Sebelum menuju konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi maka perlu untuk dibahas terlebih dahulu mengenai konsep dasar kurikulum yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli. Menurut Olivia (1997), ia menyetujui adanya pemisahan terhadap kurikulum dengan pengajaran serta merumuskan kurikulum sebagai a plan or program for all the experiences that the learner encounters under the direction of the school. Sedangkan menurut marsh (1997). Kurikulum merupakan hubangan antara perencanaan dengan pengalaman dimana siswa diharuskan mengalami bimbingan di sekolah.(Purnomo & Munadi, 2005) Menurut Unruh dan Unruh (1984). Mengartikan bahwa kurikulum merupakan sebuah rencana guna mencapai keberhasilan pembelajaran yang mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, apa yang harus dipelajari dan dengan hasil dari pembelajaran. Sedangkan menurut hilda taba kurikulum lebih menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan khusus memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.(Abdurrahman, 2020) 2.2. Konsep Dasar Kompetensi Menurut Robert A. Roe (2001), menyatakan bahwa kompetensi merupakan kemampuan suatu individu untuk melaksanakan atau membangun pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap dan nilai pribadi berdasarkan pada pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan. Seddangkan menurut Menurut Garcia-Barbero (1998:167), mengemukakan bahwa kompetensi merupakan sebuah kombinasi dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas profesional. (Fitri, 2016) Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Finch dan Crunkilton (1999:220) yang berpandangan bahwa kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. 2.3. Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi Setelah memahami masing masing konsep dasar mengenai Kurikulum dan Kompetensi, maka konsep dari kurikulum berbasis kompetensi akan tergambar. Adapun menurut beberapa sumber yang mendefinisikan mengenai kurikulum berbasis kompetensi ini. Menurut Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002:3), Kurikulum berbasis kompetensi ini adalah sebuah rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Hal tersebut berorientasi pada hasil dan dampak yang muncul siswa melalui pengalaman belajar yang bermakna dan keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.(Nasional, 2003) Kurikulum berbasis kompetensi ini lebih merujuk untuk mengeksplorasi potensi siswa secara maksimal, didalam kurikulum ini juga berusaha agar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikapserta nilai, yang diwujudan melalui pikiran serta tindakan sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan memperhatikan beberapa factor yang ada meliputi kemampuan, norma, sumber daya, serta lingkungan. (URINARI, 2003) Kurikulum berbasis kompetensi ini memuat didalamnya yaitu standar kompetensi serta kompetensi dasar pada setiap mata pelajarannya. Standar kompetensi dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi diantaranya ialah standar isi dan standar penampilan. Sedangkan kompetensi dasar ialah penjabaran dari standar kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. 2.4. Ciri – ciri (Karakteristik) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinya sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar. 2. Beroreantasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa. 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervareasi sesuai dengan keberagaman siswa 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya. (Agustina & YULIANI, 2006)
Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi ditujukan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. Dengan kurikulum ini memudahkan guru dalam penyajian pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
a. Adapun kelebihan dari kurikulum berbasis kompetensi sebagai berikut : 1) Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri. 2) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman- pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.(Widuri, 2012) 3) Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing. 4) Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik. 5) Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
b. Adapun kekurangan dari kurikulum berbasis kompetensi sebagai
berikut : 1) Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan. 2) Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. KBK lebih menekankan pada kemampuan (kompetensi) melakukan sesuatu, sehingga pendekatan ilmu pengetahuan yang lebih menekankan pada isi atau materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sitesis dan evaluasi hasil belajar kurang diperhatikan. 3) Kurangnya guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasamadalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. 4) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan. 5) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan. 6) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum- kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.