Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Perpetaan Geologi

Pembuatan Sayatan Geologi

Disusun Oleh :

Diah Retno Wulandari (195090707111002)

Asisten Praktikum :

Paramita Astri Ardianti - 175090701111003

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peta geologi menyajikan data formasi-formasi batuan pada bagian tertentu. Informasi dari
peta geologi dapat lebih spesifik baik secara susunan bawah permukaan serta kejadian
geologi yang mempengaruhinya, dapat diketahui dari sayatan geologi. Dengan adanya
sayatan geologi maka proses penginterpetasian perlapisan bawah permukaan akan lebih
dipahami dan mudah. Dalam penginterpretasian sayatan geologi tersebut perlu diulas
kembali hukum-hukum geologi serta mengasah kemampuan dalam logika geologi.
1.2 Tujuan Praktikum
Dengan dilakukannya praktikum pembuatan sayatan geologi, praktikan dapat membuat
sayatan geologi serta menginterpretasikannya
1.3 Manfaat
Agar dapat lebih dipahaminya sayatan geologi baik dari segi cara pembuatan dengan tepat
serta sesuai informasi litologi batuan. Dapat dicari dan diterapkan apperent dip dan true
dip serta direction angle. Dengan mempelajari sayatan geologi juga dapat diketahui umur
atau urutan lapisan batuan dan merekonstruksi sejarah geologi dalam sayatan tersebut.
BAB II

DASAR TEORI
2.1 Sayatan Geologi

Dalam memperjelas visualisasi struktur geologi beserta informasinya, dapat digunakan


sayatan geologi. Sayatan geologi yaitu profil penampang yang menunjukan bentuk
permukaan bumi yang terlewati garis sayatannya. Dari sayatan geologi dapat memuat
informasi formasi dan struktur geologi, kemiringan lapisan batuan. (Busch, 2015)
Berdasarkan Busch, 2015. Secara umum proses pembuataan sayatan geologi dapat
dilakukan secara berikut :
1) Garis sayatan dalam peta di proyeksikan (Gambar 1.1)
2) Informasi mengenai kemiringan lapisan dan kontak atau batas lapisannya
digambarkan
3) Setelah kemiringan lapisan beserta batasnya dibuat maka antar formasinya
dibedakan warnya
4) Dalam proyeksikan kontak geologi di atas tanah untuk visualisasikan strukturnya
dapat digambarkan garis putus-putus

Gambar 2.1 Langkah Umum Pembuatan Sayatan Geologi (Busch, 2015)


2.2 Perbedaan Sayatan Geologi dan Peta Geologi
Berdasarkan Coe, 2011. Peta geologi yaitu penggambaran keadaan geologi suatu wilayah.
Keadaan geologinya meliputi susunan batuan, bentuk struktur batuan, jenis-jenis batuan,
ketebalan lapisan, urutan satuan batuan, jurus dan kemiringan lapisan, dan lebih jauhnya
dapat menemukan informasi proses-proses yang mengenai lapisannya. Penerapan dari
peta geologi berperan dalam :
a) Memberikan informasi posisi dari struktur geologi tertentu
b) Data pendukung dalam memahami sejarah geologi suatu wilayah
c) Data pendukung dalam penemuan sumber daya alam dan pertimbangan cara
terbaik untuk eksploitasinya
d) Data untuk identifikasi potensi bahaya (misal karena sesar aktif)

tanda litologi digunakan dalam membedakan jenis satuan perlapisan penyusun.

Dalam penyusunan dan pembuatan peta geologi dibutuhkan data-data utama seperti peta
topografi, foto udara, foto atau data satelit, dan data pendukung seperti data geofisika dan
geokimia suatu wilayah. Untuk data geofisika misalnya data gravitasi atau anomaly
magnetik suatu wilayah yang berkaitan erat dengan geologi permukaanya. Pembuatan
sayatan geologi dilakukan dalam pemetaan geologi untuk membantu dalam kembangkan
interpretasi struktur geologinya berdasarkan data topografi. Dalam penggambaran
sayatan geologi juga dapat diketahui kemiringan lapisannya, data pendukung untuk
ketahui kejadian disebuah strata (misal lipatan, patahan), perubahan ketebalan starata.
Sederhananya peta geologi dan sayatan geologi dapat saling memperkuat dalam
penginterpretasikan kenampakan permukaan maupun bawah permukaan bumi. (Coe,
2011)

2.3 True Dip, Apparent Dip, Direction Angle

Gambar 2.2 Hubungan True Dip dan Apparent Dip (Lisle, 2004)
True dip yaitu sudut kemiringan yang diukur tegak lurus dengan perpotongan bidang.
Pengukuran dip di lapangan dapat menggunakan kompas dan perangkatnya yaitu
clinometer. True dip memiliki kemiringan lereng yang paling besar.
Dalam singkapan terdapat dip yang tidak terlihat dipermukaan, mempengaruhi sudut
kemiringan yang terbentuk tidak tegak lurus dengan dipnya. Apperent dip yaitu sudut
yang terbentuk antara suatu bidang yang diukurnya tidak tegak lurus dengan perpotongan
bidang. Direction Angle atau sudut arah kemiringan yaitu sudut yang terbentuk dari strike
dengan plunging line atau sayatannya. (Lisle, 2004)

2.4 Busur Tangier-Smith


Jika terjadi penyimpangan tegak lurus dari dip cukup besar, dilakukanlah koreksi untk
nilai ideal sudut kemiringan pada arah yang tegak lurus pada perlapisan batuan. Dapar
dilakukan dengan menggunakan busur Tangier Smith.

Gambar 2.3 Busur Tangier-Smith (Compton, 1985)


BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Pensil
Pensil digunakan dalam menandakan nilai-nilai kontur, menggambar,
menghubungkan titik-titik kontur, dan menandai perbedaan lapisan litologi

Gambar 3.1 Pensil


3.1.2 Pensil Warna
Pensil warna digunakan dalam pewarnaan dari litologi perlapisan batuan yang
berbeda.

Gambar 3.2 Pensil Warna

3.1.3 Penggaris
Penggaris digunakan untuk membuat garis penampang serta digunakan pula untuk
membuat base line dan end line. Serta digunakan untuk menggambarkan sudut
kemiringan perlapisan batuan.

Gambar 3.3 Penggaris


3.1.4 Kertas Milimeter Blok
Kertas milimeter blok digunakan untuk gambarkan interpretasi dari garis sayatan yang
telah ditentukan.

Gambar 3.4 Kertas Milimeter Blok


3.1.5 Penghapus
Pengapus digunakan untuk menghilangkan gambar dan garis atau hal lain yang tidak
diperlukan atau salah.

Gambar 3.5 Penghapus

3.1.6 Lembar Latihan


Lembar latihan yang berisi informasi titik-titik kontur digunakan dalam proses latihan
interpretasi garis-garis kontur beserta penggambaran sayatan topografi. File lembar
latihan disediakan oleh asisten praktikum.

Gambar 2.15 Lembar Latihan Tugas


3.2 Diagram Alir

Mulai

1. Dibuat Section Line lalu diberi keterangan pada masing-masing ujung garis, misalnya K dan L

2. Digunakan kertas lain lalu diletakkan di sepanjang section line, kemudian ditandai pada kertas
tersebut titik-titik yang berpotongan dengan garis kontur, lalu dicatat nilai ketinggian masing-masing
kontur

3. Dibuat end line dan base line pada kertas milimeter blok. Panjang base line disesuaikan dengan
panjang section line, sementara tinggi end line disesuaikan dengan tinggi maksimum kontur yang ada.
Diberi nilai ketinggian pada end line, lalu diberi judul di bagian atas

4. Diletakkan kertas bantu yang telah ditandai kontur ketinggian pada base line dengan kedudukan
yang sama, kemudian diproyeksikan titik-titik kontur ketinggian sesuai dengan nilai ketinggiannya.

5. Setelah semua titik sudah digambar, dihubungkanlah titik-titik tersebut

6. Setelah itu sayatan yang sudah terbentuk diberi litologi tiap daerah kontur dan struktur geologi seperti
arah dip dan sudut dip perlapisan litologi.

Selesai
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Lembar Peta Latihan

Gambar 4.1 Lembar Peta Latihan

Secara keseluruhan dalam lembar latihan peta yang diberikan memiliki informasi sebagai
berikut. Skala pada peta yaitu 1:9090,90, terdapat arah mata angin, beberapa simbol jenis
struktur bidang peta. Untuk pewarnaan litologi perlapisan batuan menggunakan pewarnaan
berdasarkan web USGS, namun karena pensil warna yang terbatas dan hasil scan yang
kurang baik sehingga warna terkesan menyatu atau samar. Untuk sayatan geologi yang
akan diperdalam lebih jauh yaitu sayatan X-Y dsn sayatan K-L.
4.2 Sayatan X-Y

Gambar 4.2 Sayatan X-Y

Penarikan sayatan dari titik X ke titik Y pada lembar latihan maka akan didapatkan penampang
geologi beserta litologinya. Litologi yang terlewati oleh sayatan tersebut dari yang paling muda
hingga tua yaitu mudstone, shale, sandstone, conglomerate, dolorite, dan limestone. Urutan batuan
tersebut memiliki umur tertua hingga termuda berdasarkan hukum geologi.

Proses geologi yang terjadi pada lapisan shale dan sandstone, pada sandstone seperti tereosi yang
menyebabkan pada lapisan sandstone ada yang hilang dan jika diinterpretasikan serta dihubungkan
dengan structural geologi seperti menyerupai lipatan chevron.

4.3 Sayatan K-L

Gambar 4.3 Sayatan K-L


Pada sayatan K-L, litologi yang terlewati oleh sayatan tersebut yaitu mudstone, shale, sandstone,
conglomerate, dan limestone. Urutan batuan tersebut memiliki umur tertua hingga termuda. Pada
sayatan K-L dilakukan koreksi sudut dengan busur tangier smith. Untuk lapisan shale dan
sandstone termiringkan dengan menggunakan apprent dip dengan koreksi pada sudut lancip di
direction angle.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum pembuatan sayatan geologi dapat diketahui penyebaran


batuan dalam penggambaran grafik dengan titik ketinggian tertentu. Dari proses praktikum
tersebut dapat menggambarkan kemiringan lapisan. Pada sayatan X-Y dari segi sudut
kemiringan memakai true dip karena untuk strike sudah tegak lurus dengan sayatan. Pada
sayatan K-L perlu dilakukan pengoreksian sudut dengan busur tangier smith.

Untuk umur batuan pada sayatan X-Y dari yang termuda hingga tertua yaitu mudstone,
shale, sandstone, conglomerate, dolorite, dan limestone. Sayatan K-L untuk umur yang
termuda hingga tertua yaitu yaitu mudstone, shale, sandstone, conglomerate, dan
limestone. Dalam sayatan X-Y diindikasikan sejarah dimana setelah proses pengedepan
seluruh lapisan batuan terjadi intrusi dari magma batuan beku.

5.2 Saran

Perlu dipelajari kembali hukum-hukum geologi dasar beserta strukturalnya agar logika
geologi lebih terasah. Dapat diperhatikan pula besar butiran perlapisan batuan agar lebih
mempermudah interpretasi.
DAFTAR PUSTAKA
Busch, Richard.M. 2015. Laboratory Manual in Physical Geology. 10th ed. Pearson.
Coe, Angela L. 2010. Geology Field Techniques. New York : Wiley-Blackwell.
Compton, R, R. 1985. Geology in The Field. New York: John Wiley and Sons.
Lisle, Richard J. 2004. Geological Structures and Maps. Cardiff: Pergamon Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai