Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN 1

PENGUKURAN LINIER

1. Tujuan

1. Menentukan panjang, ketebalan dan diameter benda dengan jangka sorong ( caliper
gauge),
2. Menentukan ketebalan kawat, balok, benda persegi ( plate) dengan mikrometer dan
3. Menentukan massa jenis ( ρ ) benda.
2. Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah


1. Gelas Ukur 20 mm 1 buah
2. Mikrometer sekrup 1 buah
3. Jangka Sorong 1 buah
4. Neraca Ohaus 1 buah

3. Dasar Teori

Jika seseorang ingin mengukur panjang suatu daerah, maka berarti dia mengukur
jarak antara dua titik yang membatasi daerah tersebut. Untuk mengetahui nilainya, orang
tersebut harus membandingkannya dengan alat ukur panjang yang dilengkapi satuan
panjang dan kemudian melakukan penaksiran. Satuan panjang internasional yang telah
ditetapkan adalah 1 meter sama dengan 1.650.763.,73 kali panjang gelombang cahaya
merah jingga spectrum emisi gas krypton. Luas dan volume benda dapat diturunkan dari
ukuran panjang diatas.

Jangka Sorong (Caliper gauge)


Alat ini mempunyai dua skala , yaitu skala utama dengan ketelitian 1 mm dan skala
nonius dengan ketelitian (1/20 mm). Alat ini dapat digunakan untuk mengukur bagian
luar/dalam dan kedalaman tabung. Benda yang diukur diletakkan pada rahang bawah atau
atas (lihat Gambar 1.1). Jika kedua rahang dikatupkan, kedua skala menunjukan titik nol.

Mikrometer Skrup
Alat ini mempunyai dua skala, yaitu skala utama ( scole barrel dan skala nonius
Micrometer collor) dengan ketelitian masing-masing sebesar 0,5 mm dan 0,01 mm. Gambar
1.2 dibawah ini merupakan gambar micrometer skrup dengan bagian-bagiannya.

Neraca Ohaus
Neraca Ohauss  terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan
gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 1


Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g. Benda yang akan ditimbang diletakkan di atas
piringan. Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat dibaca
pada skala neraca.
Fungsi Neraca Ohaus

         Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram

Gambar 1.1. Jangka Sorong

Gambar 1.2. Mikrometer sekrup

Gambar 1.3. Neraca Ohaus

4. Langkah Percobaan
A. Pengukuran dengan Jangka Sorong dan Mikrometer Skrup

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 2


1. Periksalah ketepatan titik nol dari jangka sorong. Letakkan benda pada rahang
bahwah alat. Jika mengukur bagian luar benda (tabung), letakkan benda(balok atau
silinder atau benda pipih) pada rahang bawah dan letakan benda pada rahang atas
untuk mengukur bagian dalam benda.
2. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan nonius. Lakukan pengukuran di tiga
tempat yang berbeda pada benda yang sama dan isi Tabel 1.1.
3. Letakkan benda (kawat, balok) pada rahang mikrometer skrup. Putar pelan-pelan
skrup alat sehingga berbunyi “klik”.
4. Baca hasil pengukuran pada kedua skala yang tersedia pada alat. Lakukan
pengukuran ditiga tempat yang berbeda pada benda yang sama dan isilah Tabel
1.1.

B. Untuk menentukan massa jenis ( ) benda, tembaga, besi, kayu dan batu bata ( brick),
alumunium.
1. Timbanglah massa benda yang hendak ditentukan massa jenisnya dengan neraca.
2. Masukkan air kedalam gelas ukur, catat volume air pada saat itu ( V0). Kemudian
masukkan benda yang hendak dikur massa jenis nya kedalam gelas ukur dan
tentukan volumenya pada saat itu (V1), massa benda diperoleh dari:
Vb = V1 –V0
Isilah Tabel 1.2 dengan harga-harga yang diperoleh dengan satuan yang tepat.
m
ρ=
3. Hitunglah massa jenis () benda yang diukur dengan persamaan: V
4. Bandingkan massa jenis yang diukur dengan massa jenis pada tabel utuk bahan
yang sama

C. Penggunaan Teori ralat


1. Hitung penyimpangan untuk setiap hasil pengukuran dengan menentukan Ralat

Mutlak ( Δx ) , Ralat Nisbi ( ΔI ) dan Keseksamaan (K)


2. Hasil pengukuran harus ditunjukkan dengan ketentuan di atas.

V. Tugas pendahuluan

1. Jelaskan mengapa setiap melakukan pengukuran berulang diharuskan untuk


menentukan kesalahan pengukuran (teori ralat)
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Kerapatan/massa jenis benda (density)
b. Berat spesifik (spesific gravity)

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 3


PERCOBAAN 2
AYUNAN SEDERHANA
I. Tujuan :
Mengukur percepatan gravitasi bumi menggunakan ayunan

II. Dasar Teori:


Ayunan sederhana (simple pendulum) merupakan model yang disempurnakan,
terdiri dari sebuah massa titik yang ditahan oleh benang kaku dengan massa yang daibaikan.
Jika massa titik ditarik ke salah satu sisi dari posisi kesetimbangannya dan dilepaskan,
massa tersebut akan berosilasi di sekitar posisi kesetimbangannya.
Lintasan dari massa titik tidak berupa garis lurus, akan tetapi berupa busur dari
suatu lingkaran dengan jari -jari L yang sama dengan panjangnya tali (Gambar 1). Kita
menggunakan x sebagai koordinat kita yang diukur sepanjang busur. Jika geraknya
merupakan harmonik sederhana, gaya pemulihnya harus berbanding lurus dengan x atau
(karena x = Lθ) dengan θ.
Pada Gambar, gaya pemulih F adalah
komponen tangensial dari gaya total :
θ F = mg sin θ (1)
Gaya pemulih diberikan oleh
T gravitasi. Tegangan tali T hanya
L bekerja untuk membuat massa
titik bergerak dalam busur. Jika
m sudut θ kecil, sin θ sangat dekat
dengan θ dalam radian. Dengan
θ pendekatan semacam ini, maka
mg sin θ
persamaan (1) menjadi :
mg cos θ mg
F= x
mg L (2)
Gambar 1 Pendulum Sederhana

L
Dengan periodenya :
T =2 π
√ g (3)
Medan gravitasi merupakan daerah yang masih mendapat pengaruh gravitasi.
Gaya gravitasi bumi yang bekerja pada berada dalam medan gravitasi bumi dapat
menimbulkan percepatan gravitasi bumi.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 4


Gaya yang bekerja pada suatu benda di permukaan bumi sama dengan berat
benda tersebut, sesuai dengan hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa “gaya
gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding
lurus dengan massa tiap-tiap benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua benda”. Arah gaya gravitasi selalu sejajar dengan garis hubung kedua benda dan
membentuk pasangan gaya aksi-reaksi.

III. Alat dan Bahan:


1. Statif
2. Photocell unit
3. Electronic Counter
4. Mistar 100 cm
5. Tali benang 200 cm
6. Anak timbangan 100 gram, 200 gram, 500 gram.

IV. Gambar Rangkaian

V. Langkah Percobaan

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 5


1. Gantungkan pada statif, anak timbangan 100 gram dengan tali benang sepanjang
120 cm.
2. Ayunkan anak timbangkan itu dengan sudut simpangan yang kecil (kira-kira 10 0)
3. Ukurlah waktu untuk 1 kali ayunan penuh dan catat hasilnya dalam tabel data.
4. Ulangi kegiatan 1, 2, dan 3 untuk anak timbangan massa tetap panjang tali berbeda:
100 cm, 75 cm, 50 cm, dan 25 cm.

VI. Permasalahan:
1. Dari data pengamatan, buatlah grafik hubungan T 2 terhadap l.
2. Tentukan besarnya nilai percepatan gravitasi g dari data pengamatan.
3. Hitunglah percepatan gravitasi rata-rata.
4. Apabila massa anak timbangan diganti dengan massa yang lain, apakah akan
berpengaruh dalam perhitungan percepatan gravitasi? Jelaskan.

VII. Tugas Pendahuluan:


Cari artikel yang berhubungan dengan judul praktikum yang akan dilakukan

VIII. Kesimpulan:
Tuliskan kesimpulan apa saja yang dapat diperoleh dari percobaan kelompokmu.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 6


PERCOBAAN 3
MODULUS ELASTISITAS

I. Tujuan
Menentukan Modulus Elastisitas zat padat dengan cara pelenturan.

II. Alat dan bahan

N Alat/Bahan Jumlah
o
1. Kawat 1
penggantung
2. Beban 200 gr
3. Mistar berskala 1
4. Bilah bambu 3 jenis
5. Garis kawat 1
6. Tumpuan 2
7. Meja 1

III. Dasar Teori

Bilah bambu D diletakkan pada tumpuan dengan menggantung beban A di tengah-


tengah tumpuan (Gambar 5.1). Bila diberikan beban B sebesar m gram maka bilah bambu akan
melentur sejauh y. Besar pelenturan ini dapat dibaca pada mistar berskala C dengan bantuan
garis kawat G.

T
D
A

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 7


M
L
Gambar 5.1. Percobaan Modulus elastisitas bilah bambu

Hubungan antara beban dengan pelenturan diberikan oleh persamaan


mL3 mL 3
y= =
48 εI 4 ε bh 3 (5.1)
dimana:
L = panjang bilah bambu antara kedua tumpuan
ε = Modulus elastisitas
I = Momen inersia bilah bambu terhadap penampang panjang melalui garis normal.
B = lebar bilah bambu
H = Tebal bilah bambu
Besar modulus elastisitas E dapat ditentukan dengan menentukan tangen arah dari grafik y
terhadap m.

IV. Langkah Percobaan


1. Ukur lebar dan tebal bilah bambu (masing-masing 3 kali) pada tempat yang berbeda.
2. Buatlah panjang bilah bambu 100 cm dan tempatkan pada tumpuan.
3. Tempatkan mistar berskala di belakang garis kawat dan bacalah skala pada keadaan
beban nol.
4. Tambahkan beban satu persatu dan baca kedudukan garis kawat pada setiap
penambahan beban, sampai beban tertentu (sesuai petunjuk asisten).
5. Kurangi beban satu persatu dan baca kedudukan dan garis kawat pada setiap
pengurangan beban.
6. Lakukan berikutnya dengan bilah bambu yang lain.
7. Catat data pengamatan pada Tabel 5.1

Tabel 5.1. Data pengamatan modulus elastisitas


Pembacaan
Massa beban (kg) Penguranga Pelenturan rata-rata
Penambahan
n
0 a a a
1 2
200 b1 b2 b
400 c1 c2 c
600 d1 d2 d
800 e1 e2 e
1000 f1 f2 f
1200 g1 g2 g

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 8


dst

V. Tugas Pendahuluan
1. Tuliskan dimensi momen inersia dari rumus di atas.
2. Apakah definisi dari modulus elastisitas
3. Apakah bedanya modulus elastisitas dengan modulus Young. Tuliskan satuan-
satuannya dan jelaskan.
4. Bila bilah bambu yang dipakai mempunyai panjang l dan diameter d, turunkan
persamaannya.
VI. Tugas Laporan

1. Hitunglah ε dari ketiga buah bilah bambu beserta kesesatannya.


2. Buatlah grafik y terhadap m untuk masing-masing bilah bambu dan hitunglah ε
berdasarkan grafik tersebut.
3. Bandingkan hasil ε dari VI.1 dengan VI.2 dalam persentase kesalahan.
4. Jelaskan dari hasil perhitungan VI.1 dan VI.2, cara mana yang paling baik?
5. Dari ketiga bilah bambu tersebut, mana yang paling baik? Jelaskan!
6. Buatlah kesimpulan dan sumber-sumber kesalahan yang tibmul pada percobaan ini.
Catatan: Grafik harus digambar pada kertas millimeter.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 9


PERCOBAAN 4
KOEFISIEN GESEKAN STATIS DAN KINETIS

IV. Tujuan
Menentukan koefisien gesekan statis dan kinetis suatu benda terhadap benda lain.

V. Alat dan bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1. Papan luncur 1
2. Balok kayu 1
3. Tali dan katrol 1
4. Seperangkat anak 1 set
timbangan
5. Busur derajat dan penggaris 1

III. Dasar Teori


1. Koefisien Gesekan Statis
Beban yang digantungkan melalui suatu katrol akan mengakibatkan adanya tegangan T
pada tali (Gambar 6.1). Besar tegangan ini merupakan gaya yang menarik balok (massa tali
diabaikan). Benda yang berada di atas papan akan mengalami gaya gesekan fs yang arahnya
berlawanan dengan arah gerakan benda.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 10


Gambar 3.1. Benda balok bergerak di atas permukaan meja

Pada saat balok tepat akan meluncur, besar gaya gesekan fs. Balok mengerjakan gaya
tekan pada permukaan bidang papan, akibatnya permukaan papan melakukan gaya reaksi (gaya
normal N) yang besarnya sama dengan gaya tekan oleh balok tetapi arahnya berlawanan.
Perbandingan besarnya gaya gesekan statis fs maksimum dengan gaya normal N disebut
koefisien gesekan statis µs dari permukaan suatu bidang atau
f s =μ s N (3.1)

2. Koefisien gesekan kinetis


Jika benda diletakkan di atas permukaan bidang miring, benda akan meluncur dengan
percepatan tertentu (Gambar 4.2). Benda akan meluncur bila gaya W Sinθ lebih besar dari
gaya gesekan fs. Pada saat meluncur
W Sinθ=f s (3.2)
sedangkan gaya normal N besarnya adalah
N=W Cos θ (3.3)

Gambar 3.2. Benda meluncur di atas permukaan yang miring

Pada Gambar 4.3 terlihat bahwa balok akan meluncur ke atas bila gaya F lebih besar dari
W sin θ+f s sedangkan gaya normal N=W cosθ .

Gambar 3.3. Benda meluncur ke arah atas bidang miring.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 11


IV. Langkah Percobaan
A. Koefisien Gesekan Statis
1. Letakkan papan peluncur pada posisi horizontal seperti Gambar 3.1a. Gunakan
waterpass.
2. Pasang katrol pada salah satu ujung papan.
3. Timbanglah massa balok
m0 kemudian ikatkan balok dengan tali

4. Letakkan balok tersebut di atas bidang papan luncur.


5. Beri beban m1 pada tali. Beban merupakan gaya yang bekerja pada balok. Catat
hasil pengamatan pada Tabel 6.1b.
'
6. Tambahkan massa beban m1 pada m1 secara bertahap sampai balok tepat
pada saat meluncur (lakukan 10 kali).
'
7. Letakkan anak batu timbangan dengan massa m0 di atas balok. Massa anak
batu timbangan ini merupakan massa tambahan pada balok.
8. Atur kembali beban yang tergantung di bawah katrol sampai balok mulai meluncur
(lakukan 10 kali). Catat hasil pengamatan pada Tabel 3.2.

B. Koefisien Gesekan Kinetis


1. Timbanglah massa balok 0 m dan letakkan balok di atas bidang papan
peluncur yang miring (Gambar 3.3).
2. Beri beban m1 pada tali. Beban merupakan gaya yang bekerja pada balok.
'
3. Tambahkan massa beban m1 pada m1 secara bertahap sampai balok
tepat meluncur. Amati dengan teliti gerakan balok dan ukur waktu lamanya balok
meluncur di atas bidang miring (lakukan 10 kali).
4. Tentukan juga panjang bidang miring yangdilalui oleh balok daan ulangi
percobaan lima kali dengan mengubah kemiringan papan.
5. Catat semua data pengamatan pada Tabel 3.2.

V. Tugas Pendahuluan
Cari artikel yang berhubungan dengan judul praktikum yang akan dilakukan

VI. Tugas Laporan


A. Koefisien gesekan statis
7. Plotlah grafik hubungan antara gaya tegangan pada tali T dengan gaya normal N.
8. Tentukan koefisien gesekan statis dari grafik.
B. Koefisien gesekan dinamis
1. Plotlah grafik hubungan antara gaya penggerak F dengan gaya normal N.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 12


2. Tentukan koefisien gesekan kinetis dari grafik.

Catatan: Grafik harus digambar pada kertas millimeter.

PERCOBAAN 5
TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR

I. Tujuan
Menentukan koefisien tegangan permukaan zat cair ().

II. Alat dan bahan


III.
No Alat/Bahan Jumlah
1 Pipa kapiler 1 buah
2 Tabung beaker 1 buah
3 Loupe 1 buah
4 Jangka sorong 1 buah
5 Aquades secukupnya
6 Alkohol secukupnya
7 Gliserin secukupnya

IV. Dasar Teori

Pada Gambar 7.1 ditunjukkan bahwa zat cair naik setinggi h dalam tabung pipa kapiler
dengan jari-jari r. Ujung tabung yang terbuka mengalami tekanan atmospher. Gaya yang
menahan zat cair merupakan komponen tegangan permukaan arah vertikal yang besarnya
Fcos c. Jika permukaan kontak besarnya 2 r, gaya tegangan permukaan menjadi 2 rcos  c.
Karena zat cair berada dalam kesetimbangan statis, maka
2
γ 2 πr cosθc =ρ( πr )hg
ρ rgh
γ=
2 cosθc (8.1)
dimana :

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 13


 = koefisien tegangan permukaan zat cair (N/m).
 = massa jenis zat cair (kg/m3).
r = jari-jari tabung pipa kapiler (m).
g = percepatan grafitasi bumi (9,8 m/s 2 ).
 c = sudut kontak (untuk zat cair dengan kaca harganya,  c = 00)

h
Keterangan Gambar:
1. Pipa kapiler
3 2. Tabung beaker
2 3. Zat cair (Aquades, alkohol, dan
gliserin).

Gambar 7.1. Tegangan Permukaan Air

V. Langkah Percobaan

1. Ukur diameter tabung pipa kapiler yang digunakan dengan jangka sorong.
2. Celupkan tegak lurus tabung pipa kapiler ke alam zat cair yang telah disediakan dalam
tabung beaker. Tunggu beberapa menit hingga zat cair naik dalam pipa kapiler.
3. Ukurlah tinggi (h) zat cair yang naik dalam pipa dan gunakan loope untuk melihat
permukaan zat cair.
4. Lakukan percobaan beberapa kali dengan terlebih dahulu mengeluarkan zat cair yang
tersisa dalam tabung pipa kapiler. Catat hasil pengamatan anda pada Tabel 8.1
5. Dengan jenis zat cair yang sama, lakukan percobaan dengan pipa kapiler yang berbeda
diameternya.
6. Lakukan langkah 1 hingga 5 untuk zat cair yang berbeda.
7. Tentukan massa jenis setiap zat cair yang digunakan (  = m/V). Untuk memperoleh
massa jenis zat cair yang digunakan, timbanglah massa zat cair dan tentukan volume
zat cair yang digunakan.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 14


Analisa Data

1. Hitung harga rata-rata untuk setiap jenis zat cair dengan mencantumkan sesatannya.
2. Jelaskan penyebab kenaikan zat cair di dalam tabung pipa kapiler dan mengapa enaikan
tersebut tidak sama untuk setiap zat cair.
3. Buktikan persamaan :
1 r
γ= ρ rg(h+ )
2 3 (8.2)

VI. Tugas Pendahuluan

Cari artikel yang berhubungan dengan judul praktikum yang akan dilakukan

VII. Tugas Percobaan

1. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 0,5 mm. Pipa sebagian dimasukkan dalam air ( 
= 7,27 x 10-2 N/m).
a. Berapa kenaikan air dalam pipa tersebut jika sudut kontaknya dianggap 0 0?
b. Hitung sudut kontak untuk air, jika air naik setinggi 1 cm!
2. Jelaskan secara teoritis dengan rinci bagaimana proses kenaikan air dalam pipa
kapiler.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 15


PERCOBAAN 7
KALORIMETER

I. Tujuan
Menentukan kalor lebur es dan kalor penguapan air.

II. Alat dan Bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung kalorimeter + pengaduk 1 buah
2 Termometer 1 buah
3 Gelas ukur 1 buah
4 Neraca 1 buah
5 Stopwatch 1 buah
6 Es dan kertas Secukupnya

III. Dasar Teori


Azas Black menyatakan jika dalam suatu sistem terdapat bagian-bagian yang berbeda
suhunya, maka bagian yang temperaturnya lebih tinggi akan memberikan kalor kepada bagian
yang temperaturnya lebih rendah, hingga tercapai kesetimbangan. Dalam percobaan ini bila
kalorimeter diisi air (suhu t1) kemudian dicampurkan dengan air yang lebih panas (suhu t2),
setelah tercapai keadaan setimbang, maka :
m 1 c a ( t a −t 1 ) +C ( t a−t 1 )=m 2 c a ( t 2 −t a )
(7.1)
dimana :
m1 = massa air pada temperatur t1.
m2 = massa air pada temperatur t2.
ca = kalor jenis air
t1 = temperatur awal yang lebih dingin

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 16


t2 = temperature awal yang lebih panas
ta = temperatur akhir.
C = kapasitas panas kalorimeter.
Kalor lebur suatu zat padat adalah jumlah kalor per satuan massa yang diberikan pada zat
padat tersebut pada titik leburnya yang dapat menyebabkan zat padat itu berubah wujud. Pada
suatu kalorimeter yang berisi air (suhu tk) kemudian ditambahkan es yang sedang mencair (0 oC),
maka setelah tercapai keseimbangan akan berlaku:
m es L+ mes c air ( t a−0 )=m air c air ( t k−t a ) +m k c k ( t k−t a )
(7.2)
dengan :
mes = massa es mair = massa air
L = kalor lebur t k = temperatur air dalam kalorimeter mula-mula.
ck = kalor jenis kalorimeter
IV. Langkah Percobaan

A. 1. Isilah kalorimeter dengan m1 gram air, catatlah temperatur dalam kalorimeter ( t1 ).


2. Kemudian tambahkanlah m2 gram air ke dalam kalorimeter yang temperaturnya
diukur dalam gelas ukur (t2 ) dimana t2 > t1.
3. Setelah tercapai kesetimbangan catatlah temperatur akhir campuran kedua air
tersebut (ta.). Catat semua data pengamatan pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1. Data pengamatan percobaan IV.A.


m1 (gram) m2 (gram) t1. (C) t2 (C) ta. (C)

B. 1. Isilah m1 gram air panas kedalam kalorimeter, catatlah temperatur dalam kalorimeter
(t k).
2. Tambahkan m2 gram es kedalam kalorimeter berisi air panas. Setelah setimbang
catat temperatur (ta). Catat semua data pengamatan pada Tabel 7.2

Tabel 7.2. Data pengamatan percobaan IV.B.


mair (gram) mes (gram) t air ta

C. 1. Timbanglah kalorimeter kosong atau tabung dalamnya saja ( m0).


2. Isilah kalorimeter dengan air sampai setengahnya, kemudian timbanglah ( m1).

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 17


3. Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya, ukurlah temperatur air dalam
kalorimeter.
4. Ambil batu es dan masukan kedalam kalorimeter dengan hati-hati.
5. Amati turunnya temperatur, sambil mengaduk air, lakukan pengamatan tiap 30
detik, 60 detik dan 90 detik sehingga temperatur mencapai harga minimum. Jangan
lupa mengaduknya setiap saat.
6. Timbang lagi kalorimeter setelah es mencair ( m2).
7. Ulangi C2 s/d C6 lima kali. Catat semua data pengamatan pada Tabel 7.3.

Tabel 7.3. Data pengamatan percobaan IV.C.


m0 (gram) m1 (gram) m2 (gram)

Temperatur air mula-mula: C

No. Waktu, t (menit) Penurunan temperatur, T (C)


1
2
3
4
5

Catatan:
Kalorjenis aluminium 0,217 kal/gC (17oC-100C) dan kalorjenis kuningan 0,094 kal/gC (15C-
100C).

V. Analisa Data
a. Hitunglah nilai kapasitas panas kalorimeter (A).
b. Hitunglah kalor lebur es (B)
c. Hitunglah nilai kapasitas panas kalorimeter dengan isinya untuk percobaan A beserta
ralatnya.
d. Gambar grafik antara temperatur dengan waktu untuk setiap percobaan (C).
e. Hitunglah kalor lebur es untuk percobaan B beserta ralatnya.

VI. Tugas Pendahuluan

1. Bahaslah Azas Black sehingga anda memperoleh rumus yang digunakan pada
percobaan ini.
2. Apa definisi kalor uap dan kalor lebur suatu zat.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 18


3. Gambarkanlah diagram phase (grafik P terhadap T) untuk air dan tunjukkan titik didih,
titik lebur, titik kritis dan titik triple pada 1 atmosper.

VII. Tugas Laporan

1. Berilah pembahasan tentang hasil nilai kapasitas panas kalorimeter dan kalor lebur es
yang diperoleh dari A, B dan C.
2. Berilah pembahasan tentang grafik temperatur terhadap waktu (Analisa V.d).
3. Jika kalorimeter diatas diaduk terlalu cepat, apakah akibatnya pada sistem yang berbeda
temperaturnya.

Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNIB Page 19

Anda mungkin juga menyukai