Anda di halaman 1dari 12

Workshop Persiapan Audit Tahun 2020

KEBIJAKAN AUDIT
Program Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas)

TAHUN 2020
Untuk Audit TA 2019

Pontianak, 9 - 11 Maret 2020


DASAR AUDIT
➢ Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah

➢ Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 tahun 2014 tentang BPKP

➢ Istisna’a Framework Agreement No. IND-167 tanggal 19 Februari 2014

➢ Amendment to The Istisna’a Framework Agreement No. IND-167 tanggal 5 Agustus


2019
Memberikan opini mengenai tingkat kewajaran
TUJUAN 01 penyajian laporan keuangan program sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterapkan pada program yang

AUDIT bersangkutan (audit keuangan)

Memberikan penilaian atas kecukupan rancangan


02 sistem pengendalian intern program guna mencapai
tujuan program, serta penilaian atas tingkat efektivitas
implementasinya di lapangan
03 Memberikan penilaian terhadap kepatuhan program
berdasarkan jenis kegiatan tertentu yang ditetapkan

04 Mengidentifikasi dan menginformasikan bilamana dari


hasil audit dijumpai adanya indikasi terjadinya fraud
dalam pelaksanaan kegiatan program
RUANG LINGKUP AUDIT
Penilaian Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

Penilaian atas Sistem Pengendalian Intern

Penilaian Kepatuhan Terhadap Ketentuan Program


1. Audit Keuangan (Financial Audit)
Penilaian atas kesesuaian penyajian format laporan keuangan program dengan format yang telah ditetapkan dan
memberikan gambaran yang wajar dan benar (true and fair view) atas operasi keuangan proyek/program

Penilaian atas kecukupan sistem akuntansi/pembukuan program guna mendukung tersajinya laporan keuangan program
sesuai dengan prinsip akuntansi/pembukuan yang diterapkan program secara konsisten

Penilaian terhadap ketepatan perhitungan dan pengklasifikasian pengeluaran berdasarkan kategori pengeluaran

Pengujian atas keakurasian jumlah-jumlah/angka dalam laporan keuangan dan didukung dengan schedule/daftar
pendukung yang diperlukan

Pengujian atas kecukupan dan relevansi bukti/dokumen pendukung atas jumlah-jumlah pengeluaran dalam laporan
keuangan program
Pengujian kesesuaian prosedur atas proses pengadaan barang/jasa konsultan yang dilaksanakan program dengan
procurement guidelines/manual proyek yang ditetapkan. Penilaian juga mencakup seleksi atas tenaga konsultan
baik konsultan perorangan (individual consultant) maupun perusahaan konsultan (firm consultant) sesuai dengan
prosedur seleksi jasa konsultan yang diatur dalam loan/credit agreement; serta reviu dan penilaian atas kapasitas
implementing agency dalam melaksanakan pengadaan untuk menentukan kecukupan sistem perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan dokumentasi atas proses pengadaan

Identifikasi terhadap indikasi terjadinya fraud yang memerlukan investigasi lebih lanjut
2. Penilaian Sistem Pengendalian Intern
Lingkup penilaian SPI meliputi hal-hal sebagai berikut:
Penilaian pengendalian intern
terhadap proses kegiatan program
Penilaian terhadap rancangan
(business process) diarahkan pada
(design) sistem pengendalian intern kondisi-kondisi yang mempunyai
program baik pada level entitas pengaruh signifikan terhadap
maupun aktivitas program baik pencapaian tujuan program atau
entitas program di proyek pusat memiliki risiko tinggi terhadap
maupun pada proyek (satker) terjadinya
pelaksana di daerah penyalahgunaan/penyimpangan
material terhadap pelaksanaan
program
Penilaian dilakukan dengan pendekatan
COSO framework yang mencakup
Penilaian terhadap efektivitas internal control
komponen Lingkungan Pengendalian,
terhadap pelaporan keuangan diarahkan pada
Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, persyaratan-persyaratan atau kondisi yang
Informasi dan Komunikasi, dan mempunyai pengaruh material dan langsung
Monitoring terhadap laporan keuangan dan internal control
atas pelaporan keuangan
Penilaian pengendalian intern dilakukan baik
terhadap pelaporan keuangan (financial reporting)
maupun proses kegiatan program (business process)
3. Kepatuhan Terhadap Ketentuan Program
Penilaian kepatuhan atas program dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan tertentu program yang dipertimbangkan cukup
signifikan memiliki peran terhadap keberhasilan program atau
merupakan kegiatan yang memiliki risiko tinggi terjadinya
penyimpangan/ penyalahgunaan, meliputi:

• Kepatuhan pada ketentuan tertentu dalam loan agreement


dan keabsahan/eligibilitas pengeluaran;

• Kepatuhan dalam pelaksanaan prosedur pengadaan


terutama yang dilakukan oleh masyarakat (dalam hal
program pemberdayaan masyarakat), apakah telah
mengikuti ketentuan yang digariskan dalam project 100%
guideline;

• Kepatuhan atas pelaksanaan mekanisme tahapan program


(sesuai dalam Pedum Sanimas)
Asersi Manajemen dalam Audit Sanimas
• Level kabupaten/kota: a.l. Pembangunan IPALD dan SR benar-
Keberadaan benar terbangun sesuai spesifikasi teknis dan
berfungsi/bermanfaat bagi masyarakat.

• Level kab/kota: a.l. Pembangunan IPALD dan SR benar dilaksanakan


Keabsahan sesuai prosedur yang diatur serta didukung oleh dokumen yang
dapat diyakini.

• Disajikan sesuai dengan kriteria, formula, dan


Penyajian petunjuk/ketentuan yang disepakati

• Dapat diiukur, digunakan, dilaksanakan dan


Keterukuran diimplementasikan

• Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan aturan yang


Kelengkapan disepakati
LINGKUP AUDIT BERDASARKAN
PENDANAAN
Kegiatan pada Satker Provinsi untuk tahun anggaran 2019,
Satker
yaitu untuk “pembayaran gaji fasilitator” yang
Provinsi pendanaannya dari Loan.

Sedangkan dana penunjang dari APBD Tk.I dialokasikan paling sedikit 1%


dari total dana bantuan pemerintah setiap provinsi untuk : sosialisasi
program tingkat provinsi, biaya rapat koordinasi tingkat provinsi, biaya
operasional PPIU, pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program
serta penyusunan laporan (Namun untuk realisasinya tidak dilakukan
audit, kecuali pengalokasiannya yang merupakan KETAATAN atas dana
pendukungnya).
➢Kabupaten/Kota→Dana bantuan pemerintah sebesar Rp425.000.000,00 (untuk
pembangunan prasarana-sarana sanitasi untuk 1 lokasi sasaran), dengan rincian :
Minimal 60% pengadaan bahan dan sewa alat
Maksimal 35% untuk upah pekerja
Maksimal 5% untuk kegiatan non fisik selama masa pembangunan
Dan Maksimal 10% dari 95% dapat digunakan untuk pembangunan prasarana
penunjang (sesuai juknis).
Pendanaan tersebut dari Loan.

Sedangkan dana APBD Kab/Kota dialokasikan paling sedikit 5% dari total


dana bantuan pemerintah setiap kab/kota untuk : sosialisasi program tingkat
kab/kota, biaya rapat koordinasi tingkat kab/kota, biaya operasional DPIU,
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program serta penyusunan
laporan (Namun untuk realisasinya tidak dilakukan audit, kecuali
pengalokasiannya yang merupakan KETAATAN atas dana pendukungnya).
Kabupaten/Kota
Tujuan Penggunaan Dana :
01 Untuk pembangunan baru Proses Pencairan Dana :
infrastruktur sanitasi dengan opsi Tahap I : 40% dari total dana
pilihan sarana : 02 bantuan→setoran tabungan KPP
• Pembangunan Sistem sebesar 25% (sesuai rembug
Pengolahan Air Limbah warga)
Domestik Terpusat (SPALD-T)
Tahap II : 30% dari total dana
• Kombinasi SPALD-T dan
bantuan→progres fisik minimal
MCK 30% dari tahap I dan setoran
kerekening KPP 50%

Tahap III : 30% dari total dana


bantuan→progres fisik minimal
60%,progres SR minimal 50%
dan setoran KPP sebesar 25%.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai