Anda di halaman 1dari 5

Nama : Krisna Ambun

Nim : 19031101024

Tugas : membuat paper pengelolaan air terpadu

Pengelolaan air terpadu

I. PENDAHULUAN

Air tawar yang ada sangat terbatas, ketersediaan dan penyebaran di satu tempat dan tempat yang lain
tidak merata, sangat tergantung dari geograpi, klimatologi, dan pengaruh dari aktifitas manusia Dampak
dari aktifitas manusia belakangan ini telah menyebabkan terganggunya siklus hidrologi dan menurunnya
kualitas sumber daya air. Sudah sangat dirasa perlu untuk segera melakukan upaya-upaya
pengembangan dan pengelolaan sumber air agar tidak terjadi penurunan secara kuantitas maupun
kualitasDimasa lalu pengembangan sumber air diartikan sebagai usaha pemanfaatan sumber air untuk
memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya untuk memenuhi kebutuhan irigasi atau untuk air minum,
tanpa memikirkan lebih jauh dampak dari eksplorasi sumber air yang ada. Sejak tahun 1970an,
pengembangan sumber air sudah mulai dikaitkan dengan lingkungan, pengembangan sumber air juga
mencakup pengelolaan dan perlidungan sumber air. Pada era 1980an sudah mulai diterapkan
pengembangan dan pengelolaan sumber secara terpadu sampai pada tingkat daerah aliran sungai (river
basin), sehingga timbul idea untuk mengelola satu sungai dalam satu manajemen (one river one
management). Pada era 1990an konsep keberlanjutan (sustainability) mulai berkembang dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari aspek pembangunan, termasuk dalam pengembangan sumber air.
Saat ini pengembangan sumber daya air sudah diarahkan untuk menuju pada sasaran keseimbangan
ekonomi dan ekologi dari berbagai pengguna air. Disamping itu pengembangan sumberdaya air harus
mampu menjaga keseimbangan jangka panjang dan memberi jaminan kepada generasi mendatang
untuk memperoleh hak yang sama terhadap kualitas hidup dan kualiatas lingkungan.

II. PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SECARA TERPADU DAN BERKELANJUTAN


Konsep pengembangan sumberdaya air secara terpadu lahir dari prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) yang menekankan pada prinsip: peningkatan kualitas
kehidupan dan lingkungan untuk generasi yang akan

Prinsip ini kemudian ditindak lanjuti pada UNCED Tahun 1992 di Rio de Jeneiro dengan Agenda 21,
Chapter 18 yang merupakan panduan dalam mengembangkan sumber air secara terpadu dan
berlanjutan, antara lain:

 Direncanakan secara terpadu dan holistik untuk mencegah kekurangan air dan pencemaran.
 Memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melestarikan ekosistem sebagai prioritas utama ·
 Pengelolaan air atas dasar daerah aliran sungai (DAS)
 Integrasi pengembangan sumberdaya air dengan tata guna lahan dan pembangunan lain,
konservasi, pengelolaan permintaan dengan peraturan (legislation) dan iuran air, re-use dan
recycling air.

Prinsip-Prinsip Dublin (Dublin Principles) yang direkomendasikan dalam International Conference on


Water and the Environment di Dublin tahun 1992 . Prinsip ini menekankan pada:

 Air tawar adalah terbatas dan mudah berubah, dan sangat esensial untuk melangsungkan
kehidupan, pembangunan dan lingkungan
 Pengembangan sumberdaya air harus berdasar atas pedekatan partisipasi, dengan mengikut
sertakan para pemakai air, para perencana dan para pemegang kebijakan pada semua tingkatan
 Peran wanita merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan, pengelolaan,
dan pelestarian air
 Air mempunyai nilai ekonomis dalam semua tingkat pemanfaatan dan harus diperhitungkan
sebagai barang ekonomis

Global Water Partnership (GWP) th 2000

 Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Terpadu: suatu proses yang menekankan pada koordinasi
pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air, lahan dan sumber daya lain yang terkait,
untuk meningkatkan kesejahteraan secara merata tanpa mengorbankan kelangsungan
ekosistem.
 Prinsip tersebut dirumuskan dalam bentuk integrasi dari natural system (alami) dan integrasi
dari human system (manusia).

Menurut UU 7 th 2004 (sekarang sudah dicabut tetapi substansinya muncul dalam berbagai permen
PUPR)

 Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air (termasuk didalamnya SISDA dan Partisipasi Masyarakat).
 Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup
dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat

III. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SECARA TERPADU (IWRM) DI INDONESIA

Regulasi (peraturan perundangan)

 Dengan ditetapkanya rancangan UU tentang Sumber Daya Air menjadi UU No. 7 tahun 2004
tentang Sumber Daya Air, merupakan langkah yang sangat penting bagi perkembangan
pengelolaan sumber daya air di Indonesia. UU tersebut sudah sangat kompresensif dalam
mengatur berbagai hal tentang pokok-pokok dalam pengelolaan sumber daya air secara
terpadu, yang merupakan pengganti dari UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan.
 UU No.7 tahun 2004 yang dibuat oleh pemerintah Indonesia merupakan salah satu praktek baik
dan referensi dalam melaksanakan IWRM di dunia.
 Sayangnya UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air oleh Makamah Konstitusi (MK) pada
tanggal 18 Februari tahun 2015, dan dikembalikan untuk menggunakan UU No. 11 tahun 1974
yang sama sekali sudah tidak sesuai dengan kondisi pengelolaan sumber daya air saat ini

Wilayah Pengelolaan

 Pemerintah telah menetapkan wilayah sungai yang membagi seluruh wilayah Rebuplik
Indonesia, melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 11A/PRT/M/2006, tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai dan diperbaharui melalui Keputusan Presiden Nomor 12
Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai, dengan jumlah wilayah sungai ditetapkan
sebanyak 131 Wilayah Sungai (WS) yang terdiri dari 5 WS Lintas Negara, 29 WS Lintas Provinsi,
29 WS Srategis Nasional, 53 WS Lintas Kabupaten/Kota dan 15 WS Dalam Satu Kabupaten/Kota
sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Institusi (kelembagaan)

 Unsur koordinasi (Tim Koordinasi/Dewan SDA) yang merupakan wadah koordinasi terdiri unsur
pemerintah dan non pemerintah termasuk akademisi, kelompok masyarakat dsb. Yang bertugas
untuk merumuskan kebijakan pengelolaan SDA
 Unsur pelaksana (di Indonesia adalah BWS) yang merupakan satuan kerja pemerintah sesuai
dengan kewenangannya yang berbasis wilayah pengelolaan SDA yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan SDA berbasis wilayah sungai.
1. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
2. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada
wilayah sungai.
3. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air,
pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian
daya rusak air pada wilayah sungai.
4. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan,
penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai.
5. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai.
6. Pengelolaan sistem hidrologi.
7. Melaksanakan penyelenggaraan data dan informasi sumber daya air.
8. Melaksanakan fasilitasi kegiatan tim koordinasi pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai.
9. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.

IV. PERAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SDA SECARA TERPADU TERPADU

 Masyarakat mempunyai peran yang sama dengan pihak lain dalam pengelolaan SDA
 Peran masyarakat sedapat mungkin berbasis budaya/kearifan lokal (di Bali Tri Hita Karana)
 Peran Masyarakat perlu mempunyai institusi/organisasi, regulasi dan program kerja yang jelas
dan adaptif dengan kondisi setempat
 Peran masyarakat perlu fasilitasi, pendampingan dan koordinasi dalam melaksanakan program
dan kegiatan
 Disamping mendukung IWRM dalam jangka panjang Peran masyarakat sedapat mungkin juga
mampu meningkatkan kesejahteraan
 Subak merupakan model peran masyarakat dalam pengelolaan irigasi di Bali

V. KRITERIA SUKSES DALAM PENGELOLAAN SDA SECARA TERPADU

 Memberikan kontribusi jangka panjang terhadap ekonomi, lingkungan dan kesejahteraan sosial
 Dapat diulang, tahan lama, terjangkau, dapat diterima oleh stakeholder, termonitor dan
terdokumentasi
 Menjamin kebutuhan dasar manusia dan ekosistem akan air
 Menghasilkan pemanfaatan air yang lebih effisien
 Pemerataan distribusi penggunaan air
 Mengurangi pemborosan penggunaan air
 Meningkatkan kualitas air
 Meningkatkan kualitas air limbah sebelum disalurkan ke water system
 Mengikutsertakan semua stakeholder dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan sumber air
 Melaksanakan kordinasi antar sektor dan tingkatan dalam pemerintahan
 Mengembangkan mekanisme dalam menghidari dan menyelesaikan konflik

VI. KESIMPULAN

 Air tawar terbatas kuantitas dan kualitasnya sudah sangat mengkhawatirkan


 Pengelolaan SDA secara terpadu sudah merupakan keharusan untuk keberlanjutan ekosistem
 Implementasi Pengelolaan SDA secara terpadu harus didukung oleh regulasi dan institusi yang
kuat.
 Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam Implementasi Pengelolaan SDA secara terpadu
 Pengelolaan SDA secara terpadu harus memberikan kontribusi jangka panjang terhadap
ekonomi, lingkungan dan kesejahteraan sosial

Anda mungkin juga menyukai