Anda di halaman 1dari 121

TUGAS BESAR

PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL


GEDUNG

Asisten Dosen:
Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT

Disusun Oleh:
Muhammad Anan Mahardika 21010117120030
Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051

DEPARTEMEN S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa nama-nama mahasiswa di bawah ini :


1. Muhammad Anan Mahardika (21010117120030)
2. Heribertus Krisnateguh Ariyadi (21010117120051)
Telah menyelesaikan Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil (Gedung) dan telah diperiksa
serta disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Asisten Dosen Perancangan Bangunan Sipil (Gedung)

Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT


NIP 196406021991021001

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Perancangan Bangunan
Sipil (Gedung) sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah Perancangan Bangunan Sipil
(Gedung).

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan
laporan ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Rudi Yuniarto Adi, M.T., selaku Asisten Tugas Dosen Tugas Perancangan
Bangunan Sipil (Gedung) dan dosen koordinator tugas Mata Kuliah Perancangan Bangunan
Struktur Gedung Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Semarang.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tapi juga bagi
pembaca.

Semarang, Juli 2020


Penulis

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

DAFTAR ISI

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kota Surabaya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur sekaligus termasuk ke dalam
salah satu kota Metropolitan terbesar selain Jakarta, Bandung, dan Medan. Sebagai salah
satu kota yang sangat berkembang di pulau jawa baik dalam sektor ekonomi, sosial,
budaya, dan Kesehatan menjadikan daya magnet orang-orang dari luar Jawa Timur untuk
datang berkunjung ke ibukota Jawa Timur ini.

Sebagai salah satu kota pusat kesehatan, sebagai sarana pendukung dalam proses
kesehatan maka perlu adanya pembangunan Gedung Rumah Sakit, terutama diberbagai
pusat kota Surabaya. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kemajuan pada fasilitas,
sarana dan prasarana baik sekolah/universitas negeri maupun swasta di kota Surabaya.
Hal ini yang mendasarkan pembangunan salah satu Rumah Sakit di Surabaya.

Perencanaan Bangunan Sipil adalah salah satu mata kuliah Teknik Sipil Kurikulum
2017 pada semester 6. Dalam mata kuliah ini, selain harus mengikuti kegiatan
perkuliahan di kelas mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan tugas besar yang
meliputi perencanaan bangunan gedung, jalan, jembatan, dermaga, dan bendung. Dalam
laporan ini akan dibahas mengenai perencanaan struktur proyek pembangunan Rumah
Sakit.

1.1.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Bangunan Sipil dan menerapkan mata kuliah yang sudah diberikan pada
semester sebelumnya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk merencanakan dan
mengidentifikasi kelayakan dari masing-masing elemen dalam struktur gedung yaitu

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

elemen lentur (balok), elemen lentur dan aksial (kolom), plat lantai, serta pondasi gedung
yang dalam hal ini adalah proyek pembangunan sekolah di Kabupaten Suruh, Semarang.

1.2.

1.3. Deskripsi Proyek


1. Jumlah Lantai = 2 Lantai
2. Ketinggian Bangunan = +30 m
3. Ketinggian Per Lantai :
a. Tinggi tingkat 1 (lantai dasar ke lantai 1) = 10 m
b. Tinggi tingkat 2 (lantai 1 ke lantai 2) = 10 m
c. Tinggi tingkat 3 (lantai 2 ke lantai 3) = 10 m
4. Mutu Bahan
a. Kuat Tekan Beton (f’c) = 23 Mpa
b. Tegangan Leleh Baja (fy) = 295 dan 490 Mpa
c. Modulus Elastisitas Beton = 4700 √ 23 = 22540,4082 Mpa
d. Modulus Elastisitas Baja = 200.000 Mpa
5. Daerah Gempa =6
6. Jenis Tanah Dasar = Sedang
7. Struktur merupakan SRPMK (Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus)
1.4. Pedoman yang Digunakan
1. SNI 1727 : 2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain
2. SNI 2847 : 2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
3. SNI 1726-2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
4. SNI 07 – 2052 – 2002 Baja Tulangan Beton

1.5. Sistematika Penyusunan Laporan


BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI

BAB III PEMBEBANAN

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

BAB IV PERENCANAAN PELAT

BAB V BEBAN GEMPA

BAB VI PERENCANAAN BALOK ANAK

BAB VII PERENCANAAN BALOK INDUK

BAB VIII PERENCANAAN KOLOM

BAB IX PERENCANAAN PONDASI

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting sebelum
dilaksanakannya suatu proyek. Kesalahan pemasangan ataupun urutan proses
yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya kerugian. Perencanaan yang
matang sebelum dimulainya suatu pekerjaan tidak hanya menghemat biaya tetapi
juga dapat menghemat waktu dan tenaga. Terdapat tiga hal penting yang harus
diperhatikan dalam perencanaan struktur antara lain beban, kekuatan bahan dan
keamanan. Pada tahap perencanaan struktur Rumah Sakit SMK 3 ini, perlu
dilakukan studi pustaka untuk mengetahui hubungan antara susunan fungsional
gedung dengan sistem struktural yang akan digunakan, disamping itu juga
diharapkan mampu menghasilkan suatu tahap pengerjaan struktur yang efektif
dan efisien.
Perencanaan merupakan perhitungan setelah dilakukan analisis struktur.
Lingkup perencanaan pada beton konvensional meliputi pemilihan dimensi
elemen dan perhitungan tulangan yang diperlukan agar penampang elemen
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beban-beban pada kondisi kerja
(service load) dan kondisi batas (ultimate load). Struktur dirancang dengan
konsep kolom kuat balok lemah (strong column weak beam), dimana sendi plastis
direncanakan terjadi di balok untuk meratakan energi gempa yang masuk.
Pemilihan jenis struktur atas (upper structure) mempunyai hubungan yang
erat dengan sistem fungsional gedung. Dalam proses desain struktur perlu dicari
kedekatan antara jenis struktur dengan masalah-masalah seperti arsitektural,
efisiensi, serviceability, kemudahan pelaksanaan dan juga biaya yang diperlukan.
Adapun faktor yang menentukan dalam pemilihan jenis struktur sebagai berikut:

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1. Aspek arsitektural
Pengolahan perencanaan denah, gambar tampak, gambar potongan, dan
perspektif, interior, eksterior dan estetika.
2. Kekuatan dan kestabilan struktur
Kekuatan dan kestabilan struktur mempunyai kaitan yang erat dengan
kemampuan struktur untuk menerima beban-beban yang bekerja, baik beban
vertikal maupun beban lateral, dan kestabilan struktur baik arah vertikal
maupun lateral.
3. Faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan
Struktur harus mampu mendukung beban rancang secara aman tanpa
kelebihan tegangan ataupun deformasi yang dalam batas yang dijinkan.
Pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut diharapkan dapat
diselenggarakan dengan biaya sekecil mungkin, namun masih memungkinkan
terjaminnya tingkat keamanan dan kenyamanan
4. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek lain yang ikut menentukan
dalam perancangan dan pelaksanaan suatu proyek. Dengan adanya suatu
proyek diharapkan akan memperbaiki kondisi lingkungan dan
kemasyarakatan. Sebagai contoh dalam perencanaan lokasi dan denah
haruslah mempertimbangkan kondisi lingkungan apakah rencana kita nantinya
akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar, baik secara fisik
maupun kemasyarakatan, atau bahkan sebaliknya akan dapat menimbulkan
dampak yang positif.

2.1.2. Teori Beton Bertulang


Pada dasarnya beton bertulang merupakan gabungan dari dua jenis
bahan/material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton polos merupakan
bahan yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi memiliki kekuatan
tarik yang rendah. Sedangkan tulangan baja akan memberi kekuatan tarik yang
besar sehingga tulangan baja akan memberi kekuatan tarik yang diperlukan.

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Dengan adanya kelebihan masing – masing elemen tersebut, maka konfigurasi


antara beton dan tulanan baja diharapkan dapat saling bekerjasama dalam
menahan gaya – gaya yang bekerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan
ditahan oleh beton, dan Tarik ditahan oleh tulangan baja.
Baja dan beton dapat bekeija sama atas dasar beberapa hal :
1. Lekatan (bond) yang merupakan interaksi antara tulangan baja dengan beton
di sekelilingnya, yang akan mencegah slip dari baja relatif terhadap beton.
2. Campuran beton yang memadai yang memberikan sifat anti resap yang cukup
dari beton untuk mencegah karat baja.
3. Angka kecepatan muai yang relatif serupa menimbulkan tegangan antara baja
dan beton yang dapat diabaikan di bawah perubahan suhu udara.

2.1.1.

2.1.3. Material Pembentuk Beton Bertulang


Unsur utama pembentuk beton adalah semen, air, dan agregat. Agregat disini
terdiri dari agregat halus yang umumnya menggunakan pasir dan agregat kasar
yang umumnya menggunakan batu kerikil. Selain itu kadang-kadang juga
ditambahkan material campuran (admixture). Semen dan air membentuk pasta
pengikat yang akan mengisi rongga dan mengeras di antara butir-butir pasir dan
agregat, sedangkan agregat akan menentukan kekuatan dan kualitas beton.
1. Semen
Semen merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat yang adesif dan
kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi
suatu massa yang padat. Dalam hal ini bahan semen akan menjadi keras karena
adanya faktor air, yang kemudian dinamakan semen hidraulis (Hydraulic
Cement).
Semen hidrolik yang biasa digunakan pada beton adalah semen portland
(Portland Cement) yang umumnya membutuhkan sekitar 14 hari untuk
mencapai kekuatan yang cukup dan membutuhkan waktu 28 hari untuk
mencapai kekuatan rencana.

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

2. Agregat
Pada material beton, agregat memenuhi sekitar 75 % dari isi total beton,
sehingga perilaku beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya agregat biasanya terdiri dari 2 macam yaitu
agregat halus yang umumnya berupa pasir dan agregat kasar yang pada
umumnya berupa kerikil. Agregat halus adalah bahan yang lolos dari saringan
no. 4 (lebih kecil dari 3/16 inci, berdasarkan ASTM). Dan agregat kasar adalah
bahan-bahan yang berukuran lebih besar.
3. Air
Air merupakan bahan utama dalam campuran beton karena air yang
mengakibatkan partikel-partikel semen saling mengikat baik mengikat
antarpartikel maupun dengan tulangan baja.
4. Bahan Campuran (admixture)
Disamping bahan-bahan utama di atas, terdapat bahan campuran tambahan
yang juga sering ditambahkan pada campuran beton, baik sebelum atau ketika
sedang mencampur. Campuran admixture dapat dipakai untuk mengubah sifat
beton agar berfungsi lebih baik atau lebih ekonomis, di antara kegunaannya
adalah :
• Meninggikan daya tahan terhadap kemunduran mutu akibat siklus dari
pembekuan-pencairan.
• Meninggikan kelayanan tanpa menambahkan kadar air
• Mempercepat perkembangan kekuatan pada usia dini
• Memperlambat perkembangan Meninggikan kekuatan.
5. Tulangan Baja
Mengingat beton kuat menahan tekan dan lemah dalam menahan tarik,
maka dalam penggunaannya sebagai komponen struktur bangunan, umumnya
beton diperkuat dengan tulangan yang mampu menahan gaya tarik. Untuk
keperluan penulangan tersebut digunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

menguntungkan, dan baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja
lonjoran ataupun kawat rangkaian las (wire mesh) yang berupa batang kawat
baja yang dirangkai dengan teknik pengelasan.
Di dalam setiap struktur beton bertulang, harus diusahakan supaya
tulangan baja dan beton dapat mengalami deformasi secara bersamaan, dengan
maksud agar terjadi kompatibilitas regangan. Ada dua jenis baja tulangan yaitu,
baja tulangan polos dan baja tulangan ulir (deformed). Baja tulangan ulir
berfungsi untuk menambah lekatan antara beton dengan baja. Baja tulangan ulir
yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi
sirip teratur dengan pola tertentu atau batang tulangan yang dipilin pada proses
produksinya (R.Park and T.Paulay, 1975)

2.2. Pembebanan
Berdasarkan peraturan-peraturan perencanaan gedung, struktur sebuah gedung harus
direncanakan kekuatannya terhadap bebab-beban berikut:
1. Beban Mati (Dead Load), dinyatakan dengan lambang D;
2. Beban Hidup (Live Load), dinyatakan dengan lambang L;
3. Beban Gempa (Earthquake Load), dinyatakan dengan lambang Ex (Arah sumbu X)
dan Ey (Arah sumbu Y);

2.2.1. Deskripsi Pembebanan


Beban-beban yang bekerja pada struktur bangunan ini adalah sebagai berikut:
1. Beban Mati (D)
Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur gedung bertingkat ini
merupakan berat sendiri elemen struktur bangunan yang memiliki fungsi
struktural menahan beban.
Beban tersebut harus disesuikan dengan volume elemen struktur yang akan
digunakan. Karena analisis dilakukan dengan program SAP2000, maka berat
sendiri akan dihitung secara langsung.

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

2. Beban Hidup (L)


Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban hidup selama masa layan.
Beban hidup selama masa konstruksi tidak diperhitungkan karena
diperkirakan beban hidup masa layan lebih besar daripada beban hidup pada
masa konstruksi.
3. Beban Gempa (E)
Untuk perhitungan beban gempa pada struktur bagunan, perlu dibuat Kurva
Respon Spektrum Respons Desain untuk lokasi bangunan yang akan
didirikan. Untuk membuat Kurva Spektrum Respons Desain dilakukan dengan
menggunakan software online yang tersedia pada situs
http://rsapuskim2019.litbang.pu.go.id. Dari perhitungan spektrum respon
desain, didapat parameter-parameter seismik yaitu :
 Percepatan spektrum respon desain pada periode pendek (SDS)
 Percepatan spektrum respon desain pada periode 1 detik (SD1)
2.2.2. Kombinasi Pembebanan
Dengan mengacu pada kombinasi pembebanan SNI 2847-2013 pasal 9, standar
kombinasi pembebanan untuk setiap beban yang diperhitungkan adalah sebagai
berikut :
U = 1,4D (2.1)
U = 1,2D + 1,6L (2.2)
U = 1,2D + 1L + 0,1875Ex + 0,05625Ey (2.3)
U = 1,2D + 1L + 0,05625Ex + 0,1875Ey (2.4)
Dengan :
D : Beban Mati
L : Beban Hidup
Ex : Beban Gempa Arah X
Ey : Beban Gempa Arah Y

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

2.3. Pembebanan
2.3.1. Perancanaan Pelat
Pelat beton dibuat untuk menyediakan suatu permukaan yang rata pada
lantai gedung. Pelat beton yang ada dapat ditumpu oleh dinding, balok, kolom,
atau dapat juga terletak langsung di atas tanah (slab on ground). Pada struktur
balok-pelat, umumnya balok dan pelat dicor secara bersamaan sehingga
menghasilkan suatu kesatuan struktur yang monolit. Ketebalan pelat beton
umunya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran bentangnya.
Pelat yang akan digunakan dalam perancaan ini adalah pelat dua arah
dimana pada struktur ini pelat beton ditumpu oleh balok di keempat sisinya.
Beban dari pelat kemudian ditransfer ke kolom. Pelat dua arah ini dapat
digunakan untuk bentangan 6-9 meter dengan beban hidup sebesar 2,5-5,5
kN/m2. Balok akan meningkatkan kekakuan pelat sehingga lendutan yang terjadi
akan semakin kecil.
Untuk mengetahui apakah pelat yang akan didesain termasuk dalam
kategori pelat dua arah atau tidak, maka dapat diperiksa melalui rasio bentang
panjang terhadap bentang pendek.
Ly
β= ; β ≤ 2 ; dimana :
Lx
β = Rasio Bentang Panjang terhadap Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang (m)
Lx = Bentang Pendek (m)
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan ketebalan minimum pelat untuk
menghindari terjadinya lendutan berlebih. Menurut SNI 2847-2019 pasal 13,
perhitungan ketebalan minimum pelat dapat dihitung dengan ketentuan sebagai
berikut :
Ecb . Ibx
αf1 ¿ (2.5)
Ecs . Isx
Ecb . Iby
αf2 ¿ (2.6)
Ecs . Isy

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

αf 1+αf 2
αfm ¿ (2.7)
2
a. Untuk αfm ≤ 0,2 mengikuti ketentuan SNI 2847-2019 Pasal 8.3.1.2

b. Untuk 0,2 ≤ αfm < 2


fy
ln ⁡(0,8+)
hmin ¿ 1400 (2.8)
36+5 β( αfm−0,2)
dan tidak boleh kurang dari 125 mm
c. Untuk αfm > 0,2
fy
ln ⁡( 0,8+ )
hmin 1400 (2.9)
¿
36+ 9 β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm

Keterangan :
αf : Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur lebar
pelat yang dibatasi secara lateral oleh garis pussat panel yang disebelahnya
(jika ada) pada setiap sisi balok
αfm : Nilai rata – rata untuk semua balok pada tepi panel
Ecb : Modulus elastisitas beton balok (MPa)
Ecs : Modulus elastisitas beton slab (MPa)
Ib : Momen inersia penampang bruto balok terhadap sumbu pusat (mm4)
Is : Momen inersia penampang bruto slab terhadap sumbu pusat (mm4)
β : Rasio dimensi panjang terhadap pendek
Setelah dilakukan perhitungan ketebalan minimum pelat, maka dilakukan
perhitungan momen rencana yang terjadi pada pelat. Momen rencana didapatkan
dengan tujuan untuk memperkirakan momen yang akan terjadi pada pelat baik di
bagian tumpuan maupun lapangan. Momen rencana didapatkan dari rumus yang
tertera dalam tabel cur yang sesuai dengan rasio β.
Setelah momen sudah didapatkan, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
tulangan yang diperlukan agar pelat dapat menahan momen tersebut. Sesuai

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

dengan SNI 2847-2019, perhitungan tulangan pada pelat dapat dihitung dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Perhitungan tinggi efektif
dx = h – p - ½ Øtul.sengkang (2.10)
dy = h – p - Øtul.sengkang - ½ Øtul.utama (2.11)
dengan nilai p minimum 40 mm (SNI 2847 – 2013 pasal 7.7)
b. Perhitungan nilai ρ
f 'c
ρmin = √ (2.12)
4 fy
0,65 x f ' c x β ( 600 )
ρb = 600+ fy
(2.13)
fy

Untuk- besar nilai dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :


 f’c ≤ 28 Mpa ; β = 0,85
f ' c−28
 28 < f’c < 56 Mpa ; β = 0,85 – 0,05 ( )
7
 f’c > 56 MPa ; β = 0,65

fy
(0,003+ )
ρmax = Es x ρb (2.14)
0,008
0,85 f ' c 2 mRn
ρ= fy √
(1- 1−
fy
) (2.15)

fy
m= (2.16)
0,85 f ' c
Mn
Rn =
b . dx ²
c. Perhitungan luas tulangan As
As = ρ. b. dx ; dengan luas tulangan minimum :
0,25 √ f ' c
Asmin = fy
b.d (2.17)

d. Perhitungan Momen Nominal

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

As . fy
α = 0,85 f ' cb (2.18)

a
ØMn = ØAs.fy (d - ) dengan syarat ØMn ≥ Mu
2

2.3.2. Perancanaan Balok


Ketika balok diberi beban, maka akan muncul momen lentur dan gaya geser
secara bersamaan. Untuk dapat memikul beban tersebut dengan aman maka balok
harus didesain terhadap kedua macam gaya tersebut (lentur dan geser).
Desain terhadap lentur dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan ukuran
penampang balok serta kebutuhan tulangan utama dan tulangan lenturnya.
Selanjutnya, balok harus didesain untuk mencukupi memikul gaya geser. Apabila
tulangan gesert tidak dipasang, maka kegagalan geser akan terjadi.
 Perhitungan Tulangan Lentur
Dari hasil perhitungan dengan SAP 2000 akan didapatkan Momen Ultimate
(Mu) baik di daerah tumpuan maupun lapangan.
a. Perhitungan tinggi efektif

d = h – p - Øtul.sengkang - ½ Øtul.utama (mm)


dengan nilai p minimum 40 mm (SNI 2847 – 2013 pasal 7.7)
b. Perhitungan nilai ρ

ρmin =
√f ' c (2.12)
4 fy
0,65 x f ' c x β ( 600 )
ρb = (2.13)
fy 600+ fy

Untuk- besar nilai dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :


 f’c ≤ 28 Mpa ; β = 0,85
f ' c−28
 28 < f’c < 56 Mpa ; β = 0,85 – 0,05 ( )
7
 f’c > 56 MPa ; β = 0,65

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

fy
(0,003+ )
ρmax = Es x ρb (2.14)
0,008
0,85 f ' c 2 mRn
ρ=
fy
(1-
√ 1−
fy
) (2.15)

fy
m= (2.16)
0,85 f ' c
Mn
Rn = (2.17)
b . dx ²
c. Perhitungan luas tulangan As
As = ρ. b. dx ; dengan luas tulangan minimum :
0,25 √ f ' c
Asmin = b.d (2.18)
fy
d. Perhitungan Momen Nominal
As . fy
α= (2.19)
0,85 f ' cb
a
ØMn = ØAs.fy (d - ) dengan syarat ØMn ≥ Mu
2

 Perhitungan Tulangan Geser


Vu didapatkan dari hasil perhitungan SAP 2000. Vu yang didapatkan harus
memenuhi persyaratan Vu ≤ ØVn,
dengan Vn = Vs + Vc.
Menurut SNI 2847 – 2013 pasal 11.2.1.1., nilai kekuatan geser (Vc)
Vc = 0,17. λ. . b. d (2.20)
λ = fct/(0,56 √(f'c)) .1,0 (2.21)
Jika Vu > 0,5 ØVc, maka tidak diperlukan tulangan geser.
Jika 0,5 ØVc < Vu ≤ ØVc, maka diperlukan tulangan geser minimum.
Dapat dipasang tulangan geser berdiameter 110 mm dengan perhitungan spasi
seperti yang akan dijelaskan pada ketentuan berikut :
Jika Vu > ØVc, maka diperlukan tulangan geser
Vs = (Av.fyt.d)/S (2.22)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Avmin = 0,062. (√(f^' c) .b.s)/fyt ; dengan Avmin ≥ (0,35.b.s)/fyt


Vc1 = 0,33. √(f^' c). b. d (2.23)
Vc2 = 0,66. √(f^' c). b. d (2.24)
Spasi tulangan geser dapat dihitung dengan persamaan
S1 = (Av.fyt.d)/Vs (2.25)
S2 = d/2 ≤ 600 mm, jika Vs ≤ Vc1
S2 = d/4 ≤ 300 mm, jika Vc1 < Vs < Vc2
S3 = (Av.fyt)/(0,35.b) ≥ (Av.fyt)/(0,062.b.√(f^' c) )
Smax dipilih dari nilai terkecil antara S2 dan S3
Jika S1 < Smax, maka S = S1
Jika S1 > Smax, maka S = Smax
2.3.3. Perancanaan Kolom
Kolom adalah salah satu komponen struktur vertical yang secara khusus
difungsikan untuk memikul beban aksial tekan (dengan atau tanpa adanya momen
lentur) dan memikul rasio tinggi/ panjang terhadap dimensi terkecilnya sebesar
tiga atau lebih. Kolom memikul beban vertical yang berasal dari pelat lantai atau
atap dan menyalurkannya ke pondasi. Pada struktur bangunan gedung beton
bertulang, balok, pelat, dan kolom umumnya dicor secara monolit, sehingga akan
menimbulkan momen lentur pada kolom akibat kondisi tumpuan ujung.
Pada desain kolom, dilakukan perhitungan untuk memunculkan diagram
interaksi. Diagram interaksi menggambarkan interaksi antara momen dan aksial
dalam berbagai variasi sehingga membentuk suatu grafik. Pada perencanaan,
setelah mendapatkan momen dan gaya aksial pada kolom, maka selanjutnya
dicoba dimensi kolom dan tulangan kemudian dari dimensi kolom tersebut dibuat
diagram interaksinya. Kemudian momen dan gaya aksial diplotkan ke dalam
diagram interaksi tersebut. Bila berada di luar diagram maka kolom tidak mampu
dan harus digunakan dimensi lain, dan bila berada di dalam kolom dekat dengan
diagram maka kolom mencukupi, tapi bila masuk namun terlalu jauh dari diagram
maka kolom terlalu besar/boros.

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Untuk menggambar diagram interaksi dibutuhkan beberapa titik penting,


yaitu kondisi tekan murni (M=0), kondisi lentur murni (P=0), kondisi balance,
kondisi keruntuhan tarik, serta kondisi keruntuhan tekan.
1. Kondisi Tekan Murni (Mn = 0)
Po = 0,85 f’c (Ag – Ast) + Ast. Fy (2.26)
Pn = 0,8 Po (2.27)
ØPn = ØPo
2. Kondisi Balance
Cb = 600 / (600 + fy). D (2.28)
a = 0,85. Cb (2.29)
Cc = 0,85. f’c. a. B (2.30)
fs = 600((Cb-z)/Cb), jika fs > fy maka fs = fy ; z = jarak tulangan ke ujung
penampang beton
Cs1 = As1. (fs1 – 0,85 f’c) (2.31)
Cs2 = As2. (fs2 – 0,85 f’c) (2.32)
Ts3 = As3. fs3 (2.33)
Ɛt = 0,003 x (d-c) / c, (2.34)
bila Ɛt < 0,002 maka Ø = 0,65
bila 0,002 < Ɛt < 0,005 maka Ø = 0,65 + (Ɛt – 0,002). 250 / 3
bila Ɛt > 0,005 maka Ø = 0,90
Pb = Cc + Cs1 + Cs2 – Ts (2.35)
ØPb = Ø.Pb
h ab
Mb = Cc ( - ) + Cs1. X + Cs2. Y + Ts. Z (2.36)
2 2
X, Y, Z = Jarak masing – masing tulangan ke sumbu netral
ØMb = ØMb
3. Kondisi Tarik Murni (Pb = 0)
a = As. fy / (0,85. f’c. b) (2.37)
Ɛt = 0,003 x (d-c) / c, (2.34)
bila Ɛt < 0,002 maka Ø = 0,65

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

bila 0,002 < Ɛt < 0,005 maka Ø = 0,65 + (Ɛt – 0,002). 250 / 3
bila Ɛt > 0,005 maka Ø = 0,90
Mn = As. fy (d - a/2) (2.38)
ØMn = Ø.Mn

BAB III

PERENCANAAN

3.1. Mutu Bahan


Kuat tekan beton (f’c) = 23 Mpa
Kuat tarik baja (fyØ) = 295 Mpa
Kuat tarik baja (fyD) = 490 Mpa
Modulus elastisitas baja = 200000 Mpa
Massa jenis beton = 2400 kg/m3
Modulus elastisitas beton = 4700√(f'c) = 22540,40816 Mpa
Bentang balok induk (Lbi) = 10000 mm
Bentang balok anak (Lba) = 5000 mm
Bentang kolom (Lk) = 10000 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

3.1.

3.2. Pradimensi Balok


3.2.1. Balok Induk
1 1
 H= x Lbi = x 10000 = 453,125  500 mm
16 16
2 2
 B= xH = x 500 = 416,667  450 mm
3 3

3.2.2. Balok Anak


1 1
 H= x Lba = x 5000 = 277,778  350 mm
18 18
2 2
 B= xH = x 350 = 185,185  250 mm
3 3

3.3. Pradimensi Pelat

Iy 2500
β= = =1
Ix 2500

β ≤ 2 (two way slab)

 Pelat Lantai

Asumsi tebal pelat = 100 mm

Ecb x Ib
𝛼𝑓 = ; Ec = 4700√ f ' c
Ecs x Is
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓1 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓2 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓3 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓4 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
α 1 +α 2+ α 3 + α 4
𝛼𝑓m = = 7,9585
4
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 8.3.1.2 halaman 135 kasus (b), untuk
𝛼𝑓𝑚 > 2,0 (minimal 90 mm) menggunakan rumus :
ℓ𝑛 = 4300 (asumsi dimensi kolom 700x700)
fy
h= (
ln 0,8+
1400 )
36+ 9 β
295
h= (
43 00∗ 0,8+ )
1400 = 109,8889 mm ≈ 150 mm
36+ 9∗1

Berdasarkan perhitungan tersebut, pelat atap yang akan dipakai dalam desain ini
sebesar 150 mm karena memenuhi persyaratan.

 Pelat Atap

Asumsi tebal pelat = 100 mm

Ecb x Ib
𝛼𝑓 = ; Ec = 4700√ f ' c
Ecs x Is
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓1 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓2 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 250 x 3503
𝛼𝑓3 =
1
= = 1,2704
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
1
4700 √ f ' c x b h3
12 4 50 x 6 503
𝛼𝑓4 =
1
= = 14,6467
4700 √ f ' c x b h3 2500 x 1503
12
α 1 +α 2+ α 3 + α 4
𝛼𝑓m = = 7,9585
4
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 8.3.1.2 halaman 135 kasus (b), untuk
𝛼𝑓𝑚 > 2,0 (minimal 90 mm) menggunakan rumus :
ℓ𝑛 = 4300 (asumsi dimensi kolom 700x700)
fy
h= (
ln 0,8+
1400 )
36+ 9 β
295
h= (
43 00∗ 0,8+ )
1400 = 109,8889 mm ≈ 150 mm
36+ 9∗1

Berdasarkan perhitungan tersebut, pelat atap yang akan dipakai dalam desain ini
sebesar 150 mm karena memenuhi persyaratan.
3.4. Pradimensi Kolom
Lebar kolom minimal > B balok. Apabila diambil 700 mm. Maka, 700 > 450 mm
3.5. Pembebanan
3.5.1. Beban Mati pada Pelat Lantai
 Beban Pelat = 0,15 x 24 kN/m2 = 3,60 kN/m2
 Spesi 2 cm = 0,02 x 21 kN/m2 = 0,42 kN/m2
 Keramik 1 cm = 0,01 x 24 kN/m2 = 0,24 kN/m2

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

 Plafond+Penggantung = (0,11+0,07) kN/m2 = 0,18 kN/m2


 Mechanical, Elecrtical, Plumbing (MEP) = 0,20 kN/m2
 Total = 4,64 kN/m2

3.5.2. Beban Mati pada Pelat Atap


 Beban Pelat = 0,15 x 24 kN/m2 = 3,60 kN/m2
 Spesi 1 cm = 0,01 x 21 kN/m2 = 0,21 kN/m2
 Waterproof 1 cm = 0,01 x 24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
 Plafond+Penggantung = (0,11+0,07) kN/m2 = 0,18 kN/m2
 Mechanical, Elecrtical, Plumbing (MEP) = 0,20 kN/m2
 Total = 4,26 kN/m2

3.5.3. Beban Hidup


Beban hidup untuk sekolah pada lantai gedung adalah 3,83 kN/m 2 sedangkan
pada atap adalah 0,96 kN/m2, menurut SNI 1727 : 2013 Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
3.5.4. Beban Langsung di Atas Balok
 Beban Dinding (Bata Ringan) = 0,12 x 10 x 10
= 12 kN
 Beban Balok Sendiri (0,65 m x 0,45 m) = 0,2925 x 2,4
= 0,702 kN

BAB IV

PERENCANAAN PELAT

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

4.1. Analisa Pembebanan


Beban mati pelat lantai (D) = 464 kg/m2
Beban mati pelat atap (D) = 426 kg/m2
Beban hidup pelat lantai (L) = 383 kg/m2
Beban hidup pelat atap (L) = 96 kg/m2
Kombinasi beban = Wu1 lantai = 1,4D
= 1,4 x 464
= 649,6 kg/m2
= Wu1 atap = 1,4D
= 1,4 x 426
= 596,4 kg/m2
= Wu2 lantai = 1,2 D + 1,6L
= (1,2 x 464) + (1,6 x 383)
= 1169,6 kg/m2
= Wu2 atap = 1,2 D + 1,6L
= (1,2 x 426) + (1,6 x 96)
= 664,8 kg/m2
4.2. Analisa Mekanika
Perhitungan momen pelat lantai dan atap menggunakan momen pelat yang terjepit ke-2
sisinya (kondisi II). Nilai x untuk bentang (𝛽) = 1 dan plat terjepit keempatnya menurut
Tabel CUR Jilid 4 adalah :
Berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03 tabel CUR, diperoleh:
Mlx = 0,001 Wu Lx2 x ; x = 25
Mly = 0,001 Wu Lx2 x ; x = 25
Mtx = -0,001 Wu Lx2 x ; x = 51
Mty = -0,001 Wu Lx2 x ; x = 51
4.2.1. Pelat Lantai
Mlx = 0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 1169,6 x 2,52 x 25
= 182,75 kgm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Mly = 0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 1169,6 x 2,52 x 25


= 182,75 kgm
Mtx = -0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 1169,6 x 2,52 x 51
= -372,81 kgm
Mty = -0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 1169,6 x 2,52 x 51
= -372,81 kgm
4.2.2. Pelat Lantai
Mlx = 0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 664,8 x 2,52 x 25
= 103,875 kgm
Mly = 0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 664,8 x 2,52 x 25
= 103,875 kgm
Mtx = -0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 664,8 x 2,52 x 51
= -211,905 kgm
Mty = -0,001 x Wu2 x Lx2 x X = 0,001 x 664,8 x 2,52 x 51
= -211,905 kgm
4.3. Desain Penulangan Pelat
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 22.2.2.4.3 halaman 478 untuk f’c < 28 MPa, maka :
1 = 0,85
1,4
ρmin =
fy D
1,4
=
4 90
= 0,002857143

ρmin =
√ fc '
4 fy D

=
√ 23
4.490
= 0,002446853
0,85 x f ' c x β 1 600
ρb =
fy D ( 600+fy D )

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

0,85 x 23 x 0,85 600


=
4 90 (600+4 90 )
= 0,0187
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 . 0,0187
= 0,0140

Data pelat :
∅ = 0,9
P = 20 mm
∅ = 8 mm
b = 1000 mm
h = 150 mm
dy =h-P-∅-D
= 150 - 20 - 8 - 10
= 112 mm
dx =h-P-∅-D
= 150 - 20 – 8/2 – 10/2
= 121 mm
f’c = 23 Mpa
fy = 490 Mpa

4.3.1. Penulangan Pelat Lantai


 Tulangan Lapangan Arah X
Mlx = 182,75 kgm = 1,8275kNm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Mu
Rn =
ф x b x d2
1,8275× 106
=
0,9 x 1000 ×1212
= 0,1387 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0 ,1387
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,002857143
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7143 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 121−
2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 1,8275
= 20,1026 > 1,8275 (OK)

 Tulangan Lapangan Arah Y


Mly = 182,75 kgm = 1,8275kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2
1,8275 ×106
=
0,9 x 1000 ×1122
= 0,1619 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
Muhammad Anan Mahardika 21010117120030
Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1 2 x 25,064 x 0,1619
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,002857143
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

9,8426
= 392,7 x 490 x 150−( 2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 1,8275
= 18,544 > 1,8275 (OK)

 Tulangan Tumpuan Arah X


Mtx = 372,81kgm = 3,7281 kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2
3,7281×10 6
=
0,9 x 1000 ×1212
= 0,2829 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,2829
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0006
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7142857mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 121−
2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 3,7281
= 20,1026 > 3,7281 (OK)

 Tulangan Tumpuan Arah Y


Mty = 372,81 kgm = 3,7281 kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

3,7281 ×106
=
0,9 x 1000 ×1122
= 0,3302 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,3302
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0007
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,002857143
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200


As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 150−
2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 3,7281
= 18,544 > 3,7281 (OK)

4.3.2. Penulangan Pelat Atap


 Tulangan Lapangan Arah X
Mlx = 103,875kgm = 1,03875 kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2
1,03875× 106
=
0,9 x 1000 ×1212
= 0,0788 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1 2 x 25,064 x 0,0788
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7143 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

9,8426
= 392,7 x 490 x 121−( 2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 1,03875
= 20,1026 > 1,03875 (OK)

 Tulangan Lapangan Arah Y


Mly = 103,875 kgm = 1,03875 kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2
1,03875 ×106
=
0,9 x 1000 ×1122
= 0,0920 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,0920
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0002
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 150−
2 )
= 20604403,85 Nmm
= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 1,03875
= 18,544 > 1,03875 (OK)

 Tulangan Tumpuan Arah X


Mtx = 211,905 kgm = 2,11905 kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

2,11905 ×10 6
=
0,9 x 1000 ×1212
= 0,1608 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,2829
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0003
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 121
= 345,7142857mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,401760704  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200


As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
= 392,7 x 490 x 121−( 2 )
= 22336210,85 Nmm
= 22,3362 kNm
ØMn = 0,9 x 22,3362 > Mu = 2,11905
= 20,1026 > 2,11905 (OK)

 Tulangan Tumpuan Arah Y


Mly = 211,905 kgm = 2,11905 kNm
Mu
Rn =
ф x b x d2
2,11905 ×106
=
0,9 x 1000 ×1122
= 0,1877 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 0,1877
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
Muhammad Anan Mahardika 21010117120030
Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 0,0004
Karena nilai ρ < ρmin, maka nilai ρ yang dipakai adalah
ρmin = 0,0029
As = ρmin x b x d
= 0,0029 x 1000 x 112
= 320 mm2
A tulangan = 78,54 mm2 (SNI 2052:2014)
As
n =
A tulangan
345,7143
=
78,54
= 4,074357016  5 tulangan
As terpasang = 5 x A tulangan
= 5 x 78,54
= 392,7 mm2
78,54 x 1000
S =
392,7
= 200 mm
Syarat = S < 3h
= 200 < 450 (OK), maka digunakan D8-200
As terpasang x fy
a =
0,85 x f ' c x b
392, 7 x 4 90
=
0,85 x 23 x 1000
= 9,8426 mm
Checking

Mn = As terpasang x fy x d− ( a2 )
9,8426
(
= 392,7 x 490 x 150−
2 )
= 20604403,85 Nmm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 20,6044 kNm
ØMn = 0,9 x 20,6044 > Mu = 2,11905
= 18,544 > 2,11905 (OK)

BAB V

BEBAN GEMPA

5.1. Kategori Resiko


Menentukan kategori risiko bangunan gedung yang ditentukan berdasarkan jenis
pemanfaatan struktur tersebut. Kategori risiko bangunan dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5. 1. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non – Gedung untuk Beban Gempa
(SNI 1726 : 2019 Pasal 4.1.2)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Tabel 5. 1. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non – Gedung untuk Beban Gempa
(SNI 1726 : 2019 Pasal 4.1.2) (lanjutan)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Dalam perencanaan ini, bangunan yang akan didesain adalah sekolah sehingga bangunan
tersebut termasuk dalam kategori risiko IV.
5.2. Faktor Keutamaan Gempa
Menentukan faktor keutamaan gempa dengan melihat kategori risiko yang telah
ditentukan sebelumnya. Faktor keutamaan gempa dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5. 2. Faktor Keutamaan Gempa (SNI 1726 : 2019 Pasal 4.1.2)

5.3. Klasifikasi Situs


Wilayah gempa berada pada kota Surabaya. Berdasarkan peta gerak tanah pada Gambar
15 dan Gambar 16 SNI 1726:2019 dan situs resmi http://puskim.pu.go.id/ dapat
ditentukan kelas situs SD yaitu :

a. Percepatan batuan dasar pada periode pendek (SS) = 0,7046 g


b. Percepatan batuan dasar pada periode 1 detik (S1) = 0,3045 g

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

5.4. Koefisien Situs untuk Desain Seismic Fa dan Fv


 Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode
pendek Fa menurut tabel 6 SNI-1726-2019 untuk kelas situs SD dan
SS = 0,7046 g, diperoleh Fa = 1,2363.
 Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode 1
detik Fv menurut tabel 5 SNI-03-1726-2010 untuk kelas situs SD dan
S1 = 0,3045 g, diperoleh Fv = 1,9955.

5.5. Parameter spectrum Respons Percepatan SMS dan SM1.


 Parameter spectrum respons percepatan pada periode pendek (SM S)
SMS = Fa x Ss = 1,2363 x 0,7046 g = 0,8711 g
 Parameter spectrum respons percepatan pada periode 1 detik (SM 1)
SM1 = Fv x S1 = 1,9955 x 0,3045 g = 0,6076 g

5.6. Parameter spectrum Respons Percepatan SDS dan SD1.


 Parameter spectral desain untuk periode pendek (SDS)

2 2
SDS = x SMS = x 0,8711 g = 0,5807 g
3 3
 Parameter spectrum respons percepatan pada periode 1 detik (SD1)

2 2
SD1 = x SM1 = x 0,6076 g = 0,4051 g
3 3

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

5.7. Spektrum Respon Desain


SD1
T0 = 0,2 x = 0,2 x = 0,1395 detik
SD S
SD1 0,4051
TS = = = 0,6976 detik
SD S 0,5807
TL = 20 detik (SNI-1726-2019 pada Gambar 20)
Berdasarkan ketentuan spektrum respons desain pada SNI-1726-2019 halaman 35,
disebutkan bahwa nilai Sa diambil berdasarkan :
 Untuk T < T0
T
(
Sa = SDS x 0,4 +0,6 x
T0 )
T
(
Sa = 0,5807 x 0,4 +0,6 x
0,1395)= 0,2323 x 2,4976T g

 Untuk T0 ≤ T ≤ TS
Sa = SDS = 0,5807 g
 Untuk TS ≤ T ≤ TL
SD 1
Sa =
T
0,4051
Sa = g
T
 Untuk T ≥ TL
SD1 T L
Sa =
T2

0,4051 x 20 8,102
Sa = = 2
T2 T

5.8. Faktor Keutamaan Gempa, Ie


 Berdasarkan tabel 4 SNI-1726-2019 untuk kategori resiko bangunan IV, faktor
keamanan gempa Ie = 1,5.

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

5.9. Faktor Modifikasi Respons, R


 Untuk gedung akan direncanakan sebagai rangka beton bertulang pemikul momen
khusus.

Berdasarkan tabel 12 SNI-1726-2019 untuk rangka beton bertulang


pemikul momen khusus, R = 8.

5.10. Faktor Fundamental, T


 Periode fundamental pendekatan dapat ditentukan dengan persamaan :
T = Ta = Ct x hnx

Dimana nilai Ct dan x untuk rangka beton pemikul momen diambil


dari tabel 18 SNI-1726-2019, maka :

Ct = 0,0466 dan x = 0,9

T = Ta = 0,0466 x (30)0,9

T = Ta = 0,9949 detik

5.11. Koefisien Respon Seismik, Cs


Koefisien respons seismik, Cs, harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :

Ie
CS = SDS x (SNI-1726-2019 halaman 70 pers. 31)
R

1,5
CS = 0,5807 x = 0,1089
8

Karena T ≤ TL

SD1
CS =
T ( IeR ) (SNI-1726-2019 halaman 70 pers. 32)
0,4051
CS = 0,9949 8 = 0,0763
1,5( )

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Maka diambil yang terkecil yaitu Cs = 0,0763

5.12. Menghitung Pembebanan Struktur Pada Gedung, W


Diketahui :

Tinggi (H) = 10 meter (Tingkat 1, 2 dan 3)


Dimensi Kolom = 700 x 700 mm
Dimensi Balok Induk = 650 x 450 mm
Dimensi Balok Anak = 350 x 250 mm
Tebal Pelat = 150 mm = 0,15 m
5.12.1. Beban Tingkat I
1. Berat Pelat Lantai = n x luas pelat x tebal pelat lantai x γ beton
= 184 x 6,25 x 0,15 x 2400
= 414000 kg
2. Berat Balok Induk = Berat balok x (n x (L balok induk – tebal badan kolom))

Arah X = 0,65 x 0,45 x 2400 x (16 x (10 – 0,7))

= 104457,6 kg

Arah Y = 0,65 x 0,45 x 2400 x (15 x (10 – 0,7))

= 97929 kg

3. Berat Balok Anak = Berat balok x (n x (L balok anak – tebal badan kolom))
= 0,35 x 0,25 x (282 x ( 2,5-0,5))
= 118440 kg
4. Berat Kolom = Berat kolom x (n x L kolom tingkat I)
= 0,7 x 0,7 x 2400 x ( 20 x 10 )
= 235200 kg
Berat Total = 414000 kg + (104457,6 kg + 97929 kg) + 118440 kg +
235200 kg
= 970026,6 kg
Massa = 970026,6 /9,81

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 98881,40673 kg.det2/m

5.12.2. Beban Tingkat II


1. Berat Pelat Lantai = n x luas pelat x tebal pelat lantai x γ beton
= 184 x 6,25 x 0,15 x 2400
= 414000 kg
2. Berat Balok Induk = Berat balok x (n x (L balok induk – tebal badan kolom))

Arah X = 0,65 x 0,45 x 2400 x (16 x (10 – 0,7))

= 104457,6 kg

Arah Y = 0,65 x 0,45 x 2400 x (15 x (10 – 0,7))

= 97929 kg

3. Berat Balok Anak = Berat balok x (n x (L balok anak – tebal badan kolom))
= 0,35 x 0,25 x (282 x ( 2,5-0,5))
= 118440 kg
4. Berat Kolom = Berat kolom x (n x L kolom tingkat I)
= 0,7 x 0,7 x 2400 x ( 20 x 10 )
= 235200 kg
Berat Total = 414000 kg + (104457,6 kg + 97929 kg) + 118440 kg +
235200 kg
= 970026,6 kg
Massa = 970026,6 /9,81
= 98881,40673 kg.det2/m

5.12.3. Beban Atap


1. Berat Pelat Lantai = n x luas pelat x tebal pelat lantai x γ beton
= 184 x 6,25 x 0,15 x 2400
= 414000 kg
2. Berat Balok Induk = Berat balok x (n x (L balok induk – tebal badan kolom))

Arah X = 0,65 x 0,45 x 2400 x (16 x (10 – 0,7))

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 104457,6 kg

Arah Y = 0,65 x 0,45 x 2400 x (15 x (10 – 0,7))

= 97929 kg

3. Berat Balok Anak = Berat balok x (n x (L balok anak – tebal badan kolom))
= 0,35 x 0,25 x 2400 x (282 x ( 2,5-0,5))
= 118440 kg
4. Berat Kolom = Berat kolom x (n x L kolom tingkat I)
= 0,7 x 0,7 x 2400 x ( 20 x 10 )
= 235200 kg
Berat Total = 414000 kg + (104457,6 kg + 97929 kg) + 118440 kg +
235200 kg
= 970026,6 kg
Massa = 970026,6 /9,81
= 98881,40673 kg.det2/m

5.13. Beban Mati Tambahan


5.13.1. Beban Mati Area
1. Beban Mati Tambahan pada Tingkat I dan II
a. Berat keramik (1 cm) = Tebal keramik x 2400
= 0,01 x 2400
= 24 kg/m2
b. Berat spesi (2 cm) = Tebal spesi x 2100
= 0,02 x 2100
= 42 kg/m2
c. Berat plafon + penggantung = 18 kg/m2
d. Berat mekanikal elektrikal = 20 kg/m2
Total DL = 104 kg/m2
2. Beban Mati Tambahan pada Atap
a. Berat waterproof (1 cm) = Tebal keramik x 700

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 0,01 x 700
= 7 kg/m2
b. Berat spesi (1 cm) = Tebal spesi x 2100
= 0,01 x 2100
= 21 kg/m2
c. Berat plafon + penggantung = 18 kg/m2
d. Berat mekanikal elektrikal = 20 kg/m2
Total DL = 66 kg/m2

Total Beban Mati Tambahan = DL x n pelat x luas pelat

- Tingkat I = 104 x 282 x 6,25


= 183300 kg
- Tingkat II = 104 x 282 x 6,25
= 183300 kg
- Atap = 66 x 282 x 6,25
= 116325 kg

5.13.2. Beban Mati Menerus


Beban dinding bata ringan = Panjang Dinding x Tinggi Lantai x Tebal
Dinding x ɣ Bata Ringan

Lantai 1 = 14 x10 x 10 x 0,1 x 120


= 16800 kg
Lantai 2 = 14 x10 x 10 x 0,1 x 120
= 16800 kg
Atap = 14 x 10 x 5 x 0,1 x 120
= 8400 kg

5.13.3. Beban Mati Menerus


1. Total Beban Mati Tambahan Tingkat 1 dan 2
= 183300 + 16800
= 200100 kg

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

2. Total Beban Mati Tambahan Tingkat 3


= 116325 + 8400

= 124725 kg

5.14. Beban Hidup


1. Beban Hidup Tingkat I
Beban hidup = Panjang Denah x Lebar Denah x Beban Hidup Lantai
= (4 x 10) x (3 x 10) x 383
= 459600 kg
Total beban hidup = 25% x 495600
= 123900 kg
2. Beban Hidup Tingkat II
Beban hidup = Panjang Denah x Lebar Denah x Beban Hidup Lantai
= (4 x 10) x (3 x 10) x 383
= 459600 kg
Total beban hidup = 25% x 495600
= 123900 kg
3. Beban Hidup Atap
Beban hidup = Panjang Denah x Lebar Denah x Beban Hidup Lantai
= (4 x 10) x (3 x 10) x 96
= 115200 kg
Total beban hidup = 25% x 115200
= 28800
5.15. Total Beban Struktur Tiap Tingkat
1. Tingkat I = 970026,6 + 200100 + 123900
= 1294026,6 kg
2. Tingkat II = 970026,6 + 200100 + 123900
= 1294026,6 kg
3. Tingkat Atap = 970026,6 + 116325 + 28800
= 1115151,6 kg
Berat Sendiri Lantai 1 dan 2 (Tipikal)

1. Berat Balok Induk


= n x b x h x l x γbeton
= (16 x 0,45 x 0,65 x 10 x 2400) + (15 x 0,45 x 0,65 x 10 x 2400)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 217620 kg
2. Berat Kolom
= n x b x h x l x γbeton
= 20 x 0,7 x 0,7 x 10 x 2400
= 235200 kg
3. Dinding
= panjang x tinggi lantai x berat dinding
= 14 x 10 x 10 x 120
= 168000 kg

5.16. Beban Mati


1. Beban mati tambahan untuk lantai 1 dan 2
= beban mati lantai x luas
= 464 x (4 x 10) x (3 x 10)
= 556800 kg
2. Beban mati tambahan untuk lantai atap
= beban mati atap x luas
= 426 x (4 x 10) x (3 x 10)
= 511200 kg

5.17. Beban Hidup


1. Beban hidup tambahan untuk lantai 1 = beban hidup lantai x luas
= 383 x (4 x 10) x (3 x 10)
= 459600 kg
Direduksi 50% = 229800 kg
2. Beban hidup tambahan untuk lantai 2 = beban hidup lantai x luas
= 383 x (4 x 10) x (3 x 10)
= 459600 kg
Direduksi 50% = 229800 kg
3. Beban hidup tambahan untuk atap = beban hidup lantai x luas
= 96 x (4 x 10) x (3 x 10)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 115200 kg
Direduksi 50% = 57600 kg

5.18. Total Beban


1. Total Berat Struktur Lantai 1
= 217620 + 235200 + 168000 + 556800 + 229800
= 1407420 kg
2. Total Berat Struktur Lantai 2
= 217620 + 235200 + 168000 + 556800 + 229800
= 1407420 kg
3. Total Berat Struktur Lantai Atap
= 217620 + 235200 + 168000 + 511200 + 57600
= 1189620 kg
Total = 4004460 kg
Perhitungan berat struktur tiap lantai dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 5. 3. Perhitungan Berat Struktur Tiap Lantai

Lantai (i) Tinggi (Z) Berat (Wt) Wt x Z (i)

5.19. Atap 30 1407420 42222600 Gaya


2 20 1407420 28148400 Geser
1 10 1189620 11896200 Dasar
Total 82267200

Seismik, V
Gaya geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:

V = Cs x W (SNI-1726-2019 pasal 7.8.1 halaman 69)

V = 0,0763 x 4004460 = 305540,298 kg = 305,5403 ton = 2997,3503 kN

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

5.20. Distribusi Gaya Gempa, Fx


Gaya gempa lateral (Fx) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan
berikut :
Fx = CVx x VX
W x x hx k
CVx =
∑ W i x h xk
k = 1 (untuk struktur yang mempunyai periode < 1 detik)

Distribusi beban geser dapat dilihat pada Tabel berikut


Tabel 5. 4. Distribusi Beban Geser

Tingka
hi k hk Wt (kg) Wt.hk Cv Vx Fx=Fy
t
107386,14 565022,945
3 30 1 30 1407420 42222600 5,2616
6 8
107386,14 376678,384
2 20 1 20 1407420 28148400 3,5077
6 3
134572,645
1 10 1 10 1189620 11896200 1,4826 90768,006
7
8024692,27 305540,29 1076273,97
TOTAL 4004460
5 8 6

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

BAB VI

PERENCANAAN BALOK ANAK

6.1. Gaya Luar yang Bekerja


a. Kombinasi Pembebanan Tetap
Kombinasi 1 = 1,4 D
Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,6 L
b. Kombinasi Pembebanan Sementara
Kombinasi 3 = 1,2 D + 1,0 L + 0,1875 Ex + 0,0562 Ey
Kombinasi 4 = 1,2 D + 1,0 L + 0,0562 Ex + 0,1875 Ey
6.2. Mencari Momen dan Gaya Geser Maksimum
Dari hasil analisis dengan SAP2000 maka diperoleh Momen dan Gaya Geser Maksimum
sebagai berikut :

- Daerah Tumpuan (Lantai)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Gambar 6.1. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 8777,42 kgm

Vtumpuan = 4390,59 kg

- Daerah Lapangan (Lantai)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Gambar 6.2. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 5316,58 kgm

Vtumpuan = 1056,26 kg

- Daerah Tumpuan (Atap)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Gambar 6.3. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 5441,67 kgm

Vtumpuan = 2864,88 kg

- Daerah Lapangan (Atap)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Gambar 6.4. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 3409,1 kgm

Vtumpuan = 1284,62 kg

6.3. Data – data Balok Anak


f’c = 23 MPa
fy = 490 MPa
h = 350 mm
b = 250 mm
Es = 200000 MPa
Ec = 4700 x √ f ' c = 4700 x √ 23 = 22540,40816 MPa
D = 16 mm
Ø = 10 mm
β1 = 0,85
p = 20 mm
d = h - P - Ø + ½ D = 350 – 20 – 10 – 8 = 312 mm
d’ = h – d’ = 38 mm
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 22.2.2.4.3 halaman 478 untuk f’c < 28 MPa, maka :
1 = 0,85
1,4
ρmin =
fy D
1,4
=
4 90
= 0,002857143

ρmin =
√ fc '
4 fy D

=
√ 23
4.490
= 0,002446853

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

0,85 x f ' c x β 1 600


ρb =
fy D ( 600+fy D)
0,85 x 23 x 0,85 600
=
4 90 ( 600+4 90 )
= 0,0187
ρmaks = 0,625 ρb
= 0,625 . 0,0187
= 0,0117

6.4. Perhitungan Balok Anak


6.4.1. Balok Anak - Lantai
 Tumpuan
Mu = 8777,42 kgm = 86106490,2 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
86106490,2
=
0,9 x 250 ×3122
= 3,9314 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 3,9314
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0090
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0090
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 0,0090 x 250 x 312


= 705,8605 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 705,8605
n= = = 3,5099 ≈ 4
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 804,4 mm2
Maka digunakan tulangan 4D16
o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Asc = 50% x Ast


= 402,2 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 402,2
n= = =2≈3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3mm2
Maka digunakan tulangan 3D16
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 4 x 16 + (4 – 1) x 25 + 2 x 20 + 2 x 10 < 250
= 199 < 250 (OK)
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =

Resultan Gaya Tekan Beton


Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

4154,375c2 – 32176c – 13755240 = 0

Maka diperoleh : c1 = 61,54421574 (diambil)

c2 = -53,79912773

a = β1 x c = 0,85 x 61,54421574 = 52,31258338 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 255677,7513 N

Cs = 138478,2487 N

o Cek Asumsi Tekan


c - d'
x 0,003 = 0,00114 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,012208578 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]
'

= 99924225,04 Nmm > 86106490,2 Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 422,5630915 N
Vu desain = 356,4666N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 623,8446 N

Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 356,4666N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 d/2 = 312/2 = 156 mm
 600 mm
diambil spasi 100 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-100
 Lapangan
Mu = 5316,58 kgm = 52155649,8Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
52155649,8
=
0,9 x 250 ×3122
= 2,3813 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 2,3813
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0052
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0052
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd
= 0,0052 x 250 x 312
= 405,4754mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 405,4753784
n= = = 2,016287312 ≈ 3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3 mm2
Maka digunakan tulangan 3D16
o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Asc = 50% x Ast


= 180,99 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 180,99
n= = = 0,9 ≈ 2
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 402,2 mm2

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Maka digunakan tulangan 2D16


Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 3 x 16 + (3 – 1) x 25 + 2 x 20 + 2 x 10 < 250
= 158 < 250 (OK)
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan

Cs [
= A st x 600 x ( c−dc ' )−0,85 x f ' c ]
Resultan Gaya Tekan Beton
Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

4154,375c2 - 54297c - 9170160 = 0

Maka diperoleh : c1 = 53,96966515 (diambil)

c2 = -40,89982913

a = β1 x c = 0,85 x 53,96966515 = 45,87421537 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 224210,2276 N

Cs = 71406,77236 N

o Cek Asumsi Tekan

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

c - d'
x 0,003 = 0,00089 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,014343076 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]
'

= 75938681,26 Nmm > 52155649,8 Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 101,650343 N
Vu desain = 35,5538 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 623,8446 N

Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 35,5538 N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 d/2 = 312/2 = 156 mm
 600 mm
diambil spasi 150 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-150

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

6.4.2. Balok Anak - Atap


 Tumpuan
Mu = 5441,67 kgm = 53382782,7 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
53382782,7
=
0,9 x 250 ×3122
= 2,4373 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 2,4373
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0053
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0053
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd
= 0,0053 x 250 x 312
= 415,7496 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 415,7496
n= = = 2,0674 ≈ 3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3 mm2

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Maka digunakan tulangan 3D16


o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Asc = 30% x Ast


= 180,99 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 180,99
n= = = 0,9 ≈ 3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3 mm2
Maka digunakan tulangan 3D16
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 3 x 16 + (3 – 1) x 25 + 2 x 20 + 2 x 10 < 250
= 158 < 250 (OK)
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan
c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =

Resultan Gaya Tekan Beton


Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

4154,375c2 + 66363c – 13755240 = 0

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Maka diperoleh : c1 = 50,10607245 (diambil)

c2 = -66,08031647

a = β1 x c = 0,85 x 50,10607245 = 42,59016158 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 208159,4147 N

Cs = 87457,58528 N

o Cek Asumsi Tekan


c - d'
x 0,003 = 0,000725 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,015680371 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

a
Ø Mn [ ( )
= Ø Cc d−
2
+Cs( d−d ' )
]
= 76028709,79 Nmm > 53382782,7 Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 275,7048782 N
Vu desain = 233,8691208 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 623,8446 N

Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 356,4666N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 d/2 = 312/2 = 156 mm
 600 mm
diambil spasi 100 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-100
 Lapangan
Mu = 3409,1 kgm = 33443271 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
33443271
=
0,9 x 250 ×3122
= 1,5269 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 1,5269
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0032
Karena nilai ρmin <ρ <ρmax, maka nilai ρ yang dipakai adalah 0,0032
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 0,0032 x 250 x 312


= 253,3758 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 222,8571
n= = = 1,1082 ≈ 3
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 603,3 mm2
Maka digunakan tulangan 3D16
o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Asc = 30% x Ast


= 180,99 mm2
Jika digunakan Tulangan D16 dengan luas sebagai berikut :
As = 201,1 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 180,99
n= = = 0,9 ≈ 2
As 201,1
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 402,2 mm2
Maka digunakan tulangan 2D16
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 3 x 16 + (3 – 1) x 25 + 2 x 20 + 2 x 10 < 250
= 158 < 250 (OK)
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c
−0,85 x f ' c
]
Resultan Gaya Tekan Beton
Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

4154,375c2 - 100852c - 6051120 = 0

Maka diperoleh : c1 = 52,18674084 (diambil)

c2 = -27,91064637

a = β1 x c = 0,85 x 52,18674084 = 44,35872972 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 216803,2915 N

Cs = 43288,7085 N

o Cek Asumsi Tekan


c - d'
x 0,003 = 0,000815537 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,000832391 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]'

= 67225656,39 Nmm > 33443271 Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 123,6268 N
Vu desain = 81,7911 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 623,8446 N

Ø V c=0,75 x Vc = 467,8835 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 467,8835 N
Vu = 81,7911 N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 d/2 = 312/2 = 156 mm
 600 mm
diambil spasi 100 mm

BAB VII

PERENCANAAN BALOK INDUK


7.1. Gaya Luar yang Bekerja
a. Kombinasi Pembebanan Tetap
Kombinasi 1 = 1,4 D
Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,6 L

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

b. Kombinasi Pembebanan Sementara


Kombinasi 3 = 1,2 D + 1,0 L + 0,1875 Ex + 0,0562 Ey
Kombinasi 4 = 1,2 D + 1,0 L + 0,0562 Ex + 0,1875 Ey
7.2. Mencari Momen dan Gaya Luar
Dari hasil analisis dengan SAP2000 maka diperoleh Momen dan Gaya Geser Maksimum
sebagai berikut :

- Daerah Tumpuan (Lantai)

Gambar 7.1. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 95117,08 kgm

Vtumpuan = 41575,34 kg

- Daerah Lapangan (Lantai)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Gambar 7.2. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 51443,71 kgm

Vtumpuan = 18747,64 kg

- Daerah Tumpuan (Atap)

Gambar 7.3. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Mtumpuan = 57231,92 kgm

Vtumpuan = 26775,78 kg

- Daerah Lapangan (Atap)

Gambar 7.4. Diagram MDN dengan nilai kombinasi terbesar (Hasil Analisis
SAP2000)

Mtumpuan = 35247,24 kgm

Vtumpuan = 12048,98 kg

7.3. Syarat Komponen Lentur


a. Gaya Aksial Tekan Terfaktor
Gaya aksial tekan terfaktor ≤ 0,1 x Ag x f’c (SNI 2847 : 2013 Pasal 21.5.11)
0,1 x Ag x f’c = 0,1 x 450 x 650 x 23 = 672750 N = 672,75 kN
Gaya aksial tekan terfaktor akibat gravitasi dan beban gempa adalah Nu < 0,1 x
Ag x f’c
9,057 kN < 0,1 x 450 x 650 x 25
9,057 kN < 672,75 kN (OK)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

b. Bentang Bersih
Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi
efektif elemen struktur.
Lb= 10000 mm
Ln= Lb – bkolom = 10000 – 700 = 9300 mm
d’ = H – tselimut – Øsengkang – Dtulangan/2
d’ = 650 – 40 – 10- 25/2 = 587,5 mm
Cek : Ln > 4d’ = 9300 mm > 2350 mm (OK)
c. Lebar Balok
 Lebar balok tidak boleh kurang dari 250 mm (450 mm > 250 mm ; OK)
 Lebar balok (bw) > 0,3 h (450 mm > 195 mm ; OK)
 Lebar balok tidak boleh lebih dari 0,75 dimensi keseluruhan komponen
struktur penumpu (650 mm ≤ 700 mm ; OK)
7.4. Data – data Balok Induk
f’c = 23 MPa
fy = 490 MPa
h = 650 mm
b = 450 mm
Es = 200000 MPa
Ec = 4700 x √ f ' c = 4700 x √ 23 = 22540,40816 MPa
D = 25 mm
Ø = 10 mm
β1 = 0,85
p = 40 mm
d = h - P - Ø + ½ D = 650 – 40 – 10 – 12,5 = 587,5 mm
d’ = h – d’ = 62,5 mm
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 22.2.2.4.3 halaman 478 untuk f’c < 28 MPa, maka :
1 = 0,85
1,4
ρmin =
fy D

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1,4
=
4 90
= 0,002857143

ρmin =
√ fc '
4 fy D

=
√ 23
4.490
= 0,002446853
0,85 x f ' c x β 1 600
ρb =
fy D ( )
600+fy D
0,85 x 23 x 0,85 600
=
4 90 ( 600+4 90 )
= 0,0187
ρmaks = 0,625 ρb
= 0,625 . 0,0187
= 0,0117

7.5. Perhitungan Balok Induk


7.5.1. Balok Induk - Lantai
 Tumpuan

Mu = 95117,08 kgm = 933098554,8 Nmm


Mu
Rn =
ф x b x d2
933098554,8
=
0,9 x 450 ×587,5 2
= 6,6751 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1 2 mRn
ρ =
m( √
1− 1−
fyD )
1 2 x 25,064 x 6,6751
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0174
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,008714.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd
= 0,008714 x 450 x 587,5
= 2304,0034 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 2304,0034
n= = = 4,693427145 ≈ 6
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2945,4 mm2
Maka digunakan tulangan 6D25
o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)

ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,008714 x 490
= 0,9 x 0,008714 x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 3,423530823 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 3,423530823 x 450 x 587,52
= 531743877,3 Nmm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Mu1 = Mu - Mu2
= 933098554,8 - 531743877,3
= 401354677,5 Nmm

o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Mu 1
As1 = '
Ø x fy x (d−d )
401354677,5
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 4678,926304 mm2
Asc = As1 + Ast
= 4678,9263 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 4678,9263
n= = = 9,531322681 ≈ 10
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 4909 mm2
Maka digunakan tulangan 10D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 10 x 25 + (10 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 575 > 450 (TIDAK OK)
Harus menggunakan 2 lapis tulangan, maka
6 x ( 490 ) x ( 62,5 )+ 4 x ( 490 ) x (112,5)
y =
10 x (490)
= 82,5 mm
d = 650 – y = 567,5 mm
o Cek Momen Minimal

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum


leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan

Cs [
= A st x 600 x ( c−dc ' )−0,85 x f ' c ] =
Resultan Gaya Tekan Beton
Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

7477,875c2 – 638170c – 110452500 = 0

Maka diperoleh : c1 = 171,4779537 (diambil)

c2 = -86,13686411

a = β1 x c = 0,85 x 171,4779537 = 145,7562606 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 1282290,703 N

Cs = 1123119,297N

o Cek Asumsi Tekan


c - d'
x 0,003 = 0,001907 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,00692839 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

a
Ø Mn [ ( )
= Ø Cc d−
2
+Cs( d−d ' )
]
= 1081281843 Nmm > 933098554,8 Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate

a. Gaya Geser Ultimit


Vu = 4001,0486 N
Vu desain = 3804,0677 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 2114,4734 N

Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 3804,0677 N
Karena Vu > ØVc maka diperlukan tulangan geser
d. Gaya Geser yang Dipikul Tulangan Geser
Vs = (Vu-∅V) / 0,75 = 2957,6169 N
e. Menghitung nilai Vc1 dan Vc2
Vc1 = 0,33 x √ f ' c x b x d = 3964,8362 N
Vc1 > Vs
Menentukan jarak tulangan antar sengkang
157,08 x 295 x 567,5
s1 = = 90,2979 mm
2957,6169
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 s2 = d/2 = 567,5/2 = 283,75 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

 600 mm
diambil spasi 100 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-100

 Lapangan
Mu = 51443,71 kgm = 504662795,1 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
504662795,1
=
0,9 x 450 ×587,5 2
= 3,6102 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 3,6102
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0082
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,0041.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd
= 0,0041 x 450 x 587,5
= 1085,666945 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Ast 1085,6669
n= = = 2,211584731 ≈ 3
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 1472,7 mm2
Maka digunakan tulangan 3D25
o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)

ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,0041 x 490
= 0,9 x 0,0041x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 1,71778605 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 1,71778605 x 450 x 587,52
= 266807066 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 504662795,1 - 266807066
= 237855729,1 Nmm

o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Mu 1
As1 =
Ø x fy x (d−d' )
237855729,1
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 1027,343609 mm2
Asc = As1 + Ast
= 2500,0436 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Ast 2500,0436
n= = = 5,092775736 ≈ 6
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2945,4 mm2
Maka digunakan tulangan 6D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 6 x 25 + (6 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 375 < 450 (OK)
Maka digunakan tulangan selapis saja

o Cek Momen Minimal


Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan
c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =

Resultan Gaya Tekan Beton


Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

7477,875c2 - 559626c - 55226250= 0

Maka diperoleh : c1 = 131,149528 (diambil)

c2 = -56,31195713

a = β1 x c = 0,85 x 131,149528 = 111,4770988 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 980719,7764 N

Cs = 462526,2236 N

o Cek Asumsi Tekan


c - d'
x 0,003 = 0,001570334 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,010438859 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]'

= 687901714,5 Nmm > 504662795,1Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 18747,64 N
Vu desain = 1607,218897 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 2114,4734 N

Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 1607,218897 N
Karena Vu > ØVc maka diperlukan tulangan geser

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

d. Gaya Geser yang Dipikul Tulangan Geser


Vs = (Vu-∅V) / 0,75 = 28,48510251 N
e. Menghitung nilai Vc1 dan Vc2
Vc1 = 0,33 x √ f ' c x b x d = 3964,8362 N
Vc1 > Vs
Menentukan jarak tulangan antar sengkang
157,08 x 295 x 567,5
s1 = = 15573,13557 mm
28,48510251
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 s2 = d/2 = 587,5/2 = 293,75 mm
 600 mm
diambil spasi 300 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-300

7.5.2. Balok Induk - Atap


 Tumpuan
Mu = 57231,92 kgm = 561445135,2 Nmm
Mu
Rn =
ф x b x d2
561445135,2
=
0,9 x 450 ×587,5 2
= 4,0164 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

1 2 x 25,064 x 4,0164
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0093
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,004637368.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd
= 0,004637 x 450 x 587,5
= 1226,00421 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 1226,00421
n= = = 2,497462232 ≈ 5
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2454,5 mm2
Maka digunakan tulangan 5D25
o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)

ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,004637368 x 490
= 0,9 x 0,004637368 x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 1,926228848 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 1,926228848 x 450 x 587,52
= 299182466,6 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 561445135,2 - 299182466,6

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 262262668,6 Nmm

o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Mu 1
As1 = '
Ø x fy x (d−d )
262262668,6
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 1132,761769 mm2
Asc = As1 + Ast
= 3587,261769 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 3587,261769
n= = = 7,30752041 ≈ 8
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 3927,2 mm2
Maka digunakan tulangan 8D25
Checking lebar balok
bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 8 x 25 + (8 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 475 > 450 (TIDAK OK)
Harus menggunakan 2 lapis tulangan, maka
5 x ( 490 ) x ( 62,5 )+3 x ( 490 ) x (112,5)
y =
8 x (490)
= 81,25 mm
d = 650 – y = 568,75 mm
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Resultan Gaya Tulangan Tekan


c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =

Resultan Gaya Tekan Beton


Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

7477,875c2 – 451628c – 92043750 = 0

Maka diperoleh : c1 = 145,1789497 (diambil)

c2 = -84,78371706

a = β1 x c = 0,85 x 145,1789497 = 123,4021072 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 1085630,038 N

Cs = 838697,9618 N

o Cek Asumsi Tekan


c - d'
x 0,003 = 0,001708 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,008752737 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

a
Ø Mn [ ( )
= Ø Cc d−
2
+Cs( d−d ' )
]
= 877552569,2 Nmm > 561445135,2Nmm (OK)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

o Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 2576,796642 N
Vu desain = 2471,159478 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 2114,4734 N

Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 2471,159478 N
Karena Vu > ØVc maka diperlukan tulangan geser
d. Gaya Geser yang Dipikul Tulangan Geser
Vs = (Vu-∅V) / 0,75 = 1180,405877 N
e. Menghitung nilai Vc1 dan Vc2
Vc1 = 0,33 x √ f ' c x b x d = 3964,8362 N
Vc1 > Vs
Menentukan jarak tulangan antar sengkang
157,08 x 295 x 568 ,5
s1 = = 375,8049427mm
1180,405877
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
 s2 = d/2 = 568,5/2 = 293,75 mm
 600 mm
diambil spasi 250 mm
Maka digunakan tulangan geser Ø10-250

 Lapangan

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Mu = 35247,24 kgm = 345775424,4 Nmm


Mu
Rn =
ф x b x d2
504662795,1
=
0,9 x 450 ×587,5 2
= 2,4736 N/mm2
fyф
m =
0,85 x f ' c
490
=
0,85 x 23
= 25,064

1 2 mRn
ρ =
m ( √
1− 1−
fy D )
1 2 x 25,064 x 2,4736
=
25,064 ( √
1− 1−
490 )
= 0,0014
Karena untuk merencanakan bangunan tahan gempa, digunakan ρ’ = 0,5ρ =
0,0014.
o Luas Tulangan Tarik yang Dibutuhkan

Ast =ρxbxd
= 0,0014 x 450 x 587,5
= 377,6785714 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 490,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 377,6785714
n= = = 0,769359485 ≈ 3
As 490,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 1472,7 mm2
Maka digunakan tulangan 3D25

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

o Menghitung Ru dengan ρ ' (Ø=0,9)

ρ' x fy
Ru (
= Ø x ρ ' x fy x 1−
1,7 x f ' c )
0,0014 x 490
= 0,9 x 0,0014 x 490 x 1− ( 1,7 x 23 )
= 0,618721228 MPa
o Menghitung Kuat Momen Rencana Balok
Mu2 = Ru x b x d2
= 0,618721228 x 450 x 587,52
= 96099974,42 Nmm
Mu1 = Mu - Mu2
= 345775424,4 - 96099974,42
= 249675450 Nmm
o Luas Tulangan Tekan yang Dibutuhkan

Mu 1
As1 =
Ø x fy x (d−d' )
249675450
=
0,9 x 490 x (587,5−62,5)
= 1078,395206 mm2
Asc = As1 + Ast
= 2551,095206 mm2
Jika digunakan Tulangan D25 dengan luas sebagai berikut :
As = 409,9 mm2 (SNI 2052:2014)
Tulangan tarik yang dibutuhkan (n)
Ast 2551,095206
n= = = 5,196771655 ≈ 5
As 409,9
Luas tulangan yang digunakan
Ast = As x n = 2454,5 mm2
Maka digunakan tulangan 5D25
Checking lebar balok

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

bmin = n x D + (n – 1) x s + 2 x P + 2 x Ø <b
= 5 x 25 + (5 – 1) x 25 + 2 x 40 + 2 x 10 < 450
= 325 < 450 (OK)
Maka digunakan tulangan selapis saja
o Cek Momen Minimal
Diasumsikan tulangan tarik mengalami leleh dan tulangan tekan belum
leleh, maka berlaku syarat kesetimbangan Cc + Cs = Ts
Resultan Gaya Tulangan Tekan
c−d '
Cs [ ( )
= A st x 600 x
c ]
−0,85 x f ' c =

Resultan Gaya Tekan Beton


Cc = 0,85x f’c x β1 x c x b
Asumsi tul tarik sudah leleh
Ts = Ast x fy

Maka dari rumus kesetimbangan Cc + Cs = Ts dapat diperoleh persamaan


yang sudah diolah melalui excel sebagai berikut :

7477,875c2 - 319085c - 55226250 = 0

Maka diperoleh : c1 = 109,8817599 (diambil)

c2 = -67,21121508

a = β1 x c = 0,85 x 109,8817599 = 93,39949588 mm

Maka setelah didapat nilai c, dari pengolahan excel maka diperoleh nilai
Cc dan Cs

Cc = 821682,065 N

Cs = 381022,935 N

o Cek Asumsi Tekan

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

c - d'
x 0,003 = 0,00129362 < 0,00245 (Tulangan Tekan Belum Leleh)
c
o Cek Asumsi Tarik
d - c
x 0,003 = 0,013039969 > 0,00245 (Tulangan Tarik Sudah Leleh)
c

Ø Mn [
= Ø Cc d− ( a2 )+Cs( d−d )]'

= 579962617,9 Nmm > 345775424,4 Nmm (OK)

o Perhitungan Tulangan Geser


Dari hasil analisis program SAP2000 pada balok anak didapat nilai geser
ultimate
a. Gaya Geser Ultimit
Vu = 1159,5468 N
Vu desain = 1050,427136 N
b. Kuat Geser Beton

V c=0,17 √ fc' x b x d = 2114,4734 N

Ø V c=0,75 x Vc = 1585,8551 N

c. Periksa Nilai V
∅Vc = 1585,8551 N
Vu = 1050,427136 N
Karena Vu < ØVc maka digunakan tulangan geser minimum.
Syarat spasi tulangan geser untuk balok anak menurut SNI 03-2847-2013
pasal 11.4.5 adalah:
d/2 = 587,5/2 = 293,7 mm
600 mm
diambil spasi 300 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

BAB VIII

PERENCANAAN KOLOM

8.1. Data Perencanaan


f’c = 23 MPa
fy = 490 MPa
h = 700 mm
b = 700 mm
Es = 200000 MPa

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Ec = 4700 x √ f ' c = 4700 x √ 23 = 22540,40816 MPa


D = 25 mm
Ø = 10 mm
β1 = 0,85
p = 40 mm
d = h - P - Ø + ½ D = 700 – 40 – 10 – 12,5 = 637,5mm
d’ = h – d’ = 62,5 mm
Pu = 412039,85 kg = 4040,731 kN
Mux = 37234,23 kgm = 366,1431 kNm
Muy = 59461,35 kgm = 583,116 kNm
Vu = 11756,92 kg = 115,296 kN
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 Pasal 22.2.2.4.3 halaman 478 untuk f’c < 28 MPa, maka :
1 = 0,85
1,4
ρmin =
fy D
1,4
=
4 90
= 0,002857143

ρmin =
√ fc '
4 fy D

=
√ 23
4.490
= 0,002446853
0,85 x f ' c x β 1 600
ρb =
fy D ( )
600+fy D
0,85 x 23 x 0,85 600
=
4 90 ( 600+4 90 )
= 0,0187
ρmaks = 0,625 ρb
= 0,625 . 0,0187

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 0,0117
8.2. Penulangan Kolom
𝜌 = 1- 6% (asumsi 𝜌=1,5%)
Ag =bxh
= 700 x 700 = 490000 mm2
As =ρxbxd
= 0,015 x 700 x 637,5 = 6693,7500 mm2
As 6693,7500
n = = = 13,63566918 ≈ 16
A 490,9
Ast = n x A = 16 x 490,9 = 7854,4 mm2
8.3. Perhitungan Diagaram Interaksi Kolom
8.3.1. Kapasitas Aksial Murni (Pn)
Pn = 0,8 x [(0,85 x f’c x Ag) + (Ag x fy)]
= 0,8 x [(0,85 x 23 x 490000) + (490000 x 490)]
= 199743600 N = 199743,6 kN
8.3.2. Kapasitas Lentur Murni (Mn)
As x fy 7854,4 x 490
a = = = 281,2317136 mm
0,85 x f ' c x b 0,85 x 23 x 700
Mn = As x fy x (d – a/2)
= 7854,4 x 490 x (637,5 - 281,2317136/2)
= 1912336139 Nmm = 1912,336139 kNm
= 0,015 x 700 x 637,5 = 6693,7500 mm2
As 6693,7500
n = = = 13,63566918 ≈ 16
A 490,9
Ast = n x A = 16 x 490,9 = 7854,4 mm2
8.3.3. Kondisi Balance
600 600
Cb = ( 600+ fy ) xd=(
600+ 490 )
x 637,5 = 350,9174312 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

ab = cb. β1 = 350,9174312 x 0,85 = 298,2798165 mm


= 0,8 x [(0,85 x 23 x 490000) + (490000 x 490)]
= 199743600 N = 199743,6 kN

fs' = 600 ( cb−d '


cb )
= 493,1372549 Mpa

fs’ > fy, maka fs’ = fy = 490 Mpa


Pn = Cc + Cs – Ts
= [0,85 x f’c x ab x b] + [As’ . fs’] - [As . fy]
= 4563041,289 N = 4563,041289 kN
Mn = [ 0,85 x f’c x b x ab x (y-ab/2)] + [As’ x fs’ x (y-d’)] – [As x fy x (d-y)]
= 620008181 Nmm
= 620,008181 kNm
SNI Pasal 21.6.22 mensyaratkan bahwa kuat kolom ØMn harus memenuhi
persyaratan Σ Mc ≥ Σ 1.2Mg. Dimana Mc adalah jumlah Mn dua kolom yang
bertemu di join dan Mg adalah jumlah Mn dua balok yang bertemu di join.

ΣMc = ØMnlt.1 + ØMnlt.2 = 583,116 + 583,116 = 1166,232 kNm

ΣMg = Mpr-1 + Mpr-3 = 561,4451+ 561,4451 = 907,2205596 kNm

1,2ΣMg = 1088,664672 kNm (Σ Mc ≥ Σ 1.2Mg AMAN)

Plotting dan dicek dengan aplikasi SPCOLOUM.

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Berdasarkan grafik yang dihasilkan dari perhitungan dan aplikasi spColumn


ternyata kombinasi gaya aksial (Pu) dan momen (Mu) yang terjadi pada kolom
berada didalam diagram interaksi. Jadi, kolom mampu menahan beban yang
bekerja (AMAN).

8.4. Penulangan Geser Kolom


Vu = 115296 N

Vc = (1 + Pu / (14 x Ag) x 0,17 √(fc') x b x d

= 362684,8568 N

Maka, Vu < Vc ( Digunakan Tulangan Geser Minimum )

Dipilih Ø=10mm, dengan spasi :

s ≤ d/4 = 637,5/4 = 159,375 mm

s ≤ 6D = 6 x 25 = 150 mm

s =150 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Pilih terkecil, yaitu s ≤ d/4, maka dipilih s = 150 mm (dua kaki).

Sehingga, digunakan tulangan geser Ø10-150 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

BAB IX
PERENCANAAN PONDASI

9.1 Pendahuluan
Untuk merencanakan jenis pondasi pada bangunan dapat dengan melihat hasil pengujian tanah
pada lokasi bangunan didirikan. Perencanaan struktur pondasi didasarkan pada beban yang
bekerja pada bangunan dan disalurkan melalui kolom. Data hasil pengujian Standart Penetration
Test (SPT) setelah melakukan perhitungan digunakan kedalaman 30 m dan didapatkan nilai SPT.
Maka dari itu, direncanakan dasar pondasi pada kedalaman 30 m.
Pada kedalaman 30 meter diketahui jenis tanah keras dengan konsistensi kaku dan pasir padat.
Di sekitar lokasi terdapat pemukiman warga yang padat dan terdapat bangunan tinggi, sehingga
diperlukan metode yang tidak mengganggu warga sekitar dan tidak membahayakan warga
sekitar. Dari dasar-dasar tersebut, dapat ditentukan bahwa jenis yang kami gunakan yaitu
Pondasi Bore Pile.
Untuk pembebanan pada pondasi dapat dilihat dari aplikasi SAP 2000, dengan asumsi beban
yang digunakan adalah beban terbesar maka diperoleh nilai :
 Gaya Aksial (P) = 1132,6 kN
 Gaya Horizontal (H) = 29,327 kN
 Momen (M) = 57,067 kNm
Adapun spesifikasi Bore Pile yang digunakan adalah :
 Dimensi Pile (Ø) = 600 mm
 Kedalaman Pondasi = 30 m
 Mutu Beton (f’c) = 22 Mpa
 Mutu Baja (Fy) = 490 Mpa
1 1
 Luas Dasar Tiang (Ab) = π Ø 2= π x 6002 = 282743,339 mm2
4 4
 Keliling Tiang (O) = πØ=π x 600 = 1884,956 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

9.2 Dasar Teori


Bore pile dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian
diisi tulangan dan dicor beton. Tiang ini biasanya, dipakai pada tanah yang stabil dan kaku,
sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah
mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan kemudian pipa ini
ditarik keatas pada waktu pengecoran beton. (Girsang, 2009). Terdapat tiga cara penghitungan
untuk daya dukung pondasi Bore Pile yaitu:
9.2.1 Reese & O’Neill and Wright
Perhitungan daya dukung bore pile mengikuti rumus dan metode dari O’Neill & Reese (1999)
untuk tanah kohesif dan untuk tanah non-kohesif mengacu pada rumus yang diberikan oleh
Reese & Wright (1977) untuk perhitungan daya dukung selimut tiang (friksi) serta Reese &
O’Neill (1988) untuk perhitungan daya dukung ujung tiang. Perhitungan daya dukung dibedakan
pada dua jenis tanah yaitu :
a) Tanah kohesif (lempung dan lanau)
 Daya dukung ujung tiang ( bearing)
Qp = 9 * α * Su * area ujung tiang < 4000 kPa
Dalam hal ini nilai Su (undrained shear strength) yang akan digunakan adalah korelasi dengan
N-SPT mengacu pada Sower (1979) sebagai berikut :
Tanah CH : 12.5 * N-SPT
Tanah CL, MH : 7.5 * N-SPT
Tanah ML : 3.0 * N-SPT
 Daya dukung selimut tiang (friksi)
Qs = α * Su * keliling tiang * ketebalan lapisan tanah < 260 kPa
Nilai α mengacu :
α = 0.55 untuk nilai Su < 150 kPa
α = 0.55 – 0.1 (Su/pa–1.5) untuk nilai Su antara 150 < Su < 250 kPa
α = 0.40 untuk nilai Su > 250 kPa
b) Tanah non-kohesif (pasir)
 Daya dukung ujung tiang (bearing)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Qp = 57.5 * N-SPT*Area ujung tiang < 3000 kPa


 Daya dukung selimut tiang (friksi)
Qs = 2 * N-SPT * keliling tiang * ketebalan lapisan tanah < 50 kPa
c) Daya Dukung Yang Diijinkan
Total daya dukung ultimate didapatkan dari penjumlahan daya dukung ujung tiang dan selimut
tiang.
Qu = Qp + Qs
Sedangkan daya dukung tiang tunggal yang diijinkan adalah :
Q all. = Qu/SF
Dengan safety factor (SF) = 3

9.2.2 Mayerhoff (1956)


Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan data SPT dengan metode
Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang pada tanah berpasir
sebagai berikut :
Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 Ns . As
Di mana :
Qu= daya dukung ultimate pondasi tiang pancang (ton)
Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang
Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
As = luas selimut tiang (m2)
Ns = harga N-SPT rata rata
Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil seperti tiang bor dan tiang baja H, maka daya
dukung selimut hanya diambil separuh dari formula diatas, sehingga menjadi:
Qult = 40 Nb . Ap + 0.1 N . As
Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas untuk 0.2 N adalah 10 ton/m 2. Daya dukung
pondasi tiang bor mengikuti rumus umum yang diperoleh dari penjumlahan tahanan ujung dan
tahanan selimut tiang. Sebagai mana formula umum dapat dinyatakan dalam bentuk:
Qu = Qp + Qs
Di mana:

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Qu = daya dukung ultimate tiang (ton)


Qp = daya dukung ultimate ujung tiang (ton)
Qs = daya dukung ultimate selimut tiang (ton)

9.2.3 Schemertmann (1967)


Schmertmann (1967) mengusulkan korelasi antara tahanan ujung batas dan tahanan friksi batas
untuk pondasi dlam dengan nilai N-spt yang dikomparasi dengan data uji sondir (CPT) Cone
Penetration Test.

Pall = ((1,6-3,6) NbxAb + (0,02-0,05)xNev.xAsxDf )) / FK


Formula Schmertmann dianggap cukup konservatif dan cocok untuk lapisan tanah lempung over
consolidated (OCR).
Penurunan Elastik Pondasi (Elastic Settlement) Penambahan beban di atas suatu permukaan
tanah dapat menyebabkan lapisan tanah di bawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan
tersebut disebabkan oleh adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau
udara dari dalam pori, dan sebab-sebab lainnya. II-33 Settlement pada pondasi harus
diperhitungan dengan perhatian yang besar terutama untuk gedung, jembatan, menara,
pembangkit tenaga listrik, atau strukturstruktur lainnya yang membutuhkan biaya yang besar.
Penurunan kelompok tiang umumnya lebih besar daripada pondasi tiang tunggal karena
pengaruh tegangan pada daerah yang lebih luas dan lebih dalam. Vesic (1977) memberikan
persamaan untuk menentukan besarnya penurunan kelompok tiang. Adapun persamaannya
adalah sebagai berikut:
0,96 x q x √ Bg x I
Sg =
N 60
Em x Cb x Cs x CR x N−SPT
N60 =
0,6
Qgu
q =
Lg x Bg
Di mana:
N60 = Nilai koreksi SPT terhadap nilai pengujian

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Em = Hammer Eficiency
Cb = Koreksi diameter Bor
Cs = Koreksi sampler
CR = Koreksi panjang tongkat
Lg dan Bg = Panjang dan Lebar Group Pile

9.3 Perencanaan Footing


Syarat jarak antar tiang :
 2Ø = 2 x 600 = 1200 mm
 2,5Ø = 2,5 x 600 = 1500 mm
Diambil jarak antar tiang s = 1500 mm
Syarat jarak tiang ke tepi :
s ≤ 1,25Ø
s ≤ 1,25 x 600
s ≤ 750 mm
Diambil jarak tiang ke tepi s = 750 mm
Jadi direncanakan footing :
n = 4 tiang
B = 750 + 1500 + 750 = 3000 mm
L = 750 + 1500 + 750 = 3000 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Gambar 1. Rencana Footing

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

9.4 Analisa Daya Dukung Tiang dengan Data N-SPT


Pengolahan data N-SPT :
Tabel 9.1 N-SPT rata-rata per layer
Kedalaman Tebal (di)
Lapisan SPT (Ni)
m m
1 0-2 2 8
2 2-4 2 9
3 4-6 2 17
4 6-8 2 3
5 8-10 2 2
6 10-12 2 3
7 12-14 2 3
8 14-16 2 7
9 16-18 2 20
10 18-20 2 18
11 20-22 2 22
12 22-24 2 24
13 24-26 2 44
14 26-28 2 59
15 28-30 2 56
Jumlah 30  

Pada kedalaman 30 m.
Harga N pada ujung tiang Nb = 56

N=
∑ τi = ( 8 x 2 ) + ( 9 x 2 ) + ( 17 x 2 ) … … ..+ ( 44 x 2 ) + ( 59 x 2 ) + ( 56 x 2 )
∑t 30
= 19,667

9.4.1 Reese & O’Neill and Wright


Qp = 57,5 x N-SPT x Ab < 3000 kPa
= 57,5 x 19,667 x 282743,339 x 10-6 < 300 ton
= 31,97 ton < 300 ton ….. (OK)
Layer 2 & 3 tipe tanahnya lempung, maka :
Su2 = 7,5 x N-SPTrt = 7,5 x 3,93
= 29,46 KPa < 150 KPa α = 0,55

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Su3 = 7,5 x N-SPTrt = 7,5 x 10,67


= 80 KPa <150 KPa α = 0,55

Qs1 = 2 x N-SPT x O x Df < 50 kPa


= 2 x 0,425 x 1884,956 x 10-3 x 4 < 5 ton
= 6,41 ton < 5 ton ….. (TIDAK OK)
Maka digunakan Qs2 = 26 ton
Qs2 = α x Su x O x Df < 260 kPa
= 0,55 x 2,95 x 1884,956 x 10-3 x 14 < 26 ton
= 42,76 ton < 26 ton … (TIDAK OK)
Maka digunakan Qs2 = 26 ton
Qs3 = α x Su x O x Df < 260 kPa
= 0,55 x 8 x 1884,956 x 10-3 x 6 < 26 ton
= 49,76 ton < 26 ton … (TIDAK OK)
Maka digunakan Qs3 = 26 ton
Qs4 = 2 x N-SPT x O x Df < 50 kPa
= 2 x 2,65 x 1884,956 x 10-3 x 6 < 5 ton
= 59,94 ton < 5 ton ….. (TIDAK OK)
Maka digunakan Qs4 = 5 ton

Qult = Qp + ΣQs
= 31,97 + (5 + 26 + 26 + 5)
= 93,97 ton
Qall = 93,97/3
= 31,32 ton

9.4.2 Mayerhoff
Qp = 40 Nb x Ab = 40 x 19,67 x 282743,339 x 10-6
= 222,42 ton
Qs1 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 4.25 x 1884,956 x 10-3 x 4

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 3,20 ton
Qs2 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 3,93 x 1884,956 x 10-3 x 14
= 10,37 ton
Qs3 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 10,67 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 12,06 ton
Qs4 = 0,1 x Ns x O x Df = 0,1 x 26,50 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 29,97 ton

Qult = Qp + ΣQs
= 22,42 + (3,20 + 10,37 + 12,06 + 29,97)
= 278,03 ton
Qall = 278,03/3
= 92,68 ton

9.4.3 Schemertmann
Qp = 1,6 Nb x Ab = 1,6 x 28 x 2827,433
= 126669 kg
= 126,669 ton
Qs1 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 4.25 x 1884,956 x 10-3 x 4
= 6,41 ton
Qs2 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 3,93 x 1884,956 x 10-3 x 14
= 20,73 ton
Qs3 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 10,67 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 24,13 ton
Qs4 = 0,02 x Ns x O x Df = 0,2 x 26,50 x 1884,956 x 10-3 x 6
= 59,94 ton

Qult = Qp + ΣQs
= 88,97 + (6,41 + 20,73 + 24,13 + 59,94)
= 200,18 ton

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Qall = 200,18/3
= 66,73 ton

Dari 3 cara diatas diambil nilai rata-rata:


31,32+ 92,68+66,73
Qall = = 63,58 ton
3
= 623,47 kN

9.5 Efisiensi Bore Pile


Ø = 600 mm
s = 1500 mm
m =2
n =2
y = 0,75 m
Ø 600
θ = tan-1( ) = tan-1( ) = 21,80
s 1500
( n−1 ) m+ ( m−1 ) n
Eg =1–( )θ
90. m. n

=1– ( ( 2−190.2.2
) 2+ ( 2−1 ) 2
) x21,80
= 0,76
P Mxy
Pmax = +
n ny x Σ y 2
860,53 61,43 x 0,75
= +
4 2 x(0,752+ 0,752)
= 235,61 kN
Pall = Qall x Eg
= 623,47 x 0,76
= 472,44 KN > Pmax = 235,61 kN ….. (OK)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

9.6 Penurunan pada Group Pile


Penurunan pada Group Pile Mayerhoff dapat menggunakan perhitungan berikut :
Lg = (n1 – 1) x s + 2 x (Ø/2)
= (2 – 1) x 1,5 + 2 x (0,6/2)
= 2,1 m
Bg = (n2 – 1) x s + 2 x (Ø/2)
= (2 – 1) x 1,5 + 2 x (0,6/2)
= 2,1 m
Pall
q =
Lg x Bg
472,44
=
2,1 x 2,1
= 107,13 kN/m2
s
I =1–

1,5
=1–
8 x 0,6
= 0,69 > 0,50 ….. (OK)
Em x Cb x Cs x CR x N−SPT
N60 =
0,6
1 x 1 x 1 x 1 x 19,67
=
0,6
= 32,78
0,96 x q x √ Bg x I
Sg =
N 60
0,96 x 107,13 x √ 2,1 x 0,69
=
32,78
= 3,77 mm

9.7 Penulangan Bore Pile


Data yang digunakan :
Diameter Tiang (Ø) = 600 mm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Berat Jenis Beton (γ) = 24 kg/m3


f’c = 25 Mpa
fyD = 390 Mpa
h = 600 mm
p = 70 mm
Dtulangan = 25 mm
ɸsengkang = 10 mm
d = h – P – ɸsengkang – 0,5Dtulangan
= 600 – 70 – 10 – 12,5
= 507,5 mm
d’ =h-d
= 600 – 507,5
= 92,5 mm
β = 0,84

9.7.1 Tulangan Memanjang Pondasi


Mu = 61429168,80 Nmm
Mu 61429168,80
=
b x d2 600 x 507,52
= 0,40
Mu Fy
b x d2 (
= ρ x ɸsengkang x fyD x 1−0,588 ρ x
f'c )
0,40 = 4900 ρ−56471,52 ρ2

ρ = 0,00008
ρmin = 1,4/fy
= 1,4/490
= 0,00286
β x 450 0,85 x f ' c
ρmaks = x
600+ Fy 400

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

0,84 x 450 0,85 x 25


= x
600+ 490 400
= 0,018423
Karena ρ < ρmin, maka digunakan ρmin = 0,00286

As = ρmin x b x d
= 0,00286 x 600 x 507,5
= 870 mm2
A = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 252
= 490,874 mm2
As
n =
A
870
=
490,874
= 1,772 ≈ 4 buah
Digunakan tulangan longitudinal 4D25

9.7.2 Tulangan Geser Pondasi


Vu = 13286,23 N
1
Vc = x √f ' c x b xd
6
1
= x √ 22 x 600 x 507,5
6
= 253750,00 N
Karena Vu < Vc maka tidak perlu tulangan geser, namun berdasarkan SNI harus menggunakan
tulangan geser minimum
Av x Fy x d
Vs =
s
Batas spasi untuk tulangan geser berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 11.4.5.1, maka :
d
s <
2

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

507,5
s <
2
s < 255,5 mm
Maka diambil spasi 150 mm

Direncanakan tulangan geser 2Ø10 – 150


Luas tulangan geser, berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasa 11.4.1.3, maka :
bw x s
Avmin = 0,062 x √ f ' c x
Fy
600 x 150
= 0,062 x √ 25 x
490
= 56,94 mm2
Tetapi tidak boleh kurang dari :
bw 600
0,35 x x s = 0,35 x x 150
Fy 490
= 64,286 mm2
Maka diambil Avmin 64,286 mm2

Av = 2 x ¼ x π x D2
= 2 x ¼ x π x 102
= 157,080 mm2

Av > Avmin
157,08 mm2 > 64,286 mm2 ….. (OK)
Maka digunakan tulangan sengkang Ø10 – 150

9.8 Penulangan Pile Cap


9.8.1 Penulangan Arah-X Pile Cap
Data yang digunakan :
B = 3000 mm
Berat Jenis Beton (γ) = 24 kg/m3

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

f’c ` = 25 Mpa
fyD = 490 Mpa
h = 1500 mm
p = 70 mm
Dtulangan = 25 mm
ɸsengkang = 10 mm
d = h – P – 0,5Dtulangan
= 1500 – 70 – 12,5
= 1417,5 mm
d’ =h–d
= 1500 – 1417,5
= 82,5 mm
β = 0,84
P = 8438,94 kN
Mx = My = P x y x 106
= 8438,94 x 0,75 x 106
= 6329205823,30 Nmm

a) Tulangan Pokok (Bawah)


Mu = 6329205823,30 Nmm
Mu 6329205823,30
2 =
b xd 3000 x 1417,52
= 1,05
Mu Fy
b xd 2 = (
ρ x ɸsengkang x fyD x 1−0,588 ρ x '
f c )
1,05 = 392 ρ−5133,774 ρ2

ρ = 0,0002
ρmin = 1,4/Fy
= 1,4/490

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

= 0,00286
β x 450 0,85 x f ' c
ρmaks = x
600+ Fy 400
0,84 x 450 0,85 x 25
= x
600+ 490 400
= 0,018423
Karena ρ < ρmin, maka digunakan ρmin = 0,00286
As = ρmin x b x d
= 0,00286x 3000 x 1417,5
= 12150 mm2
A = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 252
= 490,874 mm2
As
N =
A
12150
=
490,874
= 24,752 ≈ 28 buah
Digunakan tulangan longitudinal pokok arah-x 28D25 atau D25 – 150

b) Tulangan Susut (Atas)


Asb = 20% x As
= 20% x 12150
= 2430 mm2
Asbmin = 0,002 x B x h
= 0,002 x 3000 x 1500
= 9000 mm2
Dipilih yang terbesar yaitu Asbmin = 9000 mm2
Jarak tulangan:
AxB
s =
Asbmin

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

490,874 x 3000
=
9000
= 163,625 mm
Digunakan tulangan D25 – 150

9.8.2 Penulangan Arah-Y Pile Cap


Data yang digunakan :
B = 3000 mm
Berat Jenis Beton (γ) = 24 kg/m3
f’c ` = 25 Mpa
fyD = 490 Mpa
h = 1500 mm
p = 70 mm
Dtulangan = 25 mm
ɸsengkang = 10 mm
d = h – P – 0,5Dtulangan
= 1500 – 70 – 12,5
= 1417,5 mm
d’ =h–d
= 1500 – 1417,5
= 82,5 mm
β = 0,84
P = 8438,94 kN
Mx = My = P x y x 106
= 8438,94 x 0,75 x 106
= 6329205823,30 Nmm

a) Tulangan Pokok (Bawah)


Mu = 6329205823,30 Nmm

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Mu 6329205823,30
2 =
b xd 3000 x 1417,52
= 1,05
Mu Fy
b xd 2 = (
ρ x ɸsengkang x fyD x 1−0,588 ρ x '
f c )
1,05 = 392 ρ−5133,774 ρ2

ρ = 0,0002
ρmin = 1,4/Fy
= 1,4/490
= 0,00286
β x 450 0,85 x f ' c
ρmaks = x
600+ Fy 400
0,84 x 450 0,85 x 25
= x
600+ 490 400
= 0,018423
Karena ρ < ρmin, maka digunakan ρmin = 0,00286
As = ρmin x b x d
= 0,00286x 3000 x 1417,5
= 12150 mm2
A = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 252
= 490,874 mm2
As
N =
A
12150
=
490,874
= 24,752 ≈ 28 buah
Digunakan tulangan longitudinal pokok arah-x 28D25 atau D25 – 150

b) Tulangan Susut (Atas)

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051
Departemen S1 Teknik Sipil
PBS : GEDUNG
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Rudi Yuniarto Adi, MT.

Asb = 20% x As
= 20% x 12150
= 2430 mm2
Asbmin = 0,002 x B x h
= 0,002 x 3000 x 1500
= 9000 mm2
Dipilih yang terbesar yaitu Asbmin = 9000 mm2
Jarak tulangan:
AxB
s =
Asbmin
490,874 x 3000
=
9000
= 163,625 mm
Digunakan tulangan D25 – 150

Muhammad Anan Mahardika 21010117120030


Heribertus Krisnateguh Ariyadi 21010117120051

Anda mungkin juga menyukai