DENGAN PHBS ”
Disusun Oleh:
Desi Maulina
Farah Salsabilla
Indah
Riski maulanda
Siti aisya
Mata Kuliah : Keperawatan komunitas II
Ruang : IV-D
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis serahkan kepada Allah swt.karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya. Kami telah dapat menyelesaikan makalah ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN PHBS Selawat beriring salam kami sampaikan kepangkuan
Rasulullah Muhammad saw. yang telah mengantarkan umatnya dari alam kebodohan ke alam
yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari pihak tertentu, oleh karena
itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun kami
berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 .......................................................................................................................................3
2.2 .......................................................................................................................................3
2.3 .......................................................................................................................................4
2.4 .......................................................................................................................................5
2.5 ………………………………………………………………………………………...7
2.6 …………………………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………….
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...
4.2 Saran …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Selain itu, terdapat bukti
bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan
sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%,
serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Bersamaan dengan masuknya milenium baru,
Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan,
yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3
pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehatserta
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk
kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan.mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup
besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah
keadaandimana individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia
telahmelaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka mencegah
timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a Apa definisi dari Perilaku Hidup Bersih dan sehat di RumahTangga ?
b Apa Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
c Apa manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
d Apa sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
e Apa Indikator-indikator Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
2
BAB II
PEMBAHASAN
a Perilaku Sehat, adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah wujud pemberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program
prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana
Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
c Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,
dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).
d Tatanan, adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,
berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga,
Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.Kabupaten
Sehat/Kota Sehat, adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-
desa, kelurahan, kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai,
dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman,
nyaman dan sehat secara mandiri.
3
e Manajemen PHBS, adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4
tahapkegiatan. Yaitu :Pengkajian, Perencanaan, Penggerakkan, pelaksanaan,
Pemantauan dan penilaian.Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dankemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif
masyarakattermasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup
yangoptimal (Dinkes,2006). Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah,
TempatKerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum. Tatanan adalah tempat
dimanasekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain.
Untukmewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan
diperlukanpengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,
perencanaan,penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan
penilaian.Sebagai contoh, setiap jam 2 orang meninggal atau lebih dari 17.000
ibumeninggal setiap tahun. Sekitar 4 juta ibu hamil dan ibu menyusui
menderitagangguan Anemia karena kekurangan zat besi. Lebih dari 1,5 juta balita
yangterancam gizi buruk diseluruh pelosok tanah air. Setiap jam 10 dari sekitar 520
bayiyang di Indonesia meninggal dunia. Sehingga diharapkan dengan adanya
programPHBS di tatanan rumah tangga khususnya, angka kejadiaan tersebut bisa
ditekan.
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan; diperlukan
pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,perencanaan,
penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan danpenilaian.Selanjutnya
kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya
PENGKAJIAN
PEMANTAUAN PERENCANAAN
PENILAIAN
PERGERAKAN
PELAKSANAAN
4
2.3 MANFAAT BHPS
1 Pengertian Indikator
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah
sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan.Dengan demikian
indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan
keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.
2 Persyaratan Indikator
1 Sahih (solid), dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya dapat diukur olehindikator
tersebut.
2 Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh orangyang
berbeda dan pada waktu yang berbeda.
3 Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun.
4 Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud.
5
3 Sifat Indikator
1 Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator. Misal :Angka
Kematian Bayi (AKB).
2 Jamak (indikator komposit). yang merupakan gabungan dari
beberapaindikator.Misal : Indek Mutu Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari
3indikator. yaitu melek huruf, Angka Kematian Bayi (AKB) dan angkaharapan hidup
anak usia 1 tahun.
4 Jenis-jenis indikator
Jenis indikator ada 3, yaitu indikator input, indikator proses dan indikator
output/outcome. Apabila diuraikan sebagai berikut :
a Indikator Input
Yaitu indikator yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan programdan turut
menentukan keberhasilan program.Seperti : tersedia air bersih, tersedia jamban yang
bersih, tersedia tempatsampah,dll.
b Indikator Proses
Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana proses kegiatan/programberjalan
atau tidak.Seperti: terpelihara tempat penampungan air, tersedia alat
pembersihjamban, digunakan dan dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.
c Indikator output/outcome
Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana hasil output suatuprogram kegiatan
telah berjalan atau tidak.Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di
halaman dandi dalam ruangan dalam keadaan bersih dan lain-lain.
Ukuran-ukuran yang sering digunakan sebagai indikator adalah angkaabsolut, rasio,
proporsi, angka/tingkat.Yang perlu diingat suatu indikator tidakselalu menjelaskan keadaan
secara keseluruhan, tetapi kadang-kadang hanyamemberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan
keseluruhan tersebut sebagai suatupendugaan (proxy).Mengacu pada pengertian perilaku
sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area / wilayah :
a Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu:
1 Persentase penduduk tidak merokok.
2 Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
3 Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.
6
Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional
(Mega Country Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah
menjadi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker paru-paru
juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang buruk akan berakibat
buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadikan generasi
yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil
akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan
produktifitas menurun. Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme
tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti
jantung, paru-paru, dan lain-lain.
7
BAB III
TINJUAN KASUS
I. Data Umum
2 Pendidikan Terakhir : SD
4 10 bln √ √ √ √ √
8
Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Telah meninggal
9
5 Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri
dari suami istri dan anak kandung atau anak angkat.
6 Suku bangsa
Keluarga Tn. M dan Ny. J berasal dari Jawa Tengah dengan suku bangsa
Jawa.Keluarga tinggal pada wilayah yang kebanyakan bersuku jawa, yang terdapat kegiatan-
kegiatan keagamaan seperti pengajian.Bahasa yang digunakan oleh Tn. M dan keluarga di
rumah adalah bahasa jawa.Tn. M dan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan seperti
Rumah Sakit dan Puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya.
7 Agama
Tn. M dan Keluarga menganut agama yang sama yaitu agama islam. Tn. M dan
keluarga selalu menjalankan ibadah Shalat 5 waktu.Tn. K dan keluarga meyakini bahwa sehat
sakitnya seseorang ditentukan oleh yang diatas (Allah SWT) dan tidak memiliki kepercayaan
khusus mengenai kesehatan.
9 Bila dilihat dari keadaan atau situasi rumah status sosial ekonomi keluarga Tn. M
termasuk ke dalam status ekonomi kurang, penghasilan keluarga kurang lebih sekitar
dibawah 1.000.000/bln diperoleh sebagai buruh.Pengeluaran keluarga Tn. M setiap
bulan tidak menentu, hal ini dikarenakan banyak kebutuhan untuk keperluan sehari-
hari (makan, keperluan rumah tangga yang lainnya) serta keperluan yang tidak
terduga oleh keluarga Tn. M. Tn. M mengatakan pendapatannya setiap bulan dinilai
tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari–hari.Ny. J sebagai ibu rumah tangga
bertindak sebagai pengatur keuangan keluarga.Tn. M tidak memiliki tabungan
kesehatan ataupun pendidikan.Keluarga memiliki alat komunikasi seperti HP (hand
Phone) dan Sepeda Motor.
10
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Tn. M dan keluarga tidak pernah melakukan rekreasi pada hari libur.Sesekali hanya
mengunjungi saudara-saudara yang berada di kampung sebelah terutama pada hari raya besar
keagamaan.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap V (keluarga dengan anak remaja dimana
tahap ini keluarga menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbukaantara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan
kebebasab dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi oleh Tn. M adalah Tahap VI s/d VIII dimana
Keluarga yang melepaskan anak usia anak dan remaja , orang tua usia pertengahan.
Keluarga Tn. M mempunyai 1 orang anak laki-laki, dimana anak kedua yang masih balita
berusia 10 bulan.Keluarga ini sudah memnuhi tugas perkembangan keluarga dengan anak
balita.Tn. M mengatakan tidak memiliki penyakit turunan.Keluarga Tn. M tidak memiliki
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan keluarga.Lingkungan
1. Karakteristik rumah
11
Rumah yang ditempati merupakan rumah sendiri dengan lebar 7 m pajang 7 m kurang dari 14
m.
Kondisi dalam rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 dapur dan terdapat 1 kamar
mandi. Tipe bangunan rumah adalah permanen dimana keadaan lantai masih tanah, dan
terdapat halaman di depan rumah yang tidak dimanfaatkan.
c. Kebersihan rumah
Kebersihan rumah Tn.M tampak kurang bersih dan rapi, terdapat barang-barang
perlengkapan kayu-kayu ukir yang diletakan disembarang tempat.
d. Ventilasi rumah
12
Kondisi ventilasi cukup baik, keluarga Tn. M selalu membuka jendela dan pintu pada pagi
maupun siang hari sehingga udara mampu bertukar dari luar ke dalam.
13
e. Saluran pembuangan air limbah
Sistem saluran pembuangan air limbah rumah tangga Tn. M langsung dibuang melalui Got.
f. Air Bersih
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn. M untuk memasak dan minum menggunakan
Air galon sedangkan untuk mandi, BAB & BAK menggunakan air dari sumur.
g. Pengelolaan sampah
Kebiasaan keluarga Tn. M dalam sistem pengelolaan sampah yang dilakukan adalah dengan
cara membakar sisa-sisa sampah rumah tangga, keluarga juga memiliki tempat penampungan
sampah sementara yang terbuka.
h. Kepemilikan rumah
i. Kamar mandi / wc
Kebiasaan keluarga Tn. M BAB dan BAK menggunakan WC, jenis jamban yang digunakan
menggunakan model Leher angsa, sedangkan untuk sistem pembuangan tinjanya langsung
dibuang ke sungai.
Keluarga saat ini tinggal bersama dengan tetangga yang semuanya suku sunda
14
2. Aturan dan kesepakatan penduduk setempatKeluarga Tn. K tidak terikat dengan aturan dan
kesepakatan tertentu dengan penduduk setempat.
keluarga Tn. M dan penduduk setempat biasanya tidak membuang sampah di sembarang
tempat. Sampah dari masing-masing keluarga biasanya dikumpulkan dan di bakar.
Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah.Keluarga biasanya
mengurusi masalahnya secara interen didalam keluarganya.
15
a. Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
Keluarga biasanya menggunakan komunikasi dua arah yang dilakukan oleh suami dan istri.
Cara keluarga memecahkan masalah yaitu dengan cara diperbincangkan secara bersama-
sama.
Semua anggota keluarganya memiliki perannya masing-masing dalam keluarga yaitu sebagai
kepala keluarga, Ibu Rumah tangga dan anak-anak.Dilingkungan pergaulan maupun
pekerjaan, anggota keluarga memiliki peran sebagai Pedagang dan ibu rumah tangga.
Anggota keluarga Tn. M biasanya melakukan sholat dengan baik dan teratur dan
menjujungjung tinggi nilai-nilai yang ada di masyarakat.
16
1. Fungsi efektif
a. Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Keluarga biasanya mengekspresikan perasaan kasih sayang dengan cara “salim” kepada
anggota keluarga dan memanggil anak-anaknya dengan penuh perhatian.
b. Perasaan saling memiliki
Terdapat rasa saling memiliki antara anggota keluarga, dibuktikan dengan adanya
komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Anggota keluarga selalu mendapat dukungan dari kepala keluarga baik secara materal
maupun psikologis.
d. Saling menghargai kehangatan
Anggota keluarga saling menghargai satu dengan yang lain.
2. Fungsi sosialisasi:
a. Bagaimana memperkenalkan anggota dengan dunia luar
Lewat interaksi sosial dengan tetangga merupakan cara keluarga untuk memperkenalkan
anggota keluarganya dengan dunia luar
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Terciptanya interaksi yang baik antara anggota keluarga dengan kepala keluarga maupun
dengan sesama anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi
bagaimana prevensi / promosi).
Keluarga sering membawa anggota keluarga di Klinik harapan bunda untuk berobat, namun
keluarga jarang mengajarkan kepada anggota keluarga cara untuk mencegah penyakit atau
mempromosikan kesehatan itu sendiri.
VIII. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga.
Keluarga khawatir dengan keadaan sakit yang diderita An. J. Sedangkan Keluarga kadang
bingung bila anak mengalami batuk dan tidak nafsu makan.
b. Respon keluarga terhadap stress
Keluarga dapat mengatasi stressor dan ketegangan sehari-hari dibuktikan keluarga berusaha
memecahkan masalah dengan cara musyawarah terlebih dahulu karena sedang mendapat
cobaan.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu membicarakan masalah kepada orang terdekat di keluarga, terkadang
melibatkan keluarga terdekat untuk mengambil keputusan yang terbaik baik bagi keluarga,
dan selalu berdoa kepada Tuhan.
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
Apabila menghadapi masalah di keluarga dan tidak bisa ditangani dengan cepat
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Example :
19