“AQIDAH ASWAJA”
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Selama penyusunan makalah ini penulis mendapatkan bimbingan dari beberapa pihak,
oleh karena itu penulis berterima kasih kepada :
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin..
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN ISI 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 4
3. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
1. Pengertian Sifat Wajib, Sifat Mustahil, dan sifat jaiz bagi Allah 5
2. Pembagian Sifat Wajib, Sifat Mustahil, dan Sifat Jaiz bagi Allah 5
A. Pembagian Sifat Wajib Bagi Allah 5
B. Pembagian Sifat Mustahil Bagi Allah 9
C. Pembagian Sifat Jaiz Bagi Allah 10
3. Pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi Nabi 11
A. Pembagian sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jai bagi nabi 11
4. Kerancuan pembagian tauhid uluhiyyah, ruhubiyyah, dan asma was-shifat 14
1. Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Inti dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu, dalam
berbagai kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang muslim
adalah mempelajari tauhid. Tujuan dibentuknya ilmu tauhid adalah usaha pemahaman
yang dilakukan para ulama tentang aqidah islam yang terkandung dalam Al-Qur’an
dan Hadis. Dan usaha itu adalah menetapkan, membela aqidah islam, serta menolak
aqidah yang salah dan yang bertentangan dengan aqidah islam.
Tauhid membahas ajaran-ajaran dasar dari agama islam. Setiap orang yang
ingin mengetahui seluk beluk agama islam secara mendalam, perlu mempelajari
tauhid. Mempelajari tauhid akan memberikan keyakinan yang berdasarkan pada
landasan kuat, yang tidak mudah diombang ambing oleh peredaran zaman.
Tauhid sebagai masalah awal yang harus dipahami oleh umat islam, dalam
salah satu ruang lingkupnya mencoba menjelaskan melalui dalil-dalil naqli dan ‘aqli
segala hal yang berkaitan dengan Tuhan. Dalam makalah ini, penyusun akan
menjelaskan Aqidah Aswaja.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi Allah?
2. Apa saja sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi Allah?
3. Apa pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi Nabi?
4. Apa saja sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi Nabi?
5. Apa Kerancuan pembagian tauhid uluhiyyah, rubuhiyah, dan asma was-shifat?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi
Allah.
2. Untuk mengetahui sifat apa sajakan yang termasuk sifat wajib, sifat mustahil,
dan sifat jaiz bagi Allah.
4
3. Untuk mengetahui pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi
Nabi.
4. Untuk mengetahui sifat apa sajakan yang termasuk sifat wajib, sifat mustahil,
dan sifat jaiz bagi Nabi.
6. Untuk mengatahui kerancuan pembagian tauhid uluhiyyah, rubuhiyah, dan
asma was-shifat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sifat Wajib, Sifat Mustahil, dan sifat jaiz bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat yang memiliki sifat
yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya. Sifat-sifat
wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib Aqli) dan berdasarkan dalil Naqli (Al-
Qur’an dan Hadis).
Sifat Mustahil Bagi Allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada pada dzat Allah
SWT., sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat-sifat yang wajib bagi Allah, dengan dalil aqal
maupun dalil naqli.
Sifat jaiz Bagi Allah, Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh”. Yang dimaksud
dengan sifat jaiz bagi Allah ialah sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada
Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Allah bebas dengan
kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menghendaki. Allah boleh saja tidak menciptakan
alam ini, jika dia tidak menghendaki alam ini.
2. Pembagian Sifat Wajib, Sifat Mustahil, dan Sifat Jaiz bagi Allah1
Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi allah terdiri Atas 20
sifat. Sifat itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
a. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Sifat
nafsiyah ini ada satu, yaitu Wujud.
b. Sifat Salbiyah, yaitu yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak
dan patut bagi Allah SWT, sebab Allah maha sempurna dan tidak
memiliki kekurangan. Yang termasuk sifat salbiyah adalah :
1. Qidam
Sifat qidam (Terdahulu) adalah wajib bagi Allah. Artinya, bahwa Allah
tidak ada pemulaan bagi Nya dan wujud Allah tidak didahului sifatNya.
Allah Berfirman:
1
Sa’id Hawwa.2005.Allah keberadaan,kekuasaan,dan AsmaNya.(Jakarta:Rineka Cipta), hlm. 188
6
Artinya: “Dialah yang awal dan yang akhir, yang lahir dan yang batin,
dan dia Maha mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)
2. Baqo’
Sifat baqo’ adalah sifat yang wajib adanya didalam dzat Allah. Artinya,
bahwa Allah tidak ada akhir bagi Nya (kekal). Allah berfirman: “ Tiap-
tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Baginya lah segala penentuan,
dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Al-Qashash:88).
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah dan Allahlah Maha
mendengar lagi maha melihat.” (Asy-syura:11)
4. Qiyamuhu binafsihi
2
Hamzah Ya’qub.1978.Ilmu Ma’rifah. (Surabaya: PT.Bina Ilmu), Hlm. 82
7
c. Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang
termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu:
1. Al-Qudrah
Al-Qudrah (Maha Kuasa) adalah sifat yang wajib bagi allah karena
sifat ini adalah sifat kesempurnaannya. Seandainya tuhan tidak
kuasa,tentulah kebalikannya makin lemah. Sesuatu yang lemah tentu
diingkari ketuhanannya. Maka tetaplah bahwa Allah itu maha kuasa
dan mustahil lemah. Seperti dalam Al-Qur’an:
2. Irodat
3
Ibid. Hlm. 85
8
4. Hayat
5. Sama’4
6. Bashar
7. Kalam
a. Sifat Mustahil dari sifat nafsiyah ada satu, yaitu ‘Adam (Tiada)
2. Fana’ ( berakhir)
5. ta’addud ( berbilang)
1. ‘Ajzun (Lemah)
3. Jahlun ( bodoh)
4. Mautun ( mati)
5. Samamun ( tuli)
6. ‘Umy ( buta)
7. Bukm ( bisu)
10
1. Kaunuhu ‘ajiyan ( zat yang lemah)
Berbeda dengan sifat wajib dan sifat mustahil, sifat jaiz bagi allah
hanya satu, yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, Artinya:
3. Pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi Nabi.
Para rasul utusan Allah manusia-manusia yang diutus Allah Swt. Ke bumi
untuk menyampaikan risalah ilahi supaya manusia bisa tercerahkan dan mengikuti
jalan yang lurus. Karena itulah, berbeda dengan manusia pada umumnya, ada sifat
wajib,mustahil, dan jaiz bagi rasul.
A. Pembagian sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jai bagi nabi.
11
a. Sifat Wajib Rasul
1. Shidiq
Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik
benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah Swt, maupun
benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan
keduniaan.
2. Amanah
Demi terlaksananya tugas ini, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya
dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap
dirinya senantiasa terjaga.
3. Tabligh
4. Fathonah
12
Rasul juga memiliki sifat mustahil, yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki
oleh rasul sebab mereka adalah orang pilihan yang terjaga, terpelihara, atau
terhindar dari dosa (ma’sum).
Sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib. Sifat mustahil rasul
juga ada empat, berikut penjelasannya:
Selain sifat wajib dan mustahil, rasul juga memiliki sifat jaiz, yakni sifat
yang boleh terjadi pada diri rasul.
Sifat jaiz ini hanya ada satu yaitu al-‘aradhul basyariyah. Yang dimaksud
dengan al-‘aradhul basyariyah adalah sifat-sifat yang sama dengan manusia pada
umunya.
Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu
seperti berikut.
a. Ishmaturrasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah
dalam kemampuan pemahaman agama.
13
Konsep pembagian tauhid ini muncul pada abad 7 hijriyah dan dicetusksn oleh
ibnu taimiyah. Sebelum eranya, ketiga macam tauhid ini sudah jamak diketahui tetapi
bukan sebagai klasifikasi baku dari sebuah konsep ketauhidan. Sebelum muncul istilah
pembagian tiga tauhid, konsep tauhid dipahami kaum muslimin dengan sangat baik
dalam ajaran ahlus sunnah wal jama’ah. Dengan pembagian semacam itu dalam
tingkatan tertentu orang-orang musyrik pun bisa dikaragorikan bertauhid. Aneh sekali
kedengarannya.
Kreasi pembagian tauhid dari ibnu taimiyah di atas sepenuhnya diikuti oleh
Muhammad bin abdul wahhab, perintis gerakan yang dikenal dengan nama
wahabiyyah. Muhammad bin abdul wahab ini bahkan juga menghidupkan berbagai
kontrofesi dan faham-faham ekstrim dari Muhammad bin abdul wahab sendiri.
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat yang memiliki
sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib Aqli) dan berdasarkan
dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadis).
Sifat Mustahil Bagi Allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada pada dzat
Allah SWT., sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat-sifat yang wajib bagi Allah, dengan
dalil aqal maupun dalil naqli.
Sifat jaiz Bagi Allah, Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh”. Yang
dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah ialah sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak
ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Allah bebas
dengan kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menghendaki. Allah boleh saja tidak
menciptakan alam ini, jika dia tidak menghendaki alam ini.
Para rasul utusan Allah manusia-manusia yang diutus Allah Swt. Ke bumi
untuk menyampaikan risalah ilahi supaya manusia bisa tercerahkan dan mengikuti
jalan yang lurus. Karena itulah, berbeda dengan manusia pada umumnya, ada sifat
wajib,mustahil, dan jaiz bagi rasul.
Konsep pembagian tauhid ini muncul pada abad 7 hijriyah dan dicetusksn oleh
ibnu taimiyah. Sebelum eranya, ketiga macam tauhid ini sudah jamak diketahui tetapi
bukan sebagai klasifikasi baku dari sebuah konsep ketauhidan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16