DISUSUN OLEH :
NAMA : HERLIN
NIM : 856732225
SEMESTER : II
UPBJJ - UT : 18 - PALEMBANG
POKJAR : BATURAJA
MASA REGISTRASI : 2021.1
Supervisor 1, Mahasiswa,
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Penyayang, atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Perbaikan Pembelajaran IPA ini, shalawat serta salam selalu tercurah
kepada nabi kita Muhammad SAW.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP PGSD 4501) pada program S.1 PGSD BI. Dalam
laporan ini, penulis tidak luput dari hambatan, kesulitan, dan keterbatasan dengan
adanya situasi sekarang ini yang sedang terjadi pandemic virus corona sehingga
hasil dari laporan jauh dari kata kesempurnaan tapi berkat adanya bantuan,
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih dan rasa
hormat yaitu kepada:
1. Drs. Jamaludin, M.Si. kepala Universitas Terbuka UPBJJ Palembang
2. Ibu Dewi Lestari, M.Pd. tutor mata kuliah PKP (Pembimbing)
3. Bpk. Sahrul Gultom,S.Pd.I. selaku Kepala SD Negeri 66 OKU
4. Ayah dan ibuku, suami, anak-anak, Ibu dan Ayah mertua yang telah
memotivasi dengan rasa kasih sayangnya
5. Rekan-rekan pengajar SD Negeri 66 OKU dan pihak yang telah membantu
terselesainya laporan ini.
Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari akan
segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi isi maupun
tulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Hanya kepada Allah SWT penulis serahkan balasan atas bantuan dan
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis menyusun laporan ini. Amin.
Penullis,
iv
DAFTAR ISI
Abstrak ...................................................................................................................x
D. Pembelajaran IPA..........................................................................13
v
E. Bunyi..............................................................................................15
F. Indra Pendengar.............................................................................22
H. Metode Eksperimen.......................................................................27
A. Simpulan .......................................................................................52
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
siklus 2.......................................................................................................44
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD
NEGERI 66 OKU PELAJARAN IPA MATERI BUNYI DAN INDRA
PENDENGARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN
Oleh
Herlin
856732225
herlin.imute@gmail.com
ABSTRAK
Laporan perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan minat dan hasil belajar
materi bunyi dan indra pendengaran pada pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 66
OKU yang berjumlah 32 orang. Rumusan masalah dalam perbaikan pembelajaran
adalah apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU pelajaran IPA materi
bunyi dan indra pendengaran?. Sedangkan tehnik pengumpulan data
menggunakan tehnik analisis kualitatif diskriptif dengan alat pengumpulan data
berupa item soal test objektif dalam bentuk uraian, kemudian dikategorikan tuntas
atau tidak tuntas dalam pencapaian kompetensi pembelajaran baik secara individu
maupun secara klasikal serta daya serap siswa terhadap materi pembelajaran dan
hasil pengamatan, yaitu (1) penyusunan rencana, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pemantauan dan evaluasi, (4) analisis dan refleksi. Setelah perbaikan
pembelajaran ini berlangsung selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA pada materi bunyi dan indra pendengaran dengan menggunakan
metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri 66 OKU, terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
mencapai nilai KKM 75 pada materi tersebut, peningkatan hasil belajar tersebut
terlihat dari data berikut ini : sebelum mengadakan tindakan ketuntasan secara
klasikal mencapai 28,12% meningkat menjadi 56,25% pada siklus satu dan
meningkat lagi menjadi 87,5% pada siklus ke dua. Dengan hasil pada siklus ke
dua tersebut maka tercapai target yang diinginkan yaitu ketuntasan secara klasikal
85%. Begitu juga dengan daya serap siswa pada siklus satu 66,65% meningkat
menjadi 85,21% pada siklus 2 dengan hasil daya serap pada siklus ke 2 tersebut
maka tercapai target daya serap sebesar 75%. Dengan demikian maka disimpulkan
bahwa penggunaan metode eksperimen dapat memperbaiki proses pembelajaran
serta dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran.
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang
perlu perhatian oleh para pelaku pendidikan, karena pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dimana kemajuan suatu bangsa dipandang dari
sebagaimana pendidikan di negara tersebut berkembang dan maju. Di dalam
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh
kemampuan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi. Salah
satu usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dasar adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam bidang IPA atau
Sains (wahyuni, 2013).
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,
dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
(Kusno, 2017). Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa
menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan serta
memiliki sikap ilmah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari
diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. (Sepriati, dkk. 2020).
Salah satu masalah yang sering terjadi pada saat proses pembelajaran
IPA adalah kurangnya minat pada diri siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
oleh sebagian besar siswa. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan
proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah. Proses
pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir, tetapi hanya diarahkan pada kemampuan untuk
menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses
1
pembelajaran masih banyak dilaksanakan secara konfensional. Para guru
belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif
dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau
strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.
Kegiatan belajar mencapai sasaran apabila situasi belajar yang tercipta
menarik, menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk
memahami materi yang disajikan. Dalam upaya perbaikan guru tidak hanya
membuat seperangkat pembelajaran saja namun lebih penting guru dituntut
dalam ketepatan memilih media, bahan pelajaran dan metode dalam proses
pembelajaran. (Kusno, 2017).
Model atau metode pembelajaran yang dipandang tepat untuk
mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran IPA di sekolah yaitu
metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang banyak
digunakan dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen atau
percobaan dilakukan tidak selalu di dalam laboratorium tetapi dapat
dilakukan pada alam sekitar. (Sepriati, 2020). Hal ini disebabkan, IPA
diperoleh melalui suatu metode ilmiah yang menyangkut perkembangan
mental, perkembangan kemampuan penalaran logis, perkembangan kognitif
(kecerdasan) anak oleh karena itu, dengan memberikan pengalaman langsung
kepada siswa sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara utuh.
(Apia, 2012).
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran IPA di SD Negeri
66 OKU Sosoh Buay Rayap yang dilaksanakan hari kamis tanggal 29 April
2021 dalam mata pelajaran IPA pemahaman tentang materi bunyi dan indera
pendengaran masih belum optimal hal ini terbukti dari hasil belajar siswa
yang masih rendah. Jumlah siswa seluruhnya 32 orang siswa yang terdiri dari
12 orang laki laki dan 20 orang perempuan. pada data awal untuk materi
bunyi dan indera pendengaran dari 32 siswa hanya 9 siswa yang dapat
mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 75 dengan ketuntasan secara
klasikal 85 % dan daya serap 75 %.
2
Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti selaku pengajar
dikelas tersebut akan memperbaiki pembelajaran dengan mengadakan
perbaikan pembelajaran melalui PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dengan
menerapkan model pembelajaran eksperimen dengan menggunakan peragaan
yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah
memahami dan mempraktikkan apa yang telah diperolehnya. Diharapkan
dengan penerapan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar dan
memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dengan
penerapan metode ini siswa dan guru dalam suatu kegiatan, dan secara
berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya, sebagai orang
yang selalu ingin mencari tahu, sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan
dan keingintahuan. Sehingga Selain untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan meningkatkan hasil Pembelajaran Penelitian ini dilakukan untuk
memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PKP PDGK 4501 ) – PGSD Universitas Terbuka.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 66 OKU, diperoleh
gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa adalah :
a. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diakibatkan oleh penggunaan metode ceramah secara terus menerus.
b. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
d. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa
terlihat kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal
sehingga hasil belajar siswa rendah.
2. Analisis Masalah
Dalam mengajarkan IPA, sebaiknya siswa lebih aktif untuk
belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian yang di tugaskan kepada
mereka. Sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa juga
3
memudahkan untuk penyampaian terkait dengan mata palajaran IPA. Jika
sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi IPA, maka seyogyanya guru menyiapkan media
atau alat peraga yang diperlukan.
Oleh karena itu metode ekperimen merupakan strategi yang cocok
diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD
Negeri 66 OKU dalam proses belajar IPA. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitia ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi
Bunyi dan Indra Pendengaran?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan metode ekperimen ini bisa meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi dan
Indra Pendengaran Dengan Metode Eksperimen.
D. Manfaat Penelitian
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat besar
manfaatnya baik bagi peserta didik/siswa. guru, peneliti, maupun sekolah.
Penulis dalam hal ini akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok bunyi dan
indera pendengaran
b. Memotivasi minat belajar siswa.
c. Mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran.
c. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam
pembelajaran.
5
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa
seperti yang diharapkan.
b. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
d. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman model pembelajaran eksperimen
b. Mengetahui model pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
belajar disertai perhatian yang besar. Istilah minat banyak dipakai dalam
berbagai bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini akan lebih diarahkan pada
bidang pendidikan khususnya dalam bidang pembelajaran (Depdiknas, 2013
dalam Achru,2019).
Pengertian minat belajar adalah sikap ketaatan pada kegiatan belajar, baik
menyangkut perencanaan jadwal belajar maupun inisiatif melakukan usaha
tersebut dengan sungguh-sungguh (Olivia, 2011 dalam Nurhasanah &
Sobandi, 2016). Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana
yang disebutkan oleh (Slameto, 2010) yaitu ketertarikan untuk belajar,
perhatian dalam belajar, motivasi belajardan pengetahuan. Ketertarikan untuk
belajar diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran
maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia
akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan
bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa
ada beban dalam dirinya. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa
seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan
mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai
perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia
pelajari. Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan
secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang
terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi
belajar. Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap
suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang
pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-
hari (Nurhasanah & Sobandi,2016).
8
belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pesrta didik
akibat belajar. Perubahan perilaku dapat disebabkan karena dia mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar
mengajar (pembelajaran).
Hasil belajar merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Definisi lain hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan para peserta
didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar termasuk
komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan,
karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan
melalui proses belajar mengajar.
Tujuan pendidikan secara khusus tercermin dalam tujuan belajar.
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal,
yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya ini dimaksudkan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar
tersebut meliputi :
a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).
b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
Ketiga hasil belajar diatas dalam pembelajaran merupakan tiga hal
yang secara programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dengan demikian dalam
sebuah rencana pembelajaran, hendaknya guru melakukan pilihan–pilihan
strategi pembelajaran khususnya metode yang sesuai dengan tujuan, yakni
yang dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif,
atau psikomotorik (Kusno,2017).
9
C. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
10
6) Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan
tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. Jadi, rasa
ingin tahu siswa memang sangat besar, siswa lebih tertarik dengan
kegiatan yang aktif dan siswa selalu ingin di dengar pendapatnya.
11
o Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap
hal-hal yang lebih kompleks.
o Anak dapat melakukan sesuatu terdapat sejumlah ide.
o Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar.
3) Tahap operasional konkret (7 atau 8-11 tahun atau 12 tahun)
- Anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis.
- Anak telah memiliki kecakapan yang logis.
- Anak mampu menangani sistem klasifikasi.
- Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual
pasif.
4) Tahap operasional formal (11/12-18 tahun)
- Bekerja secara efektif dan sistematis
- Menganalisis secara kombinasi
- Berfikir secara proporsional
- Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi
Dari berbagai tahapan yang ada dalam proses belajar yang dialami setiap
siswa akan berbeda, karena setiap siswa memiliki karakter dan gaya belajar
yang berbeda pula hanya memang jika selisih umur tidak begitu jauh maka
bersikap dan berperilaku juga tidak begitu berbeda. Pada tahap operasional
konkret, dasarnya anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah berpikir
abstrak masih sulit untuk membayangkan bagaimana jika teori yang dijelaskan
guru tersebut terdapat dalam kenyataan. Guru harus membantu siswa dengan
cara sebagai fasilitator untuk membuktikan konsep atau teori tersebut baru
nanti secara perlahan siswa akan terbiasa sendiri berpikir abstrak. Jika guru
selalu ada sebagai perantara belajar siswa maka siswa nantinya akan mampu
membedakan atau menentukan masalah sendiri melalui kebiasaan dan mampu
berfikir lebih maju.
Teori etologi yang diwakili oleh John Bowlby memperoleh gambaran
bahwa anak-anak yang tinggal di penampungan atau panti sosial ternyata
mengalami masalah emosional dan kurang mampu menjalin hubungan dengan
12
orang lain secara intim. Berikut tabel komparasi teori perkembangan. pada
jenjang Sekolah Dasar (SD) yang berusia 6-11/12 tahun memiliki potensi yang
tersembunyi, tekun, rendah hati, dan cara berfikir operasional konkret dimana
masih membutuhkan gambar nyata perihal pengetahuan yang disajikan guru.
Bruner juga memiliki tahapan perkembangan kognitif. Terdapat tiga
tahapan yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu :
1) Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya
untuk memahami lingkungan sekitarnya.
2) Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal.
3) Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berbahasa dan logika. Pada tahapan ini, awalnya siswa ingin tahu lalu
siswa mencoba mencari tahu, kemudian siswa mengolah hasil rasa ingin
tahunya dan kemudian disampaikan kepada guru. Oleh sebab itu, guru
harus membangun rasa ingin tahu siswa dengan cara menarik perhatian
siswa jika siswa sudah merasa tertarik maka dengan sendirinya timbul rasa
untuk menjelajahi rasa ketertarikan tersebut.
Jadi karakterisitik siswa Sekolah Dasar memiliki rasa ingin tahu yang kuat
dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri, mereka
biasanya belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang
terjadi serta mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi berinisiatif,
dan mengajar teman lainnya (Putri, 2016).
D. Pembelajaran IPA
1. Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang sistematis, tersusun secara
teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan
eksperimen. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
13
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran yang ada
di SD. Mata pelajaran IPA memiliki spesifikasi tersendiri. Pokok-pokok
materi yang disampaikan berupa prinsip-prinsip, konsep-konsep, fakta-
fakta yang berkenaan dengan lingkungan dan gejala alam yang kadang
terlalu rumit dan komplek bagi siswa SD.
14
2) IPA sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam. Proses dalam memahami IPA disebut
dengan ketrampilan proses sains (science process skills) adalah
ketramplan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
3) IPA sebagai sikap. Sikap imiah dikembangkan melalui kegiatan
siswa dalam pembelajaran pada saat melakukan diskusi,
percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek dilapangan
(Kusno,2017).
E. Bunyi
1. Definisi Bunyi
Definisi umum dari bunyi (sound) adalah sebuah gelombang
longitudinal yang merambat dalam suatu medium (padat, cair, dan gas).
Bunyi merupakan gelombang mekanis jenis longitudinal yang merambat
dan sumbernya berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab
getaran benda sebagai sumber bunyi itu menggetarkan udara di sekitarnya
dan melalui medium udara itu bunyi merambat sampai ke gendang telinga
(Kuntoro, 2009). Menurut teori partikel, setiap zat yang tersusun atas
partikel-partikel zat. Partikel-partikel tersebut selalu dalam keadaan
15
bergetar dan bergerak. Zat selalu dalam keadaan bergetar (getaran
alamiah). Getaran merupakan sumber bunyi, namun kenyataannya bunyi
yang dihasilkan oleh getaran partikel benda tidak dapat didengar. Bunyi-
bunyi yang didengar melalui lubang telinga, kemudian akan menggetarkan
gendang telinga dan menghasilkan gelombang sinyal. Gelombang sinyal
ini menjadi kejutan syaraf pada rumah siput yang dikirim ke otak untuk
diterjemahkan.
Menurut Ruwanto (2007) menuyimpulkan bahwa, gelombang
bunyi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu gelombang infrasonik,
gelombang audio (audiosonik) dan gelombang ultrasonik.
1) Gelombang Infrasonik. Gelombang infrasonik adalah gelombang
bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Gelombang ini tak dapat
dideteksi oleh telinga manusia. sebagai contoh sumber-sumber
gelombang infrasonic yaitu gempa bumi (aktivitas seismik) dan
aktivitas gunung berapi (aktivitas vulkanik). Gelombang infrasonik
dari aktivitas seismik ataupun vulkanik juga mampu dideteksi oleh
binatang – binatang di sekitarnya. Oleh karena itu biasanya sebelum
terjadinya bencana berupa gunung meletus ataupun gempa bumi,
binatang-binatang itu lebih dulu bermigrasi atau berpindah dari lokasi
tersebut. Meskipun tak mampu mendeteksinya, ternyata manusia
memiliki reaksi tertentu terhadap adanya gelombang infrasonik.
Beberapa penelitian para ahli menunjukkan bahwa seseorang yang
berada di sekitar gelombang infrasonik akan cenderung merasa cemas,
gelisah, ngeri dan merasakan sesuatu keanehan emosi.
2) Gelombang audio (audiosonik). Gelombang audio merupakan
gelombang bunyi yang frekuensinya 20 Hz hingga 20.000 Hz.
Gelombang audio ini misalnya dihasilkan oleh alat musik, percakapan,
tumbukan antar benda, serta semua getaran bunyi yang bunyinya
mampu didengar manusia.
3) Gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
bunyi dengan frekuensi diatas 20.000 Hz. Gelombang bunyi ini juga
16
tak mampu terdengar oleh manusia. Beberapa binatang mampu
mendeteksi gelombang ultrasonic ini, seperti, anjing, tikus, lumba-
lumba dan kelelawar. Ada banyak manfaat gelombang ultrasonik
misalnya di bidang medis dan industry. Di bidang medis gelombang
ini dapat digunakan untuk mencitrakan janin yaitu dengan
ultrasonografi (USG) dan juga untuk membersihkan gigi. Di bidang
industri, gelombang ini dapat digunakan untuk melakukan uji tak
rusak atau Non Destructive Testing (NDT)
2. Layangan Bunyi
Efek layangan yaitu fenomena yang terjadi jika dua gelombang itu
mempunyai amplitude yang sama tetapi frekuensinya berbeda sedikit.
Hal ini misalnya terjadi pada dua garpu tala yang frekuensinya sedikit
berbeda yang dibunyikan bersama-sama. Dan apabila dua deretan
gelombang yang frekuensinya sama berjalan sepanjang garis yang
sama di dalam arah-arah yang berlawanan maka gelombang tegak akan
dibentuk sesuai dengan prinsip superposisi. Prinsip superposisi yang
sama akan memimpin kita ke suatu jenis interferensi yang lain, yang
dapat kita namakan interferensi di dalam waktu. Interferensi seperti ini
terjadi bila dua deret gelombang yang frekuensinya berbeda sedikit
berjalan di dalam arah yang sama. Dengan bunyi maka kondisi seperti
itu terdapat bila, misalnya dua kunci piano yang berdekatan dipukul
pada waktu bersamaan.
3. Sumber Gelombang Bunyi
Sumber gelombang bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Hampir
semua benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Misalnya dawai gitar
atau biola tampak bergetar sewaktu dibunyikan. Bunyi yang dihasilkan
oleh getaran dawai menyerupai superposisi dari gelombang-gelombang
sinusoidal berjalan. Gelombang berdiri pada dawai dan gelombang
bunyi yang merambat di udara mempunyai kandungan harmonik
(tingkatan di mana terdapat frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi
17
dasar) yang serupa. Kandungan harmonik bergantung pada cara dawai
itu digetarkan.
4. Resonansi
Resonansi merupakan keadaan yang terjadi pada suatu benda
ketika pada benda itu datang gaya periodik yang frekuensinya sama
dengan frekuensi alamiah benda tersebut. Keadaan resonansi, benda
akan bergetar dengan amplitudo terbesar yang mungkin dapat terjadi
karena gaya periodik itu. Resonansi dapat juga berarti bergetarnya
suatu benda karena getaran benda lain. Fenomena resonansi dapat juga
ditunjukkan dengan gelombang longitudinal (bunyi) dapat ditimbulkan
oleh garpu tala. Resonansi memegang peranan penting dalam
instrument musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring
jika tidak dilengkapi dengan ruang resonansi. Ruang resonansi ini
dapat beresonansi dengan dawai yang bergetar di dekatnya. Tanpa
ruang resonansi, gitar dan biola tidak akan menghasilkan nada yang
nyaring dan merdu. Sumber pada terompet adalah getaran bibir
peniupnya. Jika terompet tidak dilengkapi dengan ruang resonansi
yang berupa pipa dengan bentuk tertentu getaran bibir saja tidak akan
menghasilkan nada yang nyaring dan merdu. Instrumen musik
gamelan juga menggunakan ruang resonansi yang terletak di bagian
bawah. Demikian juga angklung bambu yang sangat terkenal dari jawa
barat.
5. Batas frekuensi bunyi
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pda amplitude umum dengan
berbagai variasi dalam kurva responnya. Suara diatas 20 kHz disebut
ultrasonik dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik (Horasdia, 2015
dalam Riana, 2018). Bunyi merambat diudara dengan kecepatan 1.224
km/jam. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara
lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11
km kecepatan bunyi 1.000 km/jam, di air 25 kecepatannya 5.400
18
km/jam lebih cepat dari pada di udara. Sumber gelombang bunyi
adalah sesuatu yang bergetar. Hampir semua benda yang bergetar
menimbulkan bunyi (Hernawati, 2012 dalam riana 2018).
6. Perambatan bunyi
Pengertian perambatan bunyi adalah suatu perpindahan bunyi
melalui suatu hambatan atau benda. Bunyi dapat merambat dari
sumber bunyi di tempat lain melalui media. Coba bayangkan jika anda
di luar angkasa, di luar angkasa tidak ada udara atau disebut hampa
udara. Pada ruang hampa udara, bunyi tidak dapat terdengar. Maka
anda tidak akan bisa mendengar pada saat di luar angkasa (terkecuali
menggunakan media tertentu). Media perambatan bunyi adalah benda
padat, cair, dan gas. Perambatan bunyi juga memerlukan waktu.
Kecepatan perambatan bunyi disebut juga cepat rambat bunyi.
Berdasarkan penelitian, cepat rambat bunyi pada baja kira-kira
6000 m per sekon, di air kira-kira 1500 m per sekon, dan di udara pada
suhu 20 °C adalah 343 m per sekon.
a) Bunyi merambat melalui benda padat
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidak
sama. Perambatan bunyi melalui benda padat lebih cepat
terdengar daripada melalui benda cair atau gas. Tempelkan
telingamu ke dinding! Mintalah temanmu untuk memukul bagian
dinding yang lain! Bunyi pukulan akan terdengar. Hal ini
menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui benda padat. Bunyi
pukulan dinding terdengar lebih keras melalui dinding dari pada
melalui udara. Jadi bunyi merambat lebih baik melalui benda
padat daripada udara.
b) Bunyi merambat melalui benda cair
Perambatan bunyi dapat melalui air. Ketika kita membenturkan
dua buah batu di dalam air, bunyinya bisa 26 terdengar dari luar
air. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui air.
Bunyi benturan tersebut lebih lemah dibandingkan bunyi benturan
19
batu di luar air. Hal ini menunjukkan bahwa rambatan bunyi
melalui air kurang baik dibanding melalui udara (Mulyati,2009
dalam Riana, 2018).
c) Bunyi merambat melalui benda gas
Salah satu benda gas adalah udara. Bunyi dapat melalui udara,
seperti bunyi guntur yang sering kita dengar pada saat hujan.
Ketika terjadi guntur, tekanan udara berubah, yaitu naik turun.
Perubahan tekanan ini terus berpindah melalui tumbukan
bagianbagian kecil molekul udara. Dengan demikian, gelombang
bunyi merambat ke segala penjuru dan terdengar dari berbagai
arah. Contoh lain, pada saat lonceng dipukul, kita mendengar
bunyinya. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui
udara (Rosita, 2008 dalam Riana, 2018).
7. Sifat bunyi
a) Bunyi dapat di serap
Sebelumnya kita sudah ketahui bahwa kita dapat
mendengarkan suara karena adanya getaran dan getaran itulah
yang dapat menimbulkan bunyi. Bunyi dapat merambat memalui
tiga cara yaitu merambat melalui benda padat, merambat melalui
benda cair dan merambat melalui gas. Bunyi mempunyai sifat
dapat diserap dan dipantulkan. Bunyi akan di pantulkan jika
mengenai benda yang permukaannya keras. Sementara bunyi
akan di serapjika mengenai benda yang mempunyai permukaan
yang lunak. Dari situ maka muncul benda yang disebut peredam
suara.
Ada beberapa benda dengan permukaan lunak yang dapat
menjadi peredam suara bunyi diantaranya; karpet, woll, kertas,
spon, busa, kalin dan karet. Jadi benda-benda itu dapat digunakan
untuk menghindari terjadinya pantulan suara atau gaungan.
20
b) Bunyi dapat dipantulkan
Seperti sudah dijelaskan bahwa pantulan bunyi terjadi
akibat getaran bunyi mengenai benda dengan permukaan keras.
Permukaan keras pada benda tersebut tidak menyerap bunyi
melainkan memantulkannya kembali, sehingga kita dapat
mendengarkan suara dari bunyi yang dipantulkan.
Ada dua jenis bunyi pantul yang harus kita ketahui, yaitu
bunyi gaung dan gema.
- Gaung adalah suara pantulan yang kita dengan waktunya
hampir bersamaan dengan bunyi aslinya. Karena
waktunya hampir bersamaan, gaung menyebabkan suara
aslinya kurang begitu jelas karena terganggu atau di tabrak
oleh suara pantulan.
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi
asli. Jaraknya tidak berdekatan, artinya bunyi pantulan
suaranya muncul setelah bunyi asli selesai. Gema bisa
terjadi jika sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya
jauh. Sebagai contoh, ketika kita berada di tebing,
kemudian kita meneriakkan kalimat “Ayah” maka suara
pantulan “ayah” akan keluar setelah suara asli menghilang.
Gema ini sering terjadi di lereng bukit, gua, permukaan
keras atau rapat. Bunyi pantul juga dapat bermanfaat,
seperti memperkuat bunyi asli. Hal ini dapat terjadi jika
jarak dinding pantul tidak jauh dari sumber bunyi.
Misalnya kereta api yang masuk kedalam lorong
(terowongan) maka suaranya semakin kuat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka kuat bunyi yang kita dengar
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: amplitudo sumber
bunyi, jarak antara sumber bunyi dengan pendengar, resonansi yang
terjadi, serta adanya dinding pemantul yang sesuai (Angie, 2016 dalam
Riana, 2018).
21
F. Indra Pendengar (Telinga)
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
menciptakan bentuk tubuh yang paling sempurna. Salah satunya adalah kita
diberi indra pendengar (telinga). Dengan menggunakan indra ini, kita bisa
mendengar berbagai suara, seperti kicauan burung, suara air mengalir, dan
musik.Bagaimana telinga merasakan getaran? Semua bunyi membuat udara
bergetar. Getaran bunyi mengenai gendang telinga yang berupa selembar kulit
tipis. Saat itulah gendang telingamu juga mulai bergetar. Getaran dari gendang
telingamu menjadi lebih besar di telinga tengahmu dan diubah menjadi pesan-
pesan listrik di telinga dalammu.
1. Bagian-Bagian Indera Pendengar. Manusia dapat mendengar karena
memiliki indra pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga
luar, tengah, dan dalam.
a) Telinga bagian Luar. Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga,
lubang telinga, dan saluran telinga luar. Daun telinga berfungsi untuk
menangkap bunyi dari lingkungan. Bunyi ini akan masuk melalui
lubang telinga. Selanjutnya, bunyi diteruskan ke telinga bagian
tengah melalui saluran telinga luar.
b) Telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang
telinga, tulang-tulang pendengaran (tulang martil, landasan,
sanggurdi), dan saluran eustachius. Setiap bagian telinga tersebut
memiliki fungsinya masing-masing, diantaranya:. Gendang telinga
untuk menerima getaran bunyi yang ditangkap daun telinga. Tulang-
tulang pendengaran berfungsi untuk menghantarkan getaran dari
gendang telinga ke telinga bagian dalam. Saluran eustachius
menghubungkan telinga bagian tengah dengan hidung dan
tenggorokan. Saluran ini menjaga tekanan udara di dalam rongga
telinga dan tekanan udara di luar agar selalu sama.
c) Telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam terdiri dari tiga saluran
setengah lingkaran, rumah siput, dan saraf-saraf pendengaran.
Telinga bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut. Tiga saluran
22
setengah lingkaran berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Di
dalam rumah siput terdapat cairan dan rambut-rambut halus. Rambut
rambut halus akan menyampaikan getaran ke ujung-ujung saraf
pendengaran. Saraf-saraf pendengaran berfungsi menyampaikan
bunyi ke pusat saraf (otak).
23
2) Getaran ini lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga
bagian dalam, tepatnya di ujung saraf.
3) Oleh saraf, getaran tersebut disampaikan ke otak agar diolah
sehingga kita dapat mendengar. Selain sebagai indra pendengar,
telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Bunyi atau
suara yang sangat keras dapat memecahkan gendang telinga.
24
G. Hakikat dan faktor-faktor dalam pemilihan metode mengajar
1. Hakikat Metode Mengajar Dalam Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
metode mengajar, diantaranya :
a) Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
lebih jauh terhadap materi pelajaran
b) Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk
berekspresi yang kreatif dalam aspek seni
c) Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah
d) Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran
sesuatu
e) Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap
suatu topic permasalahan
f) Harus memungkinkan siswa mampu menyimak
g) Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri
h) Harus memungkinkan siswa untuk bekerja secara kerja sama
i) Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam
belajarnya
25
2. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Metode
Mengajar
1) Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa merupakan pernyataan
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, dan/atau dilakukan
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
2) Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan, misalnya SD, SMP, SMA, SMK, dan
seterusnya.
3) Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu
mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok
bahasan tertentu.
Untuk mempermudah dalam memahami tujuan pembelajaran dan
kompetensi siswa, mari kita kaji kembali tujuan pembelajaran berdasarkan
ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
a) Kognitif
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Penerapan
- Analisi
- Sintesis
b) Afektif
- Penerimaan
- Partisipasi
- Penilain dan Penentuan Sikap
c) Psikomotor
- Persepsi
- Kesiapan
- Gerakan terbimbing
- Gerakan terbiasa
26
- Gerakan yang kompleks
H. Metode Eksperimen
2. Prosedur
Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Mempersiapkan alat bantu
b) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan
27
c) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembarab
kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis
d) Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan
diskusi, tanya jawab, dan/atau tugas
e) Kesimpulan
5. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar eksperimen, diantaranya
dapat:
a) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b) Membangkitkan sikap ilmiah siswa
c) Membuat pembelajaran bersifat aktual
d) Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu
28
6. Kelemahan
Kelemahan dan kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi
oleh guru, diantaranya:
a) Memerlukan alat dan biaya
b) Memerlukan waktu relatif lama
c) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen
d) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen
(Anitah W.dkk, 2019).
29
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
30
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan melalui Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Agar PTK mempunyai sistem
kerja maka peneliti mengikuti prosedur kerja. Prosedur kerja yang digunakan
pada penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari 4 tahapan yaitu :
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
SIKLUS 1
1. Perencanaan Tindakan
Pada semester II TP 2020/2021 karena adanya pandemic CORONA maka
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara online atau daring secara
mandiri dirumah masing-masing atau istilah nya school from home. Guru dan
wali murid membentuk group whatsap (WAG) untuk mempermudah
pelaksanaan pembelajaran. Untuk itulah pada silklus I ini peneliti
merencanakan tindakan perbaikan yang merupakan perbaikan pembelajaran
dari pelaksanaan pembelajaran sebelumnya (Prasiklus) disesuaikan dengan
pembelajaran saat ini walaupun pada kenyataannya pembelajaran menjadi
kurang kondusif. Untuk itu pada kegiatan pembelajaran ini peniliti meminta
wali murid untuk bekerjasama agar hasil pembelajaraan dapat memperoleh
hasil maksimal. Pada tahap perencanaan penelitian perbaikan pembelajaran
yang perlu dipersiapkan adalah :
a. Menentukan jadwal penelitian untuk melakukan perbaikan pembelajaran
tanggal 6 Mei 2021 yang akan dilaksanakan secara daring/ whatsap grup
kelas IV.
b. Menyiapakan alat atau bahan-bahan yang digunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar pada RPP I disesuaikan dengan proses
pembelajaran. Adapun langkah–langkah pembelajarannya sebagai berikut
:
31
1. Pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik, berdoa
Menyapa peserta didik dan mengabsennya
Guru memberikan apersepsi dengan cara tanya jawab
Mengenai materi sebelumnya
Mengenai masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
2. Agar penjelasan guru fokus pada kompetensi yang hendak dicapai
maka guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru fokus pada penerapan model pembelajaran eksperimen
Memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana untuk
menyampaikan materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh
siswa
Memfasilitasi siswa untuk aktif/mengajukan pertanyaan selama
proses kegiatan belajar mengajar
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru memberikan test
yang sudah dirancang agar mudah dipahami oleh siswa
5. Pada kegiatan penutup guru memfasilitasi siswa untuk mengambil
kesimpulan dari hasil KBM dan memotivasi siswa untuk pembelajaran
selanjutnya.
c. Menyiapkan lembar refleksi untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Untuk mengamati Tingkat Keberhasilan siswa dalam ketercapaian siswa
dalam mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75, diamati dari hasil test
yang diberikan sebanyak 5 soal uraian dengan skor 100
e. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan video
simulasi kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I. Untuk penilaian praktik
perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor.
32
2. Pelaksanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan tindakan pada Rencana Perbaikan Pembelajaran I (
RPP I ) direncanakan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 6 Mei 2021.
Dengan mata pelajaran IPA materi Bunyi dan Indera Pendengaran dikelas IV
di SD Negeri 66 OKU dengan waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Untuk
kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada siklus : disesuaikan dengan RPP I
dengan menggunakan model yang sudah direncanakan.
Selain itu yang perlu diperbaiki adalah langkah-langkah pembelajaran.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang untuk RPP I adalah
sebagai berikut:
Kegiatan Awal ( 10 menit )
Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar
mereka.
Guru melakukan presensi.
Berdo’a
Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang sifat
rambat bunyi.
Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
Apakah kalian tadi mendengar bunyi bel masuk kelas? Darimanakah
sumber bunyi tersebut berasal?
Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
33
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan tentang sumber
bunyi
Guru memantau diskusi/kerja peserta didik
Siswa dapat menceritakan isi tulisan mereka secara berpasangan
Guru memberikan penguatan
Salah satu peserta didik diminta guru untuk menjawab pertanyaan dari
guru
Guru memberikan evaluasi sebagai alat ukur pamahaman peserta didik
3. Pengamatan
Untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan RPP I dengan
Perencanaan dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang sedang
berlangsung dan menghasilkan perubahan sesuai dengan yang diinginkan pada
siklus I. Adapun yang diamati selama RPP I adalah :
a. Tingkah laku peserta didik dan guru selama proses Kegiatan Belajar
Mengajar. Dengan mengisi lembar refleksi oleh peneliti sendiri.
b. Untuk tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi yang
diinginkan sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu 75 dan ketuntasan
klasikal 85 % daya serap 75 % dilihat dari hasil test yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk essay sebanyak 5 soal uraian dengan skor 100
Dari hasil pengamatan dan dari hasil belajar siswa sebagai alat ukur
keberhasilan siswa selama proses perbaikan pembelajaran I ( siklus I )
34
ternyata pelaksanaan siklus I belum memuaskan karena apa yang ditargetkan
oleh peneliti belum memenuhi target yang diinginkan yaitu ketuntasan
klasikal 85% daya serap 75% karena itu perlu diadakan perbaikan
pembelajaran ke-2 ( siklus 2 ).
4.Refleksi
Keberhasilan Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran I (RPP I) dapat dilihat
dari keberhasilan siswa secara klasikal mencapai KKM yang telah ditentukan
yaitu 75 sebesar 85% dengan daya serap 75%. Apabila ketuntasan dan daya
serap yang telah ditentukan telah tercapai untuk mata pelajaran IPA materi
bunyi dan indra pendengaran sudah dianggap cukup dan penelitian diakhiri.
Tetapi apabila ketuntasan secara klasikal sebesar 85% dan daya serap 75%
belum tercapai maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan ke siklus ke II.
Untuk melakukan siklus selanjutnya perlu adanya refleksi kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
perbaikan pembelajaran I ( RPP I ) dan kelemahan-kelemahan itu diperbaiki
untuk Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran RPP II ( siklus II ) sehingga
ketuntasan 85% dan daya serap 75% dapat tercapai, sedangkan keberhasilan
yang sudah dicapai dipertahankan dan dikembangkan agar pembelajaran lebih
baik lagi. Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan, ternyata kegiatan perbaikan
pembelajaran
pada siklus I belum memuaskan, hal ini disebabkan oleh :
a. siswa belum berani mengajukan pertanyaan
b. siswa masih pasif ketika guru bertanya
Dari hasil refleksi tersebut dan konsultasi tutor maka perlu diadakan
perbaikan pembelajaran selanjutnya yaitu siklus 2 hingga tercapai ketuntasan
klasikal 85% dan daya serap 75%.
35
SIKLIUS II
1. Perencanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran II agar lebih berhasil
dari RPP I maka perlu perencanaan yang lebih baik dari siklus I. Pada RPP II
ini peneliti merancang suatu strategi pembelajaran yang lebih baik dengan
lebih banyak berkonsultasi dengan wali murid untuk memfasilitasi
pelaksanaan perbaikan sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat
meningkatkan hasil pembelajaran. Adapun perencanaan yang dilakukan pada
silkus 2 adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jadwal RPP II tanggal 20 Mei 2021
b. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran II ( RPP II )
Rencana Perbaiakan Pembelajaran II ( RPP II ) merupakan perbaikan dari
rencana perbaikan pembelajaran I ( RPP I ) pada siklus I. Pada RPP II
peneliti perlu lebih rinci dan detail dalam membuat RPP dan lebih
menekankan pada penggunaan metode dan model pembelajaran yang
sudah dilaksanakan pada siklus I. Adapun langkah-langkah perbaikan pada
skenario pembelajaran adalah model pembelajaran yang disesuaikan
dengan perbaikan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu perlu
diperbaiki langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran yang perlu
diperbaiki adalah :
1. Pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik, berdoa
Menyapa peserta didik dan mengabsennya
Guru memberikan apersepsi dengan cara tanya jawab
Mengenai materi sebelumnya
Mengenai masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
2. Agar penjelasan guru fokus pada kompetensi yang hendak dicapai
maka guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru fokus pada penerapan model pembelajaran eksperimen
36
Memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana untuk
menyampaikan materi pembelajaran agar mudah dipahamim oleh
siswa
Memfasilitasi siswa untuk aktif/mengajukan pertanyaan selama
proses kegiatan belajar mengajar
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru memberikan test
yang sudah dirancang agar mudah dipahami oleh siswa
5. Pada kegiatan penutup guru memfasilitasi siswa untuk mengambil
kesimpulan dari hasil KBM dan memotivasi siswa untuk pembelajaran
selanjutnya
c. Menyiapkan lembar pengamatan/observasi
d. instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.
e. Menyiapkan jurnal untuk mengetahui perkembangan perbaikan
pembelajaran dan untuk refleksi
2. Pelaksanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan tindakan pada Rencana perbaikan Pembelajaran II (
RPP II ) direncanakan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 Mei 2021.
Dengan mata pelajaran IPA materi bunyi dan indra pendengaran dikelas IV
SD Negeri 66 OKU dengan waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Untuk
kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siklus II disesuaikan dengan RPP II.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada RPP II adalah sebagai
berikut :
37
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut
dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami
Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya tentang sifat
rambat bunyi.
Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
Guru memainkan alat musik. Apakah yang kalian dengar? Darimanakah
sumber bunyi tersebut berasal?
Di manakah Bunyi?
Dentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:
Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah
temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya
angklung) di sekitarmu.
Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi.
Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?
38
Siswa kemudian menuliskan laporan tentang sumber bunyi berdasarkan
hasil percobaan.
39
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang cara merawat telinga
dengan benar.
Guru menjelaskan kembali kepada siswa tentang cara merawat telinga
dengan benar
3. Pengamatan
Pada siklus ke II sama dengan siklus I, untuk mengtahui kesesuaian antara
pelaksanaan RPP II dengan perencanaan pembelajaran dan untuk mengetahui
sejauh mana tindakan yang sedang berlangsung dan menghasilkan perubahan
yang sesuai dengan yang diinginkan pada siklus II. Maka selama kegiatan
pembelajaran peneliti diamati oleh tutor selaku pembimbing pelaksanaan
perbaikan pembelajaran melalui video simulasi perbaikan pembelajaran.
Pengamatan selama pelaksanaan RPP II adalah :
a. Tingkah laku peserta didik dan guru selam proses kegiatan belajar
mengajar dengan mengisi lembar pengamatan atau observasi
b. Mengisi jurnal sebagai bahan masukan bagi peneliit untuk melakukan
langkah perbaikan selanjutnya
40
c. Untuk mengamati Tingkat Keberhasilan siswa dalam ketercapaian siswa
dalam mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75, diamati dari hasil test
yang diberikan sebanyak 5 soal uraian dengan skor 100
Dari hasil pengamatan supervisor 2 dan penilai 2 serta dari hasil belajar
siswa pelaksanaan silkus II sudah memuaskan pelakasanaan KBM sudah
sesuai dengan RPP II dan ketuntasan klasikal sebesar 85% dan daya serap
75% sudah tercapai. Untuk itu pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dicukupkan sampai pada siklus II.
4. Refleksi
41
KBM sudah melibatkan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator
Dari hasil diatas dan hasil diskusi tutor dan peneliti perbaikan
pembelajaran dicukupkan sampai pada siklus ke 2 saja, karena hasil belajar dan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran sudah meningkat dari perbaikan
pembelajaran sebelumnya.
DAYA SERAP =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan dengan supervisor 2 di peroleh bahwa prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini dapat dilihat pada data
dibawah ini.
Tabel 4.1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN DENGAN KKM 75
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
No NAMA SISWA Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 AGUS PRIYONO 80 T 85 T 100 T
2 ANI AIRA 25 BT 40 BT 40 BT
3 ARZETI SALSABILAH 50 BT 75 BT 95 T
4 BELA ANGGRAINI 48 BT 42 BT 60 BT
5 BERLIANA SHAFIRA 80 T 86 T 100 T
6 BEVINA ADELIA 48 BT 78 T 88 T
7 CATHRINE KIRANA.E 65 BT 78 T 95 T
8 CHELSY OLIVIA 48 BT 52 BT 80 T
9 DICKY ALZIR 50 BT 75 BT 80 T
10 DINI MALINDA PUTRI 60 BT 65 BT 98 T
11 DIMAS ANUGRAH PUTRA 55 BT 60 BT 78 T
12 ERIYATI 50 BT 55 BT 90 T
13 FIVO SAPUTRA 78 T 80 T 98 T
14 GRACE SESILIA 40 BT 45 BT 95 T
15 JEFRI 25 BT 50 BT 80 T
16 KAMILA NOVA ALISA 78 T 80 T 98 T
17 M.GILANG ALFARIZZY 78 T 80 T 88 T
18 M.SYAUQI ATH THORIQ 50 BT 56 BT 78 T
19 M.THEREN ALDINAR 78 T 80 T 98 T
20 M.VAREL ANDRIAN 40 BT 80 T 90 T
21 M.ZACKY 78 T 82 T 100 T
22 MUHAMMAD RAFI 40 BT 50 BT 80 T
23 NADIRA INTANIA PUTRI 60 BT 78 T 95 T
24 NAZILA RAYSA 50 BT 78 T 85 T
25 RAYHAN REVALDO PUTRA 48 BT 48 BT 95 T
26 RIFKY RAMADHAN 40 BT 75 BT 95 T
27 RIKO SAPUTRA 50 BT 75 BT 85 T
28 SAMUEL ALFAREDZI POLY 78 T 80 T 100 T
29 STEVEN PEDRO 25 BT 35 BT 40 BT
30 ZAHRA AULIA 78 T 80 T 100 T
31 ZIZAU AUREL 50 BT 55 BT 75 BT
32 YODY WIJAYA 40 BT 45 BT 78 T
Jumlah Nilai 1723 2133 2727
Jumlah Nilai Maksimal 3200 3200 3200
Ketuntasan 28,12 % 56,25 % 87,5 %
Daya Serap 53,84 % 66,65 % 85,21 %
43
Dilihat dari tabel peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 66
OKU pelajaran IPA materi bunyi dan indra pendengaran pada pengambilan
data awal hanya 9 siswa yang tuntas dari jumlah 32 siswa. Setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ada peningkatan hasil belajar siswa
terdapat 14 siswa yang tuntas dan 18 siswa belum tuntas. Pada siklus II
terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik terdapat 28 siswa yang
telah tuntas dan 4 siswa yang belum tuntas.
Gambar 4.1
GRAFIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PRASIKLUS, SIKLUS I
DAN SIKLUS 2 KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATA PELAJARAN IPA
MATERI BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Ketuntasa
50.00% n
40.00% Daya
30.00% Serap
20.00%
10.00%
0.00%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Dilihat dari grafik hasil penelitian sampai dengan siklus II pada mata
pelajaran IPA pada SD Negeri 66 OKU telah terjadi peningkatan kualitas hasil
belajar. Ini dibuktikan banyak siswa yang sudah mendapat nilai diatas KKM.
Pada pengambilan data awal terlihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal
hanya mencapai 28,12% daya serap 53,84%. Pada siklus 1 setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal
56,25% daya serap 66,65%. Pada siklus II adanya peningkatan hasil belajar
siswa dan tercapainya target ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara
klasikal 85% dan daya serap 75% yaitu ketuntasan 87,5% daya serap 85,21%.
kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berjalan
44
optimal. Dari hasil diskusi dengan tutor selaku pembimbing penelitian maka
perbaikan pembelajaran diputuskan untuk menghentikan penelitian perbaikan
pembelajaran pada siklus 2, karena peneliti menganggap perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan motode eksperimen untuk mata pelajaran
IPA dengan materi bunyi dan indra pendengaran pada siswa kelas IV SD
Negeri 66 OKU sudah terpenuhi (sudah mencapai target yang ditentukan).
TABEL 4.2
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 1V SD
NEGERI 66 OKU MATERI BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN
DENGAN KKM 75
Dari tabel di atas terlihat peningkatan hasil belajar dari prasiklus, siklus
1, dan siklus 2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan tertinggi
pada siklus 2.
45
TABEL 4.3
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN KKM 75 PRA SIKLUS
1 80 2 160 TUNTAS
2 78 7 546 TUNTAS
3 65 1 65 BELUM TUNTAS
5 55 1 55 BELUM TUNTAS
9 25 3 75 BELUM TUNTAS
Jumlah 32 1763
Gambar 4.2
GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA PRASIKLUS
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
Pra Siklus
20.00%
10.00%
0.00%
ketuntasan daya serap
46
Dilihat dari data tabel dan grafik pada saat pengambilan data awal
terlihat hasil belajar siswa masih sangat kurang atau hasil belajar siswa
masih banyak yang di bawah KKM terlihat ketuntasan 28,12% dan daya
serap siswa hanya mencapai 55,09%. Sehingga peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran.
1. Siklus 1
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran I (RPPI) siklus I yang
dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2021 dikelas IV SD Negeri 66 OKU
mata pelajaran IPA dengan materi bunyi dan indra pendengaran. Kegiatan
belajar mengajar sudah sesuai dengan yang direncanakan pada RPP I.
Namun pada kenyataannya hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa sebagai patokan
keberhasilan dalam setiap siklusnya. Hasil belajar yang diperoleh pada
siklus I dari jumlah siswa 32 dikelas IV SD Negeri 66 OKU hanya 18
yang mencapai nilai KKM. Berikut ini tabel hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD negeri 66 OKU siklus 1.
TABEL 4.4
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN KKM 75 SIKLUS I
No Nilai (X) Banyak f.X Ket
Siswa (f)
1 86 1 86 TUNTAS
2 85 1 85 TUNTAS
3 82 1 82 TUNTAS
4 80 7 560 TUNTAS
5 78 4 312 TUNTAS
6 75 4 300 TUNTAS
7 65 1 65 BELUM TUNTAS
47
8 60 1 60 BELUM TUNTAS
9 56 1 56 BELUM TUNTAS
13 48 1 48 BELUM TUNTAS
14 45 2 90 BELUM TUNTAS
15 40 1 40 BELUM TUNTAS
16 35 1 35 BELUM TUNTAS
JUMLAH 32 2133
Gambar 4.3
GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
68.00%
66.00%
64.00%
62.00%
60.00%
58.00% Siklus 1
56.00%
54.00%
52.00%
50.00%
Ketuntasan Daya Serap
48
dari peneliti penyebab ketidakberhasilan rencana perbaikan pembelajaran I
(RPPI) adalah sebagai berikut :
a. siswa belum berani mengajukan pertanyaan
b. siswa masih pasif ketika guru bertanya
Dari hasil analisis belajar dan hasil pengamatan pada siklus I ini
peneliti mengambil kesimpulan bahwa perbaikan pembelajaran I (RPPI)
siklus I belum mencapai hasil yang maksimal untuk itu peneliti merasa perlu
untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya (RPPII).
Dengan melakukan perbaikan baik pada langkah-langkah pembelajaran
dengan menerapakan metode eksperimen secara maksimal dan memanfaatkan
media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran dengan demikian
keaktifan dan motivasi siswa dapat ditingkatkan serta diikuti juga
peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapakan yaitu
ketuntasan klasikal 85% dan daya serap 75%.
2. Siklus 2
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran II (RPPII) siklus II yang
dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2021 dikelas IV SD Negeri 66 OKU mata
pelajaran IPA dengan materi bunyi dan indra pendengaran kegiatan belajar
mengajar sudah sesuai dengan yang direncanakan pada RPP II dengan hasil
yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa sebagai indikator
keberhasilan dalam setiap siklusnya sudah meningkat secara signifikan. Hasil
belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2 dari jumlah siswa 32 dikelas IV
SD Negeri 66 OKU 28 siswa yang telah mencapai KKM, berikut ini tabel
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU materi bunyi dan indra
pendengaran pada siklus 2.
49
TABEL 4.5
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 66 OKU MATERI
BUNYI DAN INDRA PENDENGARAN KKM 75 SIKLUS II
No Nilai (X) Banyak Siswa (f) f.X Ket
1 100 5 500 TUNTAS
2 98 4 392 TUNTAS
3 95 6 570 TUNTAS
4 90 2 180 TUNTAS
5 88 2 176 TUNTAS
6 85 2 170 TUNTAS
7 80 4 320 TUNTAS
8 78 3 234 TUNTAS
9 60 1 60 BELUM TUNTAS
10 45 1 45 BELUM TUNTAS
11 40 2 80 BELUM TUNTAS
JUMLAH 32 2727
KETUNTASAN = 87,5% DAYA SERAP = 85,21%
Gambar 4.4
GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
88.00%
87.00%
86.00%
Siklus 2
85.00%
84.00%
Ketuntasan Daya Serap
50
Sedangkan hasil pengamatan dari tutor tentang pelaksanaan proses
pembelajaran pada RPP 2 terhadap video simulasi pelaksanaan pembelajaran
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. KBM sudah berjalan sesuai RPP II
b. Hasil belajar sudah meningkat
c. Metode pembelajaran eksperimen membuat siswa dengan cepat bisa
memahami materi yang diberikan.
d. Siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
e. Media pembelajaran sudah termanfaat dengan baik
f. KBM sudah melibatkan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator
Berdasarkan analisis belajar dan hasil pengamatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran II (RPPII) pada siklus II ini hasil yang diperoleh
sudah mencapai target yang diinginkan oleh peneliti dan tutor. Dari data
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa SD Negeri 66
OKU dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode eksperimen. Hal ini
terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan dan daya serap siswa disetiap
siklusnya yaitu pada pra siklus ketuntasan 28,12% dan daya serap 55,09%.
Pada siklus I ketuntasan 56,25% dan daya serap 66,65%. Pada siklus II
ketuntasan 87,5% dan daya serap 85,21%.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian perbaikan pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri
66 OKU tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan dalam 2 siklus setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat membuat
siswa dengan cepat bisa memahami materi yang diberikan dan juga
dapat membuat guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan pengalaman
yang konkrit kepada siswa.
2. Dengan menggunakan metode eksperimen serta pemanfaatan media
pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi
bunyi dan indra pendengaran pada siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU.
hal ini terlihat dari siklus I ketuntasan 56,25% dan daya serap 66,65%
pada siklus 2 terdapat kenaikan ketuntasan 87,5% dan daya serap
85,21%. Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar
siswa dari siklus I ke siklus 2.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 66 OKU.
B. Saran
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka
dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
a. Apabila memiliki kesulitan dalam proses belajar mintalah bantuan
kepada guru kelas atau siapa saja yang dapat dipercaya
52
b. Hadapilah setiap kesulitan yang timbul jangan cepat berputus asa serta
cepatlah minta bantuan kepada guru kelas disekolah
c. Belajar atau membaca jangan dirasakan suatu beban tetapi hendaknya
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi
d. Ikutilah pelajaran dengan senang hati dan sungguh-sungguh jangan
malu dan takut bertanya, agar hasil belajar meningkat labih baik
2. Kepada Guru
a. Agar memilih model pembelajaran yang dapat memancing minat
belajar siswa
b. Memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara
belajar yang baik
c. Hendaknya dapat membina hubungan dan kerja sama, saling memberi
informasi kepada orang tua siswa, sehingga dapat mengetahui masalah
masalah yang timbul yang mungkin berasal dari keluarga sehingga
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
d. Hendaknya selalu tanggap dan cepat mengatasi masalah masalah yang
ada dilingkungan sekolah
3. Kepala Sekolah
a. Sekolah menghasilkan lulusan yanng berkualitas dan mempunyai
potensi yang tinggi dibidang Ilmu Pengetahuan Alam
b. Meningkatnya peran serta guru dan siswa dalam pembelajaran IPA
53
DAFTAR PUSTAKA
Anggari. Dkk. (2016). Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas IV.
Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kusno. (2017). Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester 2
SD Negeri 4 Jebus Kabupaten Bangka Barat Pada Mata Pelajaran IPA
Materi Perpindahan Energi Panas Dengan Metode Eksperimen Tahun
Pelajaran 2016/2017. Diunduh pada 28 April 2021 dari www.soalut.com
Nurhasanah & Sobandi. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar
Siswa. Diunduh pada 6 Mei 2021 dari
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/3264
Riana. (2018). Pengaruh Paparan Gelombang Bunyi Terhadap Respon Ikan Air
Tawar. Diunduh pada 7 Mei 2021 dari
Kepada
Kepala UPBJJ UT PALEMBANG
Di PALEMBANG
A. KOMPETENSI INTI
Muatan : IPA
Kompetensi Indikator
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MATERI
1. Sumber bunyi
2. Indra pendengaran
3. Proses terjadinya bunyi hingga ke indera pendengaran
E. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahulu 1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 10
an menanyakan kabar mereka. menit
2. Guru melakukan presensi.
3. Berdo’a
4. Siswa diingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya
tentang sifat rambat bunyi.
5. Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
- Tahukah kalian apa saja bagian dari fungsi indera
pendengaran? Dan bagaimana telinga kita dapat
mendengar?
Penutup 15
9. Guru bersama siswa merangkum pembelajaran hari ini menit
10. Guru melakukan penilaian hasil.
11. Guru memberi tugas sebagai kegiatan tindak lanjut
Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan menutup
pelajaran.
G. PENILAIAN
Prosedur : Postest dan pada saat kegiatan berlangsung
Jenis Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Penilaian : Jawaban Objektif
Alat Penilaian : Soal
Nama : HERLIN
NIM : 856733424
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ - UT : 18 - Palembang
C. Identifikasi masalah
1. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
a. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diakibatkan oleh penggunaan metode ceramah secara terus
menerus.
b. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
guru.
d. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa
terlihat kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal
sehingga hasil belajar siswa rendah
D. Analisis Masalah
a) Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Pembelajaran
masih menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru,
sehingga proses pembelajaran monoton dan siswa tidak termotivasi
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar
b) Kreatifitas siswa kurang di eksplor sehingga siswa tidak dilibatkan
secara utuh dalam kegiatan belajar mengajar
HERLIN
NIM.856732225
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS 1)
https://www.youtube.com/watch?v=spCD6qdfOac
A. KOMPETENSI INTI
Muatan : IPA
Kompetensi Indikator
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MATERI
1. Sumber bunyi
2. Indra pendengaran
3. Proses terjadinya bunyi hingga ke indera pendengaran
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
H. PENILAIAN
Nama : HERLIN
NIM : 856733424
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ - UT : 18 - Palembang
C. Identifikasi masalah
1. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
c. siswa belum berani mengajukan pertanyaan
d. siswa masih pasif ketika guru bertanya
D. Analisis Masalah
a) Metode pembelajaran yang digunakan masih belum berjalan seluruhnya
dengan baik
b) Kreatifitas siswa masih kurang di eksplor sehingga siswa masih kurang
dilibatkan secara utuh dalam kegiatan belajar mengajar.
E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Guna untuk mempermudah dalam memahami dan memperdalam IPA
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka
peneliti memilih penggunaan model pembelajaran eksperimen.
F. Rumusan Masalah :
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi
dan Indra Pendengaran?
HERLIN
NIM.856732225
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Petunjuk penggunaan :
Berilah tanda conteng (√ ) pada kolom yang tersedia berdasarkan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dikelas.
No. Aspek yang diobservasi Kemunculan
A. Persiapan Ada Tidak
Guru mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran √
1.
(RPP) dengan seksama.
Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas √
2.
dalam RPP.
Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau √
3.
dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya.
4. Guru mempersiapkan media pembelajaran. √
5. Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran. √
6. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. √
B. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. √
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti √
8.
proses pembelajaran dengan baik.
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik - teknik √
9.
tertentu sehingga jenis dan mudah dipahami siswa.
Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah – langkah dan √
10.
urutan yang logis.
Petunjuk – petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga √
11. mudah dipahami.
Mengetahui,
Kepala SD Negeri 66 OKU Supervisor 2
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Muatan : IPA
Kompetensi Indikator
3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi 3.6.1 Mengidentifikasi sumber bunyi.
dan keterkaitannya dengan 3.6.2 Menganalisis proses terjadinya bunyi dari
indera pendengaran. sumber bunyi
3.6.3 Menjelaskan terjadinya bunyi dari sumber
bunyi hingga ke indera pendengaran
dengan runtut.
4.6 Menyajikan laporan hasil 4.6.1 Menyajikan laporan percobaan tentang
pengamatan percobaan sumber bunyi.
tentang sifat-sifat bunyi. 4.6.2 Menceritakan kembali sifat-sifat bunyi
dengan runtut.
4.6.3 Membuat laporan proses terjadinya bunyi
dari sumber bunyi hingga ke indera
pendengaran dengan sistematis.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah percobaan, siswa mampu menjelaskan proses terjadinya bunyi dari
sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan runtut.
2. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan tentang proses
terjadinya bunyi dari sumber bunyi hingga ke indera pendengaran dengan
sistematis.
D. MATERI
1. Sumber bunyi
2. Indra pendengaran
3. Proses terjadinya bunyi hingga ke indera pendengaran
Setelah melakukan percobaan tentang perambatan bunyi, Edo dan sahabatnya juga
belajar bersama tentang sumber bunyi. Mereka membaca buku yang menyatakan
bahwa telinga bisa mengetahui sumber bunyi . Ayo, kita membuktikannya dengan
melakukan percobaan.
Di manakah Bunyi?
Tujuan: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan:
Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:
Tujuan
: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal
Percobaan
Telinga sangat penting bagi kita. Kita harus merawat telinga agar tetap berfungsi
dengan baik seperti :
a. Membersihkan telinga dengan cara yang benar
b. Lindungi telinga dari suara ysng keras
c. Jaga telinga agar tetap kering
d. Lakukan pemeriksaan telinga rutin ke dokter
Kegiatan 45
inti 7. Guru menjelaskan tentang tema dan materi yang akan di menit
pelajari
8. Guru memberikan contoh percobaan tentang sumber bunyi
kepada siswa
9. Siswa akan melakukan percobaan sederhana untuk
membuktikan tentang asal sumber bunyi hingga sampai ke
telinga pendengar.
10. Siswa melakukan percobaan berpasangan dengan teman
sebangkunya
G. PENILAIAN
Nama : HERLIN
NIM : 856733424
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ - UT : 18 - Palembang
C. Identifikasi masalah
1. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
Hanya terdapat beberapa siswa saja yang masih belum aktif
D. Analisis Masalah
F. Rumusan Masalah :
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 66 OKU Pelajaran IPA Materi Bunyi
dan Indra Pendengaran?
HERLIN
NIM.856732225
Lembar Observasi dan Pengamatan
Petunjuk penggunaan :
Berilah tanda conteng (√ ) pada kolom yang tersedia berdasarkan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dikelas.
No. Aspek yang diobservasi Kemunculan
A. Persiapan Ada Tidak
Guru mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) √
1.
dengan seksama.
Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam √
2.
RPP.
Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau √
3.
dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya.
4. Guru mempersiapkan media pembelajaran. √
5. Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran. √
6. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental. √
B. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. √
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses √
8.
pembelajaran dengan baik.
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik - teknik √
9.
tertentu sehingga jenis dan mudah dipahami siswa.
Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah – langkah dan urutan √
10.
yang logis.
Petunjuk – petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga √
11. mudah dipahami.
Materi pembelajaran baik kedalam dan keluasannya disesuaikan √
12.
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa.
Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk √
13.
bertanya kepada siswa .
Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan √
14.
jelas dan memuaskan.
Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran √
15.
pada akhir kegiatan atau sesi tertentu.
C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu √
16.
yang tersedia, tidak monoton dan membosankan.
Apabila terjadi permasalahan maka guru dapat bertindak dengan √
17. mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap
berlangsung secara efektif dan efisien.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang √
18.
telah ditetapkan.
Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya pada posisi √
19.
tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya.
Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di √
bagian – bagian tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan
20.
menghampiri secara berimbang dan tidak fokus hanya pada
beberapa gelintir siswa saja.
Guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang √
21.
ada di dalam kelasnya.
Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan √
22. reinforcement (penguatan) kepada siswa – siswanya dengan cara
yang positif.
Ilustrasi dan contoh dipilih secara hati – hati sehingga benar – √
23.
benar efektif dan bukannya malah membuat bingung siswa.
24. Media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran √
digunakan secara efektif.
25. Latihan diberikan secara efektif . √
Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif √
26.
apabila siswa melakukan kesalahan dalam proses belajarnya.
D. Karakteristrik Pribadi Guru
27. Guru sabar terutama untuk memancing respon siswa. √
Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam √
28.
pembelajaran.
29. Guru bersikap tegas dan jelas. √
30. Penampilan guru menarik dan tidak membosankan. √
31. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar. √
Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu √
32.
punya inisiatif, kreatif dan berprakarsa.
Mengetahui,
Kepala SD Negeri 66 OKU Supervisor 2