Kelompok 2
1. Pengisian SPT
A. Formulir Wajib Pajak Badan
- Formulir 1771
Melalui formulir tersebut wajib pajak badan dapat memberitahukan identitas diri,
penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak, PPh kurang/lebih bayar, angsuran
PPh Pasal 25 tahun berjalan, kompensasi kerugian fiskal, PPh final, serta penghasilan
lain yang bukan objek pajak.
Merujuk Peraturan Dirjen Pajak No.PER-19/PJ/2014, formulir ini terdiri atas
formulir Induk SPT Tahunan PPh badan 1771 yang terdiri atas 2 halaman. Formulir
ini wajib diisi untuk melaporkan perhitungan PPh terutang.
- Lampiran 1771 I
- Lampiran 1771 II
- Lampiran 1771 IV
- Lampiran 1771 V
LAMPIRAN ini merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan daftar
pemegang saham/pemilik modal dan jumlah dividen yang dibagikan serta daftar
susunan pengurus dan komisaris. Melalui formulir ini wajib pajak dapat
memerinci nama, alamat, NPWP, besaran modal yang diseetor serta jumlah
dividen yang diberikan
- Lampiran 1771 VI
LAMPIRAN ini merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan daftar
penyertaan modal pada perusahaan afiliasi, daftar utang dari pemegang saham
dan/atau perusahaan afiliasi, daftar piutang kepada pemegang saham dan/atau
perusahaan afialisi
2. SPT Masa PPN, termasuk semua faktur pajak masukan dan faktur pajak
keluaran pada masa Januari sampai dengan Desember.
3. SPT Masa PPh Pasal 21 mulai dari masa pajak Januari sampai dengan Desember.
4. Bukti pemotongan PPh Pasal 23 mulai dari masa pajak Januari sampai
dengan Desember.
5. Bukti pemungutan PPh Pasal 22 dan SSP Pasal 22 impor masa pajak Januari
sampai dengan Desember.
6. Bukti pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 masa pajak Januari sampai dengan
Desember. Apabila termasuk wajib pajak dengan kewajiban berdasarkan PP nomor 46
Tahun 2013 (PPh Final 1%), maka siapkan Bukti Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2
masa Januari sampai dengan Desember.
7. Bukti pembayaran PPh Pasal 25 masa pajak Januari sampai dengan Desember.
8. Bukti Pembayaran atas STP (Surat Tagihan Pajak) PPh Pasal 25 masa
pajak Januari sampai dengan Desember.
9. Laporan Keuangan (rugi laba dan neraca), termasuk laporan keuangan hasil
audit akuntan publik, serta data pendukungnya, seperti:
o Buku besar pendukung Laporan Keuangan.
Dalam pengisian SPT Tahunan Badan ada beberapa hal yang harus perhatikan,
berikut enam hal yang harus diperhatikan saat melakukan pelaporan SPT Tahunan
PPh Badan berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan:
1. Isi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Benar dalam arti secara
perhitungan, penulisan, penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dan sebenarnya sesuai keadaan. SPT harus diisi dengan lengkap
karena memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan
unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. SPT harus diisi jelas
artinya asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang
dilaporkan dalam SPT tidak boleh ada yang ditutupi.
2. Isi SPT dengan bahasa Indonesia, dengan satuan mata uang rupiah atau mata
uang asing apabila mendapatkan izin dari Kementerian Keuangan.
4. Isi SPT Tahunan PPh badan 1771 melalui software SPT elektronik (e-SPT) yang
harus diunduh dahulu atau melalui menu e-Form pada DJP Online untuk selanjutnya
membuat file CSV SPT 1771 dan melakukan e-Filing SPT Tahunan PPh Badan pada
aplikasi e-Filing Pajak yang resmi.
5. Perpanjang jangka waktu pelaporan SPT Tahunan PPh badan dalam jangka
waktu paling lama sekitar dua bulan dengan melakukan pemberitahuan secara tertulis
atau cara lain sesuai ketentuan Ditjen Pajak.
a. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak
○ Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus dibayar
lunas sebelum SPT PPh disampaikan.
Undang-undang ini dikenal sebagai UU sapu jagad atau biasa disebut omnibus laa karena
berisi perubahan pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya, mulai dari
tentang ketenagakerjaan, investasi, hingga perpajakan dan lainnya.
Keterlambatan dihitung dari tanggal batas waktu pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.
Kantor Pajak akan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak (STP) atas keterlambatan bayar
pajak dan Sobat Klikpajak harus melunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan.
Sesuai dengan ketentuan resmi dari Direktorat Jendral Pajak, keterlambatan atas
pelaporan SPT Tahunan PPh WP Badan dikenakan denda sebesar Rp1.000.000 (satu juta rupiah).
- Jatuh Tempo atau Batas Waktu Pembayaran Pajak jika Bertepatan dengan Hari
Libur
Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak bertepatan dengan:
● Hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional (termasuk penyelenggaraan
Pemilihan Umum dan cuti bersama), maka pembayaran dan penyetoran pajak dapat
dilakukan pada hari kerja selanjutnya.
3. Setelah berhasil masuk ke halaman ‘Lapor Pajak’, maka akan muncul tampilan seperti
gambar di bawah ini :
Apabila kami menemukan pajak terkait yang sudah lunas dan tersimpan di Klikpajak,
kami akan memunculkan pajak tersebut. Pilihlah pajak yang ingin Anda laporkan dalam
pelaporan SPT Anda, lalu klik ‘Lapor pajak terkait’. (Langkah ini hanya muncul apabila
Anda melakukan pembayaran di Klikpajak).
4. Setelah itu Masukan file Pelaporan CSV. Jika CSV Anda terbaca oleh sistem, akan
tampil seperti gambar dibawah ini
5. Setelah itu masukkan PDF laporan keuangan di field yang tersedia. Nama file PDF
wajib sama dengan nama file CSV yang ingin dilaporkan dibelakangnya diikuti dengan
kode ‘LK
6. Lampiran PDF yang terdapat pada tab Lampiran lainnya bersifat opsional dan dapat
diupload menggunakan nama file PDF yang sama dengan nama file CSV yang ingin
dilaporkan diikuti dengan kode masing-masing sesuai ketentuan
7. Setelah Anda yakin dengan data pajak yang ingin Anda laporkan, maka pilih
‘Laporkan’ pada button yang berwana hijau. Anda akan dibawa ke halaman Status
efilling. setelah pelaporan Anda sudah berhasil maka akan muncul Pelaporan Anda
sedang diproses oleh DJP dan tinggal menunggu Bukti Pelaporan Elektronik (BPE)
8. Jika status lapor berhasil maka SPT dan telah menerima NTTE, akan otomatis pindah
dibagian Arsip Pajak. BPE juga akan Anda terima di email yang terdaftar di Klik Pajak.
Anda bisa melihat status lapor dengan cara mengklik Arsip Pajak, lalu pilih Pajak sudah
lapor. Maka akan tampil seperti contoh gambar berikut ini
9. Sebagai informasi, BPE juga dapat diunduh di dalam aplikasi dengan masuk ke bagian
Arsip Pajak lalu mengklik titik tiga disebelah pojok kanan lalu pilih unduh bukti lapor
seperti pada contoh berikut. Pelaporan SPT Masa Anda telah selesai