Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala nikmat dan
karunianya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran IPA. Terima
kasih saya ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran IPA bapak
Mochammad Yasir, S.Pd, M.Pd atas bimbingan dan arahan dalam membuat makalah ini.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada kedua orang tua atas dukungannya
dalam pembuatan makalah ini. Juga kepada teman-teman kelompok yang telah bersama-
sama menyelesaikan makalah ini dengan baik. Besar harapan saya kepada pembaca saran
dan kritik yang membangun karena makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 4
2.1 Pengertian IPA ............................................................................................. 4
2.2 Hakikat IPA ................................................................................................. 5
2.3 Karakteristik Materi IPA.............................................................................. 7
2.4 Karakteristik Pembelajaran IPA...………………………………………...10
2.5 Cara Mengajar Pada IPA ............................................................................. 11
2.6 Uraian Analisis Setiap Jenis Cara Mengajar Pada IPA ............................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Proses belajar merupakan jalan yang baru ditempuh oleh seseorang (pelajar)
untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui tetapi belum
menyeluruh tentang suatu hal. Dalam proses belajar tentunya seorang peserta
didik membutuhkan pendidik (guru). Karena guru merupakan seseorang yang
berperan penting dalam proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajaran
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. Salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Sebagian besar proses pembelajaran di
dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal, mengingat
dan menimbun materi tanpa adanya pemahaman yang dikaitkan dengan
permasalahan sehari-sehari. Hal inilah yang menyebabkan siswa cenderung pasif
yang hanya menerima materi pembelajaran, sehingga dapat berpengaruh pada
hasil belajar siswa dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Proses
pembelajaran tidak lepas dari peran penting seorang guru karena guru merupakan
komponen yang paling penting dalam proses pembelajaran. Sebab keberhasilan
pelaksanaan proses pembelajaran sangatlah tergantung pada guru.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian IPA menurut Trowbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan
representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama yaitu “the extant body of
scientific knowledge, the values of science and the method and procecces of science” yang
artinya sains merupakan produk dan proses, serta mengandung nilai-nilai. IPA adalah hasil
interpretasi tentang dunia kealaman yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis
dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.
IPA sebagai proses / metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-
langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh produk-produk IPA, misalnya observasi,
pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan data, bereksperimen dan prediksi.
IPA harus diajarkan dengan pembelajaran yang memungkinkan siswa mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya dan dapat membangun sendiri konsepnya. Dasar dari pembelajaran
tersebut adalah pembelajaran konstruktivisme. Pendidikan sains mempunyai tiga unsur penting:
pengetahuan, proses, dan sikap. Sains membantu mengerti gejala alam, hukum-hukum alam dan
teori yang mendasarinya. Inilah aspek pengetahuan dari pendidikan sains. Kedua, pendidikan
sains membantu untuk memahami dan menjalani proses atau ketrampilan dan cara kerja sains
serta memberi pengertian bagaimana seorang ilmuwan melakukan percobaan dan mengambil
keputusan. Ketiga, pendidikan sains membantu memiliki dan mengembangkan sikap belajar
sains seperti sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dalam menyelesaikan
persoalan yang sulit, dan bekerjasama dengan orang lain secara terbuka.
Trianto (2014: 136-137) mendefinisikan IPA adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut
sikap ilmiah.
4
Usman Samatowa (2011: 3) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya IPA.
Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi IPA atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Carin & Sund
(1989: 4) mengemukakan bahwa, “Science is the system of knowing about the universe
through data collected by observation and controlled experimentation. As data are
collected, theories are advanced to explain and account for what has been observed”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang sistematika dan dapat
mengembangkan pemahaman serta penerapan konsep untuk dijadikan sebuah produk.
Dalam hal ini diharapkan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik dapat mampu
melakukan kerja ilmiah yang diiringi sikap ilmiah maka akan diperoleh berupa fakta,
konsep, hukum, dan teori.
Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapat sesuatu dari alam
sekitarnya. Mereka telah mampu membedakan mana hewan atau tumbuhan yang dapat
dimakan. Mereka mulai menggunakan alat untuk memperoleh makanan, mengenal api
untuk memasak. Semuanya itu menandakan bahwa mereka telah memeperoleh
pengetahuan dari pengalaman.
5
Mereka juga telah mempergunakan pengamatan, juga abstraksi. Mulai dari
pengamatan kepada objek-objek yang ada di sekitarnya, kemudian yang lebih jauh lagi
seperti bulan, bintang, matahari, yang mengakibatkan pengetahuan mereka bertambah
luas. Dorongan ingin tahu yang telah ada sejak kodratnya dan penemuan adanya sifat
keteraturan di alam mempercepat bertambahnya pengetahuan, dan dari sinilah
perkembangan sains dimulai.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sains bermula timbul dari rasa
ingin tahu manusia, dari rasa keingintahuan tersebut membuat manusiaselalu mengamati
terhadap gejala-gejala alam yang ada dan mencoba memahaminya.Sejak peradaban
manusia, orang telah berusaha untuk mendapat sesuatu darialam sekitarnya. Mereka telah
mampu membedakan mana hewan atau tumbuhanyang dapat dimakan. Mereka mulai
menggunakan alat untuk memperoleh makanan,mengenal api untuk memasak.
Semuanya itu menandakan bahwa mereka telahmemeperoleh pengetahuan dari
pengalaman.
Pada hakikatnya IPA dibagun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dansikap
ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dansebagai
prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untukmenyempurnakan
pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuanbaru. Sebagai produk
diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yangdiajarkan dalam sekolah atau
luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur
6
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yangdipakai untuk mengetahui sesuatu (riset
pada umumnya) yang lazim disebut metodeilmiah (scientific method).
IPA atau sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari sendiri tentang alam sekitar, serta dapat menjadi pengembangan lebih
lanjut. IPA merupakan suatu proses penemuan, oleh karena itu pembelajaran IPA di
sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari sendiri tentang
alam sekitar, serta dapat menjadi pengembangan lebih lanjut.
Dalam hakitatnya IPA dibagi menjadi bagian, yaitu IPA Sebagai Produk. IPA
sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad,
yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang
berupa fakta yaitu dari kegiatan empirik (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep,
prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. IPA sebagai proses adalah
strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal
tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan
suatu masalah yang ada di lingkungan. Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-
temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan
ilmiah. IPA sebagai sikap ilmiah. Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara
kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang
ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang
diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Pada hakikatnya IPA juga dijadikan
sebagai aplikasi yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
7
A.N. Whitehead (M.T Zen) dalam Sumaji (1998: 29) berpendapat bahwa sains
dibentuk karena pertemuan dua orde pengetahuan. Orde pertama didasarkan pada hasil
observasi terhadap gejala/fakta dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia
mengenai alam semesta. IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar (Trianto, 201: 153). IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar ingin
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan
rahasia yang tak ada habis-habisnya. Pemberian mata pelajaran IPA atau pendidikan IPA
bertujuan agar siswa memahami/menguasai konsepIlmu Pengetahuan Alam ( IPA )
merupakan bagian dari Sains. IPA mempelajari tentang alam semesta, baik yang dapat
diamati dengan indera maupun yang tidak diamati dengan indera. Menurut Wahyana
dalam Trianto (2011: 136) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
A.N. Whitehead (M.T Zen) dalam Sumaji (1998: 29) berpendapat bahwa sains
dibentuk karena pertemuan dua orde pengetahuan. Orde pertama didasarkan pada hasil
observasi terhadap gejala/fakta dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia
mengenai alam semesta.
IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Trianto, 201: 153).
IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar ingin meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habis-
habisnya. Pemberian mata pelajaran IPA atau pendidikan IPA bertujuan agar siswa
memahami/menguasai konsepkonsep IPA dan saling keterkaitannya, serta mampu
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,
sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Penciptanya.
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia.
IPA merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen,
penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dengan demikian, IPA
membangkitkan minat manusia agar ingin meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya
tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habisnya (Sumaji,
1998:)
8
Kurikulum IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep
dan proses sains. Pemahaman ini bermanfaat bagi siswa agar dapat menanggapi: i) isu
lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika; ii) menilai secara
kritis perkembangan dalam bidang sains dan teknologi serta dampaknya; iii) memberi
sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan teknologi; dan iv) memilih
karir yang tepat. Oleh karena itu, kurikulum IPA lebih menekankan agar siswa menjadi
pebelajar aktif dan luwes (Depdiknas, 2006: 3)IPA berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
9
2.4 Karakteristik Pembelajaran pada IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk
menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga
kemampuan dalam IPA, yaitu (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2)
kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji
tindak lanjut eksperimen, serya (3) dikembangkannya sikap ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alama (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum Ilmu Pengetahuan (IPA), meliputi bidang kajian energi dan
perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan
sifatnya yang sebenarnya yang sangat berperan dalam membantu pesertaIlmu
Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui
pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan
suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar, sertaprospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupansehari-hari.
Secara umum Ilmu Pengetahuan (IPA), meliputi bidang kajian energi dan
perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan
sifatnya yang sebenarnya yang sangat berperan dalam membantu pesertadidik untuk
memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakanpengetahuan ilmiah,
yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melaluimetode ilmiah, dengan
ciri: objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif. Merujuk pada pengertian IPA
itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPAmeliputi empat unsur utama, yaitu
pertama, sikap: rasa ingin tahu tentang benda,fenomena alam, makhluk hidup, serta
10
hubungan sebab akibat yang menimbulkanmasalah baru yang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar; IPA bersifat openended; kedua, proses: prosedur pemecahan
masalah melalui metode ilmiah; metodeilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan,evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan; ketiga, produk: berupa fakta prinsip, teori dan hukum; dan keempat,
aplikasi: penerapan metode ilmiah dankonsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Ke
empat unsur itu merupakan siri IPAyang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan
satu sama lain
Salah satu wawasan yang perlu dimiliki guru adalah tentang menggunakan metode
pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran yang diajarkan agar peserta didik dengan
mudah dalam menguasai materi pelajaran yang disampaikan.
Maka dari itu guru dituntut lebih kreatif dalam menguasai metode pembelajaran yang
berfungsi untuk memahami karakteristik peserta didik.Proses pembelajaran tidak lepas
dari peran penting seorang guru karena guru merupakan komponen yang paling penting
dalam proses pembelajaran. Sebab keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran
sangatlah tergantung pada guru.
Dalam proses pembelajaran guru sebagai seorang pendidik sangat berperan penting.
Yaitu guru harus mampu memilih metode yang sesuai dengan keadaan, situasi, kondisi,
11
baik peserta didik maupun materi yang akan disampaikan. Salah satunya kegiatan
pembelajaran agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesionl,
memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar, seorang
guru harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana
proses belajar itu terjadi, serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga tugas-
tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan
tujuan yang telah diharapkan. Salah satu wawasan yang perlu dimiliki guru adalah
tentang menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran yang
diajarkan agar peserta didik dengan mudah dalam menguasai materi pelajaran yang
disampaikan.
Maka dari itu guru dituntut lebih kreatif dalam menguasai metode pembelajaran yang
berfungsi untuk memahami karakteristik peserta didik.Jika metode pembelajaran tidak
dikuasai, maka penyampaian materi menjadi kurang maksimal. Menurut Nana Sunjaya,
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
2.6 Uraian Analisis Dari Setiap Jenis Cara Mengajar Pada IPA
a. Strategi Inquiry
Strategi inquiry merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri dan dilakukan secara maksimal (Trianto, 2010). Inquiry merupakan
strategi yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen
sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
membandingkan apa yang ditemukannya, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban
sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain yang
ditemukan oleh peserta didik lainnya. Peserta didik memiliki potensi untuk unik dan
berbeda. Perbedaan peserta didik terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi
(pengandaian) dan hasil karyanya. Metode yang bisa kita gunakan pada strategi ini ialah
metode pemberian tugas, metode drill eksperimen, metode pemecahan masalah.
b. Strategi Ekspositoris
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menitikberatkan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada peserta
didik dengan tujuan supaya peserta didik dapat memahami dan menguasai materi
pembelajaran secara optimal. Strategi ini juga disebut strategi pembelajaran langsung.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan ekspositori cenderung berpusat kepada
pendidik. Pendidik aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara
terperinci tentang materi pembelajaran. Dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan ekspositori cenderung berpusat kepada pendidik. Pendidik aktif
memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi
pembelajaran. Dalam pembelajaran agama islam strategi ini merupakan strategi klasik
yang sering digunakan oleh para pengajar Islam. Dan metode yang tepat dan efisien
dalam sterategi ini ialah metode ceramah dimana metode ceramah merupakan metode
yang mengedepankan transfer of knowledge atau penyampaian pengetahuan.
13
c. Strategi Contextual Teaching and Learning
Learning (CTL) Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
Strategi pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan
dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan
merasakan pentingnya belajar, dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam
terhadap apa yang dipelajarinya (E Mulyasa, 2005). Contextual Teaching and Learning
yang umumnya disebut dengan pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses
pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam
memahami bahan ajar secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks
kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi
maupun kultural.Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke
permasalahan lainnya (Nanang dan Cucu Suhana Hanafiah, 2009)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang sistematika dan
dapat mengembangkan pemahaman serta penerapan konsep untuk dijadikan
sebuah produk. Dalam hal ini diharapkan dengan kemampuan yang dimiliki
peserta didik dapat mampu melakukan kerja ilmiah yang diiringi sikap ilmiah maka
akan diperoleh berupa fakta, konsep, hukum, dan teori.
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai
fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori
maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan manusia.
c. Karakteristik materi Ilmu Pengetahuan alam (IPA) adalah bersifat sains, objek
dapat di buktikan secara nyata, ilmu pengetahuan yang di kembangkan
menggunakan akal yang logis, bersifat empiris, dan sistematis.
d. Karakteristik pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai
pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen,
pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
gejala yang dapat dipercaya.
e. Metode pembelajaran pada IPA merupakan suatu bagian terpenting dalam proses
pembelajaran. Metode yang dapat dilakukan dalam pembeljaran ini seperti
demontrasi, inquiry, diskusi, pbm, dan discovery.
f. Dari Uraian diatas beberapa jenis cara mengajar pada IPA antara lain strategi
Inquiry yang dapat membangun kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Strategi ekspositoris
supaya peserta didik dapat memahami dan menguasai materi pembelajaran secara
optimal. Strategi Contextual Teaching and Learning memahami bahan ajar secara
bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata.
15
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P., & Gunarto, H. (2013). Model dan metode
pembelajaran. Semarang: Unissula. 1 (2). Diakses melalui
http://cyber.unissula.ac.id
17