Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Pusat

Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.1

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya

kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya dan Upaya

Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat esensial Puskesmas adalah Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB). Pelayanan Kesehatan Ibu dan

Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah, serta pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016,

penilaian kinerja Puskesmas merupakan instrument/tools untuk menilai pelaksanaan proses

manajemen Puskesmas secara keseluruhan. Penilaian kinerja Puskesmas merupakan salah

satu bentuk instrument mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan kinerjanya secara

mandiri.2

1
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) sebagai salah

satu UKM esensial juga perlu dilakukan penilaian kinerja. Hal inilah yang mendasari

dilaksanakannya Penilaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga

Berencana (KIA-KB) Puskesmas Karimunjawa Periode Januari – Desember 2017.

1.2 Batasan Judul

Laporan kegiatan dengan judul: “Penilaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

serta Keluarga Berencana (KIA-KB) Puskesmas Karimunjawa Periode Januari - Desember

2017 pada tanggal 11 - 17 Juli 2018 mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:

1. Penilaian

Adalah prosess pengumpulan data, pengolahan data, dan pemberian nilai terhadap data

yang diperoleh.

2. Kinerja

Adalah hasil yang dicapai baik secara kualitatif maupun kuantitatif oleh seseorang atau

lembaga dalam menjalankan tugas sesuai fungsi dan tanggung jawabnya.

3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)

Adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan anak balita serta anak prasekolah, serta

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

4. Puskesmas Karimunjawa

Merupakan tempat dilaksanakannya penilaian.

5. Periode Januari – Desember 2017

Adalah kurun waktu kinerja pelayanan kesehatan Puskesmas Karimunjawa yang

dilakukan penilaian.

2
6. Tanggal 11 – 17 Juli 2018

Adalah rentang waktu dilakukannya pengambilan dan pengolahan data.

1.3 Batasan Operasional

Indikator yang akan dinilai disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) dan Standar Operasional

Prosedur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB).

1.3.1 SPM KIA KB

Program Kesehatan Anak

1. Cakupan kunjungan neonatal KN1: cakupan neonatus yang mendapatkan

pelayanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu.

2. Cakupan kunjungan neonatal KN3: cakupan neonatus yang mendapatkan

pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali

pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3-hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8-hari

ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani: cakupan neonatus dengan

komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada

tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

4. Cakupan kunjungan bayi: cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna

minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5

bulan, dan satu kali pada umur 6 - 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 - 11 bulan

sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

5. Cakupan pelayanan anak balita: cakupan anak balita (12 - 59 bulan) yang

memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan

3
minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian

vitamin A 2 x setahun

Program Kesehatan Ibu

1. Cakupan Kunjungan bumil K1: cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat

pelayanan antenatal pada trimester pertama oleh tenaga kesehatan di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Cakupan Kunjungan bumil K4: cakupan ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan

distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali

pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh nakes: cakupan ditemukannya ibu

hamil berisiko/ komplikasi oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) baik

didalam gedung maupun diluar gedung.

4. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh masyarakat: cakupan ibu hamil dengan

faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau

masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

5. Bumil anemia (<11 gr%) yang ditemukan: jumlah ibu hamil anemia (Kadar

Hemoglobin <11 gr%) yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

6. Bumil dengan Kekurangan Energi kronik: jumlah ibu hamil dengan LILA

<23,5cm yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

7. Cakupan Persalinan: cakupan ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

4
8. Pertolongan persalinan oleh nakes: cakupan ibu bersalin yang mendapat

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.

9. Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani: cakupan Ibu dengan komplikasi

kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara

definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat

pelayanan dasar dan rujukan.

Program Keluarga Berencana

1. Cakupan peserta KB Aktif: cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang

masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan

jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

1.3.2 SOP Pelayanan KIA-KB di Puskesmas Karimunjawa

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan

tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya.

1.4 Ruang Lingkup

1. Lokasi : Puskesmas Karimunjawa Kabupaten Jepara

2. Waktu : 11-17 Juli 2018

3. Sasaran : Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)

4. Metode : Pengamatan terlibat, wawancara, dan pengumpulan data sekunder

5. Materi : Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta

Keluarga Berencana (KIA-KB), Standar Operasional Prosedur Pelayanan Kesehatan Ibu

dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB).

5
1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan Umum

Menilai kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-

KB) Puskesmas Karimunjawa periode Januari – Desember 2017.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

(KIA-KB) Puskesmas Karimunjawa periode Januari – Desember 2017 yang sudah

memenuhi dan belum memenuhi target SPM sesuai Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Jepara Nomor 127 Tahun 2015 tentang Penerapan Indikator

Upaya Kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara.

b. Mengetahui nilai kepatuhan petugas kesehatan di bagian Pelayanan Kesehatan Ibu

dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) terhadap SOP yang berlaku di

Puskesmas Karimunjawa.

1.6 Tinjauan Pustaka

1.6.1 Penilaian Kinerja Puskesmas3

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil

kerja / prestasi Puskesmas. Tujuan penilaian kinerja adalah tercapainya tingkat kinerja

puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan

pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

1.6.2 Penilaian Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-

KB)

Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta

mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini

diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :

6
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas

kesehatan.

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten

diarahkan ke fasilitas kesehatan.

3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.

4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.

5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga

kesehatan maupun masyarakat.

6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan

pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.

7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas

kesehatan.

8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan.

9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

Penilaian kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-

KB) berdasarkan pada hasil capaian kegiatan sesuai standar pelayanan minimal yang

ditetapkan. Indikator yang dinilai adalah sebagai berikut:

Program Kesehatan Anak

1. Cakupan kunjungan neonatal KN1: cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan

sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

2. Cakupan kunjungan neonatal KN3: cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan

sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali

7
pada hari ke 3-hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8-hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu.

3. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani: cakupan neonatus dengan

komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat

pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

4. Cakupan kunjungan bayi: cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal

4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, dan satu kali

pada umur 6 - 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 - 11 bulan sesuai standar di suatu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu.

5. Cakupan pelayanan anak balita: cakupan anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh

pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun,

pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun

Program Kesehatan Ibu

1. Cakupan Kunjungan bumil K1: cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan

antenatal pada trimester pertama oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

2. Cakupan Kunjungan bumil K4: cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali

pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh nakes: cakupan ditemukannya ibu hamil

berisiko/ komplikasi oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) baik didalam gedung

maupun diluar gedung.

8
4. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil oleh masyarakat: cakupan ibu hamil dengan faktor

risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta

dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

5. Bumil anemia (<11 gr%) yang ditemukan: jumlah ibu hamil anemia (Kadar Hemoglobin

<11 gr%) yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

6. Bumil dengan Kekurangan Energi kronik: jumlah ibu hamil dengan LILA <23,5cm yang

ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

7. Cakupan Persalinan: cakupan ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

8. Pertolongan persalinan oleh nakes: cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah

kerja dalam kurun waktu tertentu.

9. Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani: cakupan Ibu dengan komplikasi

kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara

definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan

dasar dan rujukan.

10. Cakupan pelayanan nifas (KF3): cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai

dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu

6 jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s/d hari ke-42

(KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Program Keluarga Berencana

1. Cakupan peserta KB Aktif: cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif

menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah pasangan

usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

9
1.6.3 Promosi Kesehatan di Puskesmas4

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana

kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Promosi

kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan pengunjung

dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya.

Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman,

bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Promosi

kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung

maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan perilaku sehat

dimasyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para pengunjung

puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif

menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat. Upaya dimaksud juga menjadi

tangung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi

puskesmas agar dapat melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004

tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah, strategi

dasar promosi kesehatan adalah (1) Pemberdayaan, (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi serta

dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas,

strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada strategi dasar tersebut dan dapat

dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.

10
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS

Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang

dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik,

ruang perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas,

dengan perincian sebagai berikut:

A. Di tempat pendaftaran

Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Alur pelayanan puskesmas

2. Jenis pelayanan kesehatan

3. Denah poliklinik

4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi issu pada saat itu

5. Peraturan kesehatan seperti; dilarang merokok, dilarang meludah sembarangan,

membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain.

6. Petugas memberikan salam dan sambutan yang menyenangkan pada pengunjung

puskesmas dengan baik.

B. Di poliklinik

Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien tentang

penyakit & obatnya.

2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster, gambar-

gambar, model anatomi dan brosur (leaflet).

3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, pemutaran film,

pemutaran radio, tape recorder dan media lain yang berisi penyakit dan cara

11
pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh di puskesmas

tersebut.

C. Di ruang pelayanan KB & KIA

Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien tentang

penyakit & obatnya serta pelayanan-pelayanan lain yang berhubungan dengan bayi,

anak, ibu hamil, ibu menyusui maupun alat kontrasepsi.

2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster, gambar-

gambar, model anatomi dan brosur (leaflet) khususnya masalah penyakit pada bayi,

anak dan seputar kehamilan, persalinan dan lain sebagainya termasuk informasi

tentang Keluarga Berencanan (KB).

3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, pemutaran film,

pemutaran radio dan media lain yang berisi penyakit dan cara pencegahannya serta

berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut terutama penyakit

pada bayi dan anak, pentingnya memeriksakan kehamilannya secara teratur, tablet Fe

bagi ibu hamil, imunisasi lengkap bagi bayi, tumbuh kembang balita, KB dan lain

sebagainya.

D. Di ruang perawatan inap

Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Di tempat tidur Dilakukan oleh petugas di tempat tidur kepada pasien yang masih

belum dapat atau masih belum bisa meninggalkan tempat tidurnya, akan lebih efektif

12
apabila menggunakan lembar balik (flashcard) yang sedikit kalimatnya dan atau alat

peraga yang tepat lainnya.

2. Penggunaan bahan bacaan

Dilakukan dengan peminjaman bahan-bahan bacaan dan atau bedside health

promotion dengan cara petugas membacakan bahan bacaan sambil melakukan

promosi kesehatan.

3. Penyuluhan berkelompok

Dilakukan kepada pasien atau keluarga dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya

aula) dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan

perilaku sekaligus menjadi salah satu media sosialisasi antar pasien. Kegiatan ini lebih

bersifat menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi (misalnya dihalaman

puskesmas). Metode ini akan lebih efektif menggunakan alat peraga atau media

promosi yang bersifat menghibur seperti simulasi atau permainan. Media yang bisa

digunakan antara lain; flipchart, poster, standing banner,laptop, LCD projector dan

lain sebagainya.

4. Pemanfaatan ruang tunggu

Ruang tunggu yang memadahi dapat digunakan sebagai sarana untuk bina suasana

bagi para pengunjung. Di dalam ruang tunggu juga perlu disediakan berbagai media

promosi seperti poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio, TV dan media lain.

5. Pendekatan keagamaan

Petugas kesehatan baik secara mandiri ataupun melalui bantuan pemuka agama dapat

mengajak pasien/keluarga untuk berdo’a sesuai keyakinan agamanya, menyediakan

bahan bacaan keagamaan, kitab suci dan membimbing membacanya atau membuat

acara keagamaan yang dilakukan secara personal maupun kelompok. Frekuensinya

bisa bersifat harian, mimgguan atau bulanan secara rutin.

13
E. Di Laboratorium

Umumnya pengunjung diruang ini tidak terlalu lama menunggu, oleh kerena itu jenis

informasi yang disediakan harus bersifat swalayan (self service) seperti

poster/standing banner yang dapat di baca dan leaflet yang dapat diambil yang

berisikan informasi tentang pentingnya penegakaan diagnosis, manfaat screening

kesehatan secara berkala, jenis pelayanan maupun pola tarifnya dan lain sebagainya.

F. Di Kamar Obat

Jenis informasi yang disediakan di ruang ini adalah poster/standing banner yang dapat

di baca, leaflet yang dapat diambil , pemutaran TV, tape recorder atau player yang

berisikan informasi tentang manfaat obat generik & keuntungan menggunakannya,

kesabaran & kedisiplinan menggunakan obat sesuai petunjuk dokter serta pentingnya

Taman Obat Keluarga (TOGA).

G. Di Tempat Pembayaran

Sebelum pasien/keluarga pulang sebaiknya seluruh petugas memberi pelayanan yang

hangat sebagai salam perpisahan, ucapan terima kasih maupun selamat jalan semoga

bertambah sehat. Fase terminasi ini dimanfaatkan untuk promosi pelayanan dengan

memberikan cindera mata sederhana seperti, leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain

sebagainya yang bermanfaat bagi kesehatan.

H. Di Klinik Khusus

Pada umumnya poliklinik khusus di puskesmas antara lain klinik gizi, klinik sanitasi,

klinik konsultasi remaja, klinik PHBS dan lain sebaginya. Oleh karena itu promosi

14
kesehatan yang paling efektif adalah berupa konseling dengan didukung oleh semua

media dan alat peraga diatas sesuai kebutuhan masing-masing pasien/klien seperti;

lembar balik, leaflet, poster, banner, buku saku, CD, pantoom, TV dan lain

sebagainya.

I. Di Halaman Puskesmas

Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Di tempat parkir

Karena tempat ini biasanya berupa lapangan parkir, sebaiknya promosi kesehatan

bersifat umum seperti himbauan ber-PHBS, larangan merokok, larangan

menyalahgunakan narkoba, bahaya napza dan lain sebagainya dengan menggunakan

media baliho/bilboard, spanduk dan media serupa lainya.

2. Di taman puskesmas

Taman puskesmas disamping diperlukan sebagai media memperindah halaman dapat

dijadikan sebagai model promosi kesehatan dengan memberikan contoh-contoh

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan contoh tanaman bergizi seperti sayuran dan

buah-buahan (warung hidup) sekaligus diberikan penjelasan kandungan gizi maupun

manfaatnya.

3. Di dinding puskesmas

Dinding puskesmas dapat dimanfaatkan untuk promosi kesehatan dengan

menggunakan poster dan media serupa lainnya yang ditata seindah dan serapi

mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi pesan-pesan umum tentang kesehatan

dan PHBS.

4. Di pagar puskesmas

15
Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu peringatan Hari Kesehatan Nasional

(HKN), hari tembakau, hari gizi dan lain sebagainya, pagar dapat dimanfaatkan

sebagai media promosi melalui pemasangan spanduk, rontek, umbul-umbul atau

bahkan murral, semuanya harus dipertimbangkan agar tidak merusak keindahan.

5. Di kantin/warung kawasan puskesmas

Di tempat ini sebaiknya pesan yang disampaikan berisikan tentang makanan sehat,

pesan gizi seimbang, keluarga sadar gizi dan PHBS dengan menggunakan poster,

neon box, leaflet, selebaran dan lain sebagainya.

6. Di tempat ibadah Di tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat digunakan

untuk menyampaikan informasi seputar kesehatan rokhani (jiwa) dikaitkan dengan

perintah-perintah agama dengan menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran

buku saku, bahan bacaan dan lain sebagainya yang bersifat gratis.

KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS

Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran masyarakat

yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk

meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat. Pelaksanaan promkes diluar

gedung dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan berbagai fihak potensial melalui

metode advokasi, binasuasana, gerakan pemberdayaan yang dijiwai semangat kemitraan

dengan kegiatan sebagai berikut:

A. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu

B. Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (TP PKK, karang taruna,

posyandu, SBH, majlis taklim dan lain sebagainya)

C. Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas) seperti

kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya

16
D. Penggerakan dan pengorganisaian masyarakat melalui:

1. Kunjungan rumah

2. Pemberdayaan berjenjang

3. Pengorganisasian masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD)

1.6.4 Teknis Pelaksananaan

Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta

Keluarga Berencana (KIA-KB) Puskesmas Karimunjawa periode Januari – Desember 2017,

sebagaimana berikut di bawah ini:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) Puskesmas Karimunjawa tahun

2017 ( Januari s.d Desember 2017 ).

b. Pengolahan Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan Penilaian

Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)

Puskesmas Karimunjawa periode Januari – Desember 2017:

Cakupan indikator (kegiatan) dihitung dengan membagi hasil kegiatan bulan berjalan

dengan sasaran bulan berjalan dikalikan 100%.

Cakupan = Hasil kegiatan bulan berjalan X 100%

17
Sasaran bulan berjalan
Pencapaian indikator (kegiatan) dihitung dengan membagi hasil cakupan dengan target

dikalikan 100%.

Pencapaian = Cakupan X 100%

Target
Pencapaian kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.

Kinerja pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:2

1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %

2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %

3. Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

18

Anda mungkin juga menyukai