Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMIAH

ASPEK HUKUM BISNIS


“Perizinan Lembaga Pembiayaan”

Dosen Pengampu:
Amri Nur Azizah, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
Dwi Pratiwi 1801020994
Ida Fitriyah 1801020992
Rina Febrianti Miftahur Rohmah 1801020993
Oktavia Finasti Putri 1801020990

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Ilmiah dengan judul “ Perizinan lembaga pembiayaan”
beserta penjelasannya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Akhir kata kata kami ucapkan terima kasih.

Lamongan, 31 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
ABSTRAK iv
Bab 1 Pendahuluan 1
1. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................1
3. Tujuan...........................................................................................................1
Bab 2 Landasan Teori 2
1. Lembaga Pembiayaan...................................................................................2
2. Jenis Lembaga Pembiayaan..........................................................................3
Bab 3 Pembahasan 5
1. Tata Cara Perizinan Lembaga Pembiayaan..................................................5
2. Alur Perizinan Lembaga Pembiayaan Usaha dan Pembiayaan Syariah.......6
Bab 4 Penutup 12
1. Kesimpulan.................................................................................................12
2. Saran...........................................................................................................12
Daftar Pustaka

iii
ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009,


lembaga pembiayaan merupakan badan usaha yang melakukan aktivitas
pembiayaan dengan menyediakan dana atau modal. Lembaga pembiayaan tidak
saja berfungsi sebagai alternatif untuk memperoleh dana dan mendukung
perkembangan ekonomi nasional, melainkan berperan penting dalam
pembangunan. beberapa harian yang telah terbit di Jakarta, seringkali menyajikan
informasi bisnis yang berkaitan dengan lembaga pembiayaan. Oleh karenanya
makalah ini mengkaji tatacara pendirian dan perizinan lembaga pembiayaan serta
bagaimana alur perizinan lembaga pembiayaan. Sebagaimana dalam Ketentuan
yang mengatur mengenai tatacara pendirian dan perizinan mengenai lembaga
pembiayaan ini telah diatur dalam keputusan menteri keuangan No.125
/KMK.103/1988. Sementara alur perizinan lembaga pembiayaan diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 47/POJK.05/2020
tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan pembiayaan dan perusahaan
pembiayaan syariah dalam Pasal 12, 13 dan 14 .
Kata Kunci: Lembaga Pembiayaan, Lembaga Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan

iv
Bab 1
Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Lembaga pembiayaan bagi masyarakat awam masih asing terdengar,
kecuali bagi para praktisi di bidang ekonomi dan pendidikan. Berdasarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009, lembaga
pembiayaan merupakan badan usaha yang melakukan aktivitas pembiayaan
dengan menyediakan dana atau modal.1 Bila dibandingkan lembaga keuangan,
kehadiran lembaga pembiayaan ini dianggap cukup penting. Lembaga
keuangan merupakan badan usaha yang melakukan penghimpunan dana dan
menyalurkannya pada masyarakat khususnya membiayai investasi dalam
pembangunan.
Lembaga pembiayaan tidak saja berfungsi sebagai alternatif untuk
memperoleh dana dan mendukung perkembangan ekonomi nasional,
melainkan berperan penting dalam pembangunan. Belum lagi beberapa harian
yang telah terbit di Jakarta, seringkali menyajikan informasi bisnis yang
berkaitan dengan lembaga pembiayaan. Oleh karenanya masalah ataupun
tatacara pendirian dan perizinan lembaga pembiayaan ini cukup menarik
untuk dikaji serta bagaimana alur perizinan lembaga pembiayaan.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana tata cara pendirian perizinan lembaga pembiayaan ?
2) Bagaimana alur perizinan lembaga pembiayaan usaha dan lembaga
pembiayaan syariah?
3. Tujuan
1) Untuk memahami tata cara pendirian perizinan lembaga pembiayaan.
2) Untuk memahami alur perizinan perizinan lembaga pembiayaan usaha dan
lembaga pembiayaan syariah.

1
Lihat Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga pembiayaan.

1
Bab 2
Landasan Teori

1. Lembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI
No. 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan Pembiayaan, memberikan
pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan pembiayaan yang
dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian
barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh
konsumen.2 Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebenarnya antara kredit konsumsi dengan pembiayaan konsumen sama saja.
Hanya pihak pemberi kreditnya yang berbeda.
Pembiayaan konsumen sebagai salah satu lembaga pembiayaan lebih
banyak diminati oleh konsumen ketika mereka memerlukan barang yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran/cicilan. Barang yang menjadi
obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang seperti, alat-
alat elektronik, sepeda motor, komputer dan alat-alat kepentingan rumah
tangga yang menjadi kebutuhan konsumen. Besarnya pembiayaan yang
diberikan kepada konsumen umumnya relatif kecil, sehingga kandungan risiko
yang mesti harus dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relatif
kecil.
Lembaga pembiayaan termasuk bagian dari lembaga keuangan. Dalam
melakukan kegiatan usahanya, lembaga pembiayaan lebih menekankan pada
fungsi pembiayaan. Istilah lembaga keuangan lebih luas dibandingkan dengan
lembaga pembiyaan. Lembaga keuangan meliputi:3
1) Badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk aset keuangan yang
disediakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa keuangan  termasuk
juga pembiayaan.

2
Lihat SK Menteri Keuangan RI No.448 Tahun 2000 tentang Perusahaan Pembiayaan.
3
Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Yogyakrta:
Graha Ilmu, 2009, hlm. 69.

2
2) Badan usaha yang hanya menjalankan usaha dibidang jasa pembiayaan,
menyediakan dana dan barang modal tanpa menarik dana secara langsung
dari masyarakat.
Menurut Abdulkadir Muhamad dalam Neni Sri Imaniyati, yang
dimaksud dengan lembaga keuangan (financial institution) adalah:4
“Badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset
keuangan (financial assets). Kekayaan dalam bentuk aset keuangan
ini digunakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, baik
penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan
konsumtif, maupun jasa keuangan bukan pembiayaan.”
Berdasarkan pengertian diatas lembaga keuangan adalah lembaga yang
memberikan kekayaan dalam bentuk aset keuangan yang digunakan untuk
kegiatan operasional agar bisa memutar arus uang dalam perekomian.

2. Jenis Lembaga Pembiayaan


Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang memberikan
pembiayaan dengan cara menyediakan barang modal atau dana melalui sistem
angsuran. Berdasarkan Perpres RI no 9 tahun 2009 tentang lembaga
pembiayaan berikut tiga jenis lembaga pembiayaan yaitu:
1) Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan merupakan lembaga pembiayaan yang dibentuk untuk
melaksanakan leasing, pembiayaan konsumen, anjak piutang serta usaha
kartu kredit.
a. Leasing adalah bentuk aktivitas usaha dalam bentuk barang modal yang
dilakukan melalui hak opsi ataupun tanpa hak opsi dalam kurun waktu
sesuai kesepakatan. Obyek transaksi menjadi hak milik lembaga
pembiayaan selama berlakunya perjanjian leasing.
b. Pembiayaan konsumen merupakan aktivitas pembiayaan dengan
menyediakan barang sesuai kebutuhan (elektronik, kendaraan bermotor,
dan rumah) bagi konsumen dengan cara dicicil.
c. Factoring atau anjak piutang merupakan kegiatan pembiayaan berupa
pembelian piutang dagang sebuah perusahaan dalam jangka pendek
4
Ibid, hlm.3.

3
(termasuk kepengurusan piutang tersebut). Anjak piutang ini bisa
dilakukan baik menggunakan jaminan atau tidak.
d. Usaha kartu kredit adalah aktivitas pembiayaan pembelian barang atau
jasa memakai kartu kredit. Penyediaan kartu kredit ini mengikuti
peraturan dari Bank Indonesia. 
2) Perusahaan Modal Ventura
Venture Capital Company atau Perusahaan modal ventura berfokus
pada penyertaan modal suatu perusahaan (investee company) dalam kurun
waktu sesuai kesepakatan tanpa agunan. Risiko kegagalan bukan pada
debitur melainkan berada di tangan pihak perusahaan modal ventura.
Aktivitas perusahaan modal ventura ini termasuk equity participation
(penyertaan saham), quasi equity participation (pembelian obligasi
konversi), dan revenue sharing (profit atau pembagian hasil usaha).
3) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
Dibentuk guna menyediakan dana bagi proyek-proyek infrastruktur,
aktivitas perusahaan ini meliputi direct lending (memberi pinjaman
langsung untuk pembiayaan infrastruktur), refinancing proyek
infrastruktur, dan subordinated loans (pinjaman subordinasi). Selain itu
perusahaan pembiayaan infrastruktur dapat melaksanakan credit
enhancement (mendukung kredit) seperti menjamin pembiayaan
infrastruktur, advisory services (jasa konsultasi), equity investment
(investasi modal), pencarian swap market pembiayaan infrastruktur, serta
aktivitas penyediaan fasilitas lain seputar pembiayaan infrastruktur dengan
izin dari menteri.

4
Bab 3
Pembahasan

1. Tata Cara Perizinan Lembaga Pembiayaan


Ketentuan yang mengatur mengenai tatacara pendirian dan perizinan
mengenai lembaga pembiayaan ini telah diatur dalam keputusan menteri
keuangan No.125 /KMK.103/1988. Untuk memperoleh izin usaha dan
lembaga pembiayaan diatas, terlebih dahulu harus meminta izin dengan suatu
permohonan kepada menteri keuangan dengan melampirkan hal hal sebagai
berikut:5
1) Akta pendirian perusahaan pembiayaan yang telah disahkan menurut
ketentuan perundang undangan yang berlaku.
2) Bukti pelunasan modal disetor untuk perseroan terbatas atau simpanan
pokok dan simpanan wajib untuk koperasi, pada salah satu bank di
Indonesia
3) Contoh perjanjian pembiayaan yang akan digunakan
4) Daftar susunan pengurus perusahaan pembiayaan
5) Nomor pokok wajib pajak (NPWP) perusahaan
6) Neraca pembukuan perusahaan pembiayaan
7) Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi
perusahaan pembiayaan patungan yang didalamnya tercermin arah
Indonesianisasi dalam pemilik saham.
Pemberian izin usaha ini diberikan selambat lambatnya 30 hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap dan izin usaha akan berlaku selama
perusahaan masih menjalankan usahanya. Pemberian izin usaha utnuk
lembaga pembiayaan ternyata tidak dikenakan biaya.
Apabila lembaga pembiayaan melakukan kegiatan yang bertentangan
dengan bidang usahanya , jelas akan mengakibatkan sanksi dengan mencabut

5
Lihat keputusan menteri keuangan No.125 /KMK.103/1988 Tentang ketentuan tata cara
pelaksanaan pembiayaan

5
izin yang diberikan. Peghentian atau pencabutan izin usaha tersebut dilakukan
setelah pemberian peringatan secara tertulis kepada yang bersangkutan
sebanyak 3 kali berturut turut dengan tenggang waktu 1 bulan dan telah
dilakukan pembekuan kegiatan atas izin usaha untuk jangka waktu 6 bulan
sejak pernyataan terakhir

2. Alur Perizinan Lembaga Pembiayaan Usaha dan Pembiayaan Syariah


Permohonan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 47/POJK.05/2020 tentang
perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan pembiayaan dan perusahaan
pembiayaan syariah dalam Pasal 12, 13 dan 14 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan OJK
ini dan harus dilampiri dokumen paling sedikit:6

Pasal 12
(1) Perusahaan melakukan kegiatan usaha setelah memperoleh izin usaha dari
Otoritas Jasa Keuangan.
(2) Untuk memperoleh izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Direksi harus mengajukan permohonan izin usaha kepada Otoritas Jasa
Keuangan dengan melampirkan dokumen:
a. salinan akta pendirian badan hukum disertai dengan bukti pengesahan
oleh instansi yang berwenang, paling sedikit harus memuat : nama dan
tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, modal
disetor, kepemilikan dan wewenang, tanggung jawab, masa jabatan
anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota DPS.
b. salinan akta perubahan anggaran dasar terakhir disertai dengan bukti
persetujuan, dan/atau surat penerimaan pemberitahuan dari instansi
berwenang.
c. daftar pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing
kepemilikan saham sampai dengan pemegang saham terakhir dan/atau

6
Lihat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 47/POJK.05/2020 tentang
perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan pembiayaan dan perusahaan pembiayaan syariah

6
pemilik manfaat serta daftar perusahaan lain yang dimiliki oleh
pemegang saham.
d. data pemegang saham selain PSP yaitu
1. orang perseorangan, dilampiri dengan, fotokopi tanda pengenal
berupa kartu tanda penduduk atau paspor yang masih berlaku,
fotokopi nomor pokok wajib pajak, daftar riwayat hidup dengan
dilengkapi pas foto berwarna yang terbaru berukuran 4 x 6 cm,
surat pernyataan dari yang bersangkutan yang menyatakan bahwa:
a. tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet
b. tidak termasuk dalam daftar pihak yang dilarang untuk menjadi
pemegang saham atau pihak yang mengelola, mengawasi, dan/atau
mempunyai pengaruh yang signifikan pada lembaga jasa keuangan
c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dalam 5 (lima) tahun terakhir.
d. tidak pernah dinyatakan pailit atau bersalah yang menyebabkan
suatu perseroan atau perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dalam 5 (lima) tahun terakhir
e. tidak pernah menjadi PSP, anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau anggota DPS pada perusahaan jasa keuangan yang
dicabut izin usahanya karena melakukan pelanggaran dalam 5
(lima) tahun terakhir;
2. badan hukum, dilampiri dengan salinan akta pendirian badan
hukum, termasuk anggaran dasar berikut perubahan anggaran dasar
mengenai kegiatan usaha, permodalan, struktur pemegang saham,
dan kepengurusan yang terakhir, disertai dengan bukti
pengesahan, persetujuan, pencatatan, dan surat penerimaan
pemberitahuan dari instansi berwenang, laporan keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik dan laporan keuangan
nonkonsolidasi terakhir sebelum penyetoran modal yang telah

7
ditandatangani oleh direksi atau yang setara dari pemegang saham,
fotokopi nomor pokok wajib pajak dan data direksi badan hukum
dari pemegang saham selain PSP yang meliputi: fotokopi tanda
pengenal berupa kartu tanda penduduk atau paspor yang masih
berlaku, fotokopi nomor pokok wajib pajak, daftar riwayat hidup
dengan dilengkapi pas foto berwarna yang terbaru berukuran 4 x 6
cm dan surat pernyataan direksi atau yang setara dengan itu dari
badan hukum dimaksud yang menyatakan bahwa, pemegang
saham tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet,
pemegang saham tidak termasuk dalam daftar pihak yang dilarang
untuk menjadi pemegang saham atau pihak yang mengelola,
mengawasi, dan/atau mempunyai pengaruh yang signifikan pada
lembaga jasa keuangan, pemegang saham tidak pernah dihukum
karena melakukan tindak pidana di bidang usaha jasa keuangan
dan/atau perekonomian berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dalam 5 (lima) tahun terakhir,
pemegang saham tidak pernah dinyatakan pailit atau bersalah yang
menyebabkan suatu perseroan atau perusahaan dinyatakan pailit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan pemegang saham
tidak pernah menjadi PSP pada perusahaan jasa keuangan yang
dicabut izin usahanya karena melakukan pelanggaran dalam 5
(lima) tahun terakhir;
3. pemerintah pusat, dilampiri dengan fotokopi peraturan pemerintah
mengenai penyertaan modal negara Republik Indonesia untuk
pendirian Perusahaan.
4. pemerintah daerah, dilampiri dengan fotokopi peraturan daerah
mengenai penyertaan modal daerah untuk pendirian Perusahaan;
e. surat pernyataan pemegang saham yang menyatakan bahwa, sumber
dana untuk penyertaan modal tidak berasal dari kegiatan pencucian
uang, pendanaan terorisme, dan kejahatan keuangan lain dan sumber

8
dana untuk penyertaan modal tidak berasal dari pinjaman.
f. fotokopi surat pemberitahuan pajak (SPT) 2 (dua) tahun terakhir
sebelum dilakukannya penyertaan modal dan dokumen lain yang
menunjukkan kemampuan keuangan serta sumber dana, bagi calon
pemegang saham orang perseorangan
g. salinan akta risalah RUPS mengenai pengangkatan anggota DPS, bagi
Perusahaan Pembiayaan Syariah, yang disertai dengan surat
penerimaan pemberitahuan dari instansi berwenang
h. fotokopi bukti pelunasan modal disetor dalam bentuk bukti setoran
tunai dari pemegang saham, rekening koran Perusahaan sejak tanggal
penyetoran modal dari pemegang saham sampai dengan tanggal
pengajuan izin usaha dan fotokopi bukti penempatan modal disetor
dalam bentuk deposito berjangka atas nama Perusahaan yang
bersangkutan pada salah satu bank umum, bank umum syariah, atau
unit usaha syariah dari bank umum di Indonesia bagi Perusahaan
Pembiayaan atau salah satu bank umum syariah atau unit usaha syariah
dari bank umum di Indonesia bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah,
yang dilegalisasi oleh bank yang masih berlaku selama dalam proses
pengajuan izin usaha.
i. bukti sertifikasi bagi Direksi, Dewan Komisaris, dan pejabat satu
tingkat di bawah Direksi sesuai dengan susunan organisasi pada saat
pengajuan permohonan izin usaha.
j. bukti kesiapan operasional yang mendukung kegiatan usaha paling
sedikit berupa susunan organisasi yang dilengkapi dengan uraian
tugas, wewenang, tanggung jawab, dan personalia, prosedur kerja,
daftar aset tetap dan inventaris, bukti kepemilikan atau penguasaan
gedung kantor yang menunjukkan alamat kantor Perusahaan beserta
foto tampak luar gedung dan foto dalam ruangan serta tata letak
ruangan, contoh perjanjian pembiayaan, contoh akad Pembiayaan
Syariah, bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah, infrastruktur sistem
informasi dan nomor pokok wajib pajak.Rencana bisnis untuk 3 (tiga)

9
tahun pertama paling sedikit memuat tentang visi, misi, strategi bisnis
dan kebijakan dan rencana manajemen yang meliputi rencana kegiatan
usaha, rencana pengembangan atau perluasan kegiatan usaha, rencana
permodalan, rencana pendanaan, rencana pengembangan dan/atau
perubahan jaringan kantor atau saluran distribusi, rencana
pengembangan organisasi, sumber daya manusia, dan/atau teknologi
informas dan rencana kegiatan untuk meningkatkan literasi dan
inklusi keuangan kemudian ada laporan posisi keuangan awal dan
proyeksi secara bulanan atas laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi komprehensif, dan laporan arus kas beserta asumsi yang
digunakan yang terakhir ada proyeksi rasio dan pos tertentu.
k. fotokopi perjanjian kerja sama antara pemegang saham yang berbentuk
badan hukum asing dengan pemegang saham Indonesia, bagi
Perusahaan yang di dalamnya terdapat penyertaan dari badan hukum
asing, paling sedikit memuat tentang komposisi permodalan dan
rincian kewenangan, juga paling sedikit memuat ketentuan mengenai
hak suara, pembagian keuntungan dan kerugian, dan penunjukan
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perusahaan dan
kewajiban pemegang saham berbentuk badan hukum asing untuk
menyusun dan melaksanakan program pendidikan dan pelatihan sesuai
bidang keahliannya;
l. konfirmasi dari otoritas pengawas di negara asal pihak asing, jika
terdapat penyertaan langsung oleh badan hukum asing yang memiliki
otoritas pengawas di negara asalnya.
m. fotokopi pedoman pelaksanaan program anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme.
n. fotokopi pedoman tata kelola yang baik bagi Perusahaan dan
o. bukti pelunasan pembayaran biaya perizinan untuk pemberian izin
usaha.
(3) Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
bersamaan dengan permohonan penilaian kemampuan dan kepatutan bagi

10
calon anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, PSP, dan/atau anggota
DPS.

Pasal 13
(1) Otoritas Jasa Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan atas
permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
permohonan izin usaha diterima secara lengkap.
(2) Untuk memberikan persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan melakukan analisis dan penelitian
atas kelengkapan dokumen dan pemeriksaan setoran modal kemudian
melakukan analisis kelayakan atas rencana bisnis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf k, setelah itu melakukan
penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, PSP, dan/atau anggota DPS; dan yang terakhir
melakukan analisis pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pembiayaan.
(3) Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan peninjauan ke kantor
Perusahaan untuk memastikan kesiapan operasional Perusahaan.
(4) Dalam hal permohonan izin usaha disetujui, Otoritas Jasa Keuangan
menetapkan keputusan pemberian izin usaha.
(5) Dalam hal permohonan izin usaha ditolak, penolakan tersebut dilakukan
secara tertulis dan disertai dengan alasan penolakan.

Pasal 14
Perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan wajib
melakukan kegiatan usaha paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal izin
usaha ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

11
Bab 4
Penutup

1. Kesimpulan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang memberikan
pembiayaan dengan cara menyediakan barang modal atau dana melalui sistem
angsuran. Bila dibandingkan lembaga keuangan, kehadiran lembaga
pembiayaan ini dianggap cukup penting. Lembaga keuangan merupakan
badan usaha yang melakukan penghimpunan dana dan menyalurkannya pada
masyarakat khususnya membiayai investasi dalam pembangunan. Lembaga
pembiayaan tidak saja berfungsi sebagai alternatif untuk memperoleh dana
dan mendukung perkembangan ekonomi nasional, melainkan berperan penting
dalam pembangunan.
Pembiayaan konsumen sebagai salah satu lembaga pembiayaan lebih
banyak diminati oleh konsumen ketika mereka memerlukan barang yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran/cicilan. Ketentuan yang mengatur
mengenai tatacara pendirian dan perizinan mengenai lembaga pembiayaan ini
telah diatur dalam keputusan menteri keuangan No.125 /KMK.103/ 198.
Apabila lembaga pembiayaan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan
bidang usahanya, jelas akan mengakibatkan sanksi dengan mencabut izin yang
diberikan.

2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian ini diantaranya yaitu:
a. Bagi Mahasiswa
Bagi Mahasiwa disarankan untuk mempelajari Lembaga Pembiayaan
karena Lemabaga Pembiayaan berperan penting dalam sektor ekonomi.
Hal itu disebabkan lembaga pembiayaan berfungsi untuk memperoleh
dana, mendukung perkembangan ekonomi nasional dan berperan penting
dalam pembangunan

12
b. Bagi Akademisi
Bagi Akademisi disarankan untuk menambah wawasan kepada Mahasiswa
tentang Lembaga Pembiayaan. Agar Mahasiswa dapat menambah
informasi seputar Lembaga Pembiayaan.
c. Bagi Praktisi
Saran yang ditujukan bagi peneliti selanjutnya demi penelitian yang akan
datang agar lebih baik, antara lain dalam penelitian ini yaitu
menambahkan informasi yang lebih lengkap tentang Lembaga
Pembiayaan. Sehingga Pembaca dapat memperoleh informasi lebih akurat.

13
Daftar Pustaka

Imaniyati, N. S. (2009). Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan


Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga


Pembiayaan.

SK Menteri Keuangan RI No.448 Tahun 2000 tentang Perusahaan Pembiayaan


.
Keputusan menteri keuangan No.125 /KMK.103/1988 Tentang ketentuan tata cara
pelaksanaan pembiayaan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 47/POJK.05/2020


tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan pembiayaan dan
perusahaan pembiayaan syariah

14

Anda mungkin juga menyukai