LP Ca Mamae
LP Ca Mamae
1. Definisi
Tumor lebih besar dari 50 mm (T3) dan hanya terdapat di payudara (N0) ; tidak ti
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara masih belum
jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan familial.
5. Riwayat kesehatan
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan alat
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen.
7. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8. Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x sehari), obesitas,
trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.
3. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan
normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar
ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-
sel normal.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke
4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
Penigkatan kadar progesterone genetik usia virus alcohol radiasi defisiensi imun
Jejas
jaringan
Mempengaruhi faktor pertumbuhan
Kemampuan
sel untuk
menghancurkan
dan
Gangguan proliferasi menghambat
Gangguan proliferasi
jar. Epitel sistem proliferasi sel
dengan derajat otonom
duktal
tertentu
Hyperplasia sel dg
MK: Kurang pengetahuan perkembangan atipikal
Melepaskan
Carsinoma in situ diri dari sel
Ca.primer
Masuk ke
sirkulasi
Benjolan (+) Distorsi lig Mempengaruhi jar. non Invasi pembuluh hematoggen
Invasi stoma
pd mammae cooper neoplastik utk meningkatkan limfe menyekat
RX radang (pd suplai makanan O2&merangsang drainase limfatik
Ca inflamasi) Lekukan pada proliferasi di sekitar sel Ca
Mengejar jar. yg peka Benjolan pecah Metastasis
kulit (dimpling) Kulit
sensasi nyeri, spt Hipermetabolisme
Histamin, bercawak
perioteum/pleksu syaraf ulserasi Pleura Liver
bradikinin
Deposit utk lemak
5. Klasifikasi
Kanker Payudara Berdasarkan WHO Histological Klassification of breast
tumor, kanker payudara di klasifikasikan sebagai berikut: 1) Kanker Payudara Non-
Invasif Kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus
(kelenjar yang memproduksi susu) dan putting payudara}. Dalam bahasa
kedokteran disebut ‘ductal carcinoma in situ’ (DCIS), yang mana kanker belum
menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu (Nugroho, 2011). 2) Kanker
Payudara Invasif Sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta
menyerang lemak dan jaringan konektif payudara di sekitarnya. Kanker dapat
bersifat invasive (menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatik) ke simpul limfe
atau organ lain dalam tubuh (Shadin, 2012)
7. Manifestasi klinis
Manifestasi awal berupa munculnya benjolan pada jaringan payudara.,
penebalan yang berbeda dari jaringan payudara lainnya, ukuran satu payudara
menjadi lebih besar atau lebih rendah dari payudara lainnya, perubahan posisi atau
bentuk puting susu, lekukan pada kulit payudara, perubahan pada putting (seperti
adanya retraksi, sekresi cairan yang tidak biasa, ruam di sekitar area putting), rasa
sakit yang konstan di bagian payudara atau ketiak, dan pembengkakan di bawah
ketiak (Jemal, 2017). Pada tipe ca mammae inflammatory, gejala yang dapat
muncul berupa rasa gatal, nyeri, bengkak, putting payudara terbenam (nipple
inversion), kulit di sekitar payudara terasa hangat dan kemerahan, serta tekstur kulit
jeruk pada kulit yang disebut peaud'orange (Kabel & Baali, 2015).
Tipe lain yaitu Paget’s Disease adalah jenis lain dari ca mammae yang
biasanya timbul disertai gejala kemerahan, perubahan warna, atau pengelupasan
ringan pada kulit puting, kesemutan, gatal, peningkatan sensitivitas, nyeri terbakar
dan keluarnya cairan dari puting (Kabel & Baali, 2015). Tipe lain ialah tumor
phyllodes yang diklasifikasikan berdasarkan penampakkan mikroskop
memunculkan manifestasi berupa benjolan keras non-kanker yang dapat bergerak,
yang terbentuk di dalam stroma payudara dan mengandung kelenjar serta jaringan
stroma. Tumor phyllodes diklasifikasikan berdasarkan penampakkan mereka di
bawah mikroskop sebagai benigna atau maligna (Kabel & Baali, 2015). Terkadang
kanker payudara dapat muncul sebagai penyakit metastasis. Tipe ca mammae
metastasis memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung pada organ yang terkena
metastasis tersebut. Organ-organ yang umumnya terkena metastasis ca mammae
ialah tulang, hati, paru-paru dan otak. 16 Gejalanya tergantung pada lokasi
metastasis, selain itu disertai dengan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, demam, menggigil, nyeri tulang, sakit kuning atau gejala neurologis.
8. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada
paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
9. Diagnosis
Untuk mendiagnosis kondisi, dokter akan terlebih dulu menanyakan gejala yang
dialami, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, dan gaya hidup pasien. Setelah itu,
dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada kedua payudara dan kelenjar getah
bening di ketiak, untuk mengetahui ada tidaknya benjolan atau kelainan lain.
Diagnosis banding kanker payudara adalah tumor jinak payudara atau kelainan
payudara lainnya:
Tumor Jinak Payudara
Tumor jinak payudara dapat berupa fibroadenoma, tumor phylloides, atau kista
payudara.
Peradangan
Peradangan pada payudara, misalnya mastitis atau abses payudara, dapat menjadi
diagnosis banding kanker payudara.
Penyakit Payudara Lainnya
Penyakit payudara lain yang dapat menjadi diagnosis banding kanker payudara
meliputi nekrosis lemak, abses payudara, papilloma intraduktal, ektasia duktal.
10. Penatalaksanaan
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam
yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan Mulai dari lumpektomi (pengangkatan
penyinaran) jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh
jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe
di lateral otot pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian
jaringan aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor
dan minor di bawahnya, seluruh isi
Mastektomi total dengan diseksi aksila aksila
rendah
Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Sama seperti masektomi radikal
ditambah kelenjar limfe mamaria interna
Mastektomi radikal
Pen
goba
tan
Mastektomi radikal yang diperluas
Non Pembedahan (paliatif)
Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe
regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut, pada metastase tulang,
metastase kelenjar limfe, aksila,
kekambuhan tumor local atau regional
setelah mastektomi
Kemoterapi
Kanker yang telah menyebar, memakai
estrogen, androgen, progesterone, anti
estrogen, ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama ada benjolan pada payudara dan lain-lain keluhan serta sejak
kapan riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan)
faktor etiologi/risiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone
antara lain esterogen dan progesterone, maka sebaiknya pemerikasaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi
± 1 minggu dari akhir menstruasi.
e. Inspeksi
- Simetri mammae kanan-kiri
- Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, peaue d’orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain. Inspeksi ini
juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat
apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah
bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
f. Palpasi
1) Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas, dan operabilitas.
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase nudus (regional) atau organ jauh
5) Stadium kanker (sistem TNM UIIC, 1987)
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiologis
a) Mammografi/USG mammae
b) X-foto thorax
c) Kalau perlu
(1) Galktografi
(2) Tulang-tulang
(3) USG abdomen
(4) Bone scan
(5) CT scan
2) Pemeriksaan laboratorium
a) Rutin, darah lengkap, urine
b) Gula darah puasa dan 2 jam pp
c) Enzyme alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) Hormon reseptor ER, PR
f) Aktivitas estrogen/vaginal smear
3) Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor
b) Cairan kista dan pleura effusion
c) Secret putting susu
4) Pemeriksaan sitologis/patologis
a) Durante oprasi vries coupe
b) Pasca operasi dari specimen operasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Cemas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status
sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan
dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
terapi kanker.
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
d. Gangguan nutrisi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan hipermetabolik
(iritasi lambung, anoreksia)
e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan
3. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
terapi kanker.
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan pengalaman klien a. Data-data mengenal
keperawatan selama 4x24 jam sebelumnya terhadap penyakit mengenai pengalaman klien
diharapkan cemas berkurang. yang dideritanya. sebelumnya akan
NOC : b. Berikan informasi tentang memberikan dasar untuk
Anxiety prognosis secara akurat. penyuluhan dan menghindari
control c. Beri kesempatan klien untuk adanya duplikasi.
Coping mengeksplorasi perasaannya. Beri b. Pemberian informasi dapat
Kriteria Hasil : informasi dengan emosi wajar membantu klien dalam
Klien mampu dan ekspresi yang sesuai. memahami proses
mengidentifikasi dan d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan penyakitnya.
mengungkapkan gejala efek samping. Bantu klien c. Dapat menurunkan
cemas mempersiapkan diri dalam kecemasan klien.
Mengidentifikasi, pengobatan. d. Membantu klien dalam
mengungkapkan dan e. Catat koping yang tidak efektif, memmahami kebutuhan
menunjukkan tehnik untuk seperti kurang interaksi sosial, untuk pengobatan dan efek
mengontol cemas ketidakberdayaan, dll. sampingnya.
Vital sign dalam batas f. Anjurkan untuk mengembankan e. Mengetahui dan menggali
normal interaksi dan support system. pola kopinh klien.
Postur tubuh, ekspresi g. Berikan lingkungan yang aman f. Agar klien memperoleh
wajah, bahasa tubuh dan dan nyaman. dukungan dari orang
tingkat aktivitas h. Pertahankan kontak klien, bicara terdekat/keluarga.
menunjukkan dan sentuhan yang wajar. g. Memberikan kesempatan
berkurangnya kecemasan pada klien untuk
berfikir/merenung/istirahat.
h. KLien mendapatkan
kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa dia benar-
benar ditolong.
5. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi, deficit
imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan asuhan Airway Management a. Membuka jalan nafas
keperawatan diharapkan tidak Buka jalan nafas, guanakan b. Memperlancar jalan nafas
terjadi kerusakan integritas teknik chin lift atau jaw thrust c. Memberikan oksigen untuk
NOC : bila perlu otak yang adekuat
- Respiratory status : Posisikan pasien untuk d. Mengetahui adanya kelainan
Ventilation memaksimalkan ventilasi bunyi nafas
- Respiratory status : Identifikasi pasien perlunya e. Mempertahankan jalan nafas
Airway patency pemasangan alat jalan nafas yang adekuat
- Vital sign Status buatan f. Memperlebar jalan nafas
Kriteria Hasil : Pasang mayo bila perlu
- Mendemonstrasikan batuk Lakukan fisioterapi dada jika
efektif dan suara nafas perlu
yang bersih, tidak ada Keluarkan sekret dengan batuk
sianosis dan dyspneu atau suction
(mampu mengeluarkan Auskultasi suara nafas, catat
sputum, mampu bernafas adanya suara tambahan
dengan mudah, tidak ada Lakukan suction pada mayo
pursed lips) Berikan bronkodilator bila perlu
- Menunjukkan jalan nafas Berikan pelembab udara Kassa
yang paten (klien tidak basah NaCl Lembab
merasa tercekik, irama Atur intake untuk cairan
nafas, frekuensi mengoptimalkan keseimbangan.
pernafasan dalam rentang Monitor respirasi dan status O2
normal, tidak ada suara
nafas abnormal) Terapi Oksigen
- Tanda Tanda vital dalam Bersihkan mulut, hidung dan
rentang normal (tekanan secret trakea
darah, nadi, pernafasan) Pertahankan jalan nafas yang
paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
3. Implementasi
Adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi dengan
pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah
kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan
4. Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat dalam rencana keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth
Volume 3. Jakarta: EGC.
NANDA. 2013. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. Philadelphia.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Tucker, S.M,. 1998. Standar Perawatan Pasien Volume I. Jakarta: EGC