Anda di halaman 1dari 10

1.

Makna Identitas Nasional


 Identitas nasional pada dasarnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam suatu bangsa. Lama kelamaan, nilai-nilai tersebut akan
menjadi ciri khas bangsa dan negara, sehingga dapat menjadi pembeda dengan
bangsa lain. Identitas sendiri nerasal dari kata identity yang memiliki makna sebagai
ciri, tanda, ataupun jati diri. Kata nasional berasal dari kata bangsa atau nation,
dalam konteks modern, umumnya kata ini disepadankan dengan sebuah negara dan
masyarakat yang tinggal didalamnya. Oleh karena itu, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa identitas nasional adalah ciri khas yang melekat pada suatu negara serta
kelompok-kelompok masyarakat yang tinggal didalamnya. Identitas nasional sendiri
merupakan pembeda antara suatu negara dengan negara lainnya. Harapannya,
semua masyarakat di negara tersebut memiliki nilai yang sejalan dengan
identitasnya. Contohnya adalah negara Kanada yang identik dengan penduduknya
yang ramah, Singapura dengan peraturan yang ketat dan penataan ruangnya yang
rapi, atau Indonesia yang identik dengan kekayaan akan budayanya. Kita dapat
menarik kesimpulan lagi bahwa secara umum, definisi luar dari identitas nasional
sendiri adalah sebagai jati diri, penciri atau sifat unik yang tumbuh dan berkembang
di suatu negara sehingga dapat menjadi pembeda dibandingkan dengan negara-
negara lainnya. Di negara indonesia, harus kita sadari bahwa sebuah negara-bangsa
adaah konsep sosio-politik yang dinamis, Indonesia sendiri sebagai negara yang
mejemuk dan menjunjung Bhinneka Tunggal Ika memiliki banyak sekali identitas,
baik secara bahasa, etnis, agama, ras, ataupun tradisi. Oleh karena itu, identitas
nasional bangsa indonesia pada dasarnya adalah kristalisasi dari kumpulan identitas-
identitas yang heterogen tersebut. Adapun pengertian dari istilah identitas nasional
ini ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu pertama, sudut pandang etimologis, istilah
identitas nasional terbentuk dari dua kata, yaitu identitas dan nasional seperti yang
telah diuraikan diatas. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata
identitas berarti “ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang” atau “jati diri”. Dalam
Oxford Advanced Learner’s Dictionary berasal dari kata Identity yang berarti 1.
Who or what; 2. The characteristics, felings or beliefs that distinguish people from
others; 3. The stateb of feeling of being very similar to and able to
understand.berdasarkan arti kata identitas di dalam kamus tersebut, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kata identitas menunjuk pada ciri atau penanda
yang dimiliki oleh seseorang pribadi dan dapat pula kelompok, penanda pribadi
misalnya diwujudkan dalam bentuk KTP atau SIM. Dalam KBBI Kata nasional
berarti bersifat “kebangsaan”; “berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri”;
“meliputi suatu bangsa”. Kata nasional berasal dari bahasa inggris yaitu “national”
yang dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary berarti: 1. Connected with a
particular nation; shared by a whole nation; 2. Owned, controlled or financially
supported by the federal, government. Kedua, sudut pandang historis, ide tenang
identitas nasional indonesia bukanlah ide yang baru. Ide ini telah muncul sejak masa
perjuangan kemerdekaan. Kesadaran tentang pentingnya identias nasional indonesia
secara historis tepatnya mulai muncul setelah banyak pemuda Indonesia yang
menjalani pendidikan di Eropa. Kedasaran tentang pentingnya identitas nasional
indonesia, khususnya pada tahap awal munculnya ditandai dengan
diselenggarakannya Kongres Budi Utomo 1908. Ketiga, sudut pandang terminologis
adalah mengkaji pengertian dari kata tersebut dalam kedudukannya sebagai sebuah
istilah. Ada beberapa tokoh yang memberikan pendapatnya untuk memperjelas
pengertian identitas nasional tersebut, antara lain Koento Wibisono (2005)
menyatakan bahwa identitas nasional adalah pengertian yang didalamnya tersimpul
perangkat nilai-nilai budaya yang mempunyai ciri kahs dan membedakan dengan
bangsa lain. Identitas nasional merupakan konstruksi emosional, intelektual, dan
ideologis yang terus menerus harus dibangun agar tata nilai yang tersimpul
didalamnya tetap relevan, aktual dan fungsional, dalam menghadapi zaman yang
terus-menerus berkembang dan berubah-ubah. Pendapat lain dari tulisan Kaelan dan
Zubaidi (2007) yang menyatakan bahwa identitas nasional adalah suatu ciri yang
dimilki oleh suatu bansa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut denan
bangsa yang lain.
 Contoh atau bentuk-bentuk identitas nasional di Indonesia
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia
b. Bendera negara, yaitu Sang Saka Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
g. Konstitusi negara, yaitu UUD 1945
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yan berkedaulatan rakyat
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
2. Prof. Notonagoro untuk mencari asal mula Pancasila menggunakan teori kausalitas
(sebab akibat). Berdasarkan teori kausalitas tersebut, kausa materialis Pancasila
berasal dari adat kebiasaan, kebudayaan dan agama yang ada di Indonesia
(Notonagoro, 1975:32). Dengan demikian, tidak dapat diragukan bahwa dasar negara
yang kita miliki digali dari nilai yang terdapat dalam masyarakat. Nilai tersebut
tersebar pada masyarakat, digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, tidak diragukan lagi bahwa Pancasila sebenarnya merupakan budaya dan
pembudayaan bangsa Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa
Indonesia. Terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis dari
Pancasila:
a. Sila ketuhanan yang Maha Esa
Asal mula dari sila Ketuhanan yang Maha Esa bahwasanya di negara Indonesia
dalam berbangsa dan bernegara bahkan bermasyarakat harus di ikuti dengan
kepercayaan akan Tuhan pada setiap warga negara karena negara Indonesia sejak
dulu telah menganut berbagai paham agama dari sejak sebelum kemerdekaan dan
sesudahnya. Sila Ketuhanan yang Maha Esa muncul dikarenakan dengan
penduduk Indonesia yang menganut berbagai macam paham agama yang hidup
berdampingan sejak dulu sampai sekarang. Dalam merumuskan sila Pancasila
Ketuhanan yang Maha Esa dilihat bagaimana keadaan penduduk bangsa atau
warga negara Indonesia yang menganut paham Ketuhanan lalu dibuatkan sila ini
untuk mengatur warga negara yang majemuk dalam hal kepercayaan ketuhanan
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Hakikat manusia adalah bersusun, yaitu terdiri atas unsur-unsur yang majemuk
tunggal atau monopluralis. Unsur-unsur tersebut adalah tubuh-jiwa (akal,
kehendak, dan rasa), sifat perseorangan-makhluk social yang menimbulkan
kebutuhan mutlak ketubuhan dan kejiwaan, diresapi akal-kehendak-rasa, masing-
masing dalam perwujudannya mutlak berupa nilai-nilai hidup, kenyataan
termasuk kebenaran, kebaikan dan keindahan kejiwaan. Kemanusiaan yang
dimaksud adalah kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, sesama manusia,
dan Tuhan atau causa prima. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
prinsip kemanusiaan atau internasionalisme yang terjelma dalam hubungan dan
penghargaan terhadap semua bangsa dan semua negara. Istilah beradab dalam sila
kemanusiaan yang adil dan beradab dimaksudkan sebagai penjelmaan unsur-unsur
hakikat manusia, yaitu jiwa raga, akal-rasa-kehendak, dan sifat kodrat makhluk
perseorangan dan makhluk social, serta kedudukan kodrat pribadi berdiri sendiri
dan makhluk Tuhan dalam kesatuan monopluralis. Hidup beradab adalah bentuk
penyelenggaraan hidup yang bermartabat setinggi-tingginya (Notonagoro,
1980:92). Sila kemanusiaan yang adil dan beradab muncul dilihat dari warga
negara indonesai yang beragam kedudukan social individunya, sila dimaksudkan
agar setiap warga negara Indonesia berlaku adil dan menjunjung sifat
kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara antara sesama individu warga
negara Indonesia, kerena sejak dulu sebelum penjajahan pun di Indonesia banyak
berdiri kerajaan-kerajaan yang menerapkan dan melakukan kegiatan kemanusiaan
dan berlaku adil walaupun berbeda kerajaan maupun agama.
c. Sila persatuan Indonesia
Rakyat Indonesia sebagai keseluruhan penjumlahan semua orang Indonesia
mempunyai tanah air tersendiri sehingga mempunyai tempat tersendiri di atas
bumi terpisah dari manusia lain. Persatuan dan kesatuan bangsa harus dipelihara,
dipererat dan diperkembangkan dalam arti agar perbedaan-perbedaan yang saling
mempunyai daya penarik saling melengkapi untuk memperkaya kehidupan,
sedangkan perbedaan-perbedaan yang menimbulkan pertentangan agar
disatupadukan dalam suatu resultan atau sintesis. Dalam perumusan sila ini, para
pendiri mengamati keadaan dan keberagaman penduduk di Indonesia, mereka
memikirkan cara agar semua penduduk dapat bersatu padu dalam kemajemukan.
Oleh karena itu, dirumuskanlah sila persatuan Indonesia sebagai pegangan atau
pedoman hidup bagi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
tengah-tengah kemajemukan serta sila ini dimaksud agar setiap warga negara
Indonesia paham betul arti dari persatuan negara Indonesia yang hanya dapat
dicapai dengan campur tangan seluruh warga negara yang memprioritaskan
kepentingan negara (persatuan) diatas kepentingan pribadi.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mempunyai dasar-dasar terdalam, yaitu yang mutlak
kemanusiaan dan kemanusiaan rakyat Indonesia sesuai dengan hakikat rakyat.
Negara Indonesia adalah negara monodualis karena unsur-unsur yang terdapat
pada negara monodualis tersebut sesuai dengan sejarah asal mula dan penjelasan
resmi sila kerakyatan Pancasila. Negara didasarkan atas rakyat tidak pada satu
golongan walaupun golongan kaya, tetapi negara untuk semua, satu untuk semua
dan semua untuk satu. Dalam perumusan sila ini para pendiri berfikir bahwa
negara didasarkan atas rakyat tidak pada golongan dan tidak pada perseorangan,
berdasarkan atas permusyawaratan (kedaulatan rakyat) bahwa kepentingan serta
kebahagiaan seluruh rakyat dijamin, serta menerima aliran pikiran untuk
membentuk negara yang berdasarkan asas kekeluargaan, asas hidup kekeluargaan,
bukan hanya hidup kekeluargaan ke dalam, tetapi juga keluar.
e. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Keadilan social adalah tentang hubungan hidup and hubungan keadilan di antara
sesame manusia, tetapi didalamnya seharusnya terselenggara keadilan dalam
hubungan dengan Tuhan, yaitu keadilan religious, serta keadilan dalam hubungan
hidup terhadap diri sendiri atau keadilan pribadi agar terlaksana penjelmaan
segenap unsur hakikat manusia dalam kesatuan wajib yang bersifat kodrat, moral,
idela atas dasar cita-cita, yang ideologis dan politis yang bersifat religious atas
firman Tuhan. Keadilan social sebagai tujuan empat sila yang mendahuluinya dan
berkat sifat persatuan dan kesatuan Pancasila dalam bentuk perwujudannya adalah
sosialisme Indonesia. Sosialisme Indonesia adalah perpaduan antara unsur
sosialisme, yaitu keadilan social dan kesejahteraan dengan unsur kepribadian
Indonesia, yaitu kekeluargaan dan gotong royong. Sila ini dirumuskan agar warga
negara Indonesia dapat hidup dengan berlandaskan asas kekeluargaan dan gotong
royong yang menjunjungkan tinggi nilai keadilan bagi sesame, tidak merugikan
orang lain untuk kepentingannya sendiri melainkan menjadi makhluk social yang
banyak membantu dan bermanfaat bagi orang lain dalam menciptakan keadilan
social di lingkungan masyarakat.
3. Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
 Ketuhanan yang Maha Esa
a. Membiasakan keluarga untuk menjalankan kewajiban ibadah dengan rajin
seperti, salat lima waktu bagi penganut agama islam atai beribadah ke gereja
bagi penganut agama Kristen
b. Membiasakan berdoa tiap sebelum dan setelah melakukan aktivitas, missal saat
makan, tidur, atau bepergian
c. Menghormati orang tua serta menaati nasihat dan perintahnya
d. Saling menghormati antar tetangga walaupun berbeda keyakinan
e. Memperkuat toleransi diantara para pemeluk agama dengan cara memberikan
kesempatan untuk menjalankan ibadah masing-masing
f. Memperlakukan tetangga dengan baik, misalnya dengan saling berbagi oleh-
oleh, makanan, atau hadiah
g. Menganggap semua teman sama meskipun berbeda-beda agamanya
h. Saling menghormati dan bertoleransi antar teman dengan keyakinan yang
berbeda
i. Bergaul dengan positif dan produktif, misalnya saling mendukung untuk
mencaai kesuksessan, saling membantu, juga bermain dan belajar Bersama
 Kemanusiaan yang adil dan beradad
a. Menghormati, menghargai, dan menyayangi orang tua serta saudara
b. Membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
c. Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah orang tua
d. Tidak semena-mena terhadap orang tua dan sesame saudara
e. Memiliki sikap tenggang rasa dan menjaga kerukunan di dalam rumah
f. Menghormati tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan
g. Menolong tetangga yang membutuhkan bantuan
h. Menjaga norma kesopanan di lingkungan masyarakat
i. Melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang disepakati di lingkungan
masyarakat, misalnya menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut kerja baki
j. Tidak main hakim sendiri
k. Menghormati guru dan teman serta orang yang lebih tua dari kita
l. Membantu antar sesama masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan
 Persatuan Indonesia
a. Menanamkan jiwa dan semangat patriotisme serta cinta tanah air bagi seluruh
anggota keluarga maupun masyarakat. Misalnya dengan membiasakan
mengonsumsi produk-produk local buatan Indonesia
b. Mengajarkan kepada angggota masyarakat untuk menjaga nama baik Indonesia
c. Menumbuhkan sikap saling menghormati, bekerja sama, menyayangi, dan
menghargai di antara anggota masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras
dan golongan demi persatuan Indonesia
d. Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain
e. Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
f. Ditengah lingkungan yang majemuk dengan berbagai latar belakang budaya,
bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pergaulan
g. Berteman tanpa memandang status social demi persatuan
h. Menjaga kerukunan dan toleransi
i. Mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan umum
demi persatuan
j. Mengutamakan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam
permusyawaratan/perwakilan
a. Mengikuti pemilihan umum untuk memilih calon wakil rakyat demi
kesejahteraan Bersama
b. Mendengarkan nasihat orang tua, guru dan orang yang lebih tahu dari kita
c. Mengambil keputusan untuk kepentingan bersama dengan cara musyawarah
d. Tidak memaksakan pendapat dan kehendak orang lain
e. Aktif mengikuti kegiatan musyawarah dan memberikan pendapat
f. Menghargai dan melaksanakan keputusan hasil musyawarah
g. Percaya kepada para wakil rakyat untuk melaksanakan permusyawaratan
 Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat
b. Membantu masyarakat yang membutuhkan tanpa melihat status social
c. Dapat bermanfaat bagi orang lain
d. Tidak bersikap boros
e. Tidak terlalu berlebihan dalam gaya kehidupan yang mewah
f. Bekerja demi kepentingan bersama
g. Menghormati hak orang lain
h. Tidak mengambil hak orang lain yang bukan milik kita
i. Menghargai hasil karya orang lain dan tidak mengejeknya
4. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
Yang dimaksud dengan kepribadian bangsa seperti ciri-ciri khas bangsa Indonesia
yang bisa membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Ciri-ciri khas bangsa
Indonesia ini yang sudah kita ketahui bersama yaitu seperti pencerminan dari garis
pertumbuhan dan perkembangan bangsa kita Indonesia ini sepanjang masa.
Perkembangan bangsa Indonesia juga ditentukan dari kehidupan yang ada pada
negara atau bangsa itu sendiri seperti Indonesia dan juga di pengaruhi oleh tempat dan
wilayah atau lingkungan. Secara harfiah, kepribadian bangsa terdiri dari dua kata,
yaitu kepribadian dan bangsa. Kepribadian adalah orientasi sifat yang berbeda dalam
diri seseorang ketika menghadapi kondisi terntentu. Sedangkan bangsa adalah
kumpulan masyarakat yang memiliki keterikatan dan saling berhhubungan untuk
mencapai tujuan bersama. Adapun ciri-ciri yang menjadi corak karakter atau
kepribadian bangsa, yaitu sifat religius, sikap menghormati bangsa dan manusia lain,
persatuan, gotong royong dan musyawarah, serta ide tetang keadilan social. Nilai-nilai
tersebut dapat diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan
setiap warga negaranya. Dapat disimpulkan, pelaksanaan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa adalah perwujudan dari nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini
kebenaran dan kebaikannya. Pancasila sebagai kepribadian bangsa tidak lain berasal
dari jiwa masyarakat dalam bangsa itu sendiri. Pancasila berperan membimbing dan
mengarahkan perilaku bangsa dalam kehidupan sehari-harinya (Mustafa Kamal
Pasha). Karakter bangsa Indonesia tersebut adalah nilai-nilai dasar Pancasila sehingga
Pancasila dikatakan sebagai jati diri bangsa yang menjadi inti identitas nasional
Indonesia. Pancasila merupakan identitas nasional yang unik, Pancasila bukan hanya
identitas dalam arti fisik atau symbol, layaknya bendera dan lambang negara lainnya.
Pancasila dalah identitas non fisik atau lebih tepat dikatakan bahwa Pancasila adalah
jati diri atau kepribadian psikis bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia
merupakan suatu hasil kesepakatan bersama warga bangsa tentang masa depan
berdasarkan pengalaman masa lalu. Jati diri bangsa selalu mengalami proses
pembinaan demi terbentuknya solidaritas dan demi mencapai tujuan bersama di masa
depan. Adapun Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari menurut sila-sila Pancasila
sebagai berikut, diantaranya:
a. Sila pertama
 Tidak memaksakan suatu agaman atau kepercayaan pada orang lain
 Menghormati pemeluk agama lain dalam melaksanakan ibadah
 Bekerja sama antar umat beragama agar tercipta kerukunan antar umat
beragama
b. Sila kedua
 Bersikap tenggang rasa kepada orang lain
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
 Saling menghormati dan mau bekerja sama dengan orang lain
 Tidak bertindak sewenang-wenang kepada oran lain
 Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban
c. Sila ketiga
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
 Cinta tanah air dan bangsa
 Bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-bhinneka
tunggak ika
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepepentingn dan keselamatan bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi atau golongan
d. Sila keempat
 Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
 Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
 Mengutakaman musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama
 Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada
Tuhan yang Maha Esa
 Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan sendiri
e. Sila kelima
 Menghormati hak-hak orang lain
 Menjauhi sifat boros dan bergaya hidup mewah
 Ringan tangan atau geamr membantu orang lain
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Sumber dan refrensi :

MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan
https://sosiologis.com/identitas-nasional
https://www.gramedia.com/literasi/pengamalan-nilai-nilai-pancasila/
https://media.neliti.com/media/publications/80416-ID-causa-materialis-pancasila-menurut-
noton.pdf

Anda mungkin juga menyukai