PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Pusat
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya dan Upaya
Salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat esensial Puskesmas adalah Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB). Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan anak
satu bentuk instrument mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan kinerjanya secara
mandiri.2
1
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) sebagai salah
satu UKM esensial juga perlu dilakukan penilaian kinerja. Hal inilah yang mendasari
dilaksanakannya Penilaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Laporan kegiatan dengan judul: “Penilaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
2017 pada tanggal 11 - 17 Juli 2018 mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:
1. Penilaian
Adalah prosess pengumpulan data, pengolahan data, dan pemberian nilai terhadap data
yang diperoleh.
2. Kinerja
Adalah hasil yang dicapai baik secara kualitatif maupun kuantitatif oleh seseorang atau
Adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan anak balita serta anak prasekolah, serta
4. Puskesmas Karimunjawa
dilakukan penilaian.
2
6. Tanggal 11 – 17 Juli 2018
Indikator yang akan dinilai disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) dan Standar Operasional
Prosedur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB).
pelayanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada
pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3-hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8-hari
komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5
bulan, dan satu kali pada umur 6 - 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 - 11 bulan
5. Cakupan pelayanan anak balita: cakupan anak balita (12 - 59 bulan) yang
3
minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian
vitamin A 2 x setahun
1. Cakupan Kunjungan bumil K1: cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat
2. Cakupan Kunjungan bumil K4: cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan
distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali
pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh nakes: cakupan ditemukannya ibu
hamil berisiko/ komplikasi oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) baik
4. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh masyarakat: cakupan ibu hamil dengan
faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau
masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
5. Bumil anemia (<11 gr%) yang ditemukan: jumlah ibu hamil anemia (Kadar
Hemoglobin <11 gr%) yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
6. Bumil dengan Kekurangan Energi kronik: jumlah ibu hamil dengan LILA
<23,5cm yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
7. Cakupan Persalinan: cakupan ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
4
8. Pertolongan persalinan oleh nakes: cakupan ibu bersalin yang mendapat
kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara
definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
1. Cakupan peserta KB Aktif: cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang
masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan
jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan
3. Sasaran : Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)
5. Materi : Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta
5
1.5 Tujuan
Menilai kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-
a. Mengetahui cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
memenuhi dan belum memenuhi target SPM sesuai Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Jepara Nomor 127 Tahun 2015 tentang Penerapan Indikator
dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) terhadap SOP yang berlaku di
Puskesmas Karimunjawa.
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja / prestasi Puskesmas. Tujuan penilaian kinerja adalah tercapainya tingkat kinerja
1.6.2 Penilaian Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-
KB)
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini
6
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas
kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
Penilaian kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-
KB) berdasarkan pada hasil capaian kegiatan sesuai standar pelayanan minimal yang
sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali
7
pada hari ke 3-hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8-hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah
komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
4. Cakupan kunjungan bayi: cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal
4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, dan satu kali
pada umur 6 - 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 - 11 bulan sesuai standar di suatu wilayah
5. Cakupan pelayanan anak balita: cakupan anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh
1. Cakupan Kunjungan bumil K1: cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan
antenatal pada trimester pertama oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
2. Cakupan Kunjungan bumil K4: cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 di suatu
3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh nakes: cakupan ditemukannya ibu hamil
berisiko/ komplikasi oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) baik didalam gedung
8
4. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh masyarakat: cakupan ibu hamil dengan faktor
risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta
dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
5. Bumil anemia (<11 gr%) yang ditemukan: jumlah ibu hamil anemia (Kadar Hemoglobin
<11 gr%) yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
6. Bumil dengan Kekurangan Energi kronik: jumlah ibu hamil dengan LILA <23,5cm yang
7. Cakupan Persalinan: cakupan ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
8. Pertolongan persalinan oleh nakes: cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah
kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara
definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan
10. Cakupan pelayanan nifas (KF3): cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai
dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu
6 jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s/d hari ke-42
(KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
1. Cakupan peserta KB Aktif: cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah pasangan
9
1.6.3 Promosi Kesehatan di Puskesmas4
kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Promosi
dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan
Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman,
bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Promosi
puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif
menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat. Upaya dimaksud juga menjadi
tangung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi
tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
dasar promosi kesehatan adalah (1) Pemberdayaan, (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi serta
dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada strategi dasar tersebut dan dapat
dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.
10
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS
ruang perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas,
A. Di tempat pendaftaran
3. Denah poliklinik
B. Di poliklinik
3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, pemutaran film,
pemutaran radio, tape recorder dan media lain yang berisi penyakit dan cara
11
pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh di puskesmas
tersebut.
penyakit & obatnya serta pelayanan-pelayanan lain yang berhubungan dengan bayi,
gambar, model anatomi dan brosur (leaflet) khususnya masalah penyakit pada bayi,
anak dan seputar kehamilan, persalinan dan lain sebagainya termasuk informasi
3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, pemutaran film,
pemutaran radio dan media lain yang berisi penyakit dan cara pencegahannya serta
berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut terutama penyakit
pada bayi dan anak, pentingnya memeriksakan kehamilannya secara teratur, tablet Fe
bagi ibu hamil, imunisasi lengkap bagi bayi, tumbuh kembang balita, KB dan lain
sebagainya.
1. Di tempat tidur Dilakukan oleh petugas di tempat tidur kepada pasien yang masih
belum dapat atau masih belum bisa meninggalkan tempat tidurnya, akan lebih efektif
12
apabila menggunakan lembar balik (flashcard) yang sedikit kalimatnya dan atau alat
promosi kesehatan.
3. Penyuluhan berkelompok
Dilakukan kepada pasien atau keluarga dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya
aula) dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan
perilaku sekaligus menjadi salah satu media sosialisasi antar pasien. Kegiatan ini lebih
puskesmas). Metode ini akan lebih efektif menggunakan alat peraga atau media
promosi yang bersifat menghibur seperti simulasi atau permainan. Media yang bisa
digunakan antara lain; flipchart, poster, standing banner,laptop, LCD projector dan
lain sebagainya.
Ruang tunggu yang memadahi dapat digunakan sebagai sarana untuk bina suasana
bagi para pengunjung. Di dalam ruang tunggu juga perlu disediakan berbagai media
promosi seperti poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio, TV dan media lain.
5. Pendekatan keagamaan
Petugas kesehatan baik secara mandiri ataupun melalui bantuan pemuka agama dapat
bahan bacaan keagamaan, kitab suci dan membimbing membacanya atau membuat
13
E. Di Laboratorium
Umumnya pengunjung diruang ini tidak terlalu lama menunggu, oleh kerena itu jenis
poster/standing banner yang dapat di baca dan leaflet yang dapat diambil yang
kesehatan secara berkala, jenis pelayanan maupun pola tarifnya dan lain sebagainya.
F. Di Kamar Obat
Jenis informasi yang disediakan di ruang ini adalah poster/standing banner yang dapat
di baca, leaflet yang dapat diambil , pemutaran TV, tape recorder atau player yang
kesabaran & kedisiplinan menggunakan obat sesuai petunjuk dokter serta pentingnya
G. Di Tempat Pembayaran
hangat sebagai salam perpisahan, ucapan terima kasih maupun selamat jalan semoga
bertambah sehat. Fase terminasi ini dimanfaatkan untuk promosi pelayanan dengan
memberikan cindera mata sederhana seperti, leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain
H. Di Klinik Khusus
Pada umumnya poliklinik khusus di puskesmas antara lain klinik gizi, klinik sanitasi,
klinik konsultasi remaja, klinik PHBS dan lain sebaginya. Oleh karena itu promosi
14
kesehatan yang paling efektif adalah berupa konseling dengan didukung oleh semua
media dan alat peraga diatas sesuai kebutuhan masing-masing pasien/klien seperti;
lembar balik, leaflet, poster, banner, buku saku, CD, pantoom, TV dan lain
sebagainya.
I. Di Halaman Puskesmas
1. Di tempat parkir
Karena tempat ini biasanya berupa lapangan parkir, sebaiknya promosi kesehatan
2. Di taman puskesmas
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan contoh tanaman bergizi seperti sayuran dan
manfaatnya.
3. Di dinding puskesmas
menggunakan poster dan media serupa lainnya yang ditata seindah dan serapi
mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi pesan-pesan umum tentang kesehatan
dan PHBS.
4. Di pagar puskesmas
15
Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu peringatan Hari Kesehatan Nasional
(HKN), hari tembakau, hari gizi dan lain sebagainya, pagar dapat dimanfaatkan
Di tempat ini sebaiknya pesan yang disampaikan berisikan tentang makanan sehat,
pesan gizi seimbang, keluarga sadar gizi dan PHBS dengan menggunakan poster,
6. Di tempat ibadah Di tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat digunakan
buku saku, bahan bacaan dan lain sebagainya yang bersifat gratis.
Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran masyarakat
yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk
16
D. Penggerakan dan pengorganisaian masyarakat melalui:
1. Kunjungan rumah
2. Pemberdayaan berjenjang
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta
a. Pengumpulan Data
Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) Puskesmas Karimunjawa tahun
b. Pengolahan Data
Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)
Cakupan indikator (kegiatan) dihitung dengan membagi hasil kegiatan bulan berjalan
17
Sasaran bulan berjalan
Pencapaian indikator (kegiatan) dihitung dengan membagi hasil cakupan dengan target
dikalikan 100%.
Target
Pencapaian kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.
18