1. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan
dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun
terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal
proses fisiologik.
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu,
dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang
berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir
meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang
benar, pencegahan infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Pusdiknakes, 2003).
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan
penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan
lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan
dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu
pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan
komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang
dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang
tepat.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang
kecil. Salah satu masalah yang sering terjadi pada bayi dan cukup berbahaya adalah
perdarahan tali pusat.
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan
menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak
diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal.
Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.
Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa
dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi. Namun saat
ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan
tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan
45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan
darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (Kusmiyati, 2009).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perdarahan tali pusat.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab perdarahan tali pusat.
c. Untuk mengetahui gejala perdarahan tali pusat.
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan perdarahaan tali pusat.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai
akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan yang terjadi pada tali
pusat atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali
pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.
I. Kesimpulan
Perdarahan teli pusat merupakan suatu masalah yang lazim terjadi pada bayi yang
ditandai dengan adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal yaitu robekan umbilikus, robekan pembuluh darah, maupun anemia pada
bayi baru lahir akibat kelainan plasenta. Dapat ditangani dengan tindakan pencegahan infeksi,
dan apabila terjadi gejala infeksi pada bayi, segera lakukan rujukan.
II. Saran
Hendaknya kita menjaga tali pusat bayi agar tidak basah dengan cara memberikan
informasi kepada orang tua bayi untuk tidak mengoleskan alkohol ke tali pusat bayi, cukup
dengan mengeringkan pada saat selesai mandi atau bisa dengan di bungkus dengan kasa
kering.