Anda di halaman 1dari 114

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS IV SD NEGERI 66 OKU PELAJARAN IPA


MATERI BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN
DENGAN METODE EKSPERIMEN

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Perofesional (PDGK 4501)
S1 PGSD Universitas Terbuka

DISUSUN OLEH :

NAMA : HERLIN
NIM : 856732225
SEMESTER : II
UPBJJ - UT : 18 - PALEMBANG
POKJAR : BATURAJA
MASA REGISTRASI : 2021.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UPBJJ – UT PALEMBANG
TAHUN 2021.1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
IPA KELAS IV
SD NEGERI 66 OKU

Nama Mahasiswa : HERLIN


NIM : 856732225
Program Studi : S1-PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 66 OKU
Jumlah Siklus Pembelajaran : 3 siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Pra Siklus, Kamis, 29 April 2021
Siklus 2, Kamis, 06 Mei 2021
Siklus 3, Kamis, 20 Mei 2021

Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan :

Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan minat


dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU pelajaran IPA materi bunyi
dan indra pendengaran?
Baturaja, 29 Mei 2021

Supervisor 1, Mahasiswa,

DEWI LESTARI, M.Pd. HERLIN


ID. 18004333 NIM. 856732225

ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Penyayang, atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Perbaikan Pembelajaran IPA ini, shalawat serta salam selalu tercurah
kepada nabi kita Muhammad SAW.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP PGSD 4501) pada program S.1 PGSD BI. Dalam
laporan ini, penulis tidak luput dari hambatan, kesulitan, dan keterbatasan dengan
adanya situasi sekarang ini yang sedang terjadi pandemic virus corona sehingga
hasil dari laporan jauh dari kata kesempurnaan tapi berkat adanya bantuan,
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih dan rasa
hormat yaitu kepada:
1. Drs. Jamaludin, M.Si. kepala Universitas Terbuka UPBJJ Palembang
2. Ibu Dewi Lestari, M.Pd. tutor mata kuliah PKP (Pembimbing)
3. Bpk. Sahrul Gultom,S.Pd.I. selaku Kepala SD Negeri 66 OKU
4. Ayah dan ibuku, suami, anak-anak, Ibu dan Ayah mertua yang telah
memotivasi dengan rasa kasih sayangnya
5. Rekan-rekan pengajar SD Negeri 66 OKU dan pihak yang telah membantu
terselesainya laporan ini.
Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari akan
segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi isi maupun
tulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Hanya kepada Allah SWT penulis serahkan balasan atas bantuan dan
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis menyusun laporan ini. Amin.

Baturaja, Mei 2021

Penullis,

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................i

Lembar Pengesahan ..............................................................................................ii

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat .....................................................................iii

Kata Pengantar ....................................................................................................iv

Daftar Isi ...............................................................................................................v

Daftar Tabel ........................................................................................................vii

Daftar Gambar ...................................................................................................viii

Daftar Lampiran ..................................................................................................ix

Abstrak ...................................................................................................................x

BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................1

1. Identifikasi Masalah ...................................................................3

2. Analisis Masalah .........................................................................3

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ..............................4

B. Rumusan Masalah ...........................................................................5

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .....................................5

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ...................................5

BAB II Kajian Pustaka ...................................................................................7

A. Pengertian Minat Belajar..................................................................7

B. Hakikat Hasil Belajar.......................................................................8

C. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.................................10

D. Pembelajaran IPA..........................................................................13

v
E. Bunyi..............................................................................................15

F. Indra Pendengar.............................................................................22

G. Hakikat Dan Faktor-Faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar...25

H. Metode Eksperimen.......................................................................27

BAB III Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajara............................30

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu ..........30

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .....................................31

C. Teknik Analisis Data .....................................................................42

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan ..................................................43

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ......................43

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................45

BAB V Simpulan dan Saran Serta Tindak Lanjut .....................................52

A. Simpulan .......................................................................................52

B. Saran Tindak Lanjut ......................................................................52

Daftar Pustaka

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU

Materi Bunyi dan Indra Pendengaran Dengan KKM 75.................................43

2. Tabel 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU

Materi Bunyi dan Indra Pendengaran Dengan KKM 75.................................42

3. Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU

Materi Bunyi dan Indra Pendengaran Dengan KKM 75 PraSiklus...............46

4. Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU

Materi Bunyi dan Indra Pendengaran Dengan KKM 75 Siklus 1.................47

5. Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU

Materi Bunyi dan Indra Pendengaran Dengan KKM 75 Siklus 2.................50

vii
DAFTAR GAMBAR

1. Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, siklus 1 dan

siklus 2.......................................................................................................44

2. Grafik 4.2 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus.................................................46

3. Grafik 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ....................................................48

4. Grafik 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ...................................................50

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP


2. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan siklus 1, RPP Perbaikan siklus 2
3. Lembar Observasi/ Pengamatan Kinerja Guru Terisi
4. Hasil Pekerjaan siswa terbaik dan terburuk per siklus
5. Foto Kegiatan Perbaikan Pembelajaran

ix
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD
NEGERI 66 OKU PELAJARAN IPA MATERI BUNYI DAN INDRA
PENDENGARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN

Oleh
Herlin
856732225
herlin.imute@gmail.com
ABSTRAK
Laporan perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan minat dan hasil belajar
materi bunyi dan indra pendengaran pada pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 66
OKU yang berjumlah 32 orang. Rumusan masalah dalam perbaikan pembelajaran
adalah apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU pelajaran IPA materi
bunyi dan indra pendengaran?. Sedangkan tehnik pengumpulan data
menggunakan tehnik analisis kualitatif diskriptif dengan alat pengumpulan data
berupa item soal test objektif dalam bentuk uraian, kemudian dikategorikan tuntas
atau tidak tuntas dalam pencapaian kompetensi pembelajaran baik secara individu
maupun secara klasikal serta daya serap siswa terhadap materi pembelajaran dan
hasil pengamatan, yaitu (1) penyusunan rencana, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pemantauan dan evaluasi, (4) analisis dan refleksi. Setelah perbaikan
pembelajaran ini berlangsung selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA pada materi bunyi dan indra pendengaran dengan menggunakan
metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri 66 OKU, terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
mencapai nilai KKM 75 pada materi tersebut, peningkatan hasil belajar tersebut
terlihat dari data berikut ini : sebelum mengadakan tindakan ketuntasan secara
klasikal mencapai 28,12% meningkat menjadi 56,25% pada siklus satu dan
meningkat lagi menjadi 87,5% pada siklus ke dua. Dengan hasil pada siklus ke
dua tersebut maka tercapai target yang diinginkan yaitu ketuntasan secara klasikal
85%. Begitu juga dengan daya serap siswa pada siklus satu 66,65% meningkat
menjadi 85,21% pada siklus 2 dengan hasil daya serap pada siklus ke 2 tersebut
maka tercapai target daya serap sebesar 75%. Dengan demikian maka disimpulkan
bahwa penggunaan metode eksperimen dapat memperbaiki proses pembelajaran
serta dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Kata Kunci : Minat, hasil belajar, IPA, metode eksperimen

x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang
perlu perhatian oleh para pelaku pendidikan, karena pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dimana kemajuan suatu bangsa dipandang dari
sebagaimana pendidikan di negara tersebut berkembang dan maju. Di dalam
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh
kemampuan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi. Salah
satu usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dasar adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam bidang IPA atau
Sains (wahyuni, 2013).
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,
dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
(Kusno, 2017). Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa
menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan serta
memiliki sikap ilmah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari
diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. (Sepriati, dkk. 2020).
Salah satu masalah yang sering terjadi pada saat proses pembelajaran
IPA adalah kurangnya minat pada diri siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
oleh sebagian besar siswa. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan
proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah. Proses
pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir, tetapi hanya diarahkan pada kemampuan untuk
menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses

1
pembelajaran masih banyak dilaksanakan secara konfensional. Para guru
belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif
dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau
strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.
Kegiatan belajar mencapai sasaran apabila situasi belajar yang tercipta
menarik, menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk
memahami materi yang disajikan. Dalam upaya perbaikan guru tidak hanya
membuat seperangkat pembelajaran saja namun lebih penting guru dituntut
dalam ketepatan memilih media, bahan pelajaran dan metode dalam proses
pembelajaran. (Kusno, 2017).
Model atau metode pembelajaran yang dipandang tepat untuk
mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran IPA di sekolah yaitu
metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang banyak
digunakan dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen atau
percobaan dilakukan tidak selalu di dalam laboratorium tetapi dapat
dilakukan pada alam sekitar. (Sepriati, 2020). Hal ini disebabkan, IPA
diperoleh melalui suatu metode ilmiah yang menyangkut perkembangan
mental, perkembangan kemampuan penalaran logis, perkembangan kognitif
(kecerdasan) anak oleh karena itu, dengan memberikan pengalaman langsung
kepada siswa sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara utuh.
(Apia, 2012).
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran IPA di SD Negeri
66 OKU Sosoh Buay Rayap yang dilaksanakan hari kamis tanggal 29 April
2021 dalam mata pelajaran IPA pemahaman tentang materi bunyi dan indera
pendengaran masih belum optimal hal ini terbukti dari hasil belajar siswa
yang masih rendah. Jumlah siswa seluruhnya 32 orang siswa yang terdiri dari
12 orang laki laki dan 20 orang perempuan. pada data awal untuk materi
bunyi dan indera pendengaran dari 32 siswa hanya 9 siswa yang dapat
mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 75 dengan ketuntasan secara
klasikal 85 % dan daya serap 75 %.

2
Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti selaku pengajar
dikelas tersebut akan memperbaiki pembelajaran dengan mengadakan
perbaikan pembelajaran melalui PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dengan
menerapkan model pembelajaran eksperimen dengan menggunakan peragaan
yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah
memahami dan mempraktikkan apa yang telah diperolehnya. Diharapkan
dengan penerapan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar dan
memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dengan
penerapan metode ini siswa dan guru dalam suatu kegiatan, dan secara
berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya, sebagai orang
yang selalu ingin mencari tahu, sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan
dan keingintahuan. Sehingga Selain untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan meningkatkan hasil Pembelajaran Penelitian ini dilakukan untuk
memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PKP PDGK 4501 ) – PGSD Universitas Terbuka.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 66 OKU, diperoleh
gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa adalah :
a. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diakibatkan oleh penggunaan metode ceramah secara terus menerus.
b. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
d. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa
terlihat kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal
sehingga hasil belajar siswa rendah.

2. Analisis Masalah
Dalam mengajarkan IPA, sebaiknya siswa lebih aktif untuk
belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian yang di tugaskan kepada
mereka. Sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa juga

3
memudahkan untuk penyampaian terkait dengan mata palajaran IPA. Jika
sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi IPA, maka seyogyanya guru menyiapkan media
atau alat peraga yang diperlukan.
Oleh karena itu metode ekperimen merupakan strategi yang cocok
diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD
Negeri 66 OKU dalam proses belajar IPA. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dalam konteks tersebut, siswa perlu mengerti apa makna belajar,
apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.
Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi
kehidupannya. Dengan demikian mereka memposisikan diri sebagai
dirinya sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk masa depannya.
Dengan pembelajaran eksperimen diharapkan akan mempermudah dalam
memahami dan memperdalam IPA untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis melakukan
penelitian tentang metode ekperimen dalam Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU.
Bertitik tolak dari rincian permasalahan di atas, dilakukankanlah
tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan dirumuskanlah
masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran
IPA Materi Bunyi dan Indra Pendengaran Dengan Metode Eksperimen”.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitia ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi
Bunyi dan Indra Pendengaran?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan metode ekperimen ini bisa meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi dan
Indra Pendengaran Dengan Metode Eksperimen.

D. Manfaat Penelitian
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat besar
manfaatnya baik bagi peserta didik/siswa. guru, peneliti, maupun sekolah.
Penulis dalam hal ini akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok bunyi dan
indera pendengaran
b. Memotivasi minat belajar siswa.
c. Mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.

2. Bagi Guru
a. Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran.
c. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam
pembelajaran.

5
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa
seperti yang diharapkan.
b. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
d. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.

4. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman model pembelajaran eksperimen
b. Mengetahui model pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Minat Belajar

Minat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,


gairah, keinginan” sedangkan “berminat” diartikan mempunyai (menaruh)
minat, kecenderungan hati kepada, ingin (akan). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
keinginan (Depdiknas, 2013 dalam Achru P, 2019). Minat adalah sesuatu
pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan kemauannya
dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya (Agus Sujanto, 2013 dalam
Achru P, 2019). Beberapa pengertian minat yang dikemukakan oleh para ahli
di atas, maka dapat diasumsikan bahwa minat adalah suatu pemusatan
perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, kesenangan,
kecenderungan hati, keinginan yang tidak disengaja yang sifatnya aktif untuk
menerima sesuatu dari luar (lingkungan). Minat adalah sesuatu yang sangat
penting bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan minat orang
akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena itu minat dikatakan sebagai
salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan
(Achru P,2019).
Ada dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek kognitif dan
aspek afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu
didahului oleh pengetahuan, pengetahuan, pemahaman dan konsep yang
diperoleh dan dikembangkan dan pengalaman atau hasil interaksi dengan
lingkungannya. Aspek afektif menunjukkan pada derajat emosional yang
dinyatakan dalam bentuk proses menilai untuk menentukan kegiatan yang
disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila disertai dengan minat individu yang kuat,
maka ia akan mencurahkan perhatiannya dengan baik terhadap aktivitas
tersebut. Aspek minat manusia dalam mengikuti pembelajaran fikih sangat
kuat, maka akan merupakan dasar pula untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif, yang dapat memenuhi keinginan siswa untuk

7
belajar disertai perhatian yang besar. Istilah minat banyak dipakai dalam
berbagai bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini akan lebih diarahkan pada
bidang pendidikan khususnya dalam bidang pembelajaran (Depdiknas, 2013
dalam Achru,2019).
Pengertian minat belajar adalah sikap ketaatan pada kegiatan belajar, baik
menyangkut perencanaan jadwal belajar maupun inisiatif melakukan usaha
tersebut dengan sungguh-sungguh (Olivia, 2011 dalam Nurhasanah &
Sobandi, 2016). Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana
yang disebutkan oleh (Slameto, 2010) yaitu ketertarikan untuk belajar,
perhatian dalam belajar, motivasi belajardan pengetahuan. Ketertarikan untuk
belajar diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran
maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia
akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan
bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa
ada beban dalam dirinya. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa
seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan
mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai
perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia
pelajari. Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan
secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang
terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi
belajar. Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap
suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang
pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-
hari (Nurhasanah & Sobandi,2016).

B. Hakikat Hasil Belajar


Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan

8
belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pesrta didik
akibat belajar. Perubahan perilaku dapat disebabkan karena dia mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar
mengajar (pembelajaran).
Hasil belajar merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Definisi lain hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan para peserta
didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar termasuk
komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan,
karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan
melalui proses belajar mengajar.
Tujuan pendidikan secara khusus tercermin dalam tujuan belajar.
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal,
yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya ini dimaksudkan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar
tersebut meliputi :
a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).
b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
Ketiga hasil belajar diatas dalam pembelajaran merupakan tiga hal
yang secara programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dengan demikian dalam
sebuah rencana pembelajaran, hendaknya guru melakukan pilihan–pilihan
strategi pembelajaran khususnya metode yang sesuai dengan tujuan, yakni
yang dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif,
atau psikomotorik (Kusno,2017).

9
C. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Aktivitas belajar di sekolah merupakan inti dari proses pendidikan di


sekolah. Belajar merupakan alat utama bagi peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Sedangkan
mengajar merupakan alat utama bagi guru sebagai pendidik dan pengajar
dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai proses pendidikan di kelas.
Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai
jika ada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik. Interaksi
tersebut harus dalam proses komunikasi yang aktif dan edukatif antara guru
dengan peserta didik yang saling menguntungkan kedua belah pihak agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara efisien dan efektif. Hanya dengan
proses pembelajaran yang baik, tujuan pembelajaran dapat dicapai sehingga
siswa mengalami perubahan perilaku melalui kegiatan belajar. Oleh sebab itu,
guru harus dapat memahami karakteristik masing-masing siswa dalam setiap
pembelajaran.
Siswa kelas tinggi dan kelas rendah berbeda sikap, tutur kata, dan sifatnya.
Siswa kelas rendah masih sangat membutuhkan bantuan ibu guru, namun
siswa kelas tinggi sedikit mulai dapat berdiri sendiri jika guru belum dapat
membantu. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat diketahui pada siswa kelas kelas
tinggi, adapun ciri-ciri tersebut, pada masa kelas tinggi (9 atau 10 sampai 12
atau 13) adalah sebagai berikut:
1) Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
2) Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata
pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus
4) Sampai usia 11 tahun peserta didik membutuhkan guru atau orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Setelah
usia ini pada umumnya peserta didik menghadapi tugas-tugasnya dengan
bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
5) Pada masa ini peserta didik memandang nilai (angka rapot) sebagai ukuran
tepat mengenai prestasi sekolahnya

10
6) Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan
tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. Jadi, rasa
ingin tahu siswa memang sangat besar, siswa lebih tertarik dengan
kegiatan yang aktif dan siswa selalu ingin di dengar pendapatnya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif dibagi menjadi empat tahapan


yaitu :
1) Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun) Ciri pokok perkembangan anak
berdasarkan tindakan:
- Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan
objek di sekitarnya.
- Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
- Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.
- Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya
- Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah
tempatnya. b)
2) Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun) Tahap ini dibagi menjadi dua,
yaitu preoperasional dan intuitif. Tahap preoperasional (2-4 tahun):
- Self Counter nya sangat menonjol
- Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggul
dan mencolok.
- Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang
berbeda.
- Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk
kriteria yang benar.
- Dapat menyusun benda-benda secara, berderet tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan. Tahap intuitif (4-7 atau 8
tahun):
o Anak dapat membentuk kelas-kelas atau katagori objek,
tetapi kurang disadarinya.

11
o Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap
hal-hal yang lebih kompleks.
o Anak dapat melakukan sesuatu terdapat sejumlah ide.
o Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar.
3) Tahap operasional konkret (7 atau 8-11 tahun atau 12 tahun)
- Anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis.
- Anak telah memiliki kecakapan yang logis.
- Anak mampu menangani sistem klasifikasi.
- Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual
pasif.
4) Tahap operasional formal (11/12-18 tahun)
- Bekerja secara efektif dan sistematis
- Menganalisis secara kombinasi
- Berfikir secara proporsional
- Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi

Dari berbagai tahapan yang ada dalam proses belajar yang dialami setiap
siswa akan berbeda, karena setiap siswa memiliki karakter dan gaya belajar
yang berbeda pula hanya memang jika selisih umur tidak begitu jauh maka
bersikap dan berperilaku juga tidak begitu berbeda. Pada tahap operasional
konkret, dasarnya anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah berpikir
abstrak masih sulit untuk membayangkan bagaimana jika teori yang dijelaskan
guru tersebut terdapat dalam kenyataan. Guru harus membantu siswa dengan
cara sebagai fasilitator untuk membuktikan konsep atau teori tersebut baru
nanti secara perlahan siswa akan terbiasa sendiri berpikir abstrak. Jika guru
selalu ada sebagai perantara belajar siswa maka siswa nantinya akan mampu
membedakan atau menentukan masalah sendiri melalui kebiasaan dan mampu
berfikir lebih maju.
Teori etologi yang diwakili oleh John Bowlby memperoleh gambaran
bahwa anak-anak yang tinggal di penampungan atau panti sosial ternyata
mengalami masalah emosional dan kurang mampu menjalin hubungan dengan

12
orang lain secara intim. Berikut tabel komparasi teori perkembangan. pada
jenjang Sekolah Dasar (SD) yang berusia 6-11/12 tahun memiliki potensi yang
tersembunyi, tekun, rendah hati, dan cara berfikir operasional konkret dimana
masih membutuhkan gambar nyata perihal pengetahuan yang disajikan guru.
Bruner juga memiliki tahapan perkembangan kognitif. Terdapat tiga
tahapan yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu :
1) Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya
untuk memahami lingkungan sekitarnya.
2) Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal.
3) Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berbahasa dan logika. Pada tahapan ini, awalnya siswa ingin tahu lalu
siswa mencoba mencari tahu, kemudian siswa mengolah hasil rasa ingin
tahunya dan kemudian disampaikan kepada guru. Oleh sebab itu, guru
harus membangun rasa ingin tahu siswa dengan cara menarik perhatian
siswa jika siswa sudah merasa tertarik maka dengan sendirinya timbul rasa
untuk menjelajahi rasa ketertarikan tersebut.

Jadi karakterisitik siswa Sekolah Dasar memiliki rasa ingin tahu yang kuat
dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri, mereka
biasanya belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang
terjadi serta mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi berinisiatif,
dan mengajar teman lainnya (Putri, 2016).

D. Pembelajaran IPA
1. Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang sistematis, tersusun secara
teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan
eksperimen. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

13
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran yang ada
di SD. Mata pelajaran IPA memiliki spesifikasi tersendiri. Pokok-pokok
materi yang disampaikan berupa prinsip-prinsip, konsep-konsep, fakta-
fakta yang berkenaan dengan lingkungan dan gejala alam yang kadang
terlalu rumit dan komplek bagi siswa SD.

2. Hakikat Pembelajaran IPA


Hakikat pembelajaran sains yang dideinisikan sebagai ilmu
tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Ilmu
Pengetahuan Alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu
ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Hakikat
Pembelajaran IPA meliputi :
1) IPA sebagai produk, adalah kumpulan hasil penelitian yang telah
ilmuan dan berbentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan
empiris dan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain :
- Fakta dalam IPA, pernyataan tentang benda yang benar-
benar ada, atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan
mudah dikonfirmasi secara obyektif.
- Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan
fakta-fakta IPA.
- Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara
konsep-konsep IPA.
- Hukum-hukum alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah
diterima meskipun bersifat sementra, tetapi karena
mengalami pengujian yang berulang-ulang maka hukum
aam bersifat kekal selama belum ada pembuktian yang
lebih akurat dan logis.
- Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari
fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.

14
2) IPA sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam. Proses dalam memahami IPA disebut
dengan ketrampilan proses sains (science process skills) adalah
ketramplan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
3) IPA sebagai sikap. Sikap imiah dikembangkan melalui kegiatan
siswa dalam pembelajaran pada saat melakukan diskusi,
percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek dilapangan
(Kusno,2017).

3. Fungsi Pembelajaran IPA


IPA lebih menekankan pada kegiatan yang mengembangkan
ketrampilan yang disebut proses ilmiah. Proses ilmiah tersebut dapat
digambarkan melalui fungsi pengajaran IPA bagi siswa yaitu :
1) Memahami alam sekitar.
2) Memiliki ketrampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA
yang berupa ketrampilan atau metode ilmiah.
3) Memiliki sikap ilmiah didalam mengenal alam sekitar dan
memecahkan masalah yang dihadapinya serta menyadari
kebesaran sang pencipta (kusno,2017).

E. Bunyi
1. Definisi Bunyi
Definisi umum dari bunyi (sound) adalah sebuah gelombang
longitudinal yang merambat dalam suatu medium (padat, cair, dan gas).
Bunyi merupakan gelombang mekanis jenis longitudinal yang merambat
dan sumbernya berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab
getaran benda sebagai sumber bunyi itu menggetarkan udara di sekitarnya
dan melalui medium udara itu bunyi merambat sampai ke gendang telinga
(Kuntoro, 2009). Menurut teori partikel, setiap zat yang tersusun atas
partikel-partikel zat. Partikel-partikel tersebut selalu dalam keadaan

15
bergetar dan bergerak. Zat selalu dalam keadaan bergetar (getaran
alamiah). Getaran merupakan sumber bunyi, namun kenyataannya bunyi
yang dihasilkan oleh getaran partikel benda tidak dapat didengar. Bunyi-
bunyi yang didengar melalui lubang telinga, kemudian akan menggetarkan
gendang telinga dan menghasilkan gelombang sinyal. Gelombang sinyal
ini menjadi kejutan syaraf pada rumah siput yang dikirim ke otak untuk
diterjemahkan.
Menurut Ruwanto (2007) menuyimpulkan bahwa, gelombang
bunyi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu gelombang infrasonik,
gelombang audio (audiosonik) dan gelombang ultrasonik.
1) Gelombang Infrasonik. Gelombang infrasonik adalah gelombang
bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Gelombang ini tak dapat
dideteksi oleh telinga manusia. sebagai contoh sumber-sumber
gelombang infrasonic yaitu gempa bumi (aktivitas seismik) dan
aktivitas gunung berapi (aktivitas vulkanik). Gelombang infrasonik
dari aktivitas seismik ataupun vulkanik juga mampu dideteksi oleh
binatang – binatang di sekitarnya. Oleh karena itu biasanya sebelum
terjadinya bencana berupa gunung meletus ataupun gempa bumi,
binatang-binatang itu lebih dulu bermigrasi atau berpindah dari lokasi
tersebut. Meskipun tak mampu mendeteksinya, ternyata manusia
memiliki reaksi tertentu terhadap adanya gelombang infrasonik.
Beberapa penelitian para ahli menunjukkan bahwa seseorang yang
berada di sekitar gelombang infrasonik akan cenderung merasa cemas,
gelisah, ngeri dan merasakan sesuatu keanehan emosi.
2) Gelombang audio (audiosonik). Gelombang audio merupakan
gelombang bunyi yang frekuensinya 20 Hz hingga 20.000 Hz.
Gelombang audio ini misalnya dihasilkan oleh alat musik, percakapan,
tumbukan antar benda, serta semua getaran bunyi yang bunyinya
mampu didengar manusia.
3) Gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
bunyi dengan frekuensi diatas 20.000 Hz. Gelombang bunyi ini juga

16
tak mampu terdengar oleh manusia. Beberapa binatang mampu
mendeteksi gelombang ultrasonic ini, seperti, anjing, tikus, lumba-
lumba dan kelelawar. Ada banyak manfaat gelombang ultrasonik
misalnya di bidang medis dan industry. Di bidang medis gelombang
ini dapat digunakan untuk mencitrakan janin yaitu dengan
ultrasonografi (USG) dan juga untuk membersihkan gigi. Di bidang
industri, gelombang ini dapat digunakan untuk melakukan uji tak
rusak atau Non Destructive Testing (NDT)
2. Layangan Bunyi
Efek layangan yaitu fenomena yang terjadi jika dua gelombang itu
mempunyai amplitude yang sama tetapi frekuensinya berbeda sedikit.
Hal ini misalnya terjadi pada dua garpu tala yang frekuensinya sedikit
berbeda yang dibunyikan bersama-sama. Dan apabila dua deretan
gelombang yang frekuensinya sama berjalan sepanjang garis yang
sama di dalam arah-arah yang berlawanan maka gelombang tegak akan
dibentuk sesuai dengan prinsip superposisi. Prinsip superposisi yang
sama akan memimpin kita ke suatu jenis interferensi yang lain, yang
dapat kita namakan interferensi di dalam waktu. Interferensi seperti ini
terjadi bila dua deret gelombang yang frekuensinya berbeda sedikit
berjalan di dalam arah yang sama. Dengan bunyi maka kondisi seperti
itu terdapat bila, misalnya dua kunci piano yang berdekatan dipukul
pada waktu bersamaan.
3. Sumber Gelombang Bunyi
Sumber gelombang bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Hampir
semua benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Misalnya dawai gitar
atau biola tampak bergetar sewaktu dibunyikan. Bunyi yang dihasilkan
oleh getaran dawai menyerupai superposisi dari gelombang-gelombang
sinusoidal berjalan. Gelombang berdiri pada dawai dan gelombang
bunyi yang merambat di udara mempunyai kandungan harmonik
(tingkatan di mana terdapat frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi

17
dasar) yang serupa. Kandungan harmonik bergantung pada cara dawai
itu digetarkan.
4. Resonansi
Resonansi merupakan keadaan yang terjadi pada suatu benda
ketika pada benda itu datang gaya periodik yang frekuensinya sama
dengan frekuensi alamiah benda tersebut. Keadaan resonansi, benda
akan bergetar dengan amplitudo terbesar yang mungkin dapat terjadi
karena gaya periodik itu. Resonansi dapat juga berarti bergetarnya
suatu benda karena getaran benda lain. Fenomena resonansi dapat juga
ditunjukkan dengan gelombang longitudinal (bunyi) dapat ditimbulkan
oleh garpu tala. Resonansi memegang peranan penting dalam
instrument musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring
jika tidak dilengkapi dengan ruang resonansi. Ruang resonansi ini
dapat beresonansi dengan dawai yang bergetar di dekatnya. Tanpa
ruang resonansi, gitar dan biola tidak akan menghasilkan nada yang
nyaring dan merdu. Sumber pada terompet adalah getaran bibir
peniupnya. Jika terompet tidak dilengkapi dengan ruang resonansi
yang berupa pipa dengan bentuk tertentu getaran bibir saja tidak akan
menghasilkan nada yang nyaring dan merdu. Instrumen musik
gamelan juga menggunakan ruang resonansi yang terletak di bagian
bawah. Demikian juga angklung bambu yang sangat terkenal dari jawa
barat.
5. Batas frekuensi bunyi
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pda amplitude umum dengan
berbagai variasi dalam kurva responnya. Suara diatas 20 kHz disebut
ultrasonik dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik (Horasdia, 2015
dalam Riana, 2018). Bunyi merambat diudara dengan kecepatan 1.224
km/jam. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara
lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11
km kecepatan bunyi 1.000 km/jam, di air 25 kecepatannya 5.400

18
km/jam lebih cepat dari pada di udara. Sumber gelombang bunyi
adalah sesuatu yang bergetar. Hampir semua benda yang bergetar
menimbulkan bunyi (Hernawati, 2012 dalam riana 2018).
6. Perambatan bunyi
Pengertian perambatan bunyi adalah suatu perpindahan bunyi
melalui suatu hambatan atau benda. Bunyi dapat merambat dari
sumber bunyi di tempat lain melalui media. Coba bayangkan jika anda
di luar angkasa, di luar angkasa tidak ada udara atau disebut hampa
udara. Pada ruang hampa udara, bunyi tidak dapat terdengar. Maka
anda tidak akan bisa mendengar pada saat di luar angkasa (terkecuali
menggunakan media tertentu). Media perambatan bunyi adalah benda
padat, cair, dan gas. Perambatan bunyi juga memerlukan waktu.
Kecepatan perambatan bunyi disebut juga cepat rambat bunyi.
Berdasarkan penelitian, cepat rambat bunyi pada baja kira-kira
6000 m per sekon, di air kira-kira 1500 m per sekon, dan di udara pada
suhu 20 °C adalah 343 m per sekon.
a) Bunyi merambat melalui benda padat
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidak
sama. Perambatan bunyi melalui benda padat lebih cepat
terdengar daripada melalui benda cair atau gas. Tempelkan
telingamu ke dinding! Mintalah temanmu untuk memukul bagian
dinding yang lain! Bunyi pukulan akan terdengar. Hal ini
menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui benda padat. Bunyi
pukulan dinding terdengar lebih keras melalui dinding dari pada
melalui udara. Jadi bunyi merambat lebih baik melalui benda
padat daripada udara.
b) Bunyi merambat melalui benda cair
Perambatan bunyi dapat melalui air. Ketika kita membenturkan
dua buah batu di dalam air, bunyinya bisa 26 terdengar dari luar
air. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui air.
Bunyi benturan tersebut lebih lemah dibandingkan bunyi benturan

19
batu di luar air. Hal ini menunjukkan bahwa rambatan bunyi
melalui air kurang baik dibanding melalui udara (Mulyati,2009
dalam Riana, 2018).
c) Bunyi merambat melalui benda gas
Salah satu benda gas adalah udara. Bunyi dapat melalui udara,
seperti bunyi guntur yang sering kita dengar pada saat hujan.
Ketika terjadi guntur, tekanan udara berubah, yaitu naik turun.
Perubahan tekanan ini terus berpindah melalui tumbukan
bagianbagian kecil molekul udara. Dengan demikian, gelombang
bunyi merambat ke segala penjuru dan terdengar dari berbagai
arah. Contoh lain, pada saat lonceng dipukul, kita mendengar
bunyinya. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui
udara (Rosita, 2008 dalam Riana, 2018).
7. Sifat bunyi
a) Bunyi dapat di serap
Sebelumnya kita sudah ketahui bahwa kita dapat
mendengarkan suara karena adanya getaran dan getaran itulah
yang dapat menimbulkan bunyi. Bunyi dapat merambat memalui
tiga cara yaitu merambat melalui benda padat, merambat melalui
benda cair dan merambat melalui gas. Bunyi mempunyai sifat
dapat diserap dan dipantulkan. Bunyi akan di pantulkan jika
mengenai benda yang permukaannya keras. Sementara bunyi
akan di serapjika mengenai benda yang mempunyai permukaan
yang lunak. Dari situ maka muncul benda yang disebut peredam
suara.
Ada beberapa benda dengan permukaan lunak yang dapat
menjadi peredam suara bunyi diantaranya; karpet, woll, kertas,
spon, busa, kalin dan karet. Jadi benda-benda itu dapat digunakan
untuk menghindari terjadinya pantulan suara atau gaungan.

20
b) Bunyi dapat dipantulkan
Seperti sudah dijelaskan bahwa pantulan bunyi terjadi
akibat getaran bunyi mengenai benda dengan permukaan keras.
Permukaan keras pada benda tersebut tidak menyerap bunyi
melainkan memantulkannya kembali, sehingga kita dapat
mendengarkan suara dari bunyi yang dipantulkan.
Ada dua jenis bunyi pantul yang harus kita ketahui, yaitu
bunyi gaung dan gema.
- Gaung adalah suara pantulan yang kita dengan waktunya
hampir bersamaan dengan bunyi aslinya. Karena
waktunya hampir bersamaan, gaung menyebabkan suara
aslinya kurang begitu jelas karena terganggu atau di tabrak
oleh suara pantulan.
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi
asli. Jaraknya tidak berdekatan, artinya bunyi pantulan
suaranya muncul setelah bunyi asli selesai. Gema bisa
terjadi jika sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya
jauh. Sebagai contoh, ketika kita berada di tebing,
kemudian kita meneriakkan kalimat “Ayah” maka suara
pantulan “ayah” akan keluar setelah suara asli menghilang.
Gema ini sering terjadi di lereng bukit, gua, permukaan
keras atau rapat. Bunyi pantul juga dapat bermanfaat,
seperti memperkuat bunyi asli. Hal ini dapat terjadi jika
jarak dinding pantul tidak jauh dari sumber bunyi.
Misalnya kereta api yang masuk kedalam lorong
(terowongan) maka suaranya semakin kuat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka kuat bunyi yang kita dengar
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: amplitudo sumber
bunyi, jarak antara sumber bunyi dengan pendengar, resonansi yang
terjadi, serta adanya dinding pemantul yang sesuai (Angie, 2016 dalam
Riana, 2018).

21
F. Indra Pendengar (Telinga)

Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
menciptakan bentuk tubuh yang paling sempurna. Salah satunya adalah kita
diberi indra pendengar (telinga). Dengan menggunakan indra ini, kita bisa
mendengar berbagai suara, seperti kicauan burung, suara air mengalir, dan
musik.Bagaimana telinga merasakan getaran? Semua bunyi membuat udara
bergetar. Getaran bunyi mengenai gendang telinga yang berupa selembar kulit
tipis. Saat itulah gendang telingamu juga mulai bergetar. Getaran dari gendang
telingamu menjadi lebih besar di telinga tengahmu dan diubah menjadi pesan-
pesan listrik di telinga dalammu.
1. Bagian-Bagian Indera Pendengar. Manusia dapat mendengar karena
memiliki indra pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga
luar, tengah, dan dalam.
a) Telinga bagian Luar. Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga,
lubang telinga, dan saluran telinga luar. Daun telinga berfungsi untuk
menangkap bunyi dari lingkungan. Bunyi ini akan masuk melalui
lubang telinga. Selanjutnya, bunyi diteruskan ke telinga bagian
tengah melalui saluran telinga luar.
b) Telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang
telinga, tulang-tulang pendengaran (tulang martil, landasan,
sanggurdi), dan saluran eustachius. Setiap bagian telinga tersebut
memiliki fungsinya masing-masing, diantaranya:. Gendang telinga
untuk menerima getaran bunyi yang ditangkap daun telinga. Tulang-
tulang pendengaran berfungsi untuk menghantarkan getaran dari
gendang telinga ke telinga bagian dalam. Saluran eustachius
menghubungkan telinga bagian tengah dengan hidung dan
tenggorokan. Saluran ini menjaga tekanan udara di dalam rongga
telinga dan tekanan udara di luar agar selalu sama.
c) Telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam terdiri dari tiga saluran
setengah lingkaran, rumah siput, dan saraf-saraf pendengaran.
Telinga bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut. Tiga saluran

22
setengah lingkaran berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Di
dalam rumah siput terdapat cairan dan rambut-rambut halus. Rambut
rambut halus akan menyampaikan getaran ke ujung-ujung saraf
pendengaran. Saraf-saraf pendengaran berfungsi menyampaikan
bunyi ke pusat saraf (otak).

2. Fungsi Indera Pendengar


 Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga
manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
 Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang
ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

3. Cara Kerja Indera Pendengar.


Cara kerja indera pendengar manusia adalah sebagai berikut :
1) Suara yang berasal dari luar masuk ke telinga melalui udara. Suara
tersebut ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya, gendang telinga
bergetar.

23
2) Getaran ini lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga
bagian dalam, tepatnya di ujung saraf.
3) Oleh saraf, getaran tersebut disampaikan ke otak agar diolah
sehingga kita dapat mendengar. Selain sebagai indra pendengar,
telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Bunyi atau
suara yang sangat keras dapat memecahkan gendang telinga.

4. Kelainan pada Telinga.


Telinga merupakan salah satu organ yang penting. Sebagai organ
tubuh yang lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserang
penyakit. Misalnya, tuli dan congek.
1) Tuli.
Tuli adalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau
suara. Tuli dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada gendang
telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf
pendengaran. Pada orang yang telah berusia lanjut, ketulian biasanya
disebabkan oleh kakunya gendang telinga dan kurang baiknya
hubungan antartulang pendengaran.
2) Congek.
Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh
infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah.
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri.

5. Memelihara Kesehatan Telinga


Agar telinga kita selalu sehat, maka kita harus selalu membersihkan
telinga dengan teratur. Membersihkan telinga dapat dilakukan dengan
menggunakan benda yang lunak seperti kapas pembersih. Jangan sekali-
kali membersihkan telinga dengan benda yang keras dan tajam karena
dapat merobek gendang telinga (anggari. dkk, 2016)

24
G. Hakikat dan faktor-faktor dalam pemilihan metode mengajar
1. Hakikat Metode Mengajar Dalam Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
metode mengajar, diantaranya :
a) Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
lebih jauh terhadap materi pelajaran
b) Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk
berekspresi yang kreatif dalam aspek seni
c) Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah
d) Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran
sesuatu
e) Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap
suatu topic permasalahan
f) Harus memungkinkan siswa mampu menyimak
g) Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri
h) Harus memungkinkan siswa untuk bekerja secara kerja sama
i) Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam
belajarnya

Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari


segi prosesnya i-fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau
membuat kompetensi siswa
b) Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan
guru dalam kegiatan pembelajaran
c) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran
d) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam
kegiatan pembelajaran

25
2. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Metode
Mengajar
1) Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa merupakan pernyataan
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, dan/atau dilakukan
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
2) Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan, misalnya SD, SMP, SMA, SMK, dan
seterusnya.
3) Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu
mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok
bahasan tertentu.
Untuk mempermudah dalam memahami tujuan pembelajaran dan
kompetensi siswa, mari kita kaji kembali tujuan pembelajaran berdasarkan
ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
a) Kognitif
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Penerapan
- Analisi
- Sintesis
b) Afektif
- Penerimaan
- Partisipasi
- Penilain dan Penentuan Sikap
c) Psikomotor
- Persepsi
- Kesiapan
- Gerakan terbimbing
- Gerakan terbiasa

26
- Gerakan yang kompleks

3. Pentingnya Metode Mengajar Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran


Maupun Membentuk Kemampuan Siswa
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa metode mengajar
memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran.Dalam
kurikulum 2004, metode pengajaran tidak disajikan secara khusus, artinya
guru dapat memilih sendiri metode mengajar mana yang dianggap sesuai
dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun pembentukan
kemampuan siswa. Di samping itu, guru juga harus memahami
karakteristik metode mengajar yang akan dipilih sekaligus memahami
dampak kemampuan dari metode tersebut (Anitah W.dkk, 2019).

H. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam


penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan
sesuatu serta mengamati secara proses. Eksperimen dapat dilakukan secara
kelompok maupun individu di dalam laboratorium atau di kelas atau di
luar kelas.
1. Karakteristik
Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut
penggunaan alat bantu yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini
adalah mencobakan sesuatu objek. Untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan dan
dikondisikan secara maksimal.

2. Prosedur
Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Mempersiapkan alat bantu
b) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan

27
c) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembarab
kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis
d) Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan
diskusi, tanya jawab, dan/atau tugas
e) Kesimpulan

3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen


Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen berhasil
dengan baik, diantaranya:
a) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen
b) Menguasai konsep yang dieksperimenkan
c) Mampu mengelola kelas
d) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara
efektif
e) Mampu memberikan penilaian secara proses

4. Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk


menunjang eksperimen dalah dapat:
a) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar
b) Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen
c) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras
d) Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik

5. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar eksperimen, diantaranya
dapat:
a) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b) Membangkitkan sikap ilmiah siswa
c) Membuat pembelajaran bersifat aktual
d) Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu

28
6. Kelemahan
Kelemahan dan kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi
oleh guru, diantaranya:
a) Memerlukan alat dan biaya
b) Memerlukan waktu relatif lama
c) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen
d) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen
(Anitah W.dkk, 2019).

29
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian dan Pihak yang membantu


Subjek penelitian dalam perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas IV
SD Negeri 66 OKU yang terletak dijalan Raya Muaradua KM. 11 Desa
Penantian Kec. Sosoh Buay Rayap Kabupaten Ogan Komering Ulu provinsi
Sumatera Selatan. Yang pada saat ini semester genap ( II ) karena ada nya
wabah COVID 19 maka pelaksaan pembelajaran dilakukan secara mandiri
dirumah masing-masing dengan bimbingan guru melalui jaringan social WAG
( Whatsap Group ) yang dibentuk oleh guru dan wali murid untuk
mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada
mulai tanggal 29 April 2021 sampai tanggal 20 Mei 2021. Mata pelajaran IPA
dengan materi : Bunyi dan Indra Pendengaran.
Alasan dipilihnya siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU dipilih sebagai
subjek penelitian pada perbaikan pembelajaran ini adalah :
1. Peneliti mengajar dikelas tersebut
2. Jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa
perempuan dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda
3. Aktivitas siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar ( KBM ) masih
sangat rendah, hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada data awal untuk
materi bunyi dan indera pendengaran dari 32 siswa hanya 9 yang dapat
mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 75 dengan ketuntasan secara
klasikal 85 % dan daya serap 75 %.
Dalam perbaikan pembelajaran ini peneliti dibantu oleh :
1. Dewi Lestari M.Pd yang ditugaskan UPBJJ-UT Baturaja OKU sebagai
Tutor yang bertugas membimbing membuat laporan perbaikan
pembelajaran.
2. Bapak/ibu wali murid kelas IV SD Negeri 66 OKU.

30
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan melalui Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Agar PTK mempunyai sistem
kerja maka peneliti mengikuti prosedur kerja. Prosedur kerja yang digunakan
pada penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari 4 tahapan yaitu :
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi

SIKLUS 1
1. Perencanaan Tindakan
Pada semester II TP 2020/2021 karena adanya pandemic CORONA maka
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara online atau daring secara
mandiri dirumah masing-masing atau istilah nya school from home. Guru dan
wali murid membentuk group whatsap (WAG) untuk mempermudah
pelaksanaan pembelajaran. Untuk itulah pada silklus I ini peneliti
merencanakan tindakan perbaikan yang merupakan perbaikan pembelajaran
dari pelaksanaan pembelajaran sebelumnya (Prasiklus) disesuaikan dengan
pembelajaran saat ini walaupun pada kenyataannya pembelajaran menjadi
kurang kondusif. Untuk itu pada kegiatan pembelajaran ini peniliti meminta
wali murid untuk bekerjasama agar hasil pembelajaraan dapat memperoleh
hasil maksimal. Pada tahap perencanaan penelitian perbaikan pembelajaran
yang perlu dipersiapkan adalah :
a. Menentukan jadwal penelitian untuk melakukan perbaikan pembelajaran
tanggal 6 Mei 2021 yang akan dilaksanakan secara daring/ whatsap grup
kelas IV.
b. Menyiapakan alat atau bahan-bahan yang digunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar pada RPP I disesuaikan dengan proses
pembelajaran. Adapun langkah–langkah pembelajarannya sebagai berikut
:

31
1. Pendahuluan
 Mengkondisikan peserta didik, berdoa
 Menyapa peserta didik dan mengabsennya
 Guru memberikan apersepsi dengan cara tanya jawab
 Mengenai materi sebelumnya
 Mengenai masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
2. Agar penjelasan guru fokus pada kompetensi yang hendak dicapai
maka guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
 Guru fokus pada penerapan model pembelajaran eksperimen
 Memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana untuk
menyampaikan materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh
siswa
 Memfasilitasi siswa untuk aktif/mengajukan pertanyaan selama
proses kegiatan belajar mengajar
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru memberikan test
yang sudah dirancang agar mudah dipahami oleh siswa
5. Pada kegiatan penutup guru memfasilitasi siswa untuk mengambil
kesimpulan dari hasil KBM dan memotivasi siswa untuk pembelajaran
selanjutnya.
c. Menyiapkan lembar refleksi untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Untuk mengamati Tingkat Keberhasilan siswa dalam ketercapaian siswa
dalam mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75, diamati dari hasil test
yang diberikan sebanyak 5 soal uraian dengan skor 100
e. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan video
simulasi kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I. Untuk penilaian praktik
perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor.

32
2. Pelaksanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan tindakan pada Rencana Perbaikan Pembelajaran I (
RPP I ) direncanakan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 6 Mei 2021.
Dengan mata pelajaran IPA materi Bunyi dan Indera Pendengaran dikelas IV
di SD Negeri 66 OKU dengan waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Untuk
kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada siklus : disesuaikan dengan RPP I
dengan menggunakan model yang sudah direncanakan.
Selain itu yang perlu diperbaiki adalah langkah-langkah pembelajaran.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang untuk RPP I adalah
sebagai berikut:
Kegiatan Awal ( 10 menit )
 Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar
mereka.
 Guru melakukan presensi.
 Berdo’a
 Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang sifat
rambat bunyi.
 Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
 Apakah kalian tadi mendengar bunyi bel masuk kelas? Darimanakah
sumber bunyi tersebut berasal?
 Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

Kegiatan Inti ( 45 menit )


 Siswa secara berpasangan akan melakukan percobaan sederhana untuk
membuktikan tentang asal sumber bunyi hingga sampai ke telinga
pendengar.
 Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan tentang
sumber bunyi berdasarkan instruksi yang terdapat di buku.
 Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi berdasarkan
hasil percobaan.

33
 Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan tentang sumber
bunyi
 Guru memantau diskusi/kerja peserta didik
 Siswa dapat menceritakan isi tulisan mereka secara berpasangan
 Guru memberikan penguatan
 Salah satu peserta didik diminta guru untuk menjawab pertanyaan dari
guru
 Guru memberikan evaluasi sebagai alat ukur pamahaman peserta didik

Kegiatan Akhir ( 15 menit )


 Guru bersama siswa merangkum pembelajaran hari ini
 Guru melakukan penilaian hasil.
 Guru memberi tugas sebagai kegiatan tindak lanjut
 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan menutup pelajaran.
Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan siswa maka diberikan test
uraian 5 soal uraian dengan skor 100 sebagai bahan refleksi untuk tindakan
selanjutnya.

3. Pengamatan
Untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan RPP I dengan
Perencanaan dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang sedang
berlangsung dan menghasilkan perubahan sesuai dengan yang diinginkan pada
siklus I. Adapun yang diamati selama RPP I adalah :
a. Tingkah laku peserta didik dan guru selama proses Kegiatan Belajar
Mengajar. Dengan mengisi lembar refleksi oleh peneliti sendiri.
b. Untuk tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi yang
diinginkan sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu 75 dan ketuntasan
klasikal 85 % daya serap 75 % dilihat dari hasil test yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk essay sebanyak 5 soal uraian dengan skor 100
Dari hasil pengamatan dan dari hasil belajar siswa sebagai alat ukur
keberhasilan siswa selama proses perbaikan pembelajaran I ( siklus I )

34
ternyata pelaksanaan siklus I belum memuaskan karena apa yang ditargetkan
oleh peneliti belum memenuhi target yang diinginkan yaitu ketuntasan
klasikal 85% daya serap 75% karena itu perlu diadakan perbaikan
pembelajaran ke-2 ( siklus 2 ).

4.Refleksi
Keberhasilan Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran I (RPP I) dapat dilihat
dari keberhasilan siswa secara klasikal mencapai KKM yang telah ditentukan
yaitu 75 sebesar 85% dengan daya serap 75%. Apabila ketuntasan dan daya
serap yang telah ditentukan telah tercapai untuk mata pelajaran IPA materi
bunyi dan indra pendengaran sudah dianggap cukup dan penelitian diakhiri.
Tetapi apabila ketuntasan secara klasikal sebesar 85% dan daya serap 75%
belum tercapai maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan ke siklus ke II.
Untuk melakukan siklus selanjutnya perlu adanya refleksi kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
perbaikan pembelajaran I ( RPP I ) dan kelemahan-kelemahan itu diperbaiki
untuk Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran RPP II ( siklus II ) sehingga
ketuntasan 85% dan daya serap 75% dapat tercapai, sedangkan keberhasilan
yang sudah dicapai dipertahankan dan dikembangkan agar pembelajaran lebih
baik lagi. Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan, ternyata kegiatan perbaikan
pembelajaran
pada siklus I belum memuaskan, hal ini disebabkan oleh :
a. siswa belum berani mengajukan pertanyaan
b. siswa masih pasif ketika guru bertanya
Dari hasil refleksi tersebut dan konsultasi tutor maka perlu diadakan
perbaikan pembelajaran selanjutnya yaitu siklus 2 hingga tercapai ketuntasan
klasikal 85% dan daya serap 75%.

35
SIKLIUS II
1. Perencanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran II agar lebih berhasil
dari RPP I maka perlu perencanaan yang lebih baik dari siklus I. Pada RPP II
ini peneliti merancang suatu strategi pembelajaran yang lebih baik dengan
lebih banyak berkonsultasi dengan wali murid untuk memfasilitasi
pelaksanaan perbaikan sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat
meningkatkan hasil pembelajaran. Adapun perencanaan yang dilakukan pada
silkus 2 adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jadwal RPP II tanggal 20 Mei 2021
b. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran II ( RPP II )
Rencana Perbaiakan Pembelajaran II ( RPP II ) merupakan perbaikan dari
rencana perbaikan pembelajaran I ( RPP I ) pada siklus I. Pada RPP II
peneliti perlu lebih rinci dan detail dalam membuat RPP dan lebih
menekankan pada penggunaan metode dan model pembelajaran yang
sudah dilaksanakan pada siklus I. Adapun langkah-langkah perbaikan pada
skenario pembelajaran adalah model pembelajaran yang disesuaikan
dengan perbaikan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu perlu
diperbaiki langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran yang perlu
diperbaiki adalah :
1. Pendahuluan
 Mengkondisikan peserta didik, berdoa
 Menyapa peserta didik dan mengabsennya
 Guru memberikan apersepsi dengan cara tanya jawab
 Mengenai materi sebelumnya
 Mengenai masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
2. Agar penjelasan guru fokus pada kompetensi yang hendak dicapai
maka guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
 Guru fokus pada penerapan model pembelajaran eksperimen

36
 Memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana untuk
menyampaikan materi pembelajaran agar mudah dipahamim oleh
siswa
 Memfasilitasi siswa untuk aktif/mengajukan pertanyaan selama
proses kegiatan belajar mengajar
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru memberikan test
yang sudah dirancang agar mudah dipahami oleh siswa
5. Pada kegiatan penutup guru memfasilitasi siswa untuk mengambil
kesimpulan dari hasil KBM dan memotivasi siswa untuk pembelajaran
selanjutnya
c. Menyiapkan lembar pengamatan/observasi
d. instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.
e. Menyiapkan jurnal untuk mengetahui perkembangan perbaikan
pembelajaran dan untuk refleksi

2. Pelaksanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan tindakan pada Rencana perbaikan Pembelajaran II (
RPP II ) direncanakan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 Mei 2021.
Dengan mata pelajaran IPA materi bunyi dan indra pendengaran dikelas IV
SD Negeri 66 OKU dengan waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Untuk
kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siklus II disesuaikan dengan RPP II.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada RPP II adalah sebagai
berikut :

Kegiatan Awal ( 10 menit )


 Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
 Guru melakukan presensi siswa

37
 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut
dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami
 Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang sifat
rambat bunyi.
 Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
Guru memainkan alat musik. Apakah yang kalian dengar? Darimanakah
sumber bunyi tersebut berasal?

Kegiatan inti (45 menit)


 Guru menjelaskan tentang tema dan materi yang akan di pelajari
 Guru memberikan contoh percobaan tentang sumber bunyi kepada siswa
 Siswa akan melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan tentang
asal sumber bunyi hingga sampai ke telinga pendengar.
 Siswa melakukan percobaan berpasangan dengan teman sebangkunya
 Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan tentang
sumber bunyi berdasarkan instruksi yang terdapat di buku.

Di manakah Bunyi?
Dentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:
 Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah
temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya
angklung) di sekitarmu.
 Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi.
Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?

38
 Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi berdasarkan
hasil percobaan.

 Guru memberikan penguatan.


 Guru memberikan penjelasan tentang cara kerja telinga dapat mendengar
suara/ bunyi

39
 Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang cara merawat telinga
dengan benar.
 Guru menjelaskan kembali kepada siswa tentang cara merawat telinga
dengan benar

Kegiatan Akhir ( 15 menit )


 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang sekiranya belum dipahami.
 Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan pembelajaran kali ini.
 Guru melakukan penilaian hasil.
 Guru memberi tugas sebagai kegiatan tindak lanjut
 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan menutup pelajaran.

Pada kegiatan pelaksanaan RPP II model eksperimen yang digunakan dan


sudah disempurnakan dari siklus I. Sedangkan untuk mengetahui
keberhasilan siswa maka diberikan test yang lebih bervariasi sebanyak 5
soal uraian dengan skor 100.

3. Pengamatan
Pada siklus ke II sama dengan siklus I, untuk mengtahui kesesuaian antara
pelaksanaan RPP II dengan perencanaan pembelajaran dan untuk mengetahui
sejauh mana tindakan yang sedang berlangsung dan menghasilkan perubahan
yang sesuai dengan yang diinginkan pada siklus II. Maka selama kegiatan
pembelajaran peneliti diamati oleh tutor selaku pembimbing pelaksanaan
perbaikan pembelajaran melalui video simulasi perbaikan pembelajaran.
Pengamatan selama pelaksanaan RPP II adalah :
a. Tingkah laku peserta didik dan guru selam proses kegiatan belajar
mengajar dengan mengisi lembar pengamatan atau observasi
b. Mengisi jurnal sebagai bahan masukan bagi peneliit untuk melakukan
langkah perbaikan selanjutnya

40
c. Untuk mengamati Tingkat Keberhasilan siswa dalam ketercapaian siswa
dalam mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75, diamati dari hasil test
yang diberikan sebanyak 5 soal uraian dengan skor 100
Dari hasil pengamatan supervisor 2 dan penilai 2 serta dari hasil belajar
siswa pelaksanaan silkus II sudah memuaskan pelakasanaan KBM sudah
sesuai dengan RPP II dan ketuntasan klasikal sebesar 85% dan daya serap
75% sudah tercapai. Untuk itu pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dicukupkan sampai pada siklus II.

4. Refleksi

Sama halnya dengan siklus I, keberhasilan Pelaksanaan Perbaikan


Pembelajaran II (RPPII) dapat dilihat dari keberhasilan siswa secara klasikal
mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75 sebesar 85% dengan daya
serap sebesar 75%. Apabila ketuntasan dan daya serap telah ditentukan telah
tercapai untuk mata pelajaran IPA materi bunyi dan indera pendengaran maka
perbaikan pembelajaran sudah dianggap cukup dan penelitian diakhiri. Tetapi
apabila ketuntasan secara klasikal sebesar 85% dan daya serap sebesar 75%
belum tercapai maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan ke siklus
selanjutnya. Untuk melakukan siklus selanjutnya perlu adanya refleksi
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada RPP II ( pelaksanaan KBM siklus I)
dan kelemahan-kelemahan itu diperbaiki unutk RPP berikutnya sehingga
ketuntasan 85% dan daya serap 75% untuk mata pelajaran IPA dengan materi
bunyi dan indera pendengaran secara klasikal dapat tercapai. Dan apabila
sudah tercapai maka perbaikan pembelajaran dihentikan
Dari hasil pengamatan tutor dan peneliti serta hasil belajar siswa
Pelaksanaan siklus II (RPPII) sudah memuaskan hal ini terlihat dari :
 KBM sudah berjalan sesuai dengan RPP
 Hasil belajar sudah meningkat
 Siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pelajaran
 Media pembelajaran sudah dimanfaatkan lebih baik

41
 KBM sudah melibatkan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator
Dari hasil diatas dan hasil diskusi tutor dan peneliti perbaikan
pembelajaran dicukupkan sampai pada siklus ke 2 saja, karena hasil belajar dan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran sudah meningkat dari perbaikan
pembelajaran sebelumnya.

C. Tehnik Analisis Data


Dalam perbaikan pembelajaran ini peneliti menggunakan teknik analisis
data kualitatif diskriptif. Artinya untuk mengetahui keberhasilan dalam
perbaikan pembelajaran dinyatakan dengan ketuntasan belajar secara klsikal
dan daya serap siswa yang ditentukan oleh peneliti. Selain itu tingkat
keberhasilan perbaikan pembelajaran digambarkan dalam bentuk diagram.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai ketuntasan
dalam proses pembelajaran secara klasikal sebesar 85% dan daya serap 75%
yaitu berupa test. Sedangkan bentuk test yang digunakan adalah soal uraian
yang digunakan disetiap siklus. Pada siklus I jumlah soal 5 uraian dengan skor
100 sedangkan pada siklus II jumlah soal sebanyak 5 dengan skor 100.
Sedangkan untuk menentukan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I
maupun siklus II digunakan rumus :
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
NILAI = x 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan siswa secara klasikal ditentukan


dengan rumus :
KETUNTASAN =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Untuk mengetahui daya serap siswa dengan rumus

DAYA SERAP =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

(Sumber Wardani & Igak, 2020)

42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan dengan supervisor 2 di peroleh bahwa prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini dapat dilihat pada data
dibawah ini.
Tabel 4.1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN DENGAN KKM 75
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
No NAMA SISWA Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 AGUS PRIYONO 80 T 85 T 100 T
2 ANI AIRA 25 BT 40 BT 40 BT
3 ARZETI SALSABILAH 50 BT 75 BT 95 T
4 BELA ANGGRAINI 48 BT 42 BT 60 BT
5 BERLIANA SHAFIRA 80 T 86 T 100 T
6 BEVINA ADELIA 48 BT 78 T 88 T
7 CATHRINE KIRANA.E 65 BT 78 T 95 T
8 CHELSY OLIVIA 48 BT 52 BT 80 T
9 DICKY ALZIR 50 BT 75 BT 80 T
10 DINI MALINDA PUTRI 60 BT 65 BT 98 T
11 DIMAS ANUGRAH PUTRA 55 BT 60 BT 78 T
12 ERIYATI 50 BT 55 BT 90 T
13 FIVO SAPUTRA 78 T 80 T 98 T
14 GRACE SESILIA 40 BT 45 BT 95 T
15 JEFRI 25 BT 50 BT 80 T
16 KAMILA NOVA ALISA 78 T 80 T 98 T
17 M.GILANG ALFARIZZY 78 T 80 T 88 T
18 M.SYAUQI ATH THORIQ 50 BT 56 BT 78 T
19 M.THEREN ALDINAR 78 T 80 T 98 T
20 M.VAREL ANDRIAN 40 BT 80 T 90 T
21 M.ZACKY 78 T 82 T 100 T
22 MUHAMMAD RAFI 40 BT 50 BT 80 T
23 NADIRA INTANIA PUTRI 60 BT 78 T 95 T
24 NAZILA RAYSA 50 BT 78 T 85 T
25 RAYHAN REVALDO PUTRA 48 BT 48 BT 95 T
26 RIFKY RAMADHAN 40 BT 75 BT 95 T
27 RIKO SAPUTRA 50 BT 75 BT 85 T
28 SAMUEL ALFAREDZI POLY 78 T 80 T 100 T
29 STEVEN PEDRO 25 BT 35 BT 40 BT
30 ZAHRA AULIA 78 T 80 T 100 T
31 ZIZAU AUREL 50 BT 55 BT 75 BT
32 YODY WIJAYA 40 BT 45 BT 78 T
Jumlah Nilai 1723 2133 2727
Jumlah Nilai Maksimal 3200 3200 3200
Ketuntasan 28,12 % 56,25 % 87,5 %
Daya Serap 53,84 % 66,65 % 85,21 %

43
Dilihat dari tabel peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66
OKU pelajaran IPA materi bunyi dan indra pendengaran pada pengambilan
data awal hanya 9 siswa yang tuntas dari jumlah 32 siswa. Setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ada peningkatan hasil belajar siswa
terdapat 14 siswa yang tuntas dan 18 siswa belum tuntas. Pada siklus II
terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik terdapat 28 siswa yang
telah tuntas dan 4 siswa yang belum tuntas.

Gambar 4.1
GRAFIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PRASIKLUS, SIKLUS I
DAN SIKLUS 2 KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATA PELAJARAN IPA
MATERI BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Ketuntasa
50.00% n
40.00% Daya
30.00% Serap
20.00%
10.00%
0.00%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Dilihat dari grafik hasil penelitian sampai dengan siklus II pada mata
pelajaran IPA pada SD Negeri 66 OKU telah terjadi peningkatan kualitas hasil
belajar. Ini dibuktikan banyak siswa yang sudah mendapat nilai diatas KKM.
Pada pengambilan data awal terlihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal
hanya mencapai 28,12% daya serap 53,84%. Pada siklus 1 setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal
56,25% daya serap 66,65%. Pada siklus II adanya peningkatan hasil belajar
siswa dan tercapainya target ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara
klasikal 85% dan daya serap 75% yaitu ketuntasan 87,5% daya serap 85,21%.
kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berjalan

44
optimal. Dari hasil diskusi dengan tutor selaku pembimbing penelitian maka
perbaikan pembelajaran diputuskan untuk menghentikan penelitian perbaikan
pembelajaran pada siklus 2, karena peneliti menganggap perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan motode eksperimen untuk mata pelajaran
IPA dengan materi bunyi dan indra pendengaran pada siswa kelas IV SD
Negeri 66 OKU sudah terpenuhi (sudah mencapai target yang ditentukan).

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklusnya. Berikut tabel
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU.

TABEL 4.2
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 1V SD
NEGERI 66 OKU MATERI BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN
DENGAN KKM 75

PRASILKUS SIKLUS I SIKLUS II

KETUNTASA DAYA KETUNTASA DAYA KETUNTASA DAYA


N SECARA SERAP N SECARA SERAP N SECARA SERAP
KALSIKAL KALSIKAL KALSIKAL

28,12% 55,09% 56,25% 66,65% 87,5% 85,21%

Dari tabel di atas terlihat peningkatan hasil belajar dari prasiklus, siklus
1, dan siklus 2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan tertinggi
pada siklus 2.

45
TABEL 4.3
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN KKM 75 PRA SIKLUS

No Nilai (X) Banyak Siswa (f) f.X Ket

1 80 2 160 TUNTAS

2 78 7 546 TUNTAS

3 65 1 65 BELUM TUNTAS

4 60 2 120 BELUM TUNTAS

5 55 1 55 BELUM TUNTAS

6 50 7 350 BELUM TUNTAS

7 48 4 192 BELUM TUNTAS

8 40 5 200 BELUM TUNTAS

9 25 3 75 BELUM TUNTAS

Jumlah 32 1763

KETUNTASAN = 28,12% DAYA SERAP = 55,09%

Gambar 4.2
GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA PRASIKLUS

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%
Pra Siklus
20.00%

10.00%

0.00%
ketuntasan daya serap

46
Dilihat dari data tabel dan grafik pada saat pengambilan data awal
terlihat hasil belajar siswa masih sangat kurang atau hasil belajar siswa
masih banyak yang di bawah KKM terlihat ketuntasan 28,12% dan daya
serap siswa hanya mencapai 55,09%. Sehingga peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran.

1. Siklus 1
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran I (RPPI) siklus I yang
dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2021 dikelas IV SD Negeri 66 OKU
mata pelajaran IPA dengan materi bunyi dan indra pendengaran. Kegiatan
belajar mengajar sudah sesuai dengan yang direncanakan pada RPP I.
Namun pada kenyataannya hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa sebagai patokan
keberhasilan dalam setiap siklusnya. Hasil belajar yang diperoleh pada
siklus I dari jumlah siswa 32 dikelas IV SD Negeri 66 OKU hanya 18
yang mencapai nilai KKM. Berikut ini tabel hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD negeri 66 OKU siklus 1.
TABEL 4.4
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN KKM 75 SIKLUS I
No Nilai (X) Banyak f.X Ket
Siswa (f)
1 86 1 86 TUNTAS

2 85 1 85 TUNTAS

3 82 1 82 TUNTAS

4 80 7 560 TUNTAS

5 78 4 312 TUNTAS

6 75 4 300 TUNTAS

7 65 1 65 BELUM TUNTAS

47
8 60 1 60 BELUM TUNTAS

9 56 1 56 BELUM TUNTAS

10 55 2 110 BELUM TUNTAS

11 52 2 104 BELUM TUNTAS

12 50 2 100 BELUM TUNTASx

13 48 1 48 BELUM TUNTAS

14 45 2 90 BELUM TUNTAS

15 40 1 40 BELUM TUNTAS

16 35 1 35 BELUM TUNTAS

JUMLAH 32 2133

KETUNTASAN = DAYA SERAP = 66,65%


56,25%

Gambar 4.3
GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
68.00%
66.00%
64.00%
62.00%
60.00%
58.00% Siklus 1
56.00%
54.00%
52.00%
50.00%
Ketuntasan Daya Serap

Dari grafik diatas terlihat bahwa ketuntasan klasikal berhasil dicapai


sebesar 56,25% dengan daya serap 66,65% masih jauh dari target yang
ditentukan yaitu ketuntasan 85% dan daya serap 75%. Dari hasil pengamatan

48
dari peneliti penyebab ketidakberhasilan rencana perbaikan pembelajaran I
(RPPI) adalah sebagai berikut :
a. siswa belum berani mengajukan pertanyaan
b. siswa masih pasif ketika guru bertanya
Dari hasil analisis belajar dan hasil pengamatan pada siklus I ini
peneliti mengambil kesimpulan bahwa perbaikan pembelajaran I (RPPI)
siklus I belum mencapai hasil yang maksimal untuk itu peneliti merasa perlu
untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya (RPPII).
Dengan melakukan perbaikan baik pada langkah-langkah pembelajaran
dengan menerapakan metode eksperimen secara maksimal dan memanfaatkan
media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran dengan demikian
keaktifan dan motivasi siswa dapat ditingkatkan serta diikuti juga
peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapakan yaitu
ketuntasan klasikal 85% dan daya serap 75%.

2. Siklus 2
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran II (RPPII) siklus II yang
dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2021 dikelas IV SD Negeri 66 OKU mata
pelajaran IPA dengan materi bunyi dan indra pendengaran kegiatan belajar
mengajar sudah sesuai dengan yang direncanakan pada RPP II dengan hasil
yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa sebagai indikator
keberhasilan dalam setiap siklusnya sudah meningkat secara signifikan. Hasil
belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2 dari jumlah siswa 32 dikelas IV
SD Negeri 66 OKU 28 siswa yang telah mencapai KKM, berikut ini tabel
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU materi bunyi dan indra
pendengaran pada siklus 2.

49
TABEL 4.5
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN KKM 75 SIKLUS II
No Nilai (X) Banyak Siswa (f) f.X Ket
1 100 5 500 TUNTAS
2 98 4 392 TUNTAS
3 95 6 570 TUNTAS
4 90 2 180 TUNTAS
5 88 2 176 TUNTAS
6 85 2 170 TUNTAS
7 80 4 320 TUNTAS
8 78 3 234 TUNTAS
9 60 1 60 BELUM TUNTAS
10 45 1 45 BELUM TUNTAS
11 40 2 80 BELUM TUNTAS
JUMLAH 32 2727
KETUNTASAN = 87,5% DAYA SERAP = 85,21%

Gambar 4.4
GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

88.00%

87.00%

86.00%
Siklus 2
85.00%

84.00%
Ketuntasan Daya Serap

Dari grafik diatas terlihat bahwa ketuntasan klasikal berhasil dicapai


sebesar 87,5% dengan daya serap 85,21% artinya target yang ditentukan
yaitu ketuntasan 85% dan daya serap 75% sudah tercapai bahkan melampaui

50
Sedangkan hasil pengamatan dari tutor tentang pelaksanaan proses
pembelajaran pada RPP 2 terhadap video simulasi pelaksanaan pembelajaran
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. KBM sudah berjalan sesuai RPP II
b. Hasil belajar sudah meningkat
c. Metode pembelajaran eksperimen membuat siswa dengan cepat bisa
memahami materi yang diberikan.
d. Siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
e. Media pembelajaran sudah termanfaat dengan baik
f. KBM sudah melibatkan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator
Berdasarkan analisis belajar dan hasil pengamatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran II (RPPII) pada siklus II ini hasil yang diperoleh
sudah mencapai target yang diinginkan oleh peneliti dan tutor. Dari data
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa SD Negeri 66
OKU dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode eksperimen. Hal ini
terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan dan daya serap siswa disetiap
siklusnya yaitu pada pra siklus ketuntasan 28,12% dan daya serap 55,09%.
Pada siklus I ketuntasan 56,25% dan daya serap 66,65%. Pada siklus II
ketuntasan 87,5% dan daya serap 85,21%.

51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Penelitian perbaikan pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri
66 OKU tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan dalam 2 siklus setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat membuat
siswa dengan cepat bisa memahami materi yang diberikan dan juga
dapat membuat guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan pengalaman
yang konkrit kepada siswa.
2. Dengan menggunakan metode eksperimen serta pemanfaatan media
pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi
bunyi dan indra pendengaran pada siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU.
hal ini terlihat dari siklus I ketuntasan 56,25% dan daya serap 66,65%
pada siklus 2 terdapat kenaikan ketuntasan 87,5% dan daya serap
85,21%. Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar
siswa dari siklus I ke siklus 2.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 66 OKU.

B. Saran
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka
dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
a. Apabila memiliki kesulitan dalam proses belajar mintalah bantuan
kepada guru kelas atau siapa saja yang dapat dipercaya

52
b. Hadapilah setiap kesulitan yang timbul jangan cepat berputus asa serta
cepatlah minta bantuan kepada guru kelas disekolah
c. Belajar atau membaca jangan dirasakan suatu beban tetapi hendaknya
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi
d. Ikutilah pelajaran dengan senang hati dan sungguh-sungguh jangan
malu dan takut bertanya, agar hasil belajar meningkat labih baik
2. Kepada Guru
a. Agar memilih model pembelajaran yang dapat memancing minat
belajar siswa
b. Memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara
belajar yang baik
c. Hendaknya dapat membina hubungan dan kerja sama, saling memberi
informasi kepada orang tua siswa, sehingga dapat mengetahui masalah
masalah yang timbul yang mungkin berasal dari keluarga sehingga
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
d. Hendaknya selalu tanggap dan cepat mengatasi masalah masalah yang
ada dilingkungan sekolah
3. Kepala Sekolah
a. Sekolah menghasilkan lulusan yanng berkualitas dan mempunyai
potensi yang tinggi dibidang Ilmu Pengetahuan Alam
b. Meningkatnya peran serta guru dan siswa dalam pembelajaran IPA

Mengingat penggunaan model pembelajaran eksperimen pada


pembelajaran IPA materi bunyi dan indra pendengaran bagi siswa kelas IV SD
Negeri 66 OKU dapat meningkatkan hasil belajar dan minat siswa sehingga
berimbas pada hasil belajar, maka penelitian ini akan diseminasikan dengan
teman sejawat.

53
DAFTAR PUSTAKA

Achru, P. (2019). Pengembangan Minat Belajar dalam Pembelajaran. Diunduh


pada 6 Mei 2021 dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/view/10012/0

Anggari. Dkk. (2016). Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas IV.
Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anitah,W. Dkk. (2019). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan


Universitas Terbuka.

Apia. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perpindahan Energi


Panas Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen. Dinduh pada
30 April 2021 dari
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/151408117/meningkatkan-hasil-
belajar-siswa-tentang-perpindahan-energi-panas-pada-mata-pelajaran-ipa-
melalui-metode-eksperimen-di-kelas-4-sdn-28-kota-selatan-kota-
gorontalo.html
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/view/10012/0
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12410/
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/3264

Kusno. (2017). Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester 2
SD Negeri 4 Jebus Kabupaten Bangka Barat Pada Mata Pelajaran IPA
Materi Perpindahan Energi Panas Dengan Metode Eksperimen Tahun
Pelajaran 2016/2017. Diunduh pada 28 April 2021 dari www.soalut.com

Nurhasanah & Sobandi. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar
Siswa. Diunduh pada 6 Mei 2021 dari
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/3264

Putri. (2016). Upaya Meningkatkan motivasi Belajar IPA Melalui Model


Pembelajaran Salingtemas Kelas IV SDN 09 Rawamangun Jakarta Timur.
Diunduh pada 6 Mei 2021 dari http://repository.unj.ac.id/1359/

Riana. (2018). Pengaruh Paparan Gelombang Bunyi Terhadap Respon Ikan Air
Tawar. Diunduh pada 7 Mei 2021 dari

Sepriati, dkk. (2020). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka.

Wahyuni. (2013). Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen


Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo Pada Semester Genap Tahun Ajaran
2012/2013. Diunduh pada 29 April 2021 dari http://eprints.ums.ac.id/25438/
Wardani & Igak. (2020). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Kesediaan sebagai supervisor 2 dalam Penyelenggaraan


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ UT PALEMBANG
Di PALEMBANG

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SAHRUL GULTOM, S.Pd.I


NIP : 196506091989071001
Tempat mengajar : SD Negeri 66 OKU
Alamat Sekolah : Jl.Raya Muaradua KM. 11 Desa Penantian Kec.
SBR
Telepon : 081273960787

menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam


perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas:

Nama Mahasiswa : HERLIN


NIM : 856732225
Program Studi : S1 PGSD
Tempat mengajar : SD Negeri 66 OKU
Alamat Sekolah : Jl.Raya Muaradua KM. 11 Desa Penantian Kec.
SBR
Telepon : 082269115768

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaiman mestinya

Mengetahui Baturaja , 28 April 2021

Kepala Sekolah Supervisor 2

SAHRUL GULTOM,S.Pd.I SAHRUL GULTOM,S.Pd.I


NIP.196506091989071001 NIP.196506091989071001
No.Telp/HP.081273960787 No.Telp/HP. 081273960787
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP PRA SIKLUS)
https://www.youtube.com/watch?v=z3InM4TG45U

Satuan Pendidikan : SD Negeri 66 OKU


Kelas / Semester : 4 /1
Tema : Indahnya Kebersamaan (Tema 1)
Sub Tema : Kebersamaan dalam Keberagaman (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : (2x35 menit)
Hari/tanggal pelaksanaan : kamis, 29 April 2021

A. KOMPETENSI INTI

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,


melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.

B. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Muatan : IPA
Kompetensi Indikator

3.6 Memahami sifat-sifat bunyi dan 3.6.4 Mengidentifikasi sumber bunyi.


keterkaitannya dengan indera pendengaran.

4.6 Menyajikan laporan hasil pengamatan 4.6.3 Menyajikan laporan percobaan


percobaan tentang sifat-sifat bunyi. tentang sumber bunyi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran Pengetahuan IPA


3.6.6.4 Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan proses terjadinya bunyi
dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut
Tujuan pembelajaran Keterampilan IPA
4.6.6.3 Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses
terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan
sistematis.

D. MATERI
1. Sumber bunyi
2. Indra pendengaran
3. Proses terjadinya bunyi hingga ke indera pendengaran

E. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahulu 1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 10
an menanyakan kabar mereka. menit
2. Guru melakukan presensi.
3. Berdo’a
4. Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya
tentang sifat rambat bunyi.
5. Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
- Tahukah kalian apa saja bagian dari fungsi indera
pendengaran? Dan bagaimana telinga kita dapat
mendengar?

6. Guru menguraikan materi tentang sumber bunyi dan indera 45


pendengaran. menit
7. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
tentang sumber-sumber energi panas dan perpindahan energi
panas.
8. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan
memberikan penguatan serta penyimpulan.

Penutup 15
9. Guru bersama siswa merangkum pembelajaran hari ini menit
10. Guru melakukan penilaian hasil.
11. Guru memberi tugas sebagai kegiatan tindak lanjut
Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan menutup
pelajaran.
G. PENILAIAN
Prosedur : Postest dan pada saat kegiatan berlangsung
Jenis Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Penilaian : Jawaban Objektif
Alat Penilaian : Soal

Evaluasi pra siklus


1. Jelaskan yang di maksud dengan bunyi !
2. Sebutkan 3 medium yang diperlukan oleh bunyi untuk merambat !
3. Sebutkan 3 bagian organ telinga !
4. Jelaskan Bagaimana cara kerja telinga !
5. Mengapa manusia bisa mendengar bunyi atau suara yang ada di
sekitarnya?

Kunci jawaban soal uraian dan pedoman penskoran.

No alternatif Penyelesaian Skor


jawaban
1 Bunyi adalah suatu gelombang yang dihasilkan oleh 20
benda yang bergetar

2 Padat, cair, gas 20


3 Telinga bagian luar, telinga bagian tengah. Telinga bagian 20
dalam
4 Suara masuk ke telinga dan ditangkap gendang telinga. 20
Gendang bergetar lalu diteruskan oleh tulang-tulang
pendengar ke ujung saraf. Oleh saraf, getaran tersebut
disampaikan ke otak sehingga kita dapat mendengar.
5 karena manusia memiliki indra pendengaran yaitu telinga 20

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Teknik x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙
penskoran
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
2. Alat peraga media gambar organ telinga

Mengetahui Sosoh Buay Rayap, 29 April 2021


Kepala Sekolah, SD Negeri 66 OKU Guru Kelas 4,

SAHRUL GULTOM,S.Pd.I HERLIN


NIP 196506091989071001 NIM 856732225
DAFTAR NILAI PRA SIKLUS
Satuan Pendidikan : SD Negeri 66OKU
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Bunyi dan Indra Pendengaran
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 29 April 2021
KKM : 75
No NAMA SISWA NILAI CATATAN
1 AGUS PRIYONO 80 Melampaui kkm
2 ANI AIRA 25 Belum mencapai kkm
3 ARZETI SALSABILAH 50 Belum mencapai kkm
4 BELA ANGGRAINI 48 Belum mencapai kkm
5 BERLIANA SHAFIRA 80 Melampaui kkm
6 BEVINA ADELIA 48 Belum mencapai kkm
7 CATHRINE KIRANA.E 65 Belum mencapai kkm
8 CHELSY OLIVIA 48 Belum mencapai kkm
9 DICKY ALZIR 50 Belum mencapai kkm
10 DINI MALINDA PUTRI 60 Belum mencapai kkm
11 DIMAS ANUGRAH PUTRA 55 Belum mencapai kkm
12 ERIYATI 50 Belum mencapai kkm
13 FIVO SAPUTRA 78 Melampaui kkm
14 GRACE SESILIA 40 Belum mencapai kkm
15 JEFRI 25 Belum mencapai kkm
16 KAMILA NOVA ALISA 78 Melampaui kkm
17 M.GILANG ALFARIZZY 78 Belum mencapai kkm
18 M.SYAUQI ATH THORIQ 50 Belum mencapai kkm
19 M.THEREN ALDINAR 78 Melampaui kkm
20 M.VAREL ANDRIAN 40 Belum mencapai kkm
21 M.ZACKY 78 Melampaui kkm
22 MUHAMMAD RAFI 40 Belum mencapai kkm
23 NADIRA INTANIA PUTRI 60 Belum mencapai kkm
24 NAZILA RAYSA 50 Belum mencapai kkm
25 RAYHAN REVALDO PUTRA 48 Belum mencapai kkm
26 RIFKY RAMADHAN 40 Belum mencapai kkm
27 RIKO SAPUTRA 50 Belum mencapai kkm
28 SAMUEL ALFAREDZI POLY 78 Belum mencapai kkm
29 STEVEN PEDRO 25 Belum mencapai kkm
30 ZAHRA AULIA 78 Melampaui kkm
31 ZIZAU AUREL 50 Belum mencapai kkm
32 YODY WIJAYA 40 Belum mencapai kkm
Jumlah Nilai 1723
Jumlah Nilai Maksimal 3200
Ketuntasan 28,12 %
Daya Serap 53,84 %

Mengetahui Baturaja, 29 April 2021


Kepala SD Negeri 66 OKU Mahasiswa

SAHRUL GULTOM, S.Pd.I HERLIN


NIP. 196506091989071001 NIM.856732225
LEMBAR REFLEKSI - 1
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : HERLIN
NIM : 856733424
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ - UT : 18 - Palembang

RPP yang digunakan : RPP Pra-siklus


Kelas : IV
Tema / Subtema : 1.Indahnya Kebersamaan / 2. Kebersamaan dalam
Keberagaman
Pokok Bahasan : IPA

A. Refleksi terhadap Penerapan Pembelajaran yang telah dilakukan


1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat
mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik
?
Kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan belum dapat
mengarahkan dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/bahan ajar yang saya sajikan


? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sesuai dengan
kemampuan awal siswa ?)
Materi yang disajikan sudah sesuai dengan kemampuan awal siswa.

3. Bagaimana respons siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan ?


(Apakah media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi/
materi yang diajarkan ?)
Media pembelajaran yang digunakan belum dapat menarik siswa untuk
fokus mengikuti pembelajaran materi yang disampaikan. Media
pembelajaran belum sesuai dan mempermudah siswa untuk menguasai
kompetensi yang diajarkan.
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode/teknik pembelajaran yang
saya gunakan ?
Tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan belum dapat
menigkatkan minat siswa untuk belajar dengan baik

5. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan/intruksi yang saya berikan


dengan baik ?
Masih banyak siswa belum dapat menangkap penjelasan/intruksi yang
diberikan guru dengan baik

B. Refleksi terhadap implementasi RPP


1. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran yang saya susun dapat berjalan
sebagaimana mestinya ? (Jika tidak seluruhnya, apakah saya telah
melakukan penyesuaian rencana pembelajaran dengan baik ?)
Rencana pelaksanaan pembelajaran belum berjalan seluruhnya.
Penyusunan rencana pembelajaran belum di lakukan seluruhnya dengan
baik.

2. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam menyusun rencana pelaksanaan


pembelajaran dan melakukan pembelajaran ? Dalam hal apa saja ? Apakah
dalam hal penguasaan materi, penggunaan bahan dan media, penggunaan
metode dan teknik pembelajaran, pengelolaan kelas, komunikasi dan
pendekatan terhadap siswa, penggunaan waktu, serta penilaian belajar ?
Kelemahan kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu terletak
pada metode dan teknik pembelajaran yang dilakukan guru.

3. Apakah ada rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat


dilaksanakan ?
Jika ada, apa yang harus saya lakukan untuk mengganti rencana
pembelajaran pelaksanaan semula ?
Semua terlaksana akan tetapi ada perbaikan pembelajaran pada
pembelajaran selanjutnya

C. Identifikasi masalah
1. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
a. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diakibatkan oleh penggunaan metode ceramah secara terus
menerus.
b. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
guru.
d. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa
terlihat kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal
sehingga hasil belajar siswa rendah

2. Kelebihan yang sudah baik dalam pembelajaran


 Sudah ada beberapa siswa yang telah mencapai nilai KKM

D. Analisis Masalah
a) Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Pembelajaran
masih menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru,
sehingga proses pembelajaran monoton dan siswa tidak termotivasi
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar
b) Kreatifitas siswa kurang di eksplor sehingga siswa tidak dilibatkan
secara utuh dalam kegiatan belajar mengajar

E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Guna untuk mempermudah dalam memahami dan memperdalam IPA
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka
peneliti memilih penggunaan model pembelajaran eksperimen.
F. Rumusan Masalah :
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi
dan Indra Pendengaran?

Baturaja, 29 April 2021


Mahasiswa,

HERLIN
NIM.856732225
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS 1)
https://www.youtube.com/watch?v=spCD6qdfOac

Satuan Pendidikan : SD Negeri 66 OKU


Kelas / Semester : 4 /1
Tema : Indahnya Kebersamaan (Tema 1)
Sub Tema : Kebersamaan dalam Keberagaman (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : (2x35 menit)
Hari/tanggal pelaksanaan : kamis, 6 Mei 2021

A. KOMPETENSI INTI

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,


melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.

B. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Muatan : IPA
Kompetensi Indikator

3.6 Memahami sifat-sifat bunyi dan 3.6.4 Mengidentifikasi sumber bunyi.


keterkaitannya dengan indera pendengaran.

4.6 Menyajikan laporan hasil pengamatan 4.6.3 Menyajikan laporan percobaan


percobaan tentang sifat-sifat bunyi. tentang sumber bunyi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran Pengetahuan IPA


3.6. 6.4 Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan proses terjadinya
bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan
runtut
Tujuan pembelajaran Keterampilan IPA
4.6. 6.3 Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses
terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran
dengan sistematis.

D. MATERI
1. Sumber bunyi
2. Indra pendengaran
3. Proses terjadinya bunyi hingga ke indera pendengaran

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Eksperimen,Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi


waktu
Pendahulu 1.Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 10
an menanyakan kabar mereka. menit
2. Guru melakukan presensi.
3. Berdo’a
4. Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya
tentang sifat rambat bunyi
5. Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
- Apakah kalian tadi mendengar bunyi bel masuk kelas?
Darimanakah sumber bunyi tersebut berasal?

6.Siswa secara berpasangan akan melakukan percobaan sederhana 45


untuk membuktikan tentang asal sumber bunyi hingga sampai ke menit
telinga pendengar.
7.Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan
8. tentang sumber bunyi berdasarkan instruksi yang terdapat di
buku.

9.Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi


berdasarkan hasil percobaan.

10.Guru memberikan penguatan.


11.Siswa dapat menceritakan isi tulisan mereka secara
berpasangan.

Penutup 12.Guru bersama siswa merangkum pembelajaran hari ini 15


menit
13.Guru melakukan penilaian hasil.

14.Guru memberi tugas sebagai kegiatan tindak lanjut


15.Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan menutup
pelajaran.

H. PENILAIAN

Prosedur : Postest dan pada saat kegiatan berlangsung


Jenis Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Penilaian : Jawaban Objektif
Alat Penilaian : Soal

Evaluasi pra siklus


1. Benda yang menghasilkan bunyi disebut..........

2. Bunyi pantul yang terdengar sesaat setelah bunyi asli selesai


disebut........

3. Apa fungsi gendang telinga..... .....

4. Sebutkan bagian-bagian telinga.......

5. Sebutkan salah satu cara merawat telinga dengan benar.. ......

Kunci jawaban soal uraian dan pedoman penskoran.

No alternatif Penyelesaian Skor


jawaban
1 sumber bunyi 20
2 Gema 20
3 menerima getaran bunyi dari daun telinga 20
dan meneruskannya ke tulang-tulang
pendengaran

4 Daun telinga, tulang martil, tulang landasan, tulang 20


sanggurdi, tulang-tulang pendengaran, saluran
setengah lingkaran, saraf serambi, saraf rumah
siput, tuba eustachius, serambi, gendang telinga,
dan liang dengar.
5 menutup telinga ket ika jika mendengar bunyi 20
yang terlalu keras
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Teknik x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙
penskoran

I. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
2. Alat musik tradisional setempat
3. Alat peraga media gambar organ telinga

Mengetahui Sosoh Buay Rayap, 06 Mei 2021


Kepala Sekolah, SD Negeri 66 OKU Guru Kelas 4,

SAHRUL GULTOM,S.Pd.I HERLIN


NIP 196506091989071001 NIM 856732225
LAMPIRAN

1. ALAT PERAGA MEDIA GAMBAR


DAFTAR NILAI SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Negeri 66 OKU


Mata Pelajaran : IPA
Materi : Bunyi dan Indra Pendengaran
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 06 Mei 2021
KKM : 75
No NAMA SISWA NILAI CATATAN
1 AGUS PRIYONO 85 Melampaui kkm
2 ANI AIRA 40 Belum mencapai kkm
3 ARZETI SALSABILAH 75 Belum mencapai kkm
4 BELA ANGGRAINI 52 Belum mencapai kkm
5 BERLIANA SHAFIRA 86 Melampaui kkm
6 BEVINA ADELIA 78 Belum mencapai kkm
7 CATHRINE KIRANA.E 78 Belum mencapai kkm
8 CHELSY OLIVIA 52 Belum mencapai kkm
9 DICKY ALZIR 75 Belum mencapai kkm
10 DINI MALINDA PUTRI 65 Belum mencapai kkm
11 DIMAS ANUGRAH PUTRA 60 Belum mencapai kkm
12 ERIYATI 55 Belum mencapai kkm
13 FIVO SAPUTRA 80 Melampaui kkm
14 GRACE SESILIA 45 Belum mencapai kkm
15 JEFRI 50 Belum mencapai kkm
16 KAMILA NOVA ALISA 80 Mencapai kkm
17 M.GILANG ALFARIZZY 80 Belum mencapai kkm
18 M.SYAUQI ATH THORIQ 56 Belum mencapai kkm
19 M.THEREN ALDINAR 80 Melampaui kkm
20 M.VAREL ANDRIAN 80 Belum mencapai kkm
21 M.ZACKY 82 Melampaui kkm
22 MUHAMMAD RAFI 50 Belum mencapai kkm
23 NADIRA INTANIA PUTRI 78 Melampaui kkm
24 NAZILA RAYSA 78 Belum mencapai kkm
25 RAYHAN REVALDO PUTRA 48 Belum mencapai kkm
26 RIFKY RAMADHAN 75 Belum mencapai kkm
27 RIKO SAPUTRA 75 Mencapai kkm
28 SAMUEL ALFAREDZI POLY 80 Belum mencapai kkm
29 STEVEN PEDRO 35 Belum mencapai kkm
30 ZAHRA AULIA 80 Melampaui kkm
31 ZIZAU AUREL 55 Belum mencapai kkm
32 YODY WIJAYA 45 Belum mencapai kkm
Jumlah Nilai 2133
Jumlah Nilai Maksimal 3200
Ketuntasan 56,25 %
Daya Serap 66,65 %

Mengetahui Baturaja, 06 Mei 2021


Kepala SD Negeri 66 OKU Mahasiswa

SAHRUL GULTOM, S.Pd.I HERLIN


NIP. 196506091989071001 NIM.856732225
LEMBAR REFLEKSI - 2
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : HERLIN
NIM : 856733424
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ - UT : 18 - Palembang

RPP yang digunakan : RPP Perbaikan siklus 1


Kelas : IV
Tema / Subtema : 1.Indahnya Kebersamaan / 2. Kebersamaan dalam
Keberagaman
Pokok Bahasan : IPA

A. Refleksi terhadap Penerapan Pembelajaran yang telah dilakukan


1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat
mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik
?
Kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan sudah dapat mengarahkan
dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/bahan ajar yang saya sajikan


? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sesuai dengan
kemampuan awal siswa ?)
Materi yang disajikan sudah sesuai dengan kemampuan awal siswa.

3. Bagaimana respons siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan ?


(Apakah media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi/
materi yang diajarkan ?)
Media pembelajaran yang digunakan dapat menarik siswa untuk fokus
mengikuti pembelajaran materi yang disampaikan. Media pembelajaran
sudah sesuai dan mempermudah siswa untuk menguasai kompetensi yang
diajarkan.

6. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode/teknik pembelajaran yang


saya gunakan ?
Tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan dapat menigkatkan
minat siswa untuk belajar lebih semangat lagi.

7. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan/intruksi yang saya berikan


dengan baik ?
Sebagian siswa sudah dapat menangkap penjelasan/intruksi yang diberikan
dengan baik sebagian siswa masih terlihat belum dapat menangkap
penjelasan/intruksi yang diberikan dengan baik.

B. Refleksi terhadap implementasi RPP


1. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran yang saya susun dapat
berjalan sebagaimana mestinya ? (Jika tidak seluruhnya, apakah saya
telah melakukan penyesuaian rencana pembelajaran dengan baik ?)
Rencana pelaksanaan pembelajaran belum berjalan seluruhnya.
Penyusunan rencana pembelajaran belum di lakukan seluruhnya dengan
baik.

2. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam menyusun rencana


pelaksanaan pembelajaran dan melakukan pembelajaran ? Dalam hal apa
saja ? Apakah dalam hal penguasaan materi, penggunaan bahan dan
media, penggunaan metode dan teknik pembelajaran, pengelolaan kelas,
komunikasi dan pendekatan terhadap siswa, penggunaan waktu, serta
penilaian belajar ?
Kelemahan kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu terletak
pada metode dan teknik pembelajaran yang dilakukan guru.
4. Apakah ada rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat
dilaksanakan ?
Jika ada, apa yang harus saya lakukan untuk mengganti rencana
pembelajaran pelaksanaan semula ?
Semua rencana pelaksanaan pembelajaran dapat di laksanakan dengan
baik. akan tetapi ada perbaikan pembelajaran pada pembelajaran
selanjutnya

C. Identifikasi masalah
1. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
c. siswa belum berani mengajukan pertanyaan
d. siswa masih pasif ketika guru bertanya

2. Kelebihan yang sudah baik dalam pembelajaran


a) Siswa sudah mulai tertarik dan fokus dengan pembelajaran yang di
berikan
b) Metode eksperimen metode dapat membuat siswa dengan cepat bisa
memahami materi yang diberikan
c) Metode eksperimen yang digunakan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan pengalaman
yang konkrit kepada siswa.
d) Hasil belajar siswa sudah mulai meningkat
e) sebagian siswa sudah mencapai nilai KKM

D. Analisis Masalah
a) Metode pembelajaran yang digunakan masih belum berjalan seluruhnya
dengan baik
b) Kreatifitas siswa masih kurang di eksplor sehingga siswa masih kurang
dilibatkan secara utuh dalam kegiatan belajar mengajar.
E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Guna untuk mempermudah dalam memahami dan memperdalam IPA
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka
peneliti memilih penggunaan model pembelajaran eksperimen.

F. Rumusan Masalah :
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi
dan Indra Pendengaran?

Baturaja, 06 April 2021


Mahasiswa,

HERLIN
NIM.856732225
Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Guru : HERLIN


Kelas : IV
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Mei 2021
Mata Pelajaran : IPA

Petunjuk penggunaan :
Berilah tanda conteng (√ ) pada kolom yang tersedia berdasarkan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dikelas.
No. Aspek yang diobservasi Kemunculan
A. Persiapan Ada Tidak
Guru mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran √
1.
(RPP) dengan seksama.
Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas √
2.
dalam RPP.
Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau √
3.
dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya.
4. Guru mempersiapkan media pembelajaran. √
5. Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran. √
6. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. √
B. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. √
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti √
8.
proses pembelajaran dengan baik.
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik - teknik √
9.
tertentu sehingga jenis dan mudah dipahami siswa.
Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah – langkah dan √
10.
urutan yang logis.
Petunjuk – petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga √
11. mudah dipahami.

Materi pembelajaran baik kedalam dan keluasannya √


12. disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
siswa.
Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan √
13.
untuk bertanya kepada siswa .
Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban √
14.
dengan jelas dan memuaskan.
Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan √
15.
pembelajaran pada akhir kegiatan atau sesi tertentu.
C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu √
16.
yang tersedia, tidak monoton dan membosankan.
Apabila terjadi permasalahan maka guru dapat bertindak √
17. dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap
berlangsung secara efektif dan efisien.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang √
18.
telah ditetapkan.
Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya pada posisi √
19.
tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya.
Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di √
bagian – bagian tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan
20.
menghampiri secara berimbang dan tidak fokus hanya pada
beberapa gelintir siswa saja.
Guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang √
21.
ada di dalam kelasnya.
Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan √
22.
reinforcement (penguatan) kepada siswa – siswanya dengan
cara yang positif.
Ilustrasi dan contoh dipilih secara hati – hati sehingga benar – √
23.
benar efektif dan bukannya malah membuat bingung siswa.
Media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran √
24.
digunakan secara efektif.
25. Latihan diberikan secara efektif . √
Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif √
26.
apabila siswa melakukan kesalahan dalam proses belajarnya.
D. Karakteristrik Pribadi Guru
27. Guru sabar terutama untuk memancing respon siswa. √
Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam √
28.
pembelajaran.
29. Guru bersikap tegas dan jelas. √
30. Penampilan guru menarik dan tidak membosankan. √
31. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar. √
Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu √
32.
punya inisiatif, kreatif dan berprakarsa.

Baturaja, 06 Mei 2021

Mengetahui,
Kepala SD Negeri 66 OKU Supervisor 2

SAHRUL GULTOM, S.Pd.I SAHRUL GULTOM, S.Pd.I


NIP.196506091989071001 NIP.196506091989071001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS 1I)
https://www.youtube.com/watch?v=Fd-zIDDkeWQ

Satuan Pendidikan : SD Negeri 66 OKU


Kelas / Semester : 4 /1
Tema : Indahnya Kebersamaan (Tema 1)
Sub Tema : Kebersamaan dalam Keberagaman (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : (2x35 menit)
Hari/tanggal pelaksanaan : 20 Mei 2021

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Muatan : IPA

Kompetensi Indikator
3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi 3.6.1 Mengidentifikasi sumber bunyi.
dan keterkaitannya dengan 3.6.2 Menganalisis proses terjadinya bunyi dari
indera pendengaran. sumber bunyi
3.6.3 Menjelaskan terjadinya bunyi dari sumber
bunyi hingga ke indera pendengaran
dengan runtut.
4.6 Menyajikan laporan hasil 4.6.1 Menyajikan laporan percobaan tentang
pengamatan percobaan sumber bunyi.
tentang sifat-sifat bunyi. 4.6.2 Menceritakan kembali sifat-sifat bunyi
dengan runtut.
4.6.3 Membuat laporan proses terjadinya bunyi
dari sumber bunyi hingga ke indera
pendengaran dengan sistematis.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan proses terjadinya bunyi dari
sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut.
2. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses
terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan
sistematis.

D. MATERI
1. Sumber bunyi
2. Indra pendengaran
3. Proses terjadinya bunyi hingga ke indera pendengaran

Setelah melakukan percobaan tentang perambatan bunyi, Edo dan sahabatnya juga
belajar bersama tentang sumber bunyi. Mereka membaca buku yang menyatakan
bahwa telinga bisa mengetahui sumber bunyi . Ayo, kita membuktikannya dengan
melakukan percobaan.
Di manakah Bunyi?
Tujuan: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:

 Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu


untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
 Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah
kamu menebak dengan tepat?

Buatlah laporan dari salah satu percobaan yang kamu lakukan!


Nama
: Percobaan Sumber Bunyi
Percobaan

Tujuan
: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal
Percobaan

Alat-alat : Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)

1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah


temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya
Langkah angklung) di sekitarmu.
:
Kerja 2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa
kalikah kamu menebak dengan tepat?

Dari percobaan di atas dapat dinyatakan bahwa dengan mata tertutup,


kita masih dapat mendengar bunyi dengan jelas pada jarak tertentu
karena bunyi merambat melalui udara. Begitu pula jika salah satu
telinga kita ditutup dengan kapas maka bunyi/suara masih bisa
Hasil terdengar meskipun tidak sejelas apabila kedua mata ditutup dengan
;
Percobaan sapu tangan. Untuk telinga kanan jika telinga kapas yang ditutup
dengan kapas, suara/bunyi masih dapat terdengar dengan jelas/lebih
baik dari kejauhan dibandingkan jika telinga kiri yang dibuka dan
telinga kanan ditutup dengan kapas, bunyi yang dihasilkan dari
kejauhan terdengar samar-samar.
Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat peka. Telinga
manusia dapat mendengar bunyi mulai dari intensitas 10 Wm sampai 1
Kesimpulan :
Wm . Intensitas bunyi di bawah 10 Wm tidak terdengar jelas sedangkan
di atas 1 Wm akan terasa sakit di telinga.
Indera Pendengar Manusia

Telinga sangat penting bagi kita. Kita harus merawat telinga agar tetap berfungsi
dengan baik seperti :
a. Membersihkan telinga dengan cara yang benar
b. Lindungi telinga dari suara ysng keras
c. Jaga telinga agar tetap kering
d. Lakukan pemeriksaan telinga rutin ke dokter

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Eksperimen,Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi


waktu
Pendahulu 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar 10
an dan mengecek kehadiran siswa menit
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3. Guru melakukan presensi siswa
4. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan
yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan
dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami
5. Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya
tentang sifat rambat bunyi.
6. Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
- Guru memainkan alat musik. Apakah yang kalian dengar?
Darimanakah sumber bunyi tersebut berasal?

Kegiatan 45
inti 7. Guru menjelaskan tentang tema dan materi yang akan di menit
pelajari
8. Guru memberikan contoh percobaan tentang sumber bunyi
kepada siswa
9. Siswa akan melakukan percobaan sederhana untuk
membuktikan tentang asal sumber bunyi hingga sampai ke
telinga pendengar.
10. Siswa melakukan percobaan berpasangan dengan teman
sebangkunya

11. Siswa melakukan percobaan sederhana untuk


membuktikan tentang sumber bunyi berdasarkan instruksi
yang terdapat di buku.
Di manakah Bunyi?
Tujuan: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:

 Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain.


Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik
tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
 Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi.
Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?

12. Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi


berdasarkan hasil percobaan.

13. Guru memberikan penguatan.


14. Guru memberikan penjelasan tentang cara kerja telinga
dapat mendengar suara/ bunyi
15. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang cara
merawat telinga dengan benar.
16. Guru menjelaskan kembali kepada siswa tentang cara
merawat telinga dengan benar

Penutup 17. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 15


menanyakan hal-hal yang sekiranya belum dipahami. menit
18. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan
pembelajaran kali ini.
19. Guru melakukan penilaian hasil.
20. Guru memberi tugas sebagai kegiatan tindak lanjut
21. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan
menutup pelajaran.

G. PENILAIAN

Prosedur : Postest dan pada saat kegiatan berlangsung


Jenis Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Penilaian : Jawaban Objektif
Alat Penilaian : Soal
Evaluasi pra siklus
1. Benda yang bergetar dapat menghasilkan......
2. Sebutkan alat musik yang dapat mengeluarkan bunyi ketika dipukul......
3. Alat musik biola menghasilkan bunyi dengan cara......
4. Fungsi telinga selain sebagai alat pendengar juga berfungsi sebagai.......
5. Bunyi ledakan dapat diketahui dengan indra.............

Kunci jawaban soal uraian dan pedoman penskoran.

No alternatif Penyelesaian Skor


jawaban
1 Bunyi 20
2 Drum, Kendang 20
3 Digesek 20

4 alat keseimbangan tubuh 20


5 Pendengaran 20
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Teknik x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙
penskoran

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
2. Alat musik tradisional setempat
3. Alat peraga media gambar organ telinga

Mengetahui Sosoh Buay Rayap, 20 Mei 2021


Kepala Sekolah, SD Negeri 66 OKU Guru Kelas 4,

SAHRUL GULTOM,S.Pd.I HERLIN


NIP 196506091989071001 NIM 856732225
LAMPIRAN

1. ALAT PERAGA MEDIA GAMBAR


DAFTAR NILAI SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri 66 OKU
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Bunyi dan Indra Pendengaran
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 20 Mei 2021
KKM : 75
No NAMA SISWA NILAI CATATAN
1 AGUS PRIYONO 100 TUNTAS
2 ANI AIRA 40 Belum TUNTAS
3 ARZETI SALSABILAH 95 TUNTAS
4 BELA ANGGRAINI 60 Belum TUNTAS
5 BERLIANA SHAFIRA 100 TUNTAS
6 BEVINA ADELIA 88 TUNTAS
7 CATHRINE KIRANA.E 95 TUNTAS
8 CHELSY OLIVIA 80 TUNTAS
9 DICKY ALZIR 80 TUNTAS
10 DINI MALINDA PUTRI 98 TUNTAS
11 DIMAS ANUGRAH PUTRA 78 TUNTAS
12 ERIYATI 90 TUNTAS
13 FIVO SAPUTRA 98 TUNTAS
14 GRACE SESILIA 95 TUNTAS
15 JEFRI 80 TUNTAS
16 KAMILA NOVA ALISA 98 TUNTAS
17 M.GILANG ALFARIZZY 88 TUNTAS
18 M.SYAUQI ATH THORIQ 78 TUNTAS
19 M.THEREN ALDINAR 98 TUNTAS
20 M.VAREL ANDRIAN 90 TUNTAS
21 M.ZACKY 100 TUNTAS
22 MUHAMMAD RAFI 80 TUNTAS
23 NADIRA INTANIA PUTRI 95 TUNTAS
24 NAZILA RAYSA 85 TUNTAS
25 RAYHAN REVALDO PUTRA 95 TUNTAS
26 RIFKY RAMADHAN 95 TUNTAS
27 RIKO SAPUTRA 85 TUNTAS
28 SAMUEL ALFAREDZI POLY 100 TUNTAS
29 STEVEN PEDRO 40 Belum TUNTAS
30 ZAHRA AULIA 100 TUNTAS
31 ZIZAU AUREL 45 Belum TUNTAS
32 YODY WIJAYA 78 TUNTAS
Jumlah Nilai 2727
Jumlah Nilai Maksimal 3200
Ketuntasan 87,5 %
Daya Serap 85,21 %

Mengetahui Baturaja, 20 Mei 2021


Kepala SD Negeri 66 OKU Mahasiswa

SAHRUL GULTOM, S.Pd.I HERLIN


NIP. 196506091989071001 NIM.856732225
LEMBAR REFLEKSI - 3
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : HERLIN
NIM : 856733424
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ - UT : 18 - Palembang

RPP yang digunakan : RPP Perbaikan siklus 2


Kelas : IV
Tema / Subtema : 1.Indahnya Kebersamaan / 2. Kebersamaan dalam
Keberagaman
Pokok Bahasan : IPA

A. Refleksi terhadap Penerapan Pembelajaran yang telah dilakukan


1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat
mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik
?
Kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan sudah mengarahkan dan
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/bahan ajar yang saya sajikan


? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sesuai dengan
kemampuan awal siswa ?)
Materi yang disajikan sudah sesuai dengan kemampuan awal siswa.

5. Bagaimana respons siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan ?


(Apakah media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi/
materi yang diajarkan ?)
Media pembelajaran yang digunakan dapat menarik siswa untuk fokus
mengikuti pembelajaran materi yang disampaikan. Media pembelajaran
sudah sesuai dan mempermudah siswa untuk menguasai kompetensi yang
diajarkan.

8. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode/teknik pembelajaran yang


saya gunakan ?
Tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan dapat menigkatkan
minat siswa untuk belajar lebih semangat lagi.

9. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan/intruksi yang saya berikan


dengan baik ?
Siswa sudah dapat menangkap penjelasan/intruksi yang diberikan dengan
sangat baik.

B. Refleksi terhadap implementasi RPP


1. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran yang saya susun dapat berjalan
sebagaimana mestinya ? (Jika tidak seluruhnya, apakah saya telah
melakukan penyesuaian rencana pembelajaran dengan baik ?)
Rencana pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan seluruhnya.
Penyusunan rencana pembelajaran sudah di lakukan seluruhnya dengan
baik.

3. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam menyusun rencana


pelaksanaan pembelajaran dan melakukan pembelajaran ? Dalam hal apa
saja ? Apakah dalam hal penguasaan materi, penggunaan bahan dan
media, penggunaan metode dan teknik pembelajaran, pengelolaan kelas,
komunikasi dan pendekatan terhadap siswa, penggunaan waktu, serta
penilaian belajar ?
Kelemahan kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu terletak
pada metode dan teknik pembelajaran yang dilakukan guru.
5. Apakah ada rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat
dilaksanakan ? Jika ada, apa yang harus saya lakukan untuk mengganti
rencana pembelajaran pelaksanaan semula ?
Semua rencana pelaksanaan pembelajaran sudah di laksanakan dengan
baik.

C. Identifikasi masalah
1. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
Hanya terdapat beberapa siswa saja yang masih belum aktif

2. Kelebihan yang sudah baik dalam pembelajaran


a) KBM sudah berjalan sesuai dengan RPP
b) Hasil belajar sudah meningkat
c) Siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pelajaran
d) Media pembelajaran sudah dimanfaatkan lebih baik
e) KBM sudah melibatkan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator

D. Analisis Masalah

Dalam mengajarkan IPA, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah


memahami materi yang dipelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk
mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang
dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA, maka seyogyanya
guru menyiapkan media atau alat peraga yang diperlukan
Oleh karena itu dengan metode pembelajaran eksperimen merupakan
strategi yang cocok diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi siswa SD Negeri 66 OKU dalam proses belajar IPA. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Guna untuk mempermudah dalam memahami dan memperdalam IPA


sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka
peneliti memilih penggunaan model pembelajaran eksperimen.

F. Rumusan Masalah :
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi
dan Indra Pendengaran?

Baturaja, 20 Mei 2021


Mahasiswa,

HERLIN
NIM.856732225
Lembar Observasi dan Pengamatan

Nama Guru : HERIN


Kelas : IV
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Mei 2021
Mata Pelajaran : IPA

Petunjuk penggunaan :
Berilah tanda conteng (√ ) pada kolom yang tersedia berdasarkan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dikelas.
No. Aspek yang diobservasi Kemunculan
A. Persiapan Ada Tidak
Guru mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) √
1.
dengan seksama.
Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam √
2.
RPP.
Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau √
3.
dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya.
4. Guru mempersiapkan media pembelajaran. √
5. Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran. √
6. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. √
B. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. √
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses √
8.
pembelajaran dengan baik.
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik - teknik √
9.
tertentu sehingga jenis dan mudah dipahami siswa.
Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah – langkah dan urutan √
10.
yang logis.
Petunjuk – petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga √
11. mudah dipahami.
Materi pembelajaran baik kedalam dan keluasannya disesuaikan √
12.
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa.
Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk √
13.
bertanya kepada siswa .
Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan √
14.
jelas dan memuaskan.
Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran √
15.
pada akhir kegiatan atau sesi tertentu.
C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu √
16.
yang tersedia, tidak monoton dan membosankan.
Apabila terjadi permasalahan maka guru dapat bertindak dengan √
17. mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap
berlangsung secara efektif dan efisien.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang √
18.
telah ditetapkan.
Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya pada posisi √
19.
tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya.
Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di √
bagian – bagian tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan
20.
menghampiri secara berimbang dan tidak fokus hanya pada
beberapa gelintir siswa saja.
Guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang √
21.
ada di dalam kelasnya.
Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan √
22. reinforcement (penguatan) kepada siswa – siswanya dengan cara
yang positif.
Ilustrasi dan contoh dipilih secara hati – hati sehingga benar – √
23.
benar efektif dan bukannya malah membuat bingung siswa.
24. Media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran √
digunakan secara efektif.
25. Latihan diberikan secara efektif . √
Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif √
26.
apabila siswa melakukan kesalahan dalam proses belajarnya.
D. Karakteristrik Pribadi Guru
27. Guru sabar terutama untuk memancing respon siswa. √
Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam √
28.
pembelajaran.
29. Guru bersikap tegas dan jelas. √
30. Penampilan guru menarik dan tidak membosankan. √
31. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar. √
Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu √
32.
punya inisiatif, kreatif dan berprakarsa.

Baturaja, 20 Mei 2021

Mengetahui,
Kepala SD Negeri 66 OKU Supervisor 2

SAHRUL GULTOM, S.Pd.I SAHRUL GULTOM, S.Pd.I


NIP. 196506091989071001 NIP. 196506091989071001
FOTO KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
BUKTI UNGGAH LAPORAN

Anda mungkin juga menyukai