Anda di halaman 1dari 9

LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan warga Negara Republik Indonesia


memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diberikan tugas dalam suatu jabatannegeri, atau diberikan tugas negara lainnya dan
gaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai Negeri
berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaran tugas negara, pemerintahan dan pembangunan ( Buku Pintar Pintar
Pegawai Negeri Sipil Tahun 2008).
Pada dulunya pegawai Negara disebut dengan PNS, tapi sekarang semenjak
ada undang undang tahun 2014 namanya diubah menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Dalam menjalankan tugasnya seorang ASN harus di ikat dengan undang-undang
tidak lain tujuannya adalah mengatur seperti dalam halnya pembagian tugas,
membatasi masa jabatan,Netralitas seorang ASN, dan prilaku ASN dalam melakukan
pelayanan terhadap masyarakat. Dalam studi kasus kami kali ini, kami akan
membahas mengenai kode etik ASN yang telah di atur dalam undang-undang Nomor
5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Yang mana peraturan ini akan
menjadi standar kegiatan yang dipegang oleh setiap anggota ASN. Kode etik inilah
yang akan menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang dapat diartikan
sebagai standar prilaku anggotanya. Nilai profesional yang paling utama adalah
keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Chung (1981)
mengemukakan bahwa nilai professional atau asas etis diantaranya menghargai harkat
dan martabat,peduli dan bertanggung jawab, integritas dalam hubungan, dan
tanggung jawab terhadap masyarakat. Maka dari itu kami akan uraikan nilai-nilai dari
kode etik ASN di dalam pembahasan paper kali ini
RUMUSAN MASALAH
 Apa itu kode etik ASN ?
 Apa tujuan ditetapkan kode etik bagi ASN ?
 Apa sanksi ketika melanggar Kode Etik ASN ?

TINJAUAN PUSTAKA

Di era kehidupan demokrasi diperlukan adanya kesimbangan hak dan


kewajiban antara masyarakat dengan pejabat-pejabat pemerintahan yang
menjalankan fungsinya. Kedua subjek ini sama-sama memilki kepentingan
didalam bernegara. Agar korelasi keduanya bisa berjalan dengan baik, maka
kami gunakan teori netralitas salah satunya yeng tentunya berhubungan dengan
penerapan kode etik ASN dari sudut pandang ASN khususnya Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 huruf (f) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN
berdasarkan pada asas netralitas. Asas netralitas” adalah bahwa setiap Pegawai
ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan siapapun. 1Netralitas berasal dari kata “netral”, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “netral” artinya “tidak berpihak
(tidak ikut membantu salah satu pihak)”maka unsur inilah salah satunya yang
akan dituangkan didalam kode etik ASN. Dari kode etik inilah akan terciptanya
Keadaan dan sikap netral (tidak memihak, bebas).Seseorang yang bersikap tidak
memihak salah satu pihak diantara dua atau lebih pihak, baik itu orang, golongan,
organisasi dalam penentuan hal tertentu misalnya organisasi partai politik.
Keadaan dimana seseorang itu steril dari kepentingan, dalam hal penentuan hal
tertentu. Dengan adanya kode etik maka seorang ASN dapat dinyatakan telah

1
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pasal 2.
bersikap netral.Menurut konteks keilmuan, pencarian makna netralitas sendiri
selalu berhubungan dengan obyektifitas cara pandang. Selama cara pandang
tersebut tidak terpengaruh oleh unsur-unsur lain di luar dirinya untuk
membangun teori teorinya, hal ini bisa disebut juga independent. Berdasarkan
konteks ini netral pada hakikatnya tidak memihak.
PEMBAHASAN

A. KODE ETIK ASN

Secara etiomologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos (tunggal)


yang berarti kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir sedangkan 
etha (jamak) yang berarti adat istiadat. Jadi etika adalah tata nilai, perilaku yang
dianggap baik, lazim dan patut dilakukan. Etika menurut K.Bertens (1999:6)
adalah nilai-nilai atau norma-norma (moral) yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kode
artinyatanda yang desetujui dengan maksud tertentu.

Bahasa Indonesia mengartikan etika sebagai:

 Sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya
 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral
 Kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).

Jika kita melihat kondisi pegawai pemerintahan saat ini masih terlihat
regulation based. Hal ini dikarenakan selama 30 tahun pemerintahan sebelum
reformasi tidak terlalu memperhatikan kinerja dari pegawai pemerintahan, yang
pada masa itu disebut sebagai pegawai negeri sipil.2 Salah satu keadaan yang perlu
kita sadari saat promosi dan penempatan ASN dalam jabatan tertentu cenderung
menjadi arena politisasi dan komodifikasi pasca pelaksanaan pemilihan kepala
daerah secara langsung. Untuk itu diperlukan suatu pola aturan, tata cara , tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan terhadap setiap
2
Bambang Ruditko, Aparatur Sipil Negara Pendukung Reformasi Birokrasi, (Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama, 2016), hlm 13.
anggota ASN maupun lembaganya.  Kode etik merupakan pola aturan atau cara
sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik
merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan yang dipegang oleh
seorang anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
profesional suatu profesi yang dapat diartikan sebagai standar perilaku
anggotanya. Nilai profesional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat. Chung (1981) mengemukakan bahwa nilai
profesional atau asas etis terdiri empat asas etis, antara lain:

1. Menghargai harkat dan martabat


2. Peduli dan bertanggung jawab
3. Integritas dalam hubungan
4. Tanggungjawab terhadap masyarakat

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,


kode etik adalah serangkaian norma-norma yang memuat hak dan kewajiban
yang bersumber pada nilai-nilai etik yang dijadikan sebagai pedoman berfikir,
bersikap, dan bertindak dalam aktivitas sehari-hari yang menuntut tanggung
jawab suatu profesi.

B. TUJUAN DITETAPKANNYA KODE ETIK PADA ASN

Dalam perkembangan terakhir, dengan disahkannya UU nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara, ASN sudah diakui sebagai sebuah prefesi. UU tersebut
juga mengatur banyak hal, termasuk diantaranya nilai-nilai dasar, kode etik, dan kode
perilaku. Yang menjadi tantangan sekarang adalah bagaimana menjalankan perintah
Undang-Undang tersebut dengan konsisten agar profesi ASN benar-benar dapat
segera diwujudkan.3

3
Agus Dwiyanto, Administrasi Publik, (Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2018),
hlm 141.
Maka dari pada itu ditetapkanlah kode etik ASN yang akan mendorong
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, meningkatkan disiplin pegawai, menjamin
kelancaran dalam pelaksanaan tugas, meningkatkan etos kerja, kualitas kerja dan
perilaku ASN yang professional, serta meningkatkan citra dan kinerja ASN di
lingkungan Kementerian/Lembaga Pemda. Menjaga agar tidak terjadinya konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugasnya merupakan salah satu tujuan
ditetapkannya kode etik ASN karena apa yang menjadi kinerjanya wajib ia
pertanggungjawabkan.4 Diantara tujusn ditetapkannya Kode Etik pada ASN yaitu :

a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi

b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang


Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan

f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara

g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,


efektif, dan efisien

h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

4
AZIS, SKM,M.Kes, Implementasi Aparatur Sipil Negara Dalam Bidang Kesehatan Untuk
Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Epidemologi Kesehatan, (Jakarta, Cp Press, 2015),
hlm 14.
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan, dan

j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan


jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;k.memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; danl.melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.5

C. SANKSI MELANGGAR KODE ETIK ASN

Salah satu poin didalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 mengenai


Kode Etik adalah menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien. Salah satu contoh yang dapat kita ambil
adalah mengenai mobil dinas yang diserahkan kepada ASN yang mana ketika
Mobil Dinas itu tidak digunakan secara Efektif dan efisien maka dapat dikatakan
bahwa ASN tersebut telah menyalahi aturan yang ada dalam Undang-Undang.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir mengatakan


pegawai negeri sipil (PNS) yang kedapatan menggunakan mobil dinas untuk
mudik dapat dikenakan sanksi disiplin ringan, sedang, hingga berat. Sanksi
tersebut seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang disiplin pegawai.

“Penentuan ringan, sedang, dan berat tergantung hasil BAP-nya, faktanya, dan
pelanggaranya. Salah satu hal yang dapat memberatkan sanksi itu, seperti
hilangnya kendaraan dinas dan tak mengindahkan imbauan dari atasan. Sanksi
5
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 5
tersebut mulai dari pemberhentian jabatan serta ganti rugi dari kendaraan dinas
yang hilang. "Lalu jika sengaja kendaraan dinas disewakan, lebih bahaya. Dapat
diteruskan ke Tipikor," ujar Chaidir.6

Adapun Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin


pegawai yang mengatur soal penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan
pribadi tercantum di Pasal 4. "Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman
sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara," bunyi aturan tersebut.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah mengeluarkan surat edaran


ihwal penggunaan fasilitas negara, termasuk mobil dinas untuk kepentingan
pribadi. Selain Jakarta, daerah lain yang mengikuti imbauan KPK adalah
Kabupaten Bekasi. "Mau tidak mau kami harus mengikuti imbauan KPK itu.
Nanti kalau tidak diikutin salah juga," kata Kepala Bagian Humas Protokol
Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi Edward Sutarman kepada Tempo, Jumat,
24 Mei 2019.

KESIMPULAN
Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan
(rightness)”atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini
kode etik diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku
yang diterima masyarakat sebagai ”baik (good” atau buruk (bad)”. Aplikasi etika dan
moral dalam praktek dapat dilihat dari kode etik yang dimiliki oleh birokrasi  publik.
Kode etik di Indonesia masih terbatas pada beberapa kalangan seperti ahli hukum dan
6
Wawancara dengan Chaidir, tanggal 29 Mei 2019 di Kantor
kedokteran. Kode etik bagi kalangan profesi yang lain masih belum ada, meskipun
banyak yang berpendapat bahwa nilai-nilai agama dan etika moral Pancasila
sebenarnya sudah cukup untuk menjadi pegangan bekerja atau  bertingkah laku, dan
yang menjadi masalah sebenarnya adalah bagaimana implementasi dari nilai- nilai
tersebut.

Jiwa Korps ASN adalah rasa Kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerja
sama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki
organisasi ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN adalah pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan ASN di dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari hari. Untuk menjamin agar setiap ASN selalu berupaya terus
meningkatkan kesetiaan ketaatan, dan pengabdiannya tersebut, ditetapkan ketentuan
perundang-undangan yang mengatur sikap, tingkah laku, dan perbuatan ASN, baik di
dalam maupun di luar dinas.

Kode etik untuk sebuah profesi adalah sumpah jabatan yang juga diucapkan
oleh para pejabat Negara. Kode etik dan sumpah adalah janji yang harus dipegang
teguh. Artinya, tidak ada toleransi terhadap siapa pun yang melanggarnya. Benar
adanya, dibutuhkan sanksi keras terhadap pelanggar sumpah dan kode etik profesi.
Bahkan, apabila memenuhi unsur adanya tindakan pidana atau perdata, selayaknya
para pelanggar sumpah dan kode etik itu harus diseret ke pengadilan. Kode etik yang
ditetapkan harus ditegakkan dengan sungguh-sungguh. Profesi apa pun sesungguhnya
tidak memiliki kekebalan di bidang hukum. Kita harus mengakhiri praktik-praktik
curang dan penuh manipulatif dari sebagian elite masyarakat. Ini penting dilakukan,
kalau Indonesia ingin menjadi sebuah Negara dan Bangsa yang bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai