DAFTAR ISI......................................................................................................................i
INTISARI.........................................................................................................................ii
ABSTRACT.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
I.3 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS...........................4
II.1 Tinjauan Pustaka.............................................................................................4
II.2 Perumusan Hipotesis dan Rancangan Penelitian...........................................7
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................9
IV.1 Peralatan...........................................................................................................9
IV.2 Bahan-bahan.....................................................................................................9
IV.3 Cara Kerja........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
1
KONVERSI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) MENJADI
ETANOL MENGGUNAKAN METODE SIMULTANEOUS
SACCHARAFICATION FERMENTATION (SSF) BERBANTU
GELOMBANG MIKRO
INTISARI
2
CONVERSION OF SAFE PALM OIL (TKKS) TO ETHANOL USING
SIMULTANEOUS SACCHARAFICATION FERMENTATION (SSF)
METHOD TO ASSIST MICRO WAVES
ABSTRACT
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
monomer (homopolimer) seperti xilan, atau terdiri atas dua jenis atau lebih
monomer (heteropolimer) seperti glukomannan. Rantai molekul hemiselulosa pun
lebih pendek daripada selulosa. Lignin mempunyai struktur molekul yang sangat
berbeda dengan polisakarida karena terdiri atas sistem aromatik yang tersusun atas
unit-unit fenil propana (Harmsen, dkk., 2010).
Berdasarkan kandungan senyawa tersebut TKKS masuk ke dalam jenis
biomassa lignoselulosa (memiliki senyawa lignin dan selulosa). Biomassa ini
merupakan salah satu bahan baku potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar alternatif. Biomassa ini dapat dikonversi menjadi etanol yang
selanjutnya dapat digunakan untuk mensubstitusi bahan bakar bensin untuk
keperluan transportasi (Hermiati, dkk., 2010). Dewasa ini banyak negara mulai
menerapkan kebijakan penambahan etanol ke dalam bahan bakar bensin untuk
mendukung upaya pemanfaatan energi terbarukan dan mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (Piarpuzan, dkk., 2011). Salah satu
keunggulan bieotanol dibandingkan dengan bahan bakar fosil adalah dari segi
efisiensi pembakaran. Selain itu senyawa hasil pembakaran yang bersumber dari
bioetanol tidak akan mencemari udara layaknya bahan bakar fosil.
Secara umum konversi TKKS menjadi bioetanol setidaknya memerlukan 3
tahapan, yaitu perlakuan awal, hidrolisis, dan fermentasi. Tahap perlakuan awal
dapat dilakukan secara fisik, kimia, maupun kombinasi dari keduanya. Tahap ini
bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan porositas dari biomassa
lignoselulosa. Hal ini dilakukan agar hidrolisis selulosa dapat berlangsung secara
maksimal karena lignin telah terdegradasi. Hasil hidrolisis berupa gula gula
sederhana seperti glukosa akan difermentasi menggunakan khamir agar diperoleh
senyawa alcohol berupa etanol. Hidrolisis atau sakarifikasi dapat dilakukan
bersamaan dengan proses fermentasi dengan metode SSF. Dapat pula dilakukan
secara bertahap dengan metode SSF. Metode SSF memiliki keunggulan
dibandingkan dengan proses hidrolisis dan fermentasi bertahap dalam hal
kecepatan hidrolisis, efisiensi penggunaan enzim, meningkatkan rendemen
produk, mengurangi kebutuhan kondisi sterill, efisiensi waktu proses dan tempat
proses/reaktor (Sun dan Cheng 2002).
2
Pada penelitian ini akan dilakukan konversi TKKS menjadi etanol dengan
metode SSF berbantu gelombang mikro. Metode SSF diharapkan dapat
mengkonversi TKKS menjadi etanol secara efektif dan efisien. Penggunaan
gelombang mikro pada tahap perlakuan awal juga diharapkan mampu
mendegradasi lignin lebih baik dari metode lainnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
4
5
pereduksi pernah dilakukan oleh Gayang (2013) menggunakan enzim xilanase dan
selulase komersial. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menentukan
konsentrasi dan waktu terbaik dari hidrolisis enzimatis TKKS.
BAB III
METODE PENELITIAN
IV.1 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain oven 105oC
Memmert, tabung teflon, START D microwave digestion system milestone
(frekuensi 2-450 Hz dan maksimal output sebesar 100 W), neraca Mettler Toledo,
gelas beker (100 ml, 250 ml, 300 ml) merk pyrex, erlenmeyer (100 ml, 250 ml,
300 ml) merk pyrex, desikator, tanur, gelas saring 1G3, pengaduk magnetik, botol
vakum, pompa vakum, tabung sentrifus 15 atau 50 mL, vortex, spektrofotometer
UV-Vis Hitachi U-2001, kuvet kuarsa, Kromatografi Gas (GC) GC-2010,
penangas air dan penangas es.
IV.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain asam oksalat
1,13% (Wako Pure Chemical Industries, Ltd CTP1404), tandan kosong kelapa
sawit (40-60 mesh), H2SO4 72%v/v dan 4%, asam asetat glasial, etanol 98%,
benzen 100%, kertas saring, benang kasur, kapas, NaClO2 25% v/v, aseton, NaOH
17% b/v dan 8.3% b/v, asam asetat 10% v/v, enzim selulase 100 g/L, Yeast
Extract 200 g/L Pepton, khamir K. marxianus, khamir S. cerevisiae, K.
marxianus, dan P. tannopilus.
dilakukan pre-strirring dengan gelombang mikro pada tingkat daya 50% selama 5
menit, dan diiradiasi dengan waktu iradiasi 3,1 menit pada suhu 190 ̊C. Setelah
itu segera dilakukan pendinginan pada tabung dengan cara merendamnya pada air
es selama 15-20 menit, lalu larutan disaring. Fraksi cair ditampung dalam tabung
sentrifus untuk analisis selanjutnya (pH dan proses fermentasi). Fraksi padat
dinetralkan dengan akuades dan disimpan dalam plastik klip untuk perlakuan
selanjutnya.
Cawan porselin dikeringkan dalam tanur selama 30-60 menit pada suhu
525±25 ̊C, kemudian didinginkan selama 30-60 menit dalam desikator, dan dicatat
beratnya. Serbuk TKKS sebanyak 1 g Berat Kering Oven (BKO) ditimbang dalam
porselin yang sudah diketahui beratnya, kemudian dimasukkan ke dalam tanur
bersuhu selama 6 jam, setelah itu sampel dikeluarkan dari tanur dan didinginkan
dalam desikator selama 30-60 menit, kemudian ditimbang beratnya. Blanko
5
selulosa diukur dengan metode yang sama, dengan menggunakan kertas saring
kering whatman bebas abu.
yang berisi sampel ditutup rapat dan diautoklaf (121 ̊C) selama 1 jam, kemudian
sampel disaring menggunakan gelas filter 1G3 dengan bantuan vakum, filtrat
sebanyak ± 10 mL disimpan untuk pengukuran lignin terlarut asam. Sampel dalam
gelas saring 1G3 dicuci dengan air panas minimum 50 mL dan dikeringkan dalam
oven 105 ̊C selama 24 jam, setelah itu sampel dikeluarkan dari oven dan
didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang beratnya.
Gelas saring 1G3 kosong dikeringkan dalam oven 105 ̊C minimal 4 jam
sebelum pengujian, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan
ditimbang berat kering ovennya. Sampel holoselulosa ditimbang sebanyak 0,5 g
dan dimasukkan ke dalam botol vial mulut lebar ± 20 mL. Pada saat yang
bersamaan, sampel diukur kadar airnya. Sampel ditambahkan NaOH 17% b/v
sebanyak 6,25 mL, lalu sampel diaduk menggunakan pengadukan magnet selama
15 menit, dan dibiarkan tanpa pengadukkan selama 30 menit, lalu ditambahkan
8,25 mL akuades ke dalam campuran dan diaduk menggunakan pengaduk magnet
selama 5 menit dan dibiarkan tanpa pengadukkan selama satu jam, kemudian
disaring menggunakan gelas saring 1G3 dan dibilas menggunakan NaOH 8,3% b/v
sebanyak 25 mL, dan dicuci menggunakan akuades sebanyak 100 mL. Selang
vakum yang menempel ke botol vakum dicabut, lalu sampel dalam 1G3
ditambahkan dalam asam asetat 10% v/v sebanyak 10 mL (dibiarkan terendam
selama 3 menit), kemudian sambungkan kembali selang vakum dan biarkan
hingga seluruh larutannya terhisap, selanjutnya dibilas dengan akuades hingga
netral (dibantu dgn kertas lakmus biru). Sampel kemudian dikeringkan dalam
oven 105 ̊C selama 24 jam, setelah itu sampel dikeluarkan dari oven dan
didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang beratnya.
TKKS yang telah steril ditimbang kembali untuk mengetahui kehilangan air
akibat pemanasan bertekanan.
Media fermentasi sebanyak 5 ml yang terdiri dari 100 g/L Yeast Extract,
200 g/L Pepton, dan K. marxianus masing-masing, dan enzim selulase
ditambahkan ke dalam Erlenmeyer hingga berat total campuran mencapai 50
gram. Kecuali enzim, media fermentasi dan larutan buffer yang digunakan telah
disterilisasi terlebih dahulu dengan autoklaf pada 121 ̊C selama 15 menit.
Persiapan yang sama dilakukan juga untuk control enzim (tanpa substrat).
Erlenmeyer SSF kemudian dilengkapi dengan leher angsa sebagai pengkap gas.
Proses SSF dilakukan dalam shaking incubator dengan kecepatan 120 rpm pada
suhu 38 ̊C.
Anita S.H., Yanto D.H.Y., Fatriasasi W., 2011, Lignin use of isolation from black
liquor on the biopulping of Betung bamboo (Dendrocalamus asper) as
selective media for white-rot-fungi, Penelitian Hasil Hutan, 29, 312-321.
Chang, J.Y., Hwang, J.S., dan Tsai, S.F., 2006, Safety evaluation of acute
toxicity/pathogenicity of Nomuraea rileyi F055 in rats, Plant Protection
Bulletin, 48(4), 331-340.
Castello, R., dan Chum, H., 1998, Biomassa, Bioenergi dan Karbon management,
Bioenergi '98: Expdaning Bioenergi Partnerships, 11-17.
Darnoko, D., Herawan, T., dan Guritno, P., 2001, Teknologi Produksi Biodiesel
dan Prospek Pengembangannya di Indonesia, Warta PPKS, 9(1), 17-27.
Fatriasari, W., Ermawar, R.A., Falah, F., Yanto, D.H.Y., Hermiati, E.,2009.
Pulping soda panas terbuka bambu Betung dengan praperlakuan fungi
pelapuk putih (Pleurotus ostreatus dan Trametes versicolor), J.Ilmu dan
Teknologi Hasil Hutan, 2(2), 45-50.
Gayang, F., 2013, Konversi Lignoselulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi
Gula Pereduksi Menggunakan Enzim Xilanase dan Selulase Komersial,
Skripsi, Departeman Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, IPB.
Harmsen, P.F.H., Huijen, W.J.J., Lopez, L.M.B., dan Bakker, R.R.C., 2014,
Literature review of physical and chemical pretreatment processes for
lignocellulosic biomass energy, Research Center of the Netherlands.
Hermiati, E., Djumali, M., Sunarti, T.C., Suparno, O., dan Prasetya, B., 2010,
Pemanfaatan biomassa lignoselulosa ampas tebu untuk produksi
bioetanol, J.Litbang Pertanian, 29(4), 121-130.
15
Lanigan, B.A., 2010, Microwave processing of lignocellulosic biomass for
production of Fuels, Theses, Department of Chemistry, University of
York.
Muryanto, Sudiyani, Y., dan Abimanyu, H., 2016, Optimization of NaOH Alkali
Pretreatment of Oil Palm Empty Fruit Bunch for Bioethanol,
J.Kim.Terap.Indones, 18(1), 27-36.
Piarpuzán, D., Quintero, J. A., dan Cardona, C. A., 2011, Empty fruit bunches
from oil palm as a potential raw material for fuel ethanol production,
Biomass and Bioenergy, 35, 1130-1137.
Seftian, D, Antonius, F., Faizal, M., 2012, Pembuatan etanol dari kulit pisang
menggunakan metode hidrolisis enzimatik dan fermentasi, Jurnal Teknik
Kimia, 1(18), 10-16.
16
Samsuri, M., Gozan, M., Mardias, R., Baiquni, M., Hermansyah, H., Wijanarko,
A., Prasetya, B., dan Nasikin, M., 2007, Pemanfaatan Selulosa Bagas
untuk Produksi Etanol Melalui Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak
dengan Enzim Xylanase, Makara Teknologi, 11(1), 17-24.
Sudiyani, 2009, Utilization of biomass waste empty fruit bunch fiber of palm oil
forbioethanol production, Research Workshop on Sustainable Biofuel, 1-
15
Sun, Y., dan Cheng, J., 2002, Hydrolysis of lignocellulosic materials for ethanol
production: a review, Bioresource Technology, 83.
Taherzadeh, M.J, dan Karimi, K., 2007, Process for Ethanol from Lignocellulosic
Materials: Enzyme based Hydrolysis Process, Bioresources, 2(4), 707-
738.
Yuniwati, M., Ismiyati, D., dan Kurniasih R., 2011, Kinetika reaksi hidrolisis pati
pisang tanduk dengan katalisator asam chlorida, Jurnal Teknologi, 4(2),
107-112.
17