Anda di halaman 1dari 16

BEST PRACTICES

IMPLEMENTASI MANAJEMEN HATI

BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Disusun sebagai salah satu Persyaratan Mengikuti Seleksi sebagai Kepala


Sekolah di SDN PULO GEBANG 20 Tahun 2021

Disusun Oleh :

Morina Pangaribuan, S.Th

NIP. 197093052000032007

Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen

PEMERINTAHAN KOTA JAKARTA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

Jl. Palad Rawakuning, PULOGEBANG, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur


Prov. D.K.I. Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia yang melimpah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Best Practices yang berisi tentang “Implementasi Manajemen
Hati Berbasis Kearifan Lokal” dengan baik dan lancer.

Penulis menyadari, keberhasilan yang dapat diraih dalam penyusunan ini


tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari semua pihak, maka penulis
sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada Kepala Sekolah SDN PULO GEBANG 20.


2. Guru-guru SDN PULO GEBANG 20.
3. Para staf dan komite SDN PULO GEBANG 20.

Dengan harapan semoga Best Practices ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa jua lah kita memohon
pertolongan semoga segala upaya yang dijalankan mendapat tuntunan-Nya.
Amin.

Penulis

Morina Pangaribuan, S.Th

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................1
B. Permasalahan................................................................2
C. Strategi Pemecahan Masalah........................................3
D. Tujuan Pengembangan Best Practices..........................4
E. Manfaat..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah...........7


B. Implementasi Starategi Pemecahan Masalah...............7
C. Hasil yang Dicapai.........................................................8
D. Kendala- kendala yang Dihadapi...................................10
E. Faktor-faktor Pendukung...............................................10
F. Alternatif Pengembangan..............................................10

BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan.....................................................................11
B. Rekomendasi.................................................................11

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran kepemimpinan kepala sekolah di sekolah ternyata demikian


penting di antaranya menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif bagi
peserta didik; membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah
dan program sekolah yang kondusif bagi peserta didik dan professional para
guru dan tenaga kependidikan; menjamin manajemen yang harmonis, aktif,
terfokus dan inovatif.

Terkait dengan peran kepala sekolah tersebut di atas maka kepala


sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan guru dan
warga sekolah melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada
guru untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong keterlibatan seluruh
guru dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Setiap orang memiliki hati, hati dapat diartikan sebagai kalbu. Dalam
pembahasan ini Manajemen HATI (Harmonis, Aktif, Terfokus dan Inovatif)
adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam menggunakan sumberdaya
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan dengan melibatkan berbagai
unsur yang terkait dengan menjaga hubungan harmonis antarwarga sekolah,
dilaksanakan secara aktif melaksanakan program -program sekolah yang
terfokus pada tujuan tertentu yang ingin dicapai dan sudah ditetapkan
sebelumnya dan dilaksanakan dengan cara yang inovatif.

Kepala sekolah untuk dapat melaksanakan fungsi manajemen ini maka


solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi rendahnya prsestasi dan budaya
sekolah adalah dengan melaksanakan implementasi Manajemen HATI
Berbasis Kearifan Lokal.

Manajemen merupskan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan


sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen lembaga pendidikan

1
memerlukan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan untuk mengelola dan memajukan suatu organisasi sesuai dengan
tujuan yang dicapai.

Prestasi merupakan bukti hasil kegiatan yang dicapai seseorang setelah


melakukan pekerjaan atau usaha. Menurut Muhibbin (2005:141), “prestasi
adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam sebuah program”.

Menurut Setiyadi (2012:75) kearifan lokal merupakan adat dan


kebiasaan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekolompok masyarakat secara
turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya oleh
masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu. Kearifan lokal yang
dimaksud di sini adalah kuktur budaya yang ada di daerah setempat dan
digunakan sebagai alat dalam mempengaruhi seseorang secara halus dan
bijaksana. Dalam konteks Best Practices ini strategi yang digunakan untuk
mempengaruhi orang dewasa dengan pendekatan filosofi ”Ngono Yo Ngono
Ning Ojo Ngono” maksudnya ialah, jika kita melakukan sesuatu itu hendaknya
secara wajar, jangan melebihi dan berlebihan. Artinya sederhana dan
seperlunya saja.

Berdasarkan paparan diatas maka penulis mengajukan Best Practices


dengan judul Implementasi Manajemen HATI Berbasis Kearifan Lokal.

B. Permasalahan
Berdasarkan paparan latar belakang di atas dapat ditemukan beberapa
permasalahan yang perlu dilakukan pemecahan melalui manajemen HATI,
permasalahan tersebut antara lain :
1. Guru belum sepenuhnya memahami tentang manajemen sekolah
dalam meningkatkan prestasi dan budaya sekolah di SDN PULO
GEBANG 20.
2. Program sekolah yang ada harus lebih diperhatikan lagi agar
peserta didik terdorong untuk memiliki prestasi gemilang dan
budaya sekolah dapat dipulihkan.

2
3. Permasalahan dengan adanya Virus Covid-19 yang membuat
budaya sekolah pun terkikis.

C. Strategi Pemecahan Masalah


Dalam pemecahan masalah yang terjadi sebagaimana terungkap di
atas, sebagai kepala sekolah yang akan mencalonkan diri dan nantinya
jika terpilih sebagai kepala sekolah SDN PULO GEBANG 20, melakukan
inovasi penerapan manajemen HATI berbasis kearifan lokal dengan prioritas
utama pelibatan guru dan komite sekolah dalam perencanaan program dan
pemberdayaan guru secara optimal dalam pelaksanaannya.
Manajemen HATI Berbasis Kearifan Lokal adalah suatu pendekatan
dalam menjalankan Tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya melalui strategi yang digunakan untuk mempengaruhi orang
dewasa orang dewasa dengan pendekatan filosofi ”Ngono Yo Ngono Ning
Ojo Ngono” maksudnya ialah, jika kita melakukan sesuatu itu hendaknya
secara wajar, jangan melebihi dan berlebihan. Artinya sederhana dan
seperlunya saja. Konsep ini merujuk kearifan local yang sudah ada seperti
konsep Ki Hajar Dewantoro “Ing Ngarso sung tuladha ing madyo mangun
karso tut wuri hadayani.”
Manajemen yang diimplementasikan di sekolah ini untuk melejitkan
prestasi dan terutama budaya sekolah yang mulai terkikis akibat virus
Covid-19 yang tersebar di bangsa tercinta ialah Manajemen HATI
((Harmonis, Aktif, Terfokus dan Inovatif).
Manajemen HATI berbasis lokal sebagai alternatif pemecahan
masalah dengan pertimbangan sebagai berikut: Manajemen ini melibatkan
seluruh warga sekolah sesuai porsinya masing-masing sehingga semua
orang memberikan andil pada prestasi sekolah, manajemen ini
menekankan pada karakter budaya yang kuat dalam menjaga hubungan
sesama warga sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif dengan
pendekatan budaya lokal dan manajemen ini memberikan kesempurnaan
atas kekurangan yang dimiliki oleh warga sekolah dengan saling mengisi
dan melengkapi.
D. Tujuan Pengembangan Best Practices
Tujuan penyusunan Best Practice dengan judul “Implementasi
Manajemen HATI Berbasis Kearifan Lokal” , sebagai berikut :
1. Meningkatnya mutu penyelenggaraan Pendidikan di SDN PULO
GEBANG 20.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap program sekolah
sehingga masyarakat berperan aktif bagi peningkatan mutu
Pendidikan di SDN PULO GEBANG 20
3. Meningkatnya partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
penyelengaraan program-program sekolah sesuai dengan visi, misi
dan tujuan sekolah yang tertuang dalam Rencana Kerja jangka
Menengah dan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS).
4. Tercapainya delapan standar Pendidikan melalui pelaksanaan
berbagai program yang tertuang dalam RKJM/RKS dan RKAS.
5. Sebagai referensi bagi para guru-guru dalam membantu
mengembangkan inovasi dan kreativitas di sekolah.
6. Meningkatkan prestasi dan budaya sekolah di SDN PULO GEBANG
20.

E. Manfaat
Hasil penulis Best Practice ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil praktik terbaik dapat bermanfaat
bagi para kepala sekolah khususnya dalam melakukan
praktik-praktik inovatif lebih lanjut terhadp faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah yang muncul dala
lingkungan sekolah yang telah teridentifiaksi dan belum
digali dalam rangka pengembangan mutu Pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa

4
1) Meningkatkan mutu proses Pendidikan di SDN
PULO GEBANG 20.
2) Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar
yang permanen baik dan membanggakan.
3) Meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
4) Meningkatkan karakter budaya baik di sekolah,
di rumah, dan di masyarakat.
b. Bagi guru dan tenaga kependidikan
1) Sebagai masukan dalam mengembangkan
kinerjanya yang kurang maksimal dalam
mengelola pembelajaran.
2) Guru lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam
menciptakan proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan bermakna.
3) Guru dapat menemukan kesalahan-kesalahan
yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan
juga pembinaan karakter budaya.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai salah satu masukan dalam
meningkatkan mutu Pendidikan di sekolah.
2) Sebagai salah satu masukan atau input dalam
mengembangkan hubungan kemitraan dan
program inovatif yang tepat untuk menemukan
keberhasilan program pembangunan Pendidikan
di SDN PULO GEBANG 20.
d. Bagi Dinas Pendidikan
1) Menjadi bukti kinerja kepala sekolah yang
profesional dalam pengelolaan di sekolah,
sehingga dapat dijadikan acuan kerja dan unjuk
kerja dalam mengembangkan profesionalitas
para kepala sekolah.
2) Menjadi bukti terjadinya hubungan dengan
masyarakat dan berkontribusi posituf dalam
kegiatan pembangunan Pendidikan dan
hubungan yang sinergi bagi penyelenggaraan
bermutru.
3) Hendaknya menjadi salah satu referensi dalam
upaya meningkatkan sistem pembinaan
profesioanal tenaga pendidik dan kependidikan
serta mampu mengambil kebijakan Pendidikan
yang tepat agar proses pembelajaran yang ada
di sekolah dapat berjaln dengan tepat dan
lancar.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah pada Best Practices


Manajemen HATI Berbasis Lokal mengingat bahwa manajemen ini termasuk
ke dalam tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengendalian.

HATI adalah singkatan dari Harmonis, Aktif, Terfokus dan Inovatif.


Harmonis yaitu bersangkutan dengan harmoni; seia sekata. (KBBI, 2021).
Harmonis yang dimaksud uini adalah penciptaan iklim sekolah yang kondusif
dan seia sekata sehingga memudahkan komunikasi dan Kerjasama antar
warga sekolah. Aktif adalah giat (bekerja, berusaha). (KBBI, 2021) Aktif yang
dimaksud ialah kepala sekolah dan warga sekolah lainnya giat bekerja dan
berusaha sesuai dengan tugasnya. Terfokus yaitu terpusat. (KBBI, 2021).
Terfokus yang dimaksud ialah kepala sekolah dan warga sekolah lainnya
menentukan tujuan sebagai sasaran keberhasilan. Langkah-langkah yang
diambil bermuara pada satu fokus, yaitu tujuan yang telah ditetapkan
Bersama. Inovatif ialah bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat
pembaruan (KBBI, 2021). Inovatif yang dimaksud sebagai kemampuan
seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk
menghasilkan karya baru.

Maka strategi pemecahan masalah Best Practices ialah


mengimplementasikan sebuah manajemen yang disebut dengan HATI.

B. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah


Tahapan Implementasi Manajemen HATI (Harmonis, Aktif,
Terfokus dan Inovatif) Berbasis Kearifan Lokal : Perencanaan, pada tahap
ini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaaman dari
sumber daya sekolah,sekolah, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai peserta
didik dan guru, membentuk Team Work yang solid, pertemuan dengan
Team Work dalam Menyusun program sekolah, Mensosialisasikan program
sekolah pada semua warga sekolah dan masyarakat.

Pelaksanaan program, tahapan ini dilakukan dengan


mengimplementasikan manajemen HATI Berbasis Kearifan Lokal. Kegiatan
ini dilakukan dengan kontrol terus menerus dari kepala sekolah.Hal yang
diimplementasikan sebagai berikut : Menjaga suasana kondusif dan
harmonis antar warga sekolah, mengaktifkan semua warga sekolah,
mengaktifkan semua warga sekolah untuk melaksanakan program sekolah.
Strategi yang digunakan untuk mempengaruhi orang dewasa dengan
pendakatan filosofi ”Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono” maksudnya ialah,
jika kita melakukan sesuatu itu hendaknya secara wajar, jangan melebihi
dan berlebihan. Artinya sederhana dan seperlunya saja, Mendorong dan
memotivasi kepada warga sekolah untuk melaksanakan program dan fokus
pada tujuan yang akan dicapai dan telah ditetapkan Bersama, dan
melaksanakan kegiatan secara inovatif dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai.

Mengevaluasi pelaksanaan program. Tahapan ini dilakukan untuk


mengetahui efektivitas pelaksanaan program dan ketercapaian hasil secara
berkala.

C. Hasil yang Dicapai


Hasil yang dicapai setelah penerapan manajemen HATI berbasis
kearifan lokal di SDN PULO GEBANG 20 adalah :
1. Terbentuknya Team Work yang solid.
Penerapan manajemen HATI menjadikan keterbukaan antar
teman sejawat, anatara kepala sekolah dengan guru, antara
guru dengan peserta didik mulai kelihatan dan lama kelamaan
membentuk kembali sebuah budaya dan utuhnya Team Work
yang solid.
2. Terjalinnya Kerjasama yang sinergis.

8
Penerapan manajemen HATI, membuat Kerjasama antar
guru, komite dan dinas Pendidikan terjalin dengan baik.
Terjalin Kerjasama yang baik banyak muncul ide-ide kreatif
dari warga sekolah utamanya guru dan komite sekolah
sehingga tersusunlah program sekolah selaras dengan visi
misi sekolah. Program-program itulah yang dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pendidikan.
Sehingga penyelenggaraan berjalan secara terarah menuju
peningkatan mutu. Program ini bukan hanya disusun sebelum
dilaksanakan, tetapi juga disosialisasikan, dilaksanakan dan
diadakan evaluasi.
3. Meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran
Pelaksanaan manajemen HATI dapat mengoptimalisasikamn
kinerja guru, staf, karyawan, di SDN PULO GEBANG 20.
Hasil penerapan manajemen HATI berdampak pada
perubahan perilaku berupa tanggung jawab, kedisiplinan,
saling membantu, keseriusan, rajin, tertib, semangat
melaksanakan kegiatan, kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran.
4. Prestasi sekolah meningkat
Hasil dari sebuah upaya tersebut tidak sia-sia. Prestasi guru
dan siswa diraih dalam berbagai lomba. Penerapan
manajemen HATI membawa perubahan pola pikir ke arah
yang lebih maju kepada warga sekolah, sehingga berdampak
yang signifikan dalam perolehan prestasi akademik dan
nonakademik.
5. Budaya sekolah membaik
Kegiatan pembiasaan yang pernah dilakukan sebelum virus
Covid-19 seperti : mengucapkan selamat pagi atau salam,
Budaya salam, sapa, senyum, sopan dan santun, budaya
hidup bersih, budaya hidup sehat, budaya literasi, budaya
belajar berbasis lingkungan. Dan saat ini sudah diperbolehkan
untuk tatap muka, namun sudah terlihat sedikit menurun. Dan
diterapkannya Manajemen HATI Berbasis Kearifan Lokal ini
membuat semuanya Kembali normal. Kecuali budaya salam
tangan, tidak diperbolehkan untuk menjabat tangan baik antar
guru dengan siswa dan sebaliknya. Dan diwujudkannya
budaya Lisa dan Bu Tesa (Lihat Sampah ambil dan buang
tempat sampah).

D. Faktor-faktor Pendukung

Ada beberapa faktor pendukung implementasi manajemen HATI


berbasis kearifan lokal diantaranya :

1. Guru memiliki kemauan dan semangat yang tinggi untuk


melaksanakan pembelajaran yang inovatif,
2. Komite sekolah dan orang tua peserta didik mendukung
program sekolah,
3. pengawas dan kepala UPTD mempunyai kepedulian yang
tinggi dalam memberikan dukungan dan membina sekolah
binaannya. Khususnya dalam manajemen dan terjalinnya
Kerjasama yang erat dengan teman sejawat dan
melaksanakan tugasnya.

E. Kendala-kendala yang Dihadapi


Pelaksanaan Manajemen HATI berbasis kearifan lokal yang telah
dilaksanakan bukan berarti verjaaln mulus tanpa hambatan atau kendala,
ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi yaitu :
1. Kedidiplinan guru dan karyawan tidak semuanya tinggi.
2. Kurang kerjasamanya antar guru dalam kebersamaan.

F. Alternatif Pengembangan
Alternatif pengembangan yang dapat dilaksanakan yaitu
merumuskan Kembali target pencapaian prestasi sekolah yang lebih tinggi
pada tingkat kabupaten dan provinsi, implementasi Manajemen HATI
berbasis kearifan lokal dapat digunakan dalam berbagai program sekolah

10
dan dapat diterapkan oleh siapapun, dan mendesiminasikan kegiatan
manajemen hati berbasis kearifan lokal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis pelaksanaan manajemen


HATI berbasis kearifan lokal di SDN PULO GEBANG 20 dapat disimpulkan
bahwa implementasi Manajemen HATI berbasis Kearifan lokal dilaksanakan
melalui Langkah-langkah melakukan analisis SWOT, membentuk team work
yang solid, Menyusun program sekolah, mensosialisasikan program,
melaksanakan program manajemen HATI, dan mengevaluasi program. Hasil
dari implementasi manajemen HATI berbasis kearifan lokal di SDN PULO
GEBANG 20 adalah terbentuknya teamwork dan kesadaran warga sekolah
untuk merasa memiliki sekolah, terjalinnya Kerjasama yang sinergis,
meningkatnya kinerja guru dalam proses pembelajaran, meningkatnya
prestasi guru dan peserta didik baik bidang akademik maupun nonakademik,
dan perubahan perilaku warga sekolah untuk menegmbangkan budaya
sekolah.

B. Rekomendasi
Berdasarkan pemaparan Implementasi Manajemen HATI Berbasis Lokal
dapat direkomendasikan bahwa Best Practices ini menjadi salah satu
referensi bagi Menyusun program inovatif kepala sekoalah dalam
meningkatkan prestasi dan budaya sekolah. Pengawas dapat memberikan
rekomendasi kepada kepaala sekolah dalam mengatasi permasalahan
rendahnya prestasi sekolah dan budaya memalui manajemen HATI
berbasis kearifan lokal. Kepada guru diharapkan lebih meningkatkan kinerja
guna meraih prestasi diri dan peserta didik.
12
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu, SP. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Muhibbin, Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia

Setiyadi. P 2012.Pemahaman Kembali Lokal Wisdom Etnik Jawa dalam


Tembang Mecapat dan Pemanfaatannya sebagai Media Pendidikan Budi
Pekerti Bangsa. Magistra.

Anda mungkin juga menyukai