Mujiono, 2007 Gurita
Mujiono, 2007 Gurita
Nova Mujiono
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Telp: 021-8765056.
e-mail : nova.mujiono@lipi.go.id
Abstrak
Gurita cincin biru termasuk binatang Cephalopoda berkaki delapan, sehingga
termasuk dalam bangsa Octopoda, suku Octopodidae dan marga Hapalochlaena.
Tubuhnya relatif kecil, yaitu hanya sebesar bola golf. Pada mantel dan tentakel terdapat
pola cincin berwarna biru dan pada bagian tengahnya berwarna kuning terang, sekilas
sangat kontras dengan warna coklat tubuhnya. Terdapat tiga jenis gurita dalam marga
ini. Ciri utamanya dapat berupa pola cincin dan pola garis yang keduanya sama-sama
berwarna biru terang. Dalam paper ini akan diuraikan mengenai aspek taksonomi dan
morfologi Hapalochlaena lunulata berdasarkan spesimen di MZB.
Pendahuluan
257
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
MOLUSKA DALAM PENELITIAN, KONSERVASI DAN EKONOMI
_______________________________________________________________________
_
oleh Robson menjadi Hapalochlaena lunulata (Adam, 1954). Nama inilah yang terus
dipakai hingga sekarang.
Marga Hapalochlaena mempunyai ciri ukuran tubuh yang kecil, dengan bagian
mantel dan kepala dihiasi pola cincin atau garis, pada hewan yang hidup akan berwarna
biru terang. Tentakel pendek, sekitar 1,5-3 kali panjang mantelnya (Carpenter & Niem,
1998). Selain H. lunulata (greater blue-ringed octopus), dua jenis gurita lainnya dalam
marga ini adalah H. maculosa Hoyle, 1883 (lesser blue-ringed octopus) dan H. fasciata
Hoyle, 1886 (blue-lined octopus) (Smithsonian Institution, 2001). Semua anggota marga
ini sangat berbahaya, bahkan bagi manusia. Banyak dilaporkan kasus gigitannya yang
berakibat fatal seperti kelumpuhan atau bahkan kematian (Potter & Short, 2006).
Morfologi
Gurita cincin biru memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibanding jenis gurita lainnya.
Pada posisi diam dan tentakel melingkar, ukurannya hanya sebesar bola golf.
Sedangkan apabila tentakelnya terentang lurus, maka panjang total tubuhnya dapat
mencapai 20 cm (Anonim, 2007). Namun kebanyakan individu yang dijumpai jarang
mencapai ukuran tersebut (Watters & Stommel, 2004). Panjang maksimal mantelnya
mencapai 5 cm, panjang tentakel mencapai 7 cm atau sekitar 1,5-2 kali panjang mantel
(Day, 2003; Carpenter & Niem, 1998). Lengan kanan ke-3 gurita jantan termodifikasi
menjadi hectocotylus dan berfungsi sebagai alat reproduksi. Ujung hectocotylus berupa
ligula, dimana tidak terdapat sucker.
Noktah berupa cincin biru tersebar di bagian mantel, kepala dan tentakel.
Diameter cincin dapat mencapai 1,2 cm atau sekitar 40% dari panjang mantel
(Carpenter & Niem, 1998). Jumlah cincin di sekitar mantel kurang dari 25 buah. Disaat
diam warna cincin tidak terlalu tebal dan mencolok. Warna dasar tubuhnya seringkali
gelap, dari coklat sampai abu-abu. Seringkali terdapat papillae pada permukaan
kulitnya sehingga tubuhnya kelihatan berkulit kasar. Namun disaat merasa terganggu
atau terancam predator warna cincin akan menebal dan bertambah terang, ditambah
ada 2 lingkaran hitam yang berada di bagian dalam dan luar tiap cincin biru ini sehingga
akan nampak semakin jelas. Warna dasar tubuh ikut berubah menjadi kuning
keemasan atau oranye tua. Kemampuan merubah warna ini dikarenakan pengaturan
pigmen chromatophore yang ada dalam kulitnya (Caldwell,2000). Untuk dapat
memperoleh gambaran tentang morfologinya, maka akan disajikan tabel morfometri
spesimen yang ada di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB).
258
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
MOLUSKA DALAM PENELITIAN, KONSERVASI DAN EKONOMI
_______________________________________________________________________
_
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata panjang total 6,23 cm, panjang mantel
2,53 cm, lebar mantel 1,56 cm. Rata-rata panjang total gurita jantan 6,5 cm, betina
6,025 cm. Rata-rata panjang ligula pada jantan 0,18 cm. Rata-rata panjang tentakel
berkisar 3,31-4,26 cm, atau sekitar 1,5 kali panjang mantel. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Day, 2003 dan Carpenter & Niem, 1998.
Karakter lainnya yang teramati yaitu jumlah cincin pada bagian mantel sekitar 25
buah, disekitar mata dan web 10 buah dan pada tiap tentakel 14-16 buah. Diameter
cincin 0,3 cm atau sekitar 12% panjang mantelnya. Jumlah sucker pada tiap tentakel
sekitar 60 buah dan tersusun atas dua baris. Sucker dengan diameter besar terdapat
dari mulai mulut sampai dengan separuh panjang tentakel, sisanya dengan ukuran lebih
kecil.
Adam (1954) selama Ekspedisi Siboga berhasil mengkoleksi 17 spesimen gurita
ini dari perairan laut di Indonesia. Rata-rata panjang total gurita jantan 7,13 cm (6,5-7,9
cm), betina 7,2 cm (6,2-8 cm). Rata-rata panjang mantel 1,87 cm (1,4-2,5 cm), lebar
mantel 1,38 cm (1,05-1,9 cm). Tentakel dorsal maupun ventral mempunyai urutan dari
terpendek sampai terpanjang 4.3.2.1.
CEP039- CEP039-
REG 1 CEP057 CEP122 CEP154 2 CEP144 CEP277 Rata2
SEX ♀ ♀ ♀ ♀ ♂ ♂ ♂
W 8.88 4.67 7.26 7.66 5.15 7.94 10.82 7.48
TL 5.7 4.7 6.6 7.1 4.4 7.1 8 6.23
ML 2.8 1.7 2.5 2.6 2.3 2.8 3 2.53
259
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
MOLUSKA DALAM PENELITIAN, KONSERVASI DAN EKONOMI
_______________________________________________________________________
_
MW 1.6 1.2 1.4 1.6 1.3 1.2 2.6 1.56
MR 4.8 3.7 5.1 5 3.8 3.8 5.1 4.47
Web 0.7 0.9 1.4 0.9 0.9 0.9 1.3 1.00
Ligula - - - - 0.17 0.25 0.14 0.19
R1 3.5 2.6 2.9 3.7 2.2 4.3 4.6 3.40
R2 3.7 3.2 3.4 4.2 2.7 5.2 2.4 3.54
R3 3.1 3.8 2.9 4.5 2.4 4.2 2.3 3.31
R4 3.2 1.2 3.7 4.4 2.8 5.4 5.4 3.73
L1 2.9 2.3 3.5 3.3 2.5 4.3 4.7 3.36
L2 4.1 3 2 4.2 2.6 4.9 4.4 3.60
L3 3.8 3.4 4.6 5 3 5.2 4.8 4.26
L4 4.5 3 1.8 3.8 2.1 5.2 5 3.63
Keterangan : W : berat (gr);TL : panjang total; ML : panjang mantel; MW : lebar mantel; MR : keliling
mantel; R : tentakel kanan; L : tentakel kiri. Selain W (berat); semuanya dalam cm. Angka
yang tercetak tebal menandakan bahwa anatomi organ tersebut tidak sempurna, bisa
karena putus atau mengalami regenerasi.
260
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
MOLUSKA DALAM PENELITIAN, KONSERVASI DAN EKONOMI
_______________________________________________________________________
_
di kepulauan Indo-Malaya mulai dari perairan Philipina, Jepang, Indonesia, Papua New
Guinea, kepulauan Solomon dan Vanuatu (Carpenter & Niem, 1998;Nordsieck, 2005).
Di Indonesia sendiri, berdasarkan koleksi spesimen yang ada di MZB, hewan ini dapat
ditemukan di perairan Selat Banda (CEP057); Pulau Ayer, Kepulauan Seribu (CEP144,
CEP154 dan CEP277), Pulau Gorong, Maluku (CEP122), sedangkan CEP039-1 dan
CEP039-2 tidak diketahui lokasi pastinya. Ekspedisi Siboga berhasil menemukan di
beberapa tempat, yaitu Labuan Pandan (Lombok), Laut Seram, Teluk Sanana
(Sulawesi), Ternate, Teluk Jakarta, Ambon dan Flores (Adam, 1954).
Gurita ini punya kebiasaan unik yaitu sering masuk bersembunyi di dalam kaleng
atau botol minuman yang berada di dasar atau bahkan bersembunyi di dalam cangkang
Bivalvia yang telah kosong (Stevenson, 2006). Kebiasaan lainnya yaitu membenamkan
hampir seluruh bagian tubuh ke dalam pasir. Kemampuan menyamarkan diri
(kamuflase) dengan lingkungan membuat mereka sangat sulit dibedakan dengan
lingkungannya (Potter & Short, 2006).
Gurita cincin biru ( H. lunulata Quoy & Gaimard, 1832 ) termasuk dalam suku
Octopodidae dan memiliki karakter morfologi tubuh berukuran kecil (rata-rata panjang
6,23 cm, bobot 7,48 gr) dan terdapat pola cincin dengan diameter 0,3 cm sebanyak 25
buah di bagian mantel dan kepala, 10 buah di bagian mata dan web, 14-16 buah pada
tiap tentakel. Sucker tersusun dua baris dengan jumlah sekitar 60 buah tiap tentakel.
Karena keterbatasan jumlah spesimen yang ada di MZB, maka perbandingan
morfometri yang kami lakukan masih kurang mewakili proporsi morfologi sebenarnya.
Karena itu apabila pembaca menemukan gurita jenis ini agar dapat menghubungi
penulis atau mengirimkan ke Museum Zoologi Bogor di Cibinong agar dapat disimpan
dengan baik dan memberikan tambahan data morfologi bagi jenis ini.
Daftar Pustaka
261
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
MOLUSKA DALAM PENELITIAN, KONSERVASI DAN EKONOMI
_______________________________________________________________________
_
Carpenter, K.E & Niem, V.H. 1998 (Eds). FAO species identification guide for fishery
purposes : The living marine resources of the Western Central Pacific. Volume 2.
Cephalopods, crustaceans, holothurians and sharks. Rome, pages : 687-1396.
Day, C. 2003. Mantle Length of Hapalochlaena lunulata.
http://www.cephbase.utmb.edu/ spdb/mantlelength.cfm?CephID=616. Update 26
November 2003. Diakses 15 Juni 2007.
Nordsieck, R. 2005. Blue Ring Octopuses Hapalochlaena spec
http://www.weichtiere.at/Mollusks/Kopffuesser/blauring.html. Diakses 15 Juni 2007
Potter, D & Short, J. 2006. Blue-ringed Octopus. Fact Sheet. Queensland Museum
Learning.
http://www.qm.qTD.gov.au/inquiry/factsheets/blue_ring_octopus200611.pdf.
Update November 2006. Diakses 15 Juni 2007
Smithsonian Institution. 2001. Current Classification of Recent Cephalopoda.
http://www.mnh.si.edu/cephs/newclass.pdf. Update 4 Mei 2001. Diakses 15 Juni
2007.
Stevenson, J. 2006. Blue Ringed Octopus Habitat http://www.users.bigpond.net.au/
je.st/bro/habitat.html. Update Juni 2006. Diakses 15 Juni 2007
Watters, M.R & Stommel, E.W. 2004. Marine neurotoxins : envenomations and contacs
toxins. Current Treatment Options in Neurology. 6 : 115-123
262