Disusun Oleh :
Erlin Nawang K.
NIM: P07124217015
Menyetujui,
Pembimbing Pendidikan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui Menyetujui,
Ketua Jurusan Kebidanan Pembimbing Pendidikan
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan “Laporan
Seminar Kasus Praktik Kebidanan Komprehensif”. Laporan ini disusun dengan
tujuan memenuhi tugas seminar kasus di semester VI. Selain itu laporan ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta
pembaca.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH, selaku ketua jurusan kebidanan
yang telah memberikan izin atas terlaksananya praktik kebidanan
kegawatdaruratan.
2. Ibu Yani Widyastuti, M.Keb selaku dosen pembimbing lyang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama praktik kebidanan
komprehensif berlangsung.
3. Teman – teman yang telah memberikan semangat dan motivasi.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, sebagai
perbaikan bagi penulis dalam penyusunan laporan selanjutnya.
Akhir kata penulis sebagai penyusun berharap, agar laporan ini nantinya
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................................ 3
BAB II................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
A. Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan........................................................4
B. Konsep Kehamilan Risiko Tinggi................................................................11
C. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR).............................................................13
D. Antenatal dalam Masa Pandemi Covid-19..................................................15
BAB III................................................................................................................ 18
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN...........................................................18
A.Tinjauan Kasus............................................................................................18
B.Pembahasan...............................................................................................23
BAB IV................................................................................................................ 27
PENUTUP.......................................................................................................... 27
A.Kesimpulan..................................................................................................27
B.Saran........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
LAMPIRAN......................................................................................................... 30
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran
(Dewi dkk., 2019).
Menurut WHO (World Health Organization) atau yang disebut juga
lembaga kesehatan dunia, angka kematian ibu diartikan sebagai maternal
death atau kematian ibu yang merupakan kematian yang terjadi saat
kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tersebut, tetapi
bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan.
Di Indonesia masalah kesehatan ibu dan anak masih menjadi
program utama dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, serta menurunkan angka kematian ibu dan kematian anak,
angka kematian ibu dan anak masih cukup tinggi dibandingkan negara-
negara ASEAN. Menurut data yang diperoleh Pusat Penelitian Badan
Keahilan DPR RI, hingga 2019 AKI Indonesia masih tinggi yaitu 305 per
100.000 kelahiran hidup.
AKI di Provinsi Yogyakarta sendiri masih cukup tinggi yaitu
sebanyak 29 kasus pada tahun 2015. Meskipun jumlah ini telah
mengalami penurunan dari tahun tahun sebelumnya yaitu 2014 (40
kasus), dan 2013 (46 kasus). Sedangkan penyebab tertinggi AKI di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga disebabkan oleh perdarahan
yaitu sebesar 35% (Dinkes DIY, 2015).
Kematian ibu dapat terjadi saat masa kehamilan, persalinan, atau
nifas. Selama kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologis, dan
biokimiawi yang mencolok. Karena itu, pemahaman atas berbagai
adaptasi selama kehamilan masih merupakan tujuan utama dalam ilmu
obstetric, dan tanpa pengetahuan ini, proses-proses penyakit yang dapat
mengancam ibu selama kehamilan hampir mustahil dipahami
(Cunningham dkk., 2013).Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate)
1
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat
kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan
penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan
tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut
dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah
bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (Profil Kesehatan
DIY, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara penanganannya serta
mengembangkan pola pikir dalam memberikan asuhan kebidanan
pada kasus kehamilan dengan plasenta previa dalam pandemi
Covid19
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa
mampu
a. Melaksanakan pengkajian data dasar pada Ny. M usia 27
tahun G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 minggu dengan plasenta previa
b. Melakukan interpretasi data dasar pada kasus Ny. M usia 27
tahun G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 minggu dengan plasenta previa
c. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada kasus Ny. M usia 27
tahun G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 minggu dengan plasenta previa
d. Menentukan kebutuhan Tindakan segera pada kasus Ny. M
usia 27 tahun G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 minggu dengan plasenta
previa
e. Merencanakan tindakan segera pada kasus Ny. M usia 27
tahun G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 minggu dengan plasenta previa
f. Melakukan penatalaksanaan pada kasus Ny. M usia 27 tahun
G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 minggu dengan plasenta previa
g. Melakukan evaluasi
C. Manfaat
2
Dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat, cepat dan
komprehensif terutama pada ibu hamil dengan plasenta previa
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu melakukan dan dapat mengaplikasikan
ilmu pengetahuan/teori dan pengalaman nyata/kasus dalam
memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil
dengan plasenta previa
b. Memberikan tambahan wawasan dan pengalaman mengenai
kasus ibu hamil dengan plasenta previa dan sebagai bahan
acuan dalam memberikan asuhan jika ada kasus yang sama.
3. Bagi Pasien
Meningkatkan pengetahuan dan perawatan pada ibu hamil
dengan plasenta previa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kegawatdaruratan Maternal
1. Pengertian kegawatdaruratan Maternal
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau
terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang
berbahaya.
Secara definitif, kegawatdaruratan maternal merupakan
kondisi kesehatan yang mengancam jiwa di mana ia terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan maupun kelahiran.
Kasus gawat darurat maternal adalah kasus obstetri yang apabila
tidak segera ditangani akan berakibat pada kematian ibu bahkan
janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan
bayi yang baru lahir.
2. Contoh Kegawatdaruratan Maternal
Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan yang terjadi selama
masa kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya,
antara lain
a. Abortus : ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kadungan dg batasan umur kehamilan < 20
mgg atau bb <500 gram penyebab: kelainan pertumbuhn hasil
konsepsi, kelainan pada plasenta, penyakit ibu yang kronis, faktor
nutrisi, faktor psikologis
b. Solusio plasenta : terlepasnyasebagian/ seluruh permukaan
maternal plasenta dr tempat Implantasinya. Penyebab: sebab
primer belum diketahui pasti, namun ada keadaan tertentu,
kategori sos-eko, kategori fisik, kelainan dalam rahim, penyakit
ibu.
c. Plasenta Previa : lasenta yg berimplantasi pada egmen bawah
rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh/ seagian dari
ostium uteri internum sehingga plasenta berada di depan jalan
lahir.
4
d. Pre Eklampsia dan Eklampsia
- Preeklamsia ringan
Adalah hipertensi disertai proteinuria/edema setelah UK 20 mgg
pd penyakit tropolas.
- Preeklamsia berat
Suatu komplikasi kehamilan yg ditndaid timbulnya hipertensi
160/100 mmHg / lebih disertai proteinuria/ edema pda UK 20
mgg / lebih.
- Eklamsia
kelainan aakut pada wanita hamil, dalam persalinan/ masa nifas
yg ditandai dg timbulnya kejang yg sebelumya sudah
menimbulkan gejala- gejala pre eklamsia
e. Distosia Bahu
Kegagalan melahirkan bahu secara spontan. penyebab: deformias
panggul dan kegagalan bahu untk melipat ke dalam panggul 2.
f. Perdarahan Post Partum
Perdarahan melebihi 500ml yang terjadi setelah bayi lahir.
g. Atonia Uteri
Terjadi bila miometrium tidak berkontraksi. penyebab:
polihidramnion, kehamilan kembar, makrosomia, persalinan
lama, persalinan terlalu cepat, persalinan dg induksi/ akselerasi
oksitosin, infeksi intrapartum, paritas tinggi.
h. Perlukaan Jalan Lahir
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap
dan kontraksi rahim baik. terdiri dari : robekan perineum,
hematoma vulva, robekan dinding vagina, robekan serviks, ruptura
uteri 5.
i. Retensio Plasenta
Plasenta yang elum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir.
Penyebab: plasenta adhesiva, akreta, inkarserata.
5
B. Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yang
sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh bagian dari ostium uteri
internum: sejalan dengan bertambah besarnya rahim yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen
bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri secara
dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bisa mengubah
luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini
berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta letak rendah
ketika pemeriksaan dilakukan dalam masa antenatal atau intranatal, baik
dengan ultrasonografi maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu,
pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara berkala dalam asuhan
antenatal atau intranatal. (Prawirohardjo, 2014).
Tindakan yang akan dilakukan oleh dokter untuk mengatasi
plasenta letak rendah bergantung pada beberapa hal. Mulai dari jumlah
perdarahan yang dialami, usia kehamilan, kondisi janin, maupun posisi
plasenta dan bayi.
Pertimbangan utama bila terjadi perdarahan adalah banyaknya
kehilangan darah yang dialami dengan langkah-langkah penanganan dari
dokter berdasarkan kondisi kehamilan.
Pada perdarahan skala ringan, dokter biasanya akan
menganjurkan Anda untuk melakukan tirah baring (bed rest). Disarankan
hanya berdiri atau duduk bila benar-benar diperlukan, sebaiknya
menghindari hubungan intim maupun aktivitas fisik yang berat.
Namun perdarahan berat, dianjurkan untuk melakukan tirah baring
di rumah sakit. Ketika perdarahan sangat banyak, mungkin saja
membutuhkan transfusi darah. Dokter akan memberikan obat untuk
mencegah bayi lahir sebelum waktunya (prematur). Bila perdarahan berat
menyebabkan kondisi gawat janin atau mengancam nyawa Anda, perlu
dilakukan operasi caesar. Operasi ini disarankan apabila bayi sudah
cukup bulan (minimal 37 minggu). Sementara jika operasi caesar
terpaksa dilakukan sebelum kandungan berusia 37 minggu, dokter akan
memberikan suntikan kortikosteroid pada calon buah hati Anda.
6
Kortikosteroid berfungsi mempercepat proses pematangan paru-paru
janin.
Selanjutnya pada perdarahan yang tidak terkontrol, maka kondisi
ini tergolong kegawatdaruratan medis, baik bagi ibu dan janin. Satu-
satunya pilihan untuk menanganinya adalah dengan operasi caesar
secepat mungkin.
Namun Secara umum, terdapat tiga jenis penanganan plasenta
letak rendah, yaitu perawatan konservatif, persalinan pervaginam, dan
persalinan perabdominal.
Faktor risiko plasenta letak rendah adalah perdarahan, walaupun
umumnya yang timbul tidak membahayakan ibu dan janin. Namun bila
perdarahan sangat banyak, maka gangguan pada plasenta bisa
mengancam nyawa ibu dan janin. Bahkan pada ciri-ciri khusus plasenta
letak rendah harus segera mendapatkan penanganan tenaga medis
profesional dengan segera, antara lain:
Perdarahan yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa
minggu.
Perdarahan terjadi terjadi setelah hubungan seksual.
Menimbulkan kram atau rasa nyeri yang parah.
Perdarahan selama paruh kedua kehamilan.
C. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam Pandemi Covid-19
Bencana non alam yang disebabkan oleh Corona Virus atau
COVID-19 telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian
harta benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta
menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di
Indonesia. Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai
bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
Dalam situasi normal, kematian ibu dan kematian neonatal di
Indonesia masih menjadi tantangan besar, apalagi pada saat situasi
bencana. Saat ini, Indonesia sedang menghadapi bencana nasional non
alam COVID-19 sehingga pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
menjadi salah satu layanan yang terkena dampak baik secara akses
7
maupun kualitas. Dikhawatirkan, hal ini menyebabkan adanya
peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir
ke semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas
pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran
menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya
ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk
Alat Pelindung Diri.
Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir di masyarakat meliputi universal precaution
dengan selalu cuci tangan memakai sabun selama 20 detik atau hand
sanitizer, pemakaian alat pelindung diri, menjaga kondisi tubuh dengan
rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang seimbang,
dan mempraktikan etika batuk-bersin.
Sedangkan prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas
kesehatan adalah isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai
standar, terapi oksigen, hindari kelebihan cairan, pemberian antibiotik
empiris (mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri),
pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain,
pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini
apabila terjadi gangguan pernapasan yang progresif, perencanaan
persalinan berdasarkan pendekatan individual / indikasi obstetri, dan
pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.
8
BAB III
A. Tinjauan Kasus
1. DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan utama: ibu mengatakan tidak ada keluhan
b. Riwayat perkawinan: Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 26 tahun.
Dengan suami sekarang 1 tahun
c. Riwayat Menstruasi: Menarche umur 13 tahun. Siklus 28 hari. Teratur.
Lama 6 hari. Sifat Darah: Ence. Flour Albus:tidak. Bau khas darah
menstruasi. Dysmenorhoe:tidak . Banyak darah: 3 kali ganti
pembalut/hari
d. Riwayat kehamilan ini
1. Riwayat ANC: HPHT: 25-09-2019 HPL: 2-7-2020
ANC Sejak umur kehamilan 6+4 minggu. ANC di Puskesmas
Frekuensi. Trimester I 4 kali
Trimester II 2 kali
Trimester III 2 kali
2. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 18 minggu.
Pergerakan janin dalam 12 jam terakhir 10 kali
3. Keluhan yang dirasakan
Trimester I: Mual dan pusing
9
Trimester II: tidak ada keluhan
Trimester III: tidak ada keluhan
4. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola Nutrisi Makan Minum
5. Pola Aktifitas
Kegiatan sehari-hari : Bekerja, memasak, membersihkan rumah
Istirahat/Tidur : Malam tidur 8 jam
Seksualitas : 1 kali/minggu Keluhan tidak ada
6.Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin tiap mandi, setelah BAB, BAK
Kebiasaan mengganti pakaian dalam 3 kali per hari
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
7. Imunisasi
TT 1: Bayi TT 3: SD TT5: hamil ini
TT 2: SD TT 4: Catin
e. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu: ibu belum pernah
hamil
f. Riwayat Keluarga Berencana: ibu belum pernah ber KB
10
18
g. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada
2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan tidak ada
3) Riwayat keturunan kembar
Tidak ada
4) Riwayat Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat : Tidak ada
Zat lain : Tidak ada
5) Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok
Minum jamu-jamuan : Ibu mengatakan tidak minum jamu
Minum-minuman keras : Ibu mengatakan tidak minum minamn keras
Makanan/minuman pantang: Ibu mengatakan tidak ada.
Perubahan pola makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun, dan
lain-lain): Ibu mengatakan tidak ada
h. Riwayat psikologi spiritual
1. Kehamilan ini: diinginkan
2. Pengetahuan ibu tentang kehamillan:
Ibu mengatakan kehamilan merupakan proses mengandung selama
9 bulan
3. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang:
Ibu mengatakan dalam keadaan sehat dan baik
4. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini:
Ibu mengatakan sangat senang dan bahagia
5. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan:
Keluarga sangat senang dengan kehamilan ini
6. Persiapan persalinan:
Ibu mengatakan ingin bersalin di RSUD Wonosari
1
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik, Kesadaran: compos mentis
2) Tanda Vital (pemeriksaan di Buku KIA)
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : afebris
3) TB : 157 cm
BB : sebelum hamil 40 kg, sekarang 49 kg
IMT : 16,2
LLA : 24 cm
4) Abdomen (Buku KIA)
TFU: pertengahan pusat-Px
b. Pemeriksaan penunjang (Sumber: buku KIA ibu)
Tanggal 14 Desember 2019
Hb : 12 gr/dL
3. ANALISA
Ny. M Usia 27 Tahun G1P0Ab0Ah0 UK 33+4 Minggu dengan Plasenta
Previa
Masalah: ibu khawatir dan merasa takut karena kehamilan saat ini
mengalami plasenta previa
Diagnosa Potensial: Perdarahan, Gawat Janin, Syok
Kebutuhan: KIE mengenai plasenta previa, kebutuhan nutrisi, personal
hygiene, tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan
2
4. PENATALAKSANAAN
(Tanggal 17 Mei 2020 jam 19.00 WIB)
1. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga mengenai pemenuhan
nutrisi ibu hamil, ibu disarankan untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman bergizi seimbang. Dalam 1 porsi makan terdapat
karbohidrat (nasi putih/nasi merah/umbi-umbian/roti tawar/roti
gandum/kentang/ dan sumber karbohidrat lain), protein hewani dan
nabati yang dapat diperoleh dari daging ayam, daging sapi, telur,
ikan, tahu, tempe. Lemak baik yang dapat diperoleh dari minyak
zaitun, buah alpukat. Ibu dapat mengolah makanan dengan cara
dikukus, rebus, atau panggang agar ada variasi serta mengurangi
minyak karena terkadang minyak dapat mengakibatkan timbulnya
mual muntah. Vitamin dan mineral yang dapat diperoleh dari buah-
buahan, sayuran, konsumsi air putih minimal 2 sampai 2,5 liter per
hari.
Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan pemenuhan nutrisi
2. Memberikan KIE pada ibu agar selalu menjaga kebersihan diri
dengan mandi 2 kali/hari, gosok gigi setiap selesai sarapan dan saat
akan tidur, keramas rutin 2 hari sekali, membersihkan kemaluan
setiap mandi, setelah BAB/BAK atau saat terasa lembab/tidak
nyaman dengan menggunakan air mengalir dan sabun dibilas dari
arah depan ke belakang serta rutin mengganti celana dalam
berbahan katun minimal 2 kali/hari
Ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan diri
3. Memberikan KIE ketidaknyamanan pada TM III seperti sering
kencing, punggung terasa pegal, dada terasa sesak karena perut ibu
semakin membesar, mudah Lelah dan pegal. Ibu dianjurkan untuk
tidak menahan BAK serta rajin mengganti celana dalam agar tidak
lembab, ibu juga dianjurkan untuk sering istirahat agar tidak terlalu
kecapaikan
Ibu mengerti mengenai ketidaknyamanan yang dapat terjadi di TM III
4. Memberikan KIE pada ibu mengenai plasenta previa, yaitu letak
plasenta di segmen bawah rahim. Plasenta dapat menutupi jalan
3
lahir. Ibu dianjurkan untuk rutin kontrol ke dokter SpOG, mengurangi
aktivitas fisik, dan tetap tenang
5. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tanda bahaya kehamilan
yaitu mual muntah berlebihan, demam tinggi, terdapat pengeluaran
darah dan/atau ketuban sebelum waktunya, janin dirasakan kurang
bergerak dibandingkan sebelumnya, bengkak kaki, tangan, dan
wajah, atau sakit kepala disertai kejang (Kemenkes RI. 2018)
Ibu dan keluarga mengerti serta dapat menyebutkan tanda bahaya
kehamilan
6. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga mengenai pencegahan
infeksi Covid-19 dengan rajin mencuci tangan, mengenakan masker
setiap bepergian, jaga jarak aman minimal 2 meter, dan apabila ibu
ingin memeriksakan kehamilan sebaiknya dikomunikasikan dengan
dokter atau bidan agar dapat membuat janji temu sehingga dapat
menghindari antrian panjang dan kerumunan orang.
Ibu dan keluarga telah melakukan pencegahan infeksi covid-19
B. Pembahasan
4
darah merah meningkat. Namun, peningkatan plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi.
5
dilakukan persalinan sesar dan pengujian untuk SARS-CoV-2 ditemukan
negatif pada semua bayi yang diperiksa (POGI, 2020).
POGI (2020) menyatakan sampai saat ini juga masih belum jelas
apakah infeksi COVID-19 dapat melewati rute transplasenta menuju bayi.
Meskipun ada beberapa laporan dimana bayi pada pemeriksaan
didapatkan pemeriksaan positif dengan adanya virus beberapa saat
setelah lahir, tetapi penelitian ini perlu validasi lebih lanjut tentang
transmisi ini apakah terjadi di dalam kandungan atau di postnatal. Saat ini
tidak ada data yang mengarahkan untuk peningkatan risiko keguguran
yang berhubungan dengan COVID-19. Laporan kasus dari studi
sebelumnya dengan SARS dan MERS tidak menunjukkan hubungan
yang meyakinkan antara infeksi dengan risiko keguguran atau kematian
janin di trimester dua.
Dokter dan petugas medis lainnya sebaiknya melakukan
anamnesis tentang riwayat perjalanan seorang ibu hamil dengan gejala
demam dan infeksi saluran pernapasan atas mengikuti panduan sesuai
dengan Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus
2019 nCoV yang dikeluarkan oleh Direktoral Jendral Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Januari 2020, dan buku Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Pneumonia COVID-19 yang dikeluarkan oleh
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2020.
Dikutip dari Panduan WHO Tahun 2020 mengenai Keberlanjutan
pelayanan kesehatan esensial Seksual, Reproduksi, Maternal, Neonatal,
Anak, dan Remaja di tengah pandemi COVID-19, dalam melakukan
perawatan antenatal haruslah membertimbangkan reorientasi bersifat
pragmatis atas perawatan esensial, seperti mengidentifikasi kehamilan
berisiko tinggi untuk layanan ANC dan mengubah jadwal dan membuat
ulang janji temu sebelum melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mengurangi penumpukan sambil menjaga jarak fisik;
Menggantikan ANC di fasilitas pelayanan kesehatan dengan kunjungan
rumah atau konsultasi dan konseling jarak jauh untuk mengurangi
paparan bagi para ibu; dan Memprioritaskan kehamilan berisiko tinggi dan
kehamilan di paruh kedua untuk melakukan ANC di fasilitas pelayanan
kesehatan dengan disertai langkah-langkah PPI yang memadai.
6
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
B. Saran
1. Untuk Mahasiswa
Sebagai mahasiswa agar lebih menguasai materi dan mampu
mengaplikasikannya sehingga ketika terjadi masalah dapat
mengkajinya lebih dalam dan memberikan asuhan yang sesuai
kebutuhan pasien. Mahasiswa diharapkan untuk membaca literatur
terbaru untuk menambah wawasan mengenai penatalaksanaan ibu
hamil dengan plasenta previa. Selain itu diharapkan dapat
berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi.
2. Untuk Bidan, Perawat
Hal yang dapat dilakukan sebagai bidan yaitu melakukan deteksi
dini komplikasi pada bayi baru lahir dengan pengkajian secara teliti,
sehingga dapat dilakukan asuhan dan penanganan segera jika terjadi
komplikasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fraser, M. D. & Cooper, M.A., 2014. Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta:
EGC
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. ‘Profil Kesehatan Indonesia’.
diakses darihttps://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2018.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indoneisa, 2017. ‘Profil Kesehatan Indonesia’.
diakses dari https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2017.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. ‘Riset Kesehatan Dasar 2018’
diakses dari https://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-
sehat-indonesia-dari-riskesdas-2018.html
Prawirohardjo, S.2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
PMK Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
UU Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
10