Asisten Dosen:
Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT
Disusun Oleh:
Muhammad Anan Mahardika 21010117120030
Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Asisten Dosen Perancangan Bangunan Sipil (Gedung)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Perancangan Bangunan
Sipil (Gedung) sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah Perancangan Bangunan Sipil
(Gedung).
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan
laporan ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Rudi Yuniarto Adi, M.T., selaku Asisten Tugas Dosen Tugas Perancangan
Bangunan Sipil (Gedung) dan dosen koordinator tugas Mata Kuliah Perancangan Bangunan
Struktur Gedung Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Semarang.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tapi juga bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu kota pusat kesehatan, sebagai sarana pendukung dalam proses
kesehatan maka perlu adanya pembangunan Gedung Rumah Sakit, terutama diberbagai
pusat kota Surabaya. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kemajuan pada fasilitas,
sarana dan prasarana baik sekolah/universitas negeri maupun swasta di kota Surabaya.
Hal ini yang mendasarkan pembangunan salah satu Rumah Sakit di Surabaya.
Perencanaan Bangunan Sipil adalah salah satu mata kuliah Teknik Sipil Kurikulum
2017 pada semester 6. Dalam mata kuliah ini, selain harus mengikuti kegiatan
perkuliahan di kelas mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan tugas besar yang
meliputi perencanaan bangunan gedung, jalan, jembatan, dermaga, dan bendung. Dalam
laporan ini akan dibahas mengenai perencanaan struktur proyek pembangunan Rumah
Sakit.
1.1.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk merencanakan dan
mengidentifikasi kelayakan dari masing-masing elemen dalam struktur gedung yaitu
elemen lentur (balok), elemen lentur dan aksial (kolom), plat lantai, serta pondasi gedung
yang dalam hal ini adalah proyek pembangunan sekolah di Kabupaten Suruh, Semarang.
1.2.
BAB II
DASAR TEORI
1. Aspek arsitektural
Pengolahan perencanaan denah, gambar tampak, gambar potongan, dan
perspektif, interior, eksterior dan estetika.
2. Kekuatan dan kestabilan struktur
Kekuatan dan kestabilan struktur mempunyai kaitan yang erat dengan
kemampuan struktur untuk menerima beban-beban yang bekerja, baik beban
vertikal maupun beban lateral, dan kestabilan struktur baik arah vertikal
maupun lateral.
3. Faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan
Struktur harus mampu mendukung beban rancang secara aman tanpa
kelebihan tegangan ataupun deformasi yang dalam batas yang dijinkan.
Pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut diharapkan dapat
diselenggarakan dengan biaya sekecil mungkin, namun masih memungkinkan
terjaminnya tingkat keamanan dan kenyamanan
4. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek lain yang ikut menentukan
dalam perancangan dan pelaksanaan suatu proyek. Dengan adanya suatu
proyek diharapkan akan memperbaiki kondisi lingkungan dan
kemasyarakatan. Sebagai contoh dalam perencanaan lokasi dan denah
haruslah mempertimbangkan kondisi lingkungan apakah rencana kita nantinya
akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar, baik secara fisik
maupun kemasyarakatan, atau bahkan sebaliknya akan dapat menimbulkan
dampak yang positif.
2.1.1.
2. Agregat
Pada material beton, agregat memenuhi sekitar 75 % dari isi total beton,
sehingga perilaku beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya agregat biasanya terdiri dari 2 macam yaitu
agregat halus yang umumnya berupa pasir dan agregat kasar yang pada
umumnya berupa kerikil. Agregat halus adalah bahan yang lolos dari saringan
no. 4 (lebih kecil dari 3/16 inci, berdasarkan ASTM). Dan agregat kasar adalah
bahan-bahan yang berukuran lebih besar.
3. Air
Air merupakan bahan utama dalam campuran beton karena air yang
mengakibatkan partikel-partikel semen saling mengikat baik mengikat
antarpartikel maupun dengan tulangan baja.
4. Bahan Campuran (admixture)
Disamping bahan-bahan utama di atas, terdapat bahan campuran tambahan
yang juga sering ditambahkan pada campuran beton, baik sebelum atau ketika
sedang mencampur. Campuran admixture dapat dipakai untuk mengubah sifat
beton agar berfungsi lebih baik atau lebih ekonomis, di antara kegunaannya
adalah :
• Meninggikan daya tahan terhadap kemunduran mutu akibat siklus dari
pembekuan-pencairan.
• Meninggikan kelayanan tanpa menambahkan kadar air
• Mempercepat perkembangan kekuatan pada usia dini
• Memperlambat perkembangan Meninggikan kekuatan.
5. Tulangan Baja
Mengingat beton kuat menahan tekan dan lemah dalam menahan tarik,
maka dalam penggunaannya sebagai komponen struktur bangunan, umumnya
beton diperkuat dengan tulangan yang mampu menahan gaya tarik. Untuk
keperluan penulangan tersebut digunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis
menguntungkan, dan baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja
lonjoran ataupun kawat rangkaian las (wire mesh) yang berupa batang kawat
baja yang dirangkai dengan teknik pengelasan.
Di dalam setiap struktur beton bertulang, harus diusahakan supaya
tulangan baja dan beton dapat mengalami deformasi secara bersamaan, dengan
maksud agar terjadi kompatibilitas regangan. Ada dua jenis baja tulangan yaitu,
baja tulangan polos dan baja tulangan ulir (deformed). Baja tulangan ulir
berfungsi untuk menambah lekatan antara beton dengan baja. Baja tulangan ulir
yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi
sirip teratur dengan pola tertentu atau batang tulangan yang dipilin pada proses
produksinya (R.Park and T.Paulay, 1975)
2.2. Pembebanan
Berdasarkan peraturan-peraturan perencanaan gedung, struktur sebuah gedung harus
direncanakan kekuatannya terhadap bebab-beban berikut:
1. Beban Mati (Dead Load), dinyatakan dengan lambang D;
2. Beban Hidup (Live Load), dinyatakan dengan lambang L;
3. Beban Gempa (Earthquake Load), dinyatakan dengan lambang Ex (Arah sumbu X)
dan Ey (Arah sumbu Y);
2.3. Pembebanan
2.3.1. Perancanaan Pelat
Pelat beton dibuat untuk menyediakan suatu permukaan yang rata pada
lantai gedung. Pelat beton yang ada dapat ditumpu oleh dinding, balok, kolom,
atau dapat juga terletak langsung di atas tanah (slab on ground). Pada struktur
balok-pelat, umumnya balok dan pelat dicor secara bersamaan sehingga
menghasilkan suatu kesatuan struktur yang monolit. Ketebalan pelat beton
umunya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran bentangnya.
Pelat yang akan digunakan dalam perancaan ini adalah pelat dua arah
dimana pada struktur ini pelat beton ditumpu oleh balok di keempat sisinya.
Beban dari pelat kemudian ditransfer ke kolom. Pelat dua arah ini dapat
digunakan untuk bentangan 6-9 meter dengan beban hidup sebesar 2,5-5,5
kN/m2. Balok akan meningkatkan kekakuan pelat sehingga lendutan yang terjadi
akan semakin kecil.
Untuk mengetahui apakah pelat yang akan didesain termasuk dalam
kategori pelat dua arah atau tidak, maka dapat diperiksa melalui rasio bentang
panjang terhadap bentang pendek.
Ly
β= ; β ≤ 2 ; dimana :
Lx
β = Rasio Bentang Panjang terhadap Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang (m)
Lx = Bentang Pendek (m)
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan ketebalan minimum pelat untuk
menghindari terjadinya lendutan berlebih. Menurut SNI 2847-2019 pasal 13,
perhitungan ketebalan minimum pelat dapat dihitung dengan ketentuan sebagai
berikut :
Ecb . Ibx
αf1 ¿ (2.5)
Ecs . Isx
Ecb . Iby
αf2 ¿ (2.6)
Ecs . Isy
αf 1+αf 2
αfm ¿ (2.7)
2
a. Untuk αfm ≤ 0,2 mengikuti ketentuan SNI 2847-2019 Pasal 8.3.1.2
Keterangan :
αf : Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur lebar
pelat yang dibatasi secara lateral oleh garis pussat panel yang disebelahnya
(jika ada) pada setiap sisi balok
αfm : Nilai rata – rata untuk semua balok pada tepi panel
Ecb : Modulus elastisitas beton balok (MPa)
Ecs : Modulus elastisitas beton slab (MPa)
Ib : Momen inersia penampang bruto balok terhadap sumbu pusat (mm4)
Is : Momen inersia penampang bruto slab terhadap sumbu pusat (mm4)
β : Rasio dimensi panjang terhadap pendek
Setelah dilakukan perhitungan ketebalan minimum pelat, maka dilakukan
perhitungan momen rencana yang terjadi pada pelat. Momen rencana didapatkan
dengan tujuan untuk memperkirakan momen yang akan terjadi pada pelat baik di
bagian tumpuan maupun lapangan. Momen rencana didapatkan dari rumus yang
tertera dalam tabel cur yang sesuai dengan rasio β.
Setelah momen sudah didapatkan, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
tulangan yang diperlukan agar pelat dapat menahan momen tersebut. Sesuai
dengan SNI 2847-2019, perhitungan tulangan pada pelat dapat dihitung dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Perhitungan tinggi efektif
dx = h – p - ½ Øtul.sengkang (2.10)
dy = h – p - Øtul.sengkang - ½ Øtul.utama (2.11)
dengan nilai p minimum 40 mm (SNI 2847 – 2013 pasal 7.7)
b. Perhitungan nilai ρ
f 'c
ρmin = √ (2.12)
4 fy
0,65 x f ' c x β ( 600 )
ρb = 600+ fy
(2.13)
fy
fy
(0,003+ )
ρmax = Es x ρb (2.14)
0,008
0,85 f ' c 2 mRn
ρ= fy √
(1- 1−
fy
) (2.15)
fy
m= (2.16)
0,85 f ' c
Mn
Rn =
b . dx ²
c. Perhitungan luas tulangan As
As = ρ. b. dx ; dengan luas tulangan minimum :
0,25 √ f ' c
Asmin = fy
b.d (2.17)
As . fy
α = 0,85 f ' cb (2.18)
a
ØMn = ØAs.fy (d - ) dengan syarat ØMn ≥ Mu
2
ρmin =
√f ' c (2.12)
4 fy
0,65 x f ' c x β ( 600 )
ρb = (2.13)
fy 600+ fy
fy
(0,003+ )
ρmax = Es x ρb (2.14)
0,008
0,85 f ' c 2 mRn
ρ=
fy
(1-
√ 1−
fy
) (2.15)
fy
m= (2.16)
0,85 f ' c
Mn
Rn = (2.17)
b . dx ²
c. Perhitungan luas tulangan As
As = ρ. b. dx ; dengan luas tulangan minimum :
0,25 √ f ' c
Asmin = b.d (2.18)
fy
d. Perhitungan Momen Nominal
As . fy
α= (2.19)
0,85 f ' cb
a
ØMn = ØAs.fy (d - ) dengan syarat ØMn ≥ Mu
2
bila 0,002 < Ɛt < 0,005 maka Ø = 0,65 + (Ɛt – 0,002). 250 / 3
bila Ɛt > 0,005 maka Ø = 0,90
Mn = As. fy (d - a/2) (2.38)
ØMn = Ø.Mn
BAB III
PERENCANAAN
3.1.
Iy 2500
β= = =1
Ix 2500
Pelat Lantai
Ecb x Ib
𝛼𝑓 = ; Ec = 4700√ f ' c
Ecs x Is
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓1 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓2 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓3 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓4 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
α 1 +α 2+ α 3 + α 4
𝛼𝑓m = = 7,9585
4
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 8.3.1.2 halaman 135 kasus (b), untuk
𝛼𝑓𝑚 > 2,0 (minimal 90 mm) menggunakan rumus :
ℓ𝑛 = 4300 (asumsi dimensi kolom 700x700)
fy
h= (
ln 0,8+
1400 )
36+ 9 β
295
h= (
43 00∗ 0,8+ )
1400 = 109,8889 mm ≈ 150 mm
36+ 9∗1
Berdasarkan perhitungan tersebut, pelat atap yang akan dipakai dalam desain ini
sebesar 150 mm karena memenuhi persyaratan.
Pelat Atap
Ecb x Ib
𝛼𝑓 = ; Ec = 4700√ f ' c
Ecs x Is
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓1 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓2 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓3 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓4 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
α 1 +α 2+ α 3 + α 4
𝛼𝑓m = = 7,9585
4
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 8.3.1.2 halaman 135 kasus (b), untuk
𝛼𝑓𝑚 > 2,0 (minimal 90 mm) menggunakan rumus :
ℓ𝑛 = 4300 (asumsi dimensi kolom 700x700)
fy
h= (
ln 0,8+
1400 )
36+ 9 β
295
h= (
43 00∗ 0,8+ )
1400 = 109,8889 mm ≈ 150 mm
36+ 9∗1
Berdasarkan perhitungan tersebut, pelat atap yang akan dipakai dalam desain ini
sebesar 150 mm karena memenuhi persyaratan.
3.4. Pradimensi Kolom
Lebar kolom minimal > B balok. Apabila diambil 700 mm. Maka, 700 > 450 mm
3.5. Pembebanan
3.5.1. Beban Mati pada Pelat Lantai
Beban Pelat = 0,15 x 24 kN/m2 = 3,60 kN/m2
Spesi 2 cm = 0,02 x 21 kN/m2 = 0,42 kN/m2
Keramik 1 cm = 0,01 x 24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
BAB IV
PERENCANAAN PELAT
ρmin =
√ fc '
4 fy D
=
√ 23
4.490
= 0,002446853
0,85 x f ' c x β 1 600
ρb =
fy D ( 600+fy D )
Data pelat :
∅ = 0,9
P = 20 mm
∅ = 8 mm
b = 1000 mm
h = 150 mm
dy =h-P-∅-D
= 150 - 20 - 8 - 10
= 112 mm
dx =h-P-∅-D
= 150 - 20 – 8/2 – 10/2
= 121 mm
f’c = 23 Mpa
fy = 490 Mpa
Mu
Rn =
ф x b x d2
1,8275× 106
=
0,9 x 1000 ×1212
= 0,1387 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0 ,1387
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,002857143
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7143 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 121−
2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 1,8275
= 20,1026 > 1,8275 (OK)
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
Muhammad Anan Mahardika 21010117120030
Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.
1 2 x 25,064 x 0,1619
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,002857143
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
= 392,7 x 490 x 150−( 2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 1,8275
= 18,544 > 1,8275 (OK)
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,2829
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0006
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7142857mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 121−
2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 3,7281
= 20,1026 > 3,7281 (OK)
3,7281 ×106
=
0,9 x 1000 ×1122
= 0,3302 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,3302
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0007
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,002857143
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 150−
2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 3,7281
= 18,544 > 3,7281 (OK)
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,0788
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7143 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
= 392,7 x 490 x 121−( 2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 1,03875
= 20,1026 > 1,03875 (OK)
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,0920
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0002
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 150−
2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 1,03875
= 18,544 > 1,03875 (OK)
2,11905 ×10 6
=
0,9 x 1000 ×1212
= 0,1608 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,2829
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7142857mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
= 392,7 x 490 x 121−( 2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 2,11905
= 20,1026 > 2,11905 (OK)
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,1877
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
Muhammad Anan Mahardika 21010117120030
Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.
= 0,0004
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016 5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking
Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 150−
2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 2,11905
= 18,544 > 2,11905 (OK)
BAB V
BEBAN GEMPA
Tabel 5. 1. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non – Gedung untuk Beban Gempa
(SNI 1726 : 2019 Pasal 4.1.2) (lanjutan)
Dalam perencanaan ini, bangunan yang akan didesain adalah sekolah sehingga bangunan
tersebut termasuk dalam kategori risiko IV.
5.2. Faktor Keutamaan Gempa
Menentukan faktor keutamaan gempa dengan melihat kategori risiko yang telah
ditentukan sebelumnya. Faktor keutamaan gempa dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5. 2. Faktor Keutamaan Gempa (SNI 1726 : 2019 Pasal 4.1.2)
2 2
SDS = x SMS = x 0,8711 g = 0,5807 g
3 3
Parameter spectrum respons percepatan pada periode 1 detik (SD1)
2 2
SD1 = x SM1 = x 0,6076 g = 0,4051 g
3 3
Untuk T0 ≤ T ≤ TS
Sa = SDS = 0,5807 g
Untuk TS ≤ T ≤ TL
SD 1
Sa =
T
0,4051
Sa = g
T
Untuk T ≥ TL
SD1 T L
Sa =
T2
0,4051 x 20 8,102
Sa = = 2
T2 T
T = Ta = 0,0466 x (30)0,9
T = Ta = 0,9949 detik
Ie
CS = SDS x (SNI-1726-2019 halaman 70 pers. 31)
R
1,5
CS = 0,5807 x = 0,1089
8
Karena T ≤ TL
SD1
CS =
T ( IeR ) (SNI-1726-2019 halaman 70 pers. 32)
0,4051
CS = 0,9949 8 = 0,0763
1,5( )
= 104457,6 kg
= 97929 kg
3. Berat Balok Anak = Berat balok x (n x (L balok anak – tebal badan kolom))
= 0,35 x 0,25 x (282 x ( 2,5-0,5))
= 118440 kg
4. Berat Kolom = Berat kolom x (n x L kolom tingkat I)
= 0,7 x 0,7 x 2400 x ( 20 x 10 )
= 235200 kg
Berat Total = 414000 kg + (104457,6 kg + 97929 kg) + 118440 kg +
235200 kg
= 970026,6 kg
Massa = 970026,6 /9,81
= 98881,40673 kg.det2/m
= 104457,6 kg
= 97929 kg
3. Berat Balok Anak = Berat balok x (n x (L balok anak – tebal badan kolom))
= 0,35 x 0,25 x (282 x ( 2,5-0,5))
= 118440 kg
4. Berat Kolom = Berat kolom x (n x L kolom tingkat I)
= 0,7 x 0,7 x 2400 x ( 20 x 10 )
= 235200 kg
Berat Total = 414000 kg + (104457,6 kg + 97929 kg) + 118440 kg +
235200 kg
= 970026,6 kg
Massa = 970026,6 /9,81
= 98881,40673 kg.det2/m
= 104457,6 kg
= 97929 kg
3. Berat Balok Anak = Berat balok x (n x (L balok anak – tebal badan kolom))
= 0,35 x 0,25 x 2400 x (282 x ( 2,5-0,5))
= 118440 kg
4. Berat Kolom = Berat kolom x (n x L kolom tingkat I)
= 0,7 x 0,7 x 2400 x ( 20 x 10 )
= 235200 kg
Berat Total = 414000 kg + (104457,6 kg + 97929 kg) + 118440 kg +
235200 kg
= 970026,6 kg
Massa = 970026,6 /9,81
= 98881,40673 kg.det2/m
= 0,01 x 700
= 7 kg/m2
b. Berat spesi (1 cm) = Tebal spesi x 2100
= 0,01 x 2100
= 21 kg/m2
c. Berat plafon + penggantung = 18 kg/m2
d. Berat mekanikal elektrikal = 20 kg/m2
Total DL = 66 kg/m2
= 124725 kg
= 217620 kg
2. Berat Kolom
= n x b x h x l x γbeton
= 20 x 0,7 x 0,7 x 10 x 2400
= 235200 kg
3. Dinding
= panjang x tinggi lantai x berat dinding
= 14 x 10 x 10 x 120
= 168000 kg
= 115200 kg
Direduksi 50% = 57600 kg
Seismik, V
Gaya geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
Tingka
hi k hk Wt (kg) Wt.hk Cv Vx Fx=Fy
t
107386,14 565022,945
3 30 1 30 1407420 42222600 5,2616
6 8
107386,14 376678,384
2 20 1 20 1407420 28148400 3,5077
6 3
134572,645
1 10 1 10 1189620 11896200 1,4826 90768,006
7
8024692,27 305540,29 1076273,97
TOTAL 4004460
5 8 6
BAB VI
Gambar 6.1. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 4390,59 kg
Gambar 6.2. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 1056,26 kg
Gambar 6.3. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 2864,88 kg
Gambar 6.4. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 1284,62 kg
ρmin =
√ fc '
4 fy D
=
√ 23
4.490
= 0,002446853
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 3,9314
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0090
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0090
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =
c2 = -53,79912773
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 255677,7513 N
Cs = 138478,2487 N
Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]
'
Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 422,5630915 N
Vu desain = 356,4666N
b. Kuat Geser Beton
Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 356,4666N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
d/2 = 312/2 = 156 mm
600 mm
diambil spasi 100 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-100
Lapangan
Mu = 5316,58 kgm = 52155649,8Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
52155649,8
=
0,9 x 250 ×3122
= 2,3813 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064
1 2 mRn
ρ =
m( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 2,3813
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0052
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0052
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
= 0,0052 x 250 x 312
= 405,4754mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 405,4753784
n= = = 2,016287312 ≈ 3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3 mm2
Maka digunakan tulangan 3D16
o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan
Cs [
= A st x 600 x ( c−dc ' )−0,85 x f ' c ]
Resultan Gaya Tekan Beton
Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy
c2 = -40,89982913
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 224210,2276 N
Cs = 71406,77236 N
c - d'
x 0,003 = 0,00089 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,014343076 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c
Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]
'
Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 35,5538 N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
d/2 = 312/2 = 156 mm
600 mm
diambil spasi 150 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-150
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 2,4373
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0053
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0053
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
= 0,0053 x 250 x 312
= 415,7496 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 415,7496
n= = = 2,0674 ≈ 3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3 mm2
c2 = -66,08031647
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 208159,4147 N
Cs = 87457,58528 N
a
Ø Mn [ ( )
= Ø Cc d−
2
+Cs( d−d ' )
]
= 76028709,79 Nmm > 53382782,7 Nmm (OK)
Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 356,4666N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
d/2 = 312/2 = 156 mm
600 mm
diambil spasi 100 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-100
Lapangan
Mu = 3409,1 kgm = 33443271 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
33443271
=
0,9 x 250 ×3122
= 1,5269 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 1,5269
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0032
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0032
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c
−0,85 x f ' c
]
Resultan Gaya Tekan Beton
Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy
c2 = -27,91064637
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 216803,2915 N
Cs = 43288,7085 N
Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]'
Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 123,6268 N
Vu desain = 81,7911 N
b. Kuat Geser Beton
Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 81,7911 N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
d/2 = 312/2 = 156 mm
600 mm
diambil spasi 100 mm
BAB VII
Gambar 7.1. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 41575,34 kg
Gambar 7.2. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 18747,64 kg
Gambar 7.3. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 26775,78 kg
Gambar 7.4. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)
Vtumpuan = 12048,98 kg
b. Bentang Bersih
Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi
efektif elemen struktur.
Lb= 10000 mm
Ln= Lb – bkolom = 10000 – 700 = 9300 mm
d’ = H – tselimut – Øsengkang – Dtulangan/2
d’ = 650 – 40 – 10- 25/2 = 587,5 mm
Cek : Ln > 4d’ = 9300 mm > 2350 mm (OK)
c. Lebar Balok
Lebar balok tidak boleh kurang dari 250 mm (450 mm > 250 mm ; OK)
Lebar balok (bw) > 0,3 h (450 mm > 195 mm ; OK)
Lebar balok tidak boleh lebih dari 0,75 dimensi keseluruhan komponen
struktur penumpu (650 mm ≤ 700 mm ; OK)
7.4. Data – data Balok Induk
f’c = 23 MPa
fy = 490 MPa
h = 650 mm
b = 450 mm
Es = 200000 MPa
Ec = 4700 x √ f ' c = 4700 x √ 23 = 22540,40816 MPa
D = 25 mm
Ø = 10 mm
β1 = 0,85
p = 40 mm
d = h - P - Ø + ½ D = 650 – 40 – 10 – 12,5 = 587,5 mm
d’ = h – d’ = 62,5 mm
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 22.2.2.4.3 halaman 478 untuk f’c < 28 MPa, maka :
1 = 0,85
1,4
ρmin =
fy D
1,4
=
4 90
= 0,002857143
ρmin =
√ fc '
4 fy D
=
√ 23
4.490
= 0,002446853
0,85 x f ' c x β 1 600
ρb =
fy D ( )
600+fy D
0,85 x 23 x 0,85 600
=
4 90 ( 600+4 90 )
= 0,0187
ρmaks = 0,625 ρb
= 0,625 . 0,0187
= 0,0117
1 2 mRn
ρ =
m( √
1− 1−
fyD )
1 2 x 25,064 x 6,6751
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0174
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,008714.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
= 0,008714 x 450 x 587,5
= 2304,0034 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 2304,0034
n= = = 4,693427145 ≈ 6
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2945,4 mm2
Maka digunakan tulangan 6D25
o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)
ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,008714 x 490
= 0,9 x 0,008714 x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 3,423530823 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 3,423530823 x 450 x 587,52
= 531743877,3 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 933098554,8 - 531743877,3
= 401354677,5 Nmm
Mu 1
As1 = '
Ø x fy x (d−d )
401354677,5
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 4678,926304 mm2
Asc = As1 + Ast
= 4678,9263 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 4678,9263
n= = = 9,531322681 ≈ 10
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 4909 mm2
Maka digunakan tulangan 10D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 10 x 25 + (10 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 575 > 450 (TIDAK OK)
Harus menggunakan 2 lapis tulangan, maka
6 x ( 490 ) x ( 62,5 )+ 4 x ( 490 ) x (112,5)
y =
10 x (490)
= 82,5 mm
d = 650 – y = 567,5 mm
o Cek Momen Minimal
Cs [
= A st x 600 x ( c−dc ' )−0,85 x f ' c ] =
Resultan Gaya Tekan Beton
Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy
c2 = -86,13686411
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 1282290,703 N
Cs = 1123119,297N
a
Ø Mn [ ( )
= Ø Cc d−
2
+Cs( d−d ' )
]
= 1081281843 Nmm > 933098554,8 Nmm (OK)
Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 3804,0677 N
Karena Vu > ØVc maka diperlukan tulangan geser
d. Gaya Geser yang Dipikul Tulangan Geser
Vs = (Vu-∅V) / 0,75 = 2957,6169 N
e. Menghitung nilai Vc1 dan Vc2
Vc1 = 0,33 x √ f ' c x b x d = 3964,8362 N
Vc1 > Vs
Menentukan jarak tulangan antar sengkang
157,08 x 295 x 567,5
s1 = = 90,2979 mm
2957,6169
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
s2 = d/2 = 567,5/2 = 283,75 mm
600 mm
diambil spasi 100 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-100
Lapangan
Mu = 51443,71 kgm = 504662795,1 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
504662795,1
=
0,9 x 450 ×587,5 2
= 3,6102 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 3,6102
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0082
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,0041.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
= 0,0041 x 450 x 587,5
= 1085,666945 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 1085,6669
n= = = 2,211584731 ≈ 3
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 1472,7 mm2
Maka digunakan tulangan 3D25
o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)
ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,0041 x 490
= 0,9 x 0,0041x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 1,71778605 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 1,71778605 x 450 x 587,52
= 266807066 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 504662795,1 - 266807066
= 237855729,1 Nmm
Mu 1
As1 =
Ø x fy x (d−d' )
237855729,1
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 1027,343609 mm2
Asc = As1 + Ast
= 2500,0436 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 2500,0436
n= = = 5,092775736 ≈ 6
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2945,4 mm2
Maka digunakan tulangan 6D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 6 x 25 + (6 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 375 < 450 (OK)
Maka digunakan tulangan selapis saja
c2 = -56,31195713
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 980719,7764 N
Cs = 462526,2236 N
Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]'
Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 1607,218897 N
Karena Vu > ØVc maka diperlukan tulangan geser
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 4,0164
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0093
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,004637368.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
= 0,004637 x 450 x 587,5
= 1226,00421 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 1226,00421
n= = = 2,497462232 ≈ 5
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2454,5 mm2
Maka digunakan tulangan 5D25
o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)
ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,004637368 x 490
= 0,9 x 0,004637368 x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 1,926228848 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 1,926228848 x 450 x 587,52
= 299182466,6 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 561445135,2 - 299182466,6
= 262262668,6 Nmm
Mu 1
As1 = '
Ø x fy x (d−d )
262262668,6
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 1132,761769 mm2
Asc = As1 + Ast
= 3587,261769 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 3587,261769
n= = = 7,30752041 ≈ 8
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 3927,2 mm2
Maka digunakan tulangan 8D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 8 x 25 + (8 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 475 > 450 (TIDAK OK)
Harus menggunakan 2 lapis tulangan, maka
5 x ( 490 ) x ( 62,5 )+3 x ( 490 ) x (112,5)
y =
8 x (490)
= 81,25 mm
d = 650 – y = 568,75 mm
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
c2 = -84,78371706
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 1085630,038 N
Cs = 838697,9618 N
a
Ø Mn [ ( )
= Ø Cc d−
2
+Cs( d−d ' )
]
= 877552569,2 Nmm > 561445135,2Nmm (OK)
Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 2471,159478 N
Karena Vu > ØVc maka diperlukan tulangan geser
d. Gaya Geser yang Dipikul Tulangan Geser
Vs = (Vu-∅V) / 0,75 = 1180,405877 N
e. Menghitung nilai Vc1 dan Vc2
Vc1 = 0,33 x √ f ' c x b x d = 3964,8362 N
Vc1 > Vs
Menentukan jarak tulangan antar sengkang
157,08 x 295 x 568 ,5
s1 = = 375,8049427mm
1180,405877
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
s2 = d/2 = 568,5/2 = 293,75 mm
600 mm
diambil spasi 250 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-250
Lapangan
1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 2,4736
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0014
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,0014.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan
Ast =ρxbxd
= 0,0014 x 450 x 587,5
= 377,6785714 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 377,6785714
n= = = 0,769359485 ≈ 3
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 1472,7 mm2
Maka digunakan tulangan 3D25
ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,0014 x 490
= 0,9 x 0,0014 x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 0,618721228 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 0,618721228 x 450 x 587,52
= 96099974,42 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 345775424,4 - 96099974,42
= 249675450 Nmm
o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan
Mu 1
As1 =
Ø x fy x (d−d' )
249675450
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 1078,395206 mm2
Asc = As1 + Ast
= 2551,095206 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 2551,095206
n= = = 5,196771655 ≈ 5
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2454,5 mm2
Maka digunakan tulangan 5D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 5 x 25 + (5 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 325 < 450 (OK)
Maka digunakan tulangan selapis saja
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan
c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =
c2 = -67,21121508
Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs
Cc = 821682,065 N
Cs = 381022,935 N
c - d'
x 0,003 = 0,00129362 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,013039969 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c
Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]'
Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N
c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 1050,427136 N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
d/2 = 587,5/2 = 293,7 mm
600 mm
diambil spasi 300 mm
BAB VIII
PERENCANAAN KOLOM
ρmin =
√ fc '
4 fy D
=
√ 23
4.490
= 0,002446853
0,85 x f ' c x β 1 600
ρb =
fy D ( )
600+fy D
0,85 x 23 x 0,85 600
=
4 90 ( 600+4 90 )
= 0,0187
ρmaks = 0,625 ρb
= 0,625 . 0,0187
= 0,0117
8.2. Penulangan Kolom
𝜌 = 1- 6% (asumsi 𝜌=1,5%)
Ag =bxh
= 700 x 700 = 490000 mm2
As =ρxbxd
= 0,015 x 700 x 637,5 = 6693,7500 mm2
As 6693,7500
n = = = 13,63566918 ≈ 16
A 490,9
Ast = n x A = 16 x 490,9 = 7854,4 mm2
8.3. Perhitungan Diagaram Interaksi Kolom
8.3.1. Kapasitas Aksial Murni (Pn)
Pn = 0,8 x [(0,85 x f’c x Ag) + (Ag x fy)]
= 0,8 x [(0,85 x 23 x 490000) + (490000 x 490)]
= 199743600 N = 199743,6 kN
8.3.2. Kapasitas Lentur Murni (Mn)
As x fy 7854,4 x 490
a = = = 281,2317136 mm
0,85 x f ' c x b 0,85 x 23 x 700
Mn = As x fy x (d – a/2)
= 7854,4 x 490 x (637,5 - 281,2317136/2)
= 1912336139 Nmm = 1912,336139 kNm
= 0,015 x 700 x 637,5 = 6693,7500 mm2
As 6693,7500
n = = = 13,63566918 ≈ 16
A 490,9
Ast = n x A = 16 x 490,9 = 7854,4 mm2
8.3.3. Kondisi Balance
600 600
Cb = ( 600+ fy ) xd=(
600+ 490 )
x 637,5 = 350,9174312 mm
= 362684,8568 N
s ≤ 6D = 6 x 25 = 150 mm
s =150 mm
BAB IX
PERENCANAAN PONDASI
9.1 Pendahuluan
Untuk merencanakan jenis pondasi pada bangunan dapat dengan melihat hasil pengujian tanah
pada lokasi bangunan didirikan. Perencanaan struktur pondasi didasarkan pada beban yang
bekerja pada bangunan dan disalurkan melalui kolom. Data hasil pengujian Standart Penetration
Test (SPT) setelah melakukan perhitungan digunakan kedalaman 30 m dan didapatkan nilai SPT.
Maka dari itu, direncanakan dasar pondasi pada kedalaman 30 m.
Pada kedalaman 30 meter diketahui jenis tanah keras dengan konsistensi kaku dan pasir padat.
Di sekitar lokasi terdapat pemukiman warga yang padat dan terdapat bangunan tinggi, sehingga
diperlukan metode yang tidak mengganggu warga sekitar dan tidak membahayakan warga
sekitar. Dari dasar-dasar tersebut, dapat ditentukan bahwa jenis yang kami gunakan yaitu
Pondasi Bore Pile.
Untuk pembebanan pada pondasi dapat dilihat dari aplikasi SAP 2000, dengan asumsi beban
yang digunakan adalah beban terbesar maka diperoleh nilai :
Gaya Aksial (P) = 1132,6 kN
Gaya Horizontal (H) = 29,327 kN
Momen (M) = 57,067 kNm
Adapun spesifikasi Bore Pile yang digunakan adalah :
Dimensi Pile (Ø) = 600 mm
Kedalaman Pondasi = 30 m
Mutu Beton (f’c) = 22 Mpa
Mutu Baja (Fy) = 490 Mpa
1 1
Luas Dasar Tiang (Ab) = π Ø 2= π x 6002 = 282743,339 mm2
4 4
Keliling Tiang (O) = πØ=π x 600 = 1884,956 mm
Em = Hammer Eficiency
Cb = Koreksi diameter Bor
Cs = Koreksi sampler
CR = Koreksi panjang tongkat
Lg dan Bg = Panjang dan Lebar Group Pile
Pada kedalaman 30 m.
Harga N pada ujung tiang Nb = 56
N=
∑ τi = ( 8 x 2 ) + ( 9 x 2 ) + ( 17 x 2 ) … … ..+ ( 44 x 2 ) + ( 59 x 2 ) + ( 56 x 2 )
∑t 30
= 19,667
Qult = Qp + ΣQs
= 31,97 + (5 + 26 + 26 + 5)
= 93,97 ton
Qall = 93,97/3
= 31,32 ton
9.4.2 Mayerhoff
Qp = 40 Nb x Ab = 40 x 19,67 x 282743,339 x 10-6
= 222,42 ton
Qs1 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 4.25 x 1884,956 x 10-3 x 4
= 3,20 ton
Qs2 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 3,93 x 1884,956 x 10-3 x 14
= 10,37 ton
Qs3 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 10,67 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 12,06 ton
Qs4 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 26,50 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 29,97 ton
Qult = Qp + ΣQs
= 22,42 + (3,20 + 10,37 + 12,06 + 29,97)
= 278,03 ton
Qall = 278,03/3
= 92,68 ton
9.4.3 Schemertmann
Qp = 1,6 Nb x Ab = 1,6 x 28 x 2827,433
= 126669 kg
= 126,669 ton
Qs1 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 4.25 x 1884,956 x 10-3 x 4
= 6,41 ton
Qs2 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 3,93 x 1884,956 x 10-3 x 14
= 20,73 ton
Qs3 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 10,67 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 24,13 ton
Qs4 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 26,50 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 59,94 ton
Qult = Qp + ΣQs
= 88,97 + (6,41 + 20,73 + 24,13 + 59,94)
= 200,18 ton
Qall = 200,18/3
= 66,73 ton
=1– ( ( 2−190.2.2
) 2+ ( 2−1 ) 2
) x21,80
= 0,76
P Mxy
Pmax = +
n ny x Σ y 2
860,53 61,43 x 0,75
= +
4 2 x(0,752+ 0,752)
= 235,61 kN
Pall = Qall x Eg
= 623,47 x 0,76
= 472,44 KN > Pmax = 235,61 kN ….. (OK)
ρ = 0,00008
ρmin = 1,4/fy
= 1,4/490
= 0,00286
β x 450 0,85 x f ' c
ρmaks = x
600+ Fy 400
As = ρmin x b x d
= 0,00286 x 600 x 507,5
= 870 mm2
A = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 252
= 490,874 mm2
As
n =
A
870
=
490,874
= 1,772 ≈ 4 buah
Digunakan tulangan longitudinal 4D25
507,5
s <
2
s < 255,5 mm
Maka diambil spasi 150 mm
Av = 2 x ¼ x π x D2
= 2 x ¼ x π x 102
= 157,080 mm2
Av > Avmin
157,08 mm2 > 64,286 mm2 ….. (OK)
Maka digunakan tulangan sengkang Ø10 – 150
f’c ` = 25 Mpa
fyD = 490 Mpa
h = 1500 mm
p = 70 mm
Dtulangan = 25 mm
ɸsengkang = 10 mm
d = h – P – 0,5Dtulangan
= 1500 – 70 – 12,5
= 1417,5 mm
d’ =h–d
= 1500 – 1417,5
= 82,5 mm
β = 0,84
P = 8438,94 kN
Mx = My = P x y x 106
= 8438,94 x 0,75 x 106
= 6329205823,30 Nmm
ρ = 0,0002
ρmin = 1,4/Fy
= 1,4/490
= 0,00286
β x 450 0,85 x f ' c
ρmaks = x
600+ Fy 400
0,84 x 450 0,85 x 25
= x
600+ 490 400
= 0,018423
Karena ρ < ρmin, maka digunakan ρmin = 0,00286
As = ρmin x b x d
= 0,00286x 3000 x 1417,5
= 12150 mm2
A = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 252
= 490,874 mm2
As
N =
A
12150
=
490,874
= 24,752 ≈ 28 buah
Digunakan tulangan longitudinal pokok arah-x 28D25 atau D25 – 150
490,874 x 3000
=
9000
= 163,625 mm
Digunakan tulangan D25 – 150
Mu 6329205823,30
2 =
b xd 3000 x 1417,52
= 1,05
Mu Fy
b xd 2 = (
ρ x ɸsengkang x fyD x 1−0,588 ρ x '
f c )
1,05 = 392 ρ−5133,774 ρ2
ρ = 0,0002
ρmin = 1,4/Fy
= 1,4/490
= 0,00286
β x 450 0,85 x f ' c
ρmaks = x
600+ Fy 400
0,84 x 450 0,85 x 25
= x
600+ 490 400
= 0,018423
Karena ρ < ρmin, maka digunakan ρmin = 0,00286
As = ρmin x b x d
= 0,00286x 3000 x 1417,5
= 12150 mm2
A = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 252
= 490,874 mm2
As
N =
A
12150
=
490,874
= 24,752 ≈ 28 buah
Digunakan tulangan longitudinal pokok arah-x 28D25 atau D25 – 150
Asb = 20% x As
= 20% x 12150
= 2430 mm2
Asbmin = 0,002 x B x h
= 0,002 x 3000 x 1500
= 9000 mm2
Dipilih yang terbesar yaitu Asbmin = 9000 mm2
Jarak tulangan:
AxB
s =
Asbmin
490,874 x 3000
=
9000
= 163,625 mm
Digunakan tulangan D25 – 150