Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA PASIEN

DENGAN OKSIGENASI

DI RUANG DAHLIA RSUD KERTOSONO

Disusun Oleh:

Tria Wulandari

NIM 201914401044

JURUSAN KEPERAWATAN

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

TAHUN 2020

i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

OKSIGENASI

Disusun oleh:

Tria Wulandari (201914401044)

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal.........Agustus 2020

Mengetahui,

Pembimbingan Pendidikan Pembimbing Lapangan

(............................................) (............................................)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................................i

Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi............................ii

Daftar Isi ................................................................................................................iii

Bab I Tinjauan Teori.........................................................................................1

A. Definisi....................................................................................................1

B. Etiologi....................................................................................................2

C. Patofisiologi............................................................................................3

D. Manifestasi Klinis..................................................................................3

E. Komplikasi..............................................................................................4

F. Penatalaksaan.........................................................................................4

G. Anatomi Fisiologi.................................................................................5

H. Pertukaran Gas.......................................................................................6

Bab II Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................8

A. Pengkajian...............................................................................................8

B. Analisa Data (Diagnosis Keperawatan ) → Sdki.............................11

C. Intervensi Keperawatan......................................................................12

Daftar Pustaka........................................................................................................13

iii
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Oksigenisasi adalah proses pertambahan O2 kedalam sistem (kimia

ataufisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau

yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel. Sebagai hasilnya,

terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2

yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup

bermakna terhadap aktifitas sel.

(Wahit Iqbal Mubarak, 2007)2

Oksigen adalah salah satu komponen dasvital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelngsungan hidu seluruh sel-sel tubuh.

Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruanan setiap

kali bernapas.

(Wartina Tarwanto,2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam keidupan

manusia, dalam tubuh, oksigen merupakan berperan pentin dalam proses

1
metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal sangat

berarti bagi tubuh. Salah satunya adalah kematian, karena berbagai upaya

perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi

dengan baik. Dalam pelaksaannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan

garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan

manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi

berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut.

B. ETIOLOGI

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan

oksigen menurut NANDA (2013) yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,

deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energi,

kelelahan, kerusakan nerurosclcular, kerusakan muskoloskeletal, kerusajkan

kognitif, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot

pernafasan dan adanya perubahan membran kapiler-alveoli.

1. Faktor Fisiologi

a. Menurunnya kemampuan meningkat O2 seperti anemia.

b. Menurunnya kosentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi

saluran pernafasan bagian atas.

c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan

terganggunya oksigen (O2).

2
d. Menibgkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam luka, dll.

e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dindidng dada seperti pada

kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit

kronis seperti TBC paru.

2. Faktor perilaku.

a. Nutrisi, misalnya gizi buruk menjadi anmeia sehingga daya ikat

oksigen berkurang.

b. Execrise, akan meningkatkan kebutuhkan oksigen.

c. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer

dan koroner/

d. Alkohol dan obat-obatan menyebabkan intake nutrisi/fe

mengakibatkan penurunan hemoglobin alkohol menyebabkan depresi

pusat pernafasan.

e. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.

C. PATOFISIOLOGI

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi,difusi dan

traspotrtasi. Proses ventilasi (proses penghantarn jumlah gas atau oksigen

yang masuk dan keluar dari paru-paru), apabila pada proses ini terdapat

obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan

tersebut akan direspon jalan nafas srbagai benda asing yang menimbulkan

pengeluaran mukus. Proses difuai (penyaluran oksigen dari alveoli ke

jaringan)yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektian pertukaran gas.

Selain kerusakan pada proses ventilasi,difusi,maka kerusakan pada traspostrasi

3
seperti perubahan volume secukup, afterload,preload,dan kontraktilitas

miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.

(Brunner&Suddarth,2002)

D. MANIFESTASI KLINIS

Respon fisiologik dari perubahan oksigenisasi ,adalah perubahan pada:

1. Suara napas tidak normal.

2. Perubahan jumpalh pernapasan.

3. Bentuk disertai dahak.

4. Penggunaan otot tambahan pernapaasan.

5. Dispea

6. Penurunan haluaran urin.

7. Penurunana ekspansi paru.

8. Takhipnea.

E. KOMPLIKASI

Komplikasi pada oksigenasi kegagalan respirasi yang ditandai

dengan sesak napas dengan manifestasi asidosis respirasi. Retensi co2,

menurutnya O2, hematologik :polisitema,ukkus peptikum, terjadinya sukar

diketahui.

4
F. PENATALAKSAAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif.

a. Pembersihan jalan nafas.

b. Lantihan batuk efektif.

c. Suctioning.

d. Jalan nafas buatan.

2. Pola nafas tidak efektif.

a. Atur posisi pasien (semi fowler)

b. Pemberian oksigen.

c. Gangguan prtukaran gas.

3. Gangguan pertukaran gas.

a. Atur posisi pasien (posisi fowler)

b. Pemberian oksigen.

c. Suctioning.

G. ANATOMI FISIOLOGI

Struktur sistem pernapasan.

5
1. Sistem pernapasan atas terdiri atas muluit, hidung,faring, dan laring.

Hidung, Pada hidung udara yang masuk atas mengalami

penyaringan, humidifikasi, dan penghatan.

Faring, faring merupakan saluran yang bergai dua untuk undara dan

makanan. Faring tediri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan

jaring limfoid yang berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman

pathogen yang masuk bersama udara.

Laring, laring merupakan stuktur yang merupai tulang rawan yang

bisa disebut jakun. Selain berbepan sebagi penghasilan suara, laring juga

berfungsi memprtahankan kepatenan dan melindungi jalan napas bahwa

dari air dan makanan yang masuk.

2. Sistem pernapasan bawah terdiri dari atas trakea dan paru-paru yang

dilengkapi dengan bronkus, bronkeolus,alveolus, jaringan kapiler paru dan

pleura.

Trakea, trakea mrupakan pipa membran yang dikosongkan oleh

cincicn kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan

dan kiri.

Paru, paru-paru ada dua buah terletak disebelah kanan dan kiri.

Masing-masing paru terdiri atas bebrapa lobus (paru kanan 3 dan paru kiri

2 lobus) dan dipasok oileh satu bronkus.

Jaringan-jaringan paru tersendiri terdiri atas serangkaian jalan

napas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembunuh darah paru, dan

jaringan ikat elastic. Pembukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis

pelindung yang disebut pleura.

6
Berdasarkan tempatnya proses pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Pernapasan eksternal

Pernapasan eksternal mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan

CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.

b. Pernapasan internal mengaju pada proses metabolisnme intra sel yang

berlangsung dalam mikrondria, yang menggunkan oksigen dan

menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien.

H. PERTUKARAN GAS

1. Pengertian pertukaran gas

Pertukaran gas terjadi di paru-paru dimaan melibatkan dua proses

umum yaitu membawa darah ke jaringan kapiler paru (perfusi)dan

membawa udara ke permukaan alvoleous atau ventilasi. Difusi dalam

cairan pada pertukaran O2 dan CO2 dijaringan, molekul-molekul dalam

suatu gas pada suatu ruangan bergerak dengan kecepatan seperti kecepatan

suara, setiap molekul bertumbukan sekitar 10 kali/detik dengan molekul

sekitarnya. Oksigen saat diperlukan untuk proses repirasi sel-sel tubuh, gas

karbon dioksida yang menghasilkan selama proses respirasi sel tubuh akan

ditukar dengan oksigen, selanjutnya darag mengangkut karbon dioksida

untuk dikembalikan ke alveolus paru dan akan dikeluarkan ke udara

melalui hidung saat mengeluarkan napas (Saminan, 2012)

2. Etiologi gangguan pernapasan

7
Oksigen berupa gas tidak berwarna dan tidak berbau, yang mutlak

dibutuhkan dalam proises metabolisme sel. Akibat oksigenasi terbentuklah

karbon dioksida, energi, dan air. Walaupun bergitu penambahan O2 yang

melebihi batas normal pada tubuh, kan memberuikan dampak yang cukup

bermakna terhadap aktivitas sel.

3. Gejala pertukaran gas.

Adanya penurunan tekanan inspirasi menjadi tanda gangguan

oksigenasi penurunan ventilasi perment, penggunaan otot nafas tambahan

untuk bernafas, pernapasan faring (napas cupung hidung)dispea,ortopea,

penyimpangan dad, nafas pendek, napas dengan mulut, ekspirasi panjang

peningkatan diameter anateroir, frekuensi napas kurang, penurunan

kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang efektif

sehingga menjadi gangguan oksigen (NANDA, 2013)

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu :

a. Takikardi e. Iribilitas

b. Hiperkapnea f. Hipoksia

c. Kelelahan g. Kebingungan

d. Somnelen h. Sianosis

8
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

Meliputi, nama, umur, status, alamat, agama, pendidikan,

pengkajian. Pertukaran gas pada orang dewasa terjadi kematangan

mekanisme pernapasan sehingga terjadi perubahan pola panas saat

menghirup O2. Gangguan pernapasan atau pertukan gas bisa normal

apabila klian dapat bantuan oksigenasi atau nebulizer, pertukaran gas juga

bisa dimiliki balita baru lahir karena terdapt sesak pada ibu maka menurun

dibayi baru lahir.pertukaran bisa terjadi di bapak-bapak yang suka

merokok efek sampinya di paru.

a. Pada penderita pertukaran gas An.S jenis kelamin laki-laki umur 18

tahun, alamat nganjuk, pasie mengalami sesak selama 2 hari perturut-

turut, pasien dibawa ke Rumah Sakit tanggal 12 februari 2020 dan

dilakukan pengkajian 12 februari 2020 jam 10.30.

b. Keluhan utama

Pasien mengatakan sesak nafas dan kedinginan pada saat malam hari,

kelurga pasien mengatakan pasien merasakan sesak sudah 2 hari.

2. Riwayat penyakit sekarang

9
Pasien mengatakan merasakan sulit saat bernapas dan tenggorkan

terasa sakit saat dibuat batuk pasien, pasien mengatakan dahak pada

tenggorokan tidak bisa keluar.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang

sama.

Riwayat keluarga

Orang tua pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit sesak seperti

pasien.

Nenek pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat seperti pasien.

3. Clinical Assement (Penilaian Klinis,Dari Keluarga Pasien)

a. Pasien terlihat lemas

b. Pasien terlihat sesak saat bernapas.

c. Pasien batunya sangat parah.

d. Pasien tidak bisa jalan sendiri.

4. Pemeriksaan fisik

TD. 110/80mmHg

N :80X/M

S : 35,98°C

R : 35X/M

10
a. Kepala : bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, distribusi

rambut merata, warna rambut hitam, tiak rengket.

b. Wajah : bentuk simentris, kulit kering, tampak lemah dan pucat.

c. Mata : bentuk simetris, pergerakan bola mata normal, konjungtiva

merah, kelopak bengkak, distribusi bulu mata merata, reflek pupil

terhadap cahay miosis, derdapat luka tas alis sebelah kanan.

d. Hidung : bentuk hidung simetris, distribusi bulu hidung merata, tidak

ada lesi, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan pada area sinus, mukosa

lembab, terpasang oksigen nasal kanul (Lpm).

e. Mulut : bentuk simestris mukosa bibir kering, gigi kuning, tidak ada

pembengkakan gusi, reflex menelan normal.

f. Telinga : bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat

peradangan.

g. Leher : bentuk simetris, tidak dapat luka trakeostomi, tidak terdapat

pembesaran kelenjat teorid.

h. Dada : berbentuk simetris, tidak ada lesi tidak ada jaringan parut,

terdapt nyeri tekan, suara paru ronchy, pola napas cepat.

i. Abdomen : bentuk datar tidak ada ascites tidak ada jaringan parut,

tidak ada lesi, bising usus 8x/menit, nyeri tekanan diulu hati.

j. Ekstermitas atas : bentuk simetris, jari lengkap, kulit lengket, tidak ada

edema, tangan kanan terpasang infus RL (20 Tpm). Vaskularisasi

hangat, tidak ada clubbing fingir, kekuatan otot.

k. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, jari lengkap, tidak ada edema,

vaskularisasi hangat, kekuatan otot.

11
l. Genetalia : terpasang popok.

m. Aktivitas sehari-hari.

B. ANALISA DATA (DIAGNOSIS KEPERAWATAN ) → SDKI

Data (symptom ) / faktor


No Penyebab(etiologi) Masalah ( problem)
risiko

1 DS : orang tua pasien Ketidakseimbangan Fisiologi, respirasi.

mengatakan bahwa pasien ventilasi-perfusi.

mengalami sesak napas (SDKI hal 22, kode

sudah 2 hari yang lalu D.0003)

DO:

1. PCO2 Perubahan Peumonia,

meningkat/menurun. membran alveolus- tuberkolosis paru

2. PO2 menurun. kapiler.

3. Takikardia (SDKI hal 22, kode

4. pHarteri D.0003).

meningkat/menurun.

5. Bunyi panas tambahan.

12
Hasil TTV

TD. 110/80mmHg

N :80X/M

S : 35,98°C

R : 35X/M

13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosis Tujuan dan kriteria


Intervensi Rasional
keperawatan hasil

Penyakit setelah dilakukan 1. Indikasi 1. Untuk

pertukaran gas tindakan keperawatan kemungkinan mengetahui

biasanya selama 24 jam alergi, interaksi, penyebab

dialami oleh diharapkan pasien dan sesak napas.

orang dewasa bisa bersaktivitas kontraindikasi 2. Agar pasien

biasanya juga seperti biasa.dengan obat. dapat

sering terjadi kroiteria hasil. 2. Verifikasi order sembuh dan

pada bapak- obat sesuai bisa

bapak yang 1. Dispnea menurun dengan indikasi. berinteraksi

suka merokok 2. Bunyi napas 3. Periksa tanggal kepada

dan akhirnya tambahan sedang. kedaluarsa obat. keluarganya.

menimbulkan 3. Pusing cukup 4. Monitor wfwk 3. Agar pasien

sesak napas menurun. terapeutik obat. dapat

atau penyakit 4. Penglihatan kabur 5. Monitor efek mencegah

paru. cukup menurun. lokal, efek sesak napas.

(SLKI hak 94, sismetik dan

kode L.01003) efek samping

obat.

14
(SIKI hal 225,

kode I.01017)

DAFTAR PUSTAKA

Carpernito-Monyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosa Application to Clinical

Practice. 14th E. Philadelphia: Lippincott Wiliams & Wilkins.

Herman, T . H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosa Definitions and

Classification 2015-2017. 10th Wd. Oxford: Wiley Blackweli.

15

Anda mungkin juga menyukai