Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN IX

PRAKTIKUM V: HIDROLISIS PATI SECARA KIMIAWI

I. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu menunjukkan proses hidrolisis pati
secara kimiawi.

II. Tata Tertib dan Etika Praktikum


- Praktikan diwajibkan datang 15 menit sebelum sesi yang telah dijadwalkan.
- Praktikan diwajibkan menggunakan atribut praktikum seperti masker, jas
laboraturium, sarung tangan, penutup kepala dan berpakaian rapi, serta dilarang
menggunakan sandal.
- Selama praktikum, praktikan harus menjaga ketenangan dan kebersihan laboratorim.
- Selama kegiatan praktikum praktikan tidak diperbolehkan makan dan minum di
dalam laboratorium.
- Praktikan harus mengisi dan menandatangani daftar hadir yang telah disediakan.
- Praktikan mengisi daftar inventaris alat dan bahan dengan menceklis alat-alat dan
bahan-bahan yang dibutuhkan selama praktikum. Jika terdapat alat dan bahan yang
masih belum tersedia di meja praktikum, segera laporkan ke asisten atau petugas
laboraturium untuk segera disediakan.
- Laporan sementara merupakan syarat wajib praktikan untuk dapat mengikuti
praktikum yang harus dikerjakan dirumah bukan di laboraturiuam pada waktu sesi
dilaksanakan.
- Sterilkan atau cucilah setiap peralatan yang telah digunakan selama praktikum oleh
masing-masing praktikan.
- Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat seperti HCl,
H2SO4, NH4OH, dan NaOH.
- Apabila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif, atau beracun, segera
bilas dengan air sebanyak-banyaknya selama ± 15 menit dan segera lapor kepada
asisten atau dosen.
- Praktikan diwajibkan membuat laporan akhir praktikum yang sistematikanya telah
ditentukan dan akan dikumpulkan sesuai tenggang waktu yang telah ditentukan.
III. Alokasi Waktu
Pada praktikum ini menggunakan pembelajaran luring dan daring. Alokasi pembelajaran
praktikum luring selama 150 menit dan alokasi praktikum daring selama 20 menit.

IV. Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada laboratorium kimia.

V. Teori Dasar Praktikum


Pati (amilum) sebagai salah satu jenis polisakarida yang berlimpah di alam,
merupakan suatu polimer yang tersusun oleh satuan-satuan glukosa sebagi monomernya
yang terikat melalui ikatan -glikosidik. Melalui reaksi hidrolisis sempurna, baik secara
kimiawi maupun enzimatis, ikatan glikosidik tersebut diputus sehingga terbentuk satuan-
satuan monomernya. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya bergantung dari Panjang
rantai karbonnya serta apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari
dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan
fraksi tidak terlarut disebut amilopektin.
Dalam praktikum kali ini, perubahan yang terjadi selama proses hidrolisis dengan
berjalannya waktu dapat diamati dengan uji Iodin (positif untuk pati) dan uji Benedict
(positif untuk gula reduksi seperti maltosa dan glukosa). Selain itu, dalam praktikum ini
diharapkan dapat dilakukan perbandingan yang signifikan dari berbagai segi antara
proses hidrolisis pati secara kimiawi dengan secara enzimatis.

VI. Alat dan Bahan


- Erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, gelas piala, pipet tetes, batang pengaduk,
spatel, waterbath, plat tetes, cawan petri, rak tabung.
- Pereaksi :
o Larutan Pati 1%
o Larutan Iodin (0,05 M Iodium yaitu : larutkan 10 g KI dalam satu liter
air.Kemudian tambahkan 2,5 g Iodium dan aduk)
o Reagen Benedict
o HCl Pekat
VII. Prosedur Kerja Praktikum
- Sediakan 25 mL larutan pati 1% dalam sebuah gelas piala. Tambahkan 10 tetes HCl
pekat, kemudian campur, kocok dan didihkan dalam waterbath (disebut Larutan I).
Larutan I ini tetap dipanaskan dalam waterbath air mendidih sampai 45 menit, dan
jangan dipindah dari waterbath selama waktu tersebut sambil sekali-sekali dikocok.
- Untuk mengamati proses hidrolisis pati dan perubahan yang terjadi selama
berjalannya waktu sampai 45 menit tersebut, maka akan dilakukan uji iodin dan uji
benedict pada saat yang bersamaan setiap selang waktu 5 menit terhadap larutan I
tersebut.
- Uji iodin dilakukan dalam plat tetes atau cawan petri, dengan cara : mengambil satu
tetes cuplikan dari Larutan I, dan ditambahkan satu tetes larutan iodin. Setelah diaduk
maka amati perubahan warna yang terjadi. Catat perubahan intensitas warna yang
terjadi dengan bertambahnya waktu pemanasan!
- Sedangkan uji Benedict dilakukan dengan cara : Siapkan 9 tabung reaksi yang
masing-masing mengandung 5 mL larutan Benedict, tambahkan pada masing-masing
tabung reaksi ini 3 tetes Larutan I (lakukan ini dengan interval 5 menit pada tiap
tabung, karena waktu hidrolisis sampai 45 menit maka dibutuhkan 9 kali uji
benedict). Tabung-tabung yang telah mengandung campuran tersebut selanjutnya
dipanaskan dalam waterbath air mendidih dan amati perubahan warnanya. Setelah
didinginkan, bandingkan warnanya. Warna hijau menunjukkan kandungan glukosa
0,25% , warna kuning orange menunjukkan kandungan glukosa 1% dan warna merah
menunjukkan kandungan gula lebih dari 2%. Hasil pengamatan dicatat dalam tabel
pengamatan.
VIII. Lembar Kerja Percobaan
Topik : Nama :
Tanggal : NIM :
Dosen : Kelompok :

Data Pengamatan
Waktu Uji Benedict Uji Iodin
Mula-mula Dipanaskan Didinginkan
5’
10’
15’
20’
25’
30’
35’
40’
45’

IX. Referensi
- Ratnayani, K. Laksmiwati A.A.M. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas
Udayana: Bali.
- Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai