Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun oleh :

Indah Anggraeni

20174030101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

A. Konsep Dasar Pemenuhan Nutrisi


1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ
dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua
reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolik dapat menjadi anabolic (membangun) atau
katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan
energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan
dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah
jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal =
1 K atau sama dengan 1000 kalori.
b. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas
fisik.
c. Basal metabolisme rate (BMR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,  perbafasan, peristaltic
usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
System pencernaan terdiri dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, usus
besar (kolon), rectum dan anus. Serta organ tambahan yang terdiri dari gigi, lidah,
kelenjar ludah, kandung empedu, hati dan pancreas. Pencernaan dibagi menjadi :
a. Pencernaan mekanis yaitu proses mengunyah dan gerak peristaltic.
b. Pencernaan kimiawi yaitu pemecahan zat makanan yang dilakukan oleh enzim-
enzim yang terdapat dalam system pencernaan.
Organ – organ Pencernaan :
a. Mulut
Mulut merupakan tempat pertama dari system pencernaa. Makanan yang masuk
kedalam mulut akan mengalami proses mekanis dan kimiawi. Gigi akan membantu
menghaluskan makanan yang masuk, kelenjar ludah menghasilkan enzim amylase
atau ptyalin yang akan mengubah pati atau amilum menjadi maltose, sehingga
makanan akan terasa manis. Kemudian lidah akan mendorong gumpalan makanan
masuk kedalam esophagus.
b. Faring
Ketika makanan memasuki faring epiglottis akan menutupi laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam system pernafasan. Otot-otot faring kemudian
mendorong makanan masuk ke dalam esophagus bagian atas.
c. Esophagus
Gelombang peristaltic di esophagus akan mendorong makanan masuk ke dalam
lambung.

d. Lambung
Lambung terdiri dari beberapa bagian, yaitu kardia merupakan pintu masuk
makanan ke lambung, fundus berdinding tipis dengan sedikit kelenjar berfungsi
menyimpan makanan, korpus/badan lambung dindingnya berotot dan memiliki
banyak kelenjar, antrum pylorus berfungsi memompa kymus (bubur makanan) ke
duodenum, dan sfingter pilorik merupakan tempat keluarnya kymus ke dalam
duodenum. Lambung mensekresikan asam lambung (HCL) yang berfungsi
mengubah pepsinogen menjadi pepsin (enzim pemecah protein) dan mensterilkan
makanan (pH 1.5 – 2.5). Selain itu lambung mensekresikan gastrin yang berfungsi
meningkatkan sekresi getah lambung, memperkuat kontraksi dinding lambung dan
merelaksasi sphincter pylorus. Lambung juga mengeluarkan sedikit enzim amylase
dan lipase untuk mencerna lemak dan zat tepung. Rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2 – 6 jam.
e. Hati
 Memproduksi protein plasma (albumin, fibrinogen, protombin), juga
memproduksi heparin (suatu antikoagulan darah).
 Phagositosis mikroorganisme dan sel-sel darah (merah dan putih) yang sudah tua
atau rusak.
 Pusat metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Merupakan gudang
penyimpanan berbagai zat seperti mineral, vitamin.
 Memproduksi cairan empedu.
f. Kantung Empedu
 Menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan.
 Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu. 6.
g. Pankreas
 Menghasilkan enzim pencernaan sbb: Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim
enterokinase menjadi tripsin. Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi
dipeptida.
 Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin untuk membantu
tripsin.
 Peptidase, berperan mengubah senyawa peptida menjadi asam amino.
 Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
 Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
 Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
 NaHCO3/KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3 - , berfungsi menetralkan suasana
asam yang berasal dari lambung
h. Usus Halus
Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus menerima makanan
dari lambung berupa kimus dan melakukan penyerapan nutrient serta air. Melalui
perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang
diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih
kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi
kimia menjadi substansi yang lebih sederhana. Kimus bergerak karena adanya
gerakan peristaltic usus dan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan
sampai mencapai rectum umumnya diperlukan waktu selama 12 jam.
i. Usus Besar (Kolon)
Usus besar terdiri dari kolon asenden, transversum, kolon descenden, dan
sigmoid. Fungsi utama usus besar adalah absorpsi air, proteksi/perlindungan dengan
mensekresikan mucus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses, dan
aktivitas bakteri, serta menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara
berkontraksi.
j. Rectum dan Anus
Panjangnya kurang lebih 2,5-5 cm atau 1-2 inch, mempunyai 2 spingter yaitu
internal (involunter) dan eksternal (volunter). Panjang rectum bervariasi, sesuai
dengan usia :
Bayi : 2,5-3,8 cm
Toddler : 4 cm
Pra sekolah : 7,6 cm
Sekolah : 10 cm
Dewasa : 10-15 cm
Beberapa nutrient yang dibutuhkan tubuh disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk
pokok dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa.
Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot, dan protein disimpan
dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient
yang dimakan, maka energi yang disimpan akan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak
digunakan harus disimpan terutama lemak.
2. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan
untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisa (Hidayat, 2006).
Nutrisi adalah zat dalam makanan yang dibutuhkan organisme untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan fungsinya. Nutrisi diperoleh dari
hasil pemecahan makanan oleh sistem pencernaan (Kamus Q, 2013).
3. Komponen – komponen Nutrient
Nutrien merupakan elemen penting untuk peroses dan fungsi tubuh. Enam
kategori zat makanan, yaitu air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Manfaat nutrien bagi tubuh:
a. Karbohidrat, yaitu sebagai sumber energi utama dalam tubuh. Tiap gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkal.
b. Protein, yaitu untuk mensintetis / membangun jaringan tubuh dalam pertumbuhan,
pemeliharaan dan perbaikan.
c. Lemak merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan menghasilkan 9 kkal/gram.
d. Air merupakan komponen penting dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada
lingkungan cair. Air menyusun 60% - 70% dari seluruh berat tubuh.
e. Vitamin merupakan subtansi organik yang dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin
diklasifikasikan sebagai yang larut air dan lemak. Vitamin larut air adalah vitamin C
dan B kompleks yang terdiri dari 8 vitamin.Vitamin yang larut air tidak dapat
disimpan dalam tubuh dan harus tersedia sebagai asupan makanan setiap hari.Vitamin
adalah zat kimia yang digunakan sebagai katalis dalam reaksi bikimia. Vitamin larut
lemak adalah vitamin A, D, E, K disimpan dalam tubuh.Sedangkan pada vitamin D
disediakan melalui asupan diet. Vitamin tertentu dapat akhirnya dipertimbangkan
perannya sebagai antioksidan.
f. Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Mineral diklasifikasikan sebagai makromineral ketika kebutuhan
sehari-hari adalah 100 mg atau lebih dan elemen reni ketika berkurang dari 100 mg
yang diperlukan setiap hari.
4. Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia
Nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari rata-rata ketika dalam aktivitas
sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah,
pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.

Neonates • Kecukupan Energi : 550 kkal


• Kecukupan Protein : 10 gram
Bayi • Kecukupan Energi : 650 kkal
• Kecukupan Protein : 16 gram 
Toddler • Kecukupan Energi : 650 kkal
• Kecukupan Protein : 16 gram
Pra sekolah • Kecukupan Energi : 1800 kkal
• Kecukupan Protein : 45 gram
Usia sekolah Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
• Kecukupan Energi : 2050 kkal
• Kecukupan Protein : 50 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
• Kecukupan Energi : 2050 kkal
• Kecukupan Protein : 50 gram
Remaja Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
• Kecukupan Energi : 2600 kkal
• Kecukupan Protein : 65 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
• Kecukupan Energi : 2200 kkal
Kecukupan Protein : 55 gram
Dewasa Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
• Kecukupan Energi : 2550 kkal
• Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
• Kecukupan Energi : 1900 kkal
• Kecukupan Protein : 50 gram
Lansia Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
• Kecukupan Energi : 2250 kkal
• Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
• Kecukupan Energi : 1750 kkal
• Kecukupan Protein : 50 gram

5. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsusmsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena  efek samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis.Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
h. Alkohol dan Obat  
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada makanan.Alcohol
yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang
menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga
menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam
intestine
B. Pathway

C. Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Batasan Karakteristik :
 Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
 Bising usus hiperaktif
 Cepat kenyang setelah makan
 Diare
 Gangguan sensasi rasa
 Kehilangan rambut berlebihan
 Kelemahan otot pengunyah
 Kelemahan otot untuk menelan
 Kerapuhan kapiler
 Kesalahan informasi
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Membrane mukosa pucat
 Nyeri abdomen
 Sariawan rongga mulut
Faktor yang berhubungan :
 Faktor biologis
 Faktor ekonomi
 Gangguan psikososial
 Ketidakmampuan makan
 Kurang asupan makanan
 Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient

D. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi


1. Hasil Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama : Ny.M
2) TTL : 24 April 1938
3) Alamat: Brengosan RT 1 RW 3, Mertoyudan Kab Magelang
4) JK : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Status Penikahan : Menikah
b. Alasan masuk : tidak ada nafsu makan selama 10 hari dan mual
c. Riwayat penyakit saat ini : anoreksia, mual,lemas, pusing
d. Riwayat penyakit dahulu : maag
e. Riwayat pengobatan : -
f. Dx Medis : Anoreksia
g. Dx. Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
h. Tatalaksana : Inf. Asering 1000ml, Inj. Ranitidin 50mg, Inj. Ondansetron 4mg, Inj.
sotatic, inj OMZ
i. Tanggal Pengkajian : 08 Desember 2017
2. Hasil Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital
1) Keadaan umum : somnolen
2) Berat badan : 45 kg BBI : 60kg
3) Tinggi badan : 157 cm
4) Tekanan darah : 90/80 mmHg
5) Nadi : 84x permenit
6) Suhu : 37 0C
7) Respirasi rate : 19 x per menit.
b. Nutrisi
1) BMI : 18,2  kekurangan BB
2) Keluhan : mual, muntah, tidak nafsu makan
3) Kebiasaan :
 Pola makan : tidak teratur, hanya 3 sendok, Input cairan oral kurang
karena tidak terlalu suka minum dan minum satu gelas belimbing perhari
 Diet saat ini tidak ada
4) Pengkajian nutrisi
 Mulut : mukosa bibir kering dan terasa pahit
 Gigi : banyak yang tanggal
 Lidah : baik
 Esophagus : reflex menelan baik
 Tenggorokan : baik
 Abdomen : bising usus 2x/menit, Suara perkusi : tympani
 Gg. Saluran cerna : mual, muntah dan nyeri ulu hati
 Intake nutrisi : oral dan hanya makan bubur halus
 kulit kering
c. Eliminasi
1) Keluhan : BAB dan BAK lancar
2) Kebiasaan BAK : 2 – 3 x/hari, 400cc/hari
d. Aktivitas/Istirahat
1) Keluhan : -
2) Kebiasaan tidur waktu sakit 8 jam/hari
3) hanya berbaring ditempat tidur dan sering tidur
3. Hasil Pemeriksaan Penunjang
a. GDS :85
b. Ureum : 36,6
c. Hemoglobin : 13.0 g/dl
d. Creatinin : 2,68
e. Angka Trombosit : 104
4. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif

- Keluarga pasien mengatakan 10 - TD : 90/80 mmHg


hari pasien mengeluh pusing, mual - BB : 45kg
dan muntah saat habis makan - TB : 157cm
- Keluarga pasien mengatakan susah - BMI : 18,2
makan selama 10 hari - Urin output : 400-600 ml/hari
- Keluarga pasien mengatakan BB - GDS :85
sebelum sakit 60 kg setelah sakit 45 - Ureum : 36,6
kg - Hemoglobin : 13.0 g/dl
- Tidak nafsu makan - Creatinin : 2,68
- keluarga pasien mengatakan minum - Angka Trombosit : 104
air putihhanya satu gelas perhari - Mata tampak cekung
- keluarga pasien mengatakan saat - BB 20% < BBI
pasien makan dan minum terasa - Membrane mukosa pucat
pahit - Nyeri dibagian ulu hati
- keluarga pasien mengatakanpasien - Kesadaran pasien somnolen dan
mengeluh mual ketika mencium tampak lemas
bau makanan - Bising usus 2x/mnt
5. Analisa Data
Tanggal Data Masalah Etiologi

08/12/17 - Keluarga pasien Ketidakseimbangan Kurang asupan


mengatakan 10 hari pasien nutrisi : kurang dari makanan
mengeluh pusing, mual kebutuhan tubuh
dan muntah saat habis
makan
- Keluarga pasien
mengatakan susah makan
selama 10 hari
- Keluarga pasien
mengatakan BB sebelum
sakit 60 kg setelah sakit 45
kg
- keluarga pasien
mengatakan saat pasien
makan dan minum terasa
pahit
- Nyeri dibagian ulu hati
- Kesadaran pasien
somnolen dan tampak
lemas
- Bising usus 2x/mnt
6. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnose
NOC NIC Rasional
Keperawatan

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen gangguan - memonitor


nutrisi kurang dari tindakan keperawatan makan : asupan makanan
kebutuhan tubuh b/d kepada Ny.M selama - Monitor asupan penting dilakukan
Kurang asupan 4x24 jam, masalah makanan pasien untuk mengetahui
makanan d/d Keluarga keperawatan - observasi pasien perkembangan
pasien mengatakan 10 ketidakseimbangan selama dan intervensi yang
hari pasien mengeluh nutrisi kurang dari setelah pemberian diberikan
pusing, mual dan kebutuhan tubuh dapat makanan untuk - makanan yang
muntah saat habis teratasi dengan kh: meyakinkan disukai dapat
makan, Keluarga Status nutrisi bahwa intake meningkatkan
pasien mengatakan - Asupan makanan yang nafsu makan
susah makan selama karbohidrat, cukup tercapai walaupun sedikit
10 hari,Keluarga protein, lemak, dan - informasi yang
pasien mengatakan BB serat pasien dipertahankan diberikan dapat
sebelum sakit 60 kg meningkat dari - dorong klien memotivasi
setelah sakit 45 kg, tidak adekuat untuk keluarga pasien
keluarga pasien menjadi cukup mendiskusikan dan pasien untuk
mengatakan saat adekuat makanan yang meningkatkan
pasien makan dan - Asupan disukai intake nutrisi
minum terasa pahit, makanan dari 3 - ajarkan dan - kolaborasi
Nyeri dibagian ulu sendok dukung konsep dengan ahli gizi
hati, Kesadaran pasien menjadi 10 nutrisi yang baik dapat membantu
somnolen dan tampak sendok dengan klien memenuhi
lemas, Bising usus - Asupan cairan - Kolaborasikan kebutuhan nutrisi
2x/mnt pasien dari 1 kepada ahli gizi yag dibutuhkan
gelas perhari dan keluarga klien
menjadi 5 untuk mengatur - mulut yang
gelas perhari asupan nutrisi bersih dapat
pasien meningkatkan
Manajemen Nutrisi nafsu makan
- Bantu klien (Angraini, Dian
terkait dengan Isti, Supartinah
perawatan mulut dan Wachid,
sebelum makan Deddy Nur, 2013)
- Anjurkan klien - posisi tegak
untuk duduk pada tanpa bersandaran
posisi tegak saat makan dapat
dikursi memberikan
keseimbangan
dalam perut dan
merupakan
sunnah rosul
(Sohrah, 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Angraini, Dian Isti, Supartinah dan Wachid, Deddy Nur. 2013. Status Kesehatan Mulut dan
Asupan Makan Sebagai Faktor risiko Underweight pada Lansia. Jurnal Gizi klinik
Indonesia. vol 9 no 4 April 2013.
Bulecheck. M. Gloria, et al. 2013. Nursing Intervention Clasification. United Kingdom : Elsevier
Moorhead, et al. 2013. Nursing Outcomes Clasification. United Kingdom : Elsevier
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2013. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Nanda Internasional. 2015. Diagnose Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sohrah.2016. Etika Makan dan Minum Dalam Pandangan Syariah. Vol 5 no 1 juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai