2018
e-ISSN: 2597-436X
ABSTRACT
This study aims to create and develop innovation of low-corn food products of anti
nutritional compounds and as an effort to develop the potential areas that have not been fully
processed into foodstuff products in the form of wet noodles that must be highly nutritious. This
study compared three methods of lowering the anti-inflammatory immersion 24 hours, 24 hours
germination and 24 hours fermentation with the focus of protein test parameters, protein
digestibility, fiber, phytate and starch. The results obtained concluded that germination
treatment has effectiveness in obtaining the best parameters with the following specification of
protein 10,64%, protein digestibility 80,59%, fiber 1,50%, phytate 440,66 mg/g and starch
45,23% .
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menciptakan dan mengembangkan inovasi produk pangan berbahan
baku jagung rendah senyawa anti nutrisi dan sebagai upaya pengembangan potensi daerah
yang belum terolah secara maksimal menjadi produk sediaan pangan berbentuk mie basah
yang pastinya bernutrisi tinggi. Penelitian ini membandingkan tiga metoda dalam menurunkan
senyawa anti nutrisi perendaman 24 jam, perkecambahan 24 jam dan fermentasi 24 jam
dengan fokus parameter uji protein, daya cerna protein, serat, fitat dan pati. Hasil yang
diperoleh menyimpulkan bahwa perlakuan perkecambahan memiliki keefektifan dalam
memperoleh parameter terbaik dengan spesifikasi sebagai berikut protein 10,64%, daya cerna
protein 80,59%, serat 1,50%, fitat 440,66 mg/g dan pati 45,23%.
45
p-ISSN : 2087-9679 Jurnal Teknologi Pangan Vol 9 (1): 45-50 Th. 2018
e-ISSN: 2597-436X
termasuk anti nutrisi dan perendaman terlalu selama selama 24 jam Parameter uji pada
lama mengakibatkan nutrisi lainnya akan masing-masing jagung meliputi: uji
larut dalam air. Lanjutannya adalah metoda protein, pati, serat kasar, fitat dan daya
perkecambahan. Perkecambahan merupakan cerna protein
metoda untuk memperbaiki nutrisi dan
komponen fungsionalnya, karena proses
HASIL DAN PEMBAHASAN
perkecambahan dapat mengubah kandungan
pati menjadi dekstrin dan bagian yang lebih Hasil analisa efek perendaman,
kecil, lemak dihidrolisis menjadi asam perkecambahan dan fermentasi terhadap
lemak dan beberapa mineral seperti kalsium parameter protein, daya cerna protein, serat,
dan besi menjadi bentuk yang lebih bebas, fitat dan pati pada masing- masing
sehingga lebih mudah dicerna dan diserap perlakuan disajikan pada Tabel 1.
dalam saluran pencernaan, sehingga dalam
penelitian ini difokuskan pada penentuan
Protein
metoda yang tepat dalam menurunkan Berdasarkan hasil pengujian yang di
senyawa antinutrisi dan meningkatkan sajikan pada Tabel 1 terhadap parameter
nutrisi jagung yang diaplikasikan pada protein jagung berkisar antara 10,34–
produk mie jagung basah, sehingga dalam 10,64%, terdapat perbedaan persentase
penelitian ini ingin mengetahui metoda protein yang diperoleh. Protein paling ren-
yang paling efektif dalam menurunkan dah terdapat pada perlakuan fermentasi
senyawa anti nutrisi pada jagung dan yaitu 10,34% dan protein paling tinggi
karakter kimia jagung lainnya. terdapat pada perlakuan perkecambahan
yaitu 10,64%. Grafik kadar protein jagung
METODE dengan tiga metoda disajikan Gambar 1.
Selama perendaman biji jagung,
Penelitian ini menggunakan jagung protein alami dalam jagung yang larut air
dengan varietas Indurata dengan usia 3 (albumin), terlarut dan terbuang dalam air
bulan. Terdapat 3 metoda yang diterapkan perendaman, sehingga membuat kadar
yaitu: 1)Perendaman, jagung yang telah protein setelah perendaman cenderung
dipipil kemudian direndam selama 24 jam menurun. Menurut Anglemeir (1976)
untuk selanjutnya dilakukan pengujian, selama perendaman akan terjadi penurunan
2)Perkecambahan, jagung yang telah dipipil yang disebabkan karena terlepasnya ikatan
kemudian direndam selama 12 jam, untuk protein sehingga protein terlarut dalam air
selanjutnya dikecambahkan. Proses per- (albumin), larut air garam (globulin), larut
kecambahan jagung dilakukan dengan cara alkohol (prolamin), dan larut dalam larutan
menghamparkan biji jagung diatas karung asam atau basa (gluten). Selain itu
goni yang lembab selama 24 jam dan perendaman juga mengakibatkan perubahan
dilanjutkan dengan pengujian, 3)Fermentasi, biologi yaitu pecahnya berbagai komponen
jagung yang telah dipipil kemudian menjadi senyawa yang lebih sederhana.
direndam dakam air dan ditambahkan ragi
dengan perbandingan 1:1 dan dibiarkan
Tabel 1. Hasil uji parameter tiga metoda
Parameter Uji
Metoda Protein Daya Cerna Serat (%) Fitat (mg/g) Pati(%)
% Protein (%)
Perendaman 10,21 78,23 0,93 613,63 50,37
Perkecambahan 10,64 80,59 1,50 440,66 45,23
Fermentasi 10,34 78,32 1,32 520,21 40,33
46
p-ISSN : 2087-9679 Jurnal Teknologi Pangan Vol 9 (1): 45-50 Th. 2018
e-ISSN: 2597-436X
10.4
komponen lainnnya seperti protein.
10.3
10.2 Daya Cerna Protein
10.1
10
Berdasarkan hasil pengujian yang di
sajikan pada Tabel 1 terhadap parameter
9.9
Perendaman Perkecambahan Fermentasi daya cerna protein jagung berkisar antara
Metoda 78,23-80,59%, terdapat perbedaan
persentase daya cerna protein yang
Gambar 1. Kadar protein jagung diperoleh. Daya cerna protein paling rendah
Menurut Rumiyati et al. (2012) terdapat pada perlakuan perendaman yaitu
selama perkecambahan akan terjadi 78,23% dan daya cerna protein paling
beberapa perubahan komposisi protein. Hal tinggi terdapat pada perlakuan
sama disimpulkan oleh Inyang dan Zakari perkecambahan yaitu 80,59%. Grafik daya
(2008) yang menyebutkan bahwa cerna protein jagung dengan tiga metoda
perkecambahan dapat meningkatkan disajikan pada Gambar 2.
kandungan protein pada serealia dan
kacang-kacangan, hal ini disebabkan 81
adanya hidrolisis protein serta hasil aktivitas 80.5
Daya Cerna Protein (%)
47
p-ISSN : 2087-9679 Jurnal Teknologi Pangan Vol 9 (1): 45-50 Th. 2018
e-ISSN: 2597-436X
Protein terkandung dalam bahan makanan karena jagung mengandung serat larut dan
setelah dikonsumsi akan dihidrolisis tidak larut air. Jenis serat yang terdapat pada
menjadi asam amino oleh enzim jagung sebagian besar terdiri dari potassium,
pencernaan, asam amino inilah yang pospor, magnesium dan sulfur yang
selanjutnya akan diserap oleh usus untuk semuanya larut air.
dialirkan keseluruh tubuh untuk digunakan Hampir sama dengan perendaman,
dalam pembentukan jaringan baru dan maka proses perkecambahan dan fermentasi
mengganti jaringan yang rusak. Salah satu akan merombak kandungan serat bahan.
bentuk penyerapan protein adalah ditandai Menurut Mamoudou et al. (2006) per-
dengan peningkatan berat badan. kecambahan akan meningkatkan enzim β
amylaααse yang akan menghidrolisis
Serat dinding sel yang terjadi selama
Berdasarkan hasil pengujian yang di perkecambahan. Degdradasi β glukanase
sajikan pada Tabel 1 terhadap parameter dimana akan mendegradasi dinding sel
serat jagung berkisar antara 0,93-1,50%, endosparma dan α amylase dimana sebagian
terdapat perbedaan persentase serat yang besar prosesnya mendegradasi senyawa
diperoleh. Serat paling rendah terdapat makro termasuk pati.
pada perlakuan perendaman yaitu 0,93%
dan serat paling tinggi terdapat pada Fitat
perlakuan perkecambahan yaitu 1,50%. Berdasarkan hasil pengujian yang di
Grafik serat jagung dengan tiga metoda sajikan pada Tabel 1 terhadap parameter
disajikan pada Gambar 3. fitat berkisar antara 440,66-613,63 mg/g
terdapat perbedaan persentase fitat yang
1.6 diperoleh. Fitat paling rendah terdapat pada
1.4 perlakuan perkecambahan yaitu 440,66 dan
1.2 fitat paling tinggi terdapat pada perlakuan
Serat (%)
Metoda 400
48
p-ISSN : 2087-9679 Jurnal Teknologi Pangan Vol 9 (1): 45-50 Th. 2018
e-ISSN: 2597-436X
dukung oleh Idris et al. (2005) yang bertambah dan penurunan ini juga terjadi
menyatakan bahwa perendaman dapat akibat proses leaching. Hal ini hampir sama
merombak asam fitat sebanyak 52-65%. dengan efep fermentasi dan perkecambahan
Selama perendaman biji mentah akan terjadi yang dilakukan.
peningkatan enzim fitase sehingga
pemecahan fitat akan berlangsung, selain itu
juga akan terjadi pelarutan fitat kedalam air 60
rendamnnya dan hal ini terjadi pada proses
fermentasi juga. Penurunan asam fitat pada 50
biji jagung selain disebabkan karena 40
Pati (%)
akstivitas enxim fitase juga disebabkan
sebagian besar fitat larut dalam air 30
rendaman. 20
Mamoudou et al. (2006), proses
10
perkecambahan dapat meningkatkan enzim
fitase untukmemecah asam fitat, selain itu 0
prosesperkecambahan dapat mengakibatkan Perendaman Perkecambahan Fermentasi
perombakan antinutrisi, peningkatan Metoda
bioavabilitas mineral dan meningkatkan Gambar 5.Grafik pati jagung
sejumlah asam amino esensial dan
peningkatan makronutrien dalam sistem Menurut Mamoudou et al. (2006)
pencernaan. Asam fitat dapat direduksi perkecambahan akan mereduksi pati.
selama perkecambahan karena adanya Aktivitas kadar amilosa dan amilopektin
aktivitas fitase selama perkecambahan yang pada beberapa varietas jagung berbeda-beda
akan mendegradasi fitat menjadi asam setelah perkecambahan, sehingga
organic. Narsih et al. (2012b) menyebutkan perkecambahan dapat merubah aktivitas
perendaman dan perkecambahan dapat amylase dan enzim fenolik. Perkecambahan
meningkatkan nutrisi yang terdapat pada biji dapat menginduksi sintesa enzim hidrolitik
seperti sorgum. seperti reduksi asam fitat dan beberapa
komponen lainnya.Penurunan kandungan
Pati pati setelah perkecambahan dapat juga
Berdasarkan hasil pengujian yang di disebabkan karenapati dipecah oleh amilase
sajikan pada Tabel 1 terhadap parameter pati namun menghasilkan peningkatan gula
berkisar antara 40,33-50,37% terdapat sederhana. Menurut Munck (1991) selama
perbedaan persentase pati yang diperoleh. tahap pertama proses perkecambahan biji
Pati paling rendah terdapat pada perlakuan barley, enzim β-glukanase mendegradasi
fermentasi yaitu 40,33% dan pati paling dinding sel endosperma dan α amilase
tinggi terdapat pada perlakuan perendaman menurunkan pati.
yaitu 50,37%. Grafik pati jagung dengan
tiga metoda disajikan pada Gambar 5. KESIMPULAN
Pada proses perendaman kandungan
pati pada biji jagung dapat mengalami Metoda yang efektif dalam menurunkan
penurunan, penurunan sebesar 2 unit pada senyawa fitat dan dapat meningkatkan
setiap peningkatan waktu perendaman. Hal protein, daya cerna protein, serat dan pati
ini dimungkinkan karena saat perendaman pada jagung adalah dengan perkecambahan
bakteri asam laktat yang dihasilkan dapat dengan nilai yang diperoleh sebagai berikut:
mereduksi komponen pati menjadi senyawa protein 10,64%, daya cerna protein 80,59%
sederhana seperti glukosa dan maltose, serat 1,50%, pati 45,23% dan fitat 440,66
sehingga saat terjadinya perendaman pati mg/g.
yang mengalami perombakan akan semakin
49
p-ISSN : 2087-9679 Jurnal Teknologi Pangan Vol 9 (1): 45-50 Th. 2018
e-ISSN: 2597-436X
50