Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS SENAM AEROBIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


REMAJA PUTRI SAAT PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS)
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI MEMPAWAH

FITRIANI
I1031131052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
ii
EFEKTIFITAS SENAM AEROBIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
REMAJA PUTRI SAAT PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS)
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI MEMPAWAH
Fitriani1, Rita Hafizah1, Desy Wulandari1
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Email korespondensi: fitriani.suntoro@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pre menstrual syndrome (PMS) merupakan salah satu keadaan yang dapat
menimbulkan kecemasan. Remaja putri yang mengalami kondisi ini bisa mengalami cemas ringan,
sedang atau berat. Kecemasan pada saat PMS yang tidak ditangani dengan baik mengakibatkan remaja
putri mengalami gangguan aktifitas sehari-hari, selain itu remaja putri akan mengalami tanda-tanda
kecemasan yaitu jantung berdebar-debar, pusing, dan perasaan khawatir. Salah satu pencegahan yang
dapat menurunkan tingkat kecemasan adalah dengan melakukan senam aerobik, sehingga penting untuk
mencegah terjadinya kecemasan khususnya bagi remaja yang mengalami PMS.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas senam aerobik terhadap tingkat kecemasan
remaja putri saat pre menstrual syndrome (PMS) kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri Mempawah
Metode: Penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan one grup pre test-posttest design, pada 24 orang
responden remaja putri kelas X dan XI, sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Uji analisis
yang digunakan adalah Marginal homogeneity.
Hasil: Hasil analisis uji Marginal homogeneity diperoleh hasil p value sebesar 0,011 (p<0,05).
Kesimpulan: Senam aerobik efektif terhadap penurunan tingkat kecemasan remaja putri saat PMS kelas
X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri Mempawah. Sehingga dapat di berikan edukasi senam aerobik
sebagai media pencegahan kejadian kecemasan khususnya bagi remaja yang mengalami pre menstrual
syndrome.
Kata Kunci: Senam aerobik, kecemasan, pre menstrual syndrome, remaja.

ABSTRACT

Background: Premenstrual syndrome (PMS) is one of the conditions that can cause anxiety. Teenager
who experience this condition can be mild, moderate or severe anxiety. Anxiety at the time of PMS is not
well taken care of girl teenagers experience disruption of daily activities, besides that girl teenagers will
experience signs of anxiety that is heart palpitations, dizziness, and feelings of worry. One prevention that
can decrease the level of anxiety is by doing aerobic exercise, so it is important to prevent the occurrence
of anxiety especially for adolescents who experience PMS.
Aim: This study aims to determine the effectiveness of aerobic exercise on anxiety levels of girl teenagers
during pre menstrual syndrome (PMS) of tenth and eleventh grade at Madrasah Aliyah Negeri
Mempawah.
Method: Quasi experimental research with one grup pre test-posttest in approachment design. The were
24 respondents girl teenagers of tenth and eleventh grade, purposive sampling is used in this research. The
analysis test used is Marginal homogeneity.
Results: Analysis results of Marginal homogeneity was obtained p value of 0,011 (p <0,05).
Conclusion: The result shows aerobic exercise is effective to decreased levels of girl teenagers anxiety
during PMS of tenth and eleventh grade at Madrasah Aliyah Negeri Mempawah. So that can be educated

1
aerobic exercise as a medium for prevention of anxiety events, especially for girl teenagers who have pre
menstrual syndrome.
Keywords: Aerobics, anxiety, pre menstrual syndrome, teenager.

PENDAHULUAN
dengan tingkat kecemasan pada siswi SMKN 1
Masa remaja merupakan suatu fase Bantul Yogyakarta.4
perkembangan yang dinamis dalam kehidupan
seorang individu. Masa ini merupakan periode Kecemasan pada remaja yang mengalami pre
transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa menstrual syndrome (PMS) diperberat dengan
yang ditandai dengan percepatan perkembangan masa periode siklus panjang atau siklus yang
fisik, mental, emosional, dan sosial. Pada saat itu tidak teratur dan nyeri saat menstruasi.5 Dampak
mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dari kecemasan antara lain berdebar dengan
dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahan- diiringi detak jantung yang cepat, rasa sakit atau
perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan nyeri pada dada, sesak nafas, berkeringat
untuk bereproduksi. Petunjuk pertama bahwa berlebihan, gangguan tidur, tubuh gemetar,
mekanisme reproduksi pada anak perempuan anggota tubuh dingin dan perasaan ingin bunuh
menjadi matang adalah datangnya menstruasi.1 diri.6

Menstruasi merupakan salah satu hal yang Dampak serius dari gejala cemas yang dialami
banyak ditakuti para gadis atau remaja pada saat PMS yaitu beberapa remaja dapat
disebabkan banyak remaja mengalami mengalami depresi ringan sampai sedang
ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari (Karyadi dalam Merdikawati, 2012). Keadaan
sebelum periode menstruasi mereka datang. ini dapat menyebabkan remaja mengalami
Sebagian remaja mengalami haid yang tidak masalah dalam hal prestasi di sekolah atau
normal, diantaranya jumlah darah haid yang gangguan aktifitas sehari-hari apabila PMS ini
sangat banyak sampai-sampai harus berulang tidak ditangani dengan baik.3
kali mengganti pembalut, nyeri atau sakit saat
haid, siklus haid yang tidak teratur dan masih Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti
banyak lagi. Gangguan ini tidak boleh diabaikan (2017) tentang hubungan antara tingkat
karena dapat berdampak serius, haid yang tidak keparahan PMS dengan tingkat kecemasan pada
teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang remaja putri mengatakan bahwa semakin parah
remaja mengalami penyakit keganasan atau atau berat tingkat PMS, maka tingkat kecemasan
kanker pada organ reproduksi.2 juga semakin berat. Sebaliknya, semakin ringan
tingkat keparahan PMS, maka tingkat
Gangguan yang diakibatkan menstruasi akan kecemasan juga semakin ringan.7
menyebabkan terjadinya kecemasan atau
ketegangan pada seseorang yang mengalami Perawat merupakan pemberi asuhan dengan
menstruasi. Penelitian yang dilakukan oleh metode yang komplit pada bio, psiko, sosial dan
Chandraratne pada tahun 2011 pada remaja di spiritual yang memiliki tanggung jawab untuk
Srilanka, diperoleh hasil bahwa remaja yang berperan aktif dalam meningkatkan perilaku
mengalami pre menstrual syndrome sekitar hidup sehat, dalam hal ini peranan perawat
65,7%, kehadiran PMS ini mengganggu aktifitas terhadap asuhan keperawatan pada sistem
sekolah dan mengganggu rutinitas sehari-hari.3 reproduksi adalah memberikan motivasi dengan
Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh pendekatan holistik meliputi bio, psiko, sosial
Lestari (2015) tentang hubungan sindrom dan spiritual.8
pramenstruasi dengan tingkat kecemasan pada
siswi SMKN 1 Bantul Yogyakarta mengatakan Kegiatan latihan fisik merupakan salah satu
bahwa ada hubungan sindrom pramenstruasi teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk

2
mengurangi rasa cemas pada saat PMS (pre penelitian tentang efektifitas senam aerobik
menstrual syndrome). Senam aerobik merupakan terhadap tingkat kecemasan saat Pre Menstrual
latihan fisik dengan kapasitas maksimal untuk Syndrome. Oleh karena itu peneliti tertarik
menghirup, mengeluarkan, dan menggunakan melakukan penelitian tentang efektifitas senam
oksigen yang bermanfaat untuk relaksasi otot, aerobik terdahap tingkat kecemasan remaja putri
mengurangi rasa cemas, sensitifitas nyeri, saat Premenstruasi Sindrom (PMS).
mengurangi resiko spasme otot, mempermudah
gerakan sendi, meningkatkan kekuatan dan daya BAHAN DAN METODE
tahan otot. Saat melakukan senam, otak dan Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
susunan saraf tulang belakang akan menggunakan desain penelitian quasy
menghasilkan endorphin, hormon yang experiment dengan rancangan one group pretest-
berfungsi sebagai obat penenang alami dan posttest design.12 Penelitian ini dilakukan di
menimbulkan rasa nyaman, semakin banyak Madrasah Aliyah Negeri Mempawah pada
melakukan senam maka akan semakin tinggi tanggal 10 Juli-25 Juli 2017.
pula kadar ß-endorphin.9
Populasi pada penilitian ini adalah siswi putri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kelas X dan XI Madrasah Aliyah Negeri
Pertiwi (2016) mengenai hubungan aktivitas Mempawah yang berjumlah 98 orang. Jumlah
olahraga terhadap kejadian sindrom sampel yang digunakan dalam penelitian ini
pramenstruasi pada remaja di SMAN 4 Jakarta sebesar 24 responden dengan kriteria inklusi
menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas yaitu: remaja putri yang mengalami PMS ringan
olahraga terhadap kejadian sindrom dan sedang dengan skrining SPAF dan remaja
pramenstruasi pada remaja, ini dikarenakan putri yang memiliki siklus menstruasi yang
olahraga yang teratur dapat mengelurkan teratur.
hormon endorfin yang dapat mengurangi
sindrom pramenstruasi.10 Pada hasil penelitian Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini
yang dilakukan oleh Heni (2011) tentang senam berupa kuesioner dengan menggunakan
aerobik intensitas ringan terhadap kecemasan Shortened Premenstrual Assessment Form
mengatakan bahwa kelompok yang diberikan (SPAF) dan kuesioner Beck Anxiety Inventory
senam aerobik intensitas ringan memiliki (BAI) yang akan diberikan sebelum senam
pengaruh terhadap tingkat kecemasan dengan p- aerobik dan 1 jam sesudah senam aerobik akan
value 0,001.11 diberikan kuesioner Beck Anxiety Inventory
(BAI). Alat lainnya yang digunakan yaitu
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada laptop, sound system dan kamera.
Januari 2017 yang dilakukan di Madrasah
Aliyah Negeri Mempawah, didapatkan jumlah Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
siswi sebanyak 98 remaja yang tentunya independent dan variabel dependent. Variabel
mengalami periode menstruasi dengan tingkat independent dalam penelitian ini adalah senam
kecemasan yang berbeda-beda. Dari hasil aerobik, sedangkan variabel dependent dalam
wawancara sepuluh siswi yang mengalami PMS penelitian ini adalah tingkat kecemasan sebelum
diantaranya delapan dari sepuluh siswi dan setelah intervensi senam aerobik.
mengalami nyeri payudara, lima dari sepuluh
siswi mengatakan mudah tersinggung atau Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini
sensitif dan jerawat yang muncul dan dua dari yaitu melakukan skrining responden sebelum
sepuluh siswi mengatakan nyeri sendi. intervensi untuk mengetahui siklus menstruasi
Sementara itu sebagian besar yang mereka dengan cara menanyakan siklus menstruasi
rasakan adalah siswi mengatakan takut nyeri dalam tiga bulan terakhir, dan mengkaji fase
haid pada saat menstruasi terjadi dan takut akan luteal responden dengan cara menghitung
adanya jerawat menjelang menstruasi sehingga interval antara menstruasi selama 3 bulan
mereka merasakan khawatir, berdebar-debar dan terakhir, kemudian dirata-ratakan. Kemudian
pusing. Hingga saat ini belum pernah dilakukan peneliti memprediksi tanggal menstruasi

3
responden bulan berikutnya, setelah Tingkat Pretest
mendapatkan tanggal prediksi tersebut peneliti Kecemasan Frekuensi (f) Persen (%)
kemudian menghitungnya dengan cara mundur 7
hari dan 10 hari sebelum menstruasi. Kemudian Ringan 5 20,8 %
peneliti melakukan skrining responden sebelum
Sedang 16 66,7 %
intervensi Senam Aerobik sesuai dengan
kriteria-kriteria sampel dan melakukan pretest Berat 3 12,5 %
menggunakan kuesioner Shortened
Premenstrual Assessment Form (SPAF) dan Total 24 100 %
kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI). Senam Sumber: data primer (2017), telah diolah
aerobik dilakukan pada pagi hari dan dibimbing
oleh instruktur aerobik profesional. Intervensi Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan bahwa
ssenam aerobik diberikan sebanyak 3 kali tingkat kecemasan responden setelah
pertemuan dalam seminggu dengan berdurasi 30 dilakukan senam aerobik terdiri dari 10
menit setiap pertemuannya. Peneliti melakukan orang yang mengalami kecemasan ringan
posttest 1 jam setelah intervensi pertemuan (41,7%), 14 orang yang mengalami
terakhir menggunakan kuesioner Beck Anxiety
kecemasan sedang (58,3%), dan tidak ada
Inventory (BAI).
yang mengalami kecemasan berat (0%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.3 Tingkat Kecemasan Responden Pada
Hasil Postest
Tingkat Postest
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
Madrasah Aliyah Negeri Mempawah didapatkan Kecemasan Frekuensi (f) Persen (%)
hasil bahwa karakteristik responden terbanyak Ringan 10 41,7 %
yakni berada pada usia remaja pertengahan (15-
16 tahun) yaitu sebanyak 14 orang (58,3%) dan Sedang 14 58,3 %
usia remaja akhir (17-18 tahun) yaitu sebanyak Berat 0 0%
10 orang (41,7%) (Tabel 4.1)
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Total 24 100 %
Usia Sumber: data primer (2017), telah diolah
Karakteristik Frekuensi Persen
Responden (f) (%) Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil uji
Usia Remaja Pertengahan (15-16 14 58,3 % statistik dengan menggunakan uji marginal
tahun) homogeneity didapatkan nilai p = 0,011. Dengan
Remaja Akhir (17-18 10 41,7% demikian dapat disimpulkan bahwa nilai p
tahun) (0,011) < 0,05 yang artinya Ha diterima yakni
Total 24 100% senam aerobik efektif terhadap tingkat
Sumber: data primer (2017), telah diolah kecemasan pada saat pre menstrual syndrome
kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan bahwa tingkat Mempawah.
kecemasan responden sebelum dilakukan senam Tabel 4.4 Hasil uji statistik tingkat kecemasan
aerobik terdiri dari 5 orang yang mengalami sebelum dan setelah senam aerobik
kecemasan ringan (20,8%), 16 orang yang Variabel Median Std. Deviation p value
mengalami kecemasan sedang (66,7%), dan 3 Tingkat
orang yang mengalami kecemasan berat kecemasan Kecemasan
0,584
(12,5%). sebelum sedang
intervensi
Tabel 4.2 Tingkat Kecemasan Responden Pada 0,011
Tingkat
Pretest kecemasan Kecemasan
0,504
setelah sedang
intervensi
Sumber: marginal homogeneity (2017), telah diolah

4
Pembahasan Tingkat Kecemasan Responden Sebelum
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Diberikan Senam Aerobik
Usia responden yang mengalami kecemasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah
lebih banyak adalah pada usia remaja oleh peneliti pada pretest menunjukkan bahwa 5
pertengahan (15-16 tahun) yaitu sebanyak 14 orang yang mengalami kecemasan ringan
orang (58,3%). Dari data tersebut didapatkan (20,8%), 16 orang yang mengalami kecemasan
remaja putri kelas X dan XI yang paling banyak sedang (66,7%), dan 3 orang yang mengalami
mengalami kecemasan berusia 15-16 tahun. kecemasan berat (12,5%). Observasi yang
Dimana umur 15-16 tahun dapat dikatakan dilakukan pada remaja putri di Madrasah Aliyah
sebagai tahap remaja pertengahan dikarenakan Negeri Mempawah terdapat tanda dan gejala
pada usia ini masih dalam masa subur kecemasan saat pre menstrual syndrome
disebabkan perubahan hormon yang memicu diantaranya jatung berdebar-debar, perasaan
terjadinya ketidakstabilan emosi dalam diri pusing dan khawatir.
remaja. Pada usia ini juga mengalami gejala-
gejala PMS yang dapat mengganggu aktifitas Kecemasan yang terjadi pada seseorang tidak
sehari-hari sehingga remaja tersebut mengalami sama, karena sebagian orang mengalami
kecemasan. kecemasan karena dipengaruhi faktor ancaman
terhadap integritas diri, perasaan takut terhadap
Ketika memasuki usia remaja, maka akan sesuatu yang terjadi pada dirinya.15 Hal ini
mengalami menstruasi dan perubahan-perubahan sesuai dengan hasil penelitian ini dimana tidak
kelamin sekunder. Dimana pada usia remaja atau semua responden mengalami kecemasan sedang,
pubertas, remaja akan mengalami perubahan masih ada responden yang mengalami
level hormon, sehingga akan mulai memicu kecemasan berat bahkan ada yang mengalami
terjadi kecemasan saat PMS. Penyebab pasti kecemasan ringan.
munculnya kecemasan saat PMS diantaranya Sejalan dengan penelitian Lestari (2015) yang
adalah faktor hormonal pada tubuh remaja, yaitu dilakukan di SMK Negeri 1 Bantul menyatakan
ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan bahwa sebagian besar responden mengalami
progesteron.7 kecemasan sedang saat pre menstrual
syndrome.4
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Pawestri (2014) diketahui bahwa Penelitian lainnya yang mendukung hasil dari
remaja yang mengalami kecemasan rata-rata penelitian ini adalah dari Andila (2014)
terjadi pada kelompok usia remaja pertengahan menyebutkan bahwa sebagian besar responden
yaitu berjumlah 85 orang (64,4%).13 Banyaknya mengalami kecemasan berat saat pre menstrual
kelompok usia remaja pertengahan yang syndrome, kecemasan remaja yang timbul
mengalami kecemasan dapat dipengaruhi karena gejala dari pre menstrual syndrome
perubahan emosional yang terjadi pada usia seperti rasa tidak nyaman, payudara terasa
remaja pertengahan dimana gejala kecemasan kencang, perut kembung dan nyeri. Apabila
akan mengalami peningkatan pada usia tersebut. gejala ini dibiarkan berkepanjangan, akan
Sejalan dengan penelitian Laili (2014) yang mengganggu aktivitas sehari-hari.16
dilakukan di SMP 2 Mojokorto dimana umur
yang lebih muda akan mengalami tingkat stres Tingkat Kecemasan Responden Setelah
dan kecemasan yang lebih tinggi daripada yang Diberikan Senam Aerobik
berusia tua.14 Hal ini dapat terjadi karena Senam aerobik dilaksanakan selama 3 kali
penyebab terjadinya kecemasan biasanya dalam seminggu. Selama senam dilakukan
terdapat keinginan yang besar untuk mencoba responden mengikuti keseluruhan gerakan
banyak hal, hal ini dapat ditetapkan sebagai senam dengan baik. Satu jam setelah diberikan
pemicu utama kecemasan pada remaja dan senam aerobik, responden diminta untuk
perasaan cemas bisa disebabkan karena remaja mengisi lembar kuesioner BAI yang sama
merasa takut dengan hal yang akan dialami. dengan pretest. Terlihat perbedaan tingkat
kecemasan dari hasil penjumlahan skor BAI

5
setelah diberikan senam aerobik yang Menurut penelitian yang dilakukan oleh
dibandingkan dengan hasil pretest sebelumnya Herawati, Maryana dan Suhardjono (2015)
dengan menggunakan kuesioner yang sama. mengatakan bahwa penurunan tingkat
Hasil penelitian pada posttest diketahui bahwa kecemasan dari responden dapat terjadi karena
terdapat 10 orang yang mengalami kecemasan meningkatnya aliran darah ke otak dan
ringan (41,7%), 14 orang yang mengalami selanjutnya akan terjadi peningkatan hormon
kecemasan sedang (58,3%), dan tidak ada yang norepinephrine dan endrophine yang akan
mengalami kecemasan berat (0%). mengurangi stres, kecemasan dan meningkatkan
mood serta mampu menahan rasa nyeri.20
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata tingkat Apabila remaja jarang berolahraga, maka gejala
kecemasan setelah diberikan senam aerobik berupa perubahan mood, perasaan cemas, dan
mengalami penurunan, akan tetapi ada 3 orang nyeri perut dapat dialami selama fase luteal
responden mengalami peningkatan tingkat hingga fase menstruasi.
kecemasan. Setelah dilakukan pengkajian
dengan wawancara didapatkan bahwa remaja Efektifitas Senam Aerobik Terhadap Tingkat
putri tersebut mengalami kondisi yang kurang Kecemasan Saat PMS pada Remaja Putri Kelas
sehat seperti batuk dan flu, ada juga remaja pada X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri
saat mengikuti senam dalam keadaan belum Mempawah
sarapan yang mengakibatkan remaja tersebut Hasil penelitian diketahui jika senam aerobik
kurang berkonsentrasi dalam mengikuti gerakan yang diberikan berpengaruh jika nilai p <0,05.
senam. Pada penelitian Arifin (2015) Berdasarkan hasil uji marginal homogeneity
menyatakan keadaan jasmani yang segar akan didapatkan nilai p = 0,011 yang menunjukkan
lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang bahwa senam aerobik efektif terhadap tingkat
kurang segar.17 Dalam hal ini, nutrisi harus kecemasan saat PMS pada remaja putri di
cukup karena pengaruhnya dapat berupa Madrasah Aliyah Negeri Mempawah. Tingkat
kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah dan kecemasan remaja putri di Madrasah Aliyah
sebagainya. Negeri Mempawah mengalami penurunan
setelah diberikan intervensi yang diketahui
Penurunan tingkat kecemasan pada responden melalui pengisian kuesioner BAI.
ini terjadi karena telah diberikan senam aerobik,
senam aerobik juga dapat meningkatkan Menurut teori Lowdermilk (2014) hal ini
kemampual kontrol emosi. Pada penelitian dikarenakan senam aerobik dapat meningkatkan
sebelumnya yang dapat menurunkan kecemasan kadar beta-endorphin untuk mengimbangi gejala
saat pre menstrual syndrome adalah dengan depresi, kecemasan dan meningkatkan suasana
pemberian relaksasi dengan menggunakan hati.21 Sejalan dengan penelitian Kowel (2016)
aromaterapi lavender oleh Merdikawati (2012),18 bahwa senam atau aktivitas fisik menambah
sedangkan yang menurunkan tingkat kecemasan sekresi opioid endogen pada otak yang berfungsi
saat pre menstrual dalam penelitian ini adalah dalam mengurangi nyeri dan menyebabkan
dengan pemberian senam aerobik karena euforia. Akhirnya, dapat mengurangi tingkat
relaksasi dengan aromaterapi dan olahraga kecemasan dan depresi.22
adalah suatu alternatif dalam menanggulangi
kecemasan. Senam aerobik merupakan salah satu upaya
yang dilakukan dalam menurunkan tingkat
Olahraga atau senam merupakan faktor yang kecemasan. Dalam pelaksanaan senam aerobik
dapat mengurangi perasaan cemas. Sebuah teori ini menggunakan aliran musik yang
menyebutkan, dengan adanya aktivitas fisik atau menyenangkan dan penuh energi. Hal ini sejalan
senam akan meningkatkan produksi endorphin, dengan penelitian Irmayanti (2015), bahwa
menurunkan kadar estrogen dan hormon steroid dalam pelaksanaan senam aerobik hendaknya
lainnya, memperlancar transport oksigen di otot, menggunakan aliran musik yang menyenangkan
menurunkan kadar kortisol, dan meningkatkan dan penuh energi yang bertujuan agar dapat
perilaku psikologis.19 membantu memberi semangat dan motivasi.23

6
Senam aerobik ini sendiri dapat memberikan Referensi
manfaat diantaranya perasaan tenang atau rileks 1. Anwar, Mochamad. 2011. Ilmu
sehingga diharapkan dapat mengurangi Kandungan Edisi ke-3. Jakarta: PT Bina
kecemasan yang sedang dialami. Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Hatmanti, Nety Mawarda. 2015. Tingkat
Simpulan dan Saran Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada
Simpulan Mahasiswa. Journal of Health Sciences.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Vol. 8, No 1
pada 24 remaja putri mengenai efektifitas senam 3. Chandraratne.NK, Gunawardena.NS.
aerobik terhadap tingkat kecemasan saat PMS 2011. Premenstrual Syndrome: The
pada remaja putri kelas X dan XI di Madrasah Experience From A Sample Of Sri
Aliyah Negeri Mempawah, maka dapat ditarik Lankan Adolescents. J Pediatr Adolesc
kesimpulan yaitu karakteristik responden Gynecol.
berdasarkan usia terbanyak yaitu berada pada 4. Lestari, Chindi Pulma. (2015).
usia remaja pertengahan (15-16 tahun) yaitu Hubungan Sindrom Pramenstruasi
58,3%. Hasil pretest menunjukkan 5 orang Dengan Tingkat Kecemasan Pada Siswi
remaja (20,8%) yang mengalami kecemasan Kelas Xi Jurusan Akutansi SMK Negeri
ringan, 16 orang (66,7%) yang mengalami 1 Bantul
kecemasan sedang, dan 3 orang (12,5%) yang 5. Dhongu, Lidya Kae. (2017). Hubungan
mengalami kecemasan berat. Setelah dilakukan Tingkat Kecemasan Dengan
senam aerobik dan diberikan posttest terdapat 10 Ketidakteraturan Menstruasi Pada
orang remaja (41,7%) yang mengalami Mahasiswa Universitas Tribhuwana
kecemasan ringan, 14 orang (58,3%) yang Tunggadewi Malang. Nursing News.
mengalami kecemasan sedang, dan tidak ada Vol. 2, No 1
yang mengalami kecemasan berat (0%). 6. Stuart, Gail W. (2012). Buku Saku
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta:
uji Marginal Homogeneity diketahui bahwa EGC
senam aerobik efektif terhadap tingkat 7. Susanti, Henny Dwi, Reni Ilmiasih, Ari
kecemasan remaja putri saat pre menstrual Arvianti. (2017). Hubungan Antara
syndrome kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Tingkat Keparahan PMS Dengan
Negeri Mempawah yang dibuktikan dengan nilai Tingkat Kecemasan dan Kualitas Tidur
p = 0,011. Pada Remaja Putri
8. Wulandari, Ryana. (2015). Hubungan
Saran Penerimaan Diri Dengan Tingkat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Kecemasan Wanita Dalam Menghadapi
dilakukan mengenai efektifitas senam aerobik Masa Perimenopause di RT 13
terhadap tingkat kecemasan saat PMS pada Serangan Notoprajan Ngampilan
remaja putri kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Yogyakarta
Negeri Mempawah, maka peneliti ingin 9. Ayu, Nuri Putri. (2017). Manipulasi
menyampaikan saran yaitu bagi penelitian Viseral Lebih Baik Daripada Senam
selanjutnya agar menggunakan lembar Aerobik Dalam Mengurangi Primary
obeservasi untuk mengetahui kegiatan lain diluar Dysmenorrhea Pada Mahasiswi di
senam yang dilakukan oleh responden agar bisa Poltekkes Dr.Rusdi Medan
diketahui faktor lain yang mungkin 10. Pertiwi, Chairunisa. (2016). Hubungan
mempengaruhi berubahnya tingkat kecemasan Aktivitas Olahraga Terhadap Kejadian
responden. Perhatikan juga kondisi fisik atau Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di
kesehatan responden agar responden dapat SMAN 4 Jakarta
berkonsentrasi dan mendapatkan manfaat 11. Heni, Sinta Angra. (2011). Pengaruh
relaksasi untuk mengurangi kecemasan. Senam Aerobik Intensitas Ringan
Terhadap Kecemasan Lansia

7
12. Nursalam. (2011). Metodologi Perbatasan dan Kepulauan. Jurnal ilmu
Penelitian Ilmu Keperawatan kesehatan, Vol. 4, No 2
Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: 21. Lowdermilk, Deitra Leonard , Shannon
Salemba Medika E.Perry, Mary Catherine Cashion.
13. Pawestri, Deni Riya. (2014). Gambaran (2014). Maternity Nursing, 8thEdition.
Tanda Dan Gejala Pre Menstrual USA: Mosby Elsevier
Syndrome Pada Remaja Putri di SMK N 22. Kowel, Richard, Herlina I. S.
9 Surakarta Wungouw, Vanda D. Doda. (2016).
14. Laili, Siti Indatul. (2014). Tingkat Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Kecemasan Remaja Putri Dalam Derajat Depresi Pada Lansia di Panti
Menghadapi Premenstrual Syndrome di Werda
Smp 2 Sooko Mojokerto 23. Irmayanti, Rr. Dina Aga. (2015).
15. Maulidah, Nurul. (2016). Hubungan Pengaruh Senam Aerobik Terhadap
Pengetahuan Tentang Premenstrual Tingkat Stress Pada Remaja Putri di
Syndrome Dengan Kecemasan Remaja Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta
Putri Saat Menghadapi Premenstrual
Syndrome di Smp Negeri 1 Kasihan
Bantul Yogyakarta
16. Andila, Risky. (2014). Tingkat
Kecemasan Remaja Putri Dalam
Menghadapi Premenstrual Syndrome di
SDN II Wonokoyo
17. Arifin, Leo Akbar. (2015). Hubungan
Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi
Siswa Di Sekolah
18. Merdikawati, Ayu. (2012). Aromaterapi
Bunga Lavender Dengan Tingkat
Kecemasan Remaja Putri Saat Pre
Menstrual Syndrome. Jurnal
Keperawatan. Vol. 3, No 2
19. Ratikasari, Indah. (2015). Faktor-Faktor
yang Berhubungan Dengan Kejadian
Sindrom Pramenstruasi (PMS) Pada
Siswi SMA 112 Jakarta
20. Herawati, Lucky. Maryana, Suhardjono.
(2015). Senam Aerobik dan Kecemasan
Mahasiswa Asal Daerah Tertinggal,

Anda mungkin juga menyukai