Anda di halaman 1dari 22

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN PHBS ”

Disusun Oleh:

Desi Maulina

Farah Salsabilla
Indah
Riski maulanda
Siti aisya
Mata Kuliah : Keperawatan komunitas II
Ruang : IV-D

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis serahkan kepada Allah swt.karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya. Kami telah dapat menyelesaikan makalah ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN PHBS Selawat beriring salam kami sampaikan kepangkuan
Rasulullah Muhammad saw. yang telah mengantarkan umatnya dari alam kebodohan ke alam
yang penuh ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari pihak tertentu, oleh karena
itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.

Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun kami
berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Bireuen, 06 JUNI 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................................i


Daftar Isi ..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1


1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 .......................................................................................................................................3
2.2 .......................................................................................................................................3
2.3 .......................................................................................................................................4
2.4 .......................................................................................................................................5
2.5 ………………………………………………………………………………………...7
2.6 …………………………………………………………………………………………

BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................................


3.1 Kasus ..............................................................................................................................
3.2 Pengkajian……………………………………………………………………………...
3.3 Intervensi………………………………………………………………………………
3.4 Evaluasi………………………………………………………………………………..
3.5 Implementasi…………………………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………….
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...
4.2 Saran …………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Selain itu, terdapat bukti
bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan
sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%,
serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Bersamaan dengan masuknya milenium baru,
Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan,
yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3
pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehatserta
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk
kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan.mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup
besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah
keadaandimana individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia
telahmelaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka mencegah
timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a Apa definisi dari Perilaku Hidup Bersih dan sehat di RumahTangga ?
b Apa Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
c Apa manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
d Apa sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?
e Apa Indikator-indikator Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga?

1.4 TUJUAN PENULISAN


a Mengetahui definisi dari Perilaku Hidup Bersih dan sehat di RumahTangga
b Mengetahui Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga
c Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga
d Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah Tangga
e Mengetahui Indikator-indikator Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Rumah
Tangga

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PHBS


Beberapa pengertian kaitannya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah :

a Perilaku Sehat, adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah wujud pemberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program
prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana
Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
c Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,
dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).
d Tatanan, adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,
berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga,
Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.Kabupaten
Sehat/Kota Sehat, adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-
desa, kelurahan, kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai,
dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman,
nyaman dan sehat secara mandiri.

3
e Manajemen PHBS, adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4
tahapkegiatan. Yaitu :Pengkajian, Perencanaan, Penggerakkan, pelaksanaan,
Pemantauan dan penilaian.Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dankemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif
masyarakattermasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup
yangoptimal (Dinkes,2006). Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah,
TempatKerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum. Tatanan adalah tempat
dimanasekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain.
Untukmewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan
diperlukanpengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,
perencanaan,penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan
penilaian.Sebagai contoh, setiap jam 2 orang meninggal atau lebih dari 17.000
ibumeninggal setiap tahun. Sekitar 4 juta ibu hamil dan ibu menyusui
menderitagangguan Anemia karena kekurangan zat besi. Lebih dari 1,5 juta balita
yangterancam gizi buruk diseluruh pelosok tanah air. Setiap jam 10 dari sekitar 520
bayiyang di Indonesia meninggal dunia. Sehingga diharapkan dengan adanya
programPHBS di tatanan rumah tangga khususnya, angka kejadiaan tersebut bisa
ditekan.

2.2 MANAJEMEN PROGRAM BHPS

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan; diperlukan
pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,perencanaan,
penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan danpenilaian.Selanjutnya
kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya

a digambarkan dalam bagan berikut ini :

PENGKAJIAN

PEMANTAUAN PERENCANAAN
PENILAIAN
PERGERAKAN
PELAKSANAAN

4
2.3 MANFAAT BHPS

a Manfaat BHPS bagi rumah tangga :


1 Meningkatnya kesehatan keluarga dan memiliki imun tubuh yang kuat sehingga tidak
mudah terjangkit penyakit
2 Anak tumbuh sehat dan cerdas
3 Meningkatnya produktifitas dalam bekerja

b Manfaat bagi masyarakat :


1 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2 Masyarakat mampu mencegah dan menangulangi masalah kesehatan
3 Masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4 Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat
(UKMB) seperti posyandu ,jaminan pemeliharaan kesehatan ,ambulan desa dan lain
lain.

2.4 INDIKATOR PHBS

1 Pengertian Indikator

Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah
sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan.Dengan demikian
indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan
keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.

2 Persyaratan Indikator

Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain :

1 Sahih (solid), dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya dapat diukur olehindikator
tersebut.
2 Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh orangyang
berbeda dan pada waktu yang berbeda.
3 Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun.
4 Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud.

5
3 Sifat Indikator
1 Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator. Misal :Angka
Kematian Bayi (AKB).
2 Jamak (indikator komposit). yang merupakan gabungan dari
beberapaindikator.Misal : Indek Mutu Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari
3indikator. yaitu melek huruf, Angka Kematian Bayi (AKB) dan angkaharapan hidup
anak usia 1 tahun.
4 Jenis-jenis indikator
Jenis indikator ada 3, yaitu indikator input, indikator proses dan indikator
output/outcome. Apabila diuraikan sebagai berikut :
a Indikator Input
Yaitu indikator yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan programdan turut
menentukan keberhasilan program.Seperti : tersedia air bersih, tersedia jamban yang
bersih, tersedia tempatsampah,dll.
b Indikator Proses
Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana proses kegiatan/programberjalan
atau tidak.Seperti: terpelihara tempat penampungan air, tersedia alat
pembersihjamban, digunakan dan dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.
c Indikator output/outcome
Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana hasil output suatuprogram kegiatan
telah berjalan atau tidak.Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di
halaman dandi dalam ruangan dalam keadaan bersih dan lain-lain.
Ukuran-ukuran yang sering digunakan sebagai indikator adalah angkaabsolut, rasio,
proporsi, angka/tingkat.Yang perlu diingat suatu indikator tidakselalu menjelaskan keadaan
secara keseluruhan, tetapi kadang-kadang hanyamemberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan
keseluruhan tersebut sebagai suatupendugaan (proxy).Mengacu pada pengertian perilaku
sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area / wilayah :
a Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu:
1 Persentase penduduk tidak merokok.
2 Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
3 Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.

6
Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional
(Mega Country Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah
menjadi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker paru-paru
juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang buruk akan berakibat
buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadikan generasi
yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil
akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan
produktifitas menurun. Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme
tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti
jantung, paru-paru, dan lain-lain.

2. Indikator Lokal Spesifik


Dimana indikator ini digunakan sesuai dengan masalah yang ada di daerah masing
masing.

7
BAB III

TINJUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. M DENGAN PERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA PLATAR RT 06/02 TAHUNAN JEPARA
PENGKAJIAN KELUARGA

Hari / Tanggal : 08 Mei 2021


Jam : 12.00 WIB
Oleh : Kurniawati Pujiastuti

I. Data Umum

1 Nama Kepala Keluarga : Tn. S

2 Pendidikan Terakhir : SD

3 Pekerjaan KK : Tukang Kayu

4 Alamat : Platar Rt 06/02, Tahunan Jepara

Hub. Status Imunisasi


No Nama Umur JK Pend BCG Polio DPT Hep campak
1 Tn.M 43 thn L KK SD - - - - -
2 Ny.J 35 thn P Istri SD - - - - -
An.I L Anak SD
3 An.N 7 thn P Anak SMP √ √ √ √ √

4 10 bln √ √ √ √ √

8
Genogram

Keterangan:

: Perempuan

: Laki-Laki

: Tinggal dalam satu rumah

: Telah meninggal

9
5 Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri
dari suami istri dan anak kandung atau anak angkat.

6 Suku bangsa

Keluarga Tn. M dan Ny. J berasal dari Jawa Tengah dengan suku bangsa
Jawa.Keluarga tinggal pada wilayah yang kebanyakan bersuku jawa, yang terdapat kegiatan-
kegiatan keagamaan seperti pengajian.Bahasa yang digunakan oleh Tn. M dan keluarga di
rumah adalah bahasa jawa.Tn. M dan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan seperti
Rumah Sakit dan Puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya.

7 Agama

Tn. M dan Keluarga menganut agama yang sama yaitu agama islam. Tn. M dan
keluarga selalu menjalankan ibadah Shalat 5 waktu.Tn. K dan keluarga meyakini bahwa sehat
sakitnya seseorang ditentukan oleh yang diatas (Allah SWT) dan tidak memiliki kepercayaan
khusus mengenai kesehatan.

8 Status sosial ekonomi keluarga

9 Bila dilihat dari keadaan atau situasi rumah status sosial ekonomi keluarga Tn. M
termasuk ke dalam status ekonomi kurang, penghasilan keluarga kurang lebih sekitar
dibawah 1.000.000/bln diperoleh sebagai buruh.Pengeluaran keluarga Tn. M setiap
bulan tidak menentu, hal ini dikarenakan banyak kebutuhan untuk keperluan sehari-
hari (makan, keperluan rumah tangga yang lainnya) serta keperluan yang tidak
terduga oleh keluarga Tn. M. Tn. M mengatakan pendapatannya setiap bulan dinilai
tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari–hari.Ny. J sebagai ibu rumah tangga
bertindak sebagai pengatur keuangan keluarga.Tn. M tidak memiliki tabungan
kesehatan ataupun pendidikan.Keluarga memiliki alat komunikasi seperti HP (hand
Phone) dan Sepeda Motor.

10
8. Aktifitas rekreasi keluarga

Tn. M dan keluarga tidak pernah melakukan rekreasi pada hari libur.Sesekali hanya
mengunjungi saudara-saudara yang berada di kampung sebelah terutama pada hari raya besar
keagamaan.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap V (keluarga dengan anak remaja dimana
tahap ini keluarga menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbukaantara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan
kebebasab dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan yang belum terpenuhi oleh Tn. M adalah Tahap VI s/d VIII dimana
Keluarga yang melepaskan anak usia anak dan remaja , orang tua usia pertengahan.

3. Riwayat keluarga inti:

Keluarga Tn. M mempunyai 1 orang anak laki-laki, dimana anak kedua yang masih balita
berusia 10 bulan.Keluarga ini sudah memnuhi tugas perkembangan keluarga dengan anak
balita.Tn. M mengatakan tidak memiliki penyakit turunan.Keluarga Tn. M tidak memiliki
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan keluarga.Lingkungan

1. Karakteristik rumah

a. Ukuran rumah (Luas Rumah)

11
Rumah yang ditempati merupakan rumah sendiri dengan lebar 7 m pajang 7 m kurang dari 14
m.

b. Kondisi dalam dan luar rumah

Kondisi dalam rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 dapur dan terdapat 1 kamar
mandi. Tipe bangunan rumah adalah permanen dimana keadaan lantai masih tanah, dan
terdapat halaman di depan rumah yang tidak dimanfaatkan.

c. Kebersihan rumah

Kebersihan rumah Tn.M tampak kurang bersih dan rapi, terdapat barang-barang
perlengkapan kayu-kayu ukir yang diletakan disembarang tempat.

d. Ventilasi rumah

12
Kondisi ventilasi cukup baik, keluarga Tn. M selalu membuka jendela dan pintu pada pagi
maupun siang hari sehingga udara mampu bertukar dari luar ke dalam.

13
e. Saluran pembuangan air limbah

Sistem saluran pembuangan air limbah rumah tangga Tn. M langsung dibuang melalui Got.

f. Air Bersih

Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn. M untuk memasak dan minum menggunakan
Air galon sedangkan untuk mandi, BAB & BAK menggunakan air dari sumur.

g. Pengelolaan sampah

Kebiasaan keluarga Tn. M dalam sistem pengelolaan sampah yang dilakukan adalah dengan
cara membakar sisa-sisa sampah rumah tangga, keluarga juga memiliki tempat penampungan
sampah sementara yang terbuka.

h. Kepemilikan rumah

Keluarga Tn. M memiliki rumah sendiri.

i. Kamar mandi / wc

Kebiasaan keluarga Tn. M BAB dan BAK menggunakan WC, jenis jamban yang digunakan
menggunakan model Leher angsa, sedangkan untuk sistem pembuangan tinjanya langsung
dibuang ke sungai.

IV. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

1. Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja

Keluarga saat ini tinggal bersama dengan tetangga yang semuanya suku sunda

14
2. Aturan dan kesepakatan penduduk setempatKeluarga Tn. K tidak terikat dengan aturan dan
kesepakatan tertentu dengan penduduk setempat.

3. Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan

keluarga Tn. M dan penduduk setempat biasanya tidak membuang sampah di sembarang
tempat. Sampah dari masing-masing keluarga biasanya dikumpulkan dan di bakar.

V. Mobilitas geografis keluarga

1. Apakah keluarga sering pindah rumah

Keluarga Tn. K tidak pernah pindah rumah.

2. Dampak pindah rumah terhadap kondisi (apakah menyebabkan stress)

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

3. Perkumpulan/organisasi sosial yang diikuti oleh anggota keluarga

Ny. R tida pernah mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat

4. Sistem pendukung keluarga

Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah.Keluarga biasanya
mengurusi masalahnya secara interen didalam keluarganya.

VI. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga:

15
a. Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga

Keluarga biasanya menggunakan komunikasi dua arah yang dilakukan oleh suami dan istri.

b. Cara keluarga memecahkan masalah

Cara keluarga memecahkan masalah yaitu dengan cara diperbincangkan secara bersama-
sama.

2. Struktur kekuatan keluarga

a. Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah.

Keluarga bisanya memeriksa anggota keluarganya ke Klinik Harapan Bunda untuk


mendapatkan pertolongan.

3. Struktur peran(formal dan informal)

a. Peran seluruh anggota keluarga

Semua anggota keluarganya memiliki perannya masing-masing dalam keluarga yaitu sebagai
kepala keluarga, Ibu Rumah tangga dan anak-anak.Dilingkungan pergaulan maupun
pekerjaan, anggota keluarga memiliki peran sebagai Pedagang dan ibu rumah tangga.

4. Nilai dan norma keluarga

Anggota keluarga Tn. M biasanya melakukan sholat dengan baik dan teratur dan
menjujungjung tinggi nilai-nilai yang ada di masyarakat.

VII. Fungsi keluarga

16
1. Fungsi efektif
a. Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Keluarga biasanya mengekspresikan perasaan kasih sayang dengan cara “salim” kepada
anggota keluarga dan memanggil anak-anaknya dengan penuh perhatian.
b. Perasaan saling memiliki
Terdapat rasa saling memiliki antara anggota keluarga, dibuktikan dengan adanya
komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Anggota keluarga selalu mendapat dukungan dari kepala keluarga baik secara materal
maupun psikologis.
d. Saling menghargai kehangatan
Anggota keluarga saling menghargai satu dengan yang lain.
2. Fungsi sosialisasi:
a. Bagaimana memperkenalkan anggota dengan dunia luar
Lewat interaksi sosial dengan tetangga merupakan cara keluarga untuk memperkenalkan
anggota keluarganya dengan dunia luar
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Terciptanya interaksi yang baik antara anggota keluarga dengan kepala keluarga maupun
dengan sesama anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi
bagaimana prevensi / promosi).
Keluarga sering membawa anggota keluarga di Klinik harapan bunda untuk berobat, namun
keluarga jarang mengajarkan kepada anggota keluarga cara untuk mencegah penyakit atau
mempromosikan kesehatan itu sendiri.
VIII. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga.
Keluarga khawatir dengan keadaan sakit yang diderita An. J. Sedangkan Keluarga kadang
bingung bila anak mengalami batuk dan tidak nafsu makan.
b. Respon keluarga terhadap stress
Keluarga dapat mengatasi stressor dan ketegangan sehari-hari dibuktikan keluarga berusaha
memecahkan masalah dengan cara musyawarah terlebih dahulu karena sedang mendapat
cobaan.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu membicarakan masalah kepada orang terdekat di keluarga, terkadang
melibatkan keluarga terdekat untuk mengambil keputusan yang terbaik baik bagi keluarga,
dan selalu berdoa kepada Tuhan.
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
Apabila menghadapi masalah di keluarga dan tidak bisa ditangani dengan cepat

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Example :

Keristianto, Aji. 2013. KONSEP ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN.Diakses pada


15 Agustus 2020, darihttp://ajikeristianto2013.blogspot.com/2013/04/konsep-advokasi-
dalam-promosi-kesehatan.html#comment-form

19

Anda mungkin juga menyukai