, Hal ini dilakukan karena keluarga pihak perempuan harus dibantu oleh pihak Ielaki. Selain itu, menjaga orang tuanya merupakan tugas anak perempuan walaupun telah bersuami. b. Sistem Sapaan stem sapaan adalah sistem yang mengikat unsur bahasa yang menandai perbedaan status dan peran partisipan dalam komunikasi. Sapaan tidak saja pada saat Sistem ini menjadi cara sopan “atdupkelompok ki syangedigunakan untuk bercakap atau menulis| pada (saat merujuk kepada seorang individu a berkomunikasi. Pada saat komltikasi berlangsung, kata sapaan_memiliki BeHAM Yang sangat penting. Menunjukkan etika saat ketika berbicara, Kesantunan dalam komunikasi dapat dilihat pada saat_menyapa teman bicara. Karena dalam menyapa orang lain kita harus memperhatikan kepada siapa berbicara di mana berbicara, dalam situasi_ bagaimana pada saat berbicara. Ketika kita berbicara tanpa mempethatikan hal tersebut dan asal saja dalam menyapa maka akan dianggap sebagai orang yang. tidak beretika dalam berbicara Sistem sapaan kekerabatan adalah suatu ungkapan yang digunakan oleh para pelakubahasa dalam suatu keperluan yang berupa menyapa, yang memiliki pertalian darah ataupun karena perkawinan. 1. Sapaan di dalam Kekerabatan Secara umum, sistem sapaan hampir sama diseluruh wilayah budaya Riau, dengan perbedaan yang berkaitan dengan pelafalan. Misalnya, 209 anak pertama dipanggil long atau sulung, anak kedua ngab/ongah, anak ketiga udo, anak keempat cik, dan yang bungsu dipanggil cu/ucu/ onsu. Setiap panggilan biasanya ditambah dengan penyebutan ciri-cirfisik orang yang bersangkutan, misalnya cik itam jika cik itu ‘berkulit hitam, ngah utih/putiah jika ngah tersebut mens yakan ate ek Tare Toh, Dah ngage ee Turan ea ata ego men aan hs Fanah byt en igh Trang ap tons dag he Ista? Piatra erat eta ego mena yakan ered Nendhyasapa yang menclo ng sa he Inca 7 [rains Osak Paka | Unk ont om sspo Wake menganb rang dango 7 ear cs Taga mak [Tata epadh perempunn y oh etka go men ‘alan baa aarp 5 [aakpem [ibe Dinan bang fTatwan epall = ohare ego mena yah olan masa buang apa & | ata [Anda lg POR Chg] Tatu tea rmaskjo? | ea ego mena akan pala Sala at ask iu Trang Tak Nang ‘sa ale rina! Frau au ego meng akan pads eek angie ero a eras aye, 1s | tanknnr a isk hake sy obamyo? Fru el et ego mena akan ater Kak oj 7 Ratakpeen | Waa an Kala Toaobats | Taam al ‘ump tik | etka eo menan Santtskt | skanspatah yng mea Saat Adat dan Adab Melays Riau [adie ek ae aka dak nang stamenng singe Prturen er ikea eg meanyatan mega ake ddl urmenang irs 215 aan op ea 4.2.2 Sistem Pewarisan_ Hukum waris yang berlaku di dalam masyarakat Melayu Riau menggabungkan Hukum Waris Adat dan Hukum Waris Islam. Hukum ini ditegakkan secarabersama-sama_ dengan mengutamakan prinsip kekeluargaan, terutama techadap penetapan abli waris maupun dalam hal penetapan bagian harta peninggalan yang akan diwarisi, Pada dasarnya, baik menurut sistem Hukum Waris Adat dan sistem Hukum Waris Islam, proses pewarisan dilakukan apabila seseorang sebagai pemilih harta telah meninggal dunia. Pembagian hak waris tidak dibedakan antara barang bergerak dengan barang tidak bergerak. Selain itu, baik 216 menurut Hukum Adat maupun Hukum Islam bahwa harta benda peninggalan pewaris. yang dapat diwarisi oleh para ahli waris adalah harta benda dalam keadaan bersih. Abli waris hanya berhak terhadap peninggalan pewarisan setelah dikurangi dengan pembayaran-pembayaran hhutang serta segala sesuatu kewajiban_pewaris yang belum sempat dilakukannya semasa pewaris hidup. Pada dasarnya terdapat perbedaan antara sistem hukum waris adat dan Hukum Waris alam Hukum Waris Islam, anak laki- jperolch bagian dua kali ipat dari bagian Waris Adat, anak laki-laki dan anak perempuan ‘mendapat bagian yang sama, bahkan cenderung hibablan kepada anak perempuan khususnya ayang bungsu. jaihukum kkéwarisan Islam dalam menetapkan abl waris terjadi dalam bentuk aliansi dan legitimasi. Hukum kewarisan adat_menyerap unsur-unsur yang terdapat dalam hukum kewarisan Islam dan di pihak lain keberlakuan hukum kewarisan Islam sebagai hukum positif karena disandarkan pada penunjukan peraturan dan perundang-undangan. Integrasi dalam bentuk aliansi antarahukum Kewarisan Islam dengan kewarisan adat terlihat pada penetapan orang-orang yang menjadi ahli waris dan halangan-halangan yang menyebabkan abli waris tidak mendapat harta warisan_ atau berkurangnya hak yang semestinya diterima oleh ahli waris karena adanya abli waris yang lebih dekat. Integrasi dalam bentuk aliansi juga dapat dilihat pada kedudukan anak angkat dengan orang tua angkat. Pengangkatan anak bagi masyarakat Melayu tidak menjadikan status anak tersebut berubah, Anak angkat hanya akan berakibat Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budays Melays Riss adanya ikatan moral antara anak angkat dengan orang tua angkat dan tidak mengubah status hukum anak tersebut. Pengangkatan anak tidak mengakibatkan putusnya hubungan keluarga antaraanaktersebut dengan orangtua kandungnya. Ta masih tetap menjadi ahli waris dari orang tua kandung, sedangkan dengan orang tua angkat tidak ditetapkan sebagai abli waris yang bethak menerima warisan, tetapi berhak menerima hibah atau wasiat, Hak mewarisi dibatasi kepada faktor hubungan darah dan hubungan perkawinan. Anak angkat dan orang tua angkat tidak memenuhi kriteria tersebut, sehingga dalam menetapkan tirkah pusaka yang menjadi hak a integrasi antara kedua sistem hukum. terjadi dalam bentuk adopsi. Integrasi hukum kewarisan Islam dipraktikkan tidak seluruhnya berasal d: Quran dan hadis, akan tetapi juga ada berasal dari adat setempat. Hal ini terlihat pembatasan tirkah pusaka hanya kepada Meskipun hukum kewarisan Islam tidak menganut —kateg sebagaimana dipahami dalam adat’ Melayu, praktiknya masih dapat ditolerir, Sebab, praktik seperti int didasarkan atas prinsip Kemaslahatan untuk menjaga Keseimbangan dalam rumah tangga, Suami-isteri yang diikat oleh suata perkawinan dalam adat Melayu dipandang sebagai dua pihak yang mempunyai hak yang sama yang harus dipikul bersama secara seimbang oleh kedua pihak (suami-isteri), Harta benda yang diperoleh selama perkawinan akan dimiliki secara bersama dan siya mempunyai hak yang sama terhadap natia benda tersebut, Oleh karena itu, ketika di pembubaran ikatan pernikahan, kedua asi harta “pihak juga mendapatkan hak yang sama terhadap tersebut. m Islam mengenal bentuk kerjasama tapi pembahasannya bukan berkaitan kawinan (bab nikah). tetapi dibagian al-buyii). Meskipun perkawinan. Sebagaimana terlihat dalam setiap|akerjasamal (syirkat) dalam perdagangan bersifat pembagian warisan, ternyata masyarakat Melayu terutama pada masyarakat Siak tidak menjadikan semua harta sebagai tirkah pusaka, tetapi membatasinya hanya kepada harta perkawinan/ arta bersama dan itu setelah dikeluarkan separuhnya untuk mantan stami atau mantan isteri yang masih hidup. Sedangkan jenis-jenis harta yang lain, seperti harta tepatan, dan arta bawaan dari suami atau isteri tidak menjadi tirkah pusaka. Pembatasan tirkah pusaka dengan model ini bukan berasal dari hukum kewarisan Islam, Istilah harta bersama merupakan aturan yang dijumpai dalam lapangan hukum perdata, yakni pada bagian “perjanjian kawin’, Di sini ditetapkan, bahwa harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama_atau percampuran harta kekayaan, sementara harta bawaan masing-masing menjadi hak milik masing-masing pula. Adat dan Adab Melays Ria business oriented, akan tetapi terdapat persamaan dengan pengertian harta bersama yang terjadi pada masyarakat Melayu, Kerjasama dalam kepemilikan hrarta dalam adat Melayu dan (syirkat) dalam bab al-buyd’ sama-sama berorientasi_ kepada nilai- nilai yang bersifat ekonomi, meskipun harta bersama dalam pengertian adat Melayu-Siak tidak. dapat dipisahkan dari perkawinan, Hukum kewarisan yang dipraktikkan masyarakat Melayu di samping berasal dari Alquran dan Hadis, juga ada yang berasal dari adat setempat, misalnya penetapan bagian abli waris dengan cara musyawarah dan_pemberian harta-harta tertentu kepada ahli waris tertentu, semisal rumah, perabot-perabot rumah tanga, dan alat-alat dapur diperuntukkan kepada anak perempuan, Sedangkan alat-alat_ yang tampak “lebih berat” seperti perahu, peralatan pertanian, dan alat-alat pertukangan diserahkan kepada anak. laki-laki. 217 b) Harta Warisan Secara umum, harta di dalam adat Melayu dikelompokan kepada tiga bagian, yaitu harta soko, harta bawaan (bujang atau tepatan), dan arta bersama. Harta soko adalah harta harta yang diwarisi secara turun-temurun dari beberapa generasi. Harta bujang merupakan harta suami yang didapat sebelum menikah, sedangkan harta tepatan merupakan harga pihak perempuan yang didapat sebelum menikah. Kedua jenis harta ini didapat sebelum pernikahan atau ataupun pemberian dari orang tua sebelum menikah. Harta bujang tetap akan menjadi pemiliknya apabila terjadi_perceraian, sedan; terjadi kematian, maka harta akan dij oleh keluargaasal_yang_ berhubung: terdekat dengan yang meninggal. Sedangkan bersama merupakan harta yang didapat bersama-sama setelah menikah Harta soko di keturunan ibu berdasarkan pepatah adat pi iskan melalui suami dan isteri berbeda dengan perkongsian di masyarakat pada umumnya karena biasanya bersifat kekal terkait dengan tujuan perkawinan itu sendiri. Perkongsian antara suami dan isteri tidak hanya berkenaan dengan masalah_kebendaan, tetapi juga berkenaan dengan jiwa dan keturunan Suami isteri berpikir bagaimana_mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan kehidupan rumah tanga. Apa yang diperoleh tidak lain untuk kepentingan rumah tangga termasuk untuk kepentingan dan masa depan keturunan. dalam hukum adat, harta bersama n-bagian dari harta perkawinan, Harta nya dalam masyarakat adat_disebut Harta perkawinan pada umumnya itu dari nenek turun ke mamak, dari mamak turun|qidipisab taenjadi empat macam sebagai berikut: ke kemenakan. Pusaka yang turun bisa mengenai gelar pusaka ataupun mengenai harta soko misalnya gelar datuk. Apabila ia meninggal dunia, gelar tersebut akan turun kepada kemenakannya dan tidak sah jika gelar itu dipakai oleh anaknya sendiri, Demikian pula yang berupa sebidang tanah atau sebuah rumah yang diwarisi secara turun temurun dari dahulu sampai_ sekarang, Harta ini hanya boleh diambil manfaatnya dan tidak boleh diperjualbelikan. Harta ini hanya diwarisi oleh anggota persukuan dan sebahagian persukuan mempunyai harta soko, Harta bersama adalah harta kekayaan yang dihasilkan oleh suami isteri selama mereka diikat oleh tali perkawinan, atau dengan kata lain harta bersama itu adalah harta yang dihasilkan dengan jalan syarikat antara suami isteri sehingga terjadi percampuran harta yang satu dengan yang lain dan tidak dapat dibedakan lagi, Perkongsian antara 218 1. Harta yang diperoleh suami atau isteri sebagai warisan atau hibah dari kerabat_masing- masing dan dibawa ke dalam perkawinan, 2. Harta yang diperoleh suami atau isteri untuk diri sendiri serta ata jasa divi sendii sebelum perkawinan atau dalam masa perkawinan, 3. Hartayang dalam masa perkawinan diperoleh suami dan isteri sebagai milik bersama. 4. Harta yang dihadiahkan kepada suami dan istri bersama pada waktu pernikahan, Hukum adat juga mengatur pembagian harta bersama ketika perkawinan berakhir akibat kematian salah satu pihak atau akibat perceraian, Namun yangmenjadiarusutama dalam pembagian harta bersama adalah bahwa jika perceraian terjasi sebelum mempunyai anak, maka suami atau isteri mendapat separuh dari harta bersama. Jika perceraian terjadi setelah mempunyai anak, maka Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budays Melays Riss ‘ Batin Talang Mama. [Ft: InKelam] harta bersama tidak dibagi, tetapi sepenuhnya diperuntukkan kepada anak-anaknya Pelaksanaan pembagian warisan tergantung pada hubungan dan sikap para ahli waris pada saat pembagian. Pembagian warisan mungkin terjadi dalam suasana tanpa sengketa atau sebaliknya dalam suasana persengketaan di antara_ para ahli waris. Dalam suasana tanpa persengketaan, suasana persaudaraan dengan penuh kesepakatan, pelaksanaan pembagian waris dilakukan dengan cara musyawarah antarasesama ahli waris/ keluarga atau musyawarah antara sesama_ahli waris dengan disaksikan oleh seorang ulama. Sebaliknya, apabila persengketaan mengiringi yang pembagian, maka pelaksanaan pembagian dilakukan dengan cara musyawarah sesama abli waris dengan disaksikan oleh sesepuh suasana desa atau musyawarah sesama ahli waris dengan disaksikan penghulu adat, pemuka masyarakat, dan meminta bantuan ulama. Anak angkat tidak dipandang sebagai abl waris yang mempunyai hak penuh atas warisan orang tua angkatnya. Seorang anak angkat tetap merupakan abli wat Oleh karena itu, pengangkatan anak sama sckali dari orang tua kandungnya. tidak mémutuskan kedudukanya sebagai abli waris dart bfang tua kandungnya. Janda/duda berhak ‘mendapat ¥ dari harta bersama. Dalam hal harta besa tidak mencukupi, janda dapat menguasai hhaFtajasal suaminya sampai ia menikah lagi atau meninggal. Lazimnya, harta asal dikuasai oleh keluarga asal apabila tidak ada anak. Sedangkan kalau ada anak harta asal tersebut akan jatuh pada anak. Apabila suami membeli sesuatu barang atas nama si suami, maka barang tersebut akan jatuh pada anak, kalau barang tersebut dibeli atas nama isteri, maka barang tersebut akan jatuh pada janda Demikian pula harta asal kembali ke asalnya kalau tidak ada anak, sedangkan kalau ada anak harta asal tersebut akan jatuh kepada anak. Para abli waris bertanggung jawab untuk melunasi hutang-hutang pewaris. Pada. tahap pertama, hutang-hutang pewaris dilunasi dengan Oleh Karena itu, harta in dibagi_ setelah harta_peninggalannya. peninggalan pewaris baru al semua hutang-hutang tersebut dilunasi. Biaya penguburan merupakan salah satu hutang yang harus diutamakan pelunasannya, Apabila harta peninggalan pewaris tidak mencukupi untuk melunasi hutang-hutangnya, maka hibbah yang 219 telah diberikan ketika pewaris masih hidup dapat ditarik kembali_ untuk melunasi hutang-hutang tersebut. ©) Harta Warisan dalam Talang Mamak Harta-waris dalam masyarakat Talang Mamak dapat dikategorikan menjadi dua, yakni harta yang diperoleh secara bersama-sama sejak terjadi pernikahan dan harta yang diperoleh secara turun termurun atau harta warisan dari orang tua. Schingga, di dalam keluarga terdapat dua harta yaitu harta-waris yang berasal dari usaha bersama (suami-isteri) dan harta-waris yang. diperoleh isteri dari orang tuanya, Harta-waris, meliputi tanah-kebun, rumah, benda pusaka keris, parang), pakaian, pinggan atau pi dan alat-alat dapur lainnya Di dalam masyarakat Talang Mamak Yartas waris dan pewarisannya dapat digambarkan di ungkapan: Mati laki kerayat tinggal di bini bini kerayat tinggal di laki; Harta di hutan dibuka atau yang ditanami dengan palawija adalah milik keluarga. Akan tetapi, ketika orang yang berkedudukan sebagai orang tua dalam. sebuah keluarga meninggal, maka ladang tersebut, baik yangtelah ada tanaman kerasnya maupun palawija, menjadi milik (diwariskan) anak perempuan Jika anak perempuannya lebih dari_seorang, maka akan dibagi sama rata oleh saudara laki- Jaki ibu (paman). Jika ternyata sebuah keluarga tidak mempunyai anak perempuan, maka ladang tersebut akan diwariskan kepada anak perempuan aman dengan cara yang sama (sama rata). “Harta waris yang berupa rumah juga akan iskan kepada anak perempuan. Jika sebuah jarga tidak mempunyai anak perempuan, maka ”Sebagaimana harta-waris yang berupa ladang, jaftth ke tangan anak perempuan saudara ta waris yang berupa benda pusaka, Jembing, keris, sekin (parang), dan juga diwariskan kepada anak perempuan. diagi, harta di rumah tembilang ditempa, harta qi Meskipunl demikian, urusan penyimpanannya pembawa dibawa pulang Artinya, barang apa yang dibawa sebelum kawin boleh dibawa, sedangkan_ pencaharian berdua harus ditinggal. Untuk laki-laki yang ditinggal mati isterinya tanpa anak, maka hasil pencahariannya dikembalikan kepada _pihak perempuan. Bila dia mempunyai anak, maka harta pencahariannya akan jatuh kepada anak. Apabila anak masih kecil, dan atau tinggal serumah dengan bapaknya, maka harta dari pencahariannya boleh dikelola oleh bapaknya, sebaliknya kalau si anak tinggal di tempat paman, harta tersebut dikelola oleh pamannya, Namun setelah besar, harta itu dliserahkan kepada si anak. Tanah-kebun atau ladang yang_menjadi harta-waris adalah yang sudah ditanami dengan tanam-tanaman keras, seperti: karet, kopi, kelapa, sawit, nangka, durian, rambutan, pinang, dan Jangsat. Sedangkan, ladang yang masih baru 220 Buku Sam: diserahkan kepada anak laki-laki. Sebagai catatan, benda-benda yang termasuk dalam benda pusaka ini tidak boleh dibawa ke luar. Untuk itu, jika yang diserahi untuk menyimpannya pindah tempat (ke kampung lainnya), maka benda tersebut harus dititipkan kepada saudara laki-lakinya, Harta- waris yang berupa pakaian, piring, tikar, dan alat-alat dapur lainnya juga jatuh ke tangan anak perempuan dengan cara yang sama seperti harta- waris lainnya, Sistem yang — mengarah, ke perempuan ini diperkuat dengan sistem perkawinannya yang menggunakan adat semenda, yaitu adat yang sangat erat kaitannya dengan pola menetap setelah menikah. Dalam hal ini laki-laki akan tinggal di Kerabat isteri. Jadi, jika harta- waris jatuh ke tangan anak laki-laki, maka ketika laki-laki itu Kawin harta waris akan dibawa ke pihak isteri. Ungkapan yang berkaitan dengan ini pewarisan ciel Gia Beads houm bn dapat a adalah: Anak jantan disemendakan anak betina ditelikurkan (anak laki-laki akan berpindah ke pihak lain (atau juga merantau) sedangkan anak perempuan tidak kemana-mana). Di dalam sistem hukum waris masyarakat ‘Talang Mamak, anak laki-laki, dengan demikian, tidak mendapat apa-apa (warisan dari orang tuanya). Namun bukan berarti anak laki-laki lepas begitu saja dari harta waris yang diberikan kepada anak perempuan, Anak laki-laki boleh mengerjakan ladang yang diwariskan kepada saudara perempuannya untuk beberapa periode penanaman, ‘Tentunya dengan seizin saudara perempuan. diperjualbelikan, tetapi diusahakan_ pe adalah yang masih sekerabat, dengan syarat Jika itu terjadi, biasanya saudara laki-laki bertanggung jawab mengenai urusan jual Namun demikian, saudara lakiclaki_ tidak Bis ‘menentukan berapa bagian yang harus diperaleb Hal itu bergantung pada saudara perempuannya. 4.2.2 Perlembagaan Adat di Riau 4.2.2.1 Pebatinan: a. Sakai Batin Sakai menjadi pemimpin formal yang ‘mengatur dan mengemudikan masyarakat dengan asas adat. Batin menjadi pusat kehidupan dan mitos suku, sekaligus merangkap sebagai bomo. Pada sisi lain, bomo merupakan tokoh yang khas dalam Kehidupan masyarakat, yang memainkan peranan penting dalam hubungan dengan makhluk gaib, Pada bomo bertumpu alam pikiran animisme sehingga memainkan peranan_ yang besar dalam berbagai tradisi yang bersangkutan dengan alam atau makhluk halus. Komunitas Sakai diislamkan oleh tokoh tarckat Naksyahbandiyah Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan, dengan khalifahnya yang bernama Adat dan Adab Melaya Riau Ibrahim dan berlanjut hingga saat ini. Tokoh yang menjadi khalifah tetap bertumpu kepada ketokohan tradisional Sakai, yaitu batin, Sehingga, saat ini dikenal dua batin, yaitu batin yang juga Kholifah dan batin biasa yang hanya tokoh adat saja. Batin yang juga menjadi kholifah memiliki pengaruh lebih besar jika dibandingkan_batin bisa Kepala Desa kebanyakan adalah batin itu sendiri. Jika Kepala Desa berasal di luar dari batin, maka pengaruhnya terbatas pada administratif dengan pihak Iwar yang bersifat ‘mal administratif, Sehingga, saat ini dikenal Bigg’ 4 tokoh masyarakat Sakai, yaitu kholifah, , bomo atau dukun dan kepala desa. Khglifah mengambil dimensi_ pimpinan | kepentingan dan akhirat, i wibawa dan pengaruh jauh lebih tinggi tokoh masyarakat lainnya. Kholifah i/mudah merangkap sebagai batin, kepala an juga mampu memainkan peranan sebagai dunia adukuni iBatin telah menumpukan fungsinya sebagai pengemudi hidup dalam hubungan sosial antar warga suku dengan memakai sistem nilai adat. Kepala desa mengambil bagian dalam urusan administratif desa, yang bethubungan dengan seluk-beluk program pemerintah serta urusan Keluar pesukuan. Sementara dukun atau bomo mengambil bagian dalam tradisi, pembaca tanda- tanda alam atau penghubung dengan_makhluk halus. Mengambil bagian yang Khas dalam pengobatan dan berbagai upacara tradisional, Tabel 3.2 Lapisan Sosial Masyarakat Sakai ES EY EY Duan poco = 221 Suku Sakai terbagi di dalam Perbatian Lima dan Perbatian Salapan (delapan). Kisah Perbatian Lima bermula dari Kerajaan Gasib, perpindahan mereka disebabkan Karena Gasib diserang oleh Acch. Sedangkan Sakai Perbatian Delapan diriwayatkan berasal dari Semenanjung Malaka. Kedatangan mereka dalam jumlah sekitar 100 orang lelaki dan perempuan mendarat di Kunto Darussalam, Kampar dan membuat kampung Bonai. Sebagian dari mereka pindah lagi ke Mandau, Di Mandau mereka mendiami aliran Sungai Sakai, yang kemudian menjadi istilah penyebutan Suku Sakai, Pada saat Kerajaan Siak berdiri komunitas ini menjadi bagian dari ra kerajaan Siak. Walaupun berada dalam Kerajaan Siak, persoalan tanah ulayat dan istiadat tidak dicampuri oleh Sultan Siak. Sedangkan pebatinan salapan, mengalil kesetiaan kepada “ajo Siak” karena raja ‘menuntut begitu banyak anak gadis untuk dil Pada awal abad ke-20, kelompok orang ashi menjalani proses Islamisasi yang digerakkan oleh kerajaan. Para batin di keyakinan Islam. Sultan Siak juga _mencoba mentransformasikan_praktik-praktik perkawinan dan pewarisan di wilayahnya, Banyak orang di Kerajaannya, termasuk orang wilayah Mandau hulu menganggap pewarisan dalam satu bentuk atau yang lain melalui garis perempuan (adat kemenakan). Selain itu, adat perkawinan di wilayah Mandau hulu jauh dari apa yang dianggap erkawinan bagi orang Melayu muslim 1n-kebijakan sultan mendorong pewarisan i garis keturunan laki-laki, pembayaran kawin untuk perkawinan, dan peran ayah vali perkawinan puterinya. Prinsip- i lebih mengacu pada praktik-praktik menanjung Malaya dibandingkan dengan aktik yang dijalankan di Sumatera ita_untuk_menerima masa lalu, orang Sakai membangun ke istana. Meski bergabung dengan Sultan\Siak{a;rumah-tumah mereka dengan jarak tertentu satu sultan tidak dapat_membujuk kelompok batin selapan_ untuk keluar dari hutan-hutan. Para batin dari pebatinan-pebatinan ini berunding dengan pejabat Kerajaan agar mereka dibiarkan tak terusik di dalam hutan, Namun demikian, dengan mengalihkan pebatinan- pebatinan ini juga membawa serta wilayah mereka ke dalam kerajaan Siak dan memecahnya dari Rokan. Pada tahun 1907, pemerintah kolonial Belanda menandatangani sebuah perjanjian yang ‘mengakui wilayah ini sebagai milik Siak. Sumbangan orang Sakai kepada ekonomi kerajaan adalah melalui perdagangan serahan. Hal ini merupakan sebuah jaringan perdagangan yang ‘memberikan orang-orang di wilayah-wilayah hulu dan pedalaman basis Komoditas seperti garam, parang, dan besi, sarung dan kain serta barang- Jainnya untuk dipertukarkan kesetiaan, barang. konsums dengan hasil hutan, 22 sama lain, seperti manik-manik yang tersebar di hamparan ladang. Sekarang, mereka seperti manik-manik yang dirangkai dengan tali, ramah- rumah Sakai berjajar di sepanjang jalan-jalan yang ada. Di sekeliling deretan rumah-rumah ini terdapat hamparan rig-rig minyak, perkebunan dan pemukiman-pemukiman pendatang. Kepenghuluan-kepenghuluan orang Sakai yang tergolong dalam Perbatinan Lima meliputi Kampung Minas, Kampung Penaso, Kampung Beringin Sakai, dan Kampung ‘Tengganau, Sedangkan perbatinan —salapan tempat-tempat pemukiman baru, yaitu Kampung Petani, Sebanga/Duri Km.13, Air Jamban Duri, Pinggir, Semunai, Syam-syam, Kandis, dan Balaimakam. Perbatinan Delapan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Perbatinan Induk-Pucuk; yang, meliputiperbatinan-perbatinan Petani, Jamban Dur, Pinggit, dan Semunai; (2) Perbatinan bermukim, Bake Sataber Pepuigan Gira Pandidthes Be deyn Melayn Raw Anak; yang meliputi Sembanga/Duri_ Km.13, Balaimakam, Kandis, dan Syam-syam. Perbatinan. Induk-Pucuk memperoleh kedudukan_tersebut karena masing-masing mempunyai barang-barang. pusaka yang dianggap sakti. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Perbatinan Petani mempunyai tombak yang dapat terbang, bernama bintang berayun. Member isyarat bila ada malapetaka akan menimpa kehidupan masyarakat. 2. Perbatinan Air Jamban Duri mempunyai rotan bercabang yang dinamakan tanah sikupang. Membawa kesaktian dan warga ‘masyarakat terbatas dari malapeta 3. Perbatinan Pinggir mempunyai_ Panjang yang sakti, Rambut ini “d adalah rambut seorang hulubalang yang, yang bernama Jemperi. Rambut tersebut melindungi warga masyarakat ini dari ‘malapetaka. 4, Perbatinan Semunai _mempunyai berpayung. Batu ini membawa rezeki dan kemakmuran. warga masyarakatnya. Perbatinan pada Zaman Pemerintahan Kerajaan Siak Para Batin Orang Sakai (baik Perbatinan Lima maupun Perbatinan Delapan) memperoleh surat pengangkatan menjadi Batin dari Raja (Sultan) Siak. Dua buah kelompok perbatinan tersebut masing-masing diperlakukan sebagai sebuah satuan administrasi kekuasaan yang jelas wilayah kekuasaan masing-masing, Pemerintahan Kerajaan Siak menarik pajak dan upeti dari perbatinan-perbatinan tersebut. Pajak dan upeti yang ditarik berupa berbagai hasil hutan dan juga anak-anak gadis. Pajak-pajak tersebut dalam, wilayah Perbatinan Lima diserahkan kepada Raja melalui tangan Penghulu (Kepala Desa) Mandau; sedangkan pajak-pajak dari Adat dan Adab Melaya Riau Perbatinan Delapan diserahkan melalui tangan Penghulu Petani. Adapun gadis-gadis orang Sakai diserahkan di Balai Pungut, tempat para bangsawan beristirahat (Balai = rumah/tempat, dan Pungut = memungut/memilih untuk diam! Seorang Batin memperoleh bagian kira-Kira 10 % dari pajak-pajak yang telah dikumpulkan dan diserahkan kepada raja tersebut. Semula Balai Pungut hanya berupa sebuah tempat dengan beberapa rumah yang dihuni olch Orang Melayu yang menjadi pegawai Kerajaan Siak. Tempat ini digunakan sebagai tempat peristirahatan kel Raja Siak. Pada mulanya daerah ini k dalam wilayah Perbatinan Tengganau. hubungan — mengangkat saudara kedudukannya sama fey: sebuah Juan (desa) yang setaraf kedudukannya bertuah ydalamlavengan. (dlengganau. Menurut para informan, Kepala Desa Pungut pada waktu itu berfungsi sebagai mata-mata. dalam sistem keamanan wilayah kehidupan Orang Sakai Pengangkatan seorang Batin dalam zaman Kerajaan Siak selalu dilakukan dengan melalui suatu upacara penobatan yang diikuti dengan pesta makan minum selama tujuh hari tujuh malam, Di samping Batin, Raja Siak juga mengangkat seorang ‘wakil Batin yang diberi nama ‘Tongkek. Upacara penobatan Tongkek lebih sederhana daripada upacara penobatan Batin. ‘Tugas seorang Tongkek adalah_membantu pekerjaan-pekerjaan Batin, Khususunya dalam kegiatan pengumpulan pajak, dan dalam keadaan Batin berhalangan mewakili Batin dalam tugas-tugasnya. Tugas seorang Batin dalam zaman Kerajaan Siak, yang kemudian juga dilanjutkan dalam masa pemerintah jajahan Belanda. Di samping-mengumpulkan pajak juga menjaga ketertibab Kehidupan di 223 pemukiman (menjaga jangan sampai_ terjadi pencurian, perbuatan maksiat, dan perkelahian), dan menyelesaikan atau mendamaikan kon{lik- konflik yang terjadi Karena penipuan, pencurian, dan perbuatan-perbuatan maksiat (perzinahan). Seorang Batin dapat menjatuhkan hukuman denda kepada warga masyarakat yang dipimpinya yang kedapatan bersalah Karena merugikan wargamasyarakatnya, Sedangkan hukuman badan ataupun pengadilan karena yang bersangkutan melakukan pembunuhan tidak dapat diputuskan oleh seorang Batin. Dalam hal terjadinya pembunuhan maka si pembunuh diserahkan kepada punggawa keraj Pungut, dan dalam zaman Belanda di kepada Opas atau Polisi sesama Perbatinan Zaman Penjajahan Belanda dan J Masyarakat Sakai tinggal di tempat- pemukiman yang terletak di daerah pedal dan selalu. menjauhkan diri dari _kehide merasakan kekuasaan dan kewibawaan Kerajaan Siak, dan ini pun dilakukan melalui para Batin orang Sakai. Dalam hal-hal khusus, yaitu bila terjadi peristiva pembunuhan, barulah opas atau polisi, yang merupakan alat kekuasaan pemerintah Belanda menangani masalah ini sampai ke daerah- daerah pedalaman tempat tinggal orang Sakai Selama zaman pendudukan Jepang kehidupan cdulikan oleh orang Jepang. Mereka dibiarkan menjalani cara hidup mereka sebagaimana sebelumnya, dan bahkan mereka terbebes dari kewajiban membayar pajak ataupun +} Wajib, walaupun wilayah tempat kehidupan eka dijadikan tempat _kegiatan-kegiatan jalan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya, Mereka melihat kekejaman Jepang tethadap para pekerja wajib yang didatangkan dari Jawa. Sebagian romusha ini dapat melarikan diroi dari jan romusha tersebut Mereka ditolong {i makan dan disembunyikan oleh orang- bermasyarakat_ yang lebih luas, maka \mereka qiorang SaKai yang ada setempat. Diantara mereka tidak pernah atau jarang mempunyai hubungan Jangsung dengan orang belanda atau kekuasaan pemerintah jajahan Belanda yang ada di riau. Walaupun kegiatan pencaharian dan pengeboran minyak telah dilakukan di wilayah Kecamatan Mandau sejak sebelum Perang Dunia II tetapi kontak-kontak langsung dengan orang-orang asing (Belanda khususnya) hampir tidak pernah terjadi, Menurut keterangan beberapa orang Sakai yang telah lanjut usia, mereka selalu menghindari orang asing baik orang Belanda maupun orang Melayu karena takut dan malu. Kekuasaan pemerintah penjajahan Belanda di Riau, sama halnya dengan di daerah-daerah Jainnya di Indonesia, dimantapkan dengan ‘menggunakan kekuasaan dari penguasa-penguasa traditional setempat. Di Mandau dan sekitarnya adalah dengan melelui kekuasaan Raja Siak: Schingga, orang Sakai hanya mengetahui dan 224 yang ditolong ini kemudian hidup bersama dengan dan menjadi warga masyarakat orang Sakai yang menolongnya dan kawin dengan anita orang Sakai setempat. Di Muara Busung ada dua orang Sakai yang menyatakan bahwa ayah mereka adalah romusha yang melarikan diri dan kawin dengan ibu mereka orang Sakai. Di PKMT Sialang Rimbun juga ada dua orang warganya yang berayahkan seorang pelarian romusha. Perbatinan pada zaman Kemerdekaan Republik Indonesia Pada zaman pemerintah Belanda dan Jepang nasib orang Sakai tidak pernah diperhatikan, maka dalam zaman pemerintahan Republik Indonesia kehidupan dan nasib orang Sakai, sama dengan nasib_ kelompok-kelompok masyarakat terasing lainnya, diperhatikan oleh _pemerintah Indonesia dan diusahakan untuk diperbaiki dan ditingkatkan taraf dan nasib kehidupannya. Bake Sataber Pepuigan Gira Pandidthes Be deyn Melayn Raw Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia di Riau sejak sekarang ini tethadap orang Sakai adalah menjadikan mereka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, dengan cara memasyarakatkan mereka dan membebaskan mercka dari keterasingan atau isolasi. Usaha-usaha tersebut dimulai pada tahun 1954, yang dilakukan melalui sebuah wadah kegiatan yang dinamakan “Civilisatie Masyarakat erasing” dengan kegiatan-kegiatan_melakukan inventarisasi jumlah penduduk dengan cara-cara hidup mereka. Pada tahun 1963, sebagai hasil lebih lanjut dari Civilisatie tersebut, didirikan Pos PMT (Pemukiman Masyarakat Terasin Basung didivikan di hutan yang telah di Bangunan yang pertama dibangun adalal dan dua buah rumah untukpetugas lapangan tahun 1964 mulai dibangun perumahan penduduk orang Sakai yang akan dimukit Rumah yang dibangun sebanyak 70 buah dan bersamaan dengan itu para petugas lapan mulai_ mendatangi yang tinggal di ladang-ladang mereka, dalam kelompok-kelompok kecil 2 atau 3 rumah, di tepi- tepi sungai sekitar Muara Basung dalam radius 17 Kilometer. Ketika pada tahun 1965 perumahan untuk pemukiman tersebut selesai dibangun, dan penduduk di sekitar Muara Basung secara mental sudah siap untuk masuk ke pemukiman, mereka memasuki pemukiman dan tinggal di pemukiman tersebut sampai dengan permulaan tahun 1970, Jumlah yang tercatat masuk dan tinggal di PMT tersebut pada tahun 1965 ada 68 keluarga. Masing- ‘masing keluarga tersebut menerima tanah garapan seluass 32 (80 meter persegi).. Selama satu tahun mereka diberi bekal hidup secara cuma-cuma oleh pemerintah, berupa bahan-bahan makanan pokok, pakaian, dan peralatan dapur. Mereka juga diberi alat- alat pertanian sederhana (pacul dan parang oleh pemerintah), diberi pinjaman bibit padi untuk Adat dan Adab Melays Ria bertanam padi di ladang, dan bibit-bibit lainnya yang diperlukan, Pemerintah juga menyediakan pelayanan Kesehatan secara cuma-cuma, dan juga sebuah pesawat televisi (dengan tenaga beterei) yang dapat dinikmati bersama pada petang hari, Mereka diberi tambahan pendidikan dan pengetahuan keterampilan dalam pertanian, dan dalam hidup bermasyarakat secara bergotong royong dan saling menghormati (antara lain diajari berpakaian yang benar di muka umum), ‘Tetapi yang terpenting diantara semua ini adalah pendidikan sekolah yang diselenggarakan olch(Departemen Sosial dan kemudian oleh men Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak tahun 1963 di Muara Busung telah f didirikan, sebuah sekolah, namanya_persiapan la Sékolah“Dasar, yang terdiri atas sebuah ruang Sebenarnya sekolah inilah yang telah ber utama daya tarik orang Sakai mukim di Pos PMT Muara basung, yaitu rumah-rumah penduduk] akarénaimndreka menginginkan anak-anak mereka dapat bersekolah dan maju. Mereka mau tinggal di PMT’ Muara Basung untuk dapat berdekatan dengan tempat bersekolah anak-anak mereka. Pada tahun 1967 ruang Kelas yang hanya sebuah itu roboh, Robohnya ruang Kelas ini berkebetulan dengan keinginan Departemen Sosial ddan para warga setempat untuk memperbesar dan memperbanyak ruang kelas karena jumlah murid bertambah banyak, yaitu ada 65 orang yang secara berpadatan duduk di ruang kelas secara bergiliran pagi dan sore. Segera dibangun sekolah darurat baru yang selesai dibangun pada tahun 1968, ruang kelasnya ada 4 buah. Baru pada tahun 1982 sckolah ini menjadi SD 6 tahun yang dikelola olch Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jumlah murid pada tahun 1968 ada 94 orang, dan 5 orang diantaranya dinyatakan tamat sekolah. Pada tahun 1969 jumlah ada 114 orang, dan pada tahun 1970 jumlah mutid ini menurun menjadi hanya 48 225 orang karena sebagian murid-murid tersebut ikut orang tuanya kembali ke hutan. Murid-murid yang tinggal adalah anak-anak dari keturunan orang Melayu, para pendatang asal Minagkabau, Batak, Jawa, dan anak-anak dari keluarga orang Sakai yang tetap tinggal di Muara basung. Nama Pemukiman Masyarakat Terasing (PMT) pada tahun 1976 diganti namanya menjadi Pembinaan Kesejahteraan Masyarakat “Terasing (PKMT). — Kelompok-kelompok — masyarakat terasing orang Sakai yang telah dimukimkan dan dibina adalah di PKMT Buluh Kasap (1977), PKMT Sialang Rimbun (1979), PKMT Kandis (1980). Dalam zaman pemerintahan’, kelompok-kelompok orang Sakai yang tidak mau dimuki Indonesia, tinggal di tempat-tempat pilihan mereka m4s masing. Tetapi oleh pemerintah mereka ini administratif diatur dan ditata_kehidupan schingga mereka merasakan adanya kekuas Dalam kegiatan-kegiatan para kepala desa yang dalam wilayahnya terdapat orang Sakai, tercakup juga kegiatan-kegiatan_ penerangan politik dan pemilihan umum yang ditujukan pada kelompok-kelompok orang Sakai yang semula buta politik nasional. Dalam pemilihan umum yang telah dilakukan orang sakai selalu memilih Golkar. Secara Ideologi dengan demikian pada masa sekarang ini orang sakai tidak lagi terisolasi dari masyarakat luas Indonesia, tetapi secra sosial dan ‘ekonomi masih berada dalam keadaan terbelakang atau terasing. Pembinaan kesejahteraan hidup yang an oleh pemerintah Indonesia melalui { tidak selamanya berhasil. Taraf hidup ska sebagian terbesar masih terbelakang, n oleh seorang patih yang dipandang urunan Datuk Pertapih Nan Scbatang lianggap sebagai perancang adat orang dan kewibawaan pemerintah dan secaralangowog{ayFalang Mamak. Tetapi sat ini, path kehilangan atau tidak langsung mereka menyadari bahwa mereka adalah wargamasyarakat yang. lebih Juas yaitu warga masyarakat dan warga negara Indonesia Pembangunan ynag dilaksanakan_secara besar-besaran oleh pemerintah dalam zaman Orde Baru ini telah juga ikut dinikmati oleh orang Sakai, baik yang telah dimukimkan dan dibina di PKMT maupun yang hidup mengelompok dalam kelompok — masyarakat kecil, yaitu berupa fasilitas-fasilitas jalan raya, pengangkutan umum kendaraan bermotor yang relatif murah dan mudab, ha dan berbagai komoditas lainya yang dapat mereka beli di warung-warung dan pasar-pasar setempat, pelayanan Kesehatan, dan pelayanan sosial yang diperlukan. Kegiatan-kegiatan_pemerintahan setempat di Riau telah menyebabkan oarng sakai juga menjadi terbuka pikirannya mengenai politik. satuan-satuan il industri, 226 Buku Sam: kedudukan dan yang memainkan peranan adalah batin yang berkedudukan di setiap talang (yang diperlakukan sebagai desa) karena diberi kedudukan sebagai kepala desa Batin berkuasa dan__memimpin sehari- hari ialah batin dengan segala_pembantunya. Sementara patih hanya dipandang sebagai lambang pimpinan lembaga adat yang tertinggi Hal ini (Inilah akibat menyamaratakan struktur ngeri atau desa di mana-mana di Indonesia, sehingga struktur suatu negeri, talang atau dusun, yang kemudian dijadikan sebagai desa, bisa kehilangan kemampuannya yang tradisional. Padahal peranan patih sebenarnya jauh lebih besar dalam kekuasaan adat serta kepemimpinan sosial dalam masyarakat Talang Mamak. Tidak mustahil, posisi batin yang kemudian lebih dominan dari patih akan menyebabkan patih tersingkir dari kepemimpinan masyarakat, schingga pemegang ciel Gia Beads houm bn dapat a tali teraju adat yang pernah sebagai tokoh sentral itu, akan terkikis oleh perjalanan sejarah), Hanya bomo atau dukun yang tetap bertahan dalam bidangnya. Tokoh ini walaupun tidak kelihatan kekuasaannya secara_ formal, namun tetap memegang peranan yang khas, seperti dalam upacara turun ke ladang, menyemah tanah peladangan, tanah perumahan dan pengobatan. Selama dukun masih diterima oleh masyarakat Talang Mamak, niscaya kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan roh-roh masih akan tetap bertahan, sebab tokoh inilah yang mengamalkan kepercayaan serupa itu. Kekuasaan Batin ‘Tiap perkampungan suku Talang M mempunyai perangkat (pemerintahan), terdiri dari Batin (Penghulu), Mangku Pemangku, Munti, Penghulu Muda dan ¢ tua-tua. Kekuasaan Batin selain berfungsi s penjabat menjalankan pemeri Monti merupakan tangan kanan yang mengawasi terlaksananya hukum adat dan hukum yang berlaku dan merupakan penghubung dengan orang banyak. Hal ini berarti, bahwa Munti merupakan mata rantai antara orang banyak dengan pihak atasan, Penghulu muda, adalah kepala kaum dari kampung yang menetap di suatu perkampungan, yang lama-lama kemudian jumlahnya bertambah besat: Dan orang-orang tua, adalah penasehat dan merupakan orang kepercayaan dari Batin yang dapat _menentukan keputusan dari suatu sidang fasyarakat Talang Mamak pernah tersustin ssyarakat sebagai berikut : a) Sultgn Kerajaan Inderagiri, mengatur dan \mefielihara hukum dalam kerajaannya, i dengan undang-undang yang telah anya , merupakan menteri khusus yang ygatur Suku Talang Mamak. Patih hakim yang memutuskan sesuatu. perkara’yang|ainriamengatur masyarakat Talang Mamak dengan terjadi di lingkungan perkampungannya. Namun perkara yang dapat diadilinya, terbatas pada perkara kecil, yang dapat dijatuhi denda dengan seekor kambing atau ayam dua ekor, beras atau cemas tiga tahil yang dapat dibayarkan dengan seperduanya. Setiap keputusan perkara yang diambil oleh sidang, harus atas kesepakatan antara Batin, Munti, Mangku dan orang-orang tua sebagai penasehat Namun perkara yang lebih tinggi yang tidak dapat diputuskan oleh Batin, disampaikan kepada Tuk Patih atau Datuk Perpatih. Di kalangan_suku ‘Talang Mamak, terkenal pula “mahkamah kecil dan mahkamah besar”. Mahkamah kecil adalah mahkamah yang diadili oleh Batin sementara mahkamah besar oleh Tuk Patih atau Datuk Perpatih. Bila ada sidang mahkamah besar, harus pula dihadiri oleh Batin yang berada dibawah kekuasaan Tuk Patih/ Datuk Perpatih. Adat dan Adab Melaya Riau ketentuan adatnya. Pihak kerajaan tidak mencam-puri kekuasaan patih itu. Tiap talang atau kesatuan masyarakat Talang Mamak dipimpin lagi oleh batin. ©) Batin merupakan pelaksana_pemerintahan adat dalam tiap talang atau negeri. Untuk melaksanakan adat, batin dibantu oleh : 4d) Monti, yang mengatur dan-menyelesaikan berbagai masalah adat dalam masyarakat serta memimpin upacara adat. ©) Dubalang — membantu atin dalam. menjalankan sanksiatau dendaadat, bagaikan semacam kepolisian dan kebijaksanaan. {) Pengulu merupakan jabatan adat yang terendah, yang langsung _ bersentuhan dengan warga Talang Mamak. Dia menerima pengaduan dan menjalankan keputusan adat yang ditetapkan oleh batin dan mont. ) Dukun atau bomo yang khusus mengambil 227

Anda mungkin juga menyukai