Akhlak Terhadap Orang Yang Lebih Tua

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

AKHLAK TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA

Islam sebagai syari’at yang lengkap dan paripurna telah mengajarkan umatnya adab dan tata
krama kepada sesama manusia. Yang demikian supaya tercipta keharmonisan  dan hubungan
yang baik diantara mereka,  dan lebih jauh diharapkan dengan keharmonisan ini bisa  terwujud
komunitas masyarakat yang  damai yang melaksanakan ibadah kepada Allah ta’aalaa dengan
sebaik mungkin.

Diantara adab yang diajarkan di dalam Islam adalah menghormati orang yang lebih tua. Jauh-
jauh hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewanti-wanti   ummatnya akan
pentingnya adab yang satu ini, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ْ ‫ْر‬
ِ ِ‫ف َش َرفَ َكب‬
‫يرنَا‬ َ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَرْ َح ْم‬
ِ ‫ص ِغي َرنَا َويَع‬ َ ‫لَي‬

“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami,
dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua diantara kami” (HR. At-Tirmidzy dari
Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )
Hadist ini juga diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, yang di dalamnya
ada kisah bahwa seseorang yang sudah berumur tua hendak bertemu Nabi shallallahu
‘alaihiwasallam, namun para sahabat saat itu terkesan lamban dalam memberikan keluasan
tempat baginya, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallampun bersabda:
َ ‫ص ِغي َرنَا َويُ َوقِّرْ َكبِي َرنا‬
َ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَرْ َح ْم‬
َ ‫لَي‬

“Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami dan tidak
menghormati orang yang tua” (HR. At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany).

Imam At-Tirmidzy rahimahullah berkata:
‫ْس ِم ْن أَ َدبِنَا‬
َ ‫لَي‬  : ‫يَقُو ُل‬  ،‫ْس ِم ْن ُسنَّتِنَا‬ َ ‫ « لَي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫قَا َل بَعْضُ أَ ْه ِل ْال ِع ْل ِم َم ْعنَى قَوْ ِل النَّبِ ِّى‬
َ ‫ لَي‬: ‫ يَقُو ُل‬.» ‫ْس ِمنَّا‬

“Berkata sebagian ulama bahwa makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “Bukan


termasuk golonganku” adalah “Bukan termasuk sunnah kami, bukan termasuk adab kami”
(Sunan At Tirimidzy, 4/322)
Hadist di atas dengan jelas memberikan pengertian kepada kita tentang keutamaan menghormati
orang tua atau orang yang lebih tua daripada kita, menghormati mereka adalah termasuk sunnah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan orang yang tidak menghormati mereka berarti tidak
mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masalah ini.
Dalam kesempatan yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
‫اس الَّ ِذى ي ُِحبُّ أَ ْن ي ُْؤتَى إِلَ ْي ِه‬ ِ ْ‫ار َويَ ْد ُخ َل ْال َجنَّةَ فَ ْلتَأْتِ ِه َمنِيَّتُهُ َوهُ َو ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر َو ْليَأ‬
ِ َّ‫ت إِلَى الن‬ ِ َّ‫فَ َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يُزَ حْ َز َح َع ِن الن‬ 

“Barangsiapa yang senang (ingin) dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka
hendaklah ajal menjemputnya sedang ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir,
dan ia memperlakukan orang lain dengan sesuatu (adab) yang ia senang apabila dirinya
diperlakukan demikian” (HR. Muslim, dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu)
Apabila kita senang dihormati oleh orang yang lebih muda, maka hendaknya kita juga berusaha
menghormati orang yang lebih tua.

Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ َم َرنِي أَ ْن أُ َكبِّ َر‬
َ ‫إِ َّن ِجب ِْري َل‬

“Jibril shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyuruhku untuk mendahulukan orang-orang yang


lebih tua” (HR. Ahmad, dan dishahihkan Syeikh Al Albany dalam Silsilah Al Ahaadiits Ash
Shahiihah, no.1555, dengan keseluruhan sanad-sanadnya)
Keutamaan menghormati orang yang lebih tua juga tercantum dalam sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‫إِ َّن ِم ْن إِجْ اَل ِل هَّللا ِ إِ ْك َرا َم ِذي ال َّش ْيبَ ِة ْال ُم ْسلِ ِم‬

“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati orang muslim yang sudah
tua” (HR. Abu Dawud, dari Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu, dihasankan Syeikh Al
Albany).
Para pendahulu dan suri teladan kita dari kalangan salaf sangatlah memperhatikan adab yang
satu ini, mereka begitu menghormati terhadap yang orang yang lebih tua meskipun umurnya
hanya selisih satu hari atau satu malam.

Berkata Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu:


‫ت أَحْ فَظُ َع ْنهُ فَ َما يَ ْمنَ ُعنِى ِمنَ ْالقَ…وْ ِل إِالَّ أَ َّن هَ…ا هُنَ…ا ِر َج… االً هُ ْم أَ َس… ُّن‬
ُ ‫ ُغالَ ًما فَ ُك ْن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ت َعلَى َع ْه ِد َرسُو ِل هَّللا‬
ُ ‫لَقَ ْد ُك ْن‬
‫ِمنِّى‬
“Sungguh aku dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang anak,
dan aku telah menghafal (hadist-hadist) dari beliau, dan tidaklah menghalangiku untuk
mengucapkannya kecuali karena disana ada orang-orang yang lebih tua daripada diriku”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya)
Malik bin Mighwal rahimahullah berkata:
» َ‫ت أَ ْعلَ ُم أَنَّكَ أَ ْكبَ ُر ِمنِّ ِي بِيَوْ ٍم َما تَقَ َّد ْمتُك‬
ُ ‫ « لَوْ ُك ْن‬: ‫ق فَتَقَ َّد َمنِ ْي ثُ َّم قَا َل لِ ْي‬
ٍ َ‫صرْ نَا إِلَى َمضْ ي‬
ِ َ‫ ف‬، ‫ِّف‬
ٍ ‫صر‬َ ‫ط ْل َحةَ ْب ِن ُم‬
َ ‫ت أَ ْم ِش ْي َم َع‬
ُ ‫ُك ْن‬

“Dahulu aku berjalan bersama Thalhah bin Musharrif, sampailah kami ke sebuah jalan sempit,
maka beliaupun mendahuluiku, seraya berkata kepadaku: Seandainya aku mengetahui bahwa
engkau lebih tua satu hari daripada aku niscaya aku tidak akan mendahuluimu” (Diriwayatkan
oleh Al-Khathiib Al Baghdaady dalam Al Jaami’ li Akhlaaqi Ar Raawii wa Aadaabi As Saami’,
no: 249)

Ya’qub bin Sufyan rahimahullah bercerita:


َ َ‫س إِاَّل َجل‬
‫س َعلِ ٌّي‬ ْ …َ‫…ر ق‬
ٍ ِ‫…ط ْال َح َس…نُ َم… َع َعلِ ٍّي فِ ْي َمجْ ل‬ َ …ُ‫ فَلَ ْم ي‬، ‫ َخ َر َج ْال َح َسنُ قَ ْب َل َعلِ ٍّي‬،‫ح َكانَا تَوْ أَ َم ْي ِن‬ َ ‫ ا ْبن َْي‬ ‫ َو َعلًِي˜…ًّا‬  َ‫بَلَ َغنِ ْي أَ َّن ْال َح َسن‬
ٍ ِ‫صال‬
ٍ ِ‫ َولَ ْم يَ ُك ْن يَتَ َكلَّ ُم َم َع ْال َح َس ِن إِ َذا اجْ تَ َم َعا فِ ْي َمجْ ل‬، ُ‫ُدوْ نَه‬
‫س‬

“Telah sampai kepadaku kabar bahwa Al Hasan dan Ali, anaknya Shalih, adalah dua anak yang
kembar; Al Hasan lahir sebelum Ali. Tidaklah Al Hasan dan Ali duduk bersama di sebuah
majelis kecuali Ali duduk lebih rendah daripada Al Hasan; dan tidaklah Ali berbicara ketika Al
Hasan berbicara apabila keduanya berada dalam satu majelis” (Diriwayatkan oleh Al-Khathiib
Al Baghdaady dalam Al Jaami’ li Akhlaaqi Ar Raawii wa Aadaabi As Saami’, no: 252)

Diantara contoh adab yang patut diamalkan terhadap orang yang lebih tua:

1. Menempatkannya di tempat yang layak ketika di sebuah majelis.


2. Tidak terlalu banyak guyon kepadanya..
3. Menyambut kedatangannya dengan ucapan yang baik.
4. Berusaha tidak duduk di tempat yang lebih tinggi daripada tempat duduknya.
5. Tidak menyelonjorkan kaki di hadapannya.
6. Mendengarkan apabila beliau sedang berbicara.
7. Tidak memotong ucapannya ketika sedang berbicara.
8. Memanggilnya dengan panggilan yang terhormat yang sesuai dengan kedudukan beliau
seperti bapak, ustadz, dokter, professor, mas, mbah dan lain-lain.
9. Mendahulukannya ketika makan, minum dan lain-lain.
10.Lebih dahulu mengucap salam, menyapa, dan berjabat tangan.

Dan hendaklah seorang muslim memiliki perhatian dengan adab ini, dan tidak meremehkannya.
Dan hendaknya ia menyadari bahwa orang yang menghormati orang lain terutama orang yang
lebih tua darinya, maka pada dasarnya ia menghormati dirinya sendiri; dan orang yang tidak
menghormati orang yang lebih tua maka sebenarnya ia telah merendahkan harga diri sendiri,
dan  ditakutkan iapun tidak dihormati. Wallahul Muwaffiq.

Akhlaq yang di perintahkan oleh Islam dalam menghormati seseorang yang lebih tua
adalah,

1. Penghormatan
Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Bukanlah dari kami siapa yang
tidak menghormati yang tua, dan tidak menyanyangi yang muda” .(Hr. Tirmdizi).

Di dalam hadist ini terdapat  kalimat yang besar maknanya dimana orang tua harus di
hormati dan disayangi, karena menghormati orang yang lebih tua adalah hak mereka .
Dan penghormatan yang lebih muda terhadap yang lebih tua adalah akhlak yang paling di
tekankan dalam hal ini.

2. Memuliakan
Nabi Shallahu alai wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk dalam penganggungan
terhadap Allah adalah memuliakan seorang muslim yang telah tua”. (HR. Abu Dawud, di
hasankan oleh Sheikh Al Albani)

Kata “memuliakan” disini maknanya adalah berbicara dengan baik dan sopan kepadanya,
juga memperlembut muamalah terhadapnya, dan akhlak akhlak baik lainnya yang patut di
berikan kepada yang lebih tua.

3. Memulai mengucapkan salam kepadanya


Rasulullah bersabda,
…‫… ر…و…ا…ه… ا…ل…ب…خ…ا…ر…ي‬.…‫… و… ا…ل…ر…ا…ك…ب… ع…ل…ى… ا…ل…م…ا…ش…ي‬،…‫ي…س…ل…م… ا…ل…ص…غ…ي…ر… ع…ل…ى… ا…ل…ك…ب…ي…ر‬

“Yang lebih kecil memberikan salam kepada yang lebih tua, dan orang yang memakai
kendaraan memberikan salam kepada yang berjalan kaki”. (HR. Bukhari).

Maka jika kamu bertemu seorang yang lebih tua darimu maka janganlah menunggu
mereka memberi salam kepadamu, justru yang lebih muda harus segera memberikan
salam kepadanya dengan penuh penghormatan, adab yang baik, serta kelembutan.

Juga  seorang yang lebih muda harus bisa melihat kondisi seseorang yang lebih tua
darinya, jika orangtua ini mempunyai pendengaran yang baik maka ucapkanlah salam
dengan suara yang dapat dia dengar tanpa menganggunya, dan jika orangtua tersebut telah
lemah pendengarannya maka seseorang yang lebih muda harus memberikan salam sesuai
dengan kondisi orang tua tersebut.

4. Jika engkau berbicara kepadanya maka panggilah dengan panggilan yang lembut.
Panggilah orang yang lebih tua darimu dengan sebut sebutan yang sopan, seperti Paman,
Kakak, Abang atau yang semisalnya, dalam rangka penghormatan terhadap mereka.

Di riwayatkan dari Abi Umamah bin Sahl, dia berkata, “ Kami pernah sholat dzuhur
bersama Umar bin Abdul Aziz kemudian kami keluar, kemudian kami masuk lagi
kedalam masjid,lalu kami melihat Anas bin Malik sedang sholat asar, maka aku berkata,
“ Wahai Paman, Shlolat apa yang kau kerjakan?”, dia berkata, “ Sholat Asar, dan ini
adalah sholatnya Rasulullah yang dulu kami sholat bersamanya”. (HR. Bukhari)

Di riwayatkan dari jalan Abdurahman bin Auf, dia berkata, “ Aku pernah berdiri di
barisan pada saat perang badr, kemudian aku melihat sebelah ke kanan dan kiriku, aku
mendapati ada dua orang anak kecil dari kaum Ansor,  Mereka masih sangat muda, dan
aku berharap bisa lebih kuat dari mereka,  lalu satu dari mereka memanggilku, “ Wahai
Paman, apakah engkau tahu yang mana Abu Jahl?”, Aku berkata, “iya, aku tahu apa yang
kau inginkan darinya?”, anak itu berkata, “Aku di kabarkan bahwa dia menghina
Rasulullah, Aku bersumpah dengan Dzat yang jiwa aku ada ditanganNya, jika aku
bertemu dengannya maka aku tidak akan melepaskannya samapai ada di salah satu dari
kami yang mati dahulu”. (HR. Bukhari)
Dari dua hadist diatas, kita dapatkan bahwa yang lebih muda memanggil orang yang lebih
tua darinya dengan sebutan yang baik dan sopan.

5. Mendahuluinya di segala hal yang baik


Termasuk akhlaq yang baik adalah mendahulukan orangtua dalam berbicara, memberikan
tempat kepadanya di dalam majelis, mendahulukan memberi makan kepada orangtua, dan
ini termasuk hak hak mereka.

Di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam kitabnya, bahwasanya   Abdurahman
bin Sahl serta Muhiyisoh dan Huwayisoh pergi menemui Nabi Shallahu Alaihi wa sallam,
kemudian setelah sampai ke pada Nabi, berbicaralah yang paling muda diantara mereka
yaitu Abdurahman bin Sahl, , maka Nabi Muhammad Shallahu Alahi wa Sallam
memotong perkataanya seraya berkata, “yang tua dulu yang berbicara”, maksudnya
adalah Muhiyisoh dan Huwayisoh.

6. Merawatnya
Sudah kita ketahui bahwa seseorang yang telah tua, maka akan lemah badannya, akan
lemah penglihatannya serta pendengarannya dan lain lain. Oleh sebab itu kita harus selalu
benar benar merawat mereka, karena kelak kitapun akan berada di masa yang mereka
rasakan sekarang.

Allah berfirman,

ُ … …ُ‫ش … ْي… بَ…ةً… يَ… ْ…خ… ل‬


…َ …َ‫ق… َم…… ا… ي‬
…‫…ش …ا… ُء… َو… هُ… … َو‬ …َ …‫ف… قُ… َّو… ةً… ثُ… َّم… َج… َع… َل… ِم… ْ…ن… بَ… ْع… ِد… قُ… … َّو… ٍة‬
…َ …‫ض … ْع… فً…ا… َو‬ َ …‫ف… ثُ… َّم… َج… َع… َل… ِم… ْ…ن… بَ… ْع… ِد‬
…ٍ …‫ض… ْع‬ َ …‫هَّلل ُ… ا…لَّ… ِذ… ي… َ…خ…لَ…قَ… ُك… ْم… ِم… ْ…ن‬
…ٍ …‫ض… ْع‬
)54…:…‫ا… ْل… َع… لِ…ي… ُم… ا… ْل… قَ… ِد… ي…ر… (ا…ل…ر…و…م‬

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-
Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Ar- Rum 54)

Juga Allah berfirman,

Dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun.  (QS. Al Haj:5)
Dari ayat tadi kita dapatkan bahwa merupakan hak orangtua atas yang lebih muda adalah
mengetahui tentang kesehatannya, kemudian merawatnya. Bahkan sebagian orangtua
karena badannya yang melemah, serta kemampuan otaknya pun menurun akhirnya
menjadikan dia seperti anak  yang masih kecil.

Maka jika seseorang tidak mengetahui tentang masalah kesehatan dan lemahnya
seseorang yang telah tua maka dia akan tidak sabar dalam mengurusnya, akan   buruk
muamalahnya, dikarena dia tidak merasakan apa yang dialami seorang yang telah menua.
Lain halnya jika seseorang merasakan atau membayangkan dirinya seperti orangtua yang
lemah, serta mengetahui bahwa merawatnya adalah hak mereka atas kita, maka diapun
akan mengurusnya dengan sebaik baiknya.

Dan juga yang menjadi perhatian,adalah seorang anak yang awalnya selalu berbuat baik
kepada orangtua serta menjaganya kemudian berubah menjadi buruk muamalahnya, tak
sabar menjaga orangtuanya, bahkan sampai mengirim orangtuanya ke panti jompo,
bahkan mungkin sampai tidak menjenguknya  walaupun sekali, walaupun di hari hari
lebaran.

Jika anak ini di tanya apakah dia ingin diperlakukan seperti itu oleh anaknya pada saat
dia tua nanti, tentu jawabannya tidak, tidak ada manusia yang ridho diperlakukan seperti
itu.

Rasulullah bersabda,

…‫س… ا…ل…َّ ِذ… ي‬ ِ …‫ت… إِ…لَ…ى… ا…ل…ن…َّا‬ ِ …ْ‫هلل َو… ا… ْل… يَ…… ْ…و… ِ…م… ا… ْ…خ… آ…لِ… ِر… َو… ْل… يَ……أ‬
…ِ …‫ب أَ… ْ…ن… يُ… َ…ز… ْ…ح… َ…ز… َ…ح… َع… ْ…ن… ا…ل…ن…َّا… ِر… َو… يُ… ْد… َخ… َل… ا… ْل… َ…ج… ن…َّةَ… فَ… ْل… تَ…أْ…تِ… ِه… َم… نِ…ي…َّتُ…هُ… َو… هُ… َو… يُ…… ْ…ؤ… ِم… ُ…ن… بِ…ا‬
َّ… …‫فَ… َم… ْ…ن… أَ… َح‬
…ِ‫ب أَ… ْ…ن… يُ… ْ…ؤ… تَ…ى… إِ…لَ… ْي… ه‬
ُّ… …‫يُ… ِ…ح‬

“Barang siapa ingin dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah
saat kematian mendatanginya ia dalam keadaan beriman kepada Allahl dan hari akhir,
hendaknya pula dia mempergauli manusia dengan sikap yang dia senang untuk
diperlakukan terhadap dirinya.” (HR. Muslim)

7. Mendoakannya
Mendokan orang tua, untuk dipanjangkan umurnya dalam ketaatan kepada Allah, juga
doakan mereka di beri taufiq dalam beramal sholih, serta senantiasa dalam naungan
Allah, juga meminta kepada Allah agar mereka dipakaikan pakain kesehatan, diberikan
husnul khotimah, dan dijadikan golongan orang yang berada di dalam hadist Nabi ,

“Sebaik baiknya manusia adalah yang panjang umurnya serta baik amalnya” (HR.
Ahmad)

Diceritakan bahwa Sulaiman bin Abdul Malik menemui orang tua yang ada di dalam
masjid, kemudian bertanya kepadanya, “Wahai Fulan, sekarang kau sudah tua, apakah
kau ingin mati saja?, Orang tua itu menjawab, “Tidak”, Kenapa? Tanya Sulaiman. “Telah
pergi masa mudaku dan keburukan di dalamnya, dan datang masa tua dan kebaikannya,
aku jika ingin bangun dari tempat dudukku, aku berkata Bismillah, jika aku duduk aku
katakan Alhamdulillah, maka aku lebih suka keadaan seperti ini”.

Orang tua ini lebih ingin kehidupannya berlangsung seperti masa tuanya yang di penuhi
dzikir dan syukur, dari pada masa muda yang banyak akan syahwat dan buang buang
waktu.

8. Tidak ada yang dapat membalas kebaikannya


Di bab terakhir ini setelah kita berbicara tentang akhlak kepada yang lebih tua secara
umum, maka sekarang kita masuk ke bab yang lebih khusus, yaitu tentang orang tua kita
sendiri.

Tak ada satupun yang dapat membalas kebaikannya, Rasulullah pernah bersabda, “tidak
akan bisa seorang anak membalas budi orangtuanya, kecuali jika ia mendapati orangtua
menjadi budak kemudian memerdekannya” .

Juga cerita dari Ibnu Umar bahwasannya ada seseorang tawaf di sekeliling ka’bah sambil
menggendong ibunya, maka orang itu berkata, “wahai Ibnu Umar, lihatkah engkau apa
yang aku lakukan? Maka apakah aku telah membalas budinya?”.

Ibnu umar menjawab, “ Tidak, walau satu hembusan nafasnya”.

Dan ini adalah beberapa akhlak seorang muslim kepada yang lebih, dan beberapa
peringatan akan pentingnya hal ini.

Semoga Allah memberkahi para orangtua kaum muslimin, serta memberikan kepada kita
semua taufiq untuk berbuat baik kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai