Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ahli biologi Jerman menggunakan kata ekologi pertama kalinya. Kata ekologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti rumah, dan logos yang berarti
cara kita mengerti bumi di mana kita hidup. 1 Menurut penulis pengertian sederhana
dari kata ekologi adalah suatu upaya manusia untuk hidup berdampingan dan
menghargai alam. Ekologi adalah upaya untuk mewujudkan rasa peduli dan cinta
Etika merupakan suatu ilmu yang objeknya merupakan tingkah laku manusia,
yang memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika dari sudut baik atau buruk
sehingga setiap unsur memiliki nilai yang sama. Etika ekologi memiliki prinsip
bahwa semua unsur memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak
untuk hidup, serta hak untuk berkembang bagaimanapun bentuknya. Etika ekologi
membuat manusia tersadar apabila alam dan manusia hidup berdampingan dan saling
terhadap lingkungan.
Masalah utama dalam tulisan ini adalah permasalahan alam khususnya yang
manusia yang peduli terhadap sungai dan lingkungan hidup. Berdasarkan masalah
tersebut yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka penulis akan
dihadapi. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah biosentrisme, moral
lingkungan hidup, dan etika Kristen. Pemaparan lebih jelas mengenai teori-teori
lingkungan hidup. Etika ini dikemukakan oleh Aldo Leopald dalam bukunya yang
Wisconsin sejak 1933 hingga ia meninggal pada tahun 1949. ( 3I. Bambang Sugiharto,
Agus Rachmat W, Wajah Baru Etika & Agama (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 74.) Kerusakan
bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan adalah krisis moral manusia. Sehingga
etika lingkungan digunakan sebagai cara merubah pandangan dan perilaku manusia
terhadap lingkungan. Dalam hal ini terdapat beberapa teori yang dikenal dalam
dan ekosentrisme. Etika ini merupakan teori etika lingkungan hidup yang sekaligus
menentukan perilaku manusia dalam kaitan dengan lingkungan hidup. (A. Sonny Keraf,
Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010), 41-42,45).
lingkungan hidup yang bersumber dari perilaku manusia. Kasus pencemaran dan
kerusakan yang umum terjadi di laut, hutan, air, tanah yang bersumber dari perilaku
Manusia adalah penyebab utama dari kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.
Aspek yang paling mendasari ekologi adalah keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup/alam. Pada dasarnya sesuai dengan topik penulis mengenai sungai
dan sampah, kedua hal tersebut dapat bergerak karena perilaku manusia, bagaimana
manusia melakukan kegiatannya dengan mengaitkan dengan dua hal tersebut. Sangat
berkaitan dengan etika ekologi yang mana telah sangat jelas dijabarkan bahwa
manusia dan alam hidup berdampingan. Etika biosentrisme ini masih sangat asing
ditelinga masyarakat karena manusia belum banyak yang menyadari pentingnya etika
ini. Etika yang tidak lagi dibatasi hanya bagi manusia, tetapi juga bagi semua
makhluk hidup.
Ciri utama etika biosentrisme adalah biocentric, karena teori ini menganggap
setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya
sendiri. Teori ini memganggap serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di alam.
Bagi biosentrisme, tidak benar bahwa hanya manusia yang mempunyai nilai. Alam
juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan mereka. (( A. Sonny
Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010), 65). Contoh
sederhana yang telah terjadi di lingkungan terdekat, terjadinya banjir yang tentu saja
secara tidak langsung karena perilaku manusia. Manusia tidak menyadari secara luas
saat melakukan tindakan membuang sampah sedikit demi sedikit yang akhirnya dapat
atau pembukaan lahan pertambangan. Hal tersebut telah sangat berpengaruh pada
kerusakan lingkungan dan meluapnya penampungan air seperti waduk dan sungai
disekitar.
Etika biosentrisme sangat penting dimana penyetaraan antara alam dan manusia
dalam kebutuhan manusia sebagai makhluk yang berakal. Sehingga kita harus
membedakan antara pelaku moral dan subjek moral. Pelaku moral adalah makhluk
Sedangkan subjek moral adalah makhluk yang bias diperlakukan secara baik atau
buruk. Sebagai pelaku moral, manusia dengan sendirinya mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab moral atas keberadaan hidup semua organisme karena mereka adalah
subjek moral. Bagi Taylor, kewajiban utama manusia sebagai pelaku moral terhadap
alam sebagai subjek moral adalah menghargai dan menghormati alam. (A. Sonny Keraf,
Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010), 70-72). Paham ini
memiliki pokok-pokok pandangan sebagai berikut. Pertama, alam memiliki nilai pada
dirinya sendiri (intrinsik) lepas dari kepentingan manusia. Kedua, alam diperlakukan
sebagai moral, terlepas bagi manusia ia bermanfaat atautidak, sebab alam adalah
komunitas moral. Yang artinya bahwa kehidupan di alam semesta ini akan di hormati
seperti manusia menghormati sistem sosial yang terdapat dalam kehidupan mereka.
(Rachmad K. Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 100-101).
Biosentrisme menekankan bahwa binatang dan tumbuhan juga memiliki hak hidup
yang sama penting layaknya manusia. (15Celia Deane-Drummond, Teologi Dan Ekologi, Terj.
A Handbook In Theology And Ecology,
diterjemahkan oleh Robert P. Borrong (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 81.)
macam aktivitas dan kegiatan karena manusia memperoleh oksigen ataupun bahan
makanan dan seterusnya dari alam. Apabila alam mengalami kerusakan atau
pencemaran maka sebagian besar kegiatan yang dilakukan manusia akan menjadi
terbatas.
Krisis lingkungan hidup menurut buku Moral Lingkungan Hidup yang ditulis
oleh Dr. William Chang telah mengancam kenyamanan tempat tinggal manusia. Ini
termasuk salah satu dampak ulah manusia. Tanpa penghargaan dan penghormatan
terhadap hak hidup makhluk ciptaan lain, manusia berlomba-lomba menguras isi
perut bumi demi kepentingan hidupnya. Dalam banyak hal, manusia harusnya dapat
‘membatasi diri’ agar dapat menghindari keadaan yang menyengsarakan diri sendiri
dan generasi mendatang (Moral Lingkungan Hidup, Hal. 29). Ekologi dan moral
lingkungan hidup saling terpaut. Aejak awal tahun 1970-an, masalah ekologi mulai
menembus dunia moral. Moral lingkungan hidup pada dasarnya bermula dari
kesadaran hakiki manusia dalam menghadapi keadaan hidup dan lingkungannya.
Moral lingkungan hidup menyadari ada kesalahan dari sikap manusia terhadap
sedangkan penghuni alam semesta lainnya hanya memiliki nilai instrumental sebagai
manusia untuk mengawetkan sistem ekologi tempat manusia berada. Tiap unsur
organisme yang ada di bumi saling berhubungan dan tergantung. Keadaan ini yang
harus membuat manusia sadar bahwa mereka adalah bagian dari seluruh sistem
ekologi yang lebih luas. Hal inilah yang mendorong manusia agar mereka lebih
bertanggung jawab secara moral untuk menjaga kesejahteraan yang bukan hanya
tingkah laku manusia dan lingkungan hidup yang menjadi sumber acuan penting
apabila kita masuk masalah moral lingkungan hidup. Perusakan lingkungan hidup
banyak tergantung dari tipe, sikap, dan pandangan hidup masyarakat tertentu. Selain
itu, latar belakang pendidikan formal, non-formal, dan keadaan lingkungan akan
fungsi dan tujuan yang berbeda, yaitu sebagai pertimbangan filosofis dan biologis,
sebagai moral belas kasih, sebagai pengembangan cabang moral, dan sebagai
keharusan bertindak.
Sebagai pertimbangan filosofis dan biologis, dimana dunia moral lambat laun akan
mengenai hubungan manusia dan tempat tinggalnya dan semua makhluk nonmanusia.
Dalam masyarakat beradab, moral ini menuntun manusia untuk meninjau kembali
sejumlah gagasan yang benar dan salah mengenai tingkah laku manusia terhadap
melibatkan seluruh hidup manusia. Saling keterkaitan antarunsur dalam jagat raya
Sebagai moral belas kasih ekologi mengandalkan landasan berpijak. Setidaknya ilmu
ini dapat bersandar pada sikap penghargaan dan penghormatan terhadap semua
makhluk ciptaan. Moral belas kasih berperan penting dalam melestarikan dan
dinyatakan kepada manusia, melainkan juga kepada makhluk ciptaan lain yang bukan
manusia. Penilaian moral ditentukan oleh perasaan perasaan dan bukan analisis atas
baik dan buruk sesuai dengan takaran akal budi. Menurut Hume, moralitas tidak
terdapat dalam satupun kenyataan yang dapat ditemukan dengan akal budi manusia.
Tema utama kesadaran ekologis modern adalah ‘belas kasih’, yang berarti mengalami
derita dalam diri tiap manusia yang berperasaan, walaupun yang berbelas kasih telah
mengetahui bahwa derita dan kematian tiap individu tidak terhindarkan dalam hidup
menyoroti rentetan nilai dan norma moral social yang diterapkan dalam konteks
moral agar masalah lingkungan hidup ditafsirkan sebagai masalah moral. Moral
lingkungan hidup bukan cabang moral, bukan pula subdisiplin tambahan, namun
moral lingkungan adalah ‘perluasan dari setiap cabang etika’. Moral lingkungan
pada apa yang seharusnya dilakukan manusia dan sikap yang seharusnya diambil
manusia untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan alam atau dunia bendawi,
hal tersebut diungkapkan oleh Tarence R. Anderson seorang pengajar Etika Sosial di
196). Manusia harus mampu memilih daan mengambil keputusan yang tepat dan
Manusia seharusnya mengambil sikap dasar yang sehat dan bertanggung jawab
terhadap lingkungannya.
etika ekologi. Ajaran ajaran tersebut biasanya didasari dari kitab suci yang
Alkitab terdapat berbagai ajaran dan ketetapan, yang diyakini sebagai sabda Allah
yang ditulis oleh orang-orang percaya. Hal yang wajar jika kemudian orang Kristen
selalu berusaha untuk menjadikan isi Alkitab sebagai dasar untuk berpikir dan
bertindak. Sama halnya dengan penulis yang merasa perlu untuk mencantumkan dan
menjelaskan ayat Alkitab dan etika Kristen, yang berkaitan dengan lingkungan hidup/
alam. Etika biosentrisme mengajarkan pula bahwa lingkungan dan manusia adalah
dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi”. Kejadian 2:15 berbunyi demikian
“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden
untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Ayat tersebut telah sangat jelas
memberi peringatan dan perintah di akhir dari proses penciptaan yang dilakukan oleh
Allah melalui Firman-Nya untuk memelihara taman Eden. Dalam ayat ini Allah
tumbuhan, hewan dan sebagainya. Etika Kristen melalui teori etika biosentrisme,
yang mana manusia dan alam semesta hidup berdampingan. Segala hal yang dimiliki
dan dinikmati manusia di bumi adalah semata-mata disediakan oleh Allah. Semua hal
yang ada di bumi adalah ciptaan Allah, dan tidak terkecuali manusia. Ayat tersebut
harus menjaga dan melindungi ciptaan Allah tersebut, sebagaimana manusia ingin
menjaga dirinya dari bahaya. Alam tidak bisa dikendalikan oleh manusia, namun
alam bisa dijaga dan dilindungi dengan cara yang baik oleh manusia. Hubungan
antara manusia dan ciptaan berawal dari berkat Allah dan perintah dalam Kejadian
1:28 untuk “menaklukkan” bumi dan “berkuasa” atas seluruh makhluk hidup.
Bagi orang Kristen hanya terdapat satu patokan mengenai benar dan salah,
yaitu kehendak Tuhan. Manusia kemudian dituntut untuk dapat mengerti akan
kehendak Tuhan, dan terdapat tiga teori utama yang dapat digunakan yaitu etika
1. Etika akibat melihat bahwa manusia adalah seorang “pencipta” atau seorang
tukang.44 Tujuan adalah fakta penting yang selalu dimiliki oleh manusia. Manusia
akan merencanakan tujuannya dengan baik lalu melakukan semua hal yang dapat
mewujudkan tujuan tersebut. Manusia diberikan tujuan oleh Allah ketika ditempatkan
di dunia, seperti yang terdapat dalam Matius 6:3345, Matius 5:4846, Yohanes 15:1647,
tersebut. Secara etis menurut etika akibat, baik dan buruk hal yang kita lakukan
tergantung kepada hasil atau tujuan yang dicapai. Suatu tindakan dianggap benar jika
menghasilkan hal baik lebih banyak dibandingkan hal buruk. Akibat adalah
bagaimana dampak yang akan terjadi setelah kita melakukan sesuatu mau itu yang
baik atau yang buruk. Tujuan akhir/ akibat memiliki nilai yang sangat penting, sama
halnya ketika manusia memanfaatkan alam. Dampak dari pemanfaatan alam yang
dilakukan harus dilihat hasil akhirnya, apakah pada akhirnya menghasilkan lebih
banyak dampak baik atau dampak buruk. Apakah lebih banyak pihak yang dirugikan
2. Selain etika akibat yang sangat menekankan akibat/ tujuan/ hasil akhir, terdapat
satu etika juga yang menekankan pentingnya proses dalam mencapai tujuan tersebut
yaitu etika kewajiban. Berdasarkan etika kewajiban cara yang kita pakai untuk
mencapai suatu tujuan, sama pentingnya dengan tujuan itu sendiri. Suatu tujuan yang
baik belum tentu baik, jika dalam prosesnya dilakukan. 50 Hasil atau tujuan yang baik
belum tentu didapatkan dari tindakan yang baik, sedangkan tindakan yang baik dan
sesuai norma tentunya akan menghasilkan hasil yang baik. Kewajiban dilakukan
3. Etika tanggung jawab menekankan manusia sebagai oknum yang merespon atau
bertanggung jawab untuk merespon setiap pekerjaan Allah di dunia. Berbeda dengan
etika akibat yang menekankan tujuan/hasil akhir, dan etika kewajiban yang
menekankan proses tindakan. Etika tanggung jawab dilakukan tanpa terikat aturan
tertentu yang monoton. Etika ini bertindak sesuai dengan kebutuhan dari peristiwa
Teori etika Kristen di atas yaitu etika akibat, kewajiban, dan tanggung jawab,
merupakan cara untuk menimbang secara etis peristiwa yang sedang terjadi. Ketiga
cara tersebut tidak harus dipilih salah satu untuk digunakan, tetapi dapat digunakan
bersamaan maupun salah satunya. Etika tersebut dapat digunakan tergantung dengan